Jual beli merupakan pertukaran barang atau uang antara pihak penjual dan pembeli dengan kesepakatan bersama. Jual beli dibolehkan dalam Islam asalkan tidak melibatkan unsur riba. Terdapat berbagai jenis jual beli seperti jual beli tunai, jual beli nasi'ah, dan jual beli murabahah. Syarat sahnya jual beli antara lain kesepakatan antara pihak penjual dan pembeli serta barang yang diper
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
Pres agama
1.
2.
3. Adalah menukar barang dengan
barang atau menukar barang dengan
uang, yaitu dengan jalan melepaskan
hak kepemilikan dari yang satu
kepada yang lain atas dasar saling
merelakan.
4. Jual beli itu merupakan hal yang
hukumnya mubah atau dibolehkan.
Sebagaimana ungkapan Al-Imam Asy-
Syafi'i rahimahullah : “Dasarnya hukum
jual-beli itu seluruhnya adalah mubah,
yaitu apabila dengan keridhaan dari kedua-
belah pihak. Kecuali apabila jual-beli itu
dilarang oleh Rasulullah SAW. Atau yang
maknanya termasuk yang dilarang beliau
SAW.
5.
6. Jual beli umum yaitu menukar uang
dengan barang.
Jual beli As-Sharf (money changer)
yaitu penukaran uang dengan uang.
Jual beli muqayadhah yaitu menukar
barang dengan barang.
7. Jual Beli Bargainal (tawar menawar), yaitu jual beli di
mana penjual tidak memberitahukan modal barang
yang dijualnya.
Jual Beli Amanah, yaitu jual beli di mana penjual
memberitahukan modal barang yang dijualnya.
Dengan dasar ini, jual beli ini terbagi menjadi tiga
jenis:
Jual beli murabahah, yaitu jual beli dengan modal
dan keuntungan yang diketahui.
Jual beli wadhi’ah, yaitu jual beli dengan harga di
bawah modal dan kerugian yang diketahui.
Jual beli tauliyah, yaitu jual beli dengan menjual
barang sama dengan harga modal, tanpa keuntungan
atau kerugian.
8. Jual beli dengan penyerahan barang dan
pembayaran secara langsung (jual beli
kontan).
Jual beli dengan pembayaran tertunda
(jual beli nasi’ah).
Jual beli dengan penyerahan barang
tertunda.
Jual beli dengan penyerahan barang dan
pembayaran sama-sama tertunda
11. Pihak yang mengadakan akad:
Berakal atau Tamyiz
Atas kehendak sendiri
Bukan pemboros (mubāżir)
12. Syarat yang berkaitan dengan
barang yang diperjualbelikan
Suci barangnya
Dapat dimanfaatkan
Milik orang yang melakukan akad
Dapat diserahkan
Dapat diketahui barangnya
Barang yang ditransaksikan ada di
tangan
13. Syarat sah akad (Ijab dan Qabul)
Akad yang dilakukan antara penjual dan
pembeli dengan jalan suka sama suka dapat
menimbulkan suatu kewajiban di antara
masing-masing pihak yang berakad. Pihak
penjual berkewajiban untuk menyerahkan
barangnya dan bagi pembeli berhak menerima
barang yang telah dibelinya. Hal ini bertujuan
untuk mewujudkan adanya kerelaan antara
kedua belah pihak yang bertransaksi.
14. Adalah akad pemilikan sesuatu untuk
dikembalikan dengan yang sejenis atau
yang sepadan.
merupakan salah satu jenis pendekatan
untuk bertakarrub kepada Allah dan
merupakan jenis mu’amalah yang
bercorak pertolongan kepada pihak lain
untuk memenuhi kebutuhannya.
16. Orang yang melakukan akad harus baligh,
dan berakal.
Qardh harus berupa harta yang menurut
syara’ boleh digunakan/dikonsumsi.
Ijab qabul harus dilakukan dengan jelas.
17. Adalah kelebihan pembayaran
tanpa ganti rugi atau imbalan,
yang disyaratkan bagi salah
seorang dari dua orang yang
melakukan transaksi
Riba hukumnya haram
18. Riba Fadli
Yaitu riba dengan sebab tukar menukar
benda, barang sejenis (sama) dengan
tidak sama ukuran jumlahnya.
Riba Qardhi
Yaitu riba yang terjadi karena adanya
proses utang piutang atau pinjam
meminjam dengan syarat keuntungan
(bunga) dari orang yang meminjam atau
yang berhutang.
19. Riba Nasi’ah
Ialah tambahan yang disyaratkan oleh
orang yang mengutangi dari orang yang
berutang sebagai imbalan atas
penangguhan (penundaan) pembayaran
utangnya.
Riba Yad
Yaitu riba dengan berpisah dari tempat
akad jual beli sebelum serah terima
antara penjual dan pembeli.