SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  44
Analisis Metode
Instalasi Pipa Bawah Laut
Tugas Besar KL-4221 Bangunan Lepas Pantai II
Kelompok 9
                                     Zulkifli Nur K
                                     15508027
Aulia Yoga M
15508017

                                        Oddy Lazuardi
                                        15508011


                                 Faisal Dwiyana P
                                 15508045
                Jundana Akhyar
                15508030
•   Pendahuluan
•   Dasar Teori
•   Analisis Instalasi
•   Kesimpulan




Outline
Pendahuluan
Pendahuluan  Latar Belakang




                Latar Belakang
Proses instalasi pipa bawah laut tidak mudah, karena
terdapat resiko, termasuk tegangan dan regangan yang
cukup besar yang dupengaruhi berbagai kondisi. Oleh
karena itu, proses instalasi membutuhkan analisis
instalasi pipa bawah laut.
Pendahuluan  Tujuan




              Tujuan
              • Melakukan analisis instalasi pipa bawah
                laut dengan metode S-Lay
              • Melakukan optimasi apabila hasil analisis
                menunjukkan hasil tidak lay-able
Pendahuluan  Batasan Masalah


                                • Analisis dengan
                                  memperhitungkan profil
                                  Laybarge dan Stinger (

    Batasan                       terlampir ) pada metode
                                  S-Lay

    Masalah                     • Optimasi hasil analisis
                                  menggunakan iterasi data
                                  :
                                  •   Koordinat Barge Roller
                                  •   Trim Angle
                                  •   Tensioner Max
                                  •   Koordinat Tensioner
Pendahuluan  Metodologi Analisis




Metodologi Analisis
Analisis instalasi pipa bawah laut ini menggunakan :
• Software Offpipe ( Analisis Instalasi Profil dan Iterasi)
• Microsoft Excel ( Plotting data hasil optimasi )
Dasar Teori
Dasar Teori  Pengertian Metode S-Lay




                    Pengertian Metode S-Lay
   Merupakan metode dengan menggantung pipa dari
   kapal hingga seabed membentuk huruf S




                         Source : www.offshoreengineeringstudy.blogspot.com
Dasar Teori  Contoh S-Lay Vessel
                                                Castoro 7 Semi-subversible




              Saipem
      semi-subversible




Contoh
                         Sampson S-Lay Vessel




S-Lay Vessel
                                                Allseas Group SA's
Dasar Teori  Layout S-Lay Vessel




               Layout S-Lay Vessel




(sumber: Sianturi, Fantri. “Desain dan Analisis Instalasi Struktur Pipa Bawah Laut”. Tugas Akhir,
Program Studi Teknik Kelautan ITB, Bandung. 2008.)
Dasar Teori  Penggunaan Metode S-Lay



Penggunaan
Metode
S-Lay
                      • Metode yang paling umum dipakai
             • Maksimum pipa yang dapat dipakai 60” OD
         • Membutuhkan Stinger dan Tensioner saat laying
       • Dipakai pada kedalaman dangkal hingga menengah
  • Menggunakan crane, conveyor belt, dan roller pada vessel
Dasar Teori  Tahapan Metode S-Lay




    Conveyor Belt
               Welding
    - Crane
                           Coating
    - Conveyor - Gerinda              Tensioner
      belt     - Las       - Joint
                                                  Laying
               - X-Ray     -          - Roller
                           Corrotion - Stinger    - Laying
                 test
                           - Concrete             - ROV or
                           - etc                    Diver
                                                    Check


Tahapan
Metode S-Lay
Analisis
Instalasi
Analisis Instalasi  Sagbend dan Overbend


Analisis instalasi pada Metode S-Lay berpusat pada :


Sagbend
 • daerah berbentuk lengkungan yang terbuka kearah atas,
   terdapat mulai dari titik awal lengkungan sampai titik dimana
   pipa menyentuh dasar perairan



Overbend
 • daerah berbentuk lengkungan yang terbuka ke arah bawah,
   yang terdapat dari saat pipa melewati tensioner hingga bagian
   ujung dari stinger.
Analisis Instalasi  Sagbend dan Overbend




                Sagbend




                                       Overbend
Analisis Instalasi  Analisis Overbend

• persamaan untuk menghitung tegangan dan regangan
  pada pipa pada saat kondisi overbend dapat didasarkan
  pada analisis deformasi segmen balok

                                         Titik O adalah titik berat
                                         kelengkungan dan ρ adalah jari-jari
                                         kelengkungan. Tegangan (stress) pada
                                         lokasi sejauh y dan garis netral dapat
                                         dihitung dengan menarik garis l yang
                                         sejajar garis m, sehingga didapat
                                         segitiga BCD yang sebangun dengan
                                         segitiga ABC.




