SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  39
Disusun oleh :
Hensen Frederich Lumban Tobing
4133131024
KIMIA DIK C 2013
Pendahuluan
Senyawa organohalogen digunakan secara meluas dalam
masyarkat medern. Sebagai pelarut, insektisida, dan bahan-
bahan dalam sintesis senyawa organik. Kebanyakan senyawa
organohalogen adalah sintetik. Senyawa organohalogen agak
jarang ditemukan dalam alam.
Banyak senyawa organohalogen bersifat racun(toxic) dan
harus digunakan dengan hati-hati. Misalnya pelarut-pelarut
karbon tetraklorida (CCl4) dan klorofom (CHCl3) mengakibatkan
kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Insektisida yang
mengandung halogen-halogen (seperti DDT) digunakan secara
meluas dalam pertanian ; namun penggunaan ini merosot
akhir-akhir ini karena efek yang merusak lingkungan. Di pihak
lain beberapa senyawa halogen tampaknya sangat aman dan
beberapa digunakan sebagai pematirasa hirupan. Contoh
anastetika ini adalah halotena (CF3CHBrCl) dan metoksi flurana
(CH3OCF2CHCl2).
1. Beberapa Tipe Senyawa
Organohalogen
Senyawa yang mengadung hanya karbon, hidrogen dan suatu
atom halogen dapat dibagi menjadi tiga kategori :
 Alkil Halida (RX)
CH3I
iodometana kloroetana
 Aril Halida (ArX)
bromobenzena bifenil poliklor
 Halida Vinilik
kloroetena
2. Sifat Fisis Alkana Terhalogensasikan
Nama Iupac Nama Trivial Rumus Td, 0c Rapatan Pada 200C G/Ml
klorometana metil klorida CH3Cl -24 gas
diklorometana metilena klorida CH2Cl2 40 1,34
triklorometana klorofom CHCl3 61 1,49
tetraklorometana karbon
tetraklorida
CCl4 77 1,60
bromometana metil bromida CH3Br 5 gas
iodometana metil iodida CH3I 43 2,28
Tabel diatas memaparkan nama, titk didih dan rapatan
(density) bebrapa alakan terhalogenasikan. Kecuali fluor, atom-atom
halogen lebih berat dibnadingkan dengan atom karbon atau hidrogen.
Kenaikan bobot molekul dan bertambahnya polarizabilitas
(yangmeningkatkan tarikan van der waals) karena atom halogen
disubtitusikan ke dalam molekul hidrokarbon, meyebabkan kenaikan
titik didih suatu deret senyawa. Misalnya, bandingkan titik didih CH3Cl,
CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4
3. Tata Nama dan Klasifikasi Alkil Halida
Nama Iupac Nama Trivial Rumus Td, 0c Rapatan Pada 200C G/Ml
klorometana metil klorida CH3Cl -24 gas
diklorometana metilena klorida CH2Cl2 40 1,34
triklorometana klorofom CHCl3 61 1,49
tetraklorometana karbon
tetraklorida
CCl4 77 1,60
bromometana metil bromida CH3Br 5 gas
iodometana metil iodida CH3I 43 2,28
IUPAC : 2-klorobutana Bromosikloheksana
Trivial : sec-butil klorida sikloheksil bromida
Metil Halida:
CH3F CH3Cl CH3Br CH3I
Fluorometana klorometana bromometana iodometana
Alkil Halida Primer : Satu gugus alkil terikat pada karbon ujung
CH3 ----- CH2Br (CH3)3C --- CH2Cl
bromoetana 1-kloro-2,2-dimetilpropana
(iodometil)sikloheksana
CH2I
Alkil Halida Sekunder : (dua gugus alkil terikat pada karbon ujung )
CH3
CH3CH2CH---Br
2-bromobutana klorosiklopentana
Alkil Halida Tersier ( tiga gugus alkil terikat pada ujung)
2-kloro-2metilpropana 1-bromo-1-metilsiklopentana
Tinjauan Pendahuluan Mengenai Reaksi
Subtitusi dan Eliminasi
a. Reaksi Subtitusi
Atom karbon ujung satu alkil halida mempunyai muatan positif
parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain
apa saj yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared)
dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subtitusi- suatu reaksi dalam
mana satu atom, ion atau gugus disubtitusikan unhtuk (mengantikan)
atom, ion atau gugus lain.
bromometana metanol
Dalam reaksi subtitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi
(leving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat
digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion halida
merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion ini merupakan
basanyang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan
gugus pergi yang baik.
++ XR YYR X
stronger
base
weaker
base
K > 1
Br F+ NaF + NaBr
SB WB
Br I
+ NaI + NaBr (s)
WB SB
acetone
Gugus pergi merupakan basa lemah
Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F
L.G. baik
Lebih reaktif
L.G. buruk
Kurang reaktif
Reaksi
umum :
Contoh ::
Basa
kuat
Basa
lemah
Basa
kuat
Basa
lemah
b. Reaksi Eliminasi
Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat
terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah kehilangan
atom-atom atau ion-ion dari dalam strukturnya. Produk organik suatu
reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida ; oleh
karena itu reaksi ini juga disebut reaksi dehidrohalogenasi,
1-bromo-1,1-dimethylethane 2-methylpropene
Br
+ +
EtONa
EtOH
61% 20% 19%
Br
+
EtONa
EtOH
71% 29%
2-bromobutane
2-butene
1-butene
80%
20%
30% 50%
Beberapa Reaksi Eliminasi
c. Reaksi-Reaksi Bersaingan
Sebuah ion hidrroksida atau alkoksida (RO-) dapat bereaksi sebagai
suatu nukleofil dalam suatu reaksi eliminasi. Tipe reaksi mana yang
sebenarnya terjadi bergantung pada sejumlah faktor, seperti struktur alkil
halida (primer 10 , sekunder 20 , tersier 30 ), kuat basa, macam pelarut dan
temperatur.
Primer :
100 %
Sekunder :
80 %20 %
Tersier :
95 %5 %
d. Nukleofilitas Lawan Kebebasan
Pada suasan yang sesuai, semua basa dapat bertindak sebagai
nukleofil. Sebaliknya, semua nukleofil dapat bertindak sebagai basa.
Dalam masa-masa kasus, pereaksi (reagent) bereaksi dengan cara
menyumbangkan sepasang elektronnya untuk membentuk suatu
ikatan sigma baru.
5. Reaksi SN2
Reaksi bromometana dengan ion hidroksida yang
menghasilkan etanol dan ion bromida adalah suatu reaksi SN2
yang khas (berarti “subtitusi, nukleofilik, bimolekular”). Boleh
dikatakan metil halida tau alkil halida primer apa saja, beraksi SN2
dengan nukleofil yang agak kuat : -OH, -CN dan lain-lain.
a. Mekanisme Reaksi
Keadaan Transisi
Keadaan Transisi: tingkat transisi berenergi tinggi (tidak stabil dan
tidak dapat diisolasi), melalui terbentuknya secara parsial ikatan
C-Nu dan putusnya ikatan C-X.
Mekanisme reaksi SN2 hanya terjadi pada alkil halida
primer dan sekunder. Nukleofil yang meyerang adalah nukleofil
kuat yaitu :-OH, -CN, CH3O-. Serangan dilakukan dari belakang.
b. Sterokimia Reaksi SN2
Bila sebuah nukleofil menabrak sisi belakang atom karbon tetrahedral
yang terikat pada sebuah halogen, dua peristiwa terjadi sekaligus : 1.
Ikatan baru mulai terbentuk, dan 2. ikatan C-X mulai patah
pereaksi keadaan transisi : emergi
potensial tinggi, mampu
kembali pereaksi atau terus
ke prooduk
produk
Ikatan parsial
c. Energi Reaksi SN2
Diagram Energi Reaksi SN2
d. Kinetika Reaksi SN2
Contoh: CH3Br + OH–  CH3OH + Br–
V = k[CH3I][OH–], bimolekular
 Kedua spesi terlibat dalam tahap penentu laju reaksi
Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F
 Pemutusan ikatan C-X terlibat dalam penentu laju reaksi
 serentak, mekanisme satu tahap
CH3Br + OH–
CH3OH + Br–
[HO---CH3---Br]–
6. Reaksi SN1
Alkil halida tersier mengalami subtitusi dengan suatu
mekanisme yang berlainan, yang disebut reaksi SN1(subtitusi,
nukleofilik, unimolekular). Hasil eksperimen yang diperoleh dari
reaksi SN1 cukup berbeda dari hasil dalm reaksi SN2. Jika suatu
alkil halida yang mengandung karbon C-X yang kiral,
mengalami suatu reaksi SN1, maka akan diperoleh produk
subtitusi rasemik (bukan prosuk inversi seperti yang diperoleh
dalam reaksi SN2).
a. Mekanisme Reaksi SN1
Reaksi SN1 adalah reaksi ion. Reaksi SN1 suatu alkil halida tersier
adalah reaksi bertahap (stepwise reaction). Tahap pertama berupa
pematahan alkil halida menjadi sepasang ion : ion halida dan
sebuah karbokation, suatu ion dalam mana atom krbon
mengemban suatu muatan positif. Karena reaksi SN1 melibatkan
ionisasi, reaksi-reaksi ini dibantu oleh pelarut polar, seperti H2O, yang
dapat menstabilkan ion dengan cara solvasi (solvation)
Ikatan C-Br putus
Serangan nukleofil terhadap
karbokation
Disosiasi proton
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
b. Sterokimia Reaksi SN1
CH3CH2
Br
H
CH3 CH3CH2
OH
H
CH3 CH3CH2
H
OH
CH3+
H2O
racemic
CH3CH2 C
H
CH3
+
OH2
OH2
sp2
, trigonal planar
Suatu karbokation (juga disebut ion karbonium) adalah atom
karbon yang mengikat hanya tiga gugus. Karena hanya tiga gugus,
maka ikatan ke gugus-gugus ini terletak dalam sebuah bidang, dan
sudut yang diapit oleh dua ikatan sekitar 1200. Untuk mencapai geometri
ini, karbon positif berhibridisasi –sp2 dan memiliki orbital p yang kosong.
c. Energi Reaksi SN1
Diagram Energi Reaksi SN1
d. Kinetika Reaksi SN1
C
CH3
H3C
CH3
Br CH3OH CH3C
CH3
CH3
O CH3 HBr+ +

