SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
SINOPSIS

              PRANATA HUKUM: Sebuah Telaah Sosiologis

      ( Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Hukum )




                                Oleh :

                   FREINGKY A. NDAUMANU, S.H.

                      NIM : 11/322217/PHK/06731




PROGRAM PASCASARJARNA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA
                            YOGYAKARTA

                          MAGISTER HUKUM

                                 2011




                                                                    1
PERKEMBANGAN STUDI HUKUM



   ORTHODOX
                                      SOCIOLOGICAL                 NORMALOGI
JURISPRODENCE(
JURISPRODENCE
    Normative                        JURISPRODENCE
                                                                (Law as it should be)
                                   (Normative & Theoritical
 Theoritical Study of
        Law)                       Study with Social Empiris)




              SOCIO-
              SOCIO-LEGAL STUDIES
              (Pragmatic Social Investigation
                    of Law in Action)
              Efektivitas Bekerjanya Hukum




                                                                   NOMOLOGI
            SOCIOLOGYOF LAW
                                                                   (Law as it is)
         (Empirical-Theoritical Study of
            Law in Social Context)

Normalogi adalah ilmu yang mengkaji tentang norma, dapat disebut juga das sollen atau
Isi UUD (seharusnya); sedangkan Nomologi adalah ilmu yang mengkaji tentang perilaku
hukum, dapat disebut juga das sain yang terjadi dalam kehidupan riil masyarakat
termasuk perilaku institusi - institusi negara; dan Norma adalah pedoman perilaku.




                                                                                        2
PERIODE NOMOLOGI
                        ( Pembentukan Sosiologi Hukum)


                       SOCIOLOGY OF LAW
         (Emprical-Theoritical Study Of Law in Social Context)

    Hubungan antar lembaga hukum
    Struktur sosial dari hukum :
    1. Hubungan Nilai Sosial dengan Hukum
    2. Pola Lapisan Sosial dengan Hukum
    Hubungan antara :
    1. Lembaga Hukum dengn Ekonomi
    2. Lembaga hukum dengan Politik
    3. Lembaga hukum dengan lembaga sosial lainnya
    Perubahan Sosial dan Hukum :
    1. Hukum dan implikasinya terhadap perubahan sosial
    2. Perubahan sosial dan implikasinya terhadap perubahan
    hukum




       PERBANDINGAN ILMU HK & SOS.HUKUM

             ILMU HUKUM                         SOSIOLOGI HUKUM


Obyek : Ketentuan Hukum Sbg Alat        Obyek = Perilaku Hukum : Aktual
        Penil ai Perilaku Hukum                 atau Terd okumentasi

Orientasi : Menil ai dalam rangka pola- Orientasi = menemp atkan Peri laku hk
        r isasi perilaku hukum : B enar       sbg. dasar membangun teori
        vs Salah                            * Hukum = bag ian sistem sosial
   * Pemahaman h k sec.komprehensif         * Peri laku hk = bagian perilaku
     dan Konsisten                            sosial


Teori P endukung = Teor i Hukum         Teori Pen dukung = Teori Sosiologi Hk


Metode :                                Metode :
   * Preskri ptif                          * Deskriptif
   * Deduktif                              * Eksplanatif




                                                                                3
TRADISI BESAR                                  TRADISI BARU
Penguasaan Hukum Positif                Theory building
Menerapkan Hukum                        Pendidikan keilmuan
Problem solving                         Legal scientist
Pragmatis                               Legal theorist
Pendidikan professional                 Deskriptif
Vocational traning                      Ilmu dasar
“Legal Craftmanship”
“Legal Mechanic”
Perspektif                              Penelitian sosiologi
Ilmu terapan
Peneltian doktrinal




                                  POLA PENEGAKAN HUKUM
 ASPEK                    Konservatif                          Progresif
 Asumsi         Hukum sbg sentral                    Manusia sbg sentral
                Manusia Sbg alat dari hukum          Hukum sbg alat dari manusia
Posisi Hk      Sbg pedoman yg final & mutlak     Sbg pedoman yg tdk pernah final
                Sekali dibuat & diberlakukan      Hukum terus mengalami penye-
                tdk mungkin ada perubahan         suaian
                Hrs ditegakkan sbgmn adanya       Penegakannya disesuaikan
                                                 dengan kondisi sosial yg ada
  Tujuan        Terwujudnya kepastian hukum          Terujudnya kepentingan bersam a
                Pencapaian keadilan formal           Pencapaian keadilan sosial

 Orientasi     Menekankan pada :             Menekankan pada
                Tekstual = Konsep & Rumusan   Kontekstual = mendasarkan pd
                           mjd kata kunci         semangat yg mendasari hk
                Prosedural = ketepatan meka-  Tercapainya tujuan = dpt terjadi
                   nisme mjd syarat sahnya        pengabaian thd prosedur




                                                                                       4
Perubahan Basis Hukum

         ABAD XVII                  ABAD VVIII-XX                    ABAD XXI
Community                     Negara                       Globalisasi
Sosial                        Community of States          Community of interest
Boderless World               Domestic nasional law        Boderless World
Sosiologis                    Internasional law            Tradisional practice
                              Sumber hukum                 Tradisional Corporation
                              Relativisme                  Tradisional Capitalis
                              Yuridis                      Kedaulatan kelas
                                                           Tradisional information
                                                           Exchange
                                                           Sosiologis



 GIANFRANCO POGGI

 1. Feodalisme




 2. Standestaat

     -    Lahirnya sistem pengorganisasian masyarakat yang baru.
     -    Acuan teritorial.
     -    Penguasa - Stande : Penduduk yang mempunyai status sama.
     -    Pembuatan hukum - ”dualistik”.
     -    Perkembangan negara - negara Pengausa - Kekuasaan mutlak.

                                                                                     5
-   Tahap Absolut - Dalam kehidupan hukum dan kenegaraan.

3. Masyarakat Sipil

   -   Keluarga borjuasi - kompetensi ekuilibirium
   -   Badan : menyelenggarakan hukum bersifat publik.
   -   Kedudukan berdaulat.




MARC GALANTER, menurut beliau ”hukum modern”, yaitu :

   •   Bentuk tertulis
   •   Berlaku diseluruh wilayah negara
   •   Peraturannya bersifat uniform
   •   Bersifat teritorial
   •   Sebagai sarana yang secara sadar untuk mewujudkan keputusan - keputusan
       politik masyarakat.




                                                                            6
WEBER, membagi perkembangan hukum rational menjadi 4 tahap :

   1) Pengadaan hukum melalui pewahyuan secara kharismatik.
   2) Pengadaan dan penemuan hukum secara empiris.
   3) Pengadaan hukum melalui pembebanan dari atas, yaitu dari kekuatan
      sekuler/teokratis.
   4) Penggarapan hukum secara sistematis dan penyelenggaraan hukum yang
      dilakukan secara profesional oleh mereka yang mendapatkan pendidikan hukum
      dengan ciri - ciri ilmiah dan logis formal.




                                                                              7
”BEKERJANYA HUKUM”




Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa :

1) Setiap peraturan hukum memberitahu tentang bagaimana seorang pemegang
   peranan (rule occupant) itu diharapkan bertindak. Bagaimana seorang itu akan
   bertindak   sebagai respons    terhadap   peraturan   hukum   merupakan     fungsi-
   peraturan-peraturan yang ditujukan    kepadanya, sanksi-sanksinya, aktivitas dari
   lembaga-lembaga pelaksana serta keseluruhan kompleks sosial, politik dan lain-
   lainnya mengenai dirinya.

2) Bagaimana    lembaga-lembaga     pelaksana   itu akan   bertindak   sebagai respons
   terhadap peraturan hukum merupakan        fungsi peraturan-peraturan hukum yang


                                                                                    8
ditujukan kepada mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial,
   politik dan lain-lainnya yang mengenai diri mereka serta umpan balik        yang
   datang dari pemegang peranan.

3) Bagaimana para pembuat undang-undang itu akan bertindak merupakan fungsi
   peraturan-peraturan   yang mengatur     tingkah laku mereka, sanksi-sanksinya,
   keseluruhan kompleks kekuatan    sosial, politik, ideologis dan lain-lainnya yang
   mengenai diri mereka serta umpan balik yang datang dari pemegang peran serta
   birokrasi.




                                                                                  9
Dalam tampilan yang lebih detail, wajah hukum yang regularities (pola – pola perilaku)
dapat tampil dalam dua tipologi berbeda. Pertama, wajah hukum yamg tampil sebagai intitusi
         pil
riil dan funsional dalam sistem kehidupan masyarakat, baik dalam proses pemuli
 iil                                                                    pemuliihan
ketertiban, penyelesaian sengketa maupun dalam proses pengarahan dan pembentukan pola
perilaku yang baru. Kedua, tampil sebagai makna – makna simbolik sebagaimana
                         ,
termanifestasi dan tersimak dalam aksi – aksi serta interakasi masyarakat.




I. CITA HUKUM




1. FUNGSI       CITA     HUKUM        DALAM       PEMBANGUNAN                HUKUM   YANG
   DEMOKRATIS

   Model Pembentukan Hukum yang Demokratis

     Pertama, secara makro proses penyusunan suatu produk hukum (peraturan) dalam
                                  penyusunan                                dala
tahapan sosiologis berlangsung dalam masyarakat dan ditentukan oleh tersedianya bahan
                                                                                bahan-


                                                                                        10
bahan di dalamnya. Apabila problem yang timbul tersebut dapat dimasukkan dalam agenda
pemerintah atau sebagai policy problems, maka perbincangan itu akan memasuki tahapan
kedua yang disebut tahapan politis. Tahapan ini berusaha mengidentifikasi dan kemudian
merumuskan lebih lanjut. Di sini, seluruh ide atau gagasan yang berhasil diidentifikasi dalam
proses sosiologis itu dipertajam lebih lanjut dalam wacana yang lebih kritis oleh kekuatan
yang ada dalam masyarakat.

     Setelah tahapan sosiologis dan politis dilalui, barulah proses pembuatan hukum
memasuki tahapan terakhir (ketiga) yang disebut “tahapan yuridis”. Pada tahapan ini lebih
memfokuskan diri pada masalah penyusunan dan pengorganisasian masalah-masalah diatur
kedalam rumusan-rumusan hukum. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses
pengorganisasian dan penyusunan rumusan-rumusan hukum itu antara lain aspek consistency,
sound arrangement dan normal usage. Proses yang tejadi pada tahapan yuridis ini pun tidak
bebas nilai melainkan selalu dalam kungkungan subsistem-subsistem non-yuridis, seperti
sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

                          TAHAP - TAHAP PEMBUATAN HUKUM


   Tahap Inisiasi             : Memunculkan suatu gagasan dalam masyarakat.
   Tahap Sosio-Politis        : Pematangan dan penajaman gagasan.
   Tahap Yuridis             : Penyusunan bahan ke dalam rumusan hukum dan kemudian
                               diundangkan.

   Proses Transformasi Sosial Dalam Hukum

     Didalam proses mengidentifikasi dan merumuskan problem kebijaksanaan sangat
ditentukan oleh para pelaku yang terlibat, baik secara individu maupun kelompok didalam
masyarakat. Disamping itu, faktor lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya, keamanan,
geografi dan sebagainya dapat berpengaruh dan menjadi bahan atau input bagi sistem politik
yang terdiri dari lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif partai – partai politik, tokoh
masyarakat, dan sebagainya. Semuanya berinteraksi dalam suatu kegiatan atau proses untuk
mengubah input menjadi output. Proses ini, oleh Easton disebut dengan withinputs,
conversion process dan the black box.




                                                                                          11
2. PERGESERAN PARADIGMA HUKUM DARI PARADIGMA KEKUASAAN
    MENUJU PARADIGMA MORAL

    Paradigma Kekuasaan dan Tatanan Hukum

      Kualitas hukum kita menjadi hukum otoriter dengan memperlihatkan ciri-ciri otoritarian
antara lain sebagai berikut : (1). Kaidah dasar otoliter, (2).Kaidah dasar di atas konstitusi,
(3).Hukum yang membudak, (4).Birokrasi Totalitarian, (5).Trias Politika pro-forma, (6). Kepatuhan
terpaksa, (7).Tipe rekayasa merusak.


                                  PENGARUH MASA TRANSISI SOSIAL TERHADAP
                                       PERILAKU HUKUM ABNORMAL


                                                                      PERILAKU HUKUM
                                                                     ABNORMAL YG KHAS
                                                                   KORUPSI BERJAMAAH
                                                                   DI KALANGAN
                     MASA TRANSISI                                 KONFLIK INSTITUSI HK
                                         Belum Adanya pedoman
                                           Berperilaku yg sama     BARU DG YG LAMA
                      Politik Otoriter
                             ke          Dlm Menjalankan Peranan   PENEMPATAN SATU
                        Demokrasi
                                                                   BIDANG HK sbg “LEX
                                                                   SUPER SPECIALIS”
                                                                   PENEGAKAN HK YG BLM
                                                                   SISTEMIK


                                                                                              12
II. BUDAYA HUKUM




1. PERANAN KULTUR HUKUM DALAM PENEGAKAN HUKUM

     Penegakan hukum hendaknya tidak dilihat sebagai suatu yang berdiri sendiri, melainkan
selalu berada diantara berbagai faktor (interchange). Dalam konteks yang demkian itu, titik
tolak pemahaman terhadap hukum tidak sekedar sebagai suatu “rumusan hitam putih” (blue
print) yang ditetapkan dalam berbagai bentuk peraturan perundang – undangan. Hukum
hendaknya dilihat sebagai suatu gejala yang dapat diamati didalam masyarakat antara lain
melalui tingkah laku masyarakatnya.


                                                                                        13
14
Hukum Sebagai Suatu Sistem




     Bicara soal hukum sebagai suatu sistem, Lawrence M. Friedman mengemukakan
adanya komponen – komponen yang terkandung dalam hukum itu :

   1. Komponen struktur, adalah kelembagaan yang diciptakan oleh sistem hukum seperti
      pengadilan negeri, pengadilan administrasi yang mempunyai fungsi untuk mendukung
      bekerjanya sistem itu sendiri. Komponen sruktur ini memungkinkan pemberian
      pelayanan dan penggarapan hukum secara teratur.
   2. Komponen substansi yang berupa norma hukum, baik itu peraturan – peraturan,
      keputusan – keputusan dan sebagainya yang semuanya dipergunakan oleh para
      penegak hukum maupun oleh mereka yang diatur.
   3. Komponen hukum yang bersifat kultural. Ia terdiri dari ide – ide, sikap – sikap,
      harapan dan pendapat tentang hukum. Kultur hukum ini dibedakan antara internal
      legal culture yaitu kultur hukumnya lawyer dan judged’s. dan external legal culture
      yakni kultur hukum masyarakat pada umumnya.




   Hukum dan Struktur Masyarakat

     Hubungan fungsional antara sistem hukum dan masyarakatnya diuraikan oleh Emile
Durkheim yang membedakan antara masyarakat dengan “solidaritas mekanik” dengan tipe

                                                                                      15
hukumnya “represif”, dan masyarakat denga “solidaritas organik” dengan tipe hukumnya
                                    dengan
“restitutif”. Hubungan antara perkembangan hukum dengan perkembangan masyarakat ini
                              perkemb ngan
juga diuraikan oleh H.L.A. Hart dan Bredemeier, yaitu :




                                                                                 16
17
2. PENGARUH BUDAYA HUKUM TERHADAP FUNGSI HUKUM

   Melembagakan Nilai Hukum Baru

     Untuk dapat menanamkan nilai – nilai baru sehingga dapat melembaga sebagai pola –
pola tingkah laku yang baru di masyarakat, maka perlu ada proses pelembagaan dan
                               masyarakat,
internalisasi dalam rangka pembentukan kesadaran hukum masyarakat. Bagaimanakah proses
                                                       masyarak .
pelembagaan tersebut berjalan dapat dilihat pada formula tentang proses pelembagaan.
Efektivitas menanam adalah hasil yang positif dari penggunaan tenaga manusia, alat – alat,
                                                                     manusi
organisasi dan metoda untuk menanamkan lembaga baru di dalam masyarakat Penggunaan
                                                        alam masyarakat.
tenaga manusia disini adalah bagaimana birokrasi itu bekerja. Dalam proses ini dibutuhkan
komitmen    yang   tulus
                     lus   dan   kemampuan    yang   tinggi   dari   para   petugas   dalam
mengimplementasikan kebijaksanaan yang tertuang dalam hukum itu.




3. PEMBINAAN KESADARAN HUKUM

   Motivasi Bertingkah Laku

     Menghadapi produk hukum yang cenderung memasukkan unsur – unsur baru itu,
apakah sesorang pemegang peran akan bertindak sesuai dengan ketentuan hukum seperti itu
                                                                       ukum
atau tidak, sangat bergantung pada tiga variabel utama, antara lain : (1) apakah normanya
telah disampaikan; (2) apakah norma – normanya serasi dengan tujuan – tujuan yang
diterapkan bagi posisi itu; (3) apakah si pemegang peran digerakkan oleh motivasi yang
menyimpang. Pendapat Seidman tersebut menunjukan bahwa selain sosialisasi dan
sinkronisasi produk hukum, faktor motivasi juga ikut mempengaruhi tingkah laku seseorang
pemegang peran dalam menaati isi produk hukum tersebut. Seidman membuat suatu model
                                              tersebut               at



                                                                                         18
yang berkamar empat untuk menunjukkan hubungan antara bentuk tingkah laku dengan
motivasi para pemegang peran, sebagai berikut :




   Pertimbangan Pembuatan Hukum

     Setiap peraturan hukum tentulah mempunyai tujuannya sendiri yang ingin dicapai,
untuk itu diperlukan suatu usaha yang sistematis meliputi teknik – teknik perundang –
undangan yang dipakai. Strategi yang ditempuh ini pun sangat mirip dengan cara – cara
pemecahan masalah dalam manajemen ilmiah. A. Podgorecki mengembangkan empat asas
pokok yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan tujuan sosial yang dikehendaki, yakni :

     (1) Suatu penggambaran yang baik mengenai situasi yang dihadapi;
     (2) Membuat suatu analisa mengenai penilaian – penilaian yang ada dan
         menempatkannya dalam suatu urutan hirarki. Analisis disini meliputi pula perkiraan
         mengenai apakah cara – cara yang dipakai tidak akan lebih menimbulkan suatu efek
         yang baik malah memperburuk keadaan;
     (3) Melakukan verifikasi hipotesis – hipotesis, seperti apakah suatu cara yang
         dipikirkan untuk dilakukan itu pada akhirnya membawa kita kepada tujuan
         sebagaimana yang dikehendaki; dan
     (4) Pengukuran terhadap efek peraturan – peraturan yang ada.




                                                                                         19

Contenu connexe

Tendances

Makalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johnyMakalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johnyTotok Priyo Husodo
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataNeyna Fazadiq
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
11 penemuan hukum
11 penemuan hukum11 penemuan hukum
11 penemuan hukummudanp.com
 
Tindak Pidana dalam KUHP
Tindak Pidana dalam KUHPTindak Pidana dalam KUHP
Tindak Pidana dalam KUHPMuhaiminL
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slideMael Aja
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.UtrechPet-pet
 
Sumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasiSumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasiMuslimin B. Putra
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Sumber Hukum Internasional
Sumber Hukum InternasionalSumber Hukum Internasional
Sumber Hukum Internasionalmayasungeb
 

Tendances (20)

Makalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johnyMakalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johny
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Hukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat dan Hukum PublikHukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat dan Hukum Publik
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdata
 
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARANEGARA HUKUM DANHUKUM ADMINISTRASI NEGARA
NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
11 penemuan hukum
11 penemuan hukum11 penemuan hukum
11 penemuan hukum
 
