Pengertian istilah Kampus Hijau (Green Campus) dalam konteks pelastarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan pepohonan yang hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh cat hijau, ataupun berangkali karena kebetulan jaket Almamater berwarna hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam Kampus Hijau (Green Campus) adalah sejauhmana warga kampus dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada dilingkungan kampus secara efektif dan efesien
1. Konsep Kampus Hijau (Green Campus)
Isu pemanasan global dan perubahan iklim (Climate Change) bukan sekedar
isapan jempol belaka, dan merupakan masalah lingkungan yang harus segera
diatasi. Berbagai fenomena alam yang cendrung mengalami penyimpangan
(anomali) seperti iklim yang tidak menentu, panas yang ekstrim berkepanjangan ,
intensitas curah hujan yang tinggi, banjir, angin rebut, putting beliung, banyak
dikaitkan dengan isu pemanasan global tersebut. Hasil penelitian para ahli yang
menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah kadar gas rumah kaca CO2 di
atsmofir, yang sejalan dengan meningkatnya aktivitas manusia di Bumi seperti
aktivitas rumah tangga (termasuk institus / kantor / rumah sakit / sekolah /
kampus, industry, transportasi dan lain-lain.
Masalah lingkungan dan upaya pengelolaannya semakin kompleks yang
mencakup berbagai aspek yang sangat luas, sementara itu pemahaman
manusia terhadap lingkungan hidup masih jauh dari sempurna. Keterbatasan
infrastruktur pendukung yang diperlukan dan ketersedian sumberdaya manusia
(SDM) yang handal merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dan
dikembangkan, masalah ketrampilan dan wawasan yang dimiliki oleh pihak yang
berkompeten dalam pengelolaan lingkungan bukan alasan bagi pegelolaan
lingkungan.
Masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan sinergi semua
elemen masyarakat, termasuk didalamnya adalah civitas akademika. Sebagai
kalangan akademisi, pemikiran kedepan tentang masalah lingkungan sangat
dinanti oleh masyarakat karena tentunya kualitas lingkungan yang baik akan
menopang kehidupan yang baik.
Program Kampus Hijau (Green Campus) dilatar belakangi antara lain bahwa
lingkungan kampus diharapkan harus merupakan tempat yang nyaman, bersih,
teduh (hijau), indah dan sehat. Pengertian istilah Kampus Hijau (Green Campus)
dalam konteks pelastarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus
yang dipenuhi dengan pepohonan yang hijau ataupun kampus yang dipenuhi
oleh cat hijau, ataupun berangkali karena kebetulan jaket Almamater berwarna
hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam Kampus Hijau
(Green Campus) adalah sejauhmana warga kampus dapat memanfaatkan
sumberdaya yang ada dilingkungan kampus secara efektif dan efesien misalnya
dalam pemanfaatan kertas, alat tulis menulis, penggunaan listrik, air, lahan,
pengelolaan sampah dll.
2. Pengelolaan kampus yang berkesinambungan dan berkelanjutan dengan
memperhatikan aspek lingkungan merupakan suatu keharusan saat ini.
Permasalahan seperti perubahan iklim, pencemaran air, udara, dan tanah, krisis
air, energi, dan sumber daya alam, serta berkurangnya lahan hijau merupakan
isu lingkungan global yang merupakan masalah nyata di sekitar kita termasuk
dalam kehidupan kampus.
Kampus Hijau (Green Campus) didefinisikan sebagai kampus yang telah peduli
dan berbudaya lingkungan dan telah melakukan pengelolaan lingkungan secara
sistematis dan berkesinambungan. Kampus Hijau (Green Campus) merupakan
refleksi dari keterlibatan seluruh civitas akademika yang berada dalam
lingkungan kampus agar selalu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan
di sekitarnya.
Beberapa indikator terciptanya Kampus Hijau (Green Campus) antara lain
adanya kebijakan manajemen kampus yang berorientasi pada pengelolaan
lingkungan, adanya upaya penghematan air, kertas, dan listrik, adanya
penghijauan untuk mencapai proporsi ideal Ruang Terbuka Hijau (RTH),
tersedianya bangunan/gedung ramah lingkungan, terpeliharanya kebersihan dan
kenyamanan lingkungan, terciptanya kampus tanpa rokok dan bebas polusi,
terselenggaranya pendidikan lingkungan bagi mahasiswa, serta adanya
kepedulian dan keterlibatan seluruh elemen civitas akademika dalam budaya
peduli lingkungan.
