SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang ramai dibicarakan.Berbicara
mengenai pendidikan berarti berbicara tentang profesiguru. Pada saat ini profesi
guru merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa
dan siswi, hal tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan
masa depan bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa
ini menjadi bangsa yang berkualitas juga, begitu pun sebaliknya, seorang guru
yang tidak berkualitas akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal
dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah lagi, selain itu saat ini profesi guru
dijamin kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu, orang-orang berlomba-lomba
untuk menjadi seorang guru. Namun, menjadi seorang guru bukanlah hal yang
mudah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain adalah syarat
admistrasi, teknis, psikis, dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.
Namun,kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru dalam
menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun
pelanggaran terhadap norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah
menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di
Indonesia yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”. Dengan adanya Kode Etik
Guru ini, diharapkan para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik
sebagaimana telah ditetapkan dalam Kode Etik Guru tersebut.
Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo memandang bahwa pendidikan
pendidikan sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya. Untuk mewujudkan
visi ini dibutuhkan dana memadai(aspek kuantitatif) dan tenaga pendidik yang
profesional (aspek kualitatif). Ditinjau dari aspek kuantitatif, Mendiknas lebih
2
lanjut mewacanakan guru akan makin dimanusiawikan dengan menaikkan gaji
untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional.
Dengan kesejahteraan yang terjamin, para guru akan bangga dengan profesinya,
mampu membeli buku, dan mempunyai waktu luang untuk belajar. Pada
prinsipnya, menaikkan anggaran pendidikan selalu disebut sebagai conditio sine
qua non (syarat mutlak). Namun, pembangunan dalam pendidikan seharusnya
tidak dipahami dari aspek kuantitatif saja, akan tetapi aspek kualitatif juga perlu
diperhatikan.
Dalam konteks ini guru adalah jantungnya. Tanpa guru yang profesional
meskipun kebijakan pembaharuan secanggih apapun akan berakhir sia-sia.
Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan membahas bagaimana etika guru
profesional. Uraian dalam makalah ini di mulai dengan pengertian kode etik,
tujuan kode etik, fungsi kode etik, kode etik guru indonesia dan diakhiri oleh kode
etik guru profesional terhadap pekerjaannya.
1.2 Tujuan
Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengikuti mata kuliah Profesi kependidikan
2. Melatih diri dan kelompok untuk menulis karya ilmiah
3. Untuk menjelaskan pengertian Kode Etik Guru
4. Untuk menjelaskan isi dari kode etik guru
5. Untuk menjelaskan hakikat kode etik guru terhadap guru di Indonesia
6. Untuk menjelaskan tujuan kode etik guru
7. Untuk menjelaskan fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia
8. Melatih mengembangkan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan
aspek-aspek Pengantar, Pengertian, Maksud, dan Tujuan Kode Etik
Profesi Guru dan Kode Etik Profesi Keguruan.
3
1.3 Sistematika makalah
Penulisan makalah ilmiah ini sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah tujuan dan
sistematika makalah.
2. BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan Kode Etik
Profesi Guru dan di lengkapi dengan aspek-aspek Pengantar,
Pengertian, Maksud, dan Tujuan Kode Etik Profesi Guru dan Kode
Etik Profesi Keguruan
3. BAB III TANGGAPAN DAN SIMPULAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang diuraikan dalam
simpulan baik secara individu maupun kelompok.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kode Etik Guru
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan
atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau
aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan
kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama
adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Berikut beberapa pengertian kode etik :
1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok
Kepegawaian. Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil
mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di
dalam dan di luar kedinasan". Dalam Penjelasan Undang-undang tersebut
dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai
aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat mempunyai
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan
tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok
tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari
uraian ini dapat di simpulkan, bahwa kode etik merupakan pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan
dalam hidup sehari- hari
.
5
2. Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan
bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan
pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiaan bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia terdapat dua
unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan (2) sebagai pedoman
tingkah laku.
3. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD), Pasal 43,
dikemukakan sebagai berikut: (1) Untuk menjaga dan meningkatkan
kehormatan, dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik; (2) Kode
etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang
mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai
berikut:
 “code as collection of laws arranged in a system ; or, system of rules
