Publikasi ini menyajikan analisis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kediri tahun 2010. PDRB merupakan jumlah nilai seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan di suatu wilayah dalam satu tahun. Publikasi ini menjelaskan konsep dan definisi PDRB, uraian sektor ekonomi, analisis besaran dan pertumbuhan PDRB, serta struktur ekonomi Kota Kediri pada tahun 2010.
3. Kata Pengantar i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur yang paling dalam kami haturkan kepada
Allah SWT karena atas ridho dan hidayahNya buku publikasi Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kediri tahun 2010 ini dapat kami
selesaikan.
Buku publikasi Produk Domestik Regional Bruto 2010 merupakan
cermin perkembangan kesejahteraan masyarakat Kota Kediri secara
makro selama tahun 2010. Pada buku publikasi kali ini kami menyajikan
PDRB tahun 2010 atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.
Ditambahkan pula penyajian PDRB Kota Kediri dengan dan tanpa
PT. Gudang Garam, mengingat dominasi perusahaan tersebut dalam
perekonomian di wilayah Kota Kediri amat besar.
PDRB merupakan indeks komposit yang dapat digunakan untuk
menghitung indeks ekonomi makro lainnya, maka dengan adanya
penghitungan PDRB Kota Kediri tahun 2010 diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan
pembangunan yang lebih tepat guna dan berdaya guna dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Kediri terutama bagi pemangku kekuasaan
(stake holder).
Akhirnya tiada gading yang tak retak, penyempurnaan publikasi ini
dari waktu ke waktu telah diupayakan, namun apabila masih ditemukan
kesalahan, maka saran/kritik yang membangun akan kami sambut dengan
penuh suka cita.
Semoga buku publikasi ini membawa banyak manfaat, berkah dan
hidayah Allah SWT bagi kita semua.
Kediri, 29 Juli 2011
Kepala BPS KOTA KEDIRI,
Drs. Ec. MANU ATMOJO
NIP. 19620803 198202 1 001
http://kedirikota.bps.go.id
4. Daftar Isi ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………...............…….. i
Daftar Isi …………………………………………………………………………...................... ii
Daftar Gambar ………………………………………………………………………................ v
Tabel-Tabel Pokok …………………………………………………………………............… v
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Maksud dan Tujuan ............................................................................. 2
Tahun Dasar .......................................................................................... 3
KONSEP DEFINISI ……………………..............…………………………………………. 5
Domestik Regional Bruto ................................................................... 5
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ………................…...… 8
Cara Penyajian dan Angka Indeks ……………………………………….......… 8
Agregat Produk Domestik Regional Bruto ..……...................…....... 10
Penghitungan Seri Pendapatan Regional Atas Dasar
Harga Konstan ..................................................................................... 12
Ekstrapolasi ………………………………………………………………….................... 11
Revaluasi ………………………………………………………………………...................... 13
Deflasi …………………………………………………………………………....................... 13
Deflasi Berganda ………………………………………………………...………............ 14
URAIAN SEKTORAL ……………………..………………………....………................ 15
Sektor Pertanian ………………………….…………………………...……................. 15
Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan ………………………................... 15
Sub Sektor Tanaman Perkebunan .................………….……................ 16
Sub Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya ………………………........... 17
Sub Sektor Kehutanan ....................................................................... 18
Sub Sektor Perikanan ……………………………………….....………..……........... 18
Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………….……................... 19
Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………....... 19
Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ……………………………………………. 20
Sub Sektor Listrik ……………………………………………….....…………….......... 20
Sub Sektor Air Bersih …………………………………………………………........... 21
Sektor Bangunan ……………………………………….....………………………….….... 21
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ……………………………….... 22
Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ……….…..................... 22
http://kedirikota.bps.go.id
5. Daftar Isi iii
Sub Sektor Hotel ………………………......………………………………………........ 22
Sub Sektor Restoran ………………………………….....…………………………...... 23
Sektor Angkutan dan Komunikasi ……………………………………............. 23
Sub Sektor Angkutan Darat …………………………………………………........ 23
Sub Sektor Jasa Penunjang Angkutan ……………………..................... 24
Sub Sektor Komunikasi …………………………………………………….…........... 25
Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan ................... 26
Sub Sektor Bank ……………………………………………………………..……........... 27
Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank ……………………........... 27
Sub Sektor Sewa Bangunan ………………………………………………….......... 27
Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan …………………………….……...... 28
Sektor Jasa-Jasa ………………………………………………………………………...... 29
Sub Sektor Jasa Pemerintahan Umum ………………………………......... 29
Sub Sektor Jasa Sosial dan Kemasyarakatan ………………………..... 30
Sub Sektor Jasa Hiburan dan Kebudayaan …………………………….... 32
Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga ........................ 32
ANALISIS ……………………….....………………………………………......................... 33
Produk Domestik regional Bruto ….................................................. 34
Struktur Ekonomi ……………………………………………………………………....... 35
Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………………………………......... 38
Tingkat Perkembangan Harga ………………………………………….……........ 40
Uraian PDRB Sektoral ……………………………………………......................... 43
PDRB per Kapita ………..........…………………………………………….………........ 51
http://kedirikota.bps.go.id
6. Daftar Isi iv
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1 Pertumbuhan PDRB Kota Kedidi ADHK menurut
Kelompok Sektor (Juta Rupiah) .................................... 39
Grafik 2 Peran NTB Sektor Pertanian terhadap PDRB Kota
Kediri ADHB (%) .............................................................. 44
Grafik 3 Pertumbuhan Ekonomi Subsektor Perdagangan
Besar dan Eceran, Subsektor Hotel dan Subsektor
Restoran Tahun 2004-2009 ............…........................... 50
Grafik 4 PDRB Per Kapita dan PDRN Per Kapita Kota Kediri
Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2004-2009
(Rupiah) …........................................................................... 53
TABEL-TABEL POKOK
Tabel 4.1 Peranan Sektoral terhadap PDRB ADHB Tahun
2010 (%) ............................................................................. 36
Tabel 4.2 Indeks Pertumbuhan Ekonomi PDRB ADHK,
2009 – 2010 ...................................................................... 38
Tabel 4.3 Inflasi PDRB Tahun 2009-2010 (triliun Rupiah) ........41
Tabel 4.4 Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kota Kediri
Tahun 2004-2009 (%)...................................................... 41
Tabel 4.5 Inflasi dari PDRB Kota Kediri Tahun 2004-2009….. 43
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kota Kediri
Sektor Sekunder, Tahun 2004-2009……………............. 48
http://kedirikota.bps.go.id
8. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
1. PENDAHULUAN
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi sering kali didefinisikan sebagai
suatu proses yang menyebabkan terjadinya kenaikan
pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara/wilayah
regional dalam jangka waktu tertentu yang disertai dengan
perbaikan sistem kelembagaan. Dalam rangka membangun
perekonomian berbagai kebijakan publik telah disusun dan
dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduknya, mengembangkan struktur
perekonomian dan memperbaiki sistem kelembagaan baik dari
aspek bidang organisasi maupun regulasi.
