1. 1 | P a g e
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
MAKALAH KIMIA
SISTEM KOLOID
DISUSUN OLEH :
-LUIDA DEBORA
-HOTMARIA SINAGA
-ERIK SAPUTRA
-ADI SAPUTRA
KELAS : XI IPA 2
2. 2 | P a g e
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa kami telah
dapat menyelesaikan makalah ini yang berisi uraian “Sistem Koloid” dan untuk
tujuan pembelajaran oleh karena itu diharapkan guru dapat turut berperan dalam
makalah ini sehingga tercapai tujuan kompetensi .
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pengguna dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini untuk itu dengan senang hati kami akan senantiasa
menerima kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3. 3 | P a g e
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………........................... 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………….. 3
A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………… 4
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………. 4
3. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………….. 4
B.PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Koloid…………………………………………………………………………….. 5
2. Jenis Koloid…………………………………………………………………………………………………… 6
3. Koloid dalam Industri………………………………………………………………………………… 8
4. Sifat-Sifat Koloid………………………………………………………………….………………….. 9
5. Dialisis…………………………………………………………………………..…………………………….. 12
6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob…………………………………………………………………. 12
7. Pembuatan Sistem Koloid………………………………………………………………………….. 13
C.PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………. 15
2. Saran …………………………………………………………………………… ………………………………. 15
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………. 16
4. 4 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Makhluk Hidup membutuhkan udara untuk bernafas . Udara merupakan
campuran dari beberapa gas seperti nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida .
Campuran gas-gas tersebut tidak dapat dipisahkan . Serta berdasarkan
ukuran pertikel zat yang aa dalam campuran dapat dibedakan menjadi
larutan,suspensi,dan koloid.
Untuk mambedakan ketiga jenis campuran tersebut dapat dilakukan
percobaan . Seperti campuran antara gula dan air , larutannya tampak jernih
tak berwarna dan partikel gula tidak tampak maka disebut dengan larutan.
Campuran serbuk susu dengan air, campuran tersebut menghasilkan cairan
yang putih keruh walaupun dibiarkan beberapa saat tidak terjadi endapan
yang terpisah dengan air maka disebut koloid.
Serta yang terakhir adalah campuran air dengan tanah ,campuran
tampak berarna coklat keruh kemudian setelah didiamkan beberapa saat
maka terdapat endapan didasar gelas maka disebut dengan suspensi.Partikel
koloid mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan partikel
larutan dan lebih kecil dibansingkan dengan partikel suspensi.
2. Rumusan Masalah
i. Apakah pengertian koloid ?
ii. Apakah jenis-jenis koloid ?
iii. Mengapa sistem koloid digunakan dalam produk industri ?
iv. Apa sifat-sifat koloid ?
v. Apa yang dimaksud dengan dialisis ,koloid liofil,dan koloid liofob ?
vi. Bagaimana proses pembuatan sistem koloid ?
3. Tujuan Penulisan
i. Untuk mengetahui pengertian koloid
ii. Untuk mengetahui jenis-jenis koloid
iii. Untuk mengetahui sistem koloid yang digunakan dalam produk industri
iv. Untuk mengetahui sifat-sifat koloid
v. Untuk mengetahui apa itu dialisis,koloid liofil,dan koloid liofob
vi. Untuk mengetahui proses pembuatan sistem koloid
5. 5 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian sistem Koloid
Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris,
Thomas Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui
membran kertas perkamen. Kertas perkamen adalah lembaran atau kantong
yang terbuat dari kulit hewan. Graham memberikan gagasan sebagai berikut:
a). Molekul gula dapat lolos dari membran perkamen sedangkan kanji dan
perekat tidak dapat lolos dari membran perkamen dengan kemungkinan
adanya perbedaan diameter molekul antara molekul kanji dan molekul gula.
b). Larutan gula berasal dari kristal gula dan semacamnya disebut larutan
yang berdifusi cepat atau kristaloid sedangkan zat perekat dan kanji dan
semacamnya yang bersifat lekat dan kental disebut koloid.
Tahun 1907, Ostwald, mengemukakan istilah sistem terdispersi bagi
zat yang terdispersi dalam medium pendispersi. Analogi dalam larutan, fase
terdispersi adalah zat terlarut, sedangkan medium pendispersi adalah zat
pelarut. Sistem koloid termasuk salah satu sistem dispersi. Sistem dispersi
lainnya adalah larutan dan suspensi. Larutan merupakan sistem dispersi yang
ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara
partikel dispersi dan pendispersi. Sedangkan suspensi merupakan sistem
dispersi dengan partikel berukuran besar dan tersebar merata dalam medium
pendispersinya . Sistem Koloid adalah suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Secara
makroskopis koloid tampak homogen, tetapi secara mikroskopis bersifat
heterogen. Campuran koloid umumnya bersifat stabil dan tidak dapat
disaring. Ukuran partikel koloid terletak antara 1 nm-10 nm.
Seorang kimiawan Jerman bernama Richard Zsigmondy,pada tahun
1912 mendesain mikroskop ultra untuk mengamati partikel terlarut termasuk
partikel koloid . Perbandingan antara larutan,koloid,dan suspensi dapat dilihat
dari tabel.
6. 6 | P a g e
2. Jenis Koloid
Sistem koloid dapat dibagi menjadi beberapa jenis sepert yang tercantum
dalam tabel
a). Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air
atau emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan,
susu, dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan, minyak
bumi.Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi (emulgator), contoh
emulgator adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air. Contoh
emulgator lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
7. 7 | P a g e
b). Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair
disebut sol. Koloid jenis sol banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari
contohnya: sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, air sungai berlumpur
dan cat.
c).Busa atau Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat
pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan
mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih
digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih
logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak
dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah atau mencegah buih,antara lain
eter, isoamil alkohol, dan lain-lain. Buih mempunyai fase terdispersi gas. Buih
terdiri atas:
1). buih padat dengan medium pendispersi padat, contoh batu apung, karet
busa, dan styrofoam;
2). buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair, contoh buih sabun dan
putih telur.
8. 8 | P a g e
d). Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol
padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Aerosol
padat contohnya: asap dan debu di udara, aerosol cair contohnya: kabut dan
awan.Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot
rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-
lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan
aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa
klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.
e).Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh :
agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika. Gel dapat terbentuk
dari suatu sol yang mengadsorbsi medium pendispersinya, sehingga terjadi
koloid yang agak padat.
3. Koloid Dalam Industri
Contoh sistem koloid yang berupa bahan makanan ,yaitu
susu,mayones,margarin,krim salad dan jeli.Dalam industri bangunan misalnya
cat tembok,cat kayu,cat besi,lem besi,lem kaca,lem kayu,dan lem
plastik.Dalam industri farmasi misalnya kapsul dari gelatin dan emulsi obat-
obatan yang distabilisasi dengan protein. Koloid digunakan dalam produk
industri karena partikael padat dari suatu zat dapat tersuspensi dalam zat
lain , terutama dalam bentuk cairan. Hal ini merupakan dasar dari berbagai
gasil industri yang dibutuhkan manusia.Koloid yang dapat menstabilkan hasil
industri disebut koloid pelindung.Misalnya es krim yang ditambah gelatin .
Adanya gelatin dalam es krim menyebabkan es krim tidak cepat meleleh.
9. 9 | P a g e
4. Sifat-sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Suatu sifat khas yang membedakan sistem koloid dengan larutayn adalah
dengan percobaan Tyndall.
Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari dengan seberkas sinar tampak
maka berkas sinar tadi akan diserap dan hanya sebagian kecil yang
dipancarkan . Bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar
tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid,sehinnga sinar yang melalui
sistem koloid akan teramati berupa jalur cahaya.
Dalam kejadian sehari-hari efek Tyndall dapat kita lihat dalam peristiwa
berikut :
1). Cahaya matahari jelas sekali berkasnya di sele-sela pohon yang sekitarnya
berkabut.Juga berkas cahaya matahari tampak jelas di sela-sela dinding
dapur yang banyak asapnya.
2). Berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang banyak asap
rokok.
3). Sorot cahaya mobil berkasnya tampak jelas pada daerah yangberkabut.
b. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag) partikel koloid
yang terus menerus dan hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra. Gerak
brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-
molekul medium terhadap partikel koloid.Dalam suspensi tidak terjadi gerak
Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang
dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown,
tetapi tidak dapat diamati. Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang
terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat
sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
10. 10 | P a g e
c. Adsorbsi
Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan
zat lain. Partikel koloid dari Fe(𝑂𝐻)3 bermuatan positif dalam air karena
mengadsorbsi ion positif ,sedangkan partikel koloid 𝐴𝑠3 𝑆3 dalam air
bermuatan negatif karena mengadsorbsi ion negatif. Proses penyerapan
dipermukaan partikel koloid disebut adsorbsi koloid. Contoh : penyembuhan
sakit perut yang disebabkan oleh bakteri dengan meminum oralit atau norit,
dan pemutihan gula tebu.
d. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid
bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut
elektroforesis. Jika dua batang elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid
dan kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid
akan bergerak kesalah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya.
Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang
koloid bermuatan positif akan bergerak ke katode (elektrode negatif).
e. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid. Dispersi
koloid biasanya mengadsorbsi ion yang sejenis. Oleh karena itu, diperlukan
konsentrasi tertentu larutan elektrolit bermuatan lawan,yang akan
menetralkan muatan koloid sehingga partikel koloid dapat bergabung menjadi
partikel besar.Penggumpalan koloid dapat dilakukan secara mekanis,fisis,dan
kimia.
Mekanis
Adalah menggumpalkan koloid dengan pemanasan ,pengadukan,dan
pendinginan. Proses ini akan mengurangi jumlah air atau ion di
sekeliling koloid sehingga koloid akan mengendap.
Contoh:
1). Bila larutan dari protein yang merupakan sistem koloid dipanaskan
maka protein akan menggumpal.
2). Koloid agar-agar dalam air akan menggumpal bila dipanaskan.
11. 11 | P a g e
Fisis
Contohnya adalah penggunaan alat cottrel. Asap atau debu dari
cerobong pabrik dapat digumpalkan dengan alat listrik atau cottrel.
Kimia
Penggumpulan dengan cara kimia dilakukan dengan menambahkan
elekrolit bermuatan lawan ke dalam koloid. Koloid yang bermuatan
negatif akan menarik ion positif (kation),koloid yang bermuatan
positif akan menari ion negatif (anion).Contoh :
1). Getah karet (lateks) akan menggumpal bila diberi asam semut
(formiat) atau diberi cuka
2). Pembentukan delta di muara sungai
3). Tawas mengandung elektrolit 𝐴𝑙2(𝑆𝑂4)3 yan berisi ion 𝐴𝑙3+
dapat
menggumpalkan partikel koloid dalam air , karena lumpur berupa koloid
yan bermuatan negatif .
f. Koloid Pelindung
Merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain . Koloid pelindung
pada emulsi dinamakan emulgator. Koloid yang dapat memberikan efek
kestabilan disebut koloid pelindung. Contoh :
1).Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan koloid pelindung
2). Pada pembuatan es krim dicampurkan gelatin sebagai koloid
pelindung,yang berguna mencegah pengkristalan es.
3). Susu tidak menggumpal karena terdapat kasein dalam susu sebagai
koloid pelindung. Jika kasein dalam susun rusak maka susu akan
menggumpal.
12. 12 | P a g e
5. Dialisis
Untuk stabilitas koloid diperlukan sejumlah muatanion suatu elektrolit.
Akan tetapi, jika penambahan elektrolit ke dalam sistem koloid terlalu
banyak, kelebihan ini dapat mengendapkan fase terdispersi dari koloid itu.
Hal ini akan mengganggu stabilitas sistem koloid tersebut. Untuk mencegah
kelebihan elektrolit, penambahan elektrolit dilakukan dengan cara dialisis.
Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan membersihkan atau
menghilangkan ion-ion pengganggu menggunakan suatu kantong yang terbuat
dari selaput semipermiabel. Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam
kantong semipermeabel, dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini
hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya,
dengan demikian akan diperoleh koloid yang murni. Ion-ion yang keluar melalui
selaput semipermeabel ini kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis
hilangnya ion-ion dari sistem koloid dapat dipercepat dengan menggunakan air
yang mengalir. Peristiwa dialisis ini diaplikasikan dalam proses pencucian
darah di dunia kedokteran.
6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang medium pendispersinya zat cair disebut sol yang dibedakan
menjadi koloid liofil dan koloid liofob.Hal ini didasarkan atas sifat tarikan
antara partikel pendispersi dangan partikel pendispersi.
a). Sol Liofil
Sol liofil lebih kental dari medium pendispersinya dan tidak akan
mengalami penggumpalan bila ditambahkan sedikit elektrolit. Oleh karena itu
koloid liofil lebih stabil jika dibandingkan dengan koloid liofob. Pembentukan
sol liofil bersifat reversible contohnya agar,susu,dan santan.
b). Sol Liofob
Sol liofob bersifat sebaliknya dengan sol liofil. Jika medium
pendispersi dari sol liofob diuapkan atau digumpalkan dengan larutan
elektrolit sampai zat terdispersi terpisah dari medium pendispersi maka
tidak akan dapat membentuk sol liofob lagi walaupun ditambah air sebagai
medium pendispersi. Sol liofob bersifat irreversible contonya sol belerang
dan sol emas. Perbedaan sol liofil dan liofol dapat dilihat pada tabel .
13. 13 | P a g e
NO SIFAT SOL LIOFIL SOL LIOFOB
1 Ukuran partikel Partikel tidak dapat
dilihat dengan
mikroskop ultra
Partikel dapat dilihat
dengan mikroskop
ultra
2 Elektroforesis Tidak menunjukkan
sifat elektroforesis
Tidak menunjukkan
sifat elektroforesis
3 Gerak Brown Tidak menunjukkan
gerak brown
Menunjukkan gerak
brown
4 Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas
5 Viskositas
(kekentalan)
Lebih besar daripada
medium pendispersi
Hampir sama dengan
medium
pendispersinya
6 Koagulasi Sukar Mudah (kurang
stabil)
7 Daya adsorb terhadap
medium
Kuat,mudah
mengadsorbsi medium
Tidak mengadsorbsi
medium
8 Tegangan permukaan Kecil Hampir sama dengan
medium
pendispersinya
9 Lain-lain Reversible(setelah
menggumpal dapat balik
lagi)
Irreversible (setelah
menggumpal tidak
dapat balik lagi)
7. Pembuatan Sistem Koloid
1). Cara Kondensasi
Adalah pembuatan sistem koloid dengan menggabungkan ion-ion,atom-
atom,molekul-molekul,atau partikel yang lebih halus membentuk partikel yang
lebih besar dan sesuai dengan ukuran partikel koloid.
Dengan Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sol Fe(OH)3 dibuat
melalui hidrolisis larutan FeCl3, yaitu dengan memanaskan larutan FeCl3.
Hidrolisis larutan AlCl3 akan menghasilkan koloid Al(OH)3. Reaksinya
adalah:
a. FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) +3HCl(aq)
b. AlCl3(aq) + 3 H2O(l) → Al(OH)3(s) + 3HCl(aq)
14. 14 | P a g e
Dengan Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan
SO2
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S (s)
2). Cara Dispersi
Adalah cara pembuatan sistem koloid dengan menghaluskan butir-butir
zat yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang bersifat
mikroskopis (halus),sesuai dengan ukuran pertikel koloid.
Cara Mekanik
Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang, sampai
diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium
pendispersi. Contoh pembuatan sol belerang dengan menggerus serbuk
belerang bersama zat inert seperti gula pasir, kemudian mencampur dengan
air.
Cara Peptisida
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau
dari suatu endapan dengan bantuan zat pemecah (pemeptisasi).
Cara Busur Bredig
Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang
akan dijadikan koloid digunakan sebagai elktrode yang dicelupkan kedalam
medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik dikedua ujungnya. Mula-
mula atom logam akan terlempar kedalam air, lalu atom tersebut mengalami
kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi cara busur bredig ini
merupakan gabungan cara disperse dan kondensasi.
15. 15 | P a g e
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu,
dalam medium pendispersi zat yang di dispersi disebut fase terdispersi
sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
pendispersi.Berdasarkan tingkat wujud dari fase terdispersi maupun medium
pendispersinya diperoleh 8 macam jenis koloid misalnya aerosol,emulsi,sol dan
busa.
Sistem koloid banyak diproduksi oleh industri bahan makanan,obat-
obatan dan untuk bahan bangunan serta kosmetika.Sistem koloid mempunyai
sifat-sifat yang khas, antara lain efek Tyndall,dan gerak Brown dari partikel
koloid yang dapat diamati dengan mikroskop ultra.Pembutan koloid dapat
dilakukan dengan cara kondensasi dan cara dispersi. Cara kondensasi yaitu
menggabungkan molekul atau atom-atom kecil menjadi partikel yang lebih
besar sesuai dengan ukuran pertikel koloid . Cara dispersi yaitu dengan
menghaluskan partikel-partikel makroskopis (kasar) menjadi partikel-partikel
yang berukuran mikroskopis(halus) sesuai dengan ukuran partikel koloid.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan/memperbaiki makalah ini selanjutnya.
16. 16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu Ningsih,Sri.2013.Sains kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Bumi Aksara.