1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
1. LAPORAN BIOKIMIA
PRAKTIKUM PROTEIN
“Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Albumin, Uji Biuret,
dan Uji Ninhidrin”
Fauziah Khoirun Nisa
17030244003
Biologi 2017 D
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
2017/2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini. Laporan praktikum yang berjudul “Uji Unsur-
Unsur Protein, Uji Kelarutan Albumin, Uji Biuret, dan Uji Ninhidrin” ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas laporan praktikum dari Ibu Dosen Biokimia
Universitas Negeri Surabaya, Dra. Evie Ratnasari, M.Si. Secara garis besar,
laporan praktikum ini berisi deskripsi tentang deskripsi praktikum Uji Unsur-
Unsur Protein, Uji Kelarutan Albumin, Uji Biuret, dan Uji Ninhidrin. Saya
hendak mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Laporan praktikum ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, saya dengan senang hati menerima saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan praktikum berikutnya
di masa mendatang. Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat
bagi saya selaku penyusun khususnya dan umumnya bagi para pembaca dan
pengguna laporan praktikum ini.
Surabaya, 1 April 2018
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………...……………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 2
C. Tujuan……………………………………………………………………….. 2
D. Manfaat……………………………………………………………………… 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….. 3
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat………………………………………………………..… 5
B. Alat dan Bahan…………………………………………………………….... 5
C. Prosedur Kerja………………………………………………………….…… 6
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil…………………………………………………………………....…… 13
B. Analisis……………………………………………………………………... 23
C. Pembahasan………………………………………………………………… 26
D. Diskusi……………………………………………………………....……… 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 32
B. Saran………………………………………………………………………... 33
DAFTAR PUSTAKA ……...……………...………………………………….. 34
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 35
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein adalah “makanan untuk tumbuh”, seperti struktur baja dalam suatu
bangunan dan metal, protein menyediakan elemen struktural ke setiap sel dalam
tubuh. Protein bertanggung jawab pada pertumbuhan serta memperbaiki dan
mengganti jaringan. Protein adalah satu-satunya elemen nutrisi yang dapat
menduplikasi sendiri. Jaringan tumbuh dengan cara menumpuk jutaan protein
sampai masing-masing organ mencapai pertumbuhan sempurna, dan protein yang
sudah usang atau terluka diganti oleh protrin baru (Sears, 2007: 352).
Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi dua macam,
yaitu sumber protein konvensional dan non konvensional. Sumber protein
konvensional adalah yang berupa hasil-hasil pertanian pangan serta produk-
produk hasil olahannya. Berdasarkan sifatnya, sumber protein konvensional ini
dibagi lagi menjadi dua golongan, yaitu sumber protein nabati seperti biji-bijian
(serealia) dan kacang-kacangan, dan sumber protein hewani seperti daging, ikan,
susu, dan telur.
Sumber protein non konvensional adalah sumber protein baru, yang
dikembangkan untuk menutupi kebutuhan penduduk dunia akan protein. Yang
tergolong dalam sumber protein yang dahulunya dianggap sebagai hasil buangan
(waste product), misalnya bungkil kacang-kacangan dan sumber-sumber protein
yang dahulunya tidak dimanfaatkan, misalnya biji kapas, biji kecipir, dan protein
sel tunggal dan konsentrat protein daun.
Fungsi utama protein makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber asam-
asam amino esensial yang akan digunakan untuk sintesis asam-asam amino non
esensial dan sintesis protein di dalam tubuh. Protein yang disintesis tubuh
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, zat pengatur dalam tubuh, mengganti
bagian-bagian tubuh (sel dan jaringan tubuh) yang rusak, serta mempertahankan
tubuh dari serangan mikrobia penyebab penyakit sebagai antibodi (Al Awwaly,
2017: 6).
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja unsur-unsur yang ada dalam protein pada uji unsur-unsur protein?
2. Bagaimana cara membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam
pelarut pada uji kelarutan albumin?
3. Bagaimana cara membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein pada uji
biuret?
4. Bagaimana cara membuktikan adanya suatu asam amino pada uji ninhidrin?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada dalam protein
pada uji unsur-unsur protein.
2. Mahasiswa dapat membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam
pelarut pada uji kelarutan albumin.
3. Mahasiswa dapat menunjukkan/membuktikan ikatan peptida yang membentuk
protein pada uji biuret.
4. Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu asam amino pada uji ninhidrin.
D. Manfaat
1. Membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada dalam protein pada uji unsur-
unsur protein.
2. Membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut pada uji
kelarutan albumin.
3. Mahasiswa dapat menunjukkan/membuktikan ikatan peptida yang membentuk
protein pada uji biuret.
4. Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu asam amino pada uji ninhidrin.
6. 3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Protein adalah makromolekul yang banyak terdapat pada sel hidup dan
tersusun dari asam-asam amino yang disintesis berdasarkan kode yang dibawa
oleh informasi genetik yang berupa urutan nukleotida yang disebut kodon. Protein
merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi dari asam L-amino yang
disintesis oleh sel hidup. Biopolimer ini mempunyai jangka yang lebar dalam hal
bobot molekul, kompleksitas struktur, dan sifat fungsionalnya. Protein
memainkan peran yang sentral dalam sistem biologi. Meskipun informasi evolusi
dan organisasi biologi sel terkandung dalam DNA, tetapi proses kimia dan
biokimia yang memelihara kehidupan sel/organisme dilakukan secara ekslusif
oleh enzim. Ribuan enzim telah ditemukan. Setiap enzim mengkatalis reaksi
biologi yang sangat spesifik di dalam sel. Protein juga berfungsi sebagai
komponen struktural sel dan organisme kompleks. Misalnya kolagen, keratin, dan
elastin. Untuk mengungkapkan betapa pentingnya makromolekul ini secara
biologi, maka dinamakan sebagai protein, yang diambil dari bahasa Yunani
“proteios”, yang berarti jenis yang pertama (Al Awwaly, 2017: 3).
