SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  27
Télécharger pour lire hors ligne
Krisis Iklim:
perubahan sosial, inovasi dan tata kelola
Farhan Helmy
Thamrin School of Climate Change and Sustainability/
Advanced Systems Computing, Design and Innovation Laboratory
(ASCODI Lab), Green Voice Indonesia
OUTLINE PRESENTASI
Memahami Krisis Iklim secara Sistem
­ Melihat Krisis Iklim sebagai Persoalan Sistem
­ Dinamika Ruang, Siklus Hidrologis dan Perubahan Iklim
­ Sains Keterbatasan Planet dan Tiping Points
­ Kompleksitas pada Level Mikro: Lanskap Fisik dan Institusi
­ Narasi berbasis Bukti versus Retorik
Tata Kelola Perubahan Iklim: Arsitektur, dan Peran Aktor Negara dan non-Negara
• Konvensi, Arsitektur, Milestone dan Mekanisme
• Kelompok Negosiasi Kepentingan
• Nationally Ditermined Contributions (NDC)
• Kesepakatan Global, Respon Nasional dan Isu Terkait
Tiga Catatan Reflektif untuk Diskusi
­ Paradigma Kebijakan Publik: Relasi Ekonomi dan Lingkungan
­ Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif
­ Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd)
Rujukan yang Disarankan
A GREEN "EVANGELIST", A COMMONER, A PODCASTER, A
MEMBER OF CLIMATE REALITY LEADER CORPS, A PROMOTOR
OF SYSTEM THINKING AND COMPLEXITY THEORY, EN-ROADS
CLIMATE AMBASSADOR, A SCIENTIFICALLY-TRAINED
INDEPENDENT PROFESSIONAL OF NATURAL RESOURCE,
ENVIRONMENTAL AND CLIMATE CHANGE POLICY ANALYSIS
AND AN ENTHUSIAST IN PROMOTING SOCIAL INNOVATION
AND MOVEMENT FOR BETTER SOCIETY.
farhanhelmy.carrd.co
MEMAHAMI KRISIS IKLIM SECARA SISTEM 01
MELIHAT KRISIS IKLIM SEBAGAI SEBUAH SISTEM
•Antisipasi Efek Samping. Pemikiran sistem bertanya 'apa lagi' yang mungkin
terjadi jika intervensi kita berhasil? Siapa yang akan membayar? Siapa yang
diuntungkan? Apa yang mungkin dirugikan?
•Pembelajaran. Dari simulasi komputer yang menguji skenario kebijakan hingga
permainan bermain peran, alat berpikir sistem dirancang untuk pembelajaran
seumur hidup.
•Amplifikasi Dampak. Bagaimana sebuah organisasi dapat melipatgandakan
anggotanya? Bagaimana teknologi bersih dapat berkembang sesuai skala?
Pemikiran sistem membantu mengidentifikasi umpan balik yang memperkuat
yang mendorong proses tersebut.
•Visi. Dunia apa yang benar-benar ingin Anda lihat, bukan yang menurut Anda
harus Anda terima? Visi adalah tujuan jauh yang menginformasikan tindakan
Anda pada saat peluang di tengah kompleksitas dan perubahan yang cepat.
•Temukan Leverage. Titik leverage (point of leverage) adalah tempat di mana
perubahan kecil menciptakan hasil besar. dari sistem kepercayaan bersama
hingga opsi kebijakan utama, pemikiran sistem membantu Anda fokus di tempat
yang paling berdampak dapat ditemukan.
•Berkolaborasi. Bekerja sama dalam perspektif yang berbeda tidak selalu
mudah. Pemikiran sistem menyediakan alat untuk membangun pemahaman
berbagi dan kolaborasi lintas sektoral yang efektif.
DINAMIKA RUANG, SIKLUS HIDROLOGIS & PERUBAHAN IKLIM
• Iklim sebagai suatu sistem merupakan sistem interaktif terdiri dari lima
komponen utama: atmosfer, hidrosfer, cryosphere, permukaan tanah dan
biosfer, yang dipengaruhi oleh berbagai mekanisme eksternal, baik matahari
maupun berbagai aktivitas manusia (antropogenik)
• Atmosfer adalah bagian sistem yang paling tidak stabil dan cepat berubah.
Komposisinya, yang telah berubah seiring evolusi Bumi. Atmosfer bumi terutama
terdiri dari nitrogen (N2, rasio pencampuran volume 78,1%), oksigen (O2, rasio
pencampuran volume 20,9%, dan argon (Ar, rasio pencampuran volume 0,93%).
• Hidrosfer (hydrosphere) adalah komponen yang terdiri dari semua permukaan
cair dan air bawah tanah, baik air tawar, termasuk sungai, danau dan akuifer,
dan air garam dari lautan dan lautan.
• Cryosphere, termasuk lapisan es Greenland dan Antartika, gletser benua dan
ladang salju, es laut, dan permafrost, memperoleh pentingnya sistem iklim dari
reflektivitas tinggi (albedo) untuk radiasi matahari, konduktivitas termal yang
rendah, inersia termal yang besar dan, terutama, perannya yang penting dalam
mendorong sirkulasi air laut dalam.
• Vegetasi dan tanah (soil) di permukaan tanah mengendalikan bagaimana
energi yang diterima dari matahari dikembalikan ke atmosfer.
• Biosfer laut dan darat memiliki dampak besar pada komposisi atmosfer. Biota
mempengaruhi penyerapan dan pelepasan gas rumah kaca. Melalui proses
fotosintesis, baik tanaman laut dan darat (terutama hutan) menyimpan sejumlah
besar karbon dari karbon dioksida.
•
Source: https://www.ipcc.ch/sr15/
SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT (2009)
(https://www.nature.com/articles/461472a)
SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT – 10 TAHUN KEMUDIAN (2020)
• Proposal Rockstrom dalam #TheGreenRecovery
• Alokasikan 2 Triliun USD untuk mentransformasikan ekonomi dan sosial ke arah green yang
diinvestasikan pada pembangunan rendah emisi karbon, circular economy, rehabilitasi/restorasi
