SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
BIOLOGI
ANNELIDA
Made by : Raden Iqrafia Ashna
www.iqrafia.blogspot.com
ANNELIDA
   Ciri umum :
    a. tubuhnya beruas-ruas seperti cincin (bersegmen yang
    disebut metameri) dan dilapisi oleh kutikula
    b. triploblastik, coelmate
    c. eumetazoa, simetri bilateral
    d. bersifat hermafrodit
    f. sistem pencernaan sempurna
    g. sistem ekskresinya berupa Nefridium
    h. sistem peredaran darah tertutup
    i. sistem pernapasan dilakukan secara difusi dengan seluruh
    tubuhnya
    j. sistem saraf berupa gonglion otak dihubungkan dengan tali
    saraf longitudinal
STRUKTUR TUBUH ANNELIDA
     Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam
tubuhnya (metameri). Setiap segmen memiliki parapodia dan
setiap parapodia memliliki setae (rambut halus), kecuali pada
segmen terakhir.
     Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat
sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem
ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan
segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
     Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan
dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan
kontraksi otot.
     Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot
memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri
dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan
anus.
      Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga
memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang artinya
darah beredar melalui pembuluh darah. Darahnya
mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.
Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh atau mengangkut hasil
metabolisme ke seluruh tubuh.
      System gerak dengan menggunakan konstraksi otot
– otot tubuh atau dengan menggunakan rambut halus
pada kulitnya (setae).
       Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga
tali. Gonglion otak terletak di depan faring pada anterior.
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari
nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia ( tunggal –
nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari
saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.
Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran
keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen
tubuhnya
 Cara hidup dan habitat
       Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada
  sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata,
  termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar
  laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di
  tanah atau tempat-tempat lembab.Annelida hidup diberbagai
  tempat dengan membuat liang sendiri.
 Reproduksi
       Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
  pembentukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi
  secara asexual yaitu fragmentasi, yang kemudian beregenerasi.
  Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu
  (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain
  (gonokoris).
       Karena Annelida tergolong hermafrodit maka
  reproduksinya dilakukan dengan cara peleburan sel sperma
  dan ovum dengan menggunakan klitelum sebagai organ
  kopulasi dan membentuk cocon ( kepompong) untuk melindungi
  telurnya.
KLASIFIKASI BERDASARKAN PARAPODIA,
SETAE,DAN RAMBUT




Polychaeta     Oligochaeta     Hirudinea
a.   Kelas Polychaeta ( Cacing berambut banyak)
        ciri-ciri :
     - Memiliki banyak rambut (Poly = banyak, chaeta = rambut)
     - Karnivora, memakan sisa-sisa organisme, plankton, dll
     - System gerak dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
     parapodia dan dengan otot membujur atau melingkar yang
     bekerja secara antagonis
     - Umumnya hidup bebas, dalam pasir atau menggali batu-
     batu di daerah pasang surut air laut
     - Tubuhnya dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku
     - Tubuhnya bersegmen-segmen, tiap segmen dilengkapii
     parapodia (kaki). Parapodia merupakan alat gerak yg berupa
     tonjolan berdaging mengandung kapiler-kapiler darah, berkulit
     tipis, dan ditumbuhi rambut. Alat ini pun berperan sebagai
     alat pernapasan (insang). Setiap parapodia memliki setae
     kecuali pada segmen terakhir
- Reproduksi secara sexual membentuk gamet
  Gamet betina yang telah dibuahi oleh gamet jantan akan
  berkembang menjadi larva (trokhopor).
- Contoh : Eunice viridis (cacing wawo, dapat dimakan