Analisis Overbend
Analisis Instalasi  Hukum Hooke


Hukum Hooke


Apabila yang ditinjau silinder ( y = r ),
maka :
       r dan ρ = R
Analisis Instalasi  Analisis Segbend



• Analisis Segbend : menentukan tegangan (tension) yang
  diberikan oleh tensioner, serta panjang stinger yang
  dibutuhkan untuk mengerjakan instalasi pipa dengan aman.
• Metode analisis :
   • Non linear beam
   • Finite element method
     ( digunakan Offpipe )




Analisis Segbend
Analisis Instalasi  Perhitungan Segbend



Perhitungan Analisis
Segbend


                  Dimana :
Analisis Instalasi  Perhitungan Segbend
Contoh kasus data yang diberikan :




Dan data barge roller dan stinger roller :
Analisis Instalasi  Flowchart Analisis


                                   START




                                 Input Data




                                Run Data File



                                 Output Data



               tidak memenuhi                   memenuhi
                                    Cek
                                                           END
                                   SMYS




Flowchart Analisis
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe



Analisis Offpipe
          • Masukkan profile plot data
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai pipe properties
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai coating properties
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai pipe tension
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai barge roller (asumsi Trim Angle = 5o)
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai barge roller
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai stinger roller
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai stinger roller
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Masukkan nilai sagbend
Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe




          • Run perhitungan
Analisis Instalasi  Hasil Analisis Offpipe




Hasil Analisis Offpipe
     • Analisis Offpipe yang pertama menghasilkan :
        • Overbend > 85% SMYS
        • Sagbend > 72% SMYS

     • Maka sesuai perhitungan, hasil diatas tidak layable
     untuk dilakukan.

     • Oleh karena itu harus dilakukan optimasi
Analisis Instalasi  Hasil Optimasi Offpipe




Hasil Optimasi Offpipe
Analisis Instalasi  Analisis Optimasi Offpipe

• Hasil analisis optimasi keenam
Analisis Instalasi  Analisis Optimasi Offpipe

• Hasil analisis optimasi keenam
Analisis Instalasi  Hasil Optimasi Offpipe

    • Grafik analisis optimasi dari awal hingga akhir
    ( Trim Berubah )

                X-Y Coordinate
                             10
                              5
                              0
-200     -150   -100   -50    -5 0       50   100
Y




                             -10
                             -15
                             -20
                             -25
                             -30
                       X                                    Von Misses
                                                                      160
                                                                      140
                                                                      120
                                                                      100
                                     Y




                                                                         80
                                                                         60
                                                                         40
                                                                         20
                                                                         0
                                     -200     -150   -100       -50           0   50   100
                                                                X
Analisis Instalasi  Hasil Optimasi Offpipe

• Grafik analisis optimasi dari awal hingga akhir
( Tensioner Berubah )
               X-Y Coordinate
                            10

                             5

                             0
 -200   -150   -100   -50         0          50     100
                             -5
 Y




                            -10

                            -15

                            -20

                            -25                                  Von Misses
                            -30                                            250
                      X
                                                                           200

                                                                           150
                                      Y




                                                                           100

                                                                              50

                                                                               0
                                      -200        -150    -100       -50           0   50   100
                                                                     X
Dari hasil optimasi tegangan tertinggi di overbend yang
 terjadi adalah sebesar 311.26 MPa (86.70% SMYS)
 sedangkan tegangan tertinggi di Sagbend adalah sebesar
 281.26 Mpa (78.35% SMYS).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa instalasi layable.




Hasil Optimasi
Kesimpulan
• Spesifikasi awal tidak membuat pipeline tersebut TIDAK
  LAYABLE
• Setelah dilakukan optimasi sebanyak 6 kali meliputi :
  • Koordinat Lebar
  • Koordinat Stinger

• Maka didapat hasil bahwa :



              PIPA LAYABLE
Hatur Nuhun..
Matur Nuwun..
 Terima kasih..