and principles that has been accepted by society or a class or group of
people”.
 “ethic as system of moral principles, rules of conduct”.
Dengan demikian, kode etik keprofesian (professional code of ethic)
pada hakikatnya merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat
prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-
orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian
tertentu.
Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna
selain adanya pengakuan dan pemahaman atas ketentuan dan atau
prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya, juga adanya suatu
ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran untuk mematuhinya
6
dalam menjalankan tugas dan perilaku keprofesiannya, serta
kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya konsekuensi dan
sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya.
2.2 Isi Kode Etik Guru
Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil
kongres PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item berikut:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan
anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
6. Guru secara sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan
dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan
mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
7
2.2.1 Ikrar Guru Indonesia
1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik Bangsa yang
beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pembela dan pengamal
Pancasila yang setia pada UUD 1945.
3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan
nasional dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa.
4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi
perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, membina
persatuan dan kesatuan Bangsa yang berwatak kekeluargaan.
5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi kode etik guru
Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam
pengabdian terhadap Bangsa, Negara, serta kamanusiaan.
Kode etik pada lazimnya disusun dan disahkan serta ditetapkan oleh
organisasi asosiasi profesi yang bersangkutan, melalui suatu forum
formalnya (kongres atau konferensi) yang telah diatur dalam AD/ART.
Pada organisasi asosiasi profesional yang telah mapan biasanya terdapat
suatu Dewan atau Majelis Kode Etik yang mempunyai tugas untuk
bertindak sebagai penegaknya (law enforcement) sehingga kode etik
tersebut berlaku secara efektif dengan kekuatan hukumnya. Sayang
sekali, hingga dewasa ini dilingkungan organisasi asosiasi bidang
kependidikan, kelengkapan seperti ini (khususnya PGRI) masih belum
kita temukan.
2.3 Hakikat Kode Etik Guru
Pada dasarnya guru adalah tenaga professional di bidang kependidikan yang
memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar
8
menjadi manusia yang berpribadi (pancasila).Dengan demikian, guru
memiliki kedudukan yang sangat penting dan tanggung jawab yang sangat
besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan.Kalau
boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atar buruknya suatu bangsa di masa
mendatang banyak terletak di tangan guru.
Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional memerlukan
pedoman atau kode etik guru agar terhidar dari segala bentuk penyimpangan.
Kode etik menjadi pedoman baginya untuk tetap professional (sesuai dengan
tuntutan dan persyaratan profesi).Setiap guru yang memegang
keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu berpegang epada kode etik
guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada
profesi itu sendiri.
Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa sangat
diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik,
bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus memperhatikan dan
mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan
pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola
umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru akan dapat dilihat
bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode etik yang sudah
disepakati bersama tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk-
betuk professional selalu dituntut adanya kejujuran professional. Sebab kalau
tidak ia akan kehilangan pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup
diluar lingkup keguruan.
2.4 Tujuan Kode Etik Guru
Pada dasarnya tujuan merumuskankode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara
umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
9
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah
atau remes terhadap profesi akan melarang. Oleh karenya, setiap kode
etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atauk
kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi
terhadap dunia luar. Dari segin ini, kode etik juga sering kali disebut
kode kehormatan.
3. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
4. Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir
(atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam
hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat
larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang merupakan kesejahteraan para anggotanya.
5. Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium anggota
profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang
mengadakan tarif di bawah minimum akan dianggap tercela dan
merugikan rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para
anggota profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para
anggotanya untuk melaksanakan profesinya. Kode etik juga sering
mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah laku
yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam
berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
6. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi.
7. Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabian profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan mudah
megnetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan
yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
8. Untuk meningkatkan mutu profesi.
10
9. Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma
dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
10. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
11. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada
setiap anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi
profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi
menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi,
menjaga dan memelihara kesejateraan para anggota, meningkatkan
pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu
organisasi profesi.
2.5 Fungsi Kode Etik Guru
Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan
bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa
pelayanan suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman
pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi
masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta pertanggungjawaban jika
anggota profesi yang bertindak di luar kewajaaran.
Secara umum, fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan
diri.
11
6. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan
pemerintah.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Tanggapan dan Kesimpulan
3.1.1 Tanggapan
a. Individu
Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar
atau masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah
terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu, setiap
kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
tindak-tanduk atau kelakuan anggotanya yang dapat
mencemarkan nama baik profesi.
Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru
senantiasa sangat diperlukan. Karena dengan itu
penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan
terus bertambah baik. Ia akan terus menerus
memperhatikan dan mengembangkan profesi
keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan pedoman
atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan kehilangan
pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru
akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan
pelaksanaan dari kode etik yang sudah disepakati bersama
tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk-
betuk professional selalu dituntut adanya kejujuran
professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan
pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar
lingkup keguruan.
13
Kode etik guru adalah norma-norma yang mengatur
hubungan kemanusiaan antar guru dengan lembaga
pendidikan (sekolah), guru dengan sesama guru, guru
dengan peserta didik,dan guru dengan lingkungannya.
Sebagai sebuah jabatan pekerjaan, profesi guru
memerlukan kode etik khusus untuk mengatur hubungan-
hubungan tersebut. Guru sangat perlu memelihara
hubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan
pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang
menjadi tanggung jawab tugasnya.
Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode
etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebeagai
pedoman dalam berprilaku. Etis berarti sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang dianut oleh sekolompok orang
atau masyarakat tertentu.
b. Kelompok
Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau
masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah terhadap
profesi yang bersangkutan. Kode etik yang memedomani
setiap tingkah laku guru senantiasa sangat diperlukan. Karena
dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan
akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus
memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.
Kalau kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu
tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola umum sebagai
14
guru. Kode etik guru juga merupakan norma-norma yang
mengatur hubungan kemanusiaan antar guru dengan lembaga
pendidikan (sekolah), guru dengan sesama guru, guru dengan
peserta didik,dan guru dengan lingkungannya. Kode etik
merupakan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara etis sebeagai pedoman
dalam berprilaku.
3.1.2 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah :
1. Kode Etik Guru merupakan aturan tata-susila keguruan.
Aturan-aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-
pekerjaan guru) melibatkan dari segi usaha.
2. Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh
PGRI dan para guru di Indonesia
3. Kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena
dengan kode etik penampilan guru akan terarah dengan baik,
bahkan akan terus bertambah baik. Dan akan terus menerus
memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.
4. Tujuan kode etik guru antara lain adalah menjunjung tinggi
martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggotanya, pedoman berperilaku, menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggotanya, meningkatkan mutu profesi
dan meningkatkan mutu organisasi profesi.
5. Fungsi kode etik guru antara lain adalah agar guru memiliki
pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
bertanggungjawab atas profesinya, terhindar dari perpecahan
dan pertentangan internal, meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan, membantu memecahkan masalah dan
15
mengembangkan diri dan terhindar dari campur tangan profesi
lain dan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo
Persada:Jakarta
Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya
Offset:Bandung
16
Syaefudin, Udin.