Protein sebagai bagian dari kelompok senyawa organik kompleks,
terutama terdiri atas gabungan asam-asam amino dalam ikatan peptida yang
mengandung C, H, O, N dan kadang-kadang S. Protein mengandung 50-55%
unsur karbon (C), 6-7% unsur hidrogen (H), 20-23% unsur oksigen (O), 12-19%
unsur nitrogen (N), dan 0,2-3,0% unsur belerang (S). Tersebar luas di dalam jasad
hidup, protein adalah konstituen dasar protoplasma dari seluruh sel sel dan
esensial bagi kehidupan (Morris, 1992).
Berdasarkan fungsi biologinya, protein dapat diklasifikasikan dalam
katalis enzim, protein struktural, protein kontraktil (miosin, aktin, tubulin),
hormon (insulin, hormon pertumbuhan), protein transfer (serum albumin,
transferrin, hemoglobin), antibodi (imunoglobulin), protein simpanan (albumin
telur, protein biji), dan protein pelindung (toksin dan alergen) (Al Awwaly, 2017:
5).
Ada empat uji pada percobaan ini, diantaranya adalah uji unsur-unsur
protein, uji kelarutan albumin, uji biuret, dan uji ninhidrin.
7. 4
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), dan nitrogen (N). Ada pula protein yang mengandung sedikit
belerang (S). Dengan metode pembakaran, akan diperoleh unsur-unsur penyusun
protein, yaitu C, H, O, dan N.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein bersifat amofer, yaitu dapat bereaksi dengan laruran asam maupun
bada. Daya larutprotein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang
mudah larut dan sebagian ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak
larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan
atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal (koagulasi). Hal ini
disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
3. Uji Biuret
Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi biuret positif terhadap duabuah ikatan
peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas terhadap senyawa-
senyawa atau dipeptida. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang
terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
4. Uji Ninhidrin
Semua asam amino-α bebas akan bereaksi dengan ninhidrin
(triketohidrinden hidrat) membentuk aldehid dengan satu atom C lebih rendah dan
melepaskan NH3 dn CO2. Disamping itu, terbentuk senyawa kompleks berwarna
biru, namun prolinksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning yang diduga
bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. (Mardiana, 2011: 3-
4).
8. 5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu : 22 Maret 2018 jam 14:40 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi, Biologi, FMIPA, UNESA
B. Alat dan Bahan
1. Uji Unsur-Unsur Protein
- Alat: Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas
ukur, dan lampu spirtus.
- Bahan: Larutan albumin, larutan NaOH pekat, indikator PP, dan pereaksi Protein
(ekstrak susu, ekstrak tempe, ekstrak kuning telur).
2. Uji Kelarutan Albumin
- Alat: Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas
ukur, dan vorteks.
- Bahan: Larutan albumin 2%, larutan NaOH 0,2%, larutan NaCO3 0,2%, larutan
HCl 0,2%, dan H2O.
3. Uji Biuret
- Alat: Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas
ukur, dan vorteks.
- Bahan: Larutan albumin, larutan NaOH 10%, larutan CuSO4 0,01M, larutan
biuret, dan pereaksi protein (ekstrak susu, ekstrak tempe, ekstrak kuning telur).
4. Uji Ninhidrin
- Alat: Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas
ukur, dan lampu spirtus.
9. 6
- Bahan: Larutan arginin, larutan albumin, larutan ninhidrin 0,1%, dan pereaksi
protein (ekstrak susu, ekstrak tempe, ekstrak kuning telur).
