1. MEKANISME DAN CIRI-CIRI KEMATIAN SEL
Kematian sel ada 2 macam, yairu apoptosis dan nekrosis. Apoptosis adalah
mekanisme kematian sel yang terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi.
Sedangkan nekrosis merupakan bentuk kematian sel sebagai akibat sel yang terluka akut.
Apoptosis
Mekanisme apoptosis:
1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis).
2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis yang
berhubungan, dll)
3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel, dll)
4. Fagositosis.
2. Ciri-ciri apoptosis:
1. Sel menjadi bulat (sirkuler). Ini terjadi karena struktur protein yang menyusun
sitoskeleton dicerna oleh enzim peptidase spesifik yang disebut caspase yang telah
diaktifkan di dalam sel.
2. Kromatin (DNA dan protein-protein yang terbungkus di dalam inti sel) mulai
mengalami degradasi dan kondensasi.
3. Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut, menjadi semakin memadat. Pada tahap
ini, membran yang mengelilingi inti sel masih tampak utuh, walaupun caspase
tertentu telah melakukan degradasi protein pori inti sel dan mulai mendegradasi lamin
yang terletak dalam lingkungan inti sel.
4. Lingkungan dalam inti sel tampak terputus dan DNA di dalamnya terfragmentasi
(proses ini dikenal dengan karyorrhexis). Inti sel pecah melepaskan berbagai bentuk
kromatin atau unit nukleosom karena disebabkan degradasi DNA.
5. Plasma membran mengalami blebbing.
6. Sel tersebut kemudian di’makan’ atau pecah menjadi gelembung-gelembung yang
disebut apoptotic bodies dan kemudian di’makan’.
Sel yang mengalami apoptosis juga dapat dikenali dengan :
1. Penandaan inti yang mengalami kondensasi dengan pewarna fluorescence Hoechst
atau DAPI.
2. Sel yang mengalami apoptosis mengeluarkan PS (Phosphatidil Serin) pada
permukaan ekstraselulernya, sehingga dapat ditandai dengan annexin V yang dilabeli
fluorescence. PS secara normal terdapat pada cytosolic surface dari membran plasma
(di bagian dalam membran plasma), tetapi diredistribusikan ke permukaan
ekstraseluler selama apoptosis oleh protein hipotetik yang dikenal sebagai scramblase.
3. 3. DNA yang terfagmentasi dapat dideteksi dengan TUNEL (Terminal
deoxynuclotidyltransferase-mediated UTP end labelling) atau elektroforesis DNA
yang diisolasi dalam gel agarosa. TUNEL juga dapat digunakan untuk mendeteksi
enzim yang terlibat dalam pengrusakan inti sel.
Nekrosis
Mekanisme nekrosis:
1. Pembengkakan sel
2. Digesti kromatin
3. Rusaknya membran (plasma dan organel)
4. Hidrolisis DNA
5. Vakuolasi oleh Retikulum Endoplasma
6. Penghancuran organel
7. Lisis sel
Ciri-ciri nekrosis:
1. Nekrosis Coagulative biasanya terlihat pada hipoksia (oksigen rendah) lingkungan,
seperti infark sebuah. Menguraikan sel tetap setelah kematian sel dan dapat diamati
dengan mikroskop cahaya.
2. Liquefactive nekrosis (atau nekrosis colliquative) biasanya berhubungan dengan
seluler penghancuran dan pembentukan nanah (radang paru-paru misalnya). Ini adalah
khas dari bakteri atau, kadang-kadang, infeksi jamur karena kemampuan mereka
untuk merangsang reaksi inflamasi. Anehnya, iskemia (pembatasan suplai darah) di
otak menghasilkan liquefactive, daripada coagulative, nekrosis, karena tidak adanya
stroma mendukung substansial.
4. 3. Nekrosis Gummatous dibatasi untuk nekrosis yang melibatkan infeksi spirochaetal
(misalnya sifilis).
4. Nekrosis Berdarah disebabkan penyumbatan drainase vena dari suatu organ atau
jaringan (misalnya pada torsi testis).
5. Nekrosis Caseous adalah bentuk khusus dari koagulasi nekrosis biasanya disebabkan
oleh mikobakteri (TBC misalnya), jamur, dan beberapa zat asing. Hal ini dapat
dianggap sebagai kombinasi nekrosis coagulative dan liquefactive.
6. Nekrosis lemak hasil dari aksi lipase pada jaringan lemak (misalnya pankreas akut,
nekrosis jaringan payudara).
7. Nekrosis Fibrinoid disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah imun. Hal ini ditandai
oleh pengendapan fibrin-bahan protein seperti di dinding arteri, yang tampak kotor
dan eosinofilik pada mikroskop cahaya.
Video Apoptosis dan Nekrosis:
http://www.youtube.com/watch?v=7WRkY8q_F3k