Contenu connexe

Tendances

Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiSentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasi
abdul14goni
 
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Edwarn Abazel
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Ibnu Kurniawan Soetomo
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolah
mustazie
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Ikvheynha Awlya
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
hermanwae
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
asusatya
 

Tendances (20)

ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
Makalah profesi kependidikan kelompok 1
Makalah profesi kependidikan kelompok 1Makalah profesi kependidikan kelompok 1
Makalah profesi kependidikan kelompok 1
 
STAFFING (MANAJEMEN)
STAFFING (MANAJEMEN)STAFFING (MANAJEMEN)
STAFFING (MANAJEMEN)
 
MSDM - kompensasi
MSDM - kompensasiMSDM - kompensasi
MSDM - kompensasi
 
Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiSentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasi
 
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
 
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuPersepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
 
Tugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkompTugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkomp
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
Hak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara Indonesia
Hak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara IndonesiaHak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara Indonesia
Hak, Kewajiban dan Perilaku Konstitusional sebagai Warga Negara Indonesia
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolah
 
Makalah Kompensasi
Makalah KompensasiMakalah Kompensasi
Makalah Kompensasi
 
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiKuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Rekrutmen dan seleksi
Rekrutmen dan seleksiRekrutmen dan seleksi
Rekrutmen dan seleksi
 

En vedette (15)

Makalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatMakalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi Advokat
 
Kode etik pegawai negeri sipil / PNS
Kode etik pegawai negeri sipil / PNSKode etik pegawai negeri sipil / PNS
Kode etik pegawai negeri sipil / PNS
 
Kode etik profesi guru
Kode etik profesi guruKode etik profesi guru
Kode etik profesi guru
 
Asal usul rumus abc
Asal usul rumus abcAsal usul rumus abc
Asal usul rumus abc
 
Silabus etika profesi hukum
Silabus etika profesi hukumSilabus etika profesi hukum
Silabus etika profesi hukum
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
 
Makalah etika profesi hukum
Makalah etika profesi hukumMakalah etika profesi hukum
Makalah etika profesi hukum
 
Makalah kode etik guru
Makalah kode etik guruMakalah kode etik guru
Makalah kode etik guru
 
Makalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pnsMakalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pns
 
Makalah Etika profesi hukum
Makalah Etika profesi hukumMakalah Etika profesi hukum
Makalah Etika profesi hukum
 
Kode Etik Guru
Kode Etik GuruKode Etik Guru
Kode Etik Guru
 
Profesi-Profesi di Bidang Hukum
Profesi-Profesi di Bidang HukumProfesi-Profesi di Bidang Hukum
Profesi-Profesi di Bidang Hukum
 
KODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUKODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURU
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
 

Similaire à Makalah kode etik

Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Alfan Herya
 
Makna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi GuruMakna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi Guru
Abdau Qur'ani
 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Yokhebed Fransisca
 
Penerapan kode etik pada profesi guru
Penerapan kode etik pada profesi guruPenerapan kode etik pada profesi guru
Penerapan kode etik pada profesi guru
Lilis Setiyorini
 

Similaire à Makalah kode etik (20)

Makalah umi syahda
Makalah umi syahdaMakalah umi syahda
Makalah umi syahda
 
PEDAGIGIKKB-3.pdf
PEDAGIGIKKB-3.pdfPEDAGIGIKKB-3.pdf
PEDAGIGIKKB-3.pdf
 
Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3
 
Makna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi GuruMakna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi Guru
 
Tugas tik ayu lestari
Tugas tik ayu lestariTugas tik ayu lestari
Tugas tik ayu lestari
 
Tugas tik ayu lestari
Tugas tik ayu lestariTugas tik ayu lestari
Tugas tik ayu lestari
 
KODE ETIK DAN PROFESI GURU KEL.6.pptx
KODE ETIK DAN PROFESI GURU KEL.6.pptxKODE ETIK DAN PROFESI GURU KEL.6.pptx
KODE ETIK DAN PROFESI GURU KEL.6.pptx
 
Kode etik dan profesi guru.pptx
Kode etik dan profesi guru.pptxKode etik dan profesi guru.pptx
Kode etik dan profesi guru.pptx
 
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
 
ppt kel 2 etika profesi.pptx
ppt kel 2 etika profesi.pptxppt kel 2 etika profesi.pptx
ppt kel 2 etika profesi.pptx
 