C. Prosedur Kerja
1. Uji Unsur-Unsur Protein
1
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
1
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2
Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 10% pekat
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 4
Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 10% pekat
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
1 ml larutan albumin
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
1 ml larutan albumin
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
1 ml ekstrak susu
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
1 ml ekstrak susu
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
10. 7
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
1
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 6
Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 10% pekat
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 7
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 8
Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 10% pekat
Dipanaskan langsung di atas lampu spirtus
2. Uji Kelarutan Albumin
1
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1
Ditambahkan 1 ml H2O
Divorteks selama 1 menit
Dibiarkan sesaat dan diamati
1 ml larutan albumin 2%
Endapan
1 ml ekstrak tempe
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
1 ml ekstrak tempe
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
1 ml ekstrak kuning telur
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
1 ml ekstrak kuning telur
Gejala (bau, warna, uap, gelembung, arang, endapan, pH)
11. 8
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 0,2%
Divorteks selama 1 menit
Dibiarkan sesaat dan diamati
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3
Ditambahkan 1 ml larutan HCl 0,2%
Divorteks selama 1 menit
Dibiarkan sesaat dan diamati
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 4
Ditambahkan 1 ml larutan NaCO3 0,2%
Divorteks selama 1 menit
Dibiarkan sesaat dan diamati
1 ml larutan albumin 2%
Endapan
1 ml larutan albumin 2%
Endapan
1 ml larutan albumin 2%
Endapan
12. 9
3. Uji Biuret
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10% pekat
Dihomogenkan dengan vorteks
Dimasukkan 3 tetes larutan biuret 0,01M
Divorteks
Ditambahkan beberapa tetes larutan biuret bila tidak timbul warna
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10% pekat
Dihomogenkan dengan vorteks
Dimasukkan 3 tetes larutan CuSO4 0,01M
Divorteks
Ditambahkan beberapa tetes larutan CuSO4 bila tidak timbul warna
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 4
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10% pekat
Dihomogenkan dengan vorteks
Dimasukkan 3 tetes larutan biuret 0,01M
Divorteks
Ditambahkan beberapa tetes larutan biuret bila tidak timbul warna
3 ml larutan albumin 2%
Warna dan endapan
3 ml ekstrak susu
Warna dan endapan
3 ml ekstrak susu
Warna dan endapan
13. 10
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10% pekat
Dihomogenkan dengan vorteks
Dimasukkan 3 tetes larutan CuSO4 0,01M
Divorteks
Ditambahkan beberapa tetes larutan CuSO4 bila tidak timbul warna
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 6
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10% pekat
Dihomogenkan dengan vorteks
Dimasukkan 3 tetes larutan biuret 0,01M
Divorteks
Ditambahkan beberapa tetes larutan biuret bila tidak timbul warna
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 7
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10% pekat
Dihomogenkan dengan vorteks
Dimasukkan 3 tetes larutan CuSO4 0,01M
Divorteks
Ditambahkan beberapa tetes larutan CuSO4 bila tidak timbul warna
3 ml ekstrak tempe
Warna dan endapan
3 ml ekstrak tempe
Warna dan endapan
3 ml ekstrak kuning telur
Warna dan endapan
14. 11
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 8
Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10% pekat
Dihomogenkan dengan vorteks
Dimasukkan 3 tetes larutan biuret 0,01M
Divorteks
Ditambahkan beberapa tetes larutan biuret bila tidak timbul warna
4. Uji Ninhidrin
Dimasukkan pada tabung reaksi 1
Ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1%
Dipanaskan hingga mendidih
Ditunggu sampai dingin
Dimasukkan pada tabung reaksi 2
Ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1%
Dipanaskan hingga mendidih
Ditunggu sampai dingin
3 ml ekstrak kuning telur
Warna dan endapan
1 ml larutan arginin
Perubahan warna
1 ml larutan albumin
Perubahan warna
15. 12
Dimasukkan pada tabung reaksi 3
Ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1%
Dipanaskan hingga mendidih
Ditunggu sampai dingin
Dimasukkan pada tabung reaksi 4
Ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1%
Dipanaskan hingga mendidih
Ditunggu sampai dingin
Dimasukkan pada tabung reaksi 5
Ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1%
Dipanaskan hingga mendidih
Ditunggu sampai dingin
1 ml ekstrak susu
Perubahan warna
1 ml ekstrak tempe
Perubahan warna
1 ml ekstrak kuning telur
Perubahan warna
16. 13
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Uji Unsur-Unsur Protein
No.
Bahan
Protein
yang diuji
Kegiatan
Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1. Albumin 1 1 ml albumin >
dipanaskan
Albumin : tidak
berwarna
Bau : -
Warna : tidak
berwarna
Uap : -
Gelembung :
(++++)
Arang : -
Endapan : -
pH : 7
1 ml albumin +
2 ml NaOH >
dipanaskan
Albumin : tidak
berwarna
NaOH : tidak
berwarna
Bau : (+)
Warna : tidak
berwarna
Uap : -