3º, tidak melalui SN2
V = k[(CH3)3CBr] unimolekular
 Penetu laju reaksi tergantung hanya pada (CH3)3CBr
RBr + CH3OH
R+
ROCH3 + HBr
e. Stabilitas Karbokation
Stabilitas R+ : 3º > 2º >> 1º > CH3
+
Raktivitas R-X terhadap SN1: 3º > 2º >> 1º > CH3X
CH3
+
1º R+
2º R+
3º R+
Kemungkinan
penataan ulang
7. Reaksi Subtitusi Halida Alilik dan Benzilik
Terdapat dua macam halida yang berbeda dari alkil halida dalam
sifat pada reaksi SN1 dan SN2, yakni halida alilik dan halida benzilik
Sebuah atom atau gugus yang terikat pada atom karbon
didamping salah satu atom karbon sp2, masing-masing berada pada
posisi alil atau posisi benzil.
a. Reaksi SN1
Naiknya
laju SN1
Halida Laju relatif
CH3CH2X 1.0a
CH2=CHCH2X 33
C6H5CH2X 380
(C6H5)2HX -105
a reaksi yang teramati agaknya berjalan SN2
Tabel. Laju relatif bebrapa halida organik pada kondisi SN1 yang khas
b. Reaksi SN2
Halida Laju relatif
CH3X 30
CH3CH2X 1
(CH3)2CHX 0,025
CH2=CHCH2X 40
C6H5CH2X 120
Tabel. Laju relatif rata-rata beberapa halida dalam suatu reaksi SN2 yang khas
8. Reaksi E1
Mekanisme reaksi E1 merupakan alternatif dari reaksi SN1. Karbokation
dapat memberikan proton kepada suatu basa dalam suatu reaksi.
Mekanisme E1 terdiri dari 2 tahap :
Tahap 1 :
(bejalan lambat)
Tahap 2 :
(bejalan cepat)
a. Energi Reaksi E1
d+
energi
Koordinat reaksi
C
H
C
Br
C
H
C
Br
d-
d
+
C C
H
C C
H
d+
C C + H+
+
intermediate
9. Reaksi E2
Reaksi E2 menggunakan basa kuat seperti –OH, -OR, dan juga
membutuhkan kalor, dengan memanaskan alkil halida dalam KOH
atau CH3CH2ONa dalam etanol.
Primer Sekunder Tersier
naiknya laju E2
a. Energi Reaksi E2
energi
Koordinate reaksi
C C
H O
H
Br-
..
:
..
__
H O
C C
Br
H
..
:H O
C C
H
Br
d-
d-
Kondisi transisi
b. Sterokimia Reaksi E2
Dalam keadaan transisi suatu eliminasi E2, basa yang
menyerang dan gugus yang pergi umumnya sejauh mungkin, atau
anti.
H
C C
X
H
C C
X
anti periplanar
-kebanyakan molekul
dapat mengadopsi
konformasi lebih mudah
Eliminasi E2 biasanya terjadi ketika H dan X adalah anti
Anti Eliminasi
CH3
Br
Br
CH3
+
EtONa
EtOH
"
"
major minor
major
CH3
Br
H
H
CH3
Br
H
H
but
Br harus aksial untuk menjadi anti terhadap H:
Br anti terhadap kedua H
 produk berorientasi
Zaitsev
Br anti hanya pada H yang
memberikan produk
berorientasi non-Zaitsev
Penjelasan contoh :
tetapi
KOH
ethanol
heat
(E)-isomer (Z)-isomer
??? ???
C C
Br
H
CH3
CH3
H
C C
CH3 CH3
H t-butyl
C C
H CH3
CH3 t-butyl
t-butyl
(S,S)-diastereomer
KOH
ethanol
heat
(E)-isomer (Z)-isomer
??? ???
C C
Br
H
H
CH3
CH3
t-butyl
C C
CH3 CH3
H T-butyl
C C
H CH3
CH3
t-butyl
(R,S)-diastereomer
10. Faktor-Faktor Yang Mengatur Reaksi
Eliminasi dan Subtitusi
1. Alkil Halida : jenis alkil halida yang bereaksi mempengaruhi
reaksi yang terjadi subtitusi atau eliminasi, SN2 atau SN1 atau E1
atau E2.
2. Nukleofil atau Basa : sifat kebasaan mempengaruhi sifat
nukleofilik suatu senyawa.
3. Pelarut : kemampuan pelarut dalam mensolvasi ion-ion akan
mempengaruhi jenis reaksi apa yang terjadi.
4. Konsentrasi Nukleofil atau Basa : konsentrasi nukleofil atau basa
mempengaruhi reaksi yang terjadi dan mempengaruhi laju
reaksi yang terjadi.
5. Temperatur : kenaikan suhu dapat mempengaruhi terjadinya
proses reaksi eliminasi dan subtitusi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH


Contenu connexe

Tendances

Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Reaksi Eliminasi
Reaksi EliminasiReaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasielfisusanti
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Rifki Ristiovan
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikIrma Rahmawati
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilikelfisusanti
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasiNhia Item
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 

Tendances (20)

Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
 
Reaksi Eliminasi
Reaksi EliminasiReaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi
 
Stereokimia tep thp
Stereokimia tep thpStereokimia tep thp
Stereokimia tep thp
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilik
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Alkana
AlkanaAlkana
Alkana
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 

Similaire à Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi

Similaire à Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi (20)

Substitusi, eliminasi, adisi
Substitusi, eliminasi, adisiSubstitusi, eliminasi, adisi
Substitusi, eliminasi, adisi
 
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
 
Alkilhalida
AlkilhalidaAlkilhalida
Alkilhalida
 
Alkilhalida
AlkilhalidaAlkilhalida
Alkilhalida
 
Materi hidrokarbon
Materi hidrokarbonMateri hidrokarbon
Materi hidrokarbon
 
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.pptreaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
 
ALKIL HALIDA
ALKIL HALIDAALKIL HALIDA
ALKIL HALIDA
 
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkunaITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
 
kimia organik-1 Revisi.pptx
kimia organik-1 Revisi.pptxkimia organik-1 Revisi.pptx
kimia organik-1 Revisi.pptx
 
Haloalkana
HaloalkanaHaloalkana
Haloalkana
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbon
 
Alkil halida oleh dr
Alkil halida  oleh  drAlkil halida  oleh  dr
Alkil halida oleh dr
 
alkohol & eter
alkohol & eteralkohol & eter
alkohol & eter
 
Kimor
KimorKimor
Kimor
 
Alkil Halida
Alkil HalidaAlkil Halida
Alkil Halida
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilik
 
Bbbbbb
BbbbbbBbbbbb
Bbbbbb
 
Reaksi senyawa karbon
Reaksi senyawa karbonReaksi senyawa karbon
Reaksi senyawa karbon
 