sumberdaya alam dan lingkungan.
• Rumuskan target berdasarkan sains pada skenario kebijakan atau intervensi. Menjaga suhu bumi 1.5
derajat atau dibawahnya dalam periode sampai tahun 2100. Tak ada pilihan lain dalam waktu satu
dekade kedepan (2020-2030) sebelum kita kehilangan momentum membalikkan keadaan.
• Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam kegiatan
ekonomi. Rochstorm walaupun tetap optimis terhadap berbagai upaya dan komitmen
oleh berbagai aktor non-negara, terutama korporasi, tetap menaruh kehati-hatian.
Yang dibutuhkan suatu perubahan sistemik dan masif, terutama terhadap apa
yang sudah diyakinkan oleh sains.(IPCC, https://bit.ly/3mupEfW)
• Pemulihan melalui naratif "build back better" harusnya bukan sekedar naratif politik
karena kebingungan ditengah krisis. Krisis yang sebenarnya sudah bisa diduga dari
waktu ke waktu. Buah dari rezim neoliberalisme yang terus dikembangbiakan dan
dilembagakan sebagai suatu keniscayaan pilihan di bumi ini sejak lebih dari empat
dekade lalu.
• Saat ini, momentum yang tepat untuk memulihkan trust untuk merestorasi relasi alam
dan manusia sebagai dua entitas yang tak terpisahkan. Bukan "trade off" kerangka
pikirnya, tapi pembangunan yang berbasis prinsip-prinsip keberlanjutan, Inklusivitas
dan keadilan. Dan bukan sekedar penyesuaian (adjustment)
https://www.nature.com/articles/d41586-019-03595-0
KOMPLEKSITAS PADA LEVEL MIKRO: LANSKAP FISIK & INSTITUSI
• Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam kegiatan
ekonomi. Rochstorm (2020) walaupun tetap optimis terhadap berbagai upaya
dan komitmen oleh berbagai aktor non-negara, terutama korporasi, tetap
menaruh kehati-hatian. Yang dibutuhkan suatu perubahan sistemik dan masif,
terutama terhadap apa yang sudah diyakinkan oleh sains.(IPCC,
https://bit.ly/3mupEfW)
• Lanskap kelembagaan, mencakup aturan dan organisasi yang mengarahkan
dan mempengaruhi dalam pengelolaan sumberdaya termasuk relasi sosial
antara manusia dan sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan itu.
Kompleksitas kelembagaan terlihat pada berbagai aras baik antar berabagai
lembaga di tingkat nasional, maupun sub-national (provinsi/kabupaten/ kota).
• Berbagai setting kelembagaan yang kompleks ini seringkali tidak mampu
menjawab persoalan secara komprehensif dan tuntas. Bahkan seringkali
memunculkan persoalsan baru karena pendekatan masing-masing lembaga tidak
berada dalam suatu kesatuan yang koheren yang basisnya ekosistem. Interaksi
ini kedua lanskap ini tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu
sama lain yang seringkali.
• Dinamika interaksinya selalu dibayang-banyangi bukan saja data dan
informasi yang kita miliki tidak memadai, akan tetapi juga dihadapkan pada
keterbatasan pengetahuan akan interaksi antar berbagai faktor yang seringkali
memunculkan akibat yang tak terduga.
•
NARATIF BERBASIS BUKTI(EVIDENCE ) VS
RETORIKA: DEFORESTASI
•Konflik berawal persoalan definisi dan metodologi yang
melahirkan suatu diagnosis dan kesimpulan yang berbeda dalam
penyusunan kebijakan public baik kekuatan pendorong baik
tekanan, status, dampak, response (DPSIR)
•Deforestasi yang angka dan lintasannya bisa berbeda seperti yang
ditunjukkan oleh Laporan Status Hutan Indonesia 2018, Forest
Watch Indonesia(FWI) dan berbagai sumber lainnya
•Sejak tahun 1990 kisaran angka deforestasi di kawasan hutan dan
non-hutan berkisar antara 3 juta hingga per periode berada pada
kisaran 0.45 juta Ha yang diukur per periode.
•Hasil analisa FWI sejak tahun 2000 hingga tahun 2017 telah
menunjukkan masih tingginya laju deforestasi. Pada rentang tahun
2000-2009, Indonesia kehilangan hutan alam seluas 1,4 juta
ha/tahun. Pada periode selanjutnya (2009-2013) luasan hutan alam
yang hilang berkurang menjadi 1,1 juta ha/tahun dan kembali naik
pada periode 2013-2017 menjadi 1,4 juta ha/tahun.
Source:DNPI(2010),Indonesia’sGHGAbatementCourseCurve
TATA KELOLA PERUBAHAN IKLIM:
ARSITEKTUR & KOMITMEN AKTOR NEGARA & NON-NEGARA 02
TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (1)
Definisi
1. “Adverse effects of climate change” means changes in the physical environment
or biota resulting from climate change which have significant deleterious effects on the
composition, resilience or productivity of natural and managed ecosystems or on the
operation of socio-economic systems or on human health and welfare.
2. “Climate change” means a change of climate which is attributed directly or
indirectly to human activity that alters the composition of the global atmosphere and
which is in addition to natural climate variability observed over comparable time
periods.
Sasaran:
The ultimate objective of this Convention and any related legal instruments that the
Conference of the Parties may adopt is to achieve, in accordance with the relevant
provisions of the Convention, stabilization of greenhouse gas concentrations in the