Gelembung :
(++++)
Arang : -
Endapan : -
pH : 12
Albumin 2 1 ml albumin >
dipanaskan
Albumin : tidak
berwarna
Bau : -
Warna : tidak
berwarna
Uap : -
Gelembung :
17. 14
(++++)
Arang : -
Endapan : -
pH : 8
1 ml albumin +
2 ml NaOH >
dipanaskan
Albumin : tidak
berwarna
NaOH : tidak
berwarna
Bau : (++)
Warna : tidak
berwarna
Uap : -
Gelembung :
(++++)
Arang : -
Endapan : -
pH : 12
2. Ekstrak
susu 1
1 ml ekstrak
susu >
dipanaskan
Ekstrak susu :
putih
Bau : -
Warna : putih
Uap : (+++)
Gelembung :
(++++)
Arang : -
Endapan : -
pH : 7
1 ml ekstrak
susu + 2 ml
NaOH >
dipanaskan
Ekstrak susu :
putih
NaOH : tidak
berwarna
Bau : (+)
Warna : kuning
(+++)
Uap : (++)
Gelembung :
(++++)
Arang : -
Endapan : putih
(++)
18. 15
pH : 12
Ekstrak
susu 2
1 ml ekstrak
susu >
dipanaskan
Ekstrak susu :
putih
Bau : -
Warna : putih
Uap : (++)
Gelembung :
(+++)
Arang : -
Endapan : -
pH : 7
1 ml ekstrak
susu + 2 ml
NaOH >
dipanaskan
Ekstrak susu :
putih
NaOH : tidak
berwarna
Bau : (+)
Warna : kuning
(++)
Uap : (++)
Gelembung :
(+++)
Arang : -
Endapan : putih
(++)
pH : 12
3. Ekstrak
tempe 1
1 ml ekstrak
tempe >
dipanaskan
Ekstrak tempe :
putih keruh
Bau : (+)
Warna : putih
keruh
Uap : (+)
Gelembung :
(++++)
Arang : (++)
Endapan : putih
(++)
pH : 7
19. 16
1 ml ekstrak
tempe + 2 ml
NaOH >
dipanaskan
Ekstrak tempe
: putih keruh
NaOH : tidak
berwarna
Bau : (+)
Warna : putih
tulang (++)
Uap : (+)
Gelembung :
(++++)
Arang : -
Endapan : putih
(+)
pH : 12
Ekstrak
tempe 2
1 ml ekstrak
tempe >
dipanaskan
Ekstrak tempe :
putih keruh
Bau : -
Warna : putih
keruh
Uap : (++)
Gelembung :
(++)
Arang : (+)
Endapan : putih
(++)
pH : 5
1 ml ekstrak
tempe + 2 ml
NaOH >
dipanaskan
Ekstrak tempe
: putih keruh
NaOH : tidak
berwarna
Bau : (+)
Warna : putih
tulang (++)
Uap : (+)
Gelembung :
(++++)
Arang : -
Endapan : putih
(+)
pH : 12
21. 18
1 ml ekstrak
kuning telur +
2 ml NaOH >
dipanaskan
Ekstrak kuning
telur : kuning
(++++)
NaOH : tidak
berwarna
Bau : (++)
Warna : kuning
(++)
Uap : -
Gelembung :
(++)
Arang : (+)
Endapan : putih
(+++)
pH : 12
Keterangan:
+ : Kurang
++ : Sedikit
+++ : Cukup
+++ : Banyak
2. Uji Albumin
No
Bahan
Protein yang
Diuji
Kegiatan
Hasil kegiatan
Sebelum Sesudah
1 Albumin 1 ml albumin
2% + 1 ml
H2O 0,2%
kemudian
divorteks
(diamati
endapan)
Albumin:
keruh (++)
H2O: tidak
berwarna
1 ml albumin + 1
ml H2O 0,2% :
tidak berwarna
Endapan : tidak
ada
22. 19
2 Albumin 1 ml albumin
2% + 1 ml
NaOH 0,2%
kemudian
divorteks
(diamati
endapan)
Albumin :
keruh (++)
NaOH 0.2% :
keruh (+)
1 ml albumin + 1
ml NaOH 0,2% :
tidak berwarna
Endapan : tidak
ada
3 Albumin 1 ml albumin
2% + 1 ml
HCl 0,2%
kemudian
divorteks
(diamati
endapan)
Albumin :
keruh (++)
HCl 0.2 % :
tidak berwarna
1 ml albumin + 1
ml HCl 0,2% :
keruh (+++)
Endapan : tidak
ada
4 Albumin 1 ml albumin
2% + 1 ml
NaCO3 0,2%
kemudian
divorteks
(diamati
endapan)
Albumin :
keruh (++)
NaCO3 0.2% :
tidak berwarna
1 ml albumin + 1
ml NaCO3 0,2% :
tidak berwarna
Endapan : tidak
ada
Keterangan:
+ : Kurang
++ : Sedikit
+++ : Cukup
+++ : Banyak
23. 20
3. Uji Biuret
No
Bahan
Protein yang
Diuji
Kegiatan
Hasil kegiatan
Sebelum Sesudah
1 Albumin Albumin +
NaOH 10% +
CuSO4 0,01 M
lalu diaduk
13 tetes
CuSO4
Albumin :
tidak berwarna
NaOH : tidak
berwarna
CuSO4 : tidak
berwarna
Albumin + NaOH
10% : tidak
berwarna
Albumin + NaOH
10% + CuSO4
0,01 M :
- 13 tetes : soft
ungu, tanpa
endapan
2 Ekstrak
kuning telur
Ekstrak kuning
telur + NaOH
10% + CuSO4
0,01 M lalu
diaduk
13 tetes
CuSO4
Ekstrak kuning
Telur: Kuning
NaOH : tidak
berwarna
CuSO4 : tidak
berwarna
Ekstrak kuning
telur + NaOH
10% : kuning
Ekstrak kuning
telur + NaOH
10% + CuSO4
0,01 M :
- 13 tetes : biru
(+), tanpa
endapan
3 Ekstrak susu Ekstrak susu +
NaOH 10% +
CuSO4 0,01 M
lalu diaduk
8 tetes
CuSO4
Ekstrak susu:
Putih
NaOH : tidak
berwarna
CuSO4 : tidak
berwarna
Ekstrak susu +
NaOH 10%:
Putih
Ekstrak susu +
NaOH 10% +
CuSO4 0,01 M :
- 8 tetes : biru (+),
24. 21
10 tetes
CuSO4
endapan putih
- 10 tetes : biru
(++), endapan
putih
4 Ekstrak
tempe
Ekstrak empe
+ NaOH 10%
+ CuSO4 0,01
M lalu diaduk
8 tetes
CuSO4
Ekstrak tempe:
Kecoklatan
NaOH : tidak
berwarna
CuSO4 : tidak
berwarna
Ekstrak empe +
NaOH 10% :
Putih Kecoklatan
Ekstrak tempe +
NaOH 10% +
CuSO4 0,01 M :
- 8 tetes : biru
(++), tanpa
endapan
Keterangan:
+ : Kurang
++ : Sedikit
+++ : Cukup
+++ : Banyak
4. Uji Ninhidrin
No
Bahan
Protein yang
Diuji
Kegiatan
Hasil kegiatan
Sebelum Sesudah
1. Albumin 1 ml albumin +
5 tetes
ninhidrin lalu
Albumin :
tidak berwarna
Ninhidrin :
tidak berwarna
Campuran : ungu
(++)
25. 22
dipanaskan Campuran :
tidak berwarna
2. Arginin 1 ml arginin +
5 tetes
ninhidrin lalu
dipanaskan
Arginin : tidak
berwarna
Ninhidrin :
tidak berwarna
Campuran :
tidak berwarna
Campuran : tidak
berwarna
3. Ekstrak susu 1 ml ekstrak
susu + 5 tetes
ninhidrin lalu
dipanaskan
Ekstrak susu :
putih
Ninhidrin :
tidak berwarna
Campuran :
putih
Campuran : ungu
(+++)
4. Ekstrak
tempe
1 ml ekstrak
tempe + 5 tetes
ninhidrin lalu
dipanaskan
Ekstrak tempe
: putih
kecoklatan
Ninhidrin :
tidak berwarna
Campuran :
putih
kecoklatan
Campuran : ungu
(+++)
5. Ekstrak
kuning telur
1 ml ekstrak
kuning telur +
5 tetes
ninhidrin lalu
dipanaskan
Ekstrak kuning
telur : kuning
Ninhidrin :
tidak berwarna
Campuran :
kuning
Campuran : ungu
(+++)
26. 23
Keterangan:
+ : Kurang
++ : Sedikit
+++ : Cukup
+++ : Banyak
B. Analisis
1. Uji Unsur-Unsur Protein
- 1 ml larutan albumin 1 yang dipanaskan menghasilkan warna bening, gelembung
(++++) dan pH 7.