Alkil halida
Alkil halidaAlkil halida
Alkil halida
 
Alkil Halida
Alkil HalidaAlkil Halida
Alkil Halida
 

Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi

  • 1. Disusun oleh : Hensen Frederich Lumban Tobing 4133131024 KIMIA DIK C 2013
  • 2. Pendahuluan Senyawa organohalogen digunakan secara meluas dalam masyarkat medern. Sebagai pelarut, insektisida, dan bahan- bahan dalam sintesis senyawa organik. Kebanyakan senyawa organohalogen adalah sintetik. Senyawa organohalogen agak jarang ditemukan dalam alam. Banyak senyawa organohalogen bersifat racun(toxic) dan harus digunakan dengan hati-hati. Misalnya pelarut-pelarut karbon tetraklorida (CCl4) dan klorofom (CHCl3) mengakibatkan kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Insektisida yang mengandung halogen-halogen (seperti DDT) digunakan secara meluas dalam pertanian ; namun penggunaan ini merosot akhir-akhir ini karena efek yang merusak lingkungan. Di pihak lain beberapa senyawa halogen tampaknya sangat aman dan beberapa digunakan sebagai pematirasa hirupan. Contoh anastetika ini adalah halotena (CF3CHBrCl) dan metoksi flurana (CH3OCF2CHCl2).
  • 3. 1. Beberapa Tipe Senyawa Organohalogen Senyawa yang mengadung hanya karbon, hidrogen dan suatu atom halogen dapat dibagi menjadi tiga kategori :  Alkil Halida (RX) CH3I iodometana kloroetana  Aril Halida (ArX) bromobenzena bifenil poliklor  Halida Vinilik kloroetena
  • 4. 2. Sifat Fisis Alkana Terhalogensasikan Nama Iupac Nama Trivial Rumus Td, 0c Rapatan Pada 200C G/Ml klorometana metil klorida CH3Cl -24 gas diklorometana metilena klorida CH2Cl2 40 1,34 triklorometana klorofom CHCl3 61 1,49 tetraklorometana karbon tetraklorida CCl4 77 1,60 bromometana metil bromida CH3Br 5 gas iodometana metil iodida CH3I 43 2,28 Tabel diatas memaparkan nama, titk didih dan rapatan (density) bebrapa alakan terhalogenasikan. Kecuali fluor, atom-atom halogen lebih berat dibnadingkan dengan atom karbon atau hidrogen. Kenaikan bobot molekul dan bertambahnya polarizabilitas (yangmeningkatkan tarikan van der waals) karena atom halogen disubtitusikan ke dalam molekul hidrokarbon, meyebabkan kenaikan titik didih suatu deret senyawa. Misalnya, bandingkan titik didih CH3Cl, CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4
  • 5. 3. Tata Nama dan Klasifikasi Alkil Halida Nama Iupac Nama Trivial Rumus Td, 0c Rapatan Pada 200C G/Ml klorometana metil klorida CH3Cl -24 gas diklorometana metilena klorida CH2Cl2 40 1,34 triklorometana klorofom CHCl3 61 1,49 tetraklorometana karbon tetraklorida CCl4 77 1,60 bromometana metil bromida CH3Br 5 gas iodometana metil iodida CH3I 43 2,28
  • 6. IUPAC : 2-klorobutana Bromosikloheksana Trivial : sec-butil klorida sikloheksil bromida Metil Halida: CH3F CH3Cl CH3Br CH3I Fluorometana klorometana bromometana iodometana Alkil Halida Primer : Satu gugus alkil terikat pada karbon ujung CH3 ----- CH2Br (CH3)3C --- CH2Cl bromoetana 1-kloro-2,2-dimetilpropana (iodometil)sikloheksana CH2I
