Dokumen tersebut membahas model-model ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju, seperti model ketergantungan neokolonial dan paradigma palsu yang menyebabkan kegagalan strategi pembangunan. Juga dibahas konsep dualisme pembangunan yang menunjukkan jurang yang semakin melebar antara negara kaya dan miskin.
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
Revolusi ketergantungan internasional-Ekonomi Pembangunan
1. REVOLUSI KETERGANTUNGAN
INTERNASIONAL
1. Abdul Jalil
2. Ahmad Nanang S.
3. Falanni Firyal Fawwaz
4. Irma Fibriana
5. Litafiyanna Alchusna
6. M. Raymond Nova Sudewa
2. Model Ketergantungan Neokolonial
adalah suatu model yang dalil utamanya
menyatakan bahwa terjadi dan berlarut-larutnya
keterbelakangan di negara-negara dunia ketiga
disebabkan oleh aneka kebijakan ekonomi, sosial,
politik, dan bahkan budaya eksploitatif yang
dimainkan oleh negara-negara maju terhadap
negara-negara berkembang, sehingga tidak
ubahnya ketika mereka memberlakukan wilayah
jajahannya dimasa sebelumnya.
4. Model Paradigma Palsu
Strategi pembangunan (saran ekonom barat)
berdasarkan model pembangunan yang tidak tepat.
Bahwa negara negara dunia ketiga telah gagal
mencapai kemajuan yang cukup berarti karena
strategi pembangunan mereka (biasanya disarankan
oleh pakar ekonomi barat) didasarkan pada model-model
pembangunan yang keliru yang jelas tidak
cocok dengan kebutuhan mereka yang mendasar.
5. Model pembangunan yang selama ini telah
mereka terapkan terlalu menekankan pada
akumulasi kapital (capital accumulation),
tanpa memberi perhatian secukupnya pada
perlunya untuk mengadakan perubahan
sosial dan kelembagaan.
7. Tesis Pembangunan -Dualistis
Pandangan ini melihat dunia terbagi ke dalam dua
kelompok besar, yakni negara kaya dan negara miskin.
Di negara kaya, memang masih ada sebagian
penduduk yang miskin dan sebaliknya, di negara miskin
pun terdapat segelintir penduduknya yang makmur
sejahtera.
Konsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang
kian lama terus melebar antara negara kaya dengan
negara miskin serta diantara orang-orang kaya dan
miskin ada berbagai tingkatan di setiap negara.
8. Argumentasi Konsep Tradisional Dualisme
1. Beberapa kumpulan kondisi yang
berbeda, unsur-unsur yang sebagian
bersifat “superior” yang selebihnya
“inferior”.
2. Koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal
yang bersifat sementara atau transisional
melainkan bersifat baku, permanen, atau
kronis.
9. 3. Kadar superioritas dan inferioritas bukan
hanya menunjukkan tanda-tanda
penurunan akan berkurang, tetapi justru
menunjukkan kecenderungan peningkatan.
4. Hubungan saling terkait antara unsur
superior dan unsur inferior sedemikian
timpangnya sehingga keberadaan unsur-unsur
superior tidak banyak bermanfaat
untuk meningkatkan kedudukan unsur-unsur
inferior, apalagi “mengucurkan”
(trickle down) manfaat ke bawah.