Retorika adalah seni penggunaan bahasa secara efektif untuk mempengaruhi orang lain. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tokoh-tokoh, dan perkembangan retorika dari zaman Yunani-Romawi hingga masa kini serta hubungannya dengan ilmu komunikasi."
2. 2. Kompetensi : Menjelaskan tentang retorika dalam perspektif ilmu komunikasi.
Pokok bahasan : Pengertian, Tokoh dan Perkembangan Retorika
Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
Pengertian
Tokoh
Perkembangan Retorika
3. Retorika
• Retorika = rhetoric (bahasa Inggris) =
dari bahasa Latin = berarti ilmu berbicara
• Cleanth Brooks & Robert Penn Warren dalam
Modern Rhetoric, retorika = the art of using
language effectively (seni penggunaan bahasa
secara efektif)
4. Pengertian tentang Retorika
• Pengertian sempit : mengenai bicara
• Pengertian luas : penggunaan
bahasa, lisan, ataupun tulisan.
• Sementara orang mengartikan retorika sebagai
public speacking / pidato didepan umum.
• Ada juga yang beranggapan bahwa retorika
tidak hanya berarti pidato didepan umum, tapi
juga termasuk seni menulis.
5. Retorika dan Bahasa
• Kedua pengertian diatas adalah tentang
penggunaan bahasa.
• Penggunaan bahasa sebagai lambang komunikasi
itu, terjadi secara tatap muka, bagaimana dengan
komunikasi bermedia?
• Bahasa sebagai lambang dalam proses
komunikasi itu bertautan dengan komponen-
komponen komunikasi lainnya:
komunikator, pesan, media, komunikan, serta
efek yang diharapkan dari penggunaan bahasa
itu.
6. Retorika Zaman Yunani - Romawi
• Retorika sebagai seni bicara dipelajari mulai abad ke-
5 SM oleh kaum sofis di Yunani yang mengembara
untuk mengajarkan pengetahuan politik dan
pemerintahan terutama pada kemampuan berpidato.
• Pemerintahan, harus berdasar suara terbanyak atau
demokrasi, sehingga perlu usaha membujuk rakyat
demi kemenangan dalam pemilihan. Maka
berkembanglah seni pidato yang membenarkan
pemutarbalikan kenyataan demi tercapainya tujuan
(khalayak dapat tertarik perhatiannya dan terbujuk).
(barangkali disini, muncul kesan “negatif” tentang
retorika, ….ah itu cuma retorika saja!)
7. • Kaum sofis berpendapat bahwa manusia
adalah makhluk yang berpengetahuan dan
berkemauan, memiliki pengenalan baik, dan
etika.
• Kebenaran suatu pendapat hanya dicapai
apabila seseorang dapat memenangkan
pendapatnya terhadap pendapat-pendapat
orang lain yang berbeda dengan norma-
normanya.
• Pada masa itu orang-orang melatih diri untuk
memperoleh kemahiran dalam
berbicara, agar inti pembicaraan beralih dari
kebenaran kepada kemenangan.
9. Georgias (480-370 SM)
Dianggap sebagai guru
retorika pertama dalam
sejarah manusia. Georgias
menyatakan bahwa
kebenaran suatu pendapat
hanya dapat dibuktikan
jika tercapai kemenangan
dalam pembicaraan.
Protagoras (500-432 SM)
Menurutnya, kemahiran bicara
bukan demi
kemenangan, melainkan demi
keindahan bahasa.
10. Socrates (469-399 SM)
Retorika adalah demi
kebenaran dengan dialog
sebagai tekniknya karena
dengan dialog kebenaran
akan timbul dengan
sendirinya.
Isocrates (392 SM)
Filsafat Isocrates ialah bahwa
hakikat pendidikan adalah
kemampuan membentuk
pendapat-pendapat yang
tepat mengenai masyarakat.
Isocrates berhasil mendidik
murid-muridnya menjadi
pemimpin yang baik.
11. Plato
Retorika bertujuan
memberikan kemampuan
menggunakan bahasa yang
sempurna dan merupakan
jalan bagi seseorang untuk
memperoleh pengetahuan
yang luas, terutama dalam
bidang politik.
Demosthenes (384-322 SM)
Demosthenes meningkatkan
kebiasaan retorika dengan
menekankan pada:
a. semangat yang berkobar-kobar
b. kecerdasan pikiran
c. Kelainan dari yang lain
12. Aristoteles
“Anda, para penulis retorika, terutama
menggelorakan emosi. Ini memang baik, tetapi
ucapan-ucapan anda lalu tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Tujuan retorika yang
sebenarnya adalah membuktikan maksud
pembicaraan atau menampakan
pembuktiannya. Ini terdapat pada logika.
Retorika hanya menimbulkan perasaan pada
suatu ketika kendatipun lebih efektif daripada
silogisme. Pernyataan yang menjadi pokok bagi
logika dan juga bagi retorika akan benar bila
telah diuji oleh dasar-dasar retorika”
• Baginya keindahan bahasa dipergunakan untuk empat hal, yaitu yang bersifat:
a) Membenarkan (corrective)
b) Memerintah (instructive)
c) Mendorong (suggestive)
d) Mempertahankan (defensive)
13. • Aristoteles membedakan bagian-bagian struktur
pidato, menjadi tiga, yaitu:
a) Pendahuluan
b) Badan
c) kesimpulan
• Retorika adalah the art of persuasion. Dalam
retorika, suatu uraian harus:
a) Singkat
b) Jelas
c) meyakinkan
Marcus Tulius Cicero (106-43 SM)
Di Romawi retorika dikembangka oleh
tokoh yang termasyur karena suara dan
bukunya ini, antaralain yang berjudul De
Oratore.
• De Oratore terdiri dari tiga jilid. Jilid I
menguraikan pelajaran yang
diperlukan seorang orator, jilid II
menjelaskan hal pengaruh, dan jilid III
menerangkan bentuk-bentuk
pidatonya.
14. • Cicero meningkatkan kecakapan retorika menjadi suatu ilmu. Ia berpendapat
bahwa retorika mempunyai dua tujuan pokok yang bersifat:
a) Suasio (anjuran)
b) Dissuasio (penolakan)
Paduan dari kedua sifat itu dijumpai terutama dalam pidato-pidato peradilan
dimuka senat Roma. Pada saat itu tujuan pidato dimuka pengadilan adalah untuk
menyadarkan publik tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat ,
perundang-undangan negara, dan keputusan yang akan diambil. Hal ini dapat
dicapai dengan teknik dissuasion apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran
dalam hubungannya dengan undang-undang, atau suasio jika akan mengajak
masyarakat untuk mematuhi undang-undang dan keadilan.
15. • Dalam mempengaruhi pendengarnya, retor harus meyakinkan mereka
dengan mencerminkan kebenaran dan kesusilaan. Dalam
pelaksanaannya, retorika meliputi:
a. Investio (mencari bahan dan tema yang akan dibahas). Pada tahap ini
bahan-bahan dan bukti-bukti dibahas singkat dimana pembicara:
1. Mendidik
2. Membangkitkan kepercayaan
3. Menggerakan hati
b. Ordo Collocation (menyusun pidato yang memintakecakapan si pembicara
dalam memilih mana yang penting yang kurang penting. Pidato disusun
sbb:
1. Exordium (pendahuluan)
2. Narratio (pemaparan)
3. Confirmatio (pembuktian)
4. Reputatio (pertimbangan)
5. Peroratio (penutup)
16. Retorika Jaman Modern
• Pada awal abad sesudah Masehi retorika tidak begitu berkembang.
baru mulai abad ke-17 di Eropa (Inggris) muncul orator
kenamaan, Oliver Cromwell dan Henry Bollingbroke.
• Cromwell mengajarkan teknik retorika, bahwa dalam melaksanakn
retorika:
1. Harus mengulang hal-hal yang penting
2. Harus menyesuaikan diri dengan sikap lawan
3. Bila perlu tidak menyinggung persoalan
4. Membiarkan pendengar menarik kesimpiulan sendiri
5. Harus menunggu reaksi
• Henry Bollingbroke mengatakan bahwa bila kekuasaan politik
berlandaskan kekuatan fisik, maka retorika merupakan kekuatan
mental.
17. • Sir Winston Churchill pada abad ke-20 (saat PD II) menggunakan
retorika untuk menggerakan bangsa Inggris, dalam melawan Nazi
Jerman sehingga membangkitkan keberanian rakyat Inggris.
• Di Jerman, Adolf Hitler berhasil memukau rakyat Jerman sehingga
bersedia melakukan apapun. Dalam retorikanya Hitler:
mengunggulkan diri sendiri, membusukkan dan menakut-nakuti
lawan, kemudian menghancurkan. Baginya retorika adalah senjata
psikis untuk memelihara massa dalam keadaan perbudakan psikis
(psychical weapon to maintain in a state of psychical enslavement).
• Di Perancis dikenal Jen Jaures, sedang di Amerika Serikat yang
termashur adalah Abraham Lincoln.
18. Retorika Ilmiah
• Setelah PD II, retorika berperan lebih penting, dan semakin banyak
yang mempelajarinya.
• Dalam perkembangan ilmu, retorika dikenal sebagai scientific
rhetorics atau retorika ilmiah sebagai perpaduan antara ilmu
komunikasi dan ilmu jiwa.
• Retorika adalah persuasi yang merupakan pendapat Aristoteles.
Sementara persuasi didefinisikan Hebert W. Simons sebagai
“komunikasi manusia yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain dengan mengubah kepercayaan, nilai, atau sikap mereka”
• Carl Hovland menyatakan bahwa efek persuasi bersumber pada
perubahan pendapat, perubahan persepsi, perubahan efek.
Singkatnya, perubahan sikap adalah konseptualisasi yang mendasari
setiap perubahan yang dapat diamati.
19. Retorika Masa Kini
• Sekarang, tentu tidak seperti masa Demosthenes atau Cicero
yang terbatas pada sekumpulan orang yang berada di sebuah
lapangan.
• Dengan komunikasi bermedia, bisa meliput sebuah negeri.
Gaya orator pada rapat raksasa yang tertuju pada emosi
khalayak tidak sama dengan gaya orator yang menghadapi
kamera televisi atau mikrofon radio siaran yang tertuju pada
radio khalayak.
• Namun demikian pengetahuan dan teknik-teknik retorika
yang telah diajarkan sejak zaman Yunani-Romawi tentu masih
tetap menarik dan perlu dipelajari.
20. 3. Kompetensi : Menjelaskan tentang retorika dalam perspektif ilmu komunikasi dan klasifikasi retorika.
Pokok bahasan : Retorika sebagai satu proses komunikasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas komunikasi retoris, Monologika, Dialogika dan Pembinaan teknik berbicara.
dalam perspektif Ilmu Komunikasi
Retorika sebagai satu proses komunikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi
retoris
Monologika, Dialogika
Pembinaan teknik berbicara
21. Retorika
sebagai satu proses komunikasi
Dalam contoh tawar-menawar antar penjual dengan
pembeli, masing-masing pihak berargumentasi untuk
mencapai tujuannya. Aspek komunikasi retorisnya sbb:
pembicara, menyampaikan kepada
pendengar, lawan bicara, pembeli
tentang sesuatu
dengan maksud, tujuan tertentu
memberi argumen-argumen dari isi pembicaraan
mendengar dan mempertimbangkan argumen balik
dari pendengar
22. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
komunikasi retoris
A. Pada komunikator: pengetahuan tentang
pengetahuan dan ketrampilan berkomunikasi
Sikap komunikator: agresif, cepat membela
diri, mantap, meyakinkan, rendah hati, rela
mendengar, menerima anjuran, dsb.
Pengetahuan umum: pengetahuan
luas, menguasai materi pembicaraan.
Sistem sosial: posisi, pangkat atau jabatan.
Sistem kebudayaan: tingkah laku, tata adab dan
pandangan hidup.
23. B. Pada komunikan: pengetahuan tentang komunikasi dan
ketrampilan berkomunikasi.
Sikap komunikan: terbuka, senang, tertarik, simpatik
berpengaruh positif terhadap proses
komunikasi, begitu sebaliknya, sikap
tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap
komunikator akan berpengaruh negatif.
Sistem sosial dan kebudayaan: sifat patuh, rendah
hati, tidak banyak bicara, tidak berani menentang
pimpinan, berlawanan dengan kritis, suka
membantah, dan mudah tunduk.
24. C. Pesan dan medium:
Elemen pesan: kata-kata atau kalimat, pikiran atau
ide, alat peraga, suara, artikulasi mimik / gerak, dsb.
Struktur pesan: jelas dan mudah dimengerti.
Isi pesan: memperhatiakn situasi
komunikan, dibatasi pada satu atau dua pokok
pikiran, dan diuraikan secara jelas, rinci dan tepat.
Proses penyampaian: bebas tanpa tesk, terikat
pada teks, dan setengah bebas.
25. Kegunaan Komunikasi Retoris
• Konrad Lorenz: “apa yang diucapkan tidak juga
berarti apa yang didengar, apa yang didengar tidak
berarti yang dimengerti, apa yang dimengerti tidak
berarti juga yang disetujui, apa yang disetujui tidak
berarti yang diterima, apa yang diterima tidak
berarti yang dihayati, apa yang dihayati tidak berarti
yang dapat mengubah tingkah laku”.
• Terdapat kesulitan dalam menyampaikan ide atau
pikiran sampai pada realisasinya.
• Komunikasi retoris penting agar proses penyampaian
ide atau apa yang diucapkan secara efektif dapat
mengubah tingkah laku.
26. Retorika sebagai bagian dari ilmu bahasa
(Linguistik), khususnya ilmu bina bicara
(sprecherziehung), terbagi: Monologika, Dialogika, dan
Pembinaan teknik bicara
• Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara
monolog, dimana hanya seorang yang berbicara, misal:
pidato, kata sambutan, kuliah, makalh, ceramah, dan
deklamasi.
• Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara
dialog, dimana 2 orang atau lebih mengambil bagian
dalam pembicaraan. Contoh: diskusi, tanya
jawab, perundingan, percakapan, dan debat.
• Pembinaan Teknik Bicara: teknik bicara merupakan
syarat bagi retorika, pembinaan diarahkan pada
pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina
suara, teknik membaca, dan bercerita.
27. 4. Kompetesi : Menjelaskan tentang jenis-jenis pidato monologika (tahap persiapan pidato).
Pokok bahasan : Pidato Informatif ; Persuasif ; Rekreatif, Ciri-ciri Pidato yang Baik dan Skema Pidato
Pidato informatif, persuasif ,
rekreatif
Ciri-ciri suatu pidato yang baik
Skema pidato
28. Pidato Informatif, Persuasif dan
Rekreatif
A. Pidato Informatif
• Bertujuan untuk menyampaikan informasi. Khalayak
diharapkan mengetahui dan menerima informasi itu.
• 3 macam pidato informatif menurut
Ehninger, Monroe dan Gronbeck dalam Principles and
Types of Speeches :
1. Oral reports (laporan lisan) : laporan
ilmiah, laporan tahunan, laporan
panitian, laporan proyek, dsb.
2. Oral instruction (pengajaran) : guru menjelaskan
pelajaran, atasan menerangkan
pekerjaan, pimpinan membagi tugas.
3. Informative lectures (kuliah) : ceramah
umum, presentasi, penyajian
makalah, pengajian.
• Pidato informatif berupaya untuk menanamkan
pengertian oleh karenanya harus jelas, logis dan
29. B. Pidato Persuasif
• Bertujuan untuk memberikan pengaruh yang
dalam terhadap para pendengarnya, sehingga
para pendengar mau melakukan tindakan yang
diinginkan oleh pembicara.
C. Pidato Rekreatif
• Bertujuan untuk menyenangkan atau menghibur
orang lain. Namun demikian, perlu disadari bahwa
dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak
dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi
satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya
semata-mata hanya terletak pada titik berat
(emphasis) tujuan pokok pidato.
30. Ciri-ciri Suatu Pidato yang Baik
1. Pidato yang saklik
Pidato itu saklik apabila memiliki objektivitas dan
unsur-unsur yang mengandung kebenaran. Saklik
berarti ada hubungan serasi antara isi pidato &
formulasinya. Saklik juga berarti ada hubungan yang
jelas antara pembeberan masalah dengan fakta &
pendapat/penilaian pribadi.
2. Pidato yang jelas
Pembicara harus mengungkapkan pikirannya
sedemikian rupa, jangan sampai ada kemungkinan
untuk tidak dimengerti. Pembicara harus memilih
ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas
untuk menghindarkan salah pengertian.
3. Pidato yang hidup
Pidato dapat mempergunakan gambar, cerita pendek
atau kejadian-kejadian yang relevan sehingga
memancing perhatian pendengar.
31. 4. Pidato yang memiliki tujuan
Tujuan yaitu apa yang mau dicapai dalam suatu pidato
harus dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Tujuan
hendaknya sering diulang dalam rumusan yang
berbeda, supaya pendengar tidak kehilangan benang
merah selama mendengarkan pidato.
5. Pidato yang memiliki klimaks
Sebaiknya kenyataan/kejadian itu dikemukakan dalam gaya
bahasa klimaks. Ciptakan titik-titik klimaks dalam pidato
untuk memperbesar ketegagangan dan rasa ingin tahu
pendengar. Klimaks harus muncul secara organis bukan
karena mengharap tepuk tangan riuh dari pendengar.
6. Pidato yang memiliki pengulangan
Pengulangan atau redundans itu penting, karena dapat
memperkuat isi pidato, memperjelas pengertian
pendengar, menyebabkan pokok-pokok pidato tidak segera
dilupakan dan memberi efek yang besar dalam ingatan para
pendengar. Yang diulang adalah isi pesan dan bukan
rumusan.
32. 7. Pidato yang berisi hal-hal yang
mengejutkan
memunculkan hal-hal yang mengejutkan dalam pidato
berarti meciptakan hubungan yang baru & menarik
antara kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa
tidak dapat dilihat. Hal itu dapat menimbulkan
ketegangan yang menarik & rasa ingin tahu yang
besar.
8. Pidato yang dibatasi
Orang tidak boleh membeberkan segala soal/masalah
dalam satu pidato. Oleh karenanya pidato harus
dibatasi pada satu/dua soal tertentu saja. M. Luther
mengatakan supaya orang berbicara singkat tetapi
padat, berarti harus membatasi diri.
9. Pidato yang mengandung humor
Humor perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak.
Humor dapat menghidupkan pidato da memberi
kesan yang tak terlupakan pada pendengar. Humor
dapat menyegarkan pikiran pendengar sehingga
mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada
pidato selanjutnya.
33. Skema Pidato
1. Tujuan skema pidato
Skema pidato adalah
perencanaan, konstruksi, sistematisasi, statistik dan logik atas
ide-ide/pikiran yang ada dalam pidato. Tujuannya dibuat
skema adalah untuk menghasilkan pidato yang baik. Pidato
yang baik dan berbobot harus memiliki skema & struktur
tertentu/ dengan mempergunakan kata kunci.
2. Skema pidato
A. Skema lima kalimat
skema bertolak dari suatu pernyataan, satu kalimat/satu
pikiran. Pikiran awal yang menjadi titik
tolak, dikembangkan menjadi satu rancangan pikiran
(Denkplan) yang tersusun dalam 3 langkah. Ketiga
langkah harus menjelaskan soal dari pikiran awal dan
harus memberi gambaran yang jelas kepada pendengar.
Dengan itu ia menghantar jalan pikiran pada 1 titik
tujuan, yang harus dirumuskan dalam 1 kalimat.
Kalimat terakhir ini berisi tujuan rasional bagi
pendengar atau dalam situasi tertentu dapat
merupakan dorongan untuk bertindak.
34. 1) Mengapa justru lima kalimat?
Angka lima berdasarkan pengalaman bahwa
manusia mempunyai lima jari. Sejak jaman
Yunani kuno, ilmu retorika sesudah Aristoteles
mempergunakan angka lima sebagai prinsip
berdebat.
2) Kemungkinan-kemungkinan dalam
menggunakan skema lima kalimat :
a. Skema mata rantai
Mempunyai hubungan yang kronologis
&/logis yang kuat antara pikiran yang satu 1
dengan yang lain.
Gambar : 2
3
4
5
35. b. Skema kompromis
Gambar :
1 2
3
4
5
c. Membandingkan dua pendapat
Gambar :
1 3
2 4
5
36. d. Mengabaikan satu pokok
Gambar : 1
2 3
4
5
e. Skema deduktif (yang bertolak dari yang umum
kepada yang khusus.
Gambar : 1
2
3 4
5
37. f. Skema dialektis
Gambar : 1
2 3
4
5
B. Skema lima W
Jawaban atas kelima pertanyaan ini dapat
memberikan bahan-bahan penting untuk
menyusun satu pidato :
• Siapa (wer)
• Apa (was)
• Dengan apa (womit)
• Bagaimana (wie)
• Kapan (wann)
38. C. Skema menurut Aphtonius
Satu skema pidato terdiri delapan langkah :
- Tema pidato
- Perbandingan
- Penjelasan
- Contoh
- Pendasaran
- Pembuktian
- Pikiran & pendapat yang berlawanan
- Penutup
D. Skema tiga bagian (Model skema
Cicero)
pidato terbagi atas :
• Pendahuluan
• Isi pidato (bahan utama)
• Penutup
39. 5. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato informatif)
Pokok bahasan : Isi Pesan Pidato Informatif, Organisasi Pesan, Teknik Pengembangan Bahasan
Isi Pesan Informatif
Organisasi Pesan
Teknik Pengembangan Bahasan
40. Isi Pesan Informatif
Supaya isi pesan mudah dipahami dan diingat menurut, Ehninger :
1. Gagasan utama tidak boleh terlalu banyak
Jangan menyiksa pendengar dengan informasi terlalu banyak
(overload information). Pilihlah beberapa butir yang sangat
penting dan kembangkan bahasannya.
2. Jelaskan istilah-istilah yang aneh dan kabur
Sebelum memasuki bahasan utama, bahasalah lebih dahulu
istilah-istilah yang akan digunakan. Pertama, gunakan definisi
dalam kamus. Kedua, jelaskan makna dengan menceritakan
asal-usul kata. Ketiga, jelaskan makna konsep dengan
menyebutkan apa yang tidak termasuk. Keempat, terangkan
konsep dengan memberikan contoh-contoh.
3. Atur kecepatan menyajikan informasi
Butir-butir pembicaraan harus diulas dalam waktu yang
tepat.
41. 4. Jelaskan perpindahan pokok pembicaraan
Ketika beralih dari satu pokok bahasan ke pokok bahasan lain,
tunjukkan perpindahannya dengan jelas. Ingat kembali prinsip
kesatuan dalam komposisi pidato.
5. Gunakan data kongkret – jaringan abstrak
Pidato informatif harus kaya dengan fakta, angka, penjelasan
dan contoh. Teori-teori yang abstrak harus dijelaskan dengan
contoh-contoh kongkret.
6. Hubungkan yang tidak diketahui dengan yang diketahui
Bila pendengar tidak mengetahui suatu peristiwa atau
kejadian, pembicara sebaiknya menjelaskan hal yang tidak
diketahui dimulai dengan hal yang diketahui pendengar
(membuat perumpamaan).
7. Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
pembicara menyebutkan contoh-contoh yang kreatif &
memasukkan anekdot-anekdot yang segar, kisah-kisah yang
menyentuh, pengalaman aneh, dsb ke dalam pidato.
42. Organisasi Pesan
Metode organisasi pesan deduktif, induktif, kronologis, spasia & topikal
semuanya dapat dipergunakan untuk menyusun pidato informatif.
Penyusunan Pesan Menurut Monroe
Dalam teori Monroe, pidato informatif mempunyai tiga tahapan :
1. Perhatian
• Anda harus menarik perhatian pendengar.
• 4 hal yang harus diperhatikan : ‘menarik
perhatian, menunjukkan topik, menghubungkan topik dengan
pendengar, membangun kredibilitas dan menjelaskan susunan
pembicaraan’.
2. Kebutuhan
• Menjelaskan mengapa informasi yang akan disampaikan penting
bagi khalayak.
• Lakukan 4 cara :
a) Pernyataan : Tunjukkan pentingnya pokok bahasan dan
perlihatkan bagaimana mereka perlu lebih banyak tahu
tentang hal tersebut
43. b) Ilustrasi : Berikan beberapa contoh, permisalan, anekdot
yang menonjolkan kebutuhan pendengar.
c) Peneguhan : Sajikan fakta, angka & kutipan tambahan untuk
lebih meyakinkan pendengar.
d) Penunjukkan : Perlihatkan bahwa pokok pembicaraan
berkaitan dengan kepentingan, kesejahteraan &
keberhasilan khalayak.
3. Pemuasan
• Pembicara menyampaikan informasi itu sendiri.
• Dibagi ke dalam 3 bagian :
a) Ikhtisar pendahuluan
Menyebutkan pokok-pokok pembicaraan satu demi satu.
Tujuannya membantu khalayak memperoleh gambaran
menyeluruh tentang isi pembicaraan kita.
b) Informasi terinci
Pokok-pokok pembicaraan yang sudah disebutkan
sebelumnya dijelaskan lagi satu persatu.
c) Ikhtisar akhir
Mengulangi pokok-pokok penting, konklusi atau kesimpulan
yang lahir setelah pembahasan
44. Teknik Pengembangan Bahasan
• 2 faktor penting dalam memilih teknik pengembangan bahasan :
faktor informatif & faktor penarik perhatian. Pesan yang disajikan
harus kaya informasi & dapat menarik perhatian.
• Menyajikan informasi melalui fakta (pernyataan yang
menunjukkan bahwa sesuatu itu benar) dengan 3 kriteria :
a. Apakah fakta itu bermanfaat/relevan dengan kepentingan
pembicara & pendengar? (Relevancy)
b. Apakah fakta itu mendukung gagasan utama dalam
pembicaraan kita? (Sufficiency)
c. Apakah sumber-sumber fakta itu dapat dipercaya?
(Plausibility)
• supaya menarik perhatian fakta, statistik & contoh disajikan dalam
format ini : Pertama, ungkapkan pengalaman pribadi Anda.
Kedua, tunjukkan kebenaran fakta dengan demonstrasi.
45. Teknik Pengembangan Bahasan dalam Pengantar
menurut Rudolph E.Bussy & Randall E.Majors dalam Basic Speech Communication
1. Menarik perhatian
Gunakan hentian panjang untuk memusatkan perhatian. Ajukan pertanyaan
retoris. Pancing jawaban dari pendengar. Kutip statistik yang mengejutkan.
Ceritakan kisah atau anekdot. Buat humor.
2. Mengumumkan topik
sebutkan topik secara langsung. Dekati topik secara tidak langsung dari cerita
hipotesis.
3. Menegaskan relevansi
Menjelaskan mengapa memilih topik. Tunjukkan bagaimana topik
mempengaruhi khalayak. Perlihatkan bagaimana khalayak dapat
mempergunakan informasi. Nyatakan bagaimana khalayak dapat menarik
keuntungan. Hubungan dengan situasi pembicara/acara yang sedang
berlangsung.
4. Membangun kredibilitas
Tegaskan siapa Anda. Jelaskan alasan pribadi mengapa Anda bicara. Tunjukkan
latar belakang yang relevan dengan topik. Perlihatkan pengetahuan dan
pengalaman. Perlihatkan good sense & good will. Tampakkan semangat dalam
suara & cara.
5. Menyusun pesan
Sebutkan cakupan yang akan dibahas. Tunjukkan susunan pokok bahasan.
Gunakan perpindahan gagasan yang jelas
46. 6. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato persuasif)
Pokok bahasan : Teknik-teknik Persuasi, Pencitraan (imagery), Isi Pesan Persuasif, Organisasi
Pesan Persuasif
Teknik-teknik Persuasi
Pencitraan (imagery)
Isi Pesan Persuasif
Organisasi Pesan Persuasif
47. Teknik-teknik Persuasi
Teknik persuasi berdasar khalayaknya menurut Ehninger, Monroe & Gronbeck dalam
Principles and Types of Communication
1. Khalayak Tak Sadar
Pendengar tidak sadar akan adanya masalah/tidak tahu bahwa perlu mengambil
keputusan. Langkahnya :
a. Tahap perhatian. Bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, kutipan yang
tepat/dengan beberapa fakta & angka yang mengejutkan.
b. Tahap kebutuhan. Sajikan sejumlah besar fakta, angka & kutipan yang ditunjukkan
untuk memperlihatkan bahwa memang benar ada masalah.
c. Tahap pemuasan, visualisasi & tindakan. Perkenalkan
bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan
adanya masalah & sebutlah lagi di ikhtisar akhir &
mengimbau mereka untuk meyakini dan bertindak.
2. Khalayak Apatis
Khalayak ini tahu ada masalah, tetapi mereka acuh tak acuh saja. Tujuan pidato adalah
membuat mereka sadar bahwa yang kita bicarakan itu betul-betul mempengaruhi
mereka. Langkahnya :
48. a. Tahap perhatian. Singkirkan sikap apatis & ketidakpedulian mereka dengan
menyentuh secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan
pendengar.
b. Tahap kebutuhan. Menunjukkan secara langsung & dramatis bagaimana
masalah tersebut mempengaruhi setiap orang yang hadir (efeknya secara
langsung, efek pada keluarga & kemungkinan efek masa depan bagi anak).
c. Tahap pemuasan. Tunjukkan terus-menerus bahwa sikap apatis dalam
masalah ini tidak dapat dibenarkan.
d. Tahap visualisasi & tindakan. Visualisasikan secara jelas keuntungan
menerima gagasan & kerugian besar jika tetap tak mengacuhkannya.
3. Khalayak yang Tertarik tetapi Ragu
khalayak tahu & sadar akan adanya masalah, tahu bahwa perlu mengambil
keputusan, tapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus mereka
ikuti/tidakan yang harus mereka jalankan. Tujuan pidati meyakinkan pendengar
bahwa pernyataan Anda benar/bahwa usulan Anda adalah yang terbaik. Langkah:
a. Tahap perhatian. Langsung saja menuju pokok persoalan (hal-hal pokok).
b. Tahap kebutuhan. Tinjaulah secara singkat latar belakang munculnya masalah.
Buat kriteria yang harus dipenuhi dalam mengambil keputusan tepat.
c. Tahap pemuasan. Nyatakan usulan Anda secara ringkas rencana tindakan
yang haris dilakukan & definisikan istilah-istilah yang kabur/ambigu.
49. d. Tahap visualisasi. Gunakan bahasa yang hidup & persuasif, serta proyeksikan
khalayak ke masa depan.
e. Tahap tindakan. Buatlah ikhtisar singkat dari argumen-argumen penting &
imbauan yang dikemukakan pada pembicaraan sebelumnya.
4. Khalayak yang bermusuhan
Khalayak sadar bahwa ada problem/bahwa ada masalah yang harus diatasi, tetapi
mereka menentang usulan yang Anda ajukan. Tujuan pidato mengatasi keberatan-
keberatan khalayak & mengupayakan agar mereka menerima gagasan Anda.
a. Tahap perhatian. Usahakan untuk menyambungkan persahabatan dengan
khalayak & menjadikan mereka mau mendengar. Bahaslah pokok
pembicaraan secara tidak langsung & berangsur-angsur.
b. Tahap kebutuhan. Capailah kesepakatan pada prinsip-prinsip/keyakinan-
keyakinan.
c. Tahap visualisasi & tindakan. Berilah tekanan lebih banyak pada
visualisasi/keuntungan-keuntungan.
50. Pencitraan (Imagery)
• Dalam pidato persuasif kita harus menyentuh alat-alat indera para pendengar
dengan bahasa, sehingga mereka merasakan apa yang kita rasakan.
• Keajaiban bahasa ialah mampu merangsang manusia secara fisik.
• Penggunaan bahasa untuk menggambarkan stimuli disebut imagery (pencitraan).
1. Pencitraan visual (visual imagery)
Berupaya menggambarkan objek, situasi/peristiwa secara visual melalui
rangkaian kata, yang menimbulkan kesan pengelihatan pada benak pendengar.
2. Pencitraan auditif (auditory imagery)
Membuat pendengar tidak saja mendengar suara Anda, tetapi juga mengdengar
peristiwa yang Anda ceritakan. Gambarkan keras-lembutnya suara, riuh
rendahnya bunyi atau gegap-gempitanya bahana.
3. Pencitraan cita rasa (gustatory imagery)
anda mendorong pendengar seakan-akan ikut mengecap apa yang anda
ceritakan.
51. 4. Pencitraan ciuman (olfactory imagery)
Dengan kata-kata Anda membawa para pendengar untuk mencium bau-bau
yang terdapat dalam peristiwa yang Anda ceritakan,
5. Pencitraan sentuhan
Didasarkan pada perasaan yang kita alami apabila tubuh kita bersentuhan
dengan objek, tubuh/ benda.
6. Pencitraan kinestetik (kinesthetic imagery)
Menggambarkan gerakan-gerakan otot, pendengar diharapkan memberikan
reaksi empatik sehingga ikut juga menggerakkan otot-otot dalam tubuhnya.
7. Pencitraan organik (organic imagery)
Lapar, mual, pusing adalah perasaan yang muncul karena pencitraan
organik, yang didapat dengan melukiskan peristiwa secara rinci.
52. Isi Pesan Persuasif
Bahan-bahan yang tepat untuk pidato persuasif berdasar tujuannya menurut Wayne N.
Thompson dalam Fundamental of Communication :
A. Menarik perhatian
• Sebagian bahan yang menarik perhatian :
hal kongkret, konflik, suspense, gerakan tentang sesuatu yang
dikenal, baru, eksotik, fakta sensasional, aktual, mode, humor, ramalan, dsb.
• Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan :
1. Tunjukkan bahwa topik itu berhubungan erat dengan kepentingan
khalayak.
2. Hindari satu jenis teknik pengembangan bahasan.
3. Gunakan contoh-contoh yang spesifik dan kongkret.
4. Ceritakan kisah-kisah menarik.
5. Organisasikan baha-bahan & berikan makna secara orisinil, kreatif &
informatif.
53. B. Meyakinkan
• Bahan-bahan yang dapat meyakinkan adalah ‘bukti’.
• 4 macam bukti yaitu : fakta, contoh, statistik & testimoni.
• 4 teknik penyajian bukti yaitu : induksi, deduksi, hubungan kausal & analogi.
C. Menyentuh / Menggerakkan
• Bahan-bahan yang menyentuh/menggerakkan adlah yang mempunyai
pengaruh psikologis. Penggunaan daya tarik motif melalui 3 tahap :
1. Analisis. Temukan keinginan, harapan, cita-cita khalayak tertentu.
2. Seleksi. Pilihlah bahan-bahan yang sesuai dengan keinginan khalayak.
3. Adaptasi. Hubungkan usulan kita dengan kebutuhan, keinginan &
kepentingan khalayak tersebut.
• Setelah menggunakan daya tarik motif, dapat mengintensifkannya dengan
unsur-unsur emosi dan teknik-teknik penyesuaian seperti rasa
belas, rasionalisasi, kompensasi dan identifikasi.
54. Organisasi Pesan Persuasif
Pola-pola yang lazim digunakan dalam pidato persuasif :
A. Pola Pemecahan Masalah
Pidato ditujukan untuk menyadarkan orang akan adanya masalah (baik itu
masalah psikologis, ekonomi, sosial, budaya, dsb). Anda menjelaskan berbagai
alternatif pemecahan masalah & menunjukkan alternatif terbaik.
B. Pola Sebab-Akibat
Pola ini dimaksudkan untuk melukiskan situasi yang terjadi & dipergunakan untuk
membahas masalah yang sebab-sebabnya tidak mudah diketahui. Pendengar
diajak untuk memahami masalah lebih jernih & mengerti sebab-sebabnya.
C. Pola Pro-Kontra
Anda mengajukan usulan serta menunjukkan keuntungan-keuntungan & kerugian-
kerugian yang mungkin terjadi. Anda harus berhasil menunjukkan bahwa
keuntungannya jauh lebih besar dari kerugiannya.
D. Pola Urutan Bermotif
Disebut juga pola Monroe. Terdiri dari tahap perhatian, kebutuhan, pemuasan,
visualisasi dan imbauan/tindakan.
55. 7. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato rekreatif)
Pokok bahasan : Karakteristik Pidato Rekreatif, Teori-teori Humor, Teknik-teknik Humor, Organisasi Pesan
Karakteristik Pidato Rekreatif
Teori-teori Humor
Teknik-teknik Humor
Organisasi Pesan
56. Karakteristik Pidato Rekreatif
1. Tidak melulu lucu
• Pidato rekreatif tidak selalu harus melucu
• Selama Anda menyampaikan hal-hal yang menarik perhatian
pendengar, mengendurkan saraf mereka/membuat mereka
santai, itu pidato rekreatif.
• Disampaikan dalam berbagai situasi :
perhelatan/pesta, pertemuan kelompok, jamuan makan malam.
2. Gembirakan diri anda dahulu
• Harus disampaikan oleh orang yang berwajah
ceria, riang, gembira, santai.
• Harus mulai dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang
menyenangkan & melupakan untuk sementara apa saja yang
merisaukan.
3. Hindari rangkaian gagasan yang sulit
• Pilihlah topik-topik yang enteng, sederhana, mudah dicerna,
• Susunlah topik itu secaara sederhana juga.
4. Gunakan gaya bercerita (naratif)
• Masukkan berbagai cerita, anekdot & contoh kongkret.
5. Berbicaralah singkat
• Tidak mengikuti urutan motif yang lengkap, hanya sampai tahap
perhatian.
57. Teori-teori Humor
A. Teori Superioritas & Degradasi
• Kita tertawa bila menyaksikan sesuatu yang
janggal/kekeliruan/janggal.
• Objek yang membuat kita tertawa adalah objek yang
ganjil, aneh, menyimpang.
• Kita tertawa karena kita merasa tidak mempunyai sifat-sifat
objek yang menggelikan.
B. Teori Bisosiasi
• Kita tertawa bila secara tiba-tiba kita menyadari
ketidaksesuaian antara konsep dengan realitas yang
sebenarnya.
• Humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak
diduga/kalimat yang menimbulkan 2 macam asosiasi (belokan
mendadak & ganda)
C. Teori Pelepasan Inhibisi
• kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita pengalaman
yang tidak enak, salah satunya dorongan agresif.
• Bila kita lepaskan dorongan itu dalam bentuk yang bisa
diterima oleh masyarakat, kita senang karena melepaskan diri
dari ketegangan. Karena itu kita tertawa.
58. Teknik-teknik Humor
A. Teknik dari Teori Superioritas & Degradasi :
1. Exaggeration
Berarti melebihkan sesuatu secara tidak proporsional % dilakukan
untuk membongkar kejelekan sejelas-jelasnya dengan maksud
mengoreksinya.
2. Parodi
Adalah sejenis komposisi di mana gaya suatu karya yang serius
ditiru dengan maksud melucu. Parodi dapat berupa peniruan
suara & gaya bicara tokoh/sastra & karya tulis yang serius.
3. Ironi
Adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang
bertentangan dengan makna harfiahnya.
4. Burlesque
Adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal
yang seenaknya secara serius atau hal-hal yang serius secara
seenaknya.
59. 5. Perilaku aneh para tokoh
Kita memperoleh kesenangan bila melihat hal-hal yang
ganjil/menyimpang pada perilaku orang lain. Kesenangan
datang kerena kita tidak menderita keganjilan itu.
6. Perilaku orang aneh
Perilaku bangsa-bangsa yang aneh/orang-orang aneh selalu
menjadikan bumbu-bumbu humor, namun penggunaannya
dalam pidato harus sangat hati-hati (terkait SARA).
B. Teknik dari Teori Bisosiasi :
1. Belokan mendadak
Tekniknya adalah bawalah khalayak Anda untuk meyakini
bahwa Anda akan berbicara yang biasa, kemudian katakan
sebaliknya. Pendegar dikejutkan pada bagian akhir. Mereka
menemukan pernyataan yang tidak disangka-sangka.
2. Puns
Puns adalah teknik mempermainkan kata-kata yang
mempunyai makna ganda (ambigu).
60. Organisasi Pesan
Monroe menyarankan 2 cara mengorganisasikan pesan rekreatif :
1. Teknik Satu Pokok
• Memusatkan pembicaraan hanya pada satu pokok
pembicaraan saja.
• Pidato merupakan serangkaian ilustrasi, anekdot &
kontras-kontras humor yang disampaikan secara cepat.
• Setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan
utama.
2. Urutan Bermotif Burlesque
• Pidato hanya mengandung tahap perhatian saja.
• Struktur pembicaraan dapat disusun berdasarkan pada
urutan bermotif (tahap perhatian, tahap kebutuhan &
pemuasan, tahap visualisasi, tahap tindakan).
• Pada masing-masing tahap dimasukkan kejadian lucu yang
aktual, cerita/anekdot, serta pemecahan absurd.