  • 7. Alkil Halida Sekunder : (dua gugus alkil terikat pada karbon ujung ) CH3 CH3CH2CH---Br 2-bromobutana klorosiklopentana Alkil Halida Tersier ( tiga gugus alkil terikat pada ujung) 2-kloro-2metilpropana 1-bromo-1-metilsiklopentana
  • 8. Tinjauan Pendahuluan Mengenai Reaksi Subtitusi dan Eliminasi
  • 9. a. Reaksi Subtitusi Atom karbon ujung satu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain apa saj yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subtitusi- suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau gugus disubtitusikan unhtuk (mengantikan) atom, ion atau gugus lain. bromometana metanol
  • 10. Dalam reaksi subtitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion halida merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion ini merupakan basanyang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan gugus pergi yang baik. ++ XR YYR X stronger base weaker base K > 1 Br F+ NaF + NaBr SB WB Br I + NaI + NaBr (s) WB SB acetone Gugus pergi merupakan basa lemah Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F L.G. baik Lebih reaktif L.G. buruk Kurang reaktif Reaksi umum : Contoh :: Basa kuat Basa lemah Basa kuat Basa lemah
  • 11. b. Reaksi Eliminasi Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah kehilangan atom-atom atau ion-ion dari dalam strukturnya. Produk organik suatu reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida ; oleh karena itu reaksi ini juga disebut reaksi dehidrohalogenasi, 1-bromo-1,1-dimethylethane 2-methylpropene
  • 12. Br + + EtONa EtOH 61% 20% 19% Br + EtONa EtOH 71% 29% 2-bromobutane 2-butene 1-butene 80% 20% 30% 50% Beberapa Reaksi Eliminasi
  • 13. c. Reaksi-Reaksi Bersaingan Sebuah ion hidrroksida atau alkoksida (RO-) dapat bereaksi sebagai suatu nukleofil dalam suatu reaksi eliminasi. Tipe reaksi mana yang sebenarnya terjadi bergantung pada sejumlah faktor, seperti struktur alkil halida (primer 10 , sekunder 20 , tersier 30 ), kuat basa, macam pelarut dan temperatur. Primer : 100 % Sekunder : 80 %20 % Tersier : 95 %5 %
  • 14. d. Nukleofilitas Lawan Kebebasan Pada suasan yang sesuai, semua basa dapat bertindak sebagai nukleofil. Sebaliknya, semua nukleofil dapat bertindak sebagai basa. Dalam masa-masa kasus, pereaksi (reagent) bereaksi dengan cara menyumbangkan sepasang elektronnya untuk membentuk suatu ikatan sigma baru.
  • 15. 5. Reaksi SN2 Reaksi bromometana dengan ion hidroksida yang menghasilkan etanol dan ion bromida adalah suatu reaksi SN2 yang khas (berarti “subtitusi, nukleofilik, bimolekular”). Boleh dikatakan metil halida tau alkil halida primer apa saja, beraksi SN2 dengan nukleofil yang agak kuat : -OH, -CN dan lain-lain.
  • 16. a. Mekanisme Reaksi Keadaan Transisi Keadaan Transisi: tingkat transisi berenergi tinggi (tidak stabil dan tidak dapat diisolasi), melalui terbentuknya secara parsial ikatan C-Nu dan putusnya ikatan C-X. Mekanisme reaksi SN2 hanya terjadi pada alkil halida primer dan sekunder. Nukleofil yang meyerang adalah nukleofil kuat yaitu :-OH, -CN, CH3O-. Serangan dilakukan dari belakang.
