2. A. Keunikan Atom Karbon ( C )
• Atom Karbon ( C ) memiliki 4 elektron valensi.
Dengan nomor atom 6, atom C memiliki 4 elektron
valensi, sehingga untuk mencapai kestabilan (mencapai
konfigurasi oktet) maka atom C akan membentuk
ikatan kovalen tanpa adanya PEB (Pasangan Elektron
Bebas).
• Atom C membentuk ikatan kovalen dengan berbagai
unsur nonlogam, terutama hidrogen (H), oksigen (O),
dan golongan halogen (F, Cl, Br, I).
• Atom C relatif kecil.
Sesuai dengan nomor pereriodenya yaitu 2, atom
karbon hanya memiliki 2 kulit atom sehingga jari-jari
atom C relatif kecil.
3. Keuntungan dengan jari-jari relatif kecil:
Ikatan kovalen yang dibentuk karbon relatif kuat.
Karbon dapat membentuk ikatan rangkap dan
rangkap 3.
4. B. Rantai Karbon ( C )
Atom C dengan 4 elektron valensi dapa membentuk ikatan
antar atom C berupa ikatan tunggal, rangkap dan rangkap
3, juga lingkar (siklik) jumlah senyawa C sangat banyak.
Berdasarkan jumlah atom C yang diikatnya, atom C dibagi:
Atom C primer (1o) :atom C yang terikat langsung pada 1
atom C lainnya
Atom C sekunder (2o) :atom C yang terikat pada 2 atom C
lainnya
Atom C tersier (3o) : ........
Atom C kuartener (4o) : .......
C. Atom C Primer, Sekunder, Tersier
6. D. HIDROKARBON (H-C)
• Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang paling
sederhana, terdiri atas unsur C dan H keberadaan
jumlahnya paling banyak.
• Hidrokarbon dikelompokkan berdasarkan bentuk rantai
C dan jenis ikatan rantai C nya
• Berdasarkan bentuk rantai C:
alifatik : rantai terbuka
alisiklik : rantai lingkar
aromatik : rantai cincin dan konjugat (berselang-seling
tunggal-rangkap)
• Berdasarkan jenis ikatan C nya:
Alkana, Alkena, Alkuna
8. ALKANA
• Hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal) dan alifatik (rantai
terbuka), semua ikatan C – C nya tunggal.
• Rumus Umum: Cn H2n+2
n : jumlah atom C
• Deret Homolog:
9. Tata Nama Alkana:
1. Pilih Rantai Induk: rantai yang terpanjang dalam
molekul.
2. Beri nomor cabang, karenanya rantai induk diberi
nomor urut, dengan sedemikian rupa rantai cabang
mendapat nomor yang terkecil.
3. Beri nama cabang dengan nama “alkil – khiran il”,
sama dengan nama alkana hanya “ana” diganti “il”,
misal: metana metil, propana propil.
4. Jika terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama
cabang disebut sekali saja dengan diberi awalan yang
menyatakan jumlah cabang. 2 : di, 3 :tri, 4 :tetra,
5:penta, dst...
Beberapa nama alkil:
11. Sifat-Sifat Alkana:
1. Sukar larut dalam senyawa polar (air) tetapi larut
dalam pelarut non-polar.
2. Pada T kamar C1 – C4 berwujud gas, suku-suku
berikutnya berwujud cair, suku tinggi berwujud > C18
berwujud gas.
3. Semakin banyak rantai C T didih semakin tinggi,
untuk jumlah C yang sama semakin banyak cabang
T didih semakin kecil.
4. Sukar bereaksi dengan senyawa lain, disebut parafin
(afinitas kecil).
12. Reaksi –Reaksi Alkana:
Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan Jelaga (partikel C)
Rx. Substitusi : penggantian atom H dari alkana dengan
atom lain, khususnya Halogen Rx. Halogenasi
Rx. Perengkahan (Cracking)
Alkana rantai panjang menjadi potongan-potongan C yang
pendek. Terjadi pada P dan T tinggi tanpa O2
13. ALKENA
• Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh
dimana pada salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap
2) – C = C -
• Rumus Umum: Cn H2n
n : jumlah atom C
• Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran
“ana” diganti dengan “ena”, misal : etana etena
• Deret Homolog:
14. Tata Nama Alkena:
1. Tentukan rantai induk, rantai C terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap.
2. Beri nomor rantai induk, sedemikianrupa rantai ikatan
rangkap memiliki nomor yang terkecil.
