Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Pend.pancasila agil
1. Pemikiran Emha Ainun Nadjib
Tentang Pancasila
Ahmad Agil Ilhamsyah
17060484162
IKOR 2017 D
2. Pemikiran Emha Ainun Nadjib Tentang
Pancasila dalam Budaya Islam
• Ingat Pancasila,Ingat Idul Adha
• Pancasila begitu Religius yang
mengidentifikasikannya dengan rukun Islam yang
juga lima :
1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa itu Syahadatain.
2. Sila kedua : Muamalah ma’annas.
3. Sila ketiga : Uchuwah.
4. Sila keempat : Musyawarah.
5. Sila kelima, pasal keadilan itu, Zakat atau Qurban
3. Pancasila di Langit biru
• Pancasila itu hanyalah sebuah cincin kawin bagi seorang
suami isteri yang bernama manusia Indonesia dan negeri
yang bernama Indonesia. Sama halnya sebuah cincin kawin,
maka benda ini tidak begitu penting dibandingkan ikatan
lahir batin antara suami dan isteri tersebut. Cincin kawin
hanyalah sebuah simbol ikatan, karenanya yang harus
diperhatikan adalah sejauhmana si suami ini cinta pada
isteri lahir batin dan cinta itu diwujudkan dalam sebuah
“out come” yang nyata..Sialnya saat ini kita sibuk
menyembah cincin kawin tersebut dan meributkannya
dalam berbagai konflik dalam bingkai “agama-sekularisme”,
namun lupa mengurus ikatan suami isteri tersebut agar
menghasilkan keluarga harmonis, dan berdampak bagi
kesejahteraan lahir dan batin.
4. Setiap tanggal 1 Juni, diperingati sebagai Hari Lahir
Pancasila. Hanya masalahnya, yang hadir hanyalah
keriuhan perdebatan, seminar, workshop, dst, yang
kesemuanya dibingkai dalam kemasan politis dan
tidak sampai kepada tataran perdebatan
seorang khalifatullah. Para ahli, politisi, ilmuwan, dst
yang berdebat tentang Pancasila belum sampai
kepada tataran seorang Ulinnuha, Ulil Abshar, Ulil
Albab, yang intinya mendasarkan kejernihan berpikir,
kejujuran menggunakan akal, serta hati nurani yang
ikhlas. Maka yang hadir hanyalah perdebatan “kusir”,
atau perdebatan politis
5. Bangsa ini sudah pada titik nadir kemunduran karena
ideologi pembangunan tidak jelas. Tulisan ini mencoba
memperkenalkan istilah radikalisasi Pancasila agar ideologi
ini menjadi sakti mandraguna. Istilah “Radikalisasi
Pancasila” pernah diucapkan almarhum
Prof.Dr.Kuntowijoyo, karena beliau sangat resah akibat
Pancasila hanya dijadikan lip service, bahkan menjadi alat
politik untuk melanggengkan kekuasaan. Hasilnya, Pancasila
“tidak operasional”, sehingga bangsa Indonesia kehilangan
arah. Pancasila memang “jimat sakti”, namun jimat itu hanya
disarungkan di pinggang dan tak pernah digunakan untuk
“berkelahi” terhadap korupsi, apalagi dijadikan sebagai
ideologi yang mengarahkan pembangunan nasional.
Karenanya, jika Pancasila ingin tetap “sakti”, maka harus ada
“radikalisasi”.
6. Beberapa tahapan radikalisasi diantaranya, jadikan
Pancasila benar-benar sebagai :
1). Ideologi negara
2). Salah satu sumber ilmu
3). Laksanakan Pancasila secara konsisten, koheren, dan
koresponden
4). Jadikan Pancasila sebagai pelayan horizontal dan
bukan vertikal
5). Jadikan Pancasila sebagai kriteria kritik kebijakan
negara.
7. Dalam Pancasila ada sila Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, misalnya. Jika sila ini dipegang dan
dijadikan dasar etika moral politikus dan
penyelenggara negara, maka korupsi tidak akan ada.
Pemerintah yang memiliki jiwa keadilan sosial, pasti
tidak akan korupsi, karena korupsi menimbulkan
ketidakadilan, kemiskinan, dan kebangkrutan negara.
Dengan bertindak koruptif, berati juga tidak
mengamalkan sila ketuhanan, kemanusiaan, dan
persatuan.
.
8. Dalam perspektif Ricoeur (1990), etika
politik itu mengandung tiga tuntutan, yakni :
1). Upaya hidup baik bersama dan untuk orang
lain
2). Upaya memperluas lingkup kebebasan
3). Membangun institusi-institusi yang adil