  kaya akan sumber protein) terdapat di Kep.Maluku
  , Lysidice oele (cacing palolo, dapat dimakan kaya akan
  sumber protein) terdapat di Kep.Maluku, Nereis virens
  (kelabang laut)
 - Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-
  merahan.
 - Cacing ini tidak mempunyai sadel (klitelum)
POLYCHAETA
POLYCHAETA
b. Kelas Oligochaeta ( Cacing Berambut Sedikit)
 Ciri-ciri :
  - Mempunyai sedikit rambut (Oligo = sedikit)
  - Mempunyai klitelium yang berfungsi sebagai
    perkembangkbiakan
  - Tidak mempunyai parapodia
  - Terdapat beberapa setae pada tiap ruas tubuhnya
  - Umumnya hidup ditanah, air tawar
  - Dapat menyuburkan tanah, dengan cara menggemburkan
    tanah dengan memakannya kemudian dikeluarkan
    kembali bersama fosfor lalu tanah menjadi subur
  - Tubuhnya dari kitin
  - Bersifat hermaphrodit
  - contoh : Lumbricus terrestris (cacing tanah di Eropa dan
  Amerika), Pheretima posturna (cacing tanah di Asia), Pheretima
  musica (Cacing Sondari)
Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan
yang lemnan digunakan untuk pertukaran udara. Cacing tanah
adalah pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa bahan
organic dari tanaha yang dimakan. Faring berotot menarik
makanan ke mulut, makanan yang sudah dicerna disimpan di
tembolok lalu ke rempela.
     Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia
bergelung di setiap segmen dengan dua lubang; satu corong
bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu lainnya
adalah lubang keluar tubuh. Antar dua lubang itu, tabung
nephridia membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.
Darah merah bergerak ke arah dengan sebuah pembuluh darah
dorsal dan dipompa oleh lima pasang jantung (lengkung aorta)
menuju pembuluh ventral.
Struktur Tubuh Oligochaeta
   Bagian luar tubuh terdiri atas segmen-segmen yang jumlah dan lebarnya
    berbeda menurut spesies.
   Cacing tanah adalah hermaprodit dengan alat kelamin jantan dan betina
    pada bagian ventral atau ventro lateral.
   Cacing dewasa kelamin ditandai dengan adanya klitelum ( seperti cincin atau
    pelana berwarna muda mencolok melingkari tubuh sepanjang segmen
    tertentu) pada umur 2,5 bulan.
   Klitelum terkait dengan produksi kokon.
   Klitelum dimulai pada segmen 22 memanjang 4 sampai 10 segmen ke
    posterior.
   Alat kelamin jantan dan betina terdapat mulai segmen 9 sampai 15 menurut
    spesies.
   Untuk menghasilkan telur fertil, cacing harus mencari pasangan
    dan saling menukar sperma yang akan membuahi sel telur.
   Pembuahan akan terjadi dalam masing-masing lubang kelamin
    betina.
   Setelah pembuahan, sepanjang permukaan klitelum akan
    mengeluarkan lendir yang akan mengeras dan bergerak ke
    belakang terdorong oleh gerak maju cacing.
   Pada saat melewati lubang kelamin betina, telur-telur yang sudah
    dibuahi akan masuk ke dalam selubung kokon tersebut.
   Kokon yang diletakkan pada kondisi lingkungan yang cocok akan
    menetas dalam 14 - 21 hari. Jumlah telur dalam kokon
    beragam, biasanya lebih dari 10 butir.
   Tergantung spesies, cacing dewasa mampu menghasilkan lebih
    dari 2 kokon setiap 5 - 10 hari.
   Perhitungan kasar menunjukkan setiap 100 cacing dewasa dalam
    kurun waktu 1 tahun dapat menghasilkan 100.000
OLIGOCHAETA
c. Kelas Hirudinae
   Ciri-ciri :
   Bentuk tubuhnya pipih dan segmen-segmennya jelas
   Tidak memiliki rambut, parapodia,dan setae
   Tubuh tidak tertutup kutikula
   Banyak terdapat di air tawar, air laut atau di darat,
   Memiliki alat penghisap (sucker) pada bagian anterior dan posterior yang
    berguna untuk mengisap darah dan melekatkan diri pada tubuh
    mangsanya.
   Pada saat merobek tubuh inang, lintah mengeluarkan zat anestetik
    (Penghilang rasa sakit)
   Selama menghisap, darah tidak akan membeku karena lintah
    menghasilkan zat antipembeku darah (antikoagulan)
   Saluran pencernaannya terdiri atas usus yang memiliki tonjolan
    membentuk kantung-kantung sehingga cukup banyak darah yang dapat
    disimpan di kantung usus tersebut.
   Tergolong hewan hermafrodit, lubang genetalia jantan terletak di muka
    lubang genetalia betina
 Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung,
  rektum, anus.
 Anus terletak pada bagian dorsal.

 Peredaran darah tertutup

 Pernafasan berlangsung melalui kulit.

 Pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada
  setiap segmen.
 Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang mnghasilkan sekret
  yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah
  pembekuan darah) dinamakan Hirudin.
 Bersifat parasit, predator, pemakan bangkai

 Contoh : Hirudo medicinalis (lintah), Haemadipsa zeylarica (
  pacet)
PERANAN
a.   Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena
     membantu menghancurkan tanah, membantu
     aerasi tanah, serta membantu pembentukkan
     humus. Selain itu, dapat menjadi umpan ikan saat
     memancing
b.   Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan
     msayarakat di daerah tertentu dijadikan sebagai
     makanan
c.   Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat
     antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.
d.   Cacing sutra untuk makanan ikan hias, baik dalam
     keadaan hidup maupun kering

Contenu connexe

Tendances

Acara 4 porifera
Acara 4 poriferaAcara 4 porifera
Acara 4 poriferaPT. SASA
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrositSofyan Dwi Nugroho
 
Ppt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bungaPpt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bungaMuhammad Abdul Rohman
 
Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaf' yagami
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)123ulfah
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 

Tendances (20)

Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
 
Acara 4 porifera
Acara 4 poriferaAcara 4 porifera
Acara 4 porifera
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Laporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 MammaliaLaporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 Mammalia
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
 
Ppt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bungaPpt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bunga
 
CHLOROPHYTA
CHLOROPHYTACHLOROPHYTA
CHLOROPHYTA
 
Pinophyta
PinophytaPinophyta
Pinophyta
 
Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnatha
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Bahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthesBahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthes
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 

En vedette

Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthesFilum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthesSungminsshi
 
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthesBahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthesRaden Iqrafia Ashna
 
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dllBahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dllMutiara Zizou
 
Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6ikaayu
 
Filum nemathelminthes
Filum nemathelminthesFilum nemathelminthes
Filum nemathelminthesamelia_tizar
 
PPT Cnidaria & Ctenophora
PPT Cnidaria & Ctenophora PPT Cnidaria & Ctenophora
PPT Cnidaria & Ctenophora SHS 2 Bojonegoro
 
filum chordata
filum chordatafilum chordata
filum chordataTri Licia
 
filum porifera materi kelas X
filum porifera materi kelas Xfilum porifera materi kelas X
filum porifera materi kelas XOly Maulida
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologiSMA N 90 JKT
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesImawaty Yulia
 

En vedette (15)

Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthesFilum porifera, coelenterata & platyhelminthes
Filum porifera, coelenterata & platyhelminthes
 
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthesBahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
Bahan ajar 1 filum porifera, coelenterata, platyhelminthes
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dllBahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
Bahan ajar STAD Materi Filum Porifera dll
 
Phylum Annelida
Phylum AnnelidaPhylum Annelida
Phylum Annelida
 
Filum coelenterata
Filum coelenterataFilum coelenterata
Filum coelenterata
 
Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6Phylum annelida kelompok 6
Phylum annelida kelompok 6
 
Filum annelida
Filum annelidaFilum annelida
Filum annelida
 
Filum nemathelminthes
Filum nemathelminthesFilum nemathelminthes
Filum nemathelminthes
 
Annelida
Annelida Annelida
Annelida
 
PPT Cnidaria & Ctenophora
PPT Cnidaria & Ctenophora PPT Cnidaria & Ctenophora
PPT Cnidaria & Ctenophora
 
filum chordata
filum chordatafilum chordata
filum chordata
 
filum porifera materi kelas X
filum porifera materi kelas Xfilum porifera materi kelas X
filum porifera materi kelas X
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 

Similaire à Annelida (20)

Xmia4 annelida
Xmia4 annelidaXmia4 annelida
Xmia4 annelida
 
Annelida dan molusca
Annelida dan moluscaAnnelida dan molusca
Annelida dan molusca
 
Group 5 phylum annelida
Group 5 phylum annelidaGroup 5 phylum annelida
Group 5 phylum annelida
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Filum Annelida PPT beserta Anatomy
Filum Annelida PPT beserta AnatomyFilum Annelida PPT beserta Anatomy
Filum Annelida PPT beserta Anatomy
 
Biologi - Annelida
Biologi - AnnelidaBiologi - Annelida
Biologi - Annelida
 
Artikel annelida
Artikel annelidaArtikel annelida
Artikel annelida
 
Artikel annelida
Artikel annelidaArtikel annelida
Artikel annelida
 
Siklus hidup obelia
Siklus hidup obeliaSiklus hidup obelia
Siklus hidup obelia
 
filum Annelida
filum Annelidafilum Annelida
filum Annelida
 
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermataTugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
PPT ANNELIDA
PPT ANNELIDAPPT ANNELIDA
PPT ANNELIDA
 
Mollusca
MolluscaMollusca
Mollusca
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 
Phylum Mollusca
Phylum MolluscaPhylum Mollusca
Phylum Mollusca
 
Annelida
AnnelidaAnnelida
Annelida
 

Annelida

  • 1. BIOLOGI ANNELIDA Made by : Raden Iqrafia Ashna www.iqrafia.blogspot.com
  • 2. ANNELIDA  Ciri umum : a. tubuhnya beruas-ruas seperti cincin (bersegmen yang disebut metameri) dan dilapisi oleh kutikula b. triploblastik, coelmate c. eumetazoa, simetri bilateral d. bersifat hermafrodit f. sistem pencernaan sempurna g. sistem ekskresinya berupa Nefridium h. sistem peredaran darah tertutup i. sistem pernapasan dilakukan secara difusi dengan seluruh tubuhnya j. sistem saraf berupa gonglion otak dihubungkan dengan tali saraf longitudinal
  • 3. STRUKTUR TUBUH ANNELIDA Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya (metameri). Setiap segmen memiliki parapodia dan setiap parapodia memliliki setae (rambut halus), kecuali pada segmen terakhir. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
  • 4. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang artinya darah beredar melalui pembuluh darah. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh atau mengangkut hasil metabolisme ke seluruh tubuh. System gerak dengan menggunakan konstraksi otot – otot tubuh atau dengan menggunakan rambut halus pada kulitnya (setae). Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Gonglion otak terletak di depan faring pada anterior.
  • 5. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya
  • 6.  Cara hidup dan habitat Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.  Reproduksi Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara asexual yaitu fragmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Karena Annelida tergolong hermafrodit maka reproduksinya dilakukan dengan cara peleburan sel sperma dan ovum dengan menggunakan klitelum sebagai organ kopulasi dan membentuk cocon ( kepompong) untuk melindungi telurnya.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. KLASIFIKASI BERDASARKAN PARAPODIA, SETAE,DAN RAMBUT Polychaeta Oligochaeta Hirudinea
  • 11. a. Kelas Polychaeta ( Cacing berambut banyak)  ciri-ciri : - Memiliki banyak rambut (Poly = banyak, chaeta = rambut) - Karnivora, memakan sisa-sisa organisme, plankton, dll - System gerak dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan parapodia dan dengan otot membujur atau melingkar yang bekerja secara antagonis - Umumnya hidup bebas, dalam pasir atau menggali batu- batu di daerah pasang surut air laut - Tubuhnya dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku - Tubuhnya bersegmen-segmen, tiap segmen dilengkapii parapodia (kaki). Parapodia merupakan alat gerak yg berupa tonjolan berdaging mengandung kapiler-kapiler darah, berkulit tipis, dan ditumbuhi rambut. Alat ini pun berperan sebagai alat pernapasan (insang). Setiap parapodia memliki setae kecuali pada segmen terakhir
  • 12. - Reproduksi secara sexual membentuk gamet Gamet betina yang telah dibuahi oleh gamet jantan akan berkembang menjadi larva (trokhopor). - Contoh : Eunice viridis (cacing wawo, dapat dimakan kaya akan sumber protein) terdapat di Kep.Maluku , Lysidice oele (cacing palolo, dapat dimakan kaya akan sumber protein) terdapat di Kep.Maluku, Nereis virens (kelabang laut) - Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah- merahan. - Cacing ini tidak mempunyai sadel (klitelum)