3. Jika ada cabang, nama cabang sesuai dengan jumlah
atom C alkilnya, jika lebih dari satu, tata nama cabang
sama aturannya dengan nama alkana
4. Urutan:
nomor cabang-nama alkil-nomor rangkap-nama induk
15. Reaksi –Reaksi Alkena:
Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan lebih banyak Jelaga
(partikel C)
Rx. Adisi (Penambahan = Penjenuhan)
Dari ikatan rangkap Ikatan tunggal (jenuh) dengan cara
menangkap 2 atom lain pada ikatan rangkap – C = C –
untuk memperoleh ikatan tunggal.
a. Reaksi Hidrogenasi: Alkena + H2
b. Reaksi Hidrohalogenasi: Alkena + HX (Hidrogen
Halida)
c. Reaksi Halogen: Alkena + Unsur Halogen (F, Cl, Br, I)
Rx. Polimerisasi: (molekul kecil molekul besar
16. Aturan Markonikov: Jika suatu
HX bereaksi dengan iatan
rangkap asimetris, maka
produk utama pereaksi adalah
molekul dengan atom H yang
ditambahkan ke atom C dalam
ikatan rangkap yang terikat
dengan lebih banyak atom H
18. ALKUNA
• Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh
dimana pada salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap
3)
• Rumus Umum: Cn H2n-2
n : jumlah atom C
• Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran
“ana” diganti dengan “una”, misal : etana etuna
• Deret Homolog:
21. Reaksi –Reaksi Alkuna:
Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan lebih banyak Jelaga
(partikel C)
Rx. Adisi (Penambahan = Penjenuhan)
Untuk penjenuhan alkuna dibutuhkan pereaksi 2x lipat
dari alkena.
a. Reaksi Hidrogenasi: Alkuna + 2H2
b. Reaksi Hidrohalogenasi: Alkuna + 2HX (Hidrogen
Halida)
c. Reaksi Halogen: Alkuna + 2Unsur Halogen (F, Cl, Br, I)
Rx. Polimerisasi: (molekul kecil molekul besar
25. Tata Nama Senyawa Turunan Alkana
Nomor cabang-cabang-nama cabang urut abjad-nomor gugus
fungsi-nama induk
1. Mengidentifikasi gugus fungsi.
2. Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang
mengandung gugus fungsi.
3. Menulis nomor, dimulai dari salah satu ujung sedemikian
sehingga posisi gugus mendapat nomor terkecil.
4. Menuliskan nama, dimulai dari nama cabang-cabang
(nama alkil sesuai dengan jumlah atom C), kemudian
nama rantai induk. Cabang-cabang sejenis digabung dan
dinyatakan dengan awalan di-, tri-, tetra- dst. Penulisan
cabang yang berbeda diurutkan sesuai dengan abjad.
26. A. ALKOHOL / ALKANOL (R – OH)
Alkohol adalah etana dengan satu atom H diganti oleh
gugus fungsi – OH
Rumus Umum : CnH2n+2O
IUPAC : Mengganti akhiran “a” menjadi “ol”
Metana metanol, etana etanol, dst...
TRIVIAL : R – OH : alkil – alkohol
Metil alkohol, etil alkohol, isopropil alkohol (IPA)
27. Klasifikasi Alkohol:
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus – OH :
1. Alkohol Primer : R – CH2 – OH
misal: metanol, etanol, 1-propanol
2. Alkohol Sekunder : R – CHR’ – OH , terikat pada atom
C sekunder
misal: 2-propanol
3. Alkohol Tersier : R – R’CR” – OH, terikat pada atom
tersier
misal: 2-metil-2-propanol
28. Beberapa Reaksi Alkohol:
1. Dehidrasi Alkohol (Pelepasan H2O)
Alkohol jika dipanaskan bersama H2SO4 pekat akan
mengalami dehigrasi membentuk eter atau alkena.
Pemanasan pd T 130C menghasilkan eter, sedangkan
pada T 180 C menghasilkan alkena
2. Oksidasi Alkohol
alkohol sederhana mudah terbakar membentuk CO2
dan H2O. Namun dengan pengoksidasi sedang dan
dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi :
29. Alkohol primer Aldehid Asam Karboksilat
Alkohol sekunder Keton
Alkohol tersier tdk teroksidasi
Krn yang diserang adalah atom H-karbinol (atom
karbon yang mengikat gugus – OH)
30. Beberapa Reaksi Alkohol:
3. Reaksi alkohol dengan Na atau K
terjadi pada alkohol kering (tdk mengandung air) shg
dapat bereaksi dengan Na atau K, sehingga atom H
dari gugus – OH diganti dengan Na dan K Na
Alkoholat
Jika terdapat air, maka alkohol akan terurai mjd
alkohol dan NaOH
R-ONa + H2O R-OH + NaOH
31. Beberapa Reaksi Alkohol:
4. Esterifikasi : Pembentukan ester
Alkohol + Asam alkanoat Ester + H2O
Ester tidak bereaksi dengan oksidator , reduktor
maupun basa, sehingga umumnya digunakan sebagai
pelarut.
32. Beberapa Reaksi Alkohol:
4. Esterifikasi : Pembentukan ester
Alkohol + Asam alkanoat Ester + H2O
Eter tidak bereaksi dengan oksidator , reduktor
maupun basa, sehingga umumnya digunakan sebagai
pelarut.
33. B. ETER / ALKOKSI ALKANA (R – O – R)
IUPAC : Menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi
dan alkil yang lebih besar sebagai alkana.