Tindak Pidana dalam KUHP
Tindak Pidana dalam KUHPTindak Pidana dalam KUHP
Tindak Pidana dalam KUHP
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
 
Sumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasiSumber sumber hukum administrasi
Sumber sumber hukum administrasi
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Sumber Hukum Internasional
Sumber Hukum InternasionalSumber Hukum Internasional
Sumber Hukum Internasional
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Ilmu negara
Ilmu negaraIlmu negara
Ilmu negara
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 

Similaire à Sinopsis pranata hukum

Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukumKau Hatiku
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptAndyWarnet99
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxIlyasAlbar
 
Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu HukumPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu HukumAnto Kolarov
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukumocoysan
 
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptxISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptxAkunPremium123
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptasifsardari
 
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptMATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptKukuhDt
 
Pengantar-Anthropologi-Hukum.ppt
Pengantar-Anthropologi-Hukum.pptPengantar-Anthropologi-Hukum.ppt
Pengantar-Anthropologi-Hukum.pptDewiAuliaSantika
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukummudanp.com
 
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfTUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfkarisma46
 

Similaire à Sinopsis pranata hukum (20)

Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
 
Filsafat hukum dan Teori Hukum
Filsafat hukum  dan Teori HukumFilsafat hukum  dan Teori Hukum
Filsafat hukum dan Teori Hukum
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.ppt
 
Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu HukumPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
 
Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu HukumPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
 
Legal realism ppt
Legal realism pptLegal realism ppt
Legal realism ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum
 
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptxISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
 
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisiplinerKebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
 
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 
Law Sociology
Law SociologyLaw Sociology
Law Sociology
 
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptMATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
 
Pengantar-Anthropologi-Hukum.ppt
Pengantar-Anthropologi-Hukum.pptPengantar-Anthropologi-Hukum.ppt
Pengantar-Anthropologi-Hukum.ppt
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfTUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
 

Plus de Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia

Plus de Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia (15)

Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
 
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
 
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
Kedudukan hukum negara terhadap benda menurut teori leon duguit dan aplikasin...
 
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
 
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenangTinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
 
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di in...
 
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINERKEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
 
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
Pengawasan terhadap produk hukum yang berbentuk keputusan tata usaha negara m...
 
Teori hukum
Teori hukumTeori hukum
Teori hukum
 
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasionalFungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
Fungsi pengawasan politik dalam pembentukan hukum nasional
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridisKetidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
Ketidakabsahan suatu produk hukum karena mengalami kekurangan yuridis
 
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesiaPenggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
 
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunan
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunanPeranan filsafat pancasila dalam pembangunan
Peranan filsafat pancasila dalam pembangunan
 
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
Konsekuensi yuridis dari kemajemukan bangsa indonesia terhadap pembangunan hu...
 

Sinopsis pranata hukum

  • 1. SINOPSIS PRANATA HUKUM: Sebuah Telaah Sosiologis ( Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Hukum ) Oleh : FREINGKY A. NDAUMANU, S.H. NIM : 11/322217/PHK/06731 PROGRAM PASCASARJARNA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA MAGISTER HUKUM 2011 1
  • 2. PERKEMBANGAN STUDI HUKUM ORTHODOX SOCIOLOGICAL NORMALOGI JURISPRODENCE( JURISPRODENCE Normative JURISPRODENCE (Law as it should be) (Normative & Theoritical Theoritical Study of Law) Study with Social Empiris) SOCIO- SOCIO-LEGAL STUDIES (Pragmatic Social Investigation of Law in Action) Efektivitas Bekerjanya Hukum NOMOLOGI SOCIOLOGYOF LAW (Law as it is) (Empirical-Theoritical Study of Law in Social Context) Normalogi adalah ilmu yang mengkaji tentang norma, dapat disebut juga das sollen atau Isi UUD (seharusnya); sedangkan Nomologi adalah ilmu yang mengkaji tentang perilaku hukum, dapat disebut juga das sain yang terjadi dalam kehidupan riil masyarakat termasuk perilaku institusi - institusi negara; dan Norma adalah pedoman perilaku. 2
  • 3. PERIODE NOMOLOGI ( Pembentukan Sosiologi Hukum) SOCIOLOGY OF LAW (Emprical-Theoritical Study Of Law in Social Context) Hubungan antar lembaga hukum Struktur sosial dari hukum : 1. Hubungan Nilai Sosial dengan Hukum 2. Pola Lapisan Sosial dengan Hukum Hubungan antara : 1. Lembaga Hukum dengn Ekonomi 2. Lembaga hukum dengan Politik 3. Lembaga hukum dengan lembaga sosial lainnya Perubahan Sosial dan Hukum : 1. Hukum dan implikasinya terhadap perubahan sosial 2. Perubahan sosial dan implikasinya terhadap perubahan hukum PERBANDINGAN ILMU HK & SOS.HUKUM ILMU HUKUM SOSIOLOGI HUKUM Obyek : Ketentuan Hukum Sbg Alat Obyek = Perilaku Hukum : Aktual Penil ai Perilaku Hukum atau Terd okumentasi Orientasi : Menil ai dalam rangka pola- Orientasi = menemp atkan Peri laku hk r isasi perilaku hukum : B enar sbg. dasar membangun teori vs Salah * Hukum = bag ian sistem sosial * Pemahaman h k sec.komprehensif * Peri laku hk = bagian perilaku dan Konsisten sosial Teori P endukung = Teor i Hukum Teori Pen dukung = Teori Sosiologi Hk Metode : Metode : * Preskri ptif * Deskriptif * Deduktif * Eksplanatif 3
  • 4. TRADISI BESAR TRADISI BARU Penguasaan Hukum Positif Theory building Menerapkan Hukum Pendidikan keilmuan Problem solving Legal scientist Pragmatis Legal theorist Pendidikan professional Deskriptif Vocational traning Ilmu dasar “Legal Craftmanship” “Legal Mechanic” Perspektif Penelitian sosiologi Ilmu terapan Peneltian doktrinal POLA PENEGAKAN HUKUM ASPEK Konservatif Progresif Asumsi Hukum sbg sentral Manusia sbg sentral Manusia Sbg alat dari hukum Hukum sbg alat dari manusia Posisi Hk Sbg pedoman yg final & mutlak Sbg pedoman yg tdk pernah final Sekali dibuat & diberlakukan Hukum terus mengalami penye- tdk mungkin ada perubahan suaian Hrs ditegakkan sbgmn adanya Penegakannya disesuaikan dengan kondisi sosial yg ada Tujuan Terwujudnya kepastian hukum Terujudnya kepentingan bersam a Pencapaian keadilan formal Pencapaian keadilan sosial Orientasi Menekankan pada : Menekankan pada Tekstual = Konsep & Rumusan Kontekstual = mendasarkan pd mjd kata kunci semangat yg mendasari hk Prosedural = ketepatan meka- Tercapainya tujuan = dpt terjadi nisme mjd syarat sahnya pengabaian thd prosedur 4
  • 5. Perubahan Basis Hukum ABAD XVII ABAD VVIII-XX ABAD XXI Community Negara Globalisasi Sosial Community of States Community of interest Boderless World Domestic nasional law Boderless World Sosiologis Internasional law Tradisional practice Sumber hukum Tradisional Corporation Relativisme Tradisional Capitalis Yuridis Kedaulatan kelas Tradisional information Exchange Sosiologis GIANFRANCO POGGI 1. Feodalisme 2. Standestaat - Lahirnya sistem pengorganisasian masyarakat yang baru. - Acuan teritorial. - Penguasa - Stande : Penduduk yang mempunyai status sama. - Pembuatan hukum - ”dualistik”. - Perkembangan negara - negara Pengausa - Kekuasaan mutlak. 5
  • 6. - Tahap Absolut - Dalam kehidupan hukum dan kenegaraan. 3. Masyarakat Sipil - Keluarga borjuasi - kompetensi ekuilibirium - Badan : menyelenggarakan hukum bersifat publik. - Kedudukan berdaulat. MARC GALANTER, menurut beliau ”hukum modern”, yaitu : • Bentuk tertulis • Berlaku diseluruh wilayah negara • Peraturannya bersifat uniform • Bersifat teritorial • Sebagai sarana yang secara sadar untuk mewujudkan keputusan - keputusan politik masyarakat. 6
  • 7. WEBER, membagi perkembangan hukum rational menjadi 4 tahap : 1) Pengadaan hukum melalui pewahyuan secara kharismatik. 2) Pengadaan dan penemuan hukum secara empiris. 3) Pengadaan hukum melalui pembebanan dari atas, yaitu dari kekuatan sekuler/teokratis. 4) Penggarapan hukum secara sistematis dan penyelenggaraan hukum yang dilakukan secara profesional oleh mereka yang mendapatkan pendidikan hukum dengan ciri - ciri ilmiah dan logis formal. 7
  • 8. ”BEKERJANYA HUKUM” Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa : 1) Setiap peraturan hukum memberitahu tentang bagaimana seorang pemegang peranan (rule occupant) itu diharapkan bertindak. Bagaimana seorang itu akan bertindak sebagai respons terhadap peraturan hukum merupakan fungsi- peraturan-peraturan yang ditujukan kepadanya, sanksi-sanksinya, aktivitas dari lembaga-lembaga pelaksana serta keseluruhan kompleks sosial, politik dan lain- lainnya mengenai dirinya. 2) Bagaimana lembaga-lembaga pelaksana itu akan bertindak sebagai respons terhadap peraturan hukum merupakan fungsi peraturan-peraturan hukum yang 8
  • 9. ditujukan kepada mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik dan lain-lainnya yang mengenai diri mereka serta umpan balik yang datang dari pemegang peranan. 3) Bagaimana para pembuat undang-undang itu akan bertindak merupakan fungsi peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik, ideologis dan lain-lainnya yang mengenai diri mereka serta umpan balik yang datang dari pemegang peran serta birokrasi. 9
  • 10. Dalam tampilan yang lebih detail, wajah hukum yang regularities (pola – pola perilaku) dapat tampil dalam dua tipologi berbeda. Pertama, wajah hukum yamg tampil sebagai intitusi pil riil dan funsional dalam sistem kehidupan masyarakat, baik dalam proses pemuli iil pemuliihan ketertiban, penyelesaian sengketa maupun dalam proses pengarahan dan pembentukan pola perilaku yang baru. Kedua, tampil sebagai makna – makna simbolik sebagaimana , termanifestasi dan tersimak dalam aksi – aksi serta interakasi masyarakat. I. CITA HUKUM 1. FUNGSI CITA HUKUM DALAM PEMBANGUNAN HUKUM YANG DEMOKRATIS Model Pembentukan Hukum yang Demokratis Pertama, secara makro proses penyusunan suatu produk hukum (peraturan) dalam penyusunan dala tahapan sosiologis berlangsung dalam masyarakat dan ditentukan oleh tersedianya bahan bahan- 10
  • 11. bahan di dalamnya. Apabila problem yang timbul tersebut dapat dimasukkan dalam agenda pemerintah atau sebagai policy problems, maka perbincangan itu akan memasuki tahapan kedua yang disebut tahapan politis. Tahapan ini berusaha mengidentifikasi dan kemudian merumuskan lebih lanjut. Di sini, seluruh ide atau gagasan yang berhasil diidentifikasi dalam proses sosiologis itu dipertajam lebih lanjut dalam wacana yang lebih kritis oleh kekuatan yang ada dalam masyarakat. Setelah tahapan sosiologis dan politis dilalui, barulah proses pembuatan hukum memasuki tahapan terakhir (ketiga) yang disebut “tahapan yuridis”. Pada tahapan ini lebih memfokuskan diri pada masalah penyusunan dan pengorganisasian masalah-masalah diatur kedalam rumusan-rumusan hukum. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pengorganisasian dan penyusunan rumusan-rumusan hukum itu antara lain aspek consistency, sound arrangement dan normal usage. Proses yang tejadi pada tahapan yuridis ini pun tidak bebas nilai melainkan selalu dalam kungkungan subsistem-subsistem non-yuridis, seperti sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. TAHAP - TAHAP PEMBUATAN HUKUM Tahap Inisiasi : Memunculkan suatu gagasan dalam masyarakat. Tahap Sosio-Politis : Pematangan dan penajaman gagasan. Tahap Yuridis : Penyusunan bahan ke dalam rumusan hukum dan kemudian diundangkan. Proses Transformasi Sosial Dalam Hukum Didalam proses mengidentifikasi dan merumuskan problem kebijaksanaan sangat ditentukan oleh para pelaku yang terlibat, baik secara individu maupun kelompok didalam masyarakat. Disamping itu, faktor lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya, keamanan, geografi dan sebagainya dapat berpengaruh dan menjadi bahan atau input bagi sistem politik yang terdiri dari lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif partai – partai politik, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Semuanya berinteraksi dalam suatu kegiatan atau proses untuk mengubah input menjadi output. Proses ini, oleh Easton disebut dengan withinputs, conversion process dan the black box. 11
  • 12. 2. PERGESERAN PARADIGMA HUKUM DARI PARADIGMA KEKUASAAN MENUJU PARADIGMA MORAL Paradigma Kekuasaan dan Tatanan Hukum Kualitas hukum kita menjadi hukum otoriter dengan memperlihatkan ciri-ciri otoritarian antara lain sebagai berikut : (1). Kaidah dasar otoliter, (2).Kaidah dasar di atas konstitusi, (3).Hukum yang membudak, (4).Birokrasi Totalitarian, (5).Trias Politika pro-forma, (6). Kepatuhan terpaksa, (7).Tipe rekayasa merusak. PENGARUH MASA TRANSISI SOSIAL TERHADAP PERILAKU HUKUM ABNORMAL PERILAKU HUKUM ABNORMAL YG KHAS KORUPSI BERJAMAAH DI KALANGAN MASA TRANSISI KONFLIK INSTITUSI HK Belum Adanya pedoman Berperilaku yg sama BARU DG YG LAMA Politik Otoriter ke Dlm Menjalankan Peranan PENEMPATAN SATU Demokrasi BIDANG HK sbg “LEX SUPER SPECIALIS” PENEGAKAN HK YG BLM SISTEMIK 12
  • 13. II. BUDAYA HUKUM 1. PERANAN KULTUR HUKUM DALAM PENEGAKAN HUKUM Penegakan hukum hendaknya tidak dilihat sebagai suatu yang berdiri sendiri, melainkan selalu berada diantara berbagai faktor (interchange). Dalam konteks yang demkian itu, titik tolak pemahaman terhadap hukum tidak sekedar sebagai suatu “rumusan hitam putih” (blue print) yang ditetapkan dalam berbagai bentuk peraturan perundang – undangan. Hukum hendaknya dilihat sebagai suatu gejala yang dapat diamati didalam masyarakat antara lain melalui tingkah laku masyarakatnya. 13
  • 14. 14
  • 15. Hukum Sebagai Suatu Sistem Bicara soal hukum sebagai suatu sistem, Lawrence M. Friedman mengemukakan adanya komponen – komponen yang terkandung dalam hukum itu : 1. Komponen struktur, adalah kelembagaan yang diciptakan oleh sistem hukum seperti pengadilan negeri, pengadilan administrasi yang mempunyai fungsi untuk mendukung bekerjanya sistem itu sendiri. Komponen sruktur ini memungkinkan pemberian pelayanan dan penggarapan hukum secara teratur. 2. Komponen substansi yang berupa norma hukum, baik itu peraturan – peraturan, keputusan – keputusan dan sebagainya yang semuanya dipergunakan oleh para penegak hukum maupun oleh mereka yang diatur. 3. Komponen hukum yang bersifat kultural. Ia terdiri dari ide – ide, sikap – sikap, harapan dan pendapat tentang hukum. Kultur hukum ini dibedakan antara internal legal culture yaitu kultur hukumnya lawyer dan judged’s. dan external legal culture yakni kultur hukum masyarakat pada umumnya. Hukum dan Struktur Masyarakat Hubungan fungsional antara sistem hukum dan masyarakatnya diuraikan oleh Emile Durkheim yang membedakan antara masyarakat dengan “solidaritas mekanik” dengan tipe 15
  • 16. hukumnya “represif”, dan masyarakat denga “solidaritas organik” dengan tipe hukumnya dengan “restitutif”. Hubungan antara perkembangan hukum dengan perkembangan masyarakat ini perkemb ngan juga diuraikan oleh H.L.A. Hart dan Bredemeier, yaitu : 16
  • 17. 17
  • 18. 2. PENGARUH BUDAYA HUKUM TERHADAP FUNGSI HUKUM Melembagakan Nilai Hukum Baru Untuk dapat menanamkan nilai – nilai baru sehingga dapat melembaga sebagai pola – pola tingkah laku yang baru di masyarakat, maka perlu ada proses pelembagaan dan masyarakat, internalisasi dalam rangka pembentukan kesadaran hukum masyarakat. Bagaimanakah proses masyarak . pelembagaan tersebut berjalan dapat dilihat pada formula tentang proses pelembagaan. Efektivitas menanam adalah hasil yang positif dari penggunaan tenaga manusia, alat – alat, manusi organisasi dan metoda untuk menanamkan lembaga baru di dalam masyarakat Penggunaan alam masyarakat. tenaga manusia disini adalah bagaimana birokrasi itu bekerja. Dalam proses ini dibutuhkan komitmen yang tulus lus dan kemampuan yang tinggi dari para petugas dalam mengimplementasikan kebijaksanaan yang tertuang dalam hukum itu. 3. PEMBINAAN KESADARAN HUKUM Motivasi Bertingkah Laku Menghadapi produk hukum yang cenderung memasukkan unsur – unsur baru itu, apakah sesorang pemegang peran akan bertindak sesuai dengan ketentuan hukum seperti itu ukum atau tidak, sangat bergantung pada tiga variabel utama, antara lain : (1) apakah normanya telah disampaikan; (2) apakah norma – normanya serasi dengan tujuan – tujuan yang diterapkan bagi posisi itu; (3) apakah si pemegang peran digerakkan oleh motivasi yang menyimpang. Pendapat Seidman tersebut menunjukan bahwa selain sosialisasi dan sinkronisasi produk hukum, faktor motivasi juga ikut mempengaruhi tingkah laku seseorang pemegang peran dalam menaati isi produk hukum tersebut. Seidman membuat suatu model tersebut at 18
  • 19. yang berkamar empat untuk menunjukkan hubungan antara bentuk tingkah laku dengan motivasi para pemegang peran, sebagai berikut : Pertimbangan Pembuatan Hukum Setiap peraturan hukum tentulah mempunyai tujuannya sendiri yang ingin dicapai, untuk itu diperlukan suatu usaha yang sistematis meliputi teknik – teknik perundang – undangan yang dipakai. Strategi yang ditempuh ini pun sangat mirip dengan cara – cara pemecahan masalah dalam manajemen ilmiah. A. Podgorecki mengembangkan empat asas pokok yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan tujuan sosial yang dikehendaki, yakni : (1) Suatu penggambaran yang baik mengenai situasi yang dihadapi; (2) Membuat suatu analisa mengenai penilaian – penilaian yang ada dan menempatkannya dalam suatu urutan hirarki. Analisis disini meliputi pula perkiraan mengenai apakah cara – cara yang dipakai tidak akan lebih menimbulkan suatu efek yang baik malah memperburuk keadaan; (3) Melakukan verifikasi hipotesis – hipotesis, seperti apakah suatu cara yang dipikirkan untuk dilakukan itu pada akhirnya membawa kita kepada tujuan sebagaimana yang dikehendaki; dan (4) Pengukuran terhadap efek peraturan – peraturan yang ada. 19