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Teknik pondasi 1
Teknik pondasi 1Teknik pondasi 1
Teknik pondasi 1
 
Analisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendungAnalisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendung
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Batang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxBatang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptx
 
Kuliah 07 Contoh 01 Balok
Kuliah 07 Contoh 01 BalokKuliah 07 Contoh 01 Balok
Kuliah 07 Contoh 01 Balok
 
Beton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.pptBeton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.ppt
 
Prinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanahPrinsip mekanika tanah
Prinsip mekanika tanah
 
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode CrossAnalisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
Analisis Struktur Portal Bergoyang dengan Metode Cross
 
Bab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasiBab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasi
 
Penyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan betonPenyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan beton
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Penurunan Pondasi Dangkal.ppt
Penurunan Pondasi Dangkal.pptPenurunan Pondasi Dangkal.ppt
Penurunan Pondasi Dangkal.ppt
 
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
 
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
Menghitung berat-bangunan-dengan-etabs-v-9-0-7
 

En vedette

Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanSlide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanFaisal Purnawarman
 
Teknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaTeknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaDerpris Folmen
 
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Himaka Unsyiah
 
KL5110 Final Project - Coastal Morphology Change
KL5110 Final Project - Coastal Morphology ChangeKL5110 Final Project - Coastal Morphology Change
KL5110 Final Project - Coastal Morphology ChangeFaisal Purnawarman
 
Hydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s Airport
Hydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s AirportHydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s Airport
Hydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s AirportFaisal Purnawarman
 
marine coastal structures
marine coastal structuresmarine coastal structures
marine coastal structuresShirsak Mondal
 
Final Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's Airport
Final Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's AirportFinal Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's Airport
Final Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's AirportFaisal Purnawarman
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiSyamsul Arifin
 
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Muhammad Febriyan Firdaus
 
Buku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaBuku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaAsep Imam
 
Software in Naval Architecture and Marine Engineering
Software in Naval Architecture and Marine EngineeringSoftware in Naval Architecture and Marine Engineering
Software in Naval Architecture and Marine EngineeringIslamAlMallah
 

En vedette (17)

Tutorial #4 - SACS Basic
Tutorial #4 - SACS BasicTutorial #4 - SACS Basic
Tutorial #4 - SACS Basic
 
Tutorial #1 - SACS Basic
Tutorial #1 - SACS BasicTutorial #1 - SACS Basic
Tutorial #1 - SACS Basic
 
Tutorial #2 - SACS Basic
Tutorial #2 - SACS BasicTutorial #2 - SACS Basic
Tutorial #2 - SACS Basic
 
Tutorial #5 - SACS Basic
Tutorial #5 - SACS BasicTutorial #5 - SACS Basic
Tutorial #5 - SACS Basic
 
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga PelabuhanSlide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
Slide Presentasi Tugas Besar KL-4221 Perancangan Dermaga Pelabuhan
 
Teknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subseaTeknologi dan instalasi subsea
Teknologi dan instalasi subsea
 
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
 
Climate Policy Class
Climate Policy ClassClimate Policy Class
Climate Policy Class
 
KL ITB - NTU - NUS
KL ITB - NTU - NUSKL ITB - NTU - NUS
KL ITB - NTU - NUS
 
KL5110 Final Project - Coastal Morphology Change
KL5110 Final Project - Coastal Morphology ChangeKL5110 Final Project - Coastal Morphology Change
KL5110 Final Project - Coastal Morphology Change
 
Hydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s Airport
Hydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s AirportHydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s Airport
Hydrodynamics Modelling in Seashore Jogjakarta’s Airport
 
marine coastal structures
marine coastal structuresmarine coastal structures
marine coastal structures
 
Final Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's Airport
Final Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's AirportFinal Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's Airport
Final Analysis Result: Coastline Modelling in Seashore Jogjakarta's Airport
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
 
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
 
Buku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaBuku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesia
 
Software in Naval Architecture and Marine Engineering
Software in Naval Architecture and Marine EngineeringSoftware in Naval Architecture and Marine Engineering
Software in Naval Architecture and Marine Engineering
 

Similaire à ANALISIS PIPA BAWAH LAUT

OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...Megadwi14
 
2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptx
2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptx2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptx
2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptxghinas1
 
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
 
03_WELDING INSPECTION_Introduction
03_WELDING INSPECTION_Introduction03_WELDING INSPECTION_Introduction
03_WELDING INSPECTION_IntroductionRobby Wahyudi
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 