Untuk mencapai indikator-indikator yang sangat komprehensif tersebut
diperlukan tindakan nyata yang berkesinambungan dan bukan sekedar
ceremonial atau event belaka. Untuk itu, perubahan pola pikir seluruh civitas
akademika dalam menyikapi dan memperlakukan lingkungan secara benar
merupakan langkah awal yang perlu terus diupayakan.
1. Evaluasi dan Revitalisasi Masterplan Kampus berbasis (Green Campus)
Sejalan dengan komitmen Perguruan Tinggi untuk menciptakan kampus yang
peduli dan berbudaya lingkungan, maka akan dievaluasi dan direvitalisasi
master plan pengembangan Perguruan Tinggi berbasis Kampus Hijau (Green
Campus), seperti desain standar green building, desain green infrastructure,
dan perbaikan jaringan drainase. Desain ini akan dikembangkan melalui
beberapa penelitian yang melibatkan berbagai bidang ilmu di Perguruan
Tinggi.
3. • Pembuatan desain standar Gedung yang berkonsep greenbuilding
• Pembuatan desain infrastruktur yang berkonsep greenbuilding
• Perbaikan system drainase dengan perbaikan kualitas air permukaan
• Pilot project Green building
2. Socio Engineering. Implementasi Kampus Hijau (Green Campus) Terpadu
Keberhasilan pencapaian Kampus Hijau (Green Campus) tidak hanya ditandai
dari pencapaian fisik, namun lebih pada perubahan attitude dan mindset
seluruh elemen civitas akademika Perguruan Tinggi terhadap lingkungan.
Untuk itu perlu dilakukan perubahan mendasar pada sikap dan pola pikir
seluruh civitas akademika Perguruan Tinggi melalui program socio
engineering.
Terciptanya sikap dan pola pikir yang pro terhadap lingkungan akan
mengkondisikan dan mendorong pelaksanaan program Kampus Hijau (Green
Campus) secara sistematis dan berkelanjutan. Dalam jangka panjang pola
pikir dan sikap tersebut akan merupakan salah satu atribut lulusan Perguruan
Tinggi yang pada akhirnya akan berpengaruh besar terhadap terciptanya
kepedulian dan budaya lingkungan di Indonesia, di manapun alumni
Perguruan Tinggi melakukan perannya. Program socio engineering tidak
hanya ditujukan untuk perubahan sikap dan pola pikir, namun juga ditujukan
untuk mengenalkan konsep, pemikiran, serta peluang keterlibatan seluruh
pemangku kepentingan dalam program Kampus Hijau (Green Campus).
3. Sistim Sirkulasi yang Aman, Nyaman, Sehat, Manusiawi
Program ini terdiri atas pembuatan jalur sepeda yang terintegrasi dengan
moda transportasi yang lain, pembuatan jalur pedestrian yang nyaman dan
integrated, pembuatan rambu (signage) yang informatif dan estetis,
pengelolaan bike share atau sepeda bersama dalam kampus, perbaikan
geometric, median, dan pulau jalan, serta kampanye safety riding bagi warga
Perguruan Tinggi. Untuk menyediakan sistem pergerakan yang nyaman dan
sehat, akan dilakukan pula uji emisi gas buang kendaraan bermotor secara
rutin. Dengan program ini diharapkan suatu saat semua kendaraan yang
melintas di Perguruan Tinggi telah memenuhi baku mutu emisi untuk
peningkatan kualitas udara ambien.
4. Perguruan Tinggi perlu memiliki alternatif jalur sepeda (bike line) serta parkir
sepeda di beberapa jurusan. Pengembangan yang lain melalui berbagai
penelitian untuk sektor transportasi dan tata ruang akan diintegrasikan dengan
program ini.
• Tes emisi gas buang setahun sekali bagi seluruh kendaran yang rutin
masuk ke kampus.
• Pembuatan jalur dan rak parkir sepeda yang terintegrasi dengan sistim
transportasi (mobilitas) yang lain.
• Pengelolaan bike share/sepeda bersama dalam kampus
• Pedestrian ways yang nyaman dan integrated
• Pembuatan rambu (signage) yang informatif dan estetis, serta marka
jalan,
• Perbaikan geometric, median dan pulau jalan
• Kampanye Safe Riding
4. Peningkatan Efisiensi Pemakaian dan Kualitas air
Peningkatan efisiensi pemakaian air akan dilaksanakan dengan menekan
tingkat kebocoran air melalui rehabilitasi dan revitalisasi jaringan air bersih,
melakukan meterisasi pasokan air di setiap jurusan, serta merencanakan
pengembangan sarana dan prasarana yang menunjang penghematan air.