- 1 ml albumin 1 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang dipanaskan
menghasilkan bau (+), warna bening, gelembung (++++) dan pH 12.
- 1 ml larutan albumin 2 yang dipanaskan menghasilkan warna bening, gelembung
(++++) dan pH 8.
- 1 ml albumin 2 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang dipanaskan
menghasilkan bau (++), warna bening, gelembung (++++) dan pH 12.
- 1 ml ekstrak susu 1 yang dipanaskan menghasilkan warna putih, uap (+++),
gelembung (++++) dan pH 7.
- 1 ml ekstrak susu 1 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang dipanaskan
menghasilkan bau (+), warna kuning (+++), uap (++), gelembung (++++),
endapan putih dan pH 12.
- 1 ml ekstrak susu 2 yang dipanaskan menghasilkan warna putih, uap (++),
gelembung (+++) dan pH 7.
27. 24
- 1 ml ekstrak susu 2 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang dipanaskan
menghasilkan bau (+), warna kuning (++), uap (++), gelembung (+++), endapan
putih (++) dan pH 12.
- 1 ml ekstrak tempe 1 yang dipanaskan menghasilkan bau (+), warna putih keruh,
uap (+), gelembung (++++), arang (++), endapan putih (++) dan pH 7.
- 1 ml ekstrak tempe 1 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang dipanaskan
menghasilkan bau (+), warna putih tulang (++), uap (+), gelembung (++++),
endapan putih (+) dan pH 12.
- 1 ml ekstrak tempe 2 yang dipanaskan menghasilkan warna putih keruh, uap
(++), gelembung (++), arang (+), endapan putih (++) dan pH 5.
- 1 ml ekstrak tempe 2 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang dipnaskan
menghasilkan bau (+), warna putih tulang, uap (+), gelembung (++++), endapan
putih (+) dan pH 12.
- 1 ml ekstrak kuning telur 1 yang dipanaskan menghasilkan warna kuning
(++++), gelembung (+), dan pH 7.
- 1 ml ekstrak kuning telur 1 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang
dipanaskan menghasilkan bau (++), warna kuning (++), gelembung (+++), arang
(+), endapan putih (+++) dan pH 12.
- 1 ml ekstrak kuning telur 2 yang dipanaskan menghasilkan warna kuning
(++++), gelembung (++++), dan pH 8.
- 1 ml ekstrak kuning telur 2 ditambah 2 ml larutan NaOH 10% pekat yang
dipanaskan menghasilkan bau (++), warna kuning (++), gelembung (++), arang
(+), endapan putih (+++) dan pH 12.
2. Uji Kelarutan Albumin
- 1 ml larutan albumin 2% ditambah 1 ml larutan H2O 0,2% yang divorteks
menghasilkan warna bening, dan tidak ada endapan.
28. 25
- 1 ml larutan albumin 2% ditambah 1 ml larutan NaOH 0,2% yang divorteks
menghasilkan warna bening, dan tidak ada endapan.
- 1 ml larutan albumin 2% ditambah 1 ml larutan HCl 0,2% yang divorteks
menghasilkan warna bening, dan tidak ada endapan.
- 1 ml larutan albumin 2% ditambah 1 ml larutan NaCO3 0,2% yang divorteks
menghasilkan warna bening, dan tidak ada endapan.
3. Uji Biuret
- 3 ml larutan albumin 2% ditambah 1 ml NaOH 10% pekat yang divorteks
menghasilkan warna bening.
- 3 ml larutan albumin 2% ditambah 1 ml NaOH 10% pekat dan 13 tetes CuSO4
yang divorteks menghasilkan warna soft ungu dan tidak ada endapan.
- 3 ml ekstrak kuning telur ditambah 1 ml NaOH 10% pekat yang divorteks
menghasilkan warna kuning.
- 3 ml ekstrak kuning telur ditambah 1 ml NaOH 10% pekat dan 13 tetes CuSO4
yang divorteks menghasilkan warna biru (+) dan tidak ada endapan.
- 3 ml ekstrak susu ditambah 1 ml NaOH 10% pekat yang divorteks menghasilkan
warna putih.
- 3 ml ekstrak susu ditambah 1 ml NaOH 10% pekat dan 8 tetes CuSO4 yang
divorteks menghasilkan warna biru (+) dan endapan putih.
- 3 ml ekstrak susu ditambah 1 ml NaOH 10% pekat dan 10 tetes CuSO4 yang
divorteks menghasilkan warna biru (++) dan endapan putih.
- 3 ml ekstrak tempe ditambah 1 ml NaOH 10% pekat yang divorteks
menghasilkan warna putih kecoklatan.
- 3 ml ekstrak tempe ditambah 1 ml NaOH 10% pekat dan 8 tetes CuSO4 yang
divorteks menghasilkan warna biru (++) dan tidak ada endapan.
29. 26
4. Uji Ninhidrin
- 1 ml larutan albumin ditambah 5 tetes larutan ninhdrin yang dipanaskan
menghasilkan warna ungu (++).
- 1 ml larutan arginin ditambah 5 tetes larutan ninhdrin yang dipanaskan
menghasilkan warna bening.
- 1 ml ekstrak susu ditambah 5 tetes larutan ninhdrin yang dipanaskan
menghasilkan warna ungu (+++)
- 1 ml ekstrak tempe ditambah 5 tetes larutan ninhdrin yang dipanaskan
menghasilkan warna ungu (+++)
- 1 ml ekstrak kuning telur ditambah 5 tetes larutan ninhdrin yang dipanaskan
menghasilkan warna ungu (+++)
C. Pembahasan
1. Uji Unsur-Unsur Protein
- Larutan albumin yang dipanaskan mengandung unsur protein yaitu nitrogen dan
oksigen. Nitrogen ditunjukkan dengan adanya bau seperti rambut terbakar (++),
sedangkan oksigen dapat dilihat dari munculnya gelembung (++++). Indikator PP
menunjukkan pH yang berubah dari 7 menjadi 12 atau dari 8 menjadi 12 adalah
perubahan dari netral menjadi basa dan peningkatan pH basa karena ada
penambahan NaOH yang merupakan basa kuat.
- Ekstrak susu yang dipanaskan mengandung unsur protein yaitu nitrogen,
hidrogen, dan oksigen. Nitrogen ditunjukkan dengan bau seperti rambut terbakar
(+), hidrogen ditunjukkan dengan adanya uap air (+++), dan unsur oksigen dilihat
dari munculnya gelembung (++++). Indikator PP menunjukkan pH dari 7 menjadi
12 adalah perubahan dari netral menjadi basa karena ada penambahan NaOH yang
merupakan basa kuat.
30. 27
- Ekstrak tempe yang dipanaskan mengandung unsur protein yaitu nitrogen,
hidrogen, oksigen, dan karbon. Nitrogen ditunjukkan dengan bau seperti rambut
terbakar (+), hidrogen ditunjukkan dengan adanya uap air (++), oksigen dilihat
dari munculnya gelembung (++++), dan unsur karbon dilihat dari munculnya
arang hitam (++). Indikator PP menunjukkan pH dari 5 menjadi 12 atau dari 7
menjadi 12 adalah perubahan dari asam menjadi basa dan netral menjadi basa
karena ada penambahan NaOH yang merupakan basa kuat.
- Ekstrak kuning telur yang dipanskan mengandung unsur protein yaitu nitrogen,
oksigen, dan karbon. Nitrogen ditunjukkan dengan bau seperti rambut terbakar
(++), oksigen dilihat dari munculnya gelembung (++++), dan unsur karbon dilihat
dari munculnya arang hitam (+). Indikator PP menunjukkan pH yang berubah dari
7 menjadi 12 atau dari 8 menjadi 12 adalah perubahan dari netral menjadi basa
dan peningkatan pH basa karena ada penambahan NaOH yang merupakan basa
kuat.
2. Uji Kelarutan Albumin
- Larutan albumin yang ditambah H2O dan divorteks menghasilkan warna bening
dan tidak ada endapan. Campurannya tidak dapat dibedakan komponen-
komponennya karena gugus karbohidrat akan melepas H+, sedangkan gugus
amino akan menerima H+.
- Larutan albumin yang ditambah NaOH dan divorteks menghasilkan warna
bening dan tidak ada endapan. Albumin berubah dalam bentuk H2N – CN – COO-
- R karena ion OH- mengikat ion-ion H+ yang terdapat pada gugus NH3.
- Larutan albumin yang ditambah HCl dan divorteks menghasilkan warna keruh
(+++) dan tidak ada endapan. Karena HCl konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu
berikatan dengan ion –COO- sehingga terbentuk gugus –COOH.
- Larutan albumin yang ditambah NaCO3 dan divorteks menghasilkan warna
bening dan tidak ada endapan. Menunjukkan bahwa protein mampu larut dalam
garam encer karena bersifat amfoter (bermuatan positif atau negatif).
31. 28
3. Uji Biuret
- Larutan albumin yang ditambahkan dengan NaOH dan 13 tetes CuSO4 lalu
divorteks menghasilkan warna soft ungu dan tidak ada endapan. Hal ini
mengindikasikan bahwa albumin memiliki ikatan peptida yang panjang. Karena
dalam suasana basa, ion Ca2+ dan CuSO4 bereaksi dengan pasangan elektron dari
gugus –NH atau –CO. Warna ungu yang dihasilkan akan semakin jelas dan tua.
Jika warnanya lebih muda, maka ikatan peptida pendek.
- Ekstrak kuning telur yang ditambahkan dengan NaOH dan 13 tetes CuSO4 lalu
divorteks menghasilkan warna biru (+), dan tidak ada endapan. Karena kadar
protein pada setiap bahan berbeda, maka warna yang dihasilkan juga berbeda.
Sehingga, jumlah ikatan peptidanya juga berbeda.
- Ekstrak susu yang ditambahkan dengan NaOH dengan 8 dan 10 tetes CuSO4 lalu
divorteks menghasilkan warna Biru (+) dan Biru (++), juga tidak ada endapan.
Karena kadar protein pada setiap bahan berbeda, maka warna yang dihasilkan
juga berbeda. Sehingga, jumlah ikatan peptidanya juga berbeda.
- Ekstrak tempe yang ditambahkan dengan NaOH dengan 8 tetes CuSO4 lalu
divorteks menghasilkan warna biru (++), dan tidak ada endapan. Karena kadar
protein pada setiap bahan berbeda, maka warna yang dihasilkan juga berbeda.
Sehingga, jumlah ikatan peptidanya juga berbeda.
4. Uji Ninhidrin
- Larutan albumin ditambah larutan ninhidrin yang dipanaskan menghasilkan
warna ungu (++), maka hidrolisis protein yang telah selesai membuktikan suatu
peptida terdiri dari dua atau lebih ikatan peptida yang bereaksi dengan Cu2+.
Albumin mengandung protein yang tinggi karena ikatan peptidanya panjang.
- Larutan arginin ditambah 5 tetes larutan ninhidrin yang dipanskan menghasilkan
warna bening. Karena tidak diperoleh indikasi tertentu adanya asam amino bebas.
- Ekstrak susu ditambah larutan nyang dipanaskan menghasilkan warna ungu
(+++), maka hidrolisis protein yang telah selesai membuktikan suatu peptida
32. 29
terdiri dari dua atau lebih ikatan peptida yang bereaksi dengan Cu2+. Susu
mengandung protein yang tinggi karena ikatan Peptidanya panjang.
- Ekstrak tempe ditambah larutan Ninhidrin yang dipanaskan menghasilkan warna
ungu (+++), maka hidrolisis protein yang telah selesai membuktikan suatu peptida
terdiri dari dua atau lebih ikatan peptida yang bereaksi dengan Cu2+. Tempe
mengandung protein yang tinggi karena ikatan Peptidanya panjang.
- Ekstrak kuning telur ditambah larutan ninhidrin yang dipanaskan menghasilkan
warna ungu (+++), maka hidrolisis protein yang telah selesai membuktikan suatu
peptida terdiri dari dua atau lebih ikatan peptida yang bereaksi dengan Cu2+.
Kuning telur mengandung protein yang tinggi karena ikatan peptidanya panjang.
D. Diskusi
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan lakmus? Bagaimana pendapat
saudara?
Terjadi perubahan warna pada kertas lakmus. Karena albumin bersifat basa,
hal ini ditunjukkan dengan perubahan kertas lakmus merah dan biru menjadi
berwarna biru. Protein merupakan senyawa yang bersifat amfoter yaitu dapat
bersifat basa atau asam seperti yang dikemukakan oleh Rahani (2002). Protein
bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut
protein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Ada yang mudah larut dan ada yang
sukar larut, dan semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan
kloroform. Namun dalam praktikum kami, kertas lakmus diganti dengan indikator
PP untuk mengetahui berapa pH yang dihasilkan.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut
mengindikasikan adanya unsur apa? Alasan?
Protein merupakan senyawa yang bersifat basa atau asam, karena itu terjadi
perubahan warna pada kertas lakmus. Hal ini membuktikan bahwa salah satu
unsur yang terdapat dalam protein adalah H dan O, asam (H+) dan basa (OH-).
33. 30
Jaru Anwar (2001), menyatakan bahwa asam amino adalah senyawa anorganik
yang mengandung gugus karboksil dengan demikian mempunyai sifat asam-basa.
3. Mengapa sifat larutan protein tergantung pada jenis protein serta jenis dan
macam pelarut?
Faktor yang mempengaruhi kelarutan protein di dalam suatu cairan diantara
lain adalah pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein
seperti asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda. Kelarutan
protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam
anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk
menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul
protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka
jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Poedjiadi, 2004).
Pada percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsentrasi tidak
mempengaruhi kelarutan tersebut hanya menunjukkan perbedaan kuantitas busa
yang ada pada tiap tingkat konsentrasi. Kelarutan ditentukan oleh jenis protein
dan jenis pelarut. Albumin merupakan protein berdasarkan kelarutannya. Albumin
dapat larut karena protein memiliki sifat larut dalam sistem larutan . Kelarutan
yang terjadi disebabkan oleh monomer-monomer asam amino yang memiliki kaki
NH2, COOH, H dan rantai alkil (R) yang sangat menentukan kelarutannya. Saat
dilarutkan dalam air, akan tampak homogen karena gugus karbohidrat akan
melepas H+ dan gugus amino akan menerima H+. Begitu juga saat dicampur
dengan basa NaOH, basa bukan merupakan pelarut organik non polar seperti eter,
aseton dan kloroform, ketika dicampur dengan albumin maka protein yang OH-
nya tinggi mampu mengikat ion H+ yang terdapat dalam gugus NH3. Pada
pelarutan dengan HCl, konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan
ion –COO- sehingga terbentuk gugus –COOH. Sedangkan pada pencampuran
dengan NaCO3 (garam encer), sehingga dapat dikatakan bahwa, albumin dapat
larut dalam air, asam, basa, dan larutan garam encer. Kelarutannya tergantung
pada jenis protein macam pelarutnya.
4. Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti protein
telah selesai? Jelaskan!
34. 31
Dengan terbentuknya warna ungu dapat dikatakan bahwa suatu larutan
mengandung protein tinggi karena mempunyai ikatan peptida yang panjang. Uji
biuret dapat digunakan untuk mengetahui bahwa proses hidrolisis suatu protein
telah selesai. Proses hidrolisis protein dapat membuktikan suatu peptida yang
terdiri dari 2 atau lebih ikatan peptida bereaksi dengan Cu2+ dalam larutan basa
maka akan membentuk komplek berwarna ungu.
5. Mengapa pereaksi ninhindrin dapat digunakan untuk menentukan adanya
asam amino? Jelaskan!
Ninhidrin yang tereduksiakan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk
senyawa kompleks berwarna biru. Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein
dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu alhdehida
(Novita, 2009). Ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi oksidatif
dari asam amino-α dengan mengeluarkan CO2, NH3 dan aldehid.
.
35. 32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan
bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu
mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen,
hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen,
oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan
garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan.
Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik,
karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk
mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin.
Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya
panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru
dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan
peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda
juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu
yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna
ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas.
Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan
adanya asam amino bebas.
36. 33
B. Saran
Dan saat praktikum berlangsung, praktikan harus menjaga kebersihan alat-alat
praktikum agar hasil yang didapatkan bisa maksimal. Karena jika alat-alat
praktikum kotor, maka dapat menyebabkan kontaminasi yang dapat
mempengaruhi hasil praktkum. Bisa-bisa hasil data menjadi berbeda meskipun
sudah dilakukan dua kali. Saat praktikum juga harus diperhatikan dengan teliti
saat mengamati perubahan warna. Terutama dalam pencatatan bau, uap,
gelembung, arang, endapan, dan pH pada uji unsur-unsur protein harus dibagi
tugas siapa yang bertugas mengamati dan mencatat. Juga saat memegang penjepit
tabung reaksi harus hati-hati karena tabung reaksi bisa jatuh dan pecah.
37. 34
DAFTAR PUSTAKA
Al Awwaly, Khotibul Umam. 2017. Protein Pangan Hasil Ternak dan
Aplikasinya. Malang: UB Press.
Mardiana. 2011. Laporan Praktikum Biokimia Percobaan III Protein, (online)
https://www.slideshare.net/diangibol/protein-14531644, diakses tanggal 3
April 2018.
Morris DP, Lewis WM Jr. 1992. Nutrient Limitation of Bactenoplankton Growth
in Lake Dillon, Colorado. Limnology and Oceanogr Vol. 37, (online)
https://aslopubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.4319/lo.1992.37.6.11
79, diakses tanggal 3 April 2018.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI- Press.
Sears, William, Martha Sears, dkk. 2007. The Baby Book. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta.
Syamsiyah, Fitri. 2015. Laporan Biokimia, (online),
https://www.academia.edu/25520671/Laporan_Biokimia, diakses tanggal
3 April 2018.
38. 35
LAMPIRAN
1. Uji Unsur-Unsur Protein
No. Bahan Sesudah Sebelum
1. Ekstrak susu
1 dan 2 tanpa
NaOH 10%
2. Larutan
albumin 1 dan
2 tanpa NaOH
10%
3. Ekstrak tempe
1 dan 2 tanpa
NaOH 10%
4. Ekstrak
kuning telur 1
dan 2 tanpa
NaOH 10%
39. 36
5. Ekstrak susu
1 dan 2 +
NaOH 10%
6. Ekstrak
kuning telur 1
dan 2 +
NaOH 10%
7. Larutan
albumin 1 dan
2 + NaOH
10%
8. Ekstrak tempe
1 dan 2 +
NaOH 10%
40. 37
2. Uji Albumin
Gambar dan Keterangan
H2O 0,2%, NaOH 0,2%, NaCO3 0,2%,
HCl 0,2%
Larutan albumin 2%
Larutan divorteks selama 1 menit Larutan albumin+ NaCO3 sesudah
divorteks selama 1 menit
41. 38
Larutan albumin+ NaOH sesudah
divorteks selama 1 menit
Larutan albumin+ H2O sesudah
divorteks selama 1 menit
Larutan albumin + HCl sesudah divorteks
3. Uji Biurert
No.
Larutan
Protein
Prosedur
Hasil
Sebelum Sesudah
42. 39
1 Ekstrak
kuning
telur
Ekstrak kuning
telur + NaOH
10% + CuSO4
0,01 M →
divorteks
NB : digunakan
13 tetes CuSO4
13tetes CuSO4
2 Ekstrak
susu
Ekstrak susu +
NaOH 10%
+CuSO4 0,01 M
→ divorteks
NB : digunakan
8 tetes CuSO4
10 tetes CuSO4
3 Ekstrak
tempe
Ekstrak tempe
+ NaOH 10% +
CuSO4 0,01 M
→ divorteks
NB : digunakan
8 tetes CuSO4
8 tetes CuSO4
43. 40
4 Larutan
albumin
Larutan
albumin +
NaOH 10% +
CuSO4 0,01 M
→ divorteks
4. Uji Ninhidrin
No.
Larutan
Protein
Prosedur
Hasil
Sebelum Sesudah
1 Larutan
arginin
1 ml larutan
arginin + 5 tetes
ninhidrin
dipanaskan.
2 Larutan
albumin
1 ml larutan
albumin + 5
tetes ninhidrin
dipanaskan.
3 Ekstrak
susu
1 ml ekstrak
susu + 5 tetes
ninhidrin
dipanaskan.