Similaire à ANALISIS PIPA BAWAH LAUT (8)

OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
 
REL.ppt
REL.pptREL.ppt
REL.ppt
 
2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptx
2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptx2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptx
2.1. Perencanaan Jaringan Perpipaan dan SR_TAYANG.pptx
 
Shaft plumbing
Shaft plumbingShaft plumbing
Shaft plumbing
 
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
 
4312100026 - Presentasi
4312100026 - Presentasi4312100026 - Presentasi
4312100026 - Presentasi
 
03_WELDING INSPECTION_Introduction
03_WELDING INSPECTION_Introduction03_WELDING INSPECTION_Introduction
03_WELDING INSPECTION_Introduction
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 

Dernier

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Dernier (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

ANALISIS PIPA BAWAH LAUT

  • 1. Analisis Metode Instalasi Pipa Bawah Laut Tugas Besar KL-4221 Bangunan Lepas Pantai II
  • 2. Kelompok 9 Zulkifli Nur K 15508027 Aulia Yoga M 15508017 Oddy Lazuardi 15508011 Faisal Dwiyana P 15508045 Jundana Akhyar 15508030
  • 3. Pendahuluan • Dasar Teori • Analisis Instalasi • Kesimpulan Outline
  • 5. Pendahuluan  Latar Belakang Latar Belakang Proses instalasi pipa bawah laut tidak mudah, karena terdapat resiko, termasuk tegangan dan regangan yang cukup besar yang dupengaruhi berbagai kondisi. Oleh karena itu, proses instalasi membutuhkan analisis instalasi pipa bawah laut.
  • 6. Pendahuluan  Tujuan Tujuan • Melakukan analisis instalasi pipa bawah laut dengan metode S-Lay • Melakukan optimasi apabila hasil analisis menunjukkan hasil tidak lay-able
  • 7. Pendahuluan  Batasan Masalah • Analisis dengan memperhitungkan profil Laybarge dan Stinger ( Batasan terlampir ) pada metode S-Lay Masalah • Optimasi hasil analisis menggunakan iterasi data : • Koordinat Barge Roller • Trim Angle • Tensioner Max • Koordinat Tensioner
  • 8. Pendahuluan  Metodologi Analisis Metodologi Analisis Analisis instalasi pipa bawah laut ini menggunakan : • Software Offpipe ( Analisis Instalasi Profil dan Iterasi) • Microsoft Excel ( Plotting data hasil optimasi )
  • 10. Dasar Teori  Pengertian Metode S-Lay Pengertian Metode S-Lay Merupakan metode dengan menggantung pipa dari kapal hingga seabed membentuk huruf S Source : www.offshoreengineeringstudy.blogspot.com
  • 11. Dasar Teori  Contoh S-Lay Vessel Castoro 7 Semi-subversible Saipem semi-subversible Contoh Sampson S-Lay Vessel S-Lay Vessel Allseas Group SA's
  • 12. Dasar Teori  Layout S-Lay Vessel Layout S-Lay Vessel (sumber: Sianturi, Fantri. “Desain dan Analisis Instalasi Struktur Pipa Bawah Laut”. Tugas Akhir, Program Studi Teknik Kelautan ITB, Bandung. 2008.)
  • 13. Dasar Teori  Penggunaan Metode S-Lay Penggunaan Metode S-Lay • Metode yang paling umum dipakai • Maksimum pipa yang dapat dipakai 60” OD • Membutuhkan Stinger dan Tensioner saat laying • Dipakai pada kedalaman dangkal hingga menengah • Menggunakan crane, conveyor belt, dan roller pada vessel
  • 14. Dasar Teori  Tahapan Metode S-Lay Conveyor Belt Welding - Crane Coating - Conveyor - Gerinda Tensioner belt - Las - Joint Laying - X-Ray - - Roller Corrotion - Stinger - Laying test - Concrete - ROV or - etc Diver Check Tahapan Metode S-Lay
  • 16. Analisis Instalasi  Sagbend dan Overbend Analisis instalasi pada Metode S-Lay berpusat pada : Sagbend • daerah berbentuk lengkungan yang terbuka kearah atas, terdapat mulai dari titik awal lengkungan sampai titik dimana pipa menyentuh dasar perairan Overbend • daerah berbentuk lengkungan yang terbuka ke arah bawah, yang terdapat dari saat pipa melewati tensioner hingga bagian ujung dari stinger.