  • 17. b. Sterokimia Reaksi SN2 Bila sebuah nukleofil menabrak sisi belakang atom karbon tetrahedral yang terikat pada sebuah halogen, dua peristiwa terjadi sekaligus : 1. Ikatan baru mulai terbentuk, dan 2. ikatan C-X mulai patah pereaksi keadaan transisi : emergi potensial tinggi, mampu kembali pereaksi atau terus ke prooduk produk Ikatan parsial
  • 18. c. Energi Reaksi SN2 Diagram Energi Reaksi SN2
  • 19. d. Kinetika Reaksi SN2 Contoh: CH3Br + OH–  CH3OH + Br– V = k[CH3I][OH–], bimolekular  Kedua spesi terlibat dalam tahap penentu laju reaksi Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> R-F  Pemutusan ikatan C-X terlibat dalam penentu laju reaksi  serentak, mekanisme satu tahap CH3Br + OH– CH3OH + Br– [HO---CH3---Br]–
  • 20. 6. Reaksi SN1 Alkil halida tersier mengalami subtitusi dengan suatu mekanisme yang berlainan, yang disebut reaksi SN1(subtitusi, nukleofilik, unimolekular). Hasil eksperimen yang diperoleh dari reaksi SN1 cukup berbeda dari hasil dalm reaksi SN2. Jika suatu alkil halida yang mengandung karbon C-X yang kiral, mengalami suatu reaksi SN1, maka akan diperoleh produk subtitusi rasemik (bukan prosuk inversi seperti yang diperoleh dalam reaksi SN2).
  • 21. a. Mekanisme Reaksi SN1 Reaksi SN1 adalah reaksi ion. Reaksi SN1 suatu alkil halida tersier adalah reaksi bertahap (stepwise reaction). Tahap pertama berupa pematahan alkil halida menjadi sepasang ion : ion halida dan sebuah karbokation, suatu ion dalam mana atom krbon mengemban suatu muatan positif. Karena reaksi SN1 melibatkan ionisasi, reaksi-reaksi ini dibantu oleh pelarut polar, seperti H2O, yang dapat menstabilkan ion dengan cara solvasi (solvation) Ikatan C-Br putus Serangan nukleofil terhadap karbokation Disosiasi proton
  • 23. b. Sterokimia Reaksi SN1 CH3CH2 Br H CH3 CH3CH2 OH H CH3 CH3CH2 H OH CH3+ H2O racemic CH3CH2 C H CH3 + OH2 OH2 sp2 , trigonal planar Suatu karbokation (juga disebut ion karbonium) adalah atom karbon yang mengikat hanya tiga gugus. Karena hanya tiga gugus, maka ikatan ke gugus-gugus ini terletak dalam sebuah bidang, dan sudut yang diapit oleh dua ikatan sekitar 1200. Untuk mencapai geometri ini, karbon positif berhibridisasi –sp2 dan memiliki orbital p yang kosong.
  • 24. c. Energi Reaksi SN1 Diagram Energi Reaksi SN1
  • 25. d. Kinetika Reaksi SN1 C CH3 H3C CH3 Br CH3OH CH3C CH3 CH3 O CH3 HBr+ +  3º, tidak melalui SN2 V = k[(CH3)3CBr] unimolekular  Penetu laju reaksi tergantung hanya pada (CH3)3CBr RBr + CH3OH R+ ROCH3 + HBr
  • 26. e. Stabilitas Karbokation Stabilitas R+ : 3º > 2º >> 1º > CH3 + Raktivitas R-X terhadap SN1: 3º > 2º >> 1º > CH3X CH3 + 1º R+ 2º R+ 3º R+ Kemungkinan penataan ulang
