5. Indonesia dalam sehari membutuhkan sekitar 1,4 juta barel
minyak, namun negara kita hanya mampu menyiapkan 900 ribu
barel per hari. Jelas terdapat kekurangan sekitar 500 ribu barel
per hari agar kebutuhan nasional terpenuhi. Untuk memenuhi
kekurangan tersebut, terpaksa pemerintah mengimpor minyak
dengan harga Rp 8.000,00 per liter dan kemudian dijual kembali di
Indonesia dengan harga Rp 4.500,00 per liter. Sangat jelas bahwa
pemerintah ‘nombok’ Rp. 3.500,00. Tapi coba kita pikir, siapa yang
menikmati?
1 Barel = 159 Liter
Rp.3.500,00 X 159 = Rp. 556.500,00 = Nombok 1 Barel
Rp.556.500,00 X 500.000 Barel = Rp.278.250.000.000,00
6. Seperti yang kita ketahui bersama, bahan bakar dengan
harga Rp 4.500,00 adalah bahan bakar bersubsidi yang
seharusnya dinikmati oleh rakyat miskin. Tapi pada
praktiknya, ada kemungkinan para pejabat-pejabat,
bahkan yang korupsi milyaran rupiah pun, membeli
bensin tidak sampai lima ribu rupiah perliter nya.
Padahal uang yang mereka miliki, sangatlah cukup untuk
membeli bahan bakar non subsidi. Ditambah lagi,
sekarang harga minyak dunia juga mengalami kenaikan.
7. Daftar Harga Solar dan Premium
di Asia
Negara Harga Solar Harga Premium
Indonesia Rp.4.500/liter Rp.4.500/liter
Malaysia Rp.4.784/liter Rp.5.066/liter
Vietnam Rp.7.049/liter Rp.7.759/liter
India Rp.6.691/liter Rp.9.103/liter
Thailand Rp.7.367/liter Rp.8.777/liter
Filipina Rp.6.590/liter Rp.8.451/liter
Singapura Rp.8.429/liter Rp.11.560/iter
8. Dari data di atas,Murah Bukan
di banding dengan negara lain?
9. Bank Dunia mengungkapkan ada empat alasan mengapa pemerintah harus
menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
• Jika pemerintah terus mensubsidi bahan bakar besar-
besaran, maka Indonesia kehilangan kesempatan
membangun di sektor lain. "Setiap rupiah yang dikeluarkan
untuk subsidi BBM, sebenarnya bisa digunakan untuk
sesuatu yang lebih berguna," kata Franz di Jakarta, Senin 12
Maret 2012.Salah satu alasan perlunya mengurangi subsidi
BBM agar mempunyai lebih banyak uang untuk belanja
kebutuhan masyarakat. Anggaran subsidi BBM dapat
dialihkan untuk pembangunan jaringan listrik. Sebab masih
75 juta penduduk yang belum terkoneksi dengan jaringan
listrik. Jumlah ini yang terbesar dibandingkan negara-negara
lain di Asia Tenggara.
10. • subsidi BBM salah sasaran. Dengan harga BBM murah, justru
yang mendapatkan subsidi besar adalah orang yang
menggunakan mobil. Bukan penduduk yang selayaknya
mendapatkan subsidi, seperti tukang ojek dan sopir Bajaj.
• harga minyak mentah internasional yang saat ini terus
meroket akan menekan fiskal Indonesia. Tentunya ini
membuat anggaran negara menjadi tidak sehat.
• dalam jangka menengah dan panjang, harga minyak mentah
dunia akan terus meninggi. "Setiap negara harus
menyesuaikan harga BBM, Bank Dunia sangat
menyarankan," katanya. (eh)