TRIVIAL : menyebutkan nama alkil-alkilnya urut abjad
dan diakhiri dengan eter. Jika kedua alkil sama maka
diawali dengan di-, tri-, dsb...
35. C. ALDEHID / ALKANAL dan KETON
Aldehid adalah gugus karbonil mengikat satu alkil dan satu
atom H
Rumus Umum : CnH2nO
IUPAC : nama alkana rantai induk “a” diganti “al”
Misal: butanol butanal
Menentukan rantai terpanjang yang mengandung gugus
fungsi, sehingga atom C pada gugua –CHO memiliki
nomor 1.
TRIVIAL : mengambil nama asam karboksilat dengan
mengubah asam-oat atau asam-at menjadi akhiran
aldehid.
Misal: asam asetat asetaldehid (CH3-CHO)
37. Keton adalah senyawa karbon yang mengandung gugus
fungsi –CO- yang terikat pada dua gugus alkyl R dan R’.
keton yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut
alkanon.
Rumus Umum: CnH2nO R – CO – R’
IUPAC : sama dengan mengubah huruf terakhir “a” pada
alkana dengan huruf “on”. Menentukan rantai terpanjang
yang melewati gugus fungsi –CO- . Penomoran dimulai
dari ujung terdekat gugus fungsi.
38. TRIVIAL : diambil dari nama alkil yang terdekat gugus
karbonil kemudian ditambahkan kata keton.
Reaksi :
Aldehid + [O] asam karboksilat
Keton tidak teroksidasi
Manfaat :
Formaldehid untuk pengawet
Keton untuk pelarut industri cat
39. D. ASAM KARBOKSILAT (R-COOH)
Asam karboksilat/ Asam Alkanoat diturunkan dari
nama alkana yang sesuai dengan
mengganti akhiran “a” mjd “oat” dan
memberi awalan asam.
Rumus Umum : CnH2nO2
IUPAC : nama alkana rantai induk “a” diganti “oat”
Misal: Metana Asam metanoat
TRIVIAL : R – OH : alkil – alkohol
40. TRIVIAL : diambil dari sumber alami asam yang
bersangkutan.
Misal : asam metanoat disebut asam formiat
(formica=semut)
41. TRIVIAL :
Jika ada cabang, maka cabang dinyatakan dengan huruf
latin. Dimulai dari atom C yang terikat langsung
pada gugus –COOH, yaitu atom C no 2 (α)
IUPAC : asam 4-etil-2-metilheksanoat
TRIVIAL : asam γ-etil-α-metilheksanoat
42. Sifat Fisika Asam Karboksilat
Sembilan anggota pertama As. Karboksilat merupakan
cairan tdk berwarna, namun memilliki bau yang tidak
enak.
Diatas 10 merupakan padatan seperti lilin dan memiliki
tingkat penguapan yang rendah, sehingga tidak berbau.
Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkohol
C1 – C4 larut dalam air, seiring peningkatan jumlah atom
C kelarutan dalam air berkurang.
43. Reaksi Asam Karboksilat
• Rx. Netralisasi
Asam karboksilat bereaksi dengan NaOH, Na2CO3 dan
NaHCO3
Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak
bebas (ALB) dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan
asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga
membentuk sabun (soap stock) dengan tujuan memurnikan
minyak.
45. E. ESTER (ALKIL ALKANOAT)
Ester : alkil adalah gugus karbon ynga terikat pada atom C
(gugus R’), sedangkan alkanoat adalah
gugus R – COO-
Rumus Umum : CnH2nO2
47. Sifat Fisika Ester :
Ester merupakan turunan As. Karboksilat dan memiliki
bau yang menyenangkan, aroma yang sedap.
Memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan
dengan asam karboksilat.
Reaksi Ester:
Ester bersifat netral, biasanya mengalami reaksi kimia
dimanan gugus alkoksi –OR’ diganti dengan gugus lain
a. Rx Hidrolisis suasana Asam
merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi, dengan
bantuan katalis asam, mrpk rx kesetimbangan.
48. a. Rx Hidrolisis suasana Basa
merupakan reaksi sempurna, ester dilepaskan dari
kesetimbangandiubah menjadi garam organik dan tidak
bereaksi kemballi dengan alkohol irreversible
49. Manfaat As. Karboksilat:
Asam format : insektisida, obat-obatan dan pewarna
Asam asetat : pewarna , insektisida, pengawet makanan
Manfaat Ester:
Aroma buah-buahan tiruan
51. Trigliserida adalah asam lemak yang terdiri dari
asam miristat (1-3%), asam palmitat (35-40%),
asa oleat (38-40%), asam stearat (3-6%), dan
asam linoleat (5-11%).
Asam lemak tidak lain adalah asam
alkanoat/asam karboksilat berderajat tinggi,
rantai C > 6 dan tidak bercabang.
Dengan mengetahui sifat fisika dan kimia jenis-
jenis asam lemak pada minyak sawit, maka kita
dapat memproses dan mengendalikan siaft-sifat
minyak.