SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Ekonomi Regional
                                 PENDAPATAN REGIONAL

PENGERTIAN PENDAPATAN REGIONAL

        Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa
yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno,
1985). Sedangkan menurut Tarigan (2004), Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan
masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan
wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Menganalisis suatur
egion atau membicarakan pembangunan regional tidak mungkin terlepas dari membahas tingkat
pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang bisa digunakan untuk
mengukur adanya pembangunan wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya
pendapatan masyarakat. Parameter lain, seperti peningkatan lapangan kerja dan pemerataan
lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan
wilayah. Pendapatan wilayah haruslah bersangkut paut dengan peningkatan pendapatan
masyarakat di wilayh tersebut, yaitu yang dimaksud adalah pendapatan rata-rata (income per
capita) masyarakat, untuk itu perlu diketahui alat ukur dan metode yang dipakai untuk
menetapkan besarnya tingkat pendapatan masyarakat.

KONSEP DAN PENGERTIAN NILAI TAMBAH

       Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional, sangat perlu diketahui
tentang /arti nilai tambah. Salah pengertian yang biasa terjadi adalah apabila orang menganggap
bahwa pendapatan regional adalah identik dengan nilai produksi yang dihasilkan diwilayah
tersebut. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena di dalam nilai produksi telah
terdapat nilai produksi diantara (intermediate cost), yaitu biaya pembelian/biaya perolehan dari
sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor (dihitung
sebagai nilai produksi di Negara pengekspor). Menghitung pendapatan produksi sebagai
pendapatan regional bisa mengakibatkan perhitungan ganda (double – counting). Misalnya,
seorang tukang kue menghasilkan 100 buah kue perhari yang dijualnya dengan harga @ Rp
300,00 sehingga nilai penjualannya/nilai produksinya adalah Rp 30.000,00. Padahal untuk
menghasilkan kue tersebut dia terpaksa membeli berbagai jenisinput seperti tepung beras, gula,
kelapa, vanili, minyak goring, dan bahan baker. Bahan-bahan yang di gunakan telah dihitung
disektor lain. Misalnya, beras dihitung disektor pertanian dan di sektor industri penggilingan
beras menjadi tepung, gula telah dihitung di sektor pertanian dan minyak goring di sector
industri. Jika bahan baku di impor dari Negara lain, berarti nilai bahan baku itu telah dihitung
sebagai pendapatan wilayah lain. Bahan-bahan yang berasal dari sektor lain disebut “biaya
antara” (intermediate). Pada umumnya yang termasuk nilai tambah dalam suatu kegiatan
produksi/jasa adalah berupa gaji/upah, laba, sewa tanah, dan bunga uang yang dibayarkan
(bagian dari biaya), penyusutan dan pajak tidak langsung (neto).

BERBAGAI KONSEP DAN DEFINISI
    Berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan
regional/nilai tambah akan dikemukakan berikut ini:
a)Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Pasar
       Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto
(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang di
maksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara
(intermediate cost).nilai tambah bruto mencakup kompunen faktor pendapatan (upah dan gaji,
bunga, sewa tanah, dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung neto.
b)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar
       Produk domestik regional net oats dasar harga pasar adalah produk domistik regional
bruto atas dasar harga pasar di kurangi penyusutan. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut
atau pengurangan nilai barang-barang modal (mesin- mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya)
karena barang modal tersebut terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu.
c)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor
       PDRN atas dasar harga faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak
langsung neto, dan pajak lain-lain, kecuali pajak pandapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak
langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan
harga barang di pasar. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang berakibat menikkan harga
barang, subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi yang dianggap penting
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, akan menurunkan harga pasar.
d) Pendapatan Regional
       Pendapatan regional neto adalah produk domistik regional neto atas dasar harga biaya
faktor dikurangi aliran dana yng mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk.
Produk domistik regional neto atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan berupa
upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan
yang berasal dari kegiatan di wilayah tersebut.
e)Pendapatan Perorangan (Personal Income) DAN Pendapatan Siap Dibelanjakan (Disposable
Income)
       Apabila pendapatan regional (regional income) dikurangi pajak: pajak pendapatan
perusahaan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profit),
iuran kesejahteraan sosial (social security contribution), ditambah transfer yang diterima oleh
rumah tangga dan pemerintah, bunga neto atas utang pemerintah, sama dengan pendapatan
perorangan (personal income). Apabila pendapatan perorangan dikurangi pajak pendapatan
perorangan , pajak rumah tangga/PBB, dan transfer yang dibayrkan oleh rumah tangga akan
sama dengan pendapan yang siap dibelanjakan (disposable income)
f)Pendapatan Regional atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
       Seperti telah diuraikan di atas, angka pendapatan regional dalam beberapa tahun
menggambarkan kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut.
Kenaikan/penurunan dapat dibedakan menjadi 2 faktor berikut:
1. kenaikan/penurunan riil, yaitu kenaikan/penurunan tingkat pendapatan yang tidak dipengaruhi
oleh faktor perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan rill pendapatan penduduk berarti daya beli
penduduk daerah tersbut meningkat, misalnya mampu membeli barang yangsama kualitanya
dalam jumlah yang lebih banyak.
2. kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan adanya faktor perubahan harga. Apabila
terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan inflasi maka walaupun pendapatan
meningkat tetapi jumlah barang barang yang mampu dibeli belum tentu meningkat. Perlu dilihat
mana yang meningkat lebih tajam, tinkat pendapatan atau tingkat harga.

    Oleh karena itu, untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (rill0, faktor inflasi harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatn regional yang dalamnya masih ada unsur inflasinya
dinamakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan
faktor inflasi yang sudah ditiadakanmerupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan.
Untuk mengetahui apakah daya beli masyarakat meningkat atau tidak, pendapatannnya harus
dibandingkan dengan nilai konstan.

    Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun yang
dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga harga konstan. Jadi, kenaikan
pendapatan hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik produksi, karena dianggap
tetap(konstan). Akan tetapi pada sektor jasa yang tidak memiliki unit produksi, nilai produksi
dinyatakan dalam harga jual. Oleh karena itu, haraga jual harus dideflasi dengan menggunakan
indeks inflasi atau deflator lain yang dianggap lebih sesuai.

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL
    Metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi
dalam dua metode, yaitu
1. metode langsung
2. metode tidak langsung
a. Metode Langsung
         Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli
yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri.
Metode langsung dapat dilakukan dengan mempergunakan tiga macam cara,
yaitu:
   1. Pendekatan Produksi
   Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi
bruto sektor atau subsektor tersebut. Pendekatan ini banyak digunakan unutk memperkirakan
nilai tambah dari sektor atau kegiatan yang produksinya berbentuk fisik/barang., seperti
peranian, perrtambangan, dan industri dan sebaginya. Nilai tambah merupakan selisih antara
nilai produksi (output) dan nilai biaya antara (intermediate cost), yaitu bahan baku/penolong dari
luar yang dipakai dalam proses produksi.
   2. Pendekatan Pendapatan
   Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan
dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan
surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Surplus usaha meliputi bunga yang
dibayar neto, sewa tanah, dan keuntungan.metode ini banyak dipakai pada sektor jasa, akan
tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan.
   3. Pendekatan Pengeluaran
   Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa
yang diproduksi di dalam negeri. Kalau dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan
barang dan jasa itu digunakan untuk;
a. konsumsi rumah tangga
b. konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
c. konsumsi pemerintah
d. pembentukan modal tetap bruto (investasi)
e. perubahan stok
f. ekspor neto (total ekspor – total impor)
b. Metode Tidak Langsung
       Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto dari
wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya, mengalokasikan PDB
Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, alokator yang dapat
digunakan adalah:
1) Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor, pada wilayah yang dialokasikan
2) Jumlah produksi fisik
3) Tenaga kerja
4) Penduduk
5) Alokator tidak langsung lainnya
       Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari berbagai dari beberapa alokator
dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing provinsi terhadap nilai tambah setiap
sektor dan subsektor. Metode ini terkadang terpakasa digunakan karena adanya kegiatan usaha
yang alokasinya ada dibeberapa wilayah, sedangkan pencatatan yang lengkap hanya dilakukan di
kantor pusat. Misalnya, laba perusahaan tidak tercatat pada masing-masing wilayah melainkan
hanya tercatat dikantor pusat. Contoh lain apabila proses produksi bersifat berantai dan masing-
masing mata rantai berada pada wilayah yang berbeda.
EKONOMI REGIONAL


                   PENDAPATAN REGIONAL




                          DISUSUN OLEH :

                        A.MUH.IKHSAN
                          A111 08 011
                        ILMU EKONOMI




                        FAKULTAS EKONOMI

                      UNIVERSITAS HASANUDDIN

                            MAKASSAR

                               2010

Contenu connexe

Tendances

Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
Ely Goro Leba
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
 

Tendances (20)

Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
konsep ekonomi regional
konsep ekonomi regionalkonsep ekonomi regional
konsep ekonomi regional
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Aspek ekonomi
Aspek ekonomiAspek ekonomi
Aspek ekonomi
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi MikroTeori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
 
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan EkonomiPembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
 
Ppt distribusi pendapatan
Ppt distribusi pendapatanPpt distribusi pendapatan
Ppt distribusi pendapatan
 
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
 
Perekonomian Terbuka
Perekonomian TerbukaPerekonomian Terbuka
Perekonomian Terbuka
 
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional
 
Perekonomian terbuka
Perekonomian terbukaPerekonomian terbuka
Perekonomian terbuka
 
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiPPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
 

Similaire à Pengertian pendapatan regional iccank

produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxproduk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
nazariandi
 
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
muhlisunazim
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Paarief Udin
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
zeolits
 
Penghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalPenghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasional
otnayirt
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Paarief Udin
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Paarief Udin
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Wahono Diphayana
 

Similaire à Pengertian pendapatan regional iccank (20)

Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Ana pdrb
Ana pdrbAna pdrb
Ana pdrb
 
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxproduk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
 
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
 
Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)
 
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALKOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
 
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptMATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Produk domestik bruto
Produk domestik brutoProduk domestik bruto
Produk domestik bruto
 
Penghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalPenghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasional
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.pptPPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
 
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS IPendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan Nasional
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
 

Pengertian pendapatan regional iccank

  • 1. Ekonomi Regional PENDAPATAN REGIONAL PENGERTIAN PENDAPATAN REGIONAL Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno, 1985). Sedangkan menurut Tarigan (2004), Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Menganalisis suatur egion atau membicarakan pembangunan regional tidak mungkin terlepas dari membahas tingkat pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang bisa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat. Parameter lain, seperti peningkatan lapangan kerja dan pemerataan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan wilayah. Pendapatan wilayah haruslah bersangkut paut dengan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayh tersebut, yaitu yang dimaksud adalah pendapatan rata-rata (income per capita) masyarakat, untuk itu perlu diketahui alat ukur dan metode yang dipakai untuk menetapkan besarnya tingkat pendapatan masyarakat. KONSEP DAN PENGERTIAN NILAI TAMBAH Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional, sangat perlu diketahui tentang /arti nilai tambah. Salah pengertian yang biasa terjadi adalah apabila orang menganggap bahwa pendapatan regional adalah identik dengan nilai produksi yang dihasilkan diwilayah tersebut. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena di dalam nilai produksi telah terdapat nilai produksi diantara (intermediate cost), yaitu biaya pembelian/biaya perolehan dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor (dihitung sebagai nilai produksi di Negara pengekspor). Menghitung pendapatan produksi sebagai pendapatan regional bisa mengakibatkan perhitungan ganda (double – counting). Misalnya, seorang tukang kue menghasilkan 100 buah kue perhari yang dijualnya dengan harga @ Rp 300,00 sehingga nilai penjualannya/nilai produksinya adalah Rp 30.000,00. Padahal untuk menghasilkan kue tersebut dia terpaksa membeli berbagai jenisinput seperti tepung beras, gula,
  • 2. kelapa, vanili, minyak goring, dan bahan baker. Bahan-bahan yang di gunakan telah dihitung disektor lain. Misalnya, beras dihitung disektor pertanian dan di sektor industri penggilingan beras menjadi tepung, gula telah dihitung di sektor pertanian dan minyak goring di sector industri. Jika bahan baku di impor dari Negara lain, berarti nilai bahan baku itu telah dihitung sebagai pendapatan wilayah lain. Bahan-bahan yang berasal dari sektor lain disebut “biaya antara” (intermediate). Pada umumnya yang termasuk nilai tambah dalam suatu kegiatan produksi/jasa adalah berupa gaji/upah, laba, sewa tanah, dan bunga uang yang dibayarkan (bagian dari biaya), penyusutan dan pajak tidak langsung (neto). BERBAGAI KONSEP DAN DEFINISI Berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan regional/nilai tambah akan dikemukakan berikut ini: a)Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Pasar Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang di maksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara (intermediate cost).nilai tambah bruto mencakup kompunen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. b)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar Produk domestik regional net oats dasar harga pasar adalah produk domistik regional bruto atas dasar harga pasar di kurangi penyusutan. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut atau pengurangan nilai barang-barang modal (mesin- mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya) karena barang modal tersebut terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu. c)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor PDRN atas dasar harga faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung neto, dan pajak lain-lain, kecuali pajak pandapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan harga barang di pasar. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang berakibat menikkan harga barang, subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi yang dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, akan menurunkan harga pasar.
  • 3. d) Pendapatan Regional Pendapatan regional neto adalah produk domistik regional neto atas dasar harga biaya faktor dikurangi aliran dana yng mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk. Produk domistik regional neto atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan di wilayah tersebut. e)Pendapatan Perorangan (Personal Income) DAN Pendapatan Siap Dibelanjakan (Disposable Income) Apabila pendapatan regional (regional income) dikurangi pajak: pajak pendapatan perusahaan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profit), iuran kesejahteraan sosial (social security contribution), ditambah transfer yang diterima oleh rumah tangga dan pemerintah, bunga neto atas utang pemerintah, sama dengan pendapatan perorangan (personal income). Apabila pendapatan perorangan dikurangi pajak pendapatan perorangan , pajak rumah tangga/PBB, dan transfer yang dibayrkan oleh rumah tangga akan sama dengan pendapan yang siap dibelanjakan (disposable income) f)Pendapatan Regional atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Seperti telah diuraikan di atas, angka pendapatan regional dalam beberapa tahun menggambarkan kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Kenaikan/penurunan dapat dibedakan menjadi 2 faktor berikut: 1. kenaikan/penurunan riil, yaitu kenaikan/penurunan tingkat pendapatan yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan rill pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk daerah tersbut meningkat, misalnya mampu membeli barang yangsama kualitanya dalam jumlah yang lebih banyak. 2. kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan adanya faktor perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan inflasi maka walaupun pendapatan meningkat tetapi jumlah barang barang yang mampu dibeli belum tentu meningkat. Perlu dilihat mana yang meningkat lebih tajam, tinkat pendapatan atau tingkat harga. Oleh karena itu, untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (rill0, faktor inflasi harus dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatn regional yang dalamnya masih ada unsur inflasinya dinamakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan
  • 4. faktor inflasi yang sudah ditiadakanmerupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan. Untuk mengetahui apakah daya beli masyarakat meningkat atau tidak, pendapatannnya harus dibandingkan dengan nilai konstan. Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun yang dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga harga konstan. Jadi, kenaikan pendapatan hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik produksi, karena dianggap tetap(konstan). Akan tetapi pada sektor jasa yang tidak memiliki unit produksi, nilai produksi dinyatakan dalam harga jual. Oleh karena itu, haraga jual harus dideflasi dengan menggunakan indeks inflasi atau deflator lain yang dianggap lebih sesuai. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL Metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua metode, yaitu 1. metode langsung 2. metode tidak langsung a. Metode Langsung Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Metode langsung dapat dilakukan dengan mempergunakan tiga macam cara, yaitu: 1. Pendekatan Produksi Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsektor tersebut. Pendekatan ini banyak digunakan unutk memperkirakan nilai tambah dari sektor atau kegiatan yang produksinya berbentuk fisik/barang., seperti peranian, perrtambangan, dan industri dan sebaginya. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dan nilai biaya antara (intermediate cost), yaitu bahan baku/penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi. 2. Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan
  • 5. surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Surplus usaha meliputi bunga yang dibayar neto, sewa tanah, dan keuntungan.metode ini banyak dipakai pada sektor jasa, akan tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan. 3. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Kalau dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan barang dan jasa itu digunakan untuk; a. konsumsi rumah tangga b. konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung c. konsumsi pemerintah d. pembentukan modal tetap bruto (investasi) e. perubahan stok f. ekspor neto (total ekspor – total impor) b. Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto dari wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya, mengalokasikan PDB Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, alokator yang dapat digunakan adalah: 1) Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor, pada wilayah yang dialokasikan 2) Jumlah produksi fisik 3) Tenaga kerja 4) Penduduk 5) Alokator tidak langsung lainnya Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari berbagai dari beberapa alokator dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing provinsi terhadap nilai tambah setiap sektor dan subsektor. Metode ini terkadang terpakasa digunakan karena adanya kegiatan usaha yang alokasinya ada dibeberapa wilayah, sedangkan pencatatan yang lengkap hanya dilakukan di kantor pusat. Misalnya, laba perusahaan tidak tercatat pada masing-masing wilayah melainkan hanya tercatat dikantor pusat. Contoh lain apabila proses produksi bersifat berantai dan masing- masing mata rantai berada pada wilayah yang berbeda.
  • 6. EKONOMI REGIONAL PENDAPATAN REGIONAL DISUSUN OLEH : A.MUH.IKHSAN A111 08 011 ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010