  • 15. b. Kelas Oligochaeta ( Cacing Berambut Sedikit)  Ciri-ciri : - Mempunyai sedikit rambut (Oligo = sedikit) - Mempunyai klitelium yang berfungsi sebagai perkembangkbiakan - Tidak mempunyai parapodia - Terdapat beberapa setae pada tiap ruas tubuhnya - Umumnya hidup ditanah, air tawar - Dapat menyuburkan tanah, dengan cara menggemburkan tanah dengan memakannya kemudian dikeluarkan kembali bersama fosfor lalu tanah menjadi subur - Tubuhnya dari kitin - Bersifat hermaphrodit - contoh : Lumbricus terrestris (cacing tanah di Eropa dan Amerika), Pheretima posturna (cacing tanah di Asia), Pheretima musica (Cacing Sondari)
  • 16. Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan digunakan untuk pertukaran udara. Cacing tanah adalah pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa bahan organic dari tanaha yang dimakan. Faring berotot menarik makanan ke mulut, makanan yang sudah dicerna disimpan di tembolok lalu ke rempela. Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu lainnya adalah lubang keluar tubuh. Antar dua lubang itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari saluran peredaran darah. Darah merah bergerak ke arah dengan sebuah pembuluh darah dorsal dan dipompa oleh lima pasang jantung (lengkung aorta) menuju pembuluh ventral.
  • 17. Struktur Tubuh Oligochaeta  Bagian luar tubuh terdiri atas segmen-segmen yang jumlah dan lebarnya berbeda menurut spesies.  Cacing tanah adalah hermaprodit dengan alat kelamin jantan dan betina pada bagian ventral atau ventro lateral.  Cacing dewasa kelamin ditandai dengan adanya klitelum ( seperti cincin atau pelana berwarna muda mencolok melingkari tubuh sepanjang segmen tertentu) pada umur 2,5 bulan.  Klitelum terkait dengan produksi kokon.  Klitelum dimulai pada segmen 22 memanjang 4 sampai 10 segmen ke posterior.  Alat kelamin jantan dan betina terdapat mulai segmen 9 sampai 15 menurut spesies.
  • 18. Untuk menghasilkan telur fertil, cacing harus mencari pasangan dan saling menukar sperma yang akan membuahi sel telur.  Pembuahan akan terjadi dalam masing-masing lubang kelamin betina.  Setelah pembuahan, sepanjang permukaan klitelum akan mengeluarkan lendir yang akan mengeras dan bergerak ke belakang terdorong oleh gerak maju cacing.  Pada saat melewati lubang kelamin betina, telur-telur yang sudah dibuahi akan masuk ke dalam selubung kokon tersebut.  Kokon yang diletakkan pada kondisi lingkungan yang cocok akan menetas dalam 14 - 21 hari. Jumlah telur dalam kokon beragam, biasanya lebih dari 10 butir.  Tergantung spesies, cacing dewasa mampu menghasilkan lebih dari 2 kokon setiap 5 - 10 hari.  Perhitungan kasar menunjukkan setiap 100 cacing dewasa dalam kurun waktu 1 tahun dapat menghasilkan 100.000
  • 20. c. Kelas Hirudinae  Ciri-ciri :  Bentuk tubuhnya pipih dan segmen-segmennya jelas  Tidak memiliki rambut, parapodia,dan setae  Tubuh tidak tertutup kutikula  Banyak terdapat di air tawar, air laut atau di darat,  Memiliki alat penghisap (sucker) pada bagian anterior dan posterior yang berguna untuk mengisap darah dan melekatkan diri pada tubuh mangsanya.  Pada saat merobek tubuh inang, lintah mengeluarkan zat anestetik (Penghilang rasa sakit)  Selama menghisap, darah tidak akan membeku karena lintah menghasilkan zat antipembeku darah (antikoagulan)  Saluran pencernaannya terdiri atas usus yang memiliki tonjolan membentuk kantung-kantung sehingga cukup banyak darah yang dapat disimpan di kantung usus tersebut.  Tergolong hewan hermafrodit, lubang genetalia jantan terletak di muka lubang genetalia betina
  • 21.  Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus.  Anus terletak pada bagian dorsal.  Peredaran darah tertutup  Pernafasan berlangsung melalui kulit.  Pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen.  Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang mnghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah pembekuan darah) dinamakan Hirudin.  Bersifat parasit, predator, pemakan bangkai  Contoh : Hirudo medicinalis (lintah), Haemadipsa zeylarica ( pacet)
  • 22.
  • 23.
  • 24. PERANAN a. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah, membantu aerasi tanah, serta membantu pembentukkan humus. Selain itu, dapat menjadi umpan ikan saat memancing b. Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan sebagai makanan c. Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah. d. Cacing sutra untuk makanan ikan hias, baik dalam keadaan hidup maupun kering