1. TUGAS SOFTSKILL
PERANAN KOMUNIKASI MASSA DALAM PEMBANGUNAN
KEBUDAYAAN PERWAYANGAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
NAMA : Mohammad Fauzi Prasetyo
KELAS : 2IB01
NPM : 14412710
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.3 Dasar Tori
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
2.1.1 Konteks Komunikasi
2.1.2 Peran Media masa terhadap kebudayaan
2.1.3 Khalayak media masa
BAB III PENUTUP.................................................................................................
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Daftar Pustaka
3. PERANAN KOMUNIKASI MASSA DALAM PEMBANGUNAN
KEBUDAYAAN PERWAYANGAN
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pada kenyataannya komunikasi tidak semudah yang diduga.
Kegagalan memahami pesan verbal ataupun nonverbal bahkan dapat
mengakibatkan sebuah bencana. Memang banyak orang menganggap
komunikasi itu mudah. Karena ada kesan enteng itu tidak
mengherankan bila sebagian orang enggan menpeljari bidang ini.
Sesungguhnya komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan dan
cukuplah harus untuk lebih mempelajari secara lebih mendalam.
Demikian pula dalam masalah pembangunan khususnya pembangunan
kebudayaan. Komunikasi yang baik dan benar akan membuat suatu
pembangunan menjadi lancer. Demikian pula dapat diketahui
bagaimana mata rantai antar komunikasi yang diterima melalui berbagai
media dengan struktur yang ada di masyarakat. Faktor inilah yang
akhirnya akan menentukan bagaimana pelaksanaan atau kenyataan
dari komunikasi di daerah yang bersangkutan.
Komunikasi dan kebudayaan merupakan suatu hal yang berbeda, akan
tetapi sangatlah penting bila kebudayaan dipertahankan ataupun
dikembangkan melalui jalan komunikasi. Salah satu caranya dengan
memenfaatkan komunikasi massa sebagai media untuk
mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan, salah satunya
kebudayaan perwayangan. Kebudayaan perwayangan saat ini sudah
mulai dilupakan oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu perlunya ada
tindakan nyata dari berbagai pihak dan komunikasi massalah yang
memiliki peran cukup dominan dalam hal ini karena dapat
direpresansikan ke seluruh lapisan masyarakat pada saat ini.
4. I.2. Tujuan Penulisan
Memberikan inforamsi kepada pembaca tentang komunikasi
massa.
Memberikan informasi kepada pembaca tentang kebudayaan
perwayangan.
Memberikan informasi kepada pembaca tentang peranan
komunikasi massa dalam pembangunan kebudayaan
perwayangan.
I.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalahnya yaitu:
Komunikasi massa
Peran komunkasi massa
Kebudayaan perwayangan
Pembangunan kebudayaan perwayangan
I.4. Dasar Teori
Istilah komunikasi massa pertama kali dipopulerkan oleh Melvin N. De
Fleur dalam bukunya “Theories of Mass Communication” yang
menyebutkan bahwa:
Masalah yang penting dalam teori komunikasi massa adalah bagaimana
mengukur pengaruh (effect) komunikasi terhadap kehidupan masyarakat
(London, 1966)
Teori ini mencangkup keseluruhan masalah yang dibahas dalam
makalah ini sehingga memudahkan dalam penyusunan makalah
sebagaimana dibutuhkan adanya peran serta komunikasi massa dalam
pengembanagan kebudayaan.
5. II. KOMUNIKASI MASSA DALAM
PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN
II.1. Konteks-Konteks Komunikasi
Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass
communication yang berate menggunakan media massa. Istilah mass
communication atau communication diartikan sebagai salurannya, yaitu
media masssa sebagai kependekan dari media of communicfation.
Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus
berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau
terpencar di berbagai lokasi dan dalam waktu yang sama atau hamper
bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.
Ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut:
Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis.
Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara pesrta-peserta
komunikasi.
Bersifat terbuka.
Publiknya tersebar.
Komunikator dalam proses komunikasi massa selai merupakan sumber
pesan, mereka juga berperan sebagai gate keeper yaitu berperan untuk
menanbah mengurangi, menyederhanakan ,mengemas agar semua
informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh publik. Hal ini
dipengaruhi oleh ekonomi, pembatasan legal, batas waktu, etika pribadi,
profesionalitas, kompetisi diantara media dan nilai berita.
Dengan demikaian komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audience yang tersebar,
herterogaen, dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesat.
II.2. Peran Media Massa Terhadap Kebudayaan
6. Peranan media massa dalam pembangunan terutama pembangunan
kebudayaan adalah sebagai agen pembaharu (agent of social change).
Letak peranannya dalam membantu masyarakat yang tradisional
menjadi masyarakat modern. Jenis perubahan yang diinginkan oleh
dsebagian besar bangsa-bangsa adalah perubahan yang lebih cepat
daripada perubahan sejarah, lebih lunak daripada proses perubahan
yang dipaksakan. Sikap paksaan dalam pembangunan diganti oleh
sikap membujuk dan memberikan kesempatan partisipasi pada setiap
anggota masyarakat. Setiap bangsa yang ingin meningkatkan proses
pembangunan kebudayaan harus menyadarkan seluruh masyarakat
akan arti pentingya pembanguanan serta membantumasyarakat
mengenal kebiassan-kebiasaan baru secara lancer sehingga mereka
dapat merasakan hasilnya.
Salah satu alasan yang menyebabkan sulitnya merubah kebiasaan lama
maupun memperkenalkan cara-cara baru adalah eratnya hal-hal
tersebut dengan kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan lain yang
berbeda. Oleh sebab itu, berbicara soal perubahan, kita harus berbicara
mengenai perubahan apa yang dibawakannya bagi seluruh nasyarakat.
Persoalan yang erat hubungannya dengan ikatan budaya dalam proses
pembaharuan adalah mengusahakan agar setiap aspek perubahan
budaya harus ditempatkan pada suatu dasar pemikiran yang luas agar
dapat menyesuaikan diri dengan pengaruh-pengaruh yang timbul serta
usaha-usaha mempertahankan nilai-nilai budaya yang bermanfaat.
Orang-orangyang hidup dalam suatu masyarakat dimana media telah
berperan sebagai bagian darikehidupan mereka, seiring melupakan
bahwa banyak pelajaran yangf mereka peroleh lewat media. Tatkala
surat kabar, televisi, radio bahkan intrnet mulai merambah luas, nedia ini
berperan sebagai sumber berita utama bagi segala peristiwa. Seluruh
generasi manusia membentuk pendapat mereka tentang
masalah_masalah yang muncul sebagai dari hasil yang mereka pelajari.
II.3. Khalayak Media Massa
Mengapa orang-orang memberikan perhatian kepada media? Jawaban
sinis akan mengatakan karena orang-orang itu tidak bias menghindari
media. Jawaban yang lebih akurat akan menjelaskan bahwa media
massa diperhatikan karena dapat memuaskan kebutahan atau
keinginan-keinginan khalayaknya. Dalam beberapa tahun terakhir ini
telah muncul berbagai penelitian, sayangnya jumlah itu belum begitu
banyak. Ketika semua media bersaing menampilkan kualitas penyajian
informasi secara lebih baik maka tinggallah bagaimana semua khalayak
7. memilih media mana yang dijadikan sumber menerima informasi
tersebut.
Media Cetak
Pernyataan bahwa orang membaca koran untuk memperoleh informasi
memang tidak salah, namun terlalu sederhana. Seseorang ingin tahu
sesuatu karena berbagai alasan: untuk meraih prestise, mnghilangkan
kebosanan, agar merasa lebih dekat dengan lingkungannya atau untuk
menyesuaikan perananya dalam masyarakat. Bagi sebagian orang,
media cetak merupakan sumber informasi dan gagasantentang berbagai
masalah publik yang serius. Mereka memerlukan tidak hnya beritanya,
namun juga penafsirannya atau pendapat-pendapat pada tajuk rencana
untuk membantunya merumuskan pendapat sendiri. Namun banyak
juga yang menjadikan media cetak sebagai alat untuk membuatnya
merasa serbatahu. Media cetak merupakan sarana wisata yang murah
untuk sejenak melupakan rasa frustasi, rasa tertekan dan kebosanan.
Lebih dari itu, media cetak merupakan alat yang secara social dapat
diterima.
Media Elektronik
Radio dan televisi juga punya banyak fungsi sosial. Untuk kontak sosial,
rujukan kehidupan sehari-hari, untuk menyenangkan diri sendiri,
melepas kebosanan dan sebagainya. Sangatlah tidak sulit untuk
memehami informasi yang tersaji dalam media
elektronik. Pertama, adalah keinginan di kalangan pemirsa atau
khalayak itu untuk ditenangkan dengan bujukan bahwa segala sesuatu
baik-baik saja. Kedua, mereka bisa mengalihkan kesalahan atas
terjadinyasuatu masalahg ke pihak lain. Ketiga, mereka ingin
mendengar saran-saran gampang untuk merasa lebih bahagia. Rasional
atau tidak, itulah yang dirasakan jutaan pendengar radio dan pemirsa
televisi.
III. KOMUNIKASI MASSA DALAM
PEREWAYANGAN MASYARAKAT JAWA
III.1. Wayang Purwa
Wayang purwa, yang paling terkenal di antara kesenian Indonesia, di
sini didefinisikan sebagai sebagai “bentuk seni pertunjukan yang
menggunakan boneka dari kulit serta mnyajikan cerita yang pada
8. mulanya berasal dari kepahlawanan Hindu: Ramayana dan
Mahabhrata“. Bagian pertama dari definisi itu membedakan wayang
purwa dari seni pertunjukan lainnya yang menyajikan cerita yang sama
tetapi tidak menggunakan boneka kulit sebagaia “aktor dan aktris”-nya,
misalnya wayang golek Sunda di Jawa Barat dan wayang orang.
Wayang golek menggunakan boneka kayu tiga dimensi, sedangkan
wayang orang diperankan oleh manusia. Istilah wayang sendiri berarti
bayangan, tetapi dalam kisaran waktuini juga berarti pertunjukan.
Bagian kedua dari definisi itu membedakan wayang purwa dari jenis
wayang yang lain, yang meskipun menggunaka boneka dari kulit (dalam
bentuk apapun). Tidak menyajikan cerita yang berasal dari kedua cerita
kepahlawanan Hindu tersebut . Dibandingkan dengan bentuk wayang
yang lain, wayang purwalah yang paling terkenal, sedang jenis wayang
yang lain dianggap sebagai bentuk kesenian yang “mati”.
III.2. Wayang Purwa Sebagai Sarana Pembangunan
Masyarakat jaman modern cenderung melihat tradisi serta perwujudan
dari segi negatifnya. Mereka menganggap sebagai penghalang laju
kemajuan, membelenggu tingkah laku manusia yang selalu mencoba
bergerak ke depan dalam rangka mencapai tingkat kehidupan yang
lebih baik. Di mata orang-orang modern, terutama mereka yang hidup di
kota-kota besar di negara yang sedang berkembang, trdisi dihubungkan
dengan keterbelakangan dan nilai-nilai kebudayaan yang kolot yang
harus dikesampingkan kalau mereka ingin negeri mereka berkembang
dan bersaing dengan baik di dunia modern ini.
Wayang purwa dapat menjembatani jurang pemisah antara penduduk
kota dan pedesaan, antara penduduk kota yang maju dan penduduk
desa yang terpelajar. Saat ini jika ditilik dengan cermat, media massa
dapat berperan penting sebagai sarana pembangunan yantg kuat,
terutama disebabkan karena surat kabarsudah trsebar luas seperti yang
diharapkan. Walaupun tidak dapat dipungkiri media massa terutama
media cetak hanya tersebar di kota-kota besar saja. Media massa yang
lain pun telah memberikan gambaran yang lebih baik. Berkat kemajuan
teknologi yang sangat pesat, orang-orang yang tinggal di daerah
terpencilpun dapat menikmati media elektronik yang ada.
9. Sejalan dengan itu wayang purwa dengan ceritanyayang samgat
terkenal, bersama dengan bentu-bentuk media tradisional lain seperti
wayang golek Sunda, wayang Bali, wayang orang dan sebagainya,
benar-benar tertanam dalam hati masyarakat sebagai kerangka
referensi budaya yang dikenal. Disbanding dengan gedung-gedung
biskop yang jumlahnya masih kurang apalagi di pedesaan-pedesaan,
dalang wayang purwa yang berjumlah 20.000 dapat dengan ebih baik
menjangkau masyarakat, karena mayang purwa menyampaikan pesan-
pesan yang dikandungnya serta relevan dengan kerangka kebudayaan
yang dikenal.
III.3. Komunitas Perwayangan Melalui Media Massa
Sejak tahun enam puluhan, stasiun-stasiun radio telah dan masih
menyiarkan dengan tetap pertunjukan wayang purwa. Stasiun-stsiun
radio di Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta secara bergiliran
menyiarkan pertunjukan wayang purwa semalam suntuk setiap minggu.
Pertanyaan yang timbul adalah apakah wayang purwa sebagai suatu
bentuk seni tradisional, dapat menyampaikan gagasan serta konsep
baru? Dengan kata lain dapatkah wayang purwa berfungsi sebagai
sarana pembangunan dan modernisasi?
Jawabannya adalah “ya”, karena wayang purwa dalam kisaran waktu
telah menyisipkan perubahan-perubahan dalam bahasa dan agama,
dan telah memperbaiki ceritanya. Lebih lanjut melalui adegan lawaknya,
dalang selalu dapat memasukkan ide- modern dalam lelucon,
percakapan dan nyanyian karena adegan ini tidak terikat oleh peraturan-
peraturan yag kaku yang menikmati pertunjukan wayang dengan dalang
yang terkenal, yang disiarkan melalui radio ataupun televisi ke seluruh
tanah air, di mana pelawak-pelawak tradisional mengadakan
pembicaraan yang berbobot menyangkut kehidupan sosial pada saat itu.
Wayang purwa dapat menjadi penghubung antara pandangan-
pandangan yang sangat berbeda diantara penduduk desa dan kota.
Wayang purwa dapat membantu mengurangi lebarnya jurang pemisah
komunikasi, mencegah adanya perpecahan dalam masyarakat yang
sangat membutuhkan suatu usaha bersama menuju keberhasilan
pembangunan kebudayaan perwayangan.
10. BAB III
KESIMPULAN
Hubungan yang saling berpengaruh antara masyarakat dan media
massa sudah berlangsung sejak lama. Begitu pula dengan
pembangunan masyarakat di Indonesia. Adanya hambatan dari faktor-
faktor non ekonomis tidak mampu memecahkan masalah pembangunan
secara menyeluruh. Sikap mental masyarakat Indonesia yang sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan umumnya belum siap untuk
pembangunan. Disinilah peran serta komunikasi massa yang
memegang peranan dalam pembangunan sosial budaya Indonesia.
Pembangunan yang efektif tentunya tanpa mengesampingkan nilai-nilai
budaya yang telah menjadi ciri khas daripada suatu bangsa. Semakin
tingginya tingkat perkembangan media massa pada saat ini haruslah
menjadi tonggak pemacu kebudayaan yang ada pula, janganlah malah
mengorbankan nilai-nilai budaya yang telah menjadi cermin suatu
bangsa kita. Disimak lebih mendalam, rentetan peran serta media
massa dalam peningkatan program siaran, presentase publik yang
membaca sebuah media, atau jumlah penonton bioskop dapat
disisipkan dengan kebudayaan-kebudayaan yang ada sebagai alat
pembelajaran terutama bagi generasi muda unuk lebih mengetahui
betapa pentingya kebudayaan dalam menjalani berbagai aspek
kehidupan karena di dalamnya itu semua telah mengandung suat
konsep yang mengajarkan menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur
serta dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain tentunya.
11. DAFTAR PUSTAKA
Depari, Edward dan Collin Mac Andrews
1985, Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan, Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
Koentjaraningrat
1981, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Bandung: Srikandi
Media.
Rivers, William L. dan Jay W. Jensen
2004, Media Massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: Prenada Media
Rogers, Everett M. dan F. Floyd Shoemaker
1971, Comminication of Innovation, New York: The Free Press
Soedjatmoko
1986, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, Jakarta: LP3S
Mulyana, Deddy
2008, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta: Gramedia Indonesia
Penulis : Sadam Pratama ( FISIP,Universitas Nasional 2009)
http://kikimau.wordpress.com/2010/11/21/makalah-peranan-komunikasi-
massa-dalam-pembangunan-kebudayaan-perwayangan/