Di era otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah
memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan kewenangan
pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan
diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.
Dengan demikian, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan potensi daerah dan mengelola sumber
kekayaan alamnya, menentukan prioritas dan arah program
pembangunan ekonomi daerah.
Untuk mencapai tujuan diatas maka diperlukan
perencanaan yang teliti dan evaluasi terhadap hasil-hasil
pembangunan yang telah dicapai. Salah satu indikator eko-
nomi makro yang digunakan untuk perencanaan dan evaluasi
pembangunan ekonomi secara makro adalah statistik Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
Kebutuhan terhadap data PDRB pada masa sekarang ini
semakin meluas tidak hanya untuk kepentingan pemerintah dan
berbagai jajarannya, tetapi juga masyarakat, akademisi, dan
peneliti sosial ekonomi yang sekarang sudah banyak dilakukan
oleh swasta. Mengingat tingkat kebutuhan terhadap data PDRB,
http://kedirikota.bps.go.id
9. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
1. PENDAHULUAN
2
maka penghitungannya dilakukan secara berkala setiap satu
semester dalam setahun. Dengan demikian, pembuat kebijakan
ekonomi di Kota Kediri mampu menentukan sasaran dan
evaluasi yang tepat terhadap hasil-hasil pembangunan pada
kurun waktu tertentu.
1.2 Maksud dan Tujuan
Perencanaan di bidang ekonomi suatu daerah pada
umumnya memperhatikan : i). Upaya meningkatkan
pembangunan ekonomi yang signifikan dengan pendapatan
masyarakat secara mantap dan berkesinambungan; ii). Upaya
mencapai pertumbuhan ekonomi yang ideal sehingga
pemerataan pendapatan dapat dinikmati secara merata oleh
masyarakat dengan penyerapan kesempatan kerja secara
maksimal. Oleh karena itu, evaluasi terhadap pelaksanaan
pembangunan ekonomi di suatu daerah tidak terlepas dari kedua
masalah tersebut.
Penyusunan angka PDRB dimaksudkan untuk meme-
nuhi kebutuhan terhadap indikator makro ekonomi yang
digunakan dalam evaluasi hasil-hasil pembangunan ekonomi.
Adapun kegunaan serta analisis yang dapat diperoleh dari data
PDRB dalam menilai kinerja perekonomian suatu daerah antara
lain:
1. Besaran PDRB, digunakan sebagai dasar analisis
mengetahui potensi ekonomi suatu daerah dalam mengelola
sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM)-nya;
2. Pertumbuhan Ekonomi, digunakan sebagai dasar analisis
untuk mengukur kinerja ekonomi suatu daerah pada suatu
periode tertentu (kenaikan produksi barang dan jasa);
3. Struktur Ekonomi, digunakan sebagai dasar analisis untuk
mengetahui sektor-sektor ekonomi yang dominan dalam
perekonomian suatu daerah serta untuk mengetahui pergeseran
struktur ekonomi suatu daerah;
http://kedirikota.bps.go.id
10. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
1. PENDAHULUAN
3
4. Pendapatan Perkapita, digunakan sebagai dasar analisis
untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu
daerah secara umum.
1.3 Tahun Dasar
Angka PDRB disajikan dalam dua jenis tabel yaitu PDRB
atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDRB atas dasar harga
konstan (ADHK), dan dari kedua jenis tabel tersebut diturunkan
beberapa fungsi turunan agregat PDRB. Penghitungan PDRB
ADHK memerlukan tahun dasar sebagai acuan untuk
menghilangkan pengaruh harga. Adapun penentuan tahun 2000
sebagai tahun dasar adalah karena kondisi ekonomi tahun 2000
relatif stabil dan dianggap sebagai awal pemulihan ekonomi
setelah krisis.
http://kedirikota.bps.go.id
12. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
4
II . KONSEP DAN DEFINISI
2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang
dihasilkan disuatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu
tertentu biasanya satu tahun. Dalam penyusunan PDRB
diperlukan data dari berbagai kegiatan ekonomi yang berasal dari
berbagai sumber. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang
berkaitan dengan produksi, konsumsi, distribusi dan akumulasi
kekayaan. Secara populer ada 3 metoda pendekatan
penghitungan PDRB yaitu pertama, medota pendekatan
produksi; kedua metoda pendekatan pengeluaran dan yang
terakhir adalah pendekatan pendapatan. Dalam kondisi
ketersediaan data mentah (raw data) yang pada umumnya di
Indonesia belum terlalu rinci maka metoda pendekatan yang
kedua dan ketiga belum dapat diterapkan di Indonesia (termasuk
Kota Kediri). Penghitungan PDRB Kota Kediri yang disajikan
dalam buku ini menggunakan pendekatan yang pertama.