atmosphere at a level that would prevent dangerous anthropogenic interference
with the climate system. Such a level should be achieved within a time frame
sufficient to allow ecosystems to adapt naturally to climate change, to ensure that
food production is not threatened and to enable economic development to proceed in
a sustainable manner.
La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference
of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (2)
• Party Driven yang diwakili oleh focal point yang merepresentasikan
masing-masing negara, untuk Indonesia: Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK, 2014- kini), Dewan Nasional Perubahan Iklim
(DNPI, 2008-2014), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH, ... -2008)
• Lingkup perundingan: adaptasi, mitigasi dan means of implementation
(teknologi, peningkatan kapasitas dan pendanaan)
• GHG yang diatur: CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, NF3
• Kelembagaan negosiasi dan operasionalisasi:
• Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang menjadi
rujukan sains, dibentuk oleh World Meterorological Organization
(WMO) dan UNEP
• Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA) dan
Subsidiary Body for Implementation (SBI)
• Lembaga lainnya (constituted body)yang dibentuk sesuai dengan
urgensi dan hasil keputusan negosiasi yang lebih operasional , misalnya
Climate Technology Center and Network (CTCN), Green Climate Fund
(GCF)
• Kelompok Negosiasi Kepentingan: state actors (formal dan informal),
non-state actors (sub-national, asosiasi, LSM, etc.)
LaFranchophonie(2019),Twenty-fifthsessionoftheConference
ofthePartiestotheUnitedNationsFrameworkConventiononClimateChange:SummaryforPolicyMakers
TATAKELOLA PI: KELOMPOK NEGOSIASI KEPENTINGAN
Aktor Negara (State Actors):
• Formal: African Group of Negotiators40 (AGN), The Group of Small Island
Developing States (SIDS), The Least Developed Countries41 (LDC), The Group
of 77 + China (G-77 + China), The European Union (EU), The Umbrella Group,
The Environmental Integrity
• Informal: The Independent Alliance of Latin America and the Caribbean
(AILAC), The Alliance of Small Island States (AOSIS), The Coalition for
Rainforest Nations, The BASIC group is formed by Brazil, South Africa, India and
China, The Group of Countries of Central Asia and the Caucasus, Albania and
Moldova (CACAM), The Bolivarian Alliance for the Peoples of our America
(ALBA) The Like Minded Group of States (LMDC), The Arab Group. The Climate
Vulnerability Forum
•Aktor non-Negara (Non-State Actors/NSA):
• Komitmen iklim terkuantifikasi oleh lebih dari 6.000 kota dan wilayah dan
1.500 perusahaan di sepuluh negara penghasil emisi utama dunia dapat
mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1,2-2 GtCO2e per tahun
pada tahun 2030 atau sekitar 4% emisi global saat ini
Photo credit: enb.iisd.org
TATAKELOLA PI: NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTIONS (NDC)
• Setiap negara mengajukan komitmennya melalui submisi Nationally
Ditermined Contributions (NDCs) yang diperbaharui setiap lima tahun
mulai tahun 2020 yang akan diinventarisasi melalui global stock take
(2023) untuk menilai kemajuan kolektif dibandingkan dengan tujuan
jangka panjang Paris Agreement.
• Agregat komitmen negara-negara masih jauh dari harapan tujuan
jangka panjang Paris Agreement, perlu aksi yang lebih ambisus dan
progresif yang tidak hanya mengandalkan negara/parties akan tetapi
actor non-negara yang memiliki sekitar 80% sumberdaya yang bisa
dimobilisasi
• Pemerintah Indonesia mensubmisi NDC dengan komitmen penurunan
emisi/Mitigasi: 29% (sumberdaya domestik), 41% (dukungan
internasional) dari BAU 2030. Lima kategori sektor: kehutanan (17.2%),
energi (11%), pertanian (0.32%), industri (0.10%), dan limbah (0.38%).
Adaptasi: peningkatan ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan sumber
penghidupan, serta ketahanan ekosistem dan lansekap selain juga
pengkondisian untuk ketahanan iklim.
Source: La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference
of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
“Acknowledging that climate change is a common concern of
humankind, Parties should, when taking action to address climate change,
respect, promote and consider their respective obligations on human rights, the
right to health, the rights of indigenous peoples, local communities,
migrants, children, persons with disabilities and people in vulnerable
situations and the right to development, as well as gender equality,
empowerment of women and intergenerational equity”.
Paris Agreement, 2015
TATAKELOLA PI: KESEPAKATAN GLOBAL & RESPON NASIONAL, ISU TERKAIT
Konfirmasi Sains
•1.5 degree Synthesis Report (IPCC, 2018), Planetary
Boundary (John Rocktrom, et.al, 2009, 2019), Mora
Report on Climate Departure(2013)
Kesepakatan Global:
•Sustainable Development Goals (SDGs, 2015), Paris
Agreement (UNFCCC, 2015), Adis Ababa Action
Agenda (2015), Sendai Framework on Disaster Risk
Reduction (UNDRR, 2015)
Respon Nasional
•Nationally Determined Contribution (NDC), 29% and
41% CO2 emission target, Low Carbon Development
Scenarios (Bappenas, 2018- ..), Means of
Implementation (finance, technology, capacity building)
CIVIC ENGAGEMENT: CATATAN REFLEKTIF 03
TIGA CATATAN REFLEKTIF UNTUK DISKUSI
• Paradigma Kebijakan Publik. Paradigma yang bersandarkan
pemikiran antroposentik dimana masusi sebagai aktor dominan
telah memeperosokan kita kedalam banyak krisis dan jauh dari
relatis sebenarnya bahwa ekonomi dan ekologi sebagai suatu
kesatuan sistem yang saling bergantung dan mempengaruhi.
• Tata Kelola: Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif. Relasi negara,
pasar, komunitas dalam kerangka kelembagaan dan
pelembagaan tata kelola di semua tingkat tata kelola
(monocentric, polycentric) dan penerjemahan aksi kolektif global
ke nasional dan sub-nasional/lokal dan alur sebaliknya
(intrapolasi, ekstrapolasi)
• Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd). Peran
aktor negara dan pemangku kepentingan utama sangatlah
terbatas tanpa didukung oleh keterlibatan public secara luas
dalam membangun aksi kolektif oleh komitmen dan konsistensi
sikap jangka panjang.
CR-1: PARADIGMA KEBIJAKAN PUBLIK: EKONOMI & LINGKUNGAN
Evolusi Pemikiran Ekonomi
• efisiensi, optimalitas dan keberlanjutan
Relasi Ekonomi dan Lingkungan
• Kenneth Boulding, Spaceship Earth (1966)
• Club of Rome, Limited to Growth (1972)
• Paul Erlich, Population Bomb (1986) -> IPAT (Impact =
Population x Affluence x Technology)
• Schumacker, Small is Beautiful (1973)
• Odum, Energy System (2001)
• Murray Bookchin, Localization (1997)
• Hezel Henderson (2006)
Dominasi Pemikiran Neo-Klasik
• Mekanisme pasar
• Mewarnai pengajaran maupun kebijakan public
• Krisis Iklim menunjukan gagalnya berbagai kebijakan yang
diturunkan
Source:Cato,MollyScott(2021),EnvironmentandEconomy,Routledge
CR-2: DILEMMA KEBIJAKAN DAN AKSI KOLEKTIF
UN Agencies, International Conventions, Multi-lateral Agreements
Regional Networks and associations
Donor Agencies and Multilateral institutions
National and local Governments
Private sector- business and industry
Universities and Research Institutions
Professional associations
Financial Institutions
NGOs/NPOs and Community Groups
Source:Srinivas(2019),KwanseiGakuenUniversity
LOCAL
GLOBAL
CR-3: INOVASI & GERAKAN SOSIAL BERBASIS KERUMUNAN
• Data dan informasi melimpah dari berbagai sumber dan
komunitas nasional dan kredibel tersedia secara luas dan dapat
diakses, termasuk: Global Forest Watch, globalforestwatch.org,
Trase, insights.trase.earth, Google Earth Engine, pasar berbasis
kerumunan, eofactory.ai, Satelit mengabdikan resolusi tinggi
untuk sumber daya alam dan pemantauan lingkungan
(Norwegia, Jepang)
• Pentingnya menjaga keterbukaan platform untuk transparansi
dan akuntabilitas tidak hanya terbatas pada institusi
pemerintah tetapi juga untuk keterlibatan berbagai aktor non-
negara.
• Proof of Concept saat ini sedang melatih untuk skenario
kebijakan inklusif (En-ROADS) dan Demokratisasi Data
(EOfactory)
Source:ESRI,2018
CIVIC ENGAGEMENT: AI, CI & AKSI KOLEKTIF
Source: Nesta(2020), The Future Minds and Machines: How Artificial Intelligence Can Enhance Collective Intelligence
EN-ROADS SEBAGAI PLATFORM UJI SKENARIO & INKLUSIVITAS PARTISIPASI
•En-ROADS (Energy Rapid Overview and Decision-Support)
adalah model simulasi kebijakan yang transparan dan
tersedia secara gratis dan online untuk memahami krisis iklim
dan solusinya. Model ini dikembangkan oleh Climate
Interactive, Ventana Systems, dan MIT Sloan.
•Didasarkan pada sains terbaikyang ada dan telah dikalibrasi
terhadap berbagai model Integrated Assessment and
Modelling(IAM) yang saat ini dipakai sebagai rujukan yang
kredibel dalam kajian perubahan iklim, dampaknya maupun
berbagai elaborasi kebijakan untuk mengatasinya.
•MIT membuat simulasi yang menarik tentang berbagai
kemungkinan skenario yang dilakukan melalui berbagai
simulasi dari 18 faktor yang berpengaruh secara dinamik
(minyak, batubara, energi terbarukan, nuklir, bangunan,
teknologi, carbon pricing, bioenergy, deforestasi/aforestasi,…)
•Demonstrasi En-ROADS,
https://en-roads.climateinteractive.org/scenario.html?v=2.7.29
climateinteractive.org
RUJUKAN UNTUK PENDALAMAN LEBIH LANJUT 04
SUMBER ONLINE
United Nation Framework on Climate Change Convention, https://www.unfccc.int
IPCC Special Report, Global Warming 1.5 degrees, https://www.ipcc.ch/sr15/.
IISD Reporting Service, https://enb.iisd.org
Indonesia Nationally Determined Contributions (NDCs) to UNFCCC,
https://www4.unfccc.int/sites/ndcstaging/PublishedDocuments/Indonesia%20First/First%20NDC%20Indo
nesia_submitted%20to%20UNFCCC%20Set_November%20%202016.pdf

Contenu connexe

Similaire à Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: social change, innovation and governance)

Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbulPencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Riska_21
 
sumber daya alam 1
sumber daya alam 1sumber daya alam 1
sumber daya alam 1
Mia Mancani
 
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan new
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan newPengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan new
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan new
EdiSuryadi12
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
GeGe_7T7
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
Irfano
 
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukpTek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Maya Aprijadi
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
Wahyudinata Halim
 
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan Helmy
 

Similaire à Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: social change, innovation and governance) (20)

Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?
 
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbulPencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introduction
 
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.pptgeos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
 
sumber daya alam 1
sumber daya alam 1sumber daya alam 1
sumber daya alam 1
 
Penerapan Model Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat.pptx
Penerapan Model Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat.pptxPenerapan Model Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat.pptx
Penerapan Model Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat.pptx
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
 
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan new
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan newPengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan new
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan new
 
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 
Pembangunan
PembangunanPembangunan
Pembangunan
 
Cara menjaga lingkungan hidup
Cara menjaga lingkungan hidupCara menjaga lingkungan hidup
Cara menjaga lingkungan hidup
 
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukpTek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
 
Makalah ilmu ekomomi syariah
Makalah ilmu ekomomi syariahMakalah ilmu ekomomi syariah
Makalah ilmu ekomomi syariah
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkungan
 
Pengelolaan sumberdaya lahan dan etika lingkungan paper etika e2
Pengelolaan sumberdaya lahan dan etika lingkungan paper etika e2Pengelolaan sumberdaya lahan dan etika lingkungan paper etika e2
Pengelolaan sumberdaya lahan dan etika lingkungan paper etika e2
 
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
 
Kkp
KkpKkp
Kkp
 

Plus de Farhan Helmy

Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Farhan Helmy
 
Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013
Farhan Helmy
 
Ghg assessment from forest fires - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires  - indonesia case studyGhg assessment from forest fires  - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires - indonesia case study
Farhan Helmy
 
Cases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: IndonesiaCases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: Indonesia
Farhan Helmy
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
Farhan Helmy
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
Farhan Helmy
 

Plus de Farhan Helmy (20)

Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiEtika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
 
Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013
 
Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013
 
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
 
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
 
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
 
EOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligenceEOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligence
 
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory PlatformChange Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
 
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic EngagementCrowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
 
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory PlatformCivic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
 
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and OpportunitiesASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
 
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into RealityPromoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
 
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaPerubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
 
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
 
Flood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in JakartaFlood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in Jakarta
 
Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013
 
Ghg assessment from forest fires - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires  - indonesia case studyGhg assessment from forest fires  - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires - indonesia case study
 
Cases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: IndonesiaCases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: Indonesia
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
 

Dernier

Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
danzztzy405
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Dernier (11)

Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 

Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: social change, innovation and governance)

  • 1. Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola Farhan Helmy Thamrin School of Climate Change and Sustainability/ Advanced Systems Computing, Design and Innovation Laboratory (ASCODI Lab), Green Voice Indonesia
  • 2. OUTLINE PRESENTASI Memahami Krisis Iklim secara Sistem ­ Melihat Krisis Iklim sebagai Persoalan Sistem ­ Dinamika Ruang, Siklus Hidrologis dan Perubahan Iklim ­ Sains Keterbatasan Planet dan Tiping Points ­ Kompleksitas pada Level Mikro: Lanskap Fisik dan Institusi ­ Narasi berbasis Bukti versus Retorik Tata Kelola Perubahan Iklim: Arsitektur, dan Peran Aktor Negara dan non-Negara • Konvensi, Arsitektur, Milestone dan Mekanisme • Kelompok Negosiasi Kepentingan • Nationally Ditermined Contributions (NDC) • Kesepakatan Global, Respon Nasional dan Isu Terkait Tiga Catatan Reflektif untuk Diskusi ­ Paradigma Kebijakan Publik: Relasi Ekonomi dan Lingkungan ­ Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif ­ Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd) Rujukan yang Disarankan
  • 3. A GREEN "EVANGELIST", A COMMONER, A PODCASTER, A MEMBER OF CLIMATE REALITY LEADER CORPS, A PROMOTOR OF SYSTEM THINKING AND COMPLEXITY THEORY, EN-ROADS CLIMATE AMBASSADOR, A SCIENTIFICALLY-TRAINED INDEPENDENT PROFESSIONAL OF NATURAL RESOURCE, ENVIRONMENTAL AND CLIMATE CHANGE POLICY ANALYSIS AND AN ENTHUSIAST IN PROMOTING SOCIAL INNOVATION AND MOVEMENT FOR BETTER SOCIETY. farhanhelmy.carrd.co
  • 4. MEMAHAMI KRISIS IKLIM SECARA SISTEM 01
  • 5. MELIHAT KRISIS IKLIM SEBAGAI SEBUAH SISTEM •Antisipasi Efek Samping. Pemikiran sistem bertanya 'apa lagi' yang mungkin terjadi jika intervensi kita berhasil? Siapa yang akan membayar? Siapa yang diuntungkan? Apa yang mungkin dirugikan? •Pembelajaran. Dari simulasi komputer yang menguji skenario kebijakan hingga permainan bermain peran, alat berpikir sistem dirancang untuk pembelajaran seumur hidup. •Amplifikasi Dampak. Bagaimana sebuah organisasi dapat melipatgandakan anggotanya? Bagaimana teknologi bersih dapat berkembang sesuai skala? Pemikiran sistem membantu mengidentifikasi umpan balik yang memperkuat yang mendorong proses tersebut. •Visi. Dunia apa yang benar-benar ingin Anda lihat, bukan yang menurut Anda harus Anda terima? Visi adalah tujuan jauh yang menginformasikan tindakan Anda pada saat peluang di tengah kompleksitas dan perubahan yang cepat. •Temukan Leverage. Titik leverage (point of leverage) adalah tempat di mana perubahan kecil menciptakan hasil besar. dari sistem kepercayaan bersama hingga opsi kebijakan utama, pemikiran sistem membantu Anda fokus di tempat yang paling berdampak dapat ditemukan. •Berkolaborasi. Bekerja sama dalam perspektif yang berbeda tidak selalu mudah. Pemikiran sistem menyediakan alat untuk membangun pemahaman berbagi dan kolaborasi lintas sektoral yang efektif.
  • 6. DINAMIKA RUANG, SIKLUS HIDROLOGIS & PERUBAHAN IKLIM • Iklim sebagai suatu sistem merupakan sistem interaktif terdiri dari lima komponen utama: atmosfer, hidrosfer, cryosphere, permukaan tanah dan biosfer, yang dipengaruhi oleh berbagai mekanisme eksternal, baik matahari maupun berbagai aktivitas manusia (antropogenik) • Atmosfer adalah bagian sistem yang paling tidak stabil dan cepat berubah. Komposisinya, yang telah berubah seiring evolusi Bumi. Atmosfer bumi terutama terdiri dari nitrogen (N2, rasio pencampuran volume 78,1%), oksigen (O2, rasio pencampuran volume 20,9%, dan argon (Ar, rasio pencampuran volume 0,93%). • Hidrosfer (hydrosphere) adalah komponen yang terdiri dari semua permukaan cair dan air bawah tanah, baik air tawar, termasuk sungai, danau dan akuifer, dan air garam dari lautan dan lautan. • Cryosphere, termasuk lapisan es Greenland dan Antartika, gletser benua dan ladang salju, es laut, dan permafrost, memperoleh pentingnya sistem iklim dari reflektivitas tinggi (albedo) untuk radiasi matahari, konduktivitas termal yang rendah, inersia termal yang besar dan, terutama, perannya yang penting dalam mendorong sirkulasi air laut dalam. • Vegetasi dan tanah (soil) di permukaan tanah mengendalikan bagaimana energi yang diterima dari matahari dikembalikan ke atmosfer. • Biosfer laut dan darat memiliki dampak besar pada komposisi atmosfer. Biota mempengaruhi penyerapan dan pelepasan gas rumah kaca. Melalui proses fotosintesis, baik tanaman laut dan darat (terutama hutan) menyimpan sejumlah besar karbon dari karbon dioksida. • Source: https://www.ipcc.ch/sr15/
  • 7. SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT (2009) (https://www.nature.com/articles/461472a)
  • 8. SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT – 10 TAHUN KEMUDIAN (2020) • Proposal Rockstrom dalam #TheGreenRecovery • Alokasikan 2 Triliun USD untuk mentransformasikan ekonomi dan sosial ke arah green yang diinvestasikan pada pembangunan rendah emisi karbon, circular economy, rehabilitasi/restorasi sumberdaya alam dan lingkungan. • Rumuskan target berdasarkan sains pada skenario kebijakan atau intervensi. Menjaga suhu bumi 1.5 derajat atau dibawahnya dalam periode sampai tahun 2100. Tak ada pilihan lain dalam waktu satu dekade kedepan (2020-2030) sebelum kita kehilangan momentum membalikkan keadaan. • Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam kegiatan ekonomi. Rochstorm walaupun tetap optimis terhadap berbagai upaya dan komitmen oleh berbagai aktor non-negara, terutama korporasi, tetap menaruh kehati-hatian. Yang dibutuhkan suatu perubahan sistemik dan masif, terutama terhadap apa yang sudah diyakinkan oleh sains.(IPCC, https://bit.ly/3mupEfW) • Pemulihan melalui naratif "build back better" harusnya bukan sekedar naratif politik karena kebingungan ditengah krisis. Krisis yang sebenarnya sudah bisa diduga dari waktu ke waktu. Buah dari rezim neoliberalisme yang terus dikembangbiakan dan dilembagakan sebagai suatu keniscayaan pilihan di bumi ini sejak lebih dari empat dekade lalu. • Saat ini, momentum yang tepat untuk memulihkan trust untuk merestorasi relasi alam dan manusia sebagai dua entitas yang tak terpisahkan. Bukan "trade off" kerangka pikirnya, tapi pembangunan yang berbasis prinsip-prinsip keberlanjutan, Inklusivitas dan keadilan. Dan bukan sekedar penyesuaian (adjustment) https://www.nature.com/articles/d41586-019-03595-0
  • 9.
  • 10. KOMPLEKSITAS PADA LEVEL MIKRO: LANSKAP FISIK & INSTITUSI • Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam kegiatan ekonomi. Rochstorm (2020) walaupun tetap optimis terhadap berbagai upaya dan komitmen oleh berbagai aktor non-negara, terutama korporasi, tetap menaruh kehati-hatian. Yang dibutuhkan suatu perubahan sistemik dan masif, terutama terhadap apa yang sudah diyakinkan oleh sains.(IPCC, https://bit.ly/3mupEfW) • Lanskap kelembagaan, mencakup aturan dan organisasi yang mengarahkan dan mempengaruhi dalam pengelolaan sumberdaya termasuk relasi sosial antara manusia dan sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan itu. Kompleksitas kelembagaan terlihat pada berbagai aras baik antar berabagai lembaga di tingkat nasional, maupun sub-national (provinsi/kabupaten/ kota). • Berbagai setting kelembagaan yang kompleks ini seringkali tidak mampu menjawab persoalan secara komprehensif dan tuntas. Bahkan seringkali memunculkan persoalsan baru karena pendekatan masing-masing lembaga tidak berada dalam suatu kesatuan yang koheren yang basisnya ekosistem. Interaksi ini kedua lanskap ini tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain yang seringkali. • Dinamika interaksinya selalu dibayang-banyangi bukan saja data dan informasi yang kita miliki tidak memadai, akan tetapi juga dihadapkan pada keterbatasan pengetahuan akan interaksi antar berbagai faktor yang seringkali memunculkan akibat yang tak terduga. •
  • 11. NARATIF BERBASIS BUKTI(EVIDENCE ) VS RETORIKA: DEFORESTASI •Konflik berawal persoalan definisi dan metodologi yang melahirkan suatu diagnosis dan kesimpulan yang berbeda dalam penyusunan kebijakan public baik kekuatan pendorong baik tekanan, status, dampak, response (DPSIR) •Deforestasi yang angka dan lintasannya bisa berbeda seperti yang ditunjukkan oleh Laporan Status Hutan Indonesia 2018, Forest Watch Indonesia(FWI) dan berbagai sumber lainnya •Sejak tahun 1990 kisaran angka deforestasi di kawasan hutan dan non-hutan berkisar antara 3 juta hingga per periode berada pada kisaran 0.45 juta Ha yang diukur per periode. •Hasil analisa FWI sejak tahun 2000 hingga tahun 2017 telah menunjukkan masih tingginya laju deforestasi. Pada rentang tahun 2000-2009, Indonesia kehilangan hutan alam seluas 1,4 juta ha/tahun. Pada periode selanjutnya (2009-2013) luasan hutan alam yang hilang berkurang menjadi 1,1 juta ha/tahun dan kembali naik pada periode 2013-2017 menjadi 1,4 juta ha/tahun. Source:DNPI(2010),Indonesia’sGHGAbatementCourseCurve
  • 12. TATA KELOLA PERUBAHAN IKLIM: ARSITEKTUR & KOMITMEN AKTOR NEGARA & NON-NEGARA 02
  • 13. TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (1) Definisi 1. “Adverse effects of climate change” means changes in the physical environment or biota resulting from climate change which have significant deleterious effects on the composition, resilience or productivity of natural and managed ecosystems or on the operation of socio-economic systems or on human health and welfare. 2. “Climate change” means a change of climate which is attributed directly or indirectly to human activity that alters the composition of the global atmosphere and which is in addition to natural climate variability observed over comparable time periods. Sasaran: The ultimate objective of this Convention and any related legal instruments that the Conference of the Parties may adopt is to achieve, in accordance with the relevant provisions of the Convention, stabilization of greenhouse gas concentrations in the atmosphere at a level that would prevent dangerous anthropogenic interference with the climate system. Such a level should be achieved within a time frame sufficient to allow ecosystems to adapt naturally to climate change, to ensure that food production is not threatened and to enable economic development to proceed in a sustainable manner. La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
  • 14. TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (2) • Party Driven yang diwakili oleh focal point yang merepresentasikan masing-masing negara, untuk Indonesia: Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2014- kini), Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI, 2008-2014), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH, ... -2008) • Lingkup perundingan: adaptasi, mitigasi dan means of implementation (teknologi, peningkatan kapasitas dan pendanaan) • GHG yang diatur: CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, NF3 • Kelembagaan negosiasi dan operasionalisasi: • Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang menjadi rujukan sains, dibentuk oleh World Meterorological Organization (WMO) dan UNEP • Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA) dan Subsidiary Body for Implementation (SBI) • Lembaga lainnya (constituted body)yang dibentuk sesuai dengan urgensi dan hasil keputusan negosiasi yang lebih operasional , misalnya Climate Technology Center and Network (CTCN), Green Climate Fund (GCF) • Kelompok Negosiasi Kepentingan: state actors (formal dan informal), non-state actors (sub-national, asosiasi, LSM, etc.) LaFranchophonie(2019),Twenty-fifthsessionoftheConference ofthePartiestotheUnitedNationsFrameworkConventiononClimateChange:SummaryforPolicyMakers
  • 15. TATAKELOLA PI: KELOMPOK NEGOSIASI KEPENTINGAN Aktor Negara (State Actors): • Formal: African Group of Negotiators40 (AGN), The Group of Small Island Developing States (SIDS), The Least Developed Countries41 (LDC), The Group of 77 + China (G-77 + China), The European Union (EU), The Umbrella Group, The Environmental Integrity • Informal: The Independent Alliance of Latin America and the Caribbean (AILAC), The Alliance of Small Island States (AOSIS), The Coalition for Rainforest Nations, The BASIC group is formed by Brazil, South Africa, India and China, The Group of Countries of Central Asia and the Caucasus, Albania and Moldova (CACAM), The Bolivarian Alliance for the Peoples of our America (ALBA) The Like Minded Group of States (LMDC), The Arab Group. The Climate Vulnerability Forum •Aktor non-Negara (Non-State Actors/NSA): • Komitmen iklim terkuantifikasi oleh lebih dari 6.000 kota dan wilayah dan 1.500 perusahaan di sepuluh negara penghasil emisi utama dunia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1,2-2 GtCO2e per tahun pada tahun 2030 atau sekitar 4% emisi global saat ini Photo credit: enb.iisd.org
  • 16. TATAKELOLA PI: NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTIONS (NDC) • Setiap negara mengajukan komitmennya melalui submisi Nationally Ditermined Contributions (NDCs) yang diperbaharui setiap lima tahun mulai tahun 2020 yang akan diinventarisasi melalui global stock take (2023) untuk menilai kemajuan kolektif dibandingkan dengan tujuan jangka panjang Paris Agreement. • Agregat komitmen negara-negara masih jauh dari harapan tujuan jangka panjang Paris Agreement, perlu aksi yang lebih ambisus dan progresif yang tidak hanya mengandalkan negara/parties akan tetapi actor non-negara yang memiliki sekitar 80% sumberdaya yang bisa dimobilisasi • Pemerintah Indonesia mensubmisi NDC dengan komitmen penurunan emisi/Mitigasi: 29% (sumberdaya domestik), 41% (dukungan internasional) dari BAU 2030. Lima kategori sektor: kehutanan (17.2%), energi (11%), pertanian (0.32%), industri (0.10%), dan limbah (0.38%). Adaptasi: peningkatan ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan sumber penghidupan, serta ketahanan ekosistem dan lansekap selain juga pengkondisian untuk ketahanan iklim. Source: La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
  • 17. “Acknowledging that climate change is a common concern of humankind, Parties should, when taking action to address climate change, respect, promote and consider their respective obligations on human rights, the right to health, the rights of indigenous peoples, local communities, migrants, children, persons with disabilities and people in vulnerable situations and the right to development, as well as gender equality, empowerment of women and intergenerational equity”. Paris Agreement, 2015
  • 18. TATAKELOLA PI: KESEPAKATAN GLOBAL & RESPON NASIONAL, ISU TERKAIT Konfirmasi Sains •1.5 degree Synthesis Report (IPCC, 2018), Planetary Boundary (John Rocktrom, et.al, 2009, 2019), Mora Report on Climate Departure(2013) Kesepakatan Global: •Sustainable Development Goals (SDGs, 2015), Paris Agreement (UNFCCC, 2015), Adis Ababa Action Agenda (2015), Sendai Framework on Disaster Risk Reduction (UNDRR, 2015) Respon Nasional •Nationally Determined Contribution (NDC), 29% and 41% CO2 emission target, Low Carbon Development Scenarios (Bappenas, 2018- ..), Means of Implementation (finance, technology, capacity building)
  • 20. TIGA CATATAN REFLEKTIF UNTUK DISKUSI • Paradigma Kebijakan Publik. Paradigma yang bersandarkan pemikiran antroposentik dimana masusi sebagai aktor dominan telah memeperosokan kita kedalam banyak krisis dan jauh dari relatis sebenarnya bahwa ekonomi dan ekologi sebagai suatu kesatuan sistem yang saling bergantung dan mempengaruhi. • Tata Kelola: Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif. Relasi negara, pasar, komunitas dalam kerangka kelembagaan dan pelembagaan tata kelola di semua tingkat tata kelola (monocentric, polycentric) dan penerjemahan aksi kolektif global ke nasional dan sub-nasional/lokal dan alur sebaliknya (intrapolasi, ekstrapolasi) • Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd). Peran aktor negara dan pemangku kepentingan utama sangatlah terbatas tanpa didukung oleh keterlibatan public secara luas dalam membangun aksi kolektif oleh komitmen dan konsistensi sikap jangka panjang.
  • 21. CR-1: PARADIGMA KEBIJAKAN PUBLIK: EKONOMI & LINGKUNGAN Evolusi Pemikiran Ekonomi • efisiensi, optimalitas dan keberlanjutan Relasi Ekonomi dan Lingkungan • Kenneth Boulding, Spaceship Earth (1966) • Club of Rome, Limited to Growth (1972) • Paul Erlich, Population Bomb (1986) -> IPAT (Impact = Population x Affluence x Technology) • Schumacker, Small is Beautiful (1973) • Odum, Energy System (2001) • Murray Bookchin, Localization (1997) • Hezel Henderson (2006) Dominasi Pemikiran Neo-Klasik • Mekanisme pasar • Mewarnai pengajaran maupun kebijakan public • Krisis Iklim menunjukan gagalnya berbagai kebijakan yang diturunkan Source:Cato,MollyScott(2021),EnvironmentandEconomy,Routledge
  • 22. CR-2: DILEMMA KEBIJAKAN DAN AKSI KOLEKTIF UN Agencies, International Conventions, Multi-lateral Agreements Regional Networks and associations Donor Agencies and Multilateral institutions National and local Governments Private sector- business and industry Universities and Research Institutions Professional associations Financial Institutions NGOs/NPOs and Community Groups Source:Srinivas(2019),KwanseiGakuenUniversity LOCAL GLOBAL
  • 23. CR-3: INOVASI & GERAKAN SOSIAL BERBASIS KERUMUNAN • Data dan informasi melimpah dari berbagai sumber dan komunitas nasional dan kredibel tersedia secara luas dan dapat diakses, termasuk: Global Forest Watch, globalforestwatch.org, Trase, insights.trase.earth, Google Earth Engine, pasar berbasis kerumunan, eofactory.ai, Satelit mengabdikan resolusi tinggi untuk sumber daya alam dan pemantauan lingkungan (Norwegia, Jepang) • Pentingnya menjaga keterbukaan platform untuk transparansi dan akuntabilitas tidak hanya terbatas pada institusi pemerintah tetapi juga untuk keterlibatan berbagai aktor non- negara. • Proof of Concept saat ini sedang melatih untuk skenario kebijakan inklusif (En-ROADS) dan Demokratisasi Data (EOfactory) Source:ESRI,2018
  • 24. CIVIC ENGAGEMENT: AI, CI & AKSI KOLEKTIF Source: Nesta(2020), The Future Minds and Machines: How Artificial Intelligence Can Enhance Collective Intelligence
  • 25. EN-ROADS SEBAGAI PLATFORM UJI SKENARIO & INKLUSIVITAS PARTISIPASI •En-ROADS (Energy Rapid Overview and Decision-Support) adalah model simulasi kebijakan yang transparan dan tersedia secara gratis dan online untuk memahami krisis iklim dan solusinya. Model ini dikembangkan oleh Climate Interactive, Ventana Systems, dan MIT Sloan. •Didasarkan pada sains terbaikyang ada dan telah dikalibrasi terhadap berbagai model Integrated Assessment and Modelling(IAM) yang saat ini dipakai sebagai rujukan yang kredibel dalam kajian perubahan iklim, dampaknya maupun berbagai elaborasi kebijakan untuk mengatasinya. •MIT membuat simulasi yang menarik tentang berbagai kemungkinan skenario yang dilakukan melalui berbagai simulasi dari 18 faktor yang berpengaruh secara dinamik (minyak, batubara, energi terbarukan, nuklir, bangunan, teknologi, carbon pricing, bioenergy, deforestasi/aforestasi,…) •Demonstrasi En-ROADS, https://en-roads.climateinteractive.org/scenario.html?v=2.7.29 climateinteractive.org
  • 26. RUJUKAN UNTUK PENDALAMAN LEBIH LANJUT 04
  • 27. SUMBER ONLINE United Nation Framework on Climate Change Convention, https://www.unfccc.int IPCC Special Report, Global Warming 1.5 degrees, https://www.ipcc.ch/sr15/. IISD Reporting Service, https://enb.iisd.org Indonesia Nationally Determined Contributions (NDCs) to UNFCCC, https://www4.unfccc.int/sites/ndcstaging/PublishedDocuments/Indonesia%20First/First%20NDC%20Indo nesia_submitted%20to%20UNFCCC%20Set_November%20%202016.pdf