  • 17. Analisis Instalasi  Sagbend dan Overbend Sagbend Overbend
  • 18. Analisis Instalasi  Analisis Overbend • persamaan untuk menghitung tegangan dan regangan pada pipa pada saat kondisi overbend dapat didasarkan pada analisis deformasi segmen balok Titik O adalah titik berat kelengkungan dan ρ adalah jari-jari kelengkungan. Tegangan (stress) pada lokasi sejauh y dan garis netral dapat dihitung dengan menarik garis l yang sejajar garis m, sehingga didapat segitiga BCD yang sebangun dengan segitiga ABC. Analisis Overbend
  • 19. Analisis Instalasi  Hukum Hooke Hukum Hooke Apabila yang ditinjau silinder ( y = r ), maka : r dan ρ = R
  • 20. Analisis Instalasi  Analisis Segbend • Analisis Segbend : menentukan tegangan (tension) yang diberikan oleh tensioner, serta panjang stinger yang dibutuhkan untuk mengerjakan instalasi pipa dengan aman. • Metode analisis : • Non linear beam • Finite element method ( digunakan Offpipe ) Analisis Segbend
  • 21. Analisis Instalasi  Perhitungan Segbend Perhitungan Analisis Segbend Dimana :
  • 22. Analisis Instalasi  Perhitungan Segbend Contoh kasus data yang diberikan : Dan data barge roller dan stinger roller :
  • 23. Analisis Instalasi  Flowchart Analisis START Input Data Run Data File Output Data tidak memenuhi memenuhi Cek END SMYS Flowchart Analisis
  • 24. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe Analisis Offpipe • Masukkan profile plot data
  • 25. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai pipe properties
  • 26. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai coating properties
  • 27. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai pipe tension
  • 28. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai barge roller (asumsi Trim Angle = 5o)
  • 29. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai barge roller
  • 30. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai stinger roller
  • 31. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai stinger roller
  • 32. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Masukkan nilai sagbend
  • 33. Analisis Instalasi  Proses Analisis Offpipe • Run perhitungan
  • 34. Analisis Instalasi  Hasil Analisis Offpipe Hasil Analisis Offpipe • Analisis Offpipe yang pertama menghasilkan : • Overbend > 85% SMYS • Sagbend > 72% SMYS • Maka sesuai perhitungan, hasil diatas tidak layable untuk dilakukan. • Oleh karena itu harus dilakukan optimasi
  • 35.
  • 36. Analisis Instalasi  Hasil Optimasi Offpipe Hasil Optimasi Offpipe
  • 37. Analisis Instalasi  Analisis Optimasi Offpipe • Hasil analisis optimasi keenam
  • 38. Analisis Instalasi  Analisis Optimasi Offpipe • Hasil analisis optimasi keenam
  • 39. Analisis Instalasi  Hasil Optimasi Offpipe • Grafik analisis optimasi dari awal hingga akhir ( Trim Berubah ) X-Y Coordinate 10 5 0 -200 -150 -100 -50 -5 0 50 100 Y -10 -15 -20 -25 -30 X Von Misses 160 140 120 100 Y 80 60 40 20 0 -200 -150 -100 -50 0 50 100 X
  • 40. Analisis Instalasi  Hasil Optimasi Offpipe • Grafik analisis optimasi dari awal hingga akhir ( Tensioner Berubah ) X-Y Coordinate 10 5 0 -200 -150 -100 -50 0 50 100 -5 Y -10 -15 -20 -25 Von Misses -30 250 X 200 150 Y 100 50 0 -200 -150 -100 -50 0 50 100 X
  • 41. Dari hasil optimasi tegangan tertinggi di overbend yang terjadi adalah sebesar 311.26 MPa (86.70% SMYS) sedangkan tegangan tertinggi di Sagbend adalah sebesar 281.26 Mpa (78.35% SMYS). Hasil tersebut menunjukkan bahwa instalasi layable. Hasil Optimasi
  • 43. • Spesifikasi awal tidak membuat pipeline tersebut TIDAK LAYABLE • Setelah dilakukan optimasi sebanyak 6 kali meliputi : • Koordinat Lebar • Koordinat Stinger • Maka didapat hasil bahwa : PIPA LAYABLE
  • 44. Hatur Nuhun.. Matur Nuwun.. Terima kasih..