  • 27. 7. Reaksi Subtitusi Halida Alilik dan Benzilik Terdapat dua macam halida yang berbeda dari alkil halida dalam sifat pada reaksi SN1 dan SN2, yakni halida alilik dan halida benzilik Sebuah atom atau gugus yang terikat pada atom karbon didamping salah satu atom karbon sp2, masing-masing berada pada posisi alil atau posisi benzil.
  • 28. a. Reaksi SN1 Naiknya laju SN1 Halida Laju relatif CH3CH2X 1.0a CH2=CHCH2X 33 C6H5CH2X 380 (C6H5)2HX -105 a reaksi yang teramati agaknya berjalan SN2 Tabel. Laju relatif bebrapa halida organik pada kondisi SN1 yang khas
  • 29. b. Reaksi SN2 Halida Laju relatif CH3X 30 CH3CH2X 1 (CH3)2CHX 0,025 CH2=CHCH2X 40 C6H5CH2X 120 Tabel. Laju relatif rata-rata beberapa halida dalam suatu reaksi SN2 yang khas
  • 30. 8. Reaksi E1 Mekanisme reaksi E1 merupakan alternatif dari reaksi SN1. Karbokation dapat memberikan proton kepada suatu basa dalam suatu reaksi. Mekanisme E1 terdiri dari 2 tahap : Tahap 1 : (bejalan lambat) Tahap 2 : (bejalan cepat)
  • 31. a. Energi Reaksi E1 d+ energi Koordinat reaksi C H C Br C H C Br d- d + C C H C C H d+ C C + H+ + intermediate
  • 32. 9. Reaksi E2 Reaksi E2 menggunakan basa kuat seperti –OH, -OR, dan juga membutuhkan kalor, dengan memanaskan alkil halida dalam KOH atau CH3CH2ONa dalam etanol. Primer Sekunder Tersier naiknya laju E2
  • 33. a. Energi Reaksi E2 energi Koordinate reaksi C C H O H Br- .. : .. __ H O C C Br H .. :H O C C H Br d- d- Kondisi transisi
  • 34. b. Sterokimia Reaksi E2 Dalam keadaan transisi suatu eliminasi E2, basa yang menyerang dan gugus yang pergi umumnya sejauh mungkin, atau anti. H C C X H C C X anti periplanar -kebanyakan molekul dapat mengadopsi konformasi lebih mudah Eliminasi E2 biasanya terjadi ketika H dan X adalah anti Anti Eliminasi
  • 35. CH3 Br Br CH3 + EtONa EtOH " " major minor major CH3 Br H H CH3 Br H H but Br harus aksial untuk menjadi anti terhadap H: Br anti terhadap kedua H  produk berorientasi Zaitsev Br anti hanya pada H yang memberikan produk berorientasi non-Zaitsev Penjelasan contoh : tetapi
  • 36. KOH ethanol heat (E)-isomer (Z)-isomer ??? ??? C C Br H CH3 CH3 H C C CH3 CH3 H t-butyl C C H CH3 CH3 t-butyl t-butyl (S,S)-diastereomer
  • 37. KOH ethanol heat (E)-isomer (Z)-isomer ??? ??? C C Br H H CH3 CH3 t-butyl C C CH3 CH3 H T-butyl C C H CH3 CH3 t-butyl (R,S)-diastereomer
  • 38. 10. Faktor-Faktor Yang Mengatur Reaksi Eliminasi dan Subtitusi 1. Alkil Halida : jenis alkil halida yang bereaksi mempengaruhi reaksi yang terjadi subtitusi atau eliminasi, SN2 atau SN1 atau E1 atau E2. 2. Nukleofil atau Basa : sifat kebasaan mempengaruhi sifat nukleofilik suatu senyawa. 3. Pelarut : kemampuan pelarut dalam mensolvasi ion-ion akan mempengaruhi jenis reaksi apa yang terjadi. 4. Konsentrasi Nukleofil atau Basa : konsentrasi nukleofil atau basa mempengaruhi reaksi yang terjadi dan mempengaruhi laju reaksi yang terjadi. 5. Temperatur : kenaikan suhu dapat mempengaruhi terjadinya proses reaksi eliminasi dan subtitusi.