2. PENGERTIAN
• Lingkungan menurut UU No. 23 tahun
1997 Pasal 3 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup :
• “Lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua
benda,daya,keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.”
4. Usaha
Kesehatan
Lingkungan Suatu usaha untuk memperbaiki
atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar
merupakan media yang baik
untuk terwujudnya kesehatan
yang optimum bagi manusia yang
hidup di dalamnya.
5. Faktor-faktor Penentu Status Kesehatan Individu
maupun Masyarakat menurut Hendrik L.Blum
Keturunan
Perilaku
Pelayanan Kesehatan
Lingkungan : fisik, sosial,
ekonomi, budaya, dsb.
6. Permasalahan Kesehatan
Lingkungan di Indonesia
Penyediaan Air Bersih
Pengelolaan Air Buangan/Limbah Cair
Pengelolaan Sampah Padat
Sanitasi Makanan
Toksikologi Lingkungan
Manajemen Pengendalian vektor
Kesehatan Perumahan dan Pemukiman
7. Penyediaan Air Bersih
• Air Hujan
• Air Permukaan : Sungai, danau,
rawa,parit,selokan,bendungan,l
aut, dsb.Dapat dipakai sbg
bahan baku air
bersih,tergantung dari :
• Mutu air baku
• Banyaknya air baku
• Kontinuitas air baku
• Air Tanah
8. Mutu Air
• Standar Mutu Air Minum
• Standar Fisik : Suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan air
• Standar Biologik : Bebas kuman parasitik & patogen ; bakteri golongan E.
Coli
• Standar Kimiawi : pH, jumlah zat padat (Total Dissolved Solids), bahan-
bahan kimia
• Standar Radioaktifitas : benda-benda radioaktif yang mungkin terkandung
dalam air
9. Cara Pengolahan Air Limbah
secara Sederhana
• Pengenceran (Dillution)
• Air limbah diencerkan terlebih dahulu sampai mencapai konsentrasi
yg cukup rendah, baru dibuang ke badan-badan air
• Kolom Oksidasi (Oxidation ponds)
• Menggunakan prinsip pemanfaatan sinar matahari, ganggang,
bakteri, dan oksigen dlm proses pembersihan alami
• Irigasi
• Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yg digali dan air
akan merembes ke dasar dinding parit tsb.
10. PENGELOLAAN
SAMPAH PADAT
Sampah yaitu :
Adanya sesuatu benda atau zat padat atau bahan
Adanya hubungan langsung/tak langsung dgn aktifitas manusia
Benda atau bahan tsb tidak dipakai lagi,tidak disenangi
Dibuang dalam arti pembuangannya dg cara-cara yg diterima oleh
umum (perlu pengelolaan yg baik)
11. Sumber-sumber Sampah
• *Sampah yg berasal dari daerah pemukiman (domestic waste)
• *Sampah yg berasal dari daerah perdagangan
• *Sampah yg berasal dari jalan raya
• *Sampah-sampah industri
• *Sampah yg berasal dari daerah pertanian dan perkebunan
• *Sampah yg berasal dari daerah pertambangan
• *Sampah dari tempat-tempat umum
• *Sampah dari pemugaran/penghancuran gedung
• *Sampah dari tempat-tempat umum
12. PENGELOLAAN SAMPAH PADAT
• Pengelolaan sampah padat dimulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, tahap pengangkutan
serta tahap pembuangan atau pemusnahan.
• Adapun pengelolaan sampah padat ini meliputi hal-hal berikut ini:
• 1. Metode pengumpulan dan pengangkutan
• 2. Pengolahan pendahuluan, yaitu proses yang pada prinsipnya menyiapkan bahan masukan sampah
padat yang akan diolah sehingga sesuai dengan karakteristik teknologi pengolahannya, meliputi:
pemisahan sampah padat dan pengecilan ukuran sampah padat
• Pengolahan Pendahuluan
• Pemisahan
• Memisahkan beberapa komponen dari sampah yg sesuai dgn karakteristik yg dikehendaki sehingga
bahan-bahan yg terpakai dan tidak terpakai akan dipisahkan efektif dan efisien. Teknik yang digunakan
dari yang sederhana (handsorting: sortasi tangan), screening, magnetik, hingga secara elektronik
(elektrostatik) dan densitas tekanan tinggi (high density electrostatic separation)
13. • Pengecilan ukuran : memperkecil ukuran sampah sehingga mjd
efisien dlm pengolahan secra pembakaran dan pengkomposan. Alat
yang digunakan umumnya penggiling godam (hammermill),
pencacah (shredder), gerinda (grinder), pemipis(pulverizer)
• 3. Pengolahan sampah utk membuang/ memusnahkan sampah
agar tdk menumpuk/ berceceran di berbagai tempat yg akan
menimbulkan pencemaran, meliputi :
• Penumpukan (dumping) ; merupakan metode paling sederhana dan
sering dipakai di negara berkembang. Ada 2 macam yaitu: open
dumping dan sea dumping
• Pengkomposan (composting) : cara pemusnahan sampah denganjln
memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh miroorganisme
pembusuk, pada kondisi tertentu dlm wkt tertentu yg pd akhirnya
menghasilkan kompos/ pupuk. Tekniknya ada yg tradisional dan
modern (window composting) sortasi sampah organik saja,
kandungan air merata pd seluruh bagian sampah, kandungan
oksigen yg cukup dan tdk terdapat genangan air sampah
• Pembakaran (inceneration)
• Sanitary Landfill
14. • 4. Peralatan
• Alat Pelindung Diri : topi,masker,sarung
tangan,tutup telinga,pakaian
kerja,sepatu,kaca mata bila perlu,dll
• Alat Tambahan : pemadam kebakaran,
P3K, alat pengawas serangga, pengontrol
bau, ATK
• 5. Biaya : honor/gaji petugas, pembelian
alat-alat, biaya operasi/bahan bakar dan
pemeliharaan alat,pembelia tanah untuk
lokasi kantor, TPS, Dipo, dan TPA, serta
biaya lain seperti : listrik,air,telepon,dll.