Program water reuse atau pemanfaatan kembali air limbah domestik serta
pengelolaan limbah cair laboratorium akan dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas air di lingkungan Perguruan Tinggi.
• Revitalisasi jaringan air bersih
• Meterisasi Suplai air tiap jurusan
• Program water reuse/pemanfaatan kembali air limbah
• Peningkatan kualitas air permukaan
5. Program Peningkatan Efisiensi Energi Listrik
Penghematan energi listrik di Perguruan Tinggi akan dilaksanakan dengan
rekonfigurasi jaringan dan meterisasi listrik di tiap jurusan, otomasi
penggunaan energi listrik di kelas, dan pengaturan penerangan umum.
Kebijakan internal Perguruan Tinggi telah mewajibkan pengaturan suhu
pendingin ruangan yang tidak boleh lebih rendah dari 25oC serta kebijakan
penggantian bertahap peralatan listrik dengan peralatan yang hemat energi.
Berbagai penelitian yang melibatkan berbagai displin ilmu juga telah
5. dilakukan terkait dengan penggunaan renewable energy. Penelitian di bidang
ini merupakan salah satu tema penelitian unggulan Perguruan Tinggi.
• Rekonfigurasi Jaringan dan Meterisasi Listrik berbasis Jurusan
• Otomasi penggunaan optimal energi listrik di kelas
• Timerisasi Penerangan umum
• Penggantian bertahap peralatan hemat energy
6. Pengelolaan Sampah Terpadu
Pengelolaan sampah akan dilaksanakan dengan program pembuatan
composting center yang akan diterapkan untuk mengelola sampah yang
dihasilkan dari kegiatan di Perguruan Tinggi. Penyiapan manajemen
pengelolaan sampah secara terpadu serta penerapan berbagai kebijakan
terkait dengan pengelolaan sampah secara mandiri di lingkungan kampus
juga merupakan bagian dari pengelolaan sampah di lingkungan Perguruan
Tinggi. Pengabdian masyarakat untuk program ini juga dilaksanakan melalui
kerjasama dengan masyarakat sekitar kampus dalam hal pemanfaatan
material daur ulang dari sampah.
• Pembuatan Komposting Center
• Penyiapan Manajemen Pengelolaan sampah
• Kerjasama dengan masyarakat dalam pemanfaatan material daur ulang
7. Penghijauan Hutan Kampus Terpadu
Program penghijauan akan dilaksanakan dengan penanaman hutan kampus
berdasarkan fungsi konservasi dan budidaya terutama untuk tanaman langka
spesifik yang dapat tumbuh di Perguruan Tinggi. Tanaman yang
dikembangkan ini akan merupakan ciri khas kampus Perguruan Tinggi.
Pengembangan juga akan dilaksanakan dengan peremajaan pohon atau
tanaman, penanaman pembatas lahan Perguruan Tinggi atau border dengan
tanaman yang massive, serta desain penyemaian tanaman atau nursery
khusus untuk kampus Perguruan Tinggi.
• Penanaman Hutan Kampus (Ruang Terbuka Hijau) berdasarkan fungsi:
• Peremajaan pohon/tanaman
• Penanaman pembatas lahan Perguruan Tinggi/border dengan tanaman
yang massive
6. • Penyemaian tanaman/nursery untuk kampus Perguruan Tinggi
• Pengembangan Live Laboratory untuk rencana Kompleks Diklat
Perguruan Tinggi Buncitan
8. Pembuatan Wahana Transportasi Internal Kampus Ramah Lingkungan
Untuk mengembangkan alat transportasi ramah lingkungan yang bersifat
masal dan dapat digunakan untuk melayani rute di dalam dan di sekitar
kampus Perguruan Tinggi, akan dilakukan penelitian terpadu mulai dari
pengembangan desain alat transportasi ramah lingkungan, perencanaan
sistem manajemen transportasinya, serta pembangunan sarana pendukung
kegiatan transportasi masal ramah lingkungan di Perguruan Tinggi.
• Penjajagan Kerjasama dengan Instansi dan Industri terkait
• Perancangan Wahana Transportasi
• Pembangunan Wahana Transportasi
• Pengadaaan sarana dan prasarana penunjang