Ketiga metode penghitungan PDRB selanjutnya dijelaskan
berikut ini :
a. Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai
produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
bermacam-macam unit produksi didalam suatu region
dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit tersebut
di atas dalam penyajiannya dikelompokan menjadi 9
lapangan usaha yaitu :
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan,
2. Pertambangan dan Penggalian,
3. Industri Pengolahan,
4. Listrik, Gas dan Air Bersih,
5. Bangunan,
http://kedirikota.bps.go.id
13. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
5
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran,
7. Pengangkutan dan Komunikasi,
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
9. Jasa -jasa.
b. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah
penjumlahan semua komponen permintaan akhir yaitu:
1. pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan
konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung,
2. konsumsi pemerintah,
3. pembentukan modal tetap domestik bruto,
4. perubahan stock,
5. ekspor netto disuatu region dalam jangka waktu tertentu
(satu tahun). Ekspor netto merupakan ekspor dikurangi
impor. Ekspor dalam hal ini tidak terbatas hanya keluar
negeri, tetapi termasuk juga yang keluar Daerah/
Wilayah baik lewat laut, udara maupun lewat darat.
Demikian juga kebalikannya yaitu Impor.
c. Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah jumlah
seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang ikut serta dalam proses produksi disuatu region dalam
jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor
produksi dalam hal ini adalah upah dan gaji, sewa tanah,
bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum
dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.
Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan diatas,
termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak
langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan per
sektor ini disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral.
PDRB merupakan penjumlahan nilai tambah bruto dari
seluruh sektor (lapangan usaha).
Dari ketiga metoda penghitungan tersebut, bisa diambil
kesimpulan bahwa jumlah pengeluaran untuk berbagai
kepentingan tadi harus sama dengan jumlah pendapatan untuk
http://kedirikota.bps.go.id
14. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
6
faktor-faktor produksinya dan harus sama dengan jumlah produk
barang dan jasa akhir yang dihasilkan. PDRB yang telah
diuraikan diatas disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar,
dimana komponen pajak tidak langsung netto tercakup di
dalamnya.
Untuk menghitung besaran nilai PDRB perlu kiranya
dipahami pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
penghitungan PDRB yaitu :
a. Barang dan jasa
Barang dan jasa yaitu sesuatu diproduksi melalui suatu
proses produksi (untuk menambah nilai) dengan bantuan faktor
produksi yang terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan
kewiraswastaan.
b. Nilai Produksi Bruto / Output
Adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam jangka
waktu tertentu meliputi produk utama, ikutan maupun sampingan
atau hasil perkalian antara kuantitas produksi dengan harganya.
c. Biaya Antara Adalah nilai barang dan jasa yang tidak tahan
lama yang habis dipakai dalam proses produksi.
2.2. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita.
PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun
yang tinggal diwilayah ini, menghasilkan angka PDRB per kapita.
Secara matematis, PDRB per kapita dapat dirumuskan seperti
berikut ini:
PDRB
PDRB perkapita =
Penduduk pertengahan tahun
2.3. Cara Penyajian dan Angka Indeks
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), secara berkala
biasanya disajikan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar,
http://kedirikota.bps.go.id
15. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
7
sebagaimana penjelasan berikut ini.
a. Penyajian PDRB atas dasar harga berlaku dilakukan dengan
memberikan nilai harga yang berlaku pada masing-masing
tahunnya pada seluruh agregat pendapatan, juga pada saat
menilai produksi, biaya antara maupun pada penilaian
komponen pengeluaran produk domestik regional bruto.
b. Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun
dasar, semua agregat pendapatan dinilai dengan
menggunakan harga tetap yang terjadi pada tahun dasar,
juga pada waktu menilai produksi, biaya antara dan pada
waktu penilaian komponen pengeluaran produk domestik
regional bruto (harga konstan dimaksud adalah harga yang
terjadi pada tahun 2000).
Perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun
disajikan dalam bentuk angka indeks, yaitu indeks
perkembangan, indeks berantai dan indeks harga implisit, yang
masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Peranan Sektoral diperoleh dengan cara membagi nilai
masing-masing sektor dengan nilai total seluruh sektor
PDRB dikalikan dengan 100.
b. Indeks perkembangan diperoleh dengan membagi nilai-nilai
pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar,
dikalikan 100. Indeks ini menunjukan tingkat perkembangan
agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun
dasarnya.
c. Indeks berantai diperoleh dengan membagi nilai pada
masing-masing tahun dengan nilai pada tahun
sebelumnya, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat
perkembangan agregat pendapatan untuk masing-masing
tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
d. Indeks Harga Implisit didapat dengan membagi nilai PDRB
(adhb) dengan nilai PDRB (atas dasar harga konstan untuk
masing-masing tahunnya), dikalikan 100. Indeks ini
http://kedirikota.bps.go.id
16. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
8
mencerminkan tingkat perkembangan harga dari agregat
pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Dari indeks
harga implisit dapat dihitung Inflasi PDRB yang diperoleh
dengan cara membagi Indeks harga implisit pada masing-
masing tahun dengan indeks implisit pada tahun
sebelumnya, dikalikan 100 dikurangi 100, akan terlihat
tingkat perkembangan terhadap harga dari tahun ke tahun.
2.4 Agregat Produk Domestik Regional Bruto
a. PDRB atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah
bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian disuatu
daerah dalam jangka waktu tertentu. Jadi dengan
menghitung nilai tambah bruto masing-masing sektor dan
menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor
diperoleh PDRB atas dasar harga pasar.
b. PDRN atas dasar harga pasar merupakan PDRB atas
dasar harga pasar dikurangi dengan seluruh penyusutan
atas barang-barang modal tetap yang digunakan selama
setahun.
c. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya
faktor, adalah produk domestik regional netto atas dasar
harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto.
Pajak tak langsung netto sendiri merupakan pajak tidak
langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan
subsidi pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun
subsidi, keduanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang
diproduksi, atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat
menaikkan harga jual, sedangkan subsidi sebaliknya.
d. Penduduk pertengahan tahun, adalah gambaran jumlah
penduduk pada keadaan pertengahan tahun atau tepatnya
keadaan awal juli atau akhir bulan juni. Angkanya diperoleh
dengan cara penduduk akhir tahun ditambah penduduk
awal tahun dibagi dua.
http://kedirikota.bps.go.id
17. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
9
e. Pendapatan Regional, adalah merupakan pengu-rangan
dari PDRN atas biaya faktor dikurangi dengan pendapatan
yang diterima oleh penduduk diluar wilayah lain
(pendapatan yang mengalir keluar), ditambah dengan
pendapatan yang diterima oleh penduduk wilayah ini yang
berada diwilayah lain (pendapatan yang mengalir
kedalam). Dari hasil pengurangan ini akan diperoleh
Produk Regional Netto yaitu jumlah pendapatan yang
benar-benar diterima oleh penduduk yang tinggal di daerah
yang dimaksud, Produk Regional Netto inilah yang
dinamakan Pendapatan Regional.
f. Pendapatan Regional Per kapita adalah pendapatan
regional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun yang tinggal di daerah itu.
2.5. Penghitungan Seri Pendapatan Regional Atas Dasar
Harga Konstan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya penghitungan seri
pendapatan regional atas dasar harga konstan pada tahun dasar
(tahun 2000) amat diperlukan untuk melihat perkembangan riil
dari tahun ke tahun dari setiap agregat ekonomi yang diamati.
Agregat yang dimaksud tersebut dapat merupakan produk
Domestik Regional Bruto secara keseluruhan maupun nilai
tambah sektoral. Dalam hal penghitungan nilai tambah sektoral
atas dasar harga konstan dikenal empat cara, sebagaimana
dapat diuraikan berikut ini.
a. Ekstrapolasi.
Nilai tambah (NTB) masing-masing tahun atas dasar harga
konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai
tambah pada tahun 2000 dengan indeks produksi. Dengan
demikian indeks produksi tersebutbertindak sebagai
ekstrapolator yang merupakan indeks dari masing-masing
produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator.
http://kedirikota.bps.go.id
18. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
10
b. Revaluasi.
Penghitungan NTB dengan metode revaluasi dilakukan
dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing
tahun dengan harga pada tahun dasar 2000. Dimana hasilnya
adalah output dan biaya antara atas Dasar Harga Konstan tahun
2000.
Adapun nilai tambah bruto atas dasar harga konstan,
diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara diatas.
Dalam penghitungan NTB, revaluasi sangat sulit dilakukan
terhadap biaya antara yang dipakai, karena mencakup
komponen input yang amat beragam, selain itu data harga yang
tersedia belum dapat memenuhi semua keperluan tersebut.
Dengan demikian biaya antara atas dasar harga konstan masing-
masing tahun menggunakan rasio (tetap) biaya antara terhadap
output pada tahun dasar atau dengan rasio biaya antara
terhadap output pada tahun berjalan.
c. Deflasi
Metode penghitungan NTB atas dasar harga konstan
secara deflasi yaitu dengan cara nilai tambah bruto (NTB) atas
dasar harga berlaku pada masing-masing tahun dibagi dengan
indeks harganya. Indeks harga yang berlaku sebagai deflator
ini bisa merupakan indeks harga konsumen, indeks harga
perdagangan besar atau indeks harga lainnya tergantung
indeks mana yang dirasa lebih cocok. Ataupun sebaliknya
indeks harga ini dapat berfungsi sebagai inflator yaitu dengan
cara mengalikan indeks harga tersebut dengan nilai tambah
bruto (NTB) atas dasar harga konstan sehingga didapatkan nilai
tambah bruto atas dasar harga berlaku.
d. Deflasi Berganda
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
secara deflasi berganda yaitu membagi nilai output dan nilai
beaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harganya
masing-masing. Nilai tambah bruto didapatkan dari hasil selisih
http://kedirikota.bps.go.id
19. PDRB KOTA KEDIRI 2010
2. KONSEP DAN DEFINISI
11
antara output dengan beaya antara hasil dari pendeflasian
tersebut.
Sebagai deflator, indeks harga yang sering kali digunakan
yaitu indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan
besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Adapun indeks
harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen
input yang terbesar.
http://kedirikota.bps.go.id
21. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
12
III. URAIAN SEKTORAL
Penyusunan PDRB sudah dilakukan selama lebih dari 30
tahun, dan selalu mengalami penyempurnaan mengikuti
perkembangan yang terjadi, baik perkembangan tatanan
ekonomi, teknologi – informasi dan teknik penyusunannya. Sejak
penyusunan PDRB pertama pada tahun 1960, PDRB telah
beberapa kali mengalami perubahan tahun dasar yaitu 1960,
1973, 1983, 1993, dan terakhir tahun 2000. Sejak tahun 2000
sektor pendukung PDRB terdiri dari 9 sektor.
Uraian masing-masing sektor yang disajikan dalam buku
ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing
sektor dan sub sektor. Dijelaskan pula cara penghitungan nilai
tambah masing-masing, baik atas dasar harga yang berlaku
maupun atas dasar harga konstan tahun 2000 berikut sumber
datanya.
3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan
3.1.1 Tanaman Bahan Makanan.
Sub sektor ini meliputi komoditi tanaman bahan makanan
yaitu jagung, padi, ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai,
sayur-sayuran, ketela rambat, buah-buahan, kentang, kacang
hijau, biji-bijian lainnya dan hasil-hasil produksi ikutannya.
Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kota Kediri dan Dinas Pertanian Kota Kediri, sedangkan data
harga seluruhnya bersumber pada data harga yang dikumpulkan
oleh Badan Pusat Statistik Kota Kediri.
Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku
didapatkan melalui cara pendekatan produksi dimana kuantum
produksi masing-masing jenis komoditi dikalikan terlebih dahulu
dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi
http://kedirikota.bps.go.id
22. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
13
dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku pada setiap
tahun.
Penghitungan biaya antara tersebut diperoleh dengan
menggunakan ratio biaya antara terhadap output hasil Survei
Khusus Pendapatan Regional yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik Kota Kediri.
Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga konstan tahun
2000 dihitung dengan cara revaluasi yaitu mengalikan produksi
pada masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000,
kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar
harga konstan 2000.
3.1.2 Tanaman Perkebunan.
Pada sub sektor tanaman perkebunan, komoditi yang
dicakup meliputi tanaman perkebunan yang diusahakan seperti
teh, kelapa/kopra, karet, jambu mente, kopi, coklat, tembakau,
cengkeh, kapok randu, kapas, tebu, lada, jarak, kapok dan
sebagainya, termasuk produk ikutannya.
Data produksi dan harga diperoleh dari BPS Kota Kediri
dan Dinas Pertanian Kota Kediri. Penghitungan nilai tambah
atas dasar harga berlaku dilakukan dengan cara pendekatan
produksi. Ratio biaya antara diperoleh dari Survei Khusus
Pendapatan Regional (SKPR), adapun nilai tambah atas dasar
harga konstan tahun 2000 didapatkan melalui metode revaluasi.
3.1.3 Peternakan dan hasil-hasilnya.
Jenis komoditi yang dicakup ke dalam sub sektor ini
meliputi produksi ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil-
hasil ternak seperti telur, susu segar, termasuk juga hasil
pemotongan ternak. Produksi ternak dihitung dengan
memperkirakan jumlah ternak yang dipotong ditambah ekspor
ternak netto dan perubahan stock populasi ternak. Data
http://kedirikota.bps.go.id
23. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
14
mengenai jumlah ternak yang dipotong, produksi ternak, populasi
ternak, produksi susu dan telur, serta data jumlah ternak
keluar/masuk wilayah didapat dari Dinas Pertanian Kota Kediri
dan harga dari BPS Kota Kediri.
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga yang
berlaku didapatkan dengan metode pendekatan produksi, ratio
biaya antara diperoleh dari survei khusus pendapatan regional,
adapun nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh
dengan cara revaluasi. Pada penyusunan PDRB Kota Kediri
tahun 2010 produksi yang berasal sub sektor ini tidak ada.
3.1.4 Kehutanan.
Jenis komoditi yang dicakup pada sub sektor kehutanan
meliputi antara lain kayu pertukangan, kayu bakar, arang,
bambu, gondorukem, dan hasil hutan lainnya.
Perhitungan nilai tambah bruto dari sub sektor kehutanan
atas dasar harga yang berlaku didapatkan melalui cara
pendekatan produksi, sama seperti yang dilakukan pada sub
sektor sebelumnya. Nilai tambah atas dasar konstan 2000
diperoleh dengan cara revaluasi.
Pada penyusunan PDRB Kota Kediri tahun 2010 produksi
yang berasal sub sektor ini tidak ada, sehingga hasil NTB untuk
sub sektor ini juga tidak ada (nol).
3.1.5 Perikanan.
Pada penyusunan PDRB Kota Kediri ini sub sektor
perikanan yang dicakup meliputi komoditi yang dihasilkan dari
kegiatan-kegiatan perikanan darat baik yang dibudidayakan
maupun yang tidak dibudidayakan, serta pengolahan sederhana
(pengeringan dan penggaraman ikan).
Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari
laporan Dinas Pertanian Kota Kediri. Penghitungan nilai
tambah bruto sub sektor perikanan dilakukan dengan
http://kedirikota.bps.go.id
24. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
15
menggunakan pendekatan produksi, sama seperti yang
dilakukan pada sub sektor sebelumnya. Nilai tambah atas dasar
harga konstan tahun 2000, diperoleh dengan cara revaluasi.
3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian.
Penghitungan nilai tambah bruto sektor pertam-bangan
dan penggalian mencakup komoditi-komoditi mineral golongan
C. Pada penghitungan PDRB Kota Kediri 2010 produksi
komoditi mineral dari pertambangan tidak ada, begitu pula untuk
sub sektor penggalian produksi penggalian mineral golongan c
(dalam hal ini pasir) telah secara resmi dilarang oleh
Pemerintah Kota Kediri, sehingga produksi dari sub sektor ini
juga nihil, sehingga data tentang sektor pertambangan dan
penggalian pada publikasi ini tidak ada (nol).
3.3 Industri Pengolahan.
Sektor industri pengolahan berdasarkan kegiatan
utamanya dapat dibedakan menjadi 9 sub sektor yaitu :
1. Industri makanan, minuman dan tembakau,
2. Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit,
3. Industri kayu, bambu, rotan dan perabot rumah tangga,
4. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan
penerbitan,
5. Industri kimia dan barang dari kimia, minyak bumi, batu
bara, karet dan plastic,
6. Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi
dan batu bara,
7. Industri logam dasar,
8. Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya,
9. Industri pengolahan lainnya.
Data output pada sektor industri pengolahan ini di
dapatkan dari survey khusus yang dilakukan oleh BPS Kota
Kediri dilengkapi dengan data dari Dinas perindustrian,
perdagangan, pertambangan dan energy Kota Kediri dan KPP
http://kedirikota.bps.go.id
25. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
16
Pratama Kota Kediri.
3.4. Sektor Listrik, Gas dan Air bersih.
Sektor ini terdiri dari sub sektor Listrik, sub sektor Gas
dan sub sektor Air bersih. Dari ketiga sub sektor di atas sub
sektor Gas pada penghitungan PDRB Kota Kediri 2010 tidak
ada produksi, sehingga pembahasan pada publikasi ini hanya
pada 2 sub sektor di atas.
3.4.1 Listrik.
Cakupan sub sektor listrik meliputi kegiatan kelistrikan
baik yang diusahakan oleh pemerintah (PT. PLN) maupun oleh
swasta. Di Kota Kediri kegiatan kelistrikan hanya dilakukan oleh
PT. PLN sehingga data yang dikumpulkan berasal dari PT.
(Persero) PLN Area Pelayanan Kediri.
Output atas dasar harga berlaku didapatkan dari
perkalian antara quantum produksi dengan harga yang berlaku
pada masing-masing tahun. Adapun output atas dasar harga
konstan tahun 2000 didapatkan melalui metode revaluasi.
3.4.2 Air Bersih.
Penghitungan nilai tambah yang berasal dari sub sektor
Air bersih mencakup air bersih yang diusahakan oleh
Perusahaan Air Minum (dalam hal ini PDAM Kota Kediri),
sehingga data yang diperoleh berasal dari laporan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kediri.
Penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku
didapatkan dengan cara mengalikan quantum produksi air yang
telah terjual dikalikan dengan harga yang berlaku pada masing-
masing tahun. Adapun penghitungan nilai tambah atas dasar
harga konstan tahun 2000 menggunakan ratio nilai tambah
terhadap output masing-masing tahun.
http://kedirikota.bps.go.id
26. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
17
3.5 Sektor Bangunan.
Kegiatan yang dicakup pada sektor bangunan meliputi
semua pembangunan fisik (konstruksi), baik berupa gedung,
jembatan, jalan dan juga bangunan konstruksi lainnya. Output
atas dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara
deflasi sedangkan nilai tambah bruto menggunakan ratio nilai
tambah bruto terhadap output atas dasar harga konstan tahun
2000 yang didapat dari survei khusus yang dilakukan oleh BPS
Kota Kediri.
3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran.
Penghitungan nilai tambah sub sektor perdagangan
dilakukan dengan cara melakukan Survei Khusus untuk
memperoleh nilai output per tenaga kerja dan ratio biaya antara
terhadap output.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun
2000, dihitung dengan menggunakan ratio nilai tambah bruto
terhadap nilai output atas dasar harga konstan tahun 2000,
sedangkan output diperoleh dengan cara ekstrapolasi.
3.6.2 Hotel.
Kegiatan yang dicakup pada sub sektor ini mencakup
penyelenggaraan akomodasi berupa hotel-hotel baik berbintang,
melati maupun tidak berklasifikasi, dan juga termasuk berbagai
jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara
mengalikan jumlah malam kamar dengan rata-rata output per
kamar. Data mengenai jumlah malam-kamar diperoleh dari
survey perhotelan, sedang rata-rata output per kamar dari
didapat dari survey khusus. Ratio nilai tambah juga diperoleh
dari hasil survei khusus pendapatan regional yang dilakukan
oleh Badan Pusat Statistik Kota Kediri.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun
http://kedirikota.bps.go.id
27. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
18
2000, dihitung dengan cara ekstrapolasi yaitu menggerakkan
nilai tambah tahun 2000 dengan Indeks jumlah malam
kamar.
3.6.3 Restoran.
Nilai tambah bruto sub sektor ini diperkirakan dengan
cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output
per tenaga kerja dan hasilnya dikalikan lagi dengan ratio nilai
tambah, data rata-rata output per tenaga kerja dan ratio nilai
tambah diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional
yang dilakukan oleh BPS Kota Kediri.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
tahun 2000 dihitung dengan cara ektrapolasi menggunakan
indikator jumlah tenaga kerja sebagai ektrapolatornya.
3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.
Penghitungan nilai tambah bruto yang berasal dari
sektor pengangkutan dan komunikasi mencakup kegiatan
pengangkutan barang dan penumpang melalui darat, jasa
penunjang angkutan dan komunikasi.
3.7.1 Angkutan Darat.
a. Angkutan kereta api
Dalam penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku dari sub sektor angkutan Kereta api didapatkan dari
data PT. (Persero) Kereta Api Indonesia Cabang Kediri.
Adapun nilai tambah berdasarkan harga konstan tahun 2000
didapatkan melalui cara ekstrapolasi dengan menggunakan
indeks produksi gabungan tertimbang penumpang dan ton-km
barang yang diangkut.
b. Angkutan Jalan Raya.
Kegiatan yang dicakup pada sub sektor angkutan jalan
raya meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
http://kedirikota.bps.go.id
28. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
19
yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor
maupun tidak bermotor, seperti : angkutan kota/pedesaan, bis,
taksi, truk, becak dan sebagainya.
Nilai tambah atas dasar harga yang berlaku didasarkan
pada data jumlah armada angkutan umum barang dan
penumpang wajib uji yang diperoleh dari Laporan Tahunan
Dinas Perhubungan dan POLRESTA Kota Kediri, sedangkan
rata-rata output dan ratio biaya antara menurut jenis kendaraan
diperoleh dari hasil pengolahan Survei Khusus Pendapatan
Regional yang dilakukan oleh BPS Kota Kediri. Nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan tshun 2000 dihitung dengan cara
revaluasi.
3.7.2 Jasa Penunjang Angkutan.
Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan
fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan
kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir,
penyimpanan dan pergudangan, ekspedisi, bongkar muat,
keagenan barang dan penumpang, serta jasa penunjang
lainnya.
a. Terminal dan perparkiran
Kegiatan ini meliputi pemberian pelayanan dan
pengaturan Lalulintas kendaraan/armada yang membongkar
atau mengisi muatan, baik barang maupun penumpang, seperti
kegiatan terminal dan perparkiran. Data pada kegiatan
perparkiran menggunakan data hasil sensus ekonomi 2006
dengan perkembangannya dari data angkutan darat. Nilai
output didapatkan dari hasil survei khusus.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didapatkan
dengan cara mengalikan jumlah quantum tempat parkir dengan
output masing-masing usaha. Biaya antara didapatkan dari
hasil survei khusus. Adapun nilai tambah bruto atas dasar
http://kedirikota.bps.go.id
29. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
20
harga konstan tahun 2000 didapatkan melalui metode revaluasi.
b. Keagenan.
Kegiatan keagenan meliputi kegiatan pelayanan
keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada
usaha angkutan. Output didapatkan dengan cara rasio yang
berasal dari tabel input-output Indonesia dari BPS terhadap nilai
output seluruh jenis angkutan. Struktur biaya didapatkan
melalui survei khusus dari BPS Kota KediriPenghitungan Nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 dilakukan
dengan cara deflasi memakai indeks harga konsumen (IHK)
komponen transportasi.
3.7.3 Komunikasi.
Kegiatan yang dicakup pada sub sektor ini meliputi jasa
pos, giro dan telekomunikasi.
a. Pos dan Giro.
Mencakup kegiatan pemberian jasa pos dan giro,
seperti pengiriman surat, paket, wesel, jasa tabungan, jasa giro
dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga yang
berlaku didasarkan pada data produksi dan struktur biaya yang
diperoleh dari Neraca, Laba rugi, Laporan PT. (Perum) Pos
Indonesia Cabang Kediri. Nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan tahun 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi
menggunakan indeks gabungan dari jumlah surat yang dikirim,
jumlah uang yang digirokan.
b. Telekomunikasi.
Kegiatan telekomunikasi dalam hal ini mencakup
pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon,
telegrap dan teleks. Nilai tambah bruto atas dasar harga yang
berlaku dihitung berdasarkan data hasil Sensus penduduk 2010
dengan perkembangan dari hasil survei khusus BPS Kota
http://kedirikota.bps.go.id
30. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
21
Kediri. Nilai tambah atas dasar harga konstan tahun 2000
dihitung dengan menggunakan indeks produksi gabungan
tertimbang yang meliputi jumlah pulsa otomat, menit interlokal
dari hasil survei khusus BPS Kota Kediri.
3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.
Sektor ini meliputi kegiatan Bank, Lembaga Keuangan
bukan Bank, sewa bangunan, Jasa Penunjang keuangan, sewa
bangunan dan jasa perusahaan.
3.8.1 Bank.
Penghitungan output dan nilai tambah bruto bank atas
dasar harga yang berlaku diperoleh dari Bank Indonesia di
Kediri, sedangkan perkiraan nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi
menggunakan ekstrapolator indeks jumlah kredit riil yang
disalurkan. Nilai kredit riil diperoleh dengan cara mendeflasi
nilai kredit pada tahun yang berjalan dengan indeks harga
konsumen umum Kota Kediri.
3.8.2 Lembaga Keuangan bukan Bank.
Besarnya output dan nilai tambah bruto lembaga
keuangan bukan bank diperoleh dengan melakukan survey
khusus terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Nilai
Tambah Atas Dasar Harga Konstan diperoleh dengan cara
ekstrapolasi.
3.8.3 Sewa Bangunan.
Mencakup semua kegiatan jasa yang berhubung-an
dengan proses penggunaan rumah sebagai tempat tinggal oleh
rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik
sendiri atau rumah yang disewa serta penggunaan bangunan
sebagai tempat usaha baik dengan cara sewa maupun sewa
beli.
http://kedirikota.bps.go.id
31. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
22
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
didasarkan pada data pengeluaran konsumsi rumah tangga
khususnya pengeluaran mengenai sewa rumah dari survei
sosial ekonomi nasional oleh BPS, data sensus penduduk 2010
dan survey khusus untuk sewa bangunan usaha. Nilai tambah
atas dasar harga konstan tahun 2000, didapatkan dengan cara
ekstrapolasi menggunakan indeks kualitas produksi jumlah
bangunan sebagai ekstrapolatornya.
3.8.4 Jasa Penunjang Keuangan.
Kegiatan yang dicakup pada sub sektor jasa
penunjang keuangan yaitu kegiatan koperasi simpan pinjam
dimana nilai output koperasi didapatkan dari laporan Kanwil
Koperasi/Kandep Koperasi. Penghitungan harga konstan
dengan cara ekstrapolasi menggunakan ekstrapolator indeks
jumlah nilai kredit riil yang disalurkan.
Nilai kredit riil diperoleh dengan cara mendeflate nilai
kredit pada tahun yang berjalan dengan I H K umum.
3.8.5 Jasa Perusahaan.
Meliputi jasa akuntan, jasa pengacara, biro arsitektur,
jasa periklanan, jasa pengolahan data, dan sebagainya. Nilai
output dan nilai tambah bruto didasarkan pada data jumlah
tenaga kerja yang bersumber dari hasil Sensus penduduk 2010
serta rata-rata output dan ratio nilai tambah yang bersumber
dari hasil survei khusus.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun
2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indeks
jumlah tenaga kerja. Nilai tambah Bruto atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan cara menginflate Nilai Tambah Bruto
atas dasar harga konstan menggunakan IHK umum.
3.9 Sektor Jasa-Jasa.
Mencakup kegiatan administrasi pemerintahan dan
http://kedirikota.bps.go.id
32. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
23
pertahanan, jasa pemerintahan lainnya, jasa sosial dan
kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa
perorangan dan rumah tangga.
3.9.1 Pemerintahan Umum.
Sub sektor ini mencakup kegiatan Administrasi
Pemerintahan dan Pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya.
Sumbangan pemerintahan umum terhadap produk domestik
regional bruto terdiri dari belanja pegawai pemerintah pusat dan
daerah serta hankam, komponen upah dari belanja
pembangunan, ditambah dengan perkiraan penyusutan sebesar
5 persen.
Data yang dipakai didasarkan pada data realisasi
pengeluaran pemerintah pusat dari KPPN Kota Kediri dan
pengeluaran pemerintah daerah dari Pemerintah Kota Kediri.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
tahun 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan
indeks tertimbang jumlah pegawai negeri menurut golongan
dan ruang kepangkatan.
3.9.2 Jasa Sosial dan Kemasyarakatan.
Mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa
kemasyarakatan lainnya seperti panti asuhan, panti wreda,
yayasan pemeliharaan anak cacat rumah jompo dan sejenisnya.
Kegiatan yang dicakup adalah kegiatan yang dikelola oleh
swasta saja. Kegiatan-kegiatan sejenis yang dikelola oleh
pemerintah dimasukkan ke dalam pemerintahan umum.
a. Jasa Pendidikan.
Data yang dipergunakan untuk menghitung nilai
tambah bruto pada jasa pendidikan adalah jumlah murid sekolah
swasta menurut jenjang pendidikan yang diperoleh dari Dinas
http://kedirikota.bps.go.id
33. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
24
Pendidikan Nasional Kota Kediri. Data output per murid dan ratio
nilai tambah diperoleh dari survei khusus serta indeks harga
konsumen komponen pendidikan. Untuk mencakup pendidikan
non formal/kursus-kursus ditambahkan suatu mark up terhadap
hasil perkiraan diatas, dengan nilai mark up didapatkan dari
survei khusus BPS Kota Kediri. Perhitungan nilai tambah bruto
atas dasar harga konstan tahun 2000, dilakukan dengan cara
ekstrapolasi.
b. Jasa Kesehatan.
Kegiatan jasa kesehatan yang dicakup yaitu rumah
sakit, dokter praktek, bidan praktek, dan dukun praktek. Nilai
output untuk masing-masing kegiatan didasarkan pada hasil
perkalian antara rata-rata output per tempat tidur, rata-rata
output per dokter, rata-rata output perbidan, rata-rata output
perdukun dengan jumlah dokter praktek/bidan praktek/dukun.
Nilai tambah bruto tas dasar harga berlaku didasarkan
pada ratio nilai tambah terhadap output. Data yang digunakan
bersumber dari Dinas Kesehatan Pemkot Kediri dan Survei
Khusus Pendapatan Regional BPS Kota Kediri. Perkiraan nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung
dengan cara ekstrapolasi.
c. Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya.
Penghitungan dari kegiatan jasa sosial dan
kemsyarakatan lainnya datanya berasal dari hasil survey khusus
terhadap Panti Asuhan dimana diperoleh rata-rata output per
anak yang diasuh serta struktur inputnya. Kemudian dengan
mengalikan terhadap jumlah anak yang diasuh bersumber pada
data Dinas Sosial Kota Kediri, diperoleh perkiraan output dan
nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku. Nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan tahun 2000, diperoleh dengan
http://kedirikota.bps.go.id
34. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
25
cara ekstrapolasi.
Hasil SKPR terhadap rumah ibadah memberikan data
mengenai pengeluaran-pengeluaran untuk pengolahan rumah
ibadah yang berasal dari iuran, sumbangan dan sejenisnya.
Dengan mengansumsikan bahwa pengeluaran ini merupakan
output dari rumah ibadah dan lain-lain, serta dengan
menggunakan struktur biaya hasil SKPR maka diperoleh
perkiraan nilai tambah. Harga konstan tahun 2000, dilakukan
dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indeks jumlah
penduduk pertengahan tahun.
3.9.3 Jasa Hiburan dan Kebudayaan.
Kegiatan yang dicakup meliputi bioskop, studio radio
swasta, taman hiburan, panggung kesenian, dan klub malam.
Untuk kegiatan studio/radio swasta. Nilai tambah didasarkan
pada jumlah radio swasta/jenis –jenis lembaga kesenian/hiburan
sebagaimana disebutkan di atas dikalikan dengan rata-rata
output per jenis lembaga kesenian/hiburan tersebut, struktur
biaya masing-masing jenis lembaga kesenian/hiburan
didapatkan dari hasil survei khusus. Nilai tambah bruto atas
dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara deflasi,
menggunakan indeks harga konsumen komponen aneka barang
dan jasa.
3.9.4 Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.
Penghitungan nilai tambah bruto pada sub sektor jasa
perorangan dan rumah tangga mencakup kegiatan-kegiatan
perbengkelan, reparasi, jasa perorangan lainnya dan pembantu
rumah tangga. Survei khusus yang dilakukan oleh BPS Kota
Kediri memberikan data tentang rata-rata output per tenaga
kerja dan struktur inputnya.
Nilai tambah bruto didapatkan dengan cara
mengalikan jumlah tenaga kerja yang didasarkan pada hasil
http://kedirikota.bps.go.id
35. PDRB KOTA KEDIRI 2010
3. URAIAN SEKTORAL
26
Sensus penduduk 2010 dengan rata-rata output per tenaga
kerja dan ratio nilai tambah diatas. Nilai tambah bruto atas
dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi.
http://kedirikota.bps.go.id
37. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
26
PDRB dapat
dikelompokan
menjadi 3
kelompok
besar
berdasarkan
sektornya
yaitu: (i)
Sektor
Primer, (ii)
Sektor
Sekunder,
(iii) Sektor
Tersier.
IV. ANALISIS
Pembahasan tentang PDRB Kota Kediri tahun 2006
-2010 yang akan dijelaskan pada buku publikasi kali ini
meliputi PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar
harga konstan tahun 2000. Secara garis besar analisis
akan diuraikan dalam beberapa sub bab yaitu (i) struktur
ekonomi, (ii) pertumbuhan ekonomi, (iii) tