SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  60
“Retorika”
  kompetensi 2-7




 Nama : Ratna Tarisa E.
 NIM : 153090191
2. Kompetensi : Menjelaskan tentang retorika dalam perspektif ilmu komunikasi.
   Pokok bahasan : Pengertian, Tokoh dan Perkembangan Retorika




                                   Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi


                                              Pengertian
                                              Tokoh
                                              Perkembangan Retorika
Retorika

• Retorika = rhetoric (bahasa Inggris) =
  dari bahasa Latin = berarti ilmu berbicara

• Cleanth Brooks & Robert Penn Warren dalam
  Modern Rhetoric, retorika = the art of using
  language effectively (seni penggunaan bahasa
  secara efektif)
Pengertian tentang Retorika

    • Pengertian sempit : mengenai bicara
    • Pengertian luas : penggunaan
      bahasa, lisan, ataupun tulisan.
    • Sementara orang mengartikan retorika sebagai
      public speacking / pidato didepan umum.
    • Ada juga yang beranggapan bahwa retorika
      tidak hanya berarti pidato didepan umum, tapi
      juga termasuk seni menulis.
Retorika dan Bahasa

• Kedua pengertian diatas adalah tentang
  penggunaan bahasa.
• Penggunaan bahasa sebagai lambang komunikasi
  itu, terjadi secara tatap muka, bagaimana dengan
  komunikasi bermedia?
• Bahasa sebagai lambang dalam proses
  komunikasi itu bertautan dengan komponen-
  komponen komunikasi lainnya:
  komunikator, pesan, media, komunikan, serta
  efek yang diharapkan dari penggunaan bahasa
  itu.
Retorika Zaman Yunani - Romawi

    • Retorika sebagai seni bicara dipelajari mulai abad ke-
      5 SM oleh kaum sofis di Yunani yang mengembara
      untuk mengajarkan pengetahuan politik dan
      pemerintahan terutama pada kemampuan berpidato.
    • Pemerintahan, harus berdasar suara terbanyak atau
      demokrasi, sehingga perlu usaha membujuk rakyat
      demi kemenangan dalam pemilihan. Maka
      berkembanglah seni pidato yang membenarkan
      pemutarbalikan kenyataan demi tercapainya tujuan
      (khalayak dapat tertarik perhatiannya dan terbujuk).
      (barangkali disini, muncul kesan “negatif” tentang
      retorika, ….ah itu cuma retorika saja!)
• Kaum sofis berpendapat bahwa manusia
  adalah makhluk yang berpengetahuan dan
  berkemauan, memiliki pengenalan baik, dan
  etika.
• Kebenaran suatu pendapat hanya dicapai
  apabila seseorang dapat memenangkan
  pendapatnya terhadap pendapat-pendapat
  orang lain yang berbeda dengan norma-
  normanya.
• Pada masa itu orang-orang melatih diri untuk
  memperoleh kemahiran dalam
  berbicara, agar inti pembicaraan beralih dari
  kebenaran kepada kemenangan.
Tokoh- tokoh retorika
Georgias (480-370 SM)
Dianggap sebagai guru
retorika pertama dalam
sejarah manusia. Georgias
menyatakan bahwa
kebenaran suatu pendapat
hanya dapat dibuktikan
jika tercapai kemenangan
dalam pembicaraan.


Protagoras (500-432 SM)
Menurutnya, kemahiran bicara
bukan demi
kemenangan, melainkan demi
keindahan bahasa.
Socrates (469-399 SM)
Retorika adalah demi
kebenaran dengan dialog
sebagai tekniknya karena
dengan dialog kebenaran
akan timbul dengan
sendirinya.

 Isocrates (392 SM)
 Filsafat Isocrates ialah bahwa
 hakikat pendidikan adalah
 kemampuan membentuk
 pendapat-pendapat yang
 tepat mengenai masyarakat.
 Isocrates berhasil mendidik
 murid-muridnya menjadi
 pemimpin yang baik.
Plato
Retorika bertujuan
memberikan kemampuan
menggunakan bahasa yang
sempurna dan merupakan
jalan bagi seseorang untuk
memperoleh pengetahuan
yang luas, terutama dalam
bidang politik.


Demosthenes (384-322 SM)
Demosthenes meningkatkan
kebiasaan retorika dengan
menekankan pada:
a. semangat yang berkobar-kobar
b. kecerdasan pikiran
c. Kelainan dari yang lain
Aristoteles
                                    “Anda, para penulis retorika, terutama
                                    menggelorakan emosi. Ini memang baik, tetapi
                                    ucapan-ucapan anda lalu tidak dapat
                                    dipertanggungjawabkan. Tujuan retorika yang
                                    sebenarnya adalah membuktikan maksud
                                    pembicaraan atau menampakan
                                    pembuktiannya. Ini terdapat pada logika.
                                    Retorika hanya menimbulkan perasaan pada
                                    suatu ketika kendatipun lebih efektif daripada
                                    silogisme. Pernyataan yang menjadi pokok bagi
                                    logika dan juga bagi retorika akan benar bila
                                    telah diuji oleh dasar-dasar retorika”


• Baginya keindahan bahasa dipergunakan untuk empat hal, yaitu yang bersifat:
   a) Membenarkan (corrective)
   b) Memerintah (instructive)
   c)   Mendorong (suggestive)
   d) Mempertahankan (defensive)
• Aristoteles membedakan bagian-bagian struktur
  pidato, menjadi tiga, yaitu:
  a) Pendahuluan
  b) Badan
  c) kesimpulan
• Retorika adalah the art of persuasion. Dalam
  retorika, suatu uraian harus:
  a) Singkat
  b) Jelas
  c) meyakinkan

            Marcus Tulius Cicero (106-43 SM)
            Di Romawi retorika dikembangka oleh
            tokoh yang termasyur karena suara dan
            bukunya ini, antaralain yang berjudul De
            Oratore.
            • De Oratore terdiri dari tiga jilid. Jilid I
               menguraikan pelajaran yang
               diperlukan seorang orator, jilid II
               menjelaskan hal pengaruh, dan jilid III
               menerangkan bentuk-bentuk
               pidatonya.
• Cicero meningkatkan kecakapan retorika menjadi suatu ilmu. Ia berpendapat
  bahwa retorika mempunyai dua tujuan pokok yang bersifat:
  a) Suasio (anjuran)
  b) Dissuasio (penolakan)

  Paduan dari kedua sifat itu dijumpai terutama dalam pidato-pidato peradilan
  dimuka senat Roma. Pada saat itu tujuan pidato dimuka pengadilan adalah untuk
  menyadarkan publik tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat ,
  perundang-undangan negara, dan keputusan yang akan diambil. Hal ini dapat
  dicapai dengan teknik dissuasion apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran
  dalam hubungannya dengan undang-undang, atau suasio jika akan mengajak
  masyarakat untuk mematuhi undang-undang dan keadilan.
• Dalam mempengaruhi pendengarnya, retor harus meyakinkan mereka
  dengan mencerminkan kebenaran dan kesusilaan. Dalam
  pelaksanaannya, retorika meliputi:

  a. Investio (mencari bahan dan tema yang akan dibahas). Pada tahap ini
     bahan-bahan dan bukti-bukti dibahas singkat dimana pembicara:
     1. Mendidik
     2. Membangkitkan kepercayaan
     3. Menggerakan hati
  b. Ordo Collocation (menyusun pidato yang memintakecakapan si pembicara
     dalam memilih mana yang penting yang kurang penting. Pidato disusun
     sbb:
     1. Exordium (pendahuluan)
     2. Narratio (pemaparan)
     3. Confirmatio (pembuktian)
     4. Reputatio (pertimbangan)
     5. Peroratio (penutup)
Retorika Jaman Modern
• Pada awal abad sesudah Masehi retorika tidak begitu berkembang.
  baru mulai abad ke-17 di Eropa (Inggris) muncul orator
  kenamaan, Oliver Cromwell dan Henry Bollingbroke.
• Cromwell mengajarkan teknik retorika, bahwa dalam melaksanakn
  retorika:
  1. Harus mengulang hal-hal yang penting
  2. Harus menyesuaikan diri dengan sikap lawan
  3. Bila perlu tidak menyinggung persoalan
  4. Membiarkan pendengar menarik kesimpiulan sendiri
  5. Harus menunggu reaksi
• Henry Bollingbroke mengatakan bahwa bila kekuasaan politik
  berlandaskan kekuatan fisik, maka retorika merupakan kekuatan
  mental.
• Sir Winston Churchill pada abad ke-20 (saat PD II) menggunakan
  retorika untuk menggerakan bangsa Inggris, dalam melawan Nazi
  Jerman sehingga membangkitkan keberanian rakyat Inggris.

• Di Jerman, Adolf Hitler berhasil memukau rakyat Jerman sehingga
  bersedia melakukan apapun. Dalam retorikanya Hitler:
  mengunggulkan diri sendiri, membusukkan dan menakut-nakuti
  lawan, kemudian menghancurkan. Baginya retorika adalah senjata
  psikis untuk memelihara massa dalam keadaan perbudakan psikis
  (psychical weapon to maintain in a state of psychical enslavement).

• Di Perancis dikenal Jen Jaures, sedang di Amerika Serikat yang
  termashur adalah Abraham Lincoln.
Retorika Ilmiah
• Setelah PD II, retorika berperan lebih penting, dan semakin banyak
  yang mempelajarinya.
• Dalam perkembangan ilmu, retorika dikenal sebagai scientific
  rhetorics atau retorika ilmiah sebagai perpaduan antara ilmu
  komunikasi dan ilmu jiwa.
• Retorika adalah persuasi yang merupakan pendapat Aristoteles.
  Sementara persuasi didefinisikan Hebert W. Simons sebagai
  “komunikasi manusia yang direncanakan untuk mempengaruhi
  orang lain dengan mengubah kepercayaan, nilai, atau sikap mereka”
• Carl Hovland menyatakan bahwa efek persuasi bersumber pada
  perubahan pendapat, perubahan persepsi, perubahan efek.
  Singkatnya, perubahan sikap adalah konseptualisasi yang mendasari
  setiap perubahan yang dapat diamati.
Retorika Masa Kini
• Sekarang, tentu tidak seperti masa Demosthenes atau Cicero
  yang terbatas pada sekumpulan orang yang berada di sebuah
  lapangan.
• Dengan komunikasi bermedia, bisa meliput sebuah negeri.
  Gaya orator pada rapat raksasa yang tertuju pada emosi
  khalayak tidak sama dengan gaya orator yang menghadapi
  kamera televisi atau mikrofon radio siaran yang tertuju pada
  radio khalayak.
• Namun demikian pengetahuan dan teknik-teknik retorika
  yang telah diajarkan sejak zaman Yunani-Romawi tentu masih
  tetap menarik dan perlu dipelajari.
3. Kompetensi : Menjelaskan tentang retorika dalam perspektif ilmu komunikasi dan klasifikasi retorika.
   Pokok bahasan : Retorika sebagai satu proses komunikasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi
                   efektivitas komunikasi retoris, Monologika, Dialogika dan Pembinaan teknik berbicara.




                                   dalam perspektif Ilmu Komunikasi


                            Retorika sebagai satu proses komunikasi
                            Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi
                             retoris
                            Monologika, Dialogika
                            Pembinaan teknik berbicara
Retorika
          sebagai satu proses komunikasi

Dalam contoh tawar-menawar antar penjual dengan
pembeli, masing-masing pihak berargumentasi untuk
mencapai tujuannya. Aspek komunikasi retorisnya sbb:
 pembicara, menyampaikan kepada
 pendengar, lawan bicara, pembeli
 tentang sesuatu
 dengan maksud, tujuan tertentu
 memberi argumen-argumen dari isi pembicaraan
 mendengar dan mempertimbangkan argumen balik
  dari pendengar
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
             komunikasi retoris

A. Pada komunikator: pengetahuan tentang
   pengetahuan dan ketrampilan berkomunikasi
    Sikap komunikator: agresif, cepat membela
      diri, mantap, meyakinkan, rendah hati, rela
      mendengar, menerima anjuran, dsb.
    Pengetahuan umum: pengetahuan
      luas, menguasai materi pembicaraan.
    Sistem sosial: posisi, pangkat atau jabatan.
    Sistem kebudayaan: tingkah laku, tata adab dan
      pandangan hidup.
B. Pada komunikan: pengetahuan tentang komunikasi dan
  ketrampilan berkomunikasi.
    Sikap komunikan: terbuka, senang, tertarik, simpatik
     berpengaruh positif terhadap proses
     komunikasi, begitu sebaliknya, sikap
     tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap
     komunikator akan berpengaruh negatif.
    Sistem sosial dan kebudayaan: sifat patuh, rendah
     hati, tidak banyak bicara, tidak berani menentang
     pimpinan, berlawanan dengan kritis, suka
     membantah, dan mudah tunduk.
C. Pesan dan medium:
    Elemen pesan: kata-kata atau kalimat, pikiran atau
     ide, alat peraga, suara, artikulasi mimik / gerak, dsb.
    Struktur pesan: jelas dan mudah dimengerti.
    Isi pesan: memperhatiakn situasi
     komunikan, dibatasi pada satu atau dua pokok
     pikiran, dan diuraikan secara jelas, rinci dan tepat.
    Proses penyampaian: bebas tanpa tesk, terikat
     pada teks, dan setengah bebas.
Kegunaan Komunikasi Retoris

• Konrad Lorenz: “apa yang diucapkan tidak juga
  berarti apa yang didengar, apa yang didengar tidak
  berarti yang dimengerti, apa yang dimengerti tidak
  berarti juga yang disetujui, apa yang disetujui tidak
  berarti yang diterima, apa yang diterima tidak
  berarti yang dihayati, apa yang dihayati tidak berarti
  yang dapat mengubah tingkah laku”.
• Terdapat kesulitan dalam menyampaikan ide atau
  pikiran sampai pada realisasinya.
• Komunikasi retoris penting agar proses penyampaian
  ide atau apa yang diucapkan secara efektif dapat
  mengubah tingkah laku.
Retorika sebagai bagian dari ilmu bahasa
         (Linguistik), khususnya ilmu bina bicara
(sprecherziehung), terbagi: Monologika, Dialogika, dan
                 Pembinaan teknik bicara
 • Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara
   monolog, dimana hanya seorang yang berbicara, misal:
   pidato, kata sambutan, kuliah, makalh, ceramah, dan
   deklamasi.
 • Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara
   dialog, dimana 2 orang atau lebih mengambil bagian
   dalam pembicaraan. Contoh: diskusi, tanya
   jawab, perundingan, percakapan, dan debat.
 • Pembinaan Teknik Bicara: teknik bicara merupakan
   syarat bagi retorika, pembinaan diarahkan pada
   pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina
   suara, teknik membaca, dan bercerita.
4. Kompetesi : Menjelaskan tentang jenis-jenis pidato monologika (tahap persiapan pidato).
   Pokok bahasan : Pidato Informatif ; Persuasif ; Rekreatif, Ciri-ciri Pidato yang Baik dan Skema Pidato




    Pidato informatif, persuasif ,
     rekreatif
    Ciri-ciri suatu pidato yang baik
    Skema pidato
Pidato Informatif, Persuasif dan
            Rekreatif
A. Pidato Informatif
   •   Bertujuan untuk menyampaikan informasi. Khalayak
       diharapkan mengetahui dan menerima informasi itu.
   •   3 macam pidato informatif menurut
       Ehninger, Monroe dan Gronbeck dalam Principles and
       Types of Speeches :
       1. Oral reports (laporan lisan) : laporan
            ilmiah, laporan tahunan, laporan
            panitian, laporan proyek, dsb.
       2. Oral instruction (pengajaran) : guru menjelaskan
            pelajaran, atasan menerangkan
            pekerjaan, pimpinan membagi tugas.
       3. Informative lectures (kuliah) : ceramah
            umum, presentasi, penyajian
            makalah, pengajian.
   •   Pidato informatif berupaya untuk menanamkan
       pengertian oleh karenanya harus jelas, logis dan
B. Pidato Persuasif
   •   Bertujuan untuk memberikan pengaruh yang
       dalam terhadap para pendengarnya, sehingga
       para pendengar mau melakukan tindakan yang
       diinginkan oleh pembicara.

C. Pidato Rekreatif
   •   Bertujuan untuk menyenangkan atau menghibur
       orang lain. Namun demikian, perlu disadari bahwa
       dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak
       dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi
       satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya
       semata-mata hanya terletak pada titik berat
       (emphasis) tujuan pokok pidato.
Ciri-ciri Suatu Pidato yang Baik
1. Pidato yang saklik
   Pidato itu saklik apabila memiliki objektivitas dan
   unsur-unsur yang mengandung kebenaran. Saklik
   berarti ada hubungan serasi antara isi pidato &
   formulasinya. Saklik juga berarti ada hubungan yang
   jelas antara pembeberan masalah dengan fakta &
   pendapat/penilaian pribadi.
2. Pidato yang jelas
   Pembicara harus mengungkapkan pikirannya
   sedemikian rupa, jangan sampai ada kemungkinan
   untuk tidak dimengerti. Pembicara harus memilih
   ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas
   untuk menghindarkan salah pengertian.
3. Pidato yang hidup
   Pidato dapat mempergunakan gambar, cerita pendek
   atau kejadian-kejadian yang relevan sehingga
   memancing perhatian pendengar.
4. Pidato yang memiliki tujuan
   Tujuan yaitu apa yang mau dicapai dalam suatu pidato
   harus dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Tujuan
   hendaknya sering diulang dalam rumusan yang
   berbeda, supaya pendengar tidak kehilangan benang
   merah selama mendengarkan pidato.
5. Pidato yang memiliki klimaks
   Sebaiknya kenyataan/kejadian itu dikemukakan dalam gaya
   bahasa klimaks. Ciptakan titik-titik klimaks dalam pidato
   untuk memperbesar ketegagangan dan rasa ingin tahu
   pendengar. Klimaks harus muncul secara organis bukan
   karena mengharap tepuk tangan riuh dari pendengar.
6. Pidato yang memiliki pengulangan
   Pengulangan atau redundans itu penting, karena dapat
   memperkuat isi pidato, memperjelas pengertian
   pendengar, menyebabkan pokok-pokok pidato tidak segera
   dilupakan dan memberi efek yang besar dalam ingatan para
   pendengar. Yang diulang adalah isi pesan dan bukan
   rumusan.
7. Pidato yang berisi hal-hal yang
   mengejutkan
   memunculkan hal-hal yang mengejutkan dalam pidato
   berarti meciptakan hubungan yang baru & menarik
   antara kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa
   tidak dapat dilihat. Hal itu dapat menimbulkan
   ketegangan yang menarik & rasa ingin tahu yang
   besar.
8. Pidato yang dibatasi
   Orang tidak boleh membeberkan segala soal/masalah
   dalam satu pidato. Oleh karenanya pidato harus
   dibatasi pada satu/dua soal tertentu saja. M. Luther
   mengatakan supaya orang berbicara singkat tetapi
   padat, berarti harus membatasi diri.
9. Pidato yang mengandung humor
   Humor perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak.
   Humor dapat menghidupkan pidato da memberi
   kesan yang tak terlupakan pada pendengar. Humor
   dapat menyegarkan pikiran pendengar sehingga
   mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada
   pidato selanjutnya.
Skema Pidato
1. Tujuan skema pidato
   Skema pidato adalah
   perencanaan, konstruksi, sistematisasi, statistik dan logik atas
   ide-ide/pikiran yang ada dalam pidato. Tujuannya dibuat
   skema adalah untuk menghasilkan pidato yang baik. Pidato
   yang baik dan berbobot harus memiliki skema & struktur
   tertentu/ dengan mempergunakan kata kunci.
2. Skema pidato
   A. Skema lima kalimat
        skema bertolak dari suatu pernyataan, satu kalimat/satu
        pikiran. Pikiran awal yang menjadi titik
        tolak, dikembangkan menjadi satu rancangan pikiran
        (Denkplan) yang tersusun dalam 3 langkah. Ketiga
        langkah harus menjelaskan soal dari pikiran awal dan
        harus memberi gambaran yang jelas kepada pendengar.
        Dengan itu ia menghantar jalan pikiran pada 1 titik
        tujuan, yang harus dirumuskan dalam 1 kalimat.
        Kalimat terakhir ini berisi tujuan rasional bagi
        pendengar atau dalam situasi tertentu dapat
        merupakan dorongan untuk bertindak.
1) Mengapa justru lima kalimat?
   Angka lima berdasarkan pengalaman bahwa
   manusia mempunyai lima jari. Sejak jaman
   Yunani kuno, ilmu retorika sesudah Aristoteles
   mempergunakan angka lima sebagai prinsip
   berdebat.
2) Kemungkinan-kemungkinan dalam
   menggunakan skema lima kalimat :
   a. Skema mata rantai
        Mempunyai hubungan yang kronologis
        &/logis yang kuat antara pikiran yang satu   1
        dengan yang lain.
        Gambar :                                     2


                                                     3


                                                     4


                                                     5
b. Skema kompromis
     Gambar :
                    1               2

                            3


                            4


                            5

c.   Membandingkan dua pendapat
     Gambar :
                1               3



                2               4


                        5
d. Mengabaikan satu pokok
   Gambar :             1

                2                   3


                            4

                        5


e. Skema deduktif (yang bertolak dari yang umum
   kepada yang khusus.
   Gambar :                     1


                                2

                    3                   4


                                5
f.   Skema dialektis
            Gambar :                1

                              2          3

                                    4


                                    5


B. Skema lima W
   Jawaban atas kelima pertanyaan ini dapat
   memberikan bahan-bahan penting untuk
   menyusun satu pidato :
   •   Siapa (wer)
   •   Apa (was)
   •   Dengan apa (womit)
   •   Bagaimana (wie)
   •   Kapan (wann)
C. Skema menurut Aphtonius
   Satu skema pidato terdiri delapan langkah :
   -    Tema pidato
   -    Perbandingan
   -    Penjelasan
   -    Contoh
   -    Pendasaran
   -    Pembuktian
   -    Pikiran & pendapat yang berlawanan
   -    Penutup
D. Skema tiga bagian (Model skema
   Cicero)
   pidato terbagi atas :
   •    Pendahuluan
   •    Isi pidato (bahan utama)
   •    Penutup
5. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato informatif)
   Pokok bahasan : Isi Pesan Pidato Informatif, Organisasi Pesan, Teknik Pengembangan Bahasan




                                     Isi Pesan Informatif
                                     Organisasi Pesan
                                     Teknik Pengembangan Bahasan
Isi Pesan Informatif

Supaya isi pesan mudah dipahami dan diingat menurut, Ehninger :
1. Gagasan utama tidak boleh terlalu banyak
    Jangan menyiksa pendengar dengan informasi terlalu banyak
    (overload information). Pilihlah beberapa butir yang sangat
    penting dan kembangkan bahasannya.
2. Jelaskan istilah-istilah yang aneh dan kabur
    Sebelum memasuki bahasan utama, bahasalah lebih dahulu
    istilah-istilah yang akan digunakan. Pertama, gunakan definisi
    dalam kamus. Kedua, jelaskan makna dengan menceritakan
    asal-usul kata. Ketiga, jelaskan makna konsep dengan
    menyebutkan apa yang tidak termasuk. Keempat, terangkan
    konsep dengan memberikan contoh-contoh.
3. Atur kecepatan menyajikan informasi
    Butir-butir pembicaraan harus diulas dalam waktu yang
    tepat.
4.   Jelaskan perpindahan pokok pembicaraan
     Ketika beralih dari satu pokok bahasan ke pokok bahasan lain,
     tunjukkan perpindahannya dengan jelas. Ingat kembali prinsip
     kesatuan dalam komposisi pidato.
5.    Gunakan data kongkret – jaringan abstrak
      Pidato informatif harus kaya dengan fakta, angka, penjelasan
      dan contoh. Teori-teori yang abstrak harus dijelaskan dengan
      contoh-contoh kongkret.
6.    Hubungkan yang tidak diketahui dengan yang diketahui
      Bila pendengar tidak mengetahui suatu peristiwa atau
      kejadian, pembicara sebaiknya menjelaskan hal yang tidak
      diketahui dimulai dengan hal yang diketahui pendengar
      (membuat perumpamaan).
7.    Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
      pembicara menyebutkan contoh-contoh yang kreatif &
      memasukkan anekdot-anekdot yang segar, kisah-kisah yang
      menyentuh, pengalaman aneh, dsb ke dalam pidato.
Organisasi Pesan

  Metode organisasi pesan deduktif, induktif, kronologis, spasia & topikal
  semuanya dapat dipergunakan untuk menyusun pidato informatif.

Penyusunan Pesan Menurut Monroe
Dalam teori Monroe, pidato informatif mempunyai tiga tahapan :
1. Perhatian
    •   Anda harus menarik perhatian pendengar.
    •   4 hal yang harus diperhatikan : ‘menarik
        perhatian, menunjukkan topik, menghubungkan topik dengan
        pendengar, membangun kredibilitas dan menjelaskan susunan
        pembicaraan’.
2. Kebutuhan
    •   Menjelaskan mengapa informasi yang akan disampaikan penting
        bagi khalayak.
    •   Lakukan 4 cara :
        a) Pernyataan : Tunjukkan pentingnya pokok bahasan dan
             perlihatkan bagaimana mereka perlu lebih banyak tahu
             tentang hal tersebut
b) Ilustrasi : Berikan beberapa contoh, permisalan, anekdot
            yang menonjolkan kebutuhan pendengar.
        c) Peneguhan : Sajikan fakta, angka & kutipan tambahan untuk
            lebih meyakinkan pendengar.
        d) Penunjukkan : Perlihatkan bahwa pokok pembicaraan
            berkaitan dengan kepentingan, kesejahteraan &
            keberhasilan khalayak.
3.   Pemuasan
     •  Pembicara menyampaikan informasi itu sendiri.
     •  Dibagi ke dalam 3 bagian :
        a) Ikhtisar pendahuluan
            Menyebutkan pokok-pokok pembicaraan satu demi satu.
            Tujuannya membantu khalayak memperoleh gambaran
            menyeluruh tentang isi pembicaraan kita.
        b) Informasi terinci
            Pokok-pokok pembicaraan yang sudah disebutkan
            sebelumnya dijelaskan lagi satu persatu.
        c) Ikhtisar akhir
            Mengulangi pokok-pokok penting, konklusi atau kesimpulan
            yang lahir setelah pembahasan
Teknik Pengembangan Bahasan

   • 2 faktor penting dalam memilih teknik pengembangan bahasan :
     faktor informatif & faktor penarik perhatian. Pesan yang disajikan
     harus kaya informasi & dapat menarik perhatian.
   • Menyajikan informasi melalui fakta (pernyataan yang
     menunjukkan bahwa sesuatu itu benar) dengan 3 kriteria :
     a. Apakah fakta itu bermanfaat/relevan dengan kepentingan
          pembicara & pendengar? (Relevancy)
     b. Apakah fakta itu mendukung gagasan utama dalam
          pembicaraan kita? (Sufficiency)
     c. Apakah sumber-sumber fakta itu dapat dipercaya?
          (Plausibility)
   • supaya menarik perhatian fakta, statistik & contoh disajikan dalam
     format ini : Pertama, ungkapkan pengalaman pribadi Anda.
     Kedua, tunjukkan kebenaran fakta dengan demonstrasi.
Teknik Pengembangan Bahasan dalam Pengantar
menurut Rudolph E.Bussy & Randall E.Majors dalam Basic Speech Communication



  1.    Menarik perhatian
        Gunakan hentian panjang untuk memusatkan perhatian. Ajukan pertanyaan
        retoris. Pancing jawaban dari pendengar. Kutip statistik yang mengejutkan.
        Ceritakan kisah atau anekdot. Buat humor.
  2.    Mengumumkan topik
        sebutkan topik secara langsung. Dekati topik secara tidak langsung dari cerita
        hipotesis.
  3.    Menegaskan relevansi
        Menjelaskan mengapa memilih topik. Tunjukkan bagaimana topik
        mempengaruhi khalayak. Perlihatkan bagaimana khalayak dapat
        mempergunakan informasi. Nyatakan bagaimana khalayak dapat menarik
        keuntungan. Hubungan dengan situasi pembicara/acara yang sedang
        berlangsung.
  4.    Membangun kredibilitas
        Tegaskan siapa Anda. Jelaskan alasan pribadi mengapa Anda bicara. Tunjukkan
        latar belakang yang relevan dengan topik. Perlihatkan pengetahuan dan
        pengalaman. Perlihatkan good sense & good will. Tampakkan semangat dalam
        suara & cara.
  5.    Menyusun pesan
        Sebutkan cakupan yang akan dibahas. Tunjukkan susunan pokok bahasan.
        Gunakan perpindahan gagasan yang jelas
6. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato persuasif)
   Pokok bahasan : Teknik-teknik Persuasi, Pencitraan (imagery), Isi Pesan Persuasif, Organisasi
                   Pesan Persuasif




      Teknik-teknik Persuasi
      Pencitraan (imagery)
      Isi Pesan Persuasif
      Organisasi Pesan Persuasif
Teknik-teknik Persuasi
Teknik persuasi berdasar khalayaknya menurut Ehninger, Monroe & Gronbeck dalam
Principles and Types of Communication
1. Khalayak Tak Sadar
     Pendengar tidak sadar akan adanya masalah/tidak tahu bahwa perlu mengambil
     keputusan. Langkahnya :
     a. Tahap perhatian. Bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, kutipan yang
          tepat/dengan beberapa fakta & angka yang mengejutkan.
     b. Tahap kebutuhan. Sajikan sejumlah besar fakta, angka & kutipan yang ditunjukkan
          untuk memperlihatkan bahwa memang benar ada masalah.
     c. Tahap pemuasan, visualisasi & tindakan. Perkenalkan
          bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan
          adanya masalah & sebutlah lagi di ikhtisar akhir &
          mengimbau mereka untuk meyakini dan bertindak.
2. Khalayak Apatis
     Khalayak ini tahu ada masalah, tetapi mereka acuh tak acuh saja. Tujuan pidato adalah
     membuat mereka sadar bahwa yang kita bicarakan itu betul-betul mempengaruhi
     mereka. Langkahnya :
a.  Tahap perhatian. Singkirkan sikap apatis & ketidakpedulian mereka dengan
        menyentuh secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan
        pendengar.
   b. Tahap kebutuhan. Menunjukkan secara langsung & dramatis bagaimana
        masalah tersebut mempengaruhi setiap orang yang hadir (efeknya secara
        langsung, efek pada keluarga & kemungkinan efek masa depan bagi anak).
   c. Tahap pemuasan. Tunjukkan terus-menerus bahwa sikap apatis dalam
        masalah ini tidak dapat dibenarkan.
   d. Tahap visualisasi & tindakan. Visualisasikan secara jelas keuntungan
        menerima gagasan & kerugian besar jika tetap tak mengacuhkannya.
3. Khalayak yang Tertarik tetapi Ragu
   khalayak tahu & sadar akan adanya masalah, tahu bahwa perlu mengambil
   keputusan, tapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus mereka
   ikuti/tidakan yang harus mereka jalankan. Tujuan pidati meyakinkan pendengar
   bahwa pernyataan Anda benar/bahwa usulan Anda adalah yang terbaik. Langkah:
   a. Tahap perhatian. Langsung saja menuju pokok persoalan (hal-hal pokok).
   b. Tahap kebutuhan. Tinjaulah secara singkat latar belakang munculnya masalah.
        Buat kriteria yang harus dipenuhi dalam mengambil keputusan tepat.
   c. Tahap pemuasan. Nyatakan usulan Anda secara ringkas rencana tindakan
        yang haris dilakukan & definisikan istilah-istilah yang kabur/ambigu.
d. Tahap visualisasi. Gunakan bahasa yang hidup & persuasif, serta proyeksikan
       khalayak ke masa depan.
   e. Tahap tindakan. Buatlah ikhtisar singkat dari argumen-argumen penting &
       imbauan yang dikemukakan pada pembicaraan sebelumnya.
4. Khalayak yang bermusuhan
   Khalayak sadar bahwa ada problem/bahwa ada masalah yang harus diatasi, tetapi
   mereka menentang usulan yang Anda ajukan. Tujuan pidato mengatasi keberatan-
   keberatan khalayak & mengupayakan agar mereka menerima gagasan Anda.
   a. Tahap perhatian. Usahakan untuk menyambungkan persahabatan dengan
       khalayak & menjadikan mereka mau mendengar. Bahaslah pokok
       pembicaraan secara tidak langsung & berangsur-angsur.
   b. Tahap kebutuhan. Capailah kesepakatan pada prinsip-prinsip/keyakinan-
       keyakinan.
   c. Tahap visualisasi & tindakan. Berilah tekanan lebih banyak pada
       visualisasi/keuntungan-keuntungan.
Pencitraan (Imagery)
• Dalam pidato persuasif kita harus menyentuh alat-alat indera para pendengar
   dengan bahasa, sehingga mereka merasakan apa yang kita rasakan.
• Keajaiban bahasa ialah mampu merangsang manusia secara fisik.
• Penggunaan bahasa untuk menggambarkan stimuli disebut imagery (pencitraan).
1. Pencitraan visual (visual imagery)
    Berupaya menggambarkan objek, situasi/peristiwa secara visual melalui
    rangkaian kata, yang menimbulkan kesan pengelihatan pada benak pendengar.
2. Pencitraan auditif (auditory imagery)
    Membuat pendengar tidak saja mendengar suara Anda, tetapi juga mengdengar
    peristiwa yang Anda ceritakan. Gambarkan keras-lembutnya suara, riuh
    rendahnya bunyi atau gegap-gempitanya bahana.
3. Pencitraan cita rasa (gustatory imagery)
    anda mendorong pendengar seakan-akan ikut mengecap apa yang anda
    ceritakan.
4.   Pencitraan ciuman (olfactory imagery)
     Dengan kata-kata Anda membawa para pendengar untuk mencium bau-bau
     yang terdapat dalam peristiwa yang Anda ceritakan,
5.   Pencitraan sentuhan
     Didasarkan pada perasaan yang kita alami apabila tubuh kita bersentuhan
     dengan objek, tubuh/ benda.
6.   Pencitraan kinestetik (kinesthetic imagery)
     Menggambarkan gerakan-gerakan otot, pendengar diharapkan memberikan
     reaksi empatik sehingga ikut juga menggerakkan otot-otot dalam tubuhnya.
7.   Pencitraan organik (organic imagery)
     Lapar, mual, pusing adalah perasaan yang muncul karena pencitraan
     organik, yang didapat dengan melukiskan peristiwa secara rinci.
Isi Pesan Persuasif
Bahan-bahan yang tepat untuk pidato persuasif berdasar tujuannya menurut Wayne N.
Thompson dalam Fundamental of Communication :

A. Menarik perhatian
   • Sebagian bahan yang menarik perhatian :
      hal kongkret, konflik, suspense, gerakan tentang sesuatu yang
      dikenal, baru, eksotik, fakta sensasional, aktual, mode, humor, ramalan, dsb.
   • Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan :
      1. Tunjukkan bahwa topik itu berhubungan erat dengan kepentingan
           khalayak.
      2. Hindari satu jenis teknik pengembangan bahasan.
      3. Gunakan contoh-contoh yang spesifik dan kongkret.
      4. Ceritakan kisah-kisah menarik.
      5. Organisasikan baha-bahan & berikan makna secara orisinil, kreatif &
           informatif.
B. Meyakinkan
   • Bahan-bahan yang dapat meyakinkan adalah ‘bukti’.
   • 4 macam bukti yaitu : fakta, contoh, statistik & testimoni.
   • 4 teknik penyajian bukti yaitu : induksi, deduksi, hubungan kausal & analogi.

C.   Menyentuh / Menggerakkan
     • Bahan-bahan yang menyentuh/menggerakkan adlah yang mempunyai
        pengaruh psikologis. Penggunaan daya tarik motif melalui 3 tahap :
        1. Analisis. Temukan keinginan, harapan, cita-cita khalayak tertentu.
        2. Seleksi. Pilihlah bahan-bahan yang sesuai dengan keinginan khalayak.
        3. Adaptasi. Hubungkan usulan kita dengan kebutuhan, keinginan &
            kepentingan khalayak tersebut.
     • Setelah menggunakan daya tarik motif, dapat mengintensifkannya dengan
        unsur-unsur emosi dan teknik-teknik penyesuaian seperti rasa
        belas, rasionalisasi, kompensasi dan identifikasi.
Organisasi Pesan Persuasif
Pola-pola yang lazim digunakan dalam pidato persuasif :
A. Pola Pemecahan Masalah
    Pidato ditujukan untuk menyadarkan orang akan adanya masalah (baik itu
    masalah psikologis, ekonomi, sosial, budaya, dsb). Anda menjelaskan berbagai
    alternatif pemecahan masalah & menunjukkan alternatif terbaik.
B. Pola Sebab-Akibat
    Pola ini dimaksudkan untuk melukiskan situasi yang terjadi & dipergunakan untuk
    membahas masalah yang sebab-sebabnya tidak mudah diketahui. Pendengar
    diajak untuk memahami masalah lebih jernih & mengerti sebab-sebabnya.
C. Pola Pro-Kontra
    Anda mengajukan usulan serta menunjukkan keuntungan-keuntungan & kerugian-
    kerugian yang mungkin terjadi. Anda harus berhasil menunjukkan bahwa
    keuntungannya jauh lebih besar dari kerugiannya.
D. Pola Urutan Bermotif
    Disebut juga pola Monroe. Terdiri dari tahap perhatian, kebutuhan, pemuasan,
    visualisasi dan imbauan/tindakan.
7. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato rekreatif)
   Pokok bahasan : Karakteristik Pidato Rekreatif, Teori-teori Humor, Teknik-teknik Humor, Organisasi Pesan




                                Karakteristik Pidato Rekreatif
                                Teori-teori Humor
                                Teknik-teknik Humor
                                Organisasi Pesan
Karakteristik Pidato Rekreatif
1.   Tidak melulu lucu
     •    Pidato rekreatif tidak selalu harus melucu
     •    Selama Anda menyampaikan hal-hal yang menarik perhatian
          pendengar, mengendurkan saraf mereka/membuat mereka
          santai, itu pidato rekreatif.
     •    Disampaikan dalam berbagai situasi :
          perhelatan/pesta, pertemuan kelompok, jamuan makan malam.
2.   Gembirakan diri anda dahulu
     •    Harus disampaikan oleh orang yang berwajah
          ceria, riang, gembira, santai.
     •    Harus mulai dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang
          menyenangkan & melupakan untuk sementara apa saja yang
          merisaukan.
3.   Hindari rangkaian gagasan yang sulit
     •    Pilihlah topik-topik yang enteng, sederhana, mudah dicerna,
     •    Susunlah topik itu secaara sederhana juga.
4.   Gunakan gaya bercerita (naratif)
     •    Masukkan berbagai cerita, anekdot & contoh kongkret.
5.   Berbicaralah singkat
     •    Tidak mengikuti urutan motif yang lengkap, hanya sampai tahap
          perhatian.
Teori-teori Humor
A.   Teori Superioritas & Degradasi
     •    Kita tertawa bila menyaksikan sesuatu yang
          janggal/kekeliruan/janggal.
     •    Objek yang membuat kita tertawa adalah objek yang
          ganjil, aneh, menyimpang.
     •    Kita tertawa karena kita merasa tidak mempunyai sifat-sifat
          objek yang menggelikan.
B.   Teori Bisosiasi
     •    Kita tertawa bila secara tiba-tiba kita menyadari
          ketidaksesuaian antara konsep dengan realitas yang
          sebenarnya.
     •    Humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak
          diduga/kalimat yang menimbulkan 2 macam asosiasi (belokan
          mendadak & ganda)
C.   Teori Pelepasan Inhibisi
     •    kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita pengalaman
          yang tidak enak, salah satunya dorongan agresif.
     •    Bila kita lepaskan dorongan itu dalam bentuk yang bisa
          diterima oleh masyarakat, kita senang karena melepaskan diri
          dari ketegangan. Karena itu kita tertawa.
Teknik-teknik Humor
A. Teknik dari Teori Superioritas & Degradasi :
    1.   Exaggeration
         Berarti melebihkan sesuatu secara tidak proporsional % dilakukan
         untuk membongkar kejelekan sejelas-jelasnya dengan maksud
         mengoreksinya.
    2.   Parodi
         Adalah sejenis komposisi di mana gaya suatu karya yang serius
         ditiru dengan maksud melucu. Parodi dapat berupa peniruan
         suara & gaya bicara tokoh/sastra & karya tulis yang serius.
    3.   Ironi
         Adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang
         bertentangan dengan makna harfiahnya.
    4.   Burlesque
         Adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal
         yang seenaknya secara serius atau hal-hal yang serius secara
         seenaknya.
5.   Perilaku aneh para tokoh
         Kita memperoleh kesenangan bila melihat hal-hal yang
         ganjil/menyimpang pada perilaku orang lain. Kesenangan
         datang kerena kita tidak menderita keganjilan itu.
    6. Perilaku orang aneh
       Perilaku bangsa-bangsa yang aneh/orang-orang aneh selalu
       menjadikan bumbu-bumbu humor, namun penggunaannya
       dalam pidato harus sangat hati-hati (terkait SARA).
B. Teknik dari Teori Bisosiasi :
   1. Belokan mendadak
       Tekniknya adalah bawalah khalayak Anda untuk meyakini
       bahwa Anda akan berbicara yang biasa, kemudian katakan
       sebaliknya. Pendegar dikejutkan pada bagian akhir. Mereka
       menemukan pernyataan yang tidak disangka-sangka.
   2. Puns
       Puns adalah teknik mempermainkan kata-kata yang
       mempunyai makna ganda (ambigu).
Organisasi Pesan
Monroe menyarankan 2 cara mengorganisasikan pesan rekreatif :
1. Teknik Satu Pokok
   • Memusatkan pembicaraan hanya pada satu pokok
       pembicaraan saja.
   • Pidato merupakan serangkaian ilustrasi, anekdot &
       kontras-kontras humor yang disampaikan secara cepat.
   • Setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan
       utama.
2. Urutan Bermotif Burlesque
   • Pidato hanya mengandung tahap perhatian saja.
   • Struktur pembicaraan dapat disusun berdasarkan pada
       urutan bermotif (tahap perhatian, tahap kebutuhan &
       pemuasan, tahap visualisasi, tahap tindakan).
   • Pada masing-masing tahap dimasukkan kejadian lucu yang
       aktual, cerita/anekdot, serta pemecahan absurd.

Contenu connexe

Tendances

reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
Bhaskoro Utomo
 
02. korelasi antropologi dan ilmu lain
02. korelasi  antropologi dan ilmu lain02. korelasi  antropologi dan ilmu lain
02. korelasi antropologi dan ilmu lain
Irman Aras
 
Terampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika BerbicaraTerampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika Berbicara
Arief Kurniatama
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1
maneicon22
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Aisyah Turidho
 
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugAturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Muhammad Zen
 

Tendances (20)

Makalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorikaMakalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorika
 
Retorika dan publik speaking
Retorika dan publik speakingRetorika dan publik speaking
Retorika dan publik speaking
 
Komunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudayaKomunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudaya
 
Retorika
RetorikaRetorika
Retorika
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
Sarana ilmiah
Sarana ilmiahSarana ilmiah
Sarana ilmiah
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
02. korelasi antropologi dan ilmu lain
02. korelasi  antropologi dan ilmu lain02. korelasi  antropologi dan ilmu lain
02. korelasi antropologi dan ilmu lain
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorikaHubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Terampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika BerbicaraTerampil Retorika Berbicara
Terampil Retorika Berbicara
 
4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1
 
Negosiasi dan mediasi
Negosiasi dan mediasi Negosiasi dan mediasi
Negosiasi dan mediasi
 
Teori kritis
Teori kritisTeori kritis
Teori kritis
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
 
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ugAturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
Aturan penulisan artikel jurnal ilmiah ug
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Speech Codes Theory
Speech Codes TheorySpeech Codes Theory
Speech Codes Theory
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 

Similaire à Uts

Resume materi mata kuliah ilmu retorika
Resume materi mata kuliah ilmu retorikaResume materi mata kuliah ilmu retorika
Resume materi mata kuliah ilmu retorika
husnunnadiya
 
presentasi publik
presentasi publikpresentasi publik
presentasi publik
Hasrul Azis
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
Ronzzy Kevin
 
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasaPresentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
Nur Agustinus
 

Similaire à Uts (20)

Resume materi mata kuliah ilmu retorika
Resume materi mata kuliah ilmu retorikaResume materi mata kuliah ilmu retorika
Resume materi mata kuliah ilmu retorika
 
MATERI RHETORIKA.pptx
MATERI RHETORIKA.pptxMATERI RHETORIKA.pptx
MATERI RHETORIKA.pptx
 
Retorika
 Retorika Retorika
Retorika
 
Presentasi Teori Retorika.pptx
Presentasi Teori Retorika.pptxPresentasi Teori Retorika.pptx
Presentasi Teori Retorika.pptx
 
presentasi publik
presentasi publikpresentasi publik
presentasi publik
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
 
Ppt retorika dakwah kelompok 2
Ppt retorika dakwah kelompok 2Ppt retorika dakwah kelompok 2
Ppt retorika dakwah kelompok 2
 
Retorika_Ajaran_Yunani_tentang_Public_Sp.pptx
Retorika_Ajaran_Yunani_tentang_Public_Sp.pptxRetorika_Ajaran_Yunani_tentang_Public_Sp.pptx
Retorika_Ajaran_Yunani_tentang_Public_Sp.pptx
 
Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika Hubungan komunikasi dengan retorika
Hubungan komunikasi dengan retorika
 
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasaPresentasi 2.1. penggunaan bahasa
Presentasi 2.1. penggunaan bahasa
 
Retorika
RetorikaRetorika
Retorika
 
Apakah Retorika?
Apakah Retorika?Apakah Retorika?
Apakah Retorika?
 
Bab 3 -_retorik
Bab 3 -_retorikBab 3 -_retorik
Bab 3 -_retorik
 
Kelompok 1 Landasan Filosofis Ilmu Komunikasi.pptx
Kelompok 1 Landasan Filosofis Ilmu Komunikasi.pptxKelompok 1 Landasan Filosofis Ilmu Komunikasi.pptx
Kelompok 1 Landasan Filosofis Ilmu Komunikasi.pptx
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Retorika dakwah
Retorika dakwahRetorika dakwah
Retorika dakwah
 
Humaniora.pptx
Humaniora.pptxHumaniora.pptx
Humaniora.pptx
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Tradisi Retorika
Tradisi RetorikaTradisi Retorika
Tradisi Retorika
 
Sejarah komunikasi.ppt
Sejarah komunikasi.pptSejarah komunikasi.ppt
Sejarah komunikasi.ppt
 

Uts

  • 1. “Retorika” kompetensi 2-7 Nama : Ratna Tarisa E. NIM : 153090191
  • 2. 2. Kompetensi : Menjelaskan tentang retorika dalam perspektif ilmu komunikasi. Pokok bahasan : Pengertian, Tokoh dan Perkembangan Retorika Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Pengertian Tokoh Perkembangan Retorika
  • 3. Retorika • Retorika = rhetoric (bahasa Inggris) = dari bahasa Latin = berarti ilmu berbicara • Cleanth Brooks & Robert Penn Warren dalam Modern Rhetoric, retorika = the art of using language effectively (seni penggunaan bahasa secara efektif)
  • 4. Pengertian tentang Retorika • Pengertian sempit : mengenai bicara • Pengertian luas : penggunaan bahasa, lisan, ataupun tulisan. • Sementara orang mengartikan retorika sebagai public speacking / pidato didepan umum. • Ada juga yang beranggapan bahwa retorika tidak hanya berarti pidato didepan umum, tapi juga termasuk seni menulis.
  • 5. Retorika dan Bahasa • Kedua pengertian diatas adalah tentang penggunaan bahasa. • Penggunaan bahasa sebagai lambang komunikasi itu, terjadi secara tatap muka, bagaimana dengan komunikasi bermedia? • Bahasa sebagai lambang dalam proses komunikasi itu bertautan dengan komponen- komponen komunikasi lainnya: komunikator, pesan, media, komunikan, serta efek yang diharapkan dari penggunaan bahasa itu.
  • 6. Retorika Zaman Yunani - Romawi • Retorika sebagai seni bicara dipelajari mulai abad ke- 5 SM oleh kaum sofis di Yunani yang mengembara untuk mengajarkan pengetahuan politik dan pemerintahan terutama pada kemampuan berpidato. • Pemerintahan, harus berdasar suara terbanyak atau demokrasi, sehingga perlu usaha membujuk rakyat demi kemenangan dalam pemilihan. Maka berkembanglah seni pidato yang membenarkan pemutarbalikan kenyataan demi tercapainya tujuan (khalayak dapat tertarik perhatiannya dan terbujuk). (barangkali disini, muncul kesan “negatif” tentang retorika, ….ah itu cuma retorika saja!)
  • 7. • Kaum sofis berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan, memiliki pengenalan baik, dan etika. • Kebenaran suatu pendapat hanya dicapai apabila seseorang dapat memenangkan pendapatnya terhadap pendapat-pendapat orang lain yang berbeda dengan norma- normanya. • Pada masa itu orang-orang melatih diri untuk memperoleh kemahiran dalam berbicara, agar inti pembicaraan beralih dari kebenaran kepada kemenangan.
  • 9. Georgias (480-370 SM) Dianggap sebagai guru retorika pertama dalam sejarah manusia. Georgias menyatakan bahwa kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan jika tercapai kemenangan dalam pembicaraan. Protagoras (500-432 SM) Menurutnya, kemahiran bicara bukan demi kemenangan, melainkan demi keindahan bahasa.
  • 10. Socrates (469-399 SM) Retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya. Isocrates (392 SM) Filsafat Isocrates ialah bahwa hakikat pendidikan adalah kemampuan membentuk pendapat-pendapat yang tepat mengenai masyarakat. Isocrates berhasil mendidik murid-muridnya menjadi pemimpin yang baik.
  • 11. Plato Retorika bertujuan memberikan kemampuan menggunakan bahasa yang sempurna dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas, terutama dalam bidang politik. Demosthenes (384-322 SM) Demosthenes meningkatkan kebiasaan retorika dengan menekankan pada: a. semangat yang berkobar-kobar b. kecerdasan pikiran c. Kelainan dari yang lain
  • 12. Aristoteles “Anda, para penulis retorika, terutama menggelorakan emosi. Ini memang baik, tetapi ucapan-ucapan anda lalu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan retorika yang sebenarnya adalah membuktikan maksud pembicaraan atau menampakan pembuktiannya. Ini terdapat pada logika. Retorika hanya menimbulkan perasaan pada suatu ketika kendatipun lebih efektif daripada silogisme. Pernyataan yang menjadi pokok bagi logika dan juga bagi retorika akan benar bila telah diuji oleh dasar-dasar retorika” • Baginya keindahan bahasa dipergunakan untuk empat hal, yaitu yang bersifat: a) Membenarkan (corrective) b) Memerintah (instructive) c) Mendorong (suggestive) d) Mempertahankan (defensive)
  • 13. • Aristoteles membedakan bagian-bagian struktur pidato, menjadi tiga, yaitu: a) Pendahuluan b) Badan c) kesimpulan • Retorika adalah the art of persuasion. Dalam retorika, suatu uraian harus: a) Singkat b) Jelas c) meyakinkan Marcus Tulius Cicero (106-43 SM) Di Romawi retorika dikembangka oleh tokoh yang termasyur karena suara dan bukunya ini, antaralain yang berjudul De Oratore. • De Oratore terdiri dari tiga jilid. Jilid I menguraikan pelajaran yang diperlukan seorang orator, jilid II menjelaskan hal pengaruh, dan jilid III menerangkan bentuk-bentuk pidatonya.
  • 14. • Cicero meningkatkan kecakapan retorika menjadi suatu ilmu. Ia berpendapat bahwa retorika mempunyai dua tujuan pokok yang bersifat: a) Suasio (anjuran) b) Dissuasio (penolakan) Paduan dari kedua sifat itu dijumpai terutama dalam pidato-pidato peradilan dimuka senat Roma. Pada saat itu tujuan pidato dimuka pengadilan adalah untuk menyadarkan publik tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat , perundang-undangan negara, dan keputusan yang akan diambil. Hal ini dapat dicapai dengan teknik dissuasion apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran dalam hubungannya dengan undang-undang, atau suasio jika akan mengajak masyarakat untuk mematuhi undang-undang dan keadilan.
  • 15. • Dalam mempengaruhi pendengarnya, retor harus meyakinkan mereka dengan mencerminkan kebenaran dan kesusilaan. Dalam pelaksanaannya, retorika meliputi: a. Investio (mencari bahan dan tema yang akan dibahas). Pada tahap ini bahan-bahan dan bukti-bukti dibahas singkat dimana pembicara: 1. Mendidik 2. Membangkitkan kepercayaan 3. Menggerakan hati b. Ordo Collocation (menyusun pidato yang memintakecakapan si pembicara dalam memilih mana yang penting yang kurang penting. Pidato disusun sbb: 1. Exordium (pendahuluan) 2. Narratio (pemaparan) 3. Confirmatio (pembuktian) 4. Reputatio (pertimbangan) 5. Peroratio (penutup)
  • 16. Retorika Jaman Modern • Pada awal abad sesudah Masehi retorika tidak begitu berkembang. baru mulai abad ke-17 di Eropa (Inggris) muncul orator kenamaan, Oliver Cromwell dan Henry Bollingbroke. • Cromwell mengajarkan teknik retorika, bahwa dalam melaksanakn retorika: 1. Harus mengulang hal-hal yang penting 2. Harus menyesuaikan diri dengan sikap lawan 3. Bila perlu tidak menyinggung persoalan 4. Membiarkan pendengar menarik kesimpiulan sendiri 5. Harus menunggu reaksi • Henry Bollingbroke mengatakan bahwa bila kekuasaan politik berlandaskan kekuatan fisik, maka retorika merupakan kekuatan mental.
  • 17. • Sir Winston Churchill pada abad ke-20 (saat PD II) menggunakan retorika untuk menggerakan bangsa Inggris, dalam melawan Nazi Jerman sehingga membangkitkan keberanian rakyat Inggris. • Di Jerman, Adolf Hitler berhasil memukau rakyat Jerman sehingga bersedia melakukan apapun. Dalam retorikanya Hitler: mengunggulkan diri sendiri, membusukkan dan menakut-nakuti lawan, kemudian menghancurkan. Baginya retorika adalah senjata psikis untuk memelihara massa dalam keadaan perbudakan psikis (psychical weapon to maintain in a state of psychical enslavement). • Di Perancis dikenal Jen Jaures, sedang di Amerika Serikat yang termashur adalah Abraham Lincoln.
  • 18. Retorika Ilmiah • Setelah PD II, retorika berperan lebih penting, dan semakin banyak yang mempelajarinya. • Dalam perkembangan ilmu, retorika dikenal sebagai scientific rhetorics atau retorika ilmiah sebagai perpaduan antara ilmu komunikasi dan ilmu jiwa. • Retorika adalah persuasi yang merupakan pendapat Aristoteles. Sementara persuasi didefinisikan Hebert W. Simons sebagai “komunikasi manusia yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain dengan mengubah kepercayaan, nilai, atau sikap mereka” • Carl Hovland menyatakan bahwa efek persuasi bersumber pada perubahan pendapat, perubahan persepsi, perubahan efek. Singkatnya, perubahan sikap adalah konseptualisasi yang mendasari setiap perubahan yang dapat diamati.
  • 19. Retorika Masa Kini • Sekarang, tentu tidak seperti masa Demosthenes atau Cicero yang terbatas pada sekumpulan orang yang berada di sebuah lapangan. • Dengan komunikasi bermedia, bisa meliput sebuah negeri. Gaya orator pada rapat raksasa yang tertuju pada emosi khalayak tidak sama dengan gaya orator yang menghadapi kamera televisi atau mikrofon radio siaran yang tertuju pada radio khalayak. • Namun demikian pengetahuan dan teknik-teknik retorika yang telah diajarkan sejak zaman Yunani-Romawi tentu masih tetap menarik dan perlu dipelajari.
  • 20. 3. Kompetensi : Menjelaskan tentang retorika dalam perspektif ilmu komunikasi dan klasifikasi retorika. Pokok bahasan : Retorika sebagai satu proses komunikasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris, Monologika, Dialogika dan Pembinaan teknik berbicara. dalam perspektif Ilmu Komunikasi  Retorika sebagai satu proses komunikasi  Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris  Monologika, Dialogika  Pembinaan teknik berbicara
  • 21. Retorika sebagai satu proses komunikasi Dalam contoh tawar-menawar antar penjual dengan pembeli, masing-masing pihak berargumentasi untuk mencapai tujuannya. Aspek komunikasi retorisnya sbb:  pembicara, menyampaikan kepada  pendengar, lawan bicara, pembeli  tentang sesuatu  dengan maksud, tujuan tertentu  memberi argumen-argumen dari isi pembicaraan  mendengar dan mempertimbangkan argumen balik dari pendengar
  • 22. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris A. Pada komunikator: pengetahuan tentang pengetahuan dan ketrampilan berkomunikasi  Sikap komunikator: agresif, cepat membela diri, mantap, meyakinkan, rendah hati, rela mendengar, menerima anjuran, dsb.  Pengetahuan umum: pengetahuan luas, menguasai materi pembicaraan.  Sistem sosial: posisi, pangkat atau jabatan.  Sistem kebudayaan: tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup.
  • 23. B. Pada komunikan: pengetahuan tentang komunikasi dan ketrampilan berkomunikasi.  Sikap komunikan: terbuka, senang, tertarik, simpatik berpengaruh positif terhadap proses komunikasi, begitu sebaliknya, sikap tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan berpengaruh negatif.  Sistem sosial dan kebudayaan: sifat patuh, rendah hati, tidak banyak bicara, tidak berani menentang pimpinan, berlawanan dengan kritis, suka membantah, dan mudah tunduk.
  • 24. C. Pesan dan medium:  Elemen pesan: kata-kata atau kalimat, pikiran atau ide, alat peraga, suara, artikulasi mimik / gerak, dsb.  Struktur pesan: jelas dan mudah dimengerti.  Isi pesan: memperhatiakn situasi komunikan, dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran, dan diuraikan secara jelas, rinci dan tepat.  Proses penyampaian: bebas tanpa tesk, terikat pada teks, dan setengah bebas.
  • 25. Kegunaan Komunikasi Retoris • Konrad Lorenz: “apa yang diucapkan tidak juga berarti apa yang didengar, apa yang didengar tidak berarti yang dimengerti, apa yang dimengerti tidak berarti juga yang disetujui, apa yang disetujui tidak berarti yang diterima, apa yang diterima tidak berarti yang dihayati, apa yang dihayati tidak berarti yang dapat mengubah tingkah laku”. • Terdapat kesulitan dalam menyampaikan ide atau pikiran sampai pada realisasinya. • Komunikasi retoris penting agar proses penyampaian ide atau apa yang diucapkan secara efektif dapat mengubah tingkah laku.
  • 26. Retorika sebagai bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina bicara (sprecherziehung), terbagi: Monologika, Dialogika, dan Pembinaan teknik bicara • Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya seorang yang berbicara, misal: pidato, kata sambutan, kuliah, makalh, ceramah, dan deklamasi. • Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana 2 orang atau lebih mengambil bagian dalam pembicaraan. Contoh: diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan, dan debat. • Pembinaan Teknik Bicara: teknik bicara merupakan syarat bagi retorika, pembinaan diarahkan pada pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca, dan bercerita.
  • 27. 4. Kompetesi : Menjelaskan tentang jenis-jenis pidato monologika (tahap persiapan pidato). Pokok bahasan : Pidato Informatif ; Persuasif ; Rekreatif, Ciri-ciri Pidato yang Baik dan Skema Pidato  Pidato informatif, persuasif , rekreatif  Ciri-ciri suatu pidato yang baik  Skema pidato
  • 28. Pidato Informatif, Persuasif dan Rekreatif A. Pidato Informatif • Bertujuan untuk menyampaikan informasi. Khalayak diharapkan mengetahui dan menerima informasi itu. • 3 macam pidato informatif menurut Ehninger, Monroe dan Gronbeck dalam Principles and Types of Speeches : 1. Oral reports (laporan lisan) : laporan ilmiah, laporan tahunan, laporan panitian, laporan proyek, dsb. 2. Oral instruction (pengajaran) : guru menjelaskan pelajaran, atasan menerangkan pekerjaan, pimpinan membagi tugas. 3. Informative lectures (kuliah) : ceramah umum, presentasi, penyajian makalah, pengajian. • Pidato informatif berupaya untuk menanamkan pengertian oleh karenanya harus jelas, logis dan
  • 29. B. Pidato Persuasif • Bertujuan untuk memberikan pengaruh yang dalam terhadap para pendengarnya, sehingga para pendengar mau melakukan tindakan yang diinginkan oleh pembicara. C. Pidato Rekreatif • Bertujuan untuk menyenangkan atau menghibur orang lain. Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik berat (emphasis) tujuan pokok pidato.
  • 30. Ciri-ciri Suatu Pidato yang Baik 1. Pidato yang saklik Pidato itu saklik apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran. Saklik berarti ada hubungan serasi antara isi pidato & formulasinya. Saklik juga berarti ada hubungan yang jelas antara pembeberan masalah dengan fakta & pendapat/penilaian pribadi. 2. Pidato yang jelas Pembicara harus mengungkapkan pikirannya sedemikian rupa, jangan sampai ada kemungkinan untuk tidak dimengerti. Pembicara harus memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas untuk menghindarkan salah pengertian. 3. Pidato yang hidup Pidato dapat mempergunakan gambar, cerita pendek atau kejadian-kejadian yang relevan sehingga memancing perhatian pendengar.
  • 31. 4. Pidato yang memiliki tujuan Tujuan yaitu apa yang mau dicapai dalam suatu pidato harus dirumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Tujuan hendaknya sering diulang dalam rumusan yang berbeda, supaya pendengar tidak kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato. 5. Pidato yang memiliki klimaks Sebaiknya kenyataan/kejadian itu dikemukakan dalam gaya bahasa klimaks. Ciptakan titik-titik klimaks dalam pidato untuk memperbesar ketegagangan dan rasa ingin tahu pendengar. Klimaks harus muncul secara organis bukan karena mengharap tepuk tangan riuh dari pendengar. 6. Pidato yang memiliki pengulangan Pengulangan atau redundans itu penting, karena dapat memperkuat isi pidato, memperjelas pengertian pendengar, menyebabkan pokok-pokok pidato tidak segera dilupakan dan memberi efek yang besar dalam ingatan para pendengar. Yang diulang adalah isi pesan dan bukan rumusan.
  • 32. 7. Pidato yang berisi hal-hal yang mengejutkan memunculkan hal-hal yang mengejutkan dalam pidato berarti meciptakan hubungan yang baru & menarik antara kenyataan-kenyataan yang dalam situasi biasa tidak dapat dilihat. Hal itu dapat menimbulkan ketegangan yang menarik & rasa ingin tahu yang besar. 8. Pidato yang dibatasi Orang tidak boleh membeberkan segala soal/masalah dalam satu pidato. Oleh karenanya pidato harus dibatasi pada satu/dua soal tertentu saja. M. Luther mengatakan supaya orang berbicara singkat tetapi padat, berarti harus membatasi diri. 9. Pidato yang mengandung humor Humor perlu, hanya saja tidak boleh terlalu banyak. Humor dapat menghidupkan pidato da memberi kesan yang tak terlupakan pada pendengar. Humor dapat menyegarkan pikiran pendengar sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya.
  • 33. Skema Pidato 1. Tujuan skema pidato Skema pidato adalah perencanaan, konstruksi, sistematisasi, statistik dan logik atas ide-ide/pikiran yang ada dalam pidato. Tujuannya dibuat skema adalah untuk menghasilkan pidato yang baik. Pidato yang baik dan berbobot harus memiliki skema & struktur tertentu/ dengan mempergunakan kata kunci. 2. Skema pidato A. Skema lima kalimat skema bertolak dari suatu pernyataan, satu kalimat/satu pikiran. Pikiran awal yang menjadi titik tolak, dikembangkan menjadi satu rancangan pikiran (Denkplan) yang tersusun dalam 3 langkah. Ketiga langkah harus menjelaskan soal dari pikiran awal dan harus memberi gambaran yang jelas kepada pendengar. Dengan itu ia menghantar jalan pikiran pada 1 titik tujuan, yang harus dirumuskan dalam 1 kalimat. Kalimat terakhir ini berisi tujuan rasional bagi pendengar atau dalam situasi tertentu dapat merupakan dorongan untuk bertindak.
  • 34. 1) Mengapa justru lima kalimat? Angka lima berdasarkan pengalaman bahwa manusia mempunyai lima jari. Sejak jaman Yunani kuno, ilmu retorika sesudah Aristoteles mempergunakan angka lima sebagai prinsip berdebat. 2) Kemungkinan-kemungkinan dalam menggunakan skema lima kalimat : a. Skema mata rantai Mempunyai hubungan yang kronologis &/logis yang kuat antara pikiran yang satu 1 dengan yang lain. Gambar : 2 3 4 5
  • 35. b. Skema kompromis Gambar : 1 2 3 4 5 c. Membandingkan dua pendapat Gambar : 1 3 2 4 5
  • 36. d. Mengabaikan satu pokok Gambar : 1 2 3 4 5 e. Skema deduktif (yang bertolak dari yang umum kepada yang khusus. Gambar : 1 2 3 4 5
  • 37. f. Skema dialektis Gambar : 1 2 3 4 5 B. Skema lima W Jawaban atas kelima pertanyaan ini dapat memberikan bahan-bahan penting untuk menyusun satu pidato : • Siapa (wer) • Apa (was) • Dengan apa (womit) • Bagaimana (wie) • Kapan (wann)
  • 38. C. Skema menurut Aphtonius Satu skema pidato terdiri delapan langkah : - Tema pidato - Perbandingan - Penjelasan - Contoh - Pendasaran - Pembuktian - Pikiran & pendapat yang berlawanan - Penutup D. Skema tiga bagian (Model skema Cicero) pidato terbagi atas : • Pendahuluan • Isi pidato (bahan utama) • Penutup
  • 39. 5. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato informatif) Pokok bahasan : Isi Pesan Pidato Informatif, Organisasi Pesan, Teknik Pengembangan Bahasan  Isi Pesan Informatif  Organisasi Pesan  Teknik Pengembangan Bahasan
  • 40. Isi Pesan Informatif Supaya isi pesan mudah dipahami dan diingat menurut, Ehninger : 1. Gagasan utama tidak boleh terlalu banyak Jangan menyiksa pendengar dengan informasi terlalu banyak (overload information). Pilihlah beberapa butir yang sangat penting dan kembangkan bahasannya. 2. Jelaskan istilah-istilah yang aneh dan kabur Sebelum memasuki bahasan utama, bahasalah lebih dahulu istilah-istilah yang akan digunakan. Pertama, gunakan definisi dalam kamus. Kedua, jelaskan makna dengan menceritakan asal-usul kata. Ketiga, jelaskan makna konsep dengan menyebutkan apa yang tidak termasuk. Keempat, terangkan konsep dengan memberikan contoh-contoh. 3. Atur kecepatan menyajikan informasi Butir-butir pembicaraan harus diulas dalam waktu yang tepat.
  • 41. 4. Jelaskan perpindahan pokok pembicaraan Ketika beralih dari satu pokok bahasan ke pokok bahasan lain, tunjukkan perpindahannya dengan jelas. Ingat kembali prinsip kesatuan dalam komposisi pidato. 5. Gunakan data kongkret – jaringan abstrak Pidato informatif harus kaya dengan fakta, angka, penjelasan dan contoh. Teori-teori yang abstrak harus dijelaskan dengan contoh-contoh kongkret. 6. Hubungkan yang tidak diketahui dengan yang diketahui Bila pendengar tidak mengetahui suatu peristiwa atau kejadian, pembicara sebaiknya menjelaskan hal yang tidak diketahui dimulai dengan hal yang diketahui pendengar (membuat perumpamaan). 7. Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian pembicara menyebutkan contoh-contoh yang kreatif & memasukkan anekdot-anekdot yang segar, kisah-kisah yang menyentuh, pengalaman aneh, dsb ke dalam pidato.
  • 42. Organisasi Pesan Metode organisasi pesan deduktif, induktif, kronologis, spasia & topikal semuanya dapat dipergunakan untuk menyusun pidato informatif. Penyusunan Pesan Menurut Monroe Dalam teori Monroe, pidato informatif mempunyai tiga tahapan : 1. Perhatian • Anda harus menarik perhatian pendengar. • 4 hal yang harus diperhatikan : ‘menarik perhatian, menunjukkan topik, menghubungkan topik dengan pendengar, membangun kredibilitas dan menjelaskan susunan pembicaraan’. 2. Kebutuhan • Menjelaskan mengapa informasi yang akan disampaikan penting bagi khalayak. • Lakukan 4 cara : a) Pernyataan : Tunjukkan pentingnya pokok bahasan dan perlihatkan bagaimana mereka perlu lebih banyak tahu tentang hal tersebut
  • 43. b) Ilustrasi : Berikan beberapa contoh, permisalan, anekdot yang menonjolkan kebutuhan pendengar. c) Peneguhan : Sajikan fakta, angka & kutipan tambahan untuk lebih meyakinkan pendengar. d) Penunjukkan : Perlihatkan bahwa pokok pembicaraan berkaitan dengan kepentingan, kesejahteraan & keberhasilan khalayak. 3. Pemuasan • Pembicara menyampaikan informasi itu sendiri. • Dibagi ke dalam 3 bagian : a) Ikhtisar pendahuluan Menyebutkan pokok-pokok pembicaraan satu demi satu. Tujuannya membantu khalayak memperoleh gambaran menyeluruh tentang isi pembicaraan kita. b) Informasi terinci Pokok-pokok pembicaraan yang sudah disebutkan sebelumnya dijelaskan lagi satu persatu. c) Ikhtisar akhir Mengulangi pokok-pokok penting, konklusi atau kesimpulan yang lahir setelah pembahasan
  • 44. Teknik Pengembangan Bahasan • 2 faktor penting dalam memilih teknik pengembangan bahasan : faktor informatif & faktor penarik perhatian. Pesan yang disajikan harus kaya informasi & dapat menarik perhatian. • Menyajikan informasi melalui fakta (pernyataan yang menunjukkan bahwa sesuatu itu benar) dengan 3 kriteria : a. Apakah fakta itu bermanfaat/relevan dengan kepentingan pembicara & pendengar? (Relevancy) b. Apakah fakta itu mendukung gagasan utama dalam pembicaraan kita? (Sufficiency) c. Apakah sumber-sumber fakta itu dapat dipercaya? (Plausibility) • supaya menarik perhatian fakta, statistik & contoh disajikan dalam format ini : Pertama, ungkapkan pengalaman pribadi Anda. Kedua, tunjukkan kebenaran fakta dengan demonstrasi.
  • 45. Teknik Pengembangan Bahasan dalam Pengantar menurut Rudolph E.Bussy & Randall E.Majors dalam Basic Speech Communication 1. Menarik perhatian Gunakan hentian panjang untuk memusatkan perhatian. Ajukan pertanyaan retoris. Pancing jawaban dari pendengar. Kutip statistik yang mengejutkan. Ceritakan kisah atau anekdot. Buat humor. 2. Mengumumkan topik sebutkan topik secara langsung. Dekati topik secara tidak langsung dari cerita hipotesis. 3. Menegaskan relevansi Menjelaskan mengapa memilih topik. Tunjukkan bagaimana topik mempengaruhi khalayak. Perlihatkan bagaimana khalayak dapat mempergunakan informasi. Nyatakan bagaimana khalayak dapat menarik keuntungan. Hubungan dengan situasi pembicara/acara yang sedang berlangsung. 4. Membangun kredibilitas Tegaskan siapa Anda. Jelaskan alasan pribadi mengapa Anda bicara. Tunjukkan latar belakang yang relevan dengan topik. Perlihatkan pengetahuan dan pengalaman. Perlihatkan good sense & good will. Tampakkan semangat dalam suara & cara. 5. Menyusun pesan Sebutkan cakupan yang akan dibahas. Tunjukkan susunan pokok bahasan. Gunakan perpindahan gagasan yang jelas