15. SANITASI MAKANAN
• SANITASI MAKANAN meliputi kegiatan
usaha yang ditujukan pada kebersihan
dan kemurnian makanan agar tidak
menimbulkan penyakit.
• USAHA – USAHA SANITASI MAKANAN
meliputi tindakan-tindakan saniter yang
ditujukan pada semua tingkatan, sejak
makanan mulai dibeli , disimpan, diolah,
dan disajikan.
• Bahan makanan dapat merupakan
media perkembangbiakan kuman
penyakit atau dapat juga sebagai media
perantara penyebaran suatu penyakit
16. TUJUAN SANITASI
MAKANAN
• Menjamin keamanan dan
kemurnian makanan ,
mencegah konsumen dari
penyakit
• Mencegah penjualan
makanan yang merugikan
pembeli
• Mengurangi
kerusakan/pemborosan
makanan
17. USAHA – USAHA SANITASI
MAKANAN
*Keamanan makanan dan minuman yang
disediakan
*Hygiene perorangan dan praktek-praktek
penanganan makanan oleh karyawan
*Keamanan terhadap penyediaan air
*Pengelolaan makanan terhadap kontaminasi
selama dalam proses pengolahan, penyajian,
dan penyimpanannnya
pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat-
alat
18. PENGARUH MAKANAN TERHADAP KESEHATAN
MASYARAKAT
Ditinjau dari segi kesehatan lingkungan,
pengaruh makanan terhadap kesehatan yang
harus diperhatikan adalah peranan makanan
dan minuman sebagai berikut :
PARASIT seperti T. Saginata, T. Solium, D.
Lotum, T. Spiralis
MIKROORGANISME seperti S. Thypi, S.
Disentriae, Ricketsia
TOKSIN yang diproduksi oleh bakteri-bakteri
yang ada dalam makanan seperti
Staphylococcus atau C. Botulinum
19. ZAT-ZAT yang ditambahkan secara
sengaja dan ilegal atau secara
sengaja ditambahkan tanpa diketahui
dapat membahayakan kesehatan
PENGGUNAAN TANAMAN atau
bahan lain yang beracun sebagai
bahan makanan seperti jamur
beracun, tempe bongkrek.
20. KONTAMINASI
MAKANAN
Kontaminasi makanan mulainya
proses pembusukan
Bisa terjadi karena enzim di dalam
makanan bekerja secara alami
MAKANAN YANG BUSUK adalah
makanan yang sudah mengalami
proses sedemikian rupa, sehingga
tidak lagi bisa dimakan manusia.
Tapi, perlu dibedakan dengan
kerusakan makanan akibat fisik,
kimia dan biologis.
21. KRITERIA MAKANAN MASIH COCOK
DIMAKAN
• Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
• Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan
selanjutnya
• Bebas dari perubahan fisik, kimiawi yang tidak dikehendaki,
sebagai akibat dari pengaruh enzim, mikroba, hewan,
serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan fisik
• Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan
penyakit yang dihantarkan oleh makanan (Food Borne Illness)
22. PENGGOLONGAN MAKANAN
berdasarkan stabilisasi yang dimiliki
makanan
NONPERISHABLE FOOD, (STABLE FOOD) yaitu makanan yang stabil,
tidak mudah rusak kecuali diperlakukan tidak baik seperti gula, mie,
macaroni, tepung atau makanan kaleng.
SEMIPERISHABLE FOOD yaitu makanan yang semi stabil dan agak
mudah membusuk/rusak. Makanan ini tahan terhadap pembusukan
dalam waktu yang relatif lama
PERISHABLE FOOD, yaitu makanan yang tidak stabil dan mudah
membusuk seperti sayuran, buah, susu, daging
23. INFEKSI PENYAKIT MELALUI
MAKANAN
Food Borne Disease suatu
gejala penyakit yang timbul
akibat bahan makanan
mengandung mikroorganisme
atau toksinnya
Food Infection Gejala
penyakit yang timbul karena
mikroorganisme masuk dan
berkembang di dalam tubuh
melalui bahan makanan
Food Intoxication gejala
sakit yang timbul akibat
makan racun yang terdapat
dalam bahan makanan
24. MANAJEMEN PENGENDALIAN
VEKTOR
• Macam-macam Pengendalian
Vektor
• Pengendalian Kimiawi
• Pengendalian Mekanis
• Pengendalian cara Fisika
• Pengendalian cara Hayati
• Pengendalian cara Undang-
undang
• Pengendalian cara Terpadu
25. Pengendalian Vektor Non Kimiawi
• Pengelolaan Lingkungan (Environmental
Management)
• a.Modifikasi Lingkungan mengatur sistem
irigasi,penimbunan tempat-tempat yg dapat
menampung air, mengalirkan air yg
menggenamg hingga kering.
• b.Manipulasi Lingkungan membersihkan
tanamana air yg mengapung dari lagoon,
mengubah kadar garam dalam air.
• c. Mengurangi kontak vektor dengan orang
: menggunakan kelambu, memasang kasa
ventilasi.
26. Pengendalian Vektor Non Kimiawi
• Pemberantasan Vektor Secara
Biologis
• a. Menggunakan patogen dan
parasit
• b. Predator ikan Guppi dan ikan
kepala timah
• c. B.T.I.H.14 (Baccilus
thuringiensis H-14) Teknar E.C,
Bactimos granula, Bactimos
briquet.
• C. Pemberantasan Vektor cara
Genetik nyamuk jantan steril.
27. Pengendalian Kimiawi dengan
Insektisida
Penggunaan insektisida yang tepat merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan
pengendalian vektor.
Hal-hal yg perlu diperhatikan adalah ; dosis
insektisida, konsentrasi insektisida, alat semprot,
ukuran droplet, ukuran partikel, ukuran molekul.
29. TOKSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Toksikologi adalah studi mengenai efek-
efek yang tidak diinginkan (adverse
effect) dari zat-zat kimia terhadap
organisme hidup.
Toksikologi Lingkungan adalah suatu
studi tentang efek dari polutan terhadap
linbgkungan hidup serta bagaimana hal
ini dapat mempengaruhi ekosistem.
30. Dosis-Respons
Karakteristik pemaparan dan spektrum efek secara bersamaan
membentuk hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan
dosis-respons. Hubungan tersebut merupakan konsep paling
dasar dari toksikologi.
Asumsi yg harus dipertimbangkan sebelum hubungan dosis-
respons dapat sesuai digunakan.
Asumsi Pertama : respons timbul karena bahan kimia yg
diberikan hub.sebab akibat (kausal)
Asumsi Kedua : respons pd kenyataannya berhub.dgn dosis.
Asumsi Ketiga : bahwa harus ada metode kuantitatif untuk
mengukur dan mengemukakan secara tepat toksisitas dari suatu
bahan kimia.
31. Spektrum Efek
• Potensiasi : keadaan dimana suatu
senyawa kimia tidak mempunyai
efek toksik terhadap sistem atau
organ tertentu, namun bila
ditambahkan ke bahan kimia lain
akan membuat yang terakhir jauh
lebih toksik (cth ; 0 + 2 =10)
• Antagonisme : situasi dimana dua
bahan kimia diberikan bersamaan
efeknya saling mempengaruhi
bahan kimia yang lainnya.Hal ini
sebagai dasar dari berbagai
Antidote.(cth; 4+6=8, 4-4=0, 4+0=1)
32. Apapun respons yang terpilih untuk pengukuran, hubungan antara
derajat respons dari sistem biologis dan jumlah bahan toksik yang
diberikan membentuk suatu asumsi bahwa hal ini terjadi secara
konsisten dan dipertimbangkan sebagai hal dasar dan klasik yang
disebut Hubungan dosis-respons.
Dosis Letal (LD) sebgai suatu indeks.
LD50 adalah dosis tunggal dari suatu zat yg secara statistik dapat
diharapkan untuk menyebabkan kematian sebanyak 50 % binatang.
33. Klasifikasi Bahan Toksik
• Diklasifikasikan dlm berbagai cara tergantung dari minat dan
keperluan pengelompokkannya. Misal :
• Berdasarkan organ target : hati, ginjal, sistem hemopoetik
• Berdasarkan sumbernya : toksin tumbuhan dan binatang
• Berdasarkan penggunaannya : pestisida, solven/pelarut, aditif
makanan,dll
• Berdasarkan keadaan fisiknya : gas, debu, cair
• Berdasarkan keperluan labelnya : mudah meledak, mudah
terbakar, oksidiser
• Berdasarkan kandungan kimianya : aromatik amine,
halogenated hidrokarbon,dll
• Tidak ada satupun klasifikasi yg sesuai untuk seluruh spektrum
dari bahan toksik. Diperlukan kombinasi dari berbagai sistem
klasifikasi.