1. Komposisi magma ditentukan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang membeku dan aktivitas vulkanisme karena mengandung gas.
2. Komposisi kimia magma sangat kompleks dan terdiri atas 10 unsur utama, terutama SiO2.
3. Terdapat tiga jenis magma berdasarkan kandungan SiO2 yaitu basaltik, andesitik, dan riolitik yang memiliki sifat yang berbeda seperti temperatur
1. Komposisi Magma
Karena suhu magma sangat tinggi dan keberadaannya sangat jauh di dalam Bumi, maka kita
tidak dapat mengambil sampel magma dan kemudian mempelajarinya untuk mengetahui
komposisinya. Oleh karena itu, untuk mengetahui komposisi magma dilakukan melalui
pendekatan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang membeku.
Pendekatan dengan menganalisa batuan beku masih kurang, karena belum dapat mengetahui
komponen penyusun magma yang berupa gas. Karena gejala volkanisme adalah manifesta s i
dari kemunculan magma di permukaan Bumi, maka untuk mengetahui kandungan gas dalam
magma dipelajari aktifitas vulkanisme.
Dari uraian di atas maka, secara sederhana dapat kita katakan bahwa seluruh unsur kimia yang
ada di Bumi, kecuali buatan, terdapat di dalam magma; hanya kelimpahan dari unsur-unsur
tersebut yang berbeda.
Komposisi kimia magma sangat kompleks. 99% dari magma tersusun oleh 10 unsur kimia,
yaitu Silikon (Si), Titanium (Ti), Aluminium (Al), Besi (Fe), Magmesium (Mg), Kalsium (Ca),
Natrium (Na), Kalium (K), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Dengan konvensi, komposisi kimia magma dinyatakan dalam persen berat (% berat). Dalam
bentuk senyawa kimia, unsur-unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk SiO2, TiO2, Al2O3,
FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O dan H2O.
Tentang kelimpahannya, secara umum, SiO2 adalah yang paling banyak, menyusun lebih dari
50 % berat magma. Kemudian, Al2O3, FeO, MgO, CaO menyusun 44 % berat magma, dan
sisanya Na2O, K2O, TiO2 dan H2O menyusun 6 % berat magma. Pada kenyataannya,
kelimpahan unsur-unsur tersebut sangat bervariasi, tergantuk pada karakter komposisi magma.
Tipe magma berdasarkan komposisi kimianya secara sederhana dapat diklasifikasikan menjadi
Mangama Basaltik, Andesitik dan Riolitik.
Tipe dan Sifat Magma
Magma dapat dibedakan berdasarkan kandungan SiO2. Dikenal ada tiga tipe magma, yaitu:
1. Magma Basaltik (Basaltic magma) – SiO2 45-55 %berat; kandungan Fe dan Mg tinggi;
kandungan K dan Na rendah.
2. 2. Magma Andesitik (Andesitic magma) – SiO2 55-65 %berat, kandungan Fe, Mg, Ca,
Na dan K menengah (intermediate).
3. Magma Riolitik (Rhyolitic magma) – SiO2 65-75 %berat, kandungan Fe, Mg dan Ca
rendah; kandungan K dan Na tinggi.
Tiap-tiap magma memiliki karakteristik yang berbeda. Rangkuman dari sifat-sifat mangma itu
seperti terlihat di dalam Tabel.
Rangkuman Sifat-sifat Magma
Tipe
Magma
Batuan
Beku
yang
dihasilkan
Komposisi Kimia Temperatur Viskositas Kandungan
Gas
Basaltik Basalt 45-55 SiO2 %, kandungan Fe,
Mg, dan Ca tinggi, kandungan
K, dan Na rendah.
1000 – 1200oC Rendah Rendah
Andesitik Andesit 55-65 SiO2 %, kandungan Fe,
Mg, Ca, Na, dan K
menengah.
800 – 1000oC Menengah Menengah
Rhyolitik Rhyolit 65-75 SiO2 %, kandungan Fe,
Mg, dan Ca rendah,
kandungan K, dan Na tinggi.
650 – 800 oC Tinggi Tinggi
Temperatur magma tidak diukur secara langsung, melainkan dilakukan di laboratorium dan
dari pengamatan lapangan.
Magma mengandung gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam cairan magma itu akan
lepas dan membentuk fase tersendiri ketika magma naik ke permukaan bumi. Analoginya sama
seperti gas yang terlarut di dalam minuman ringan berkaborasi di dalam botol dengan tekanan
tinggi. Ketika, tutup botol dibuka, tekanan turun dan gas terlepas membentuk fase tersendiri
yang kita lihat dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Juga sering kita lihat ketika
pemberian meali bagi para pemenang balap kenderaan. Kepada mereka diberikan minuman di
dalam botol dan kemudian mereka mengkocok-kocok botol tersebut sebelum membuka
tutupnya. Kemudian, ketika tutup botol yang telah dikocok itu dibuka, maka tersemburlah isi
botol tersebut keluar. Demikian pula halnya dengan magma ketika keluar dari dalam bumi.
Kandungan gas di dalam magma ini akan mempengaruhi sifat erupsi dari magma bila keluar
ke permukaan bumi.
Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir. Cairan dengan
viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk mengalir daripada cairan dengan
viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan magma.
3. Viskositas magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur magma. Makin tinggi
kandungan SiO2 maka makin rendah viskositasnya atau makin kental. Sebaliknya, makin
tinggi temperaturnya, makin rendah viskositasnya. Jadi, magma basaltik lebih mudah mengalir
daripada magma andesitik atau riolitik. Demikian pula, magma andesitik lebih mudah mengalir
drripada magma riolitik.
Perubahan Komposisi Magma
Proses pembekuan magma menjadi batuan dimulai dari pembentukan kristal-kristal minera l.
Sesuai dengan komposisi kimianya, pembentukan kristal-kristal mineral itu terjadi pada
temperatur yang berbeda-beda. Perlu dipahami bahwa dengan terbentuknya kristal, berarti ada
unsur-unsur kimia dari larutan magma yang diambil dan diikat ke dalam kristal, sehingga
kandungan unsur itu di dalam cairan atau larutan magma berkurang.
Bila kristal-kristal yang terbentuk di dalam magma memiliki densitas lebih besar daripada
magma, maka kristal-kristal akan mengendap dan cairan akan terpisah dari kristal.. Sebaliknya
bila kristal-kristal yang terbentuk lebih rendah densitasnya dripada magma, maka kristal-krista l
akan mengapung. Bila cairan magma keluar karena tekanan, maka kristal-kristal akan
tertinggal.
Keadaan tersebut akan merubah komposisi kimia cairan magma sisa. Apabila banyak
komposisi kimia yang berkurang dari magma awal karena pembentukan kristal-kristal minera l,
maka akan terbentuk magma baru dengan komposisi yang berbeda dari magma awalnya.
Perubahan komposisi kimia magma seperti itu disebut sebagai diferensiasi magma oleh
fraksinasi kristal (magmatic differentiation by crystal fractionation). Proses inilah yang dapat
menyebabkan magma basaltik di dalam suatu gunungapi dapat berubah dari basaltik menjadi
andesitik dan bahkan riolitik. Perubahan komposisi magma inilah yang dapat merubah tipe
erupsi suatu gunungapi.