  • 46. 6. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato persuasif) Pokok bahasan : Teknik-teknik Persuasi, Pencitraan (imagery), Isi Pesan Persuasif, Organisasi Pesan Persuasif  Teknik-teknik Persuasi  Pencitraan (imagery)  Isi Pesan Persuasif  Organisasi Pesan Persuasif
  • 47. Teknik-teknik Persuasi Teknik persuasi berdasar khalayaknya menurut Ehninger, Monroe & Gronbeck dalam Principles and Types of Communication 1. Khalayak Tak Sadar Pendengar tidak sadar akan adanya masalah/tidak tahu bahwa perlu mengambil keputusan. Langkahnya : a. Tahap perhatian. Bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, kutipan yang tepat/dengan beberapa fakta & angka yang mengejutkan. b. Tahap kebutuhan. Sajikan sejumlah besar fakta, angka & kutipan yang ditunjukkan untuk memperlihatkan bahwa memang benar ada masalah. c. Tahap pemuasan, visualisasi & tindakan. Perkenalkan bahan-bahan yang lebih faktual, buat menegaskan adanya masalah & sebutlah lagi di ikhtisar akhir & mengimbau mereka untuk meyakini dan bertindak. 2. Khalayak Apatis Khalayak ini tahu ada masalah, tetapi mereka acuh tak acuh saja. Tujuan pidato adalah membuat mereka sadar bahwa yang kita bicarakan itu betul-betul mempengaruhi mereka. Langkahnya :
  • 48. a. Tahap perhatian. Singkirkan sikap apatis & ketidakpedulian mereka dengan menyentuh secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan pendengar. b. Tahap kebutuhan. Menunjukkan secara langsung & dramatis bagaimana masalah tersebut mempengaruhi setiap orang yang hadir (efeknya secara langsung, efek pada keluarga & kemungkinan efek masa depan bagi anak). c. Tahap pemuasan. Tunjukkan terus-menerus bahwa sikap apatis dalam masalah ini tidak dapat dibenarkan. d. Tahap visualisasi & tindakan. Visualisasikan secara jelas keuntungan menerima gagasan & kerugian besar jika tetap tak mengacuhkannya. 3. Khalayak yang Tertarik tetapi Ragu khalayak tahu & sadar akan adanya masalah, tahu bahwa perlu mengambil keputusan, tapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus mereka ikuti/tidakan yang harus mereka jalankan. Tujuan pidati meyakinkan pendengar bahwa pernyataan Anda benar/bahwa usulan Anda adalah yang terbaik. Langkah: a. Tahap perhatian. Langsung saja menuju pokok persoalan (hal-hal pokok). b. Tahap kebutuhan. Tinjaulah secara singkat latar belakang munculnya masalah. Buat kriteria yang harus dipenuhi dalam mengambil keputusan tepat. c. Tahap pemuasan. Nyatakan usulan Anda secara ringkas rencana tindakan yang haris dilakukan & definisikan istilah-istilah yang kabur/ambigu.
  • 49. d. Tahap visualisasi. Gunakan bahasa yang hidup & persuasif, serta proyeksikan khalayak ke masa depan. e. Tahap tindakan. Buatlah ikhtisar singkat dari argumen-argumen penting & imbauan yang dikemukakan pada pembicaraan sebelumnya. 4. Khalayak yang bermusuhan Khalayak sadar bahwa ada problem/bahwa ada masalah yang harus diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang Anda ajukan. Tujuan pidato mengatasi keberatan- keberatan khalayak & mengupayakan agar mereka menerima gagasan Anda. a. Tahap perhatian. Usahakan untuk menyambungkan persahabatan dengan khalayak & menjadikan mereka mau mendengar. Bahaslah pokok pembicaraan secara tidak langsung & berangsur-angsur. b. Tahap kebutuhan. Capailah kesepakatan pada prinsip-prinsip/keyakinan- keyakinan. c. Tahap visualisasi & tindakan. Berilah tekanan lebih banyak pada visualisasi/keuntungan-keuntungan.
  • 50. Pencitraan (Imagery) • Dalam pidato persuasif kita harus menyentuh alat-alat indera para pendengar dengan bahasa, sehingga mereka merasakan apa yang kita rasakan. • Keajaiban bahasa ialah mampu merangsang manusia secara fisik. • Penggunaan bahasa untuk menggambarkan stimuli disebut imagery (pencitraan). 1. Pencitraan visual (visual imagery) Berupaya menggambarkan objek, situasi/peristiwa secara visual melalui rangkaian kata, yang menimbulkan kesan pengelihatan pada benak pendengar. 2. Pencitraan auditif (auditory imagery) Membuat pendengar tidak saja mendengar suara Anda, tetapi juga mengdengar peristiwa yang Anda ceritakan. Gambarkan keras-lembutnya suara, riuh rendahnya bunyi atau gegap-gempitanya bahana. 3. Pencitraan cita rasa (gustatory imagery) anda mendorong pendengar seakan-akan ikut mengecap apa yang anda ceritakan.
  • 51. 4. Pencitraan ciuman (olfactory imagery) Dengan kata-kata Anda membawa para pendengar untuk mencium bau-bau yang terdapat dalam peristiwa yang Anda ceritakan, 5. Pencitraan sentuhan Didasarkan pada perasaan yang kita alami apabila tubuh kita bersentuhan dengan objek, tubuh/ benda. 6. Pencitraan kinestetik (kinesthetic imagery) Menggambarkan gerakan-gerakan otot, pendengar diharapkan memberikan reaksi empatik sehingga ikut juga menggerakkan otot-otot dalam tubuhnya. 7. Pencitraan organik (organic imagery) Lapar, mual, pusing adalah perasaan yang muncul karena pencitraan organik, yang didapat dengan melukiskan peristiwa secara rinci.
  • 52. Isi Pesan Persuasif Bahan-bahan yang tepat untuk pidato persuasif berdasar tujuannya menurut Wayne N. Thompson dalam Fundamental of Communication : A. Menarik perhatian • Sebagian bahan yang menarik perhatian : hal kongkret, konflik, suspense, gerakan tentang sesuatu yang dikenal, baru, eksotik, fakta sensasional, aktual, mode, humor, ramalan, dsb. • Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan : 1. Tunjukkan bahwa topik itu berhubungan erat dengan kepentingan khalayak. 2. Hindari satu jenis teknik pengembangan bahasan. 3. Gunakan contoh-contoh yang spesifik dan kongkret. 4. Ceritakan kisah-kisah menarik. 5. Organisasikan baha-bahan & berikan makna secara orisinil, kreatif & informatif.
  • 53. B. Meyakinkan • Bahan-bahan yang dapat meyakinkan adalah ‘bukti’. • 4 macam bukti yaitu : fakta, contoh, statistik & testimoni. • 4 teknik penyajian bukti yaitu : induksi, deduksi, hubungan kausal & analogi. C. Menyentuh / Menggerakkan • Bahan-bahan yang menyentuh/menggerakkan adlah yang mempunyai pengaruh psikologis. Penggunaan daya tarik motif melalui 3 tahap : 1. Analisis. Temukan keinginan, harapan, cita-cita khalayak tertentu. 2. Seleksi. Pilihlah bahan-bahan yang sesuai dengan keinginan khalayak. 3. Adaptasi. Hubungkan usulan kita dengan kebutuhan, keinginan & kepentingan khalayak tersebut. • Setelah menggunakan daya tarik motif, dapat mengintensifkannya dengan unsur-unsur emosi dan teknik-teknik penyesuaian seperti rasa belas, rasionalisasi, kompensasi dan identifikasi.
  • 54. Organisasi Pesan Persuasif Pola-pola yang lazim digunakan dalam pidato persuasif : A. Pola Pemecahan Masalah Pidato ditujukan untuk menyadarkan orang akan adanya masalah (baik itu masalah psikologis, ekonomi, sosial, budaya, dsb). Anda menjelaskan berbagai alternatif pemecahan masalah & menunjukkan alternatif terbaik. B. Pola Sebab-Akibat Pola ini dimaksudkan untuk melukiskan situasi yang terjadi & dipergunakan untuk membahas masalah yang sebab-sebabnya tidak mudah diketahui. Pendengar diajak untuk memahami masalah lebih jernih & mengerti sebab-sebabnya. C. Pola Pro-Kontra Anda mengajukan usulan serta menunjukkan keuntungan-keuntungan & kerugian- kerugian yang mungkin terjadi. Anda harus berhasil menunjukkan bahwa keuntungannya jauh lebih besar dari kerugiannya. D. Pola Urutan Bermotif Disebut juga pola Monroe. Terdiri dari tahap perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi dan imbauan/tindakan.
  • 55. 7. Kompetensi : Menjelaskan tentang monologika (pidato rekreatif) Pokok bahasan : Karakteristik Pidato Rekreatif, Teori-teori Humor, Teknik-teknik Humor, Organisasi Pesan  Karakteristik Pidato Rekreatif  Teori-teori Humor  Teknik-teknik Humor  Organisasi Pesan
  • 56. Karakteristik Pidato Rekreatif 1. Tidak melulu lucu • Pidato rekreatif tidak selalu harus melucu • Selama Anda menyampaikan hal-hal yang menarik perhatian pendengar, mengendurkan saraf mereka/membuat mereka santai, itu pidato rekreatif. • Disampaikan dalam berbagai situasi : perhelatan/pesta, pertemuan kelompok, jamuan makan malam. 2. Gembirakan diri anda dahulu • Harus disampaikan oleh orang yang berwajah ceria, riang, gembira, santai. • Harus mulai dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan & melupakan untuk sementara apa saja yang merisaukan. 3. Hindari rangkaian gagasan yang sulit • Pilihlah topik-topik yang enteng, sederhana, mudah dicerna, • Susunlah topik itu secaara sederhana juga. 4. Gunakan gaya bercerita (naratif) • Masukkan berbagai cerita, anekdot & contoh kongkret. 5. Berbicaralah singkat • Tidak mengikuti urutan motif yang lengkap, hanya sampai tahap perhatian.
  • 57. Teori-teori Humor A. Teori Superioritas & Degradasi • Kita tertawa bila menyaksikan sesuatu yang janggal/kekeliruan/janggal. • Objek yang membuat kita tertawa adalah objek yang ganjil, aneh, menyimpang. • Kita tertawa karena kita merasa tidak mempunyai sifat-sifat objek yang menggelikan. B. Teori Bisosiasi • Kita tertawa bila secara tiba-tiba kita menyadari ketidaksesuaian antara konsep dengan realitas yang sebenarnya. • Humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak diduga/kalimat yang menimbulkan 2 macam asosiasi (belokan mendadak & ganda) C. Teori Pelepasan Inhibisi • kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita pengalaman yang tidak enak, salah satunya dorongan agresif. • Bila kita lepaskan dorongan itu dalam bentuk yang bisa diterima oleh masyarakat, kita senang karena melepaskan diri dari ketegangan. Karena itu kita tertawa.
  • 58. Teknik-teknik Humor A. Teknik dari Teori Superioritas & Degradasi : 1. Exaggeration Berarti melebihkan sesuatu secara tidak proporsional % dilakukan untuk membongkar kejelekan sejelas-jelasnya dengan maksud mengoreksinya. 2. Parodi Adalah sejenis komposisi di mana gaya suatu karya yang serius ditiru dengan maksud melucu. Parodi dapat berupa peniruan suara & gaya bicara tokoh/sastra & karya tulis yang serius. 3. Ironi Adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya. 4. Burlesque Adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal yang seenaknya secara serius atau hal-hal yang serius secara seenaknya.
  • 59. 5. Perilaku aneh para tokoh Kita memperoleh kesenangan bila melihat hal-hal yang ganjil/menyimpang pada perilaku orang lain. Kesenangan datang kerena kita tidak menderita keganjilan itu. 6. Perilaku orang aneh Perilaku bangsa-bangsa yang aneh/orang-orang aneh selalu menjadikan bumbu-bumbu humor, namun penggunaannya dalam pidato harus sangat hati-hati (terkait SARA). B. Teknik dari Teori Bisosiasi : 1. Belokan mendadak Tekniknya adalah bawalah khalayak Anda untuk meyakini bahwa Anda akan berbicara yang biasa, kemudian katakan sebaliknya. Pendegar dikejutkan pada bagian akhir. Mereka menemukan pernyataan yang tidak disangka-sangka. 2. Puns Puns adalah teknik mempermainkan kata-kata yang mempunyai makna ganda (ambigu).
  • 60. Organisasi Pesan Monroe menyarankan 2 cara mengorganisasikan pesan rekreatif : 1. Teknik Satu Pokok • Memusatkan pembicaraan hanya pada satu pokok pembicaraan saja. • Pidato merupakan serangkaian ilustrasi, anekdot & kontras-kontras humor yang disampaikan secara cepat. • Setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan utama. 2. Urutan Bermotif Burlesque • Pidato hanya mengandung tahap perhatian saja. • Struktur pembicaraan dapat disusun berdasarkan pada urutan bermotif (tahap perhatian, tahap kebutuhan & pemuasan, tahap visualisasi, tahap tindakan). • Pada masing-masing tahap dimasukkan kejadian lucu yang aktual, cerita/anekdot, serta pemecahan absurd.