Kode_Etik_Guru (PGRI) _Di_Indonesia.pptx
Kode_Etik_Guru (PGRI) _Di_Indonesia.pptxKode_Etik_Guru (PGRI) _Di_Indonesia.pptx
Kode_Etik_Guru (PGRI) _Di_Indonesia.pptx
 
Makna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi GuruMakna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi Guru
 
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
PROFESI PENDIDIKAN (SIAP PROFESIONALISME DAN ORGANISASI PROFESI)
 
makalah kelompok
makalah kelompokmakalah kelompok
makalah kelompok
 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
 
Pengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanPengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikan
 
Penerapan kode etik pada profesi guru
Penerapan kode etik pada profesi guruPenerapan kode etik pada profesi guru
Penerapan kode etik pada profesi guru
 
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUPPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
 
Kode etik guru (PPT Komunikasi dan Etika Profesi).pptx
Kode etik guru (PPT Komunikasi dan Etika Profesi).pptxKode etik guru (PPT Komunikasi dan Etika Profesi).pptx
Kode etik guru (PPT Komunikasi dan Etika Profesi).pptx
 
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesianEtika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
 

Plus de Ig Fandy Jayanto

Day 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd final
Day 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd finalDay 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd final
Day 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd final
Ig Fandy Jayanto
 
Bahan ajar ti dok baru word
Bahan ajar ti dok baru wordBahan ajar ti dok baru word
Bahan ajar ti dok baru word
Ig Fandy Jayanto
 
100 permainan untuk training
100 permainan untuk training100 permainan untuk training
100 permainan untuk training
Ig Fandy Jayanto
 
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruanAdministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Ig Fandy Jayanto
 
Peran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengahPeran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengah
Ig Fandy Jayanto
 
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Ig Fandy Jayanto
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
 
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadratSifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
Ig Fandy Jayanto
 
Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)
Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)
Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)
Ig Fandy Jayanto
 
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Ig Fandy Jayanto
 
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Ig Fandy Jayanto
 
Prasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakat
Prasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakatPrasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakat
Prasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakat
Ig Fandy Jayanto
 

Plus de Ig Fandy Jayanto (20)

Day 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd final
Day 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd finalDay 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd final
Day 1 sesi 1 tujuan program uji coba mspd final
 
Bahan ajar ti dok baru word
Bahan ajar ti dok baru wordBahan ajar ti dok baru word
Bahan ajar ti dok baru word
 
100 permainan untuk training
100 permainan untuk training100 permainan untuk training
100 permainan untuk training
 
Air laut asin
Air laut asinAir laut asin
Air laut asin
 
101%
101%101%
101%
 
3dinamika
3dinamika3dinamika
3dinamika
 
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruanAdministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
 
Peran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengahPeran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengah
 
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi komunikasi ...
 
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (ma kul teori bilangan)
 
Powerpoin profesi
Powerpoin profesiPowerpoin profesi
Powerpoin profesi
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
 
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadratSifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
 
Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)
Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)
Desain (pengembangan evaluasi pembelajaran)
 
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
 
Kontruktivisme
KontruktivismeKontruktivisme
Kontruktivisme
 
Lembar penilaian
Lembar penilaianLembar penilaian
Lembar penilaian
 
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
Penyusutan keanekaragaman hayati (2)
 
Prasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakat
Prasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakatPrasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakat
Prasangka, diskriminasi, dan integarasi masyarakat
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
 

Makalah kode etik

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang ramai dibicarakan.Berbicara mengenai pendidikan berarti berbicara tentang profesiguru. Pada saat ini profesi guru merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang berkualitas juga, begitu pun sebaliknya, seorang guru yang tidak berkualitas akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah lagi, selain itu saat ini profesi guru dijamin kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu, orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang guru. Namun, menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain adalah syarat admistrasi, teknis, psikis, dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Namun,kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru dalam menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”. Dengan adanya Kode Etik Guru ini, diharapkan para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagaimana telah ditetapkan dalam Kode Etik Guru tersebut. Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo memandang bahwa pendidikan pendidikan sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya. Untuk mewujudkan visi ini dibutuhkan dana memadai(aspek kuantitatif) dan tenaga pendidik yang profesional (aspek kualitatif). Ditinjau dari aspek kuantitatif, Mendiknas lebih
  • 2. 2 lanjut mewacanakan guru akan makin dimanusiawikan dengan menaikkan gaji untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional. Dengan kesejahteraan yang terjamin, para guru akan bangga dengan profesinya, mampu membeli buku, dan mempunyai waktu luang untuk belajar. Pada prinsipnya, menaikkan anggaran pendidikan selalu disebut sebagai conditio sine qua non (syarat mutlak). Namun, pembangunan dalam pendidikan seharusnya tidak dipahami dari aspek kuantitatif saja, akan tetapi aspek kualitatif juga perlu diperhatikan. Dalam konteks ini guru adalah jantungnya. Tanpa guru yang profesional meskipun kebijakan pembaharuan secanggih apapun akan berakhir sia-sia. Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan membahas bagaimana etika guru profesional. Uraian dalam makalah ini di mulai dengan pengertian kode etik, tujuan kode etik, fungsi kode etik, kode etik guru indonesia dan diakhiri oleh kode etik guru profesional terhadap pekerjaannya. 1.2 Tujuan Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengikuti mata kuliah Profesi kependidikan 2. Melatih diri dan kelompok untuk menulis karya ilmiah 3. Untuk menjelaskan pengertian Kode Etik Guru 4. Untuk menjelaskan isi dari kode etik guru 5. Untuk menjelaskan hakikat kode etik guru terhadap guru di Indonesia 6. Untuk menjelaskan tujuan kode etik guru 7. Untuk menjelaskan fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia 8. Melatih mengembangkan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan aspek-aspek Pengantar, Pengertian, Maksud, dan Tujuan Kode Etik Profesi Guru dan Kode Etik Profesi Keguruan.
  • 3. 3 1.3 Sistematika makalah Penulisan makalah ilmiah ini sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah tujuan dan sistematika makalah. 2. BAB II PEMBAHASAN Pada bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan Kode Etik Profesi Guru dan di lengkapi dengan aspek-aspek Pengantar, Pengertian, Maksud, dan Tujuan Kode Etik Profesi Guru dan Kode Etik Profesi Keguruan 3. BAB III TANGGAPAN DAN SIMPULAN Pada bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang diuraikan dalam simpulan baik secara individu maupun kelompok.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kode Etik Guru Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat. Berikut beberapa pengertian kode etik : 1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar kedinasan". Dalam Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di simpulkan, bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari- hari .
  • 5. 5 2. Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan (2) sebagai pedoman tingkah laku. 3. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD), Pasal 43, dikemukakan sebagai berikut: (1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan, dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik; (2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan. Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai berikut:  “code as collection of laws arranged in a system ; or, system of rules and principles that has been accepted by society or a class or group of people”.  “ethic as system of moral principles, rules of conduct”. Dengan demikian, kode etik keprofesian (professional code of ethic) pada hakikatnya merupakan suatu sistem peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang- orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna selain adanya pengakuan dan pemahaman atas ketentuan dan atau prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran untuk mematuhinya
  • 6. 6 dalam menjalankan tugas dan perilaku keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya konsekuensi dan sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya. 2.2 Isi Kode Etik Guru Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item berikut: 1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing 3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. 4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. 6. Guru secara sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. 7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan. 8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya. 9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
  • 7. 7 2.2.1 Ikrar Guru Indonesia 1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik Bangsa yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pembela dan pengamal Pancasila yang setia pada UUD 1945. 3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa. 4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan Bangsa yang berwatak kekeluargaan. 5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi kode etik guru Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap Bangsa, Negara, serta kamanusiaan. Kode etik pada lazimnya disusun dan disahkan serta ditetapkan oleh organisasi asosiasi profesi yang bersangkutan, melalui suatu forum formalnya (kongres atau konferensi) yang telah diatur dalam AD/ART. Pada organisasi asosiasi profesional yang telah mapan biasanya terdapat suatu Dewan atau Majelis Kode Etik yang mempunyai tugas untuk bertindak sebagai penegaknya (law enforcement) sehingga kode etik tersebut berlaku secara efektif dengan kekuatan hukumnya. Sayang sekali, hingga dewasa ini dilingkungan organisasi asosiasi bidang kependidikan, kelengkapan seperti ini (khususnya PGRI) masih belum kita temukan. 2.3 Hakikat Kode Etik Guru Pada dasarnya guru adalah tenaga professional di bidang kependidikan yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar
  • 8. 8 menjadi manusia yang berpribadi (pancasila).Dengan demikian, guru memiliki kedudukan yang sangat penting dan tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan.Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atar buruknya suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di tangan guru. Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional memerlukan pedoman atau kode etik guru agar terhidar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman baginya untuk tetap professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi).Setiap guru yang memegang keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu berpegang epada kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada profesi itu sendiri. Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa sangat diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode etik yang sudah disepakati bersama tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk- betuk professional selalu dituntut adanya kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan. 2.4 Tujuan Kode Etik Guru Pada dasarnya tujuan merumuskankode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
  • 9. 9 1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi 2. Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remes terhadap profesi akan melarang. Oleh karenya, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atauk kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar. Dari segin ini, kode etik juga sering kali disebut kode kehormatan. 3. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya 4. Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang merupakan kesejahteraan para anggotanya. 5. Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif di bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para anggotanya untuk melaksanakan profesinya. Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi. 6. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi. 7. Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabian profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan mudah megnetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya. 8. Untuk meningkatkan mutu profesi.
  • 10. 10 9. Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya. 10. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi 11. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi. 2.5 Fungsi Kode Etik Guru Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di luar kewajaaran. Secara umum, fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut: 1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi. 2. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya. 3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal. 4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan. 5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
  • 11. 11 6. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
  • 12. 12 BAB III PENUTUP 3.1 Tanggapan dan Kesimpulan 3.1.1 Tanggapan a. Individu Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau kelakuan anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik profesi. Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa sangat diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode etik yang sudah disepakati bersama tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk- betuk professional selalu dituntut adanya kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan.
  • 13. 13 Kode etik guru adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan antar guru dengan lembaga pendidikan (sekolah), guru dengan sesama guru, guru dengan peserta didik,dan guru dengan lingkungannya. Sebagai sebuah jabatan pekerjaan, profesi guru memerlukan kode etik khusus untuk mengatur hubungan- hubungan tersebut. Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang menjadi tanggung jawab tugasnya. Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebeagai pedoman dalam berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh sekolompok orang atau masyarakat tertentu. b. Kelompok Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa sangat diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola umum sebagai
  • 14. 14 guru. Kode etik guru juga merupakan norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan antar guru dengan lembaga pendidikan (sekolah), guru dengan sesama guru, guru dengan peserta didik,dan guru dengan lingkungannya. Kode etik merupakan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebeagai pedoman dalam berprilaku. 3.1.2 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah : 1. Kode Etik Guru merupakan aturan tata-susila keguruan. Aturan-aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan- pekerjaan guru) melibatkan dari segi usaha. 2. Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh PGRI dan para guru di Indonesia 3. Kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena dengan kode etik penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Dan akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. 4. Tujuan kode etik guru antara lain adalah menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, pedoman berperilaku, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, meningkatkan mutu profesi dan meningkatkan mutu organisasi profesi. 5. Fungsi kode etik guru antara lain adalah agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab atas profesinya, terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, membantu memecahkan masalah dan
  • 15. 15 mengembangkan diri dan terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta Purwanto Ngalim.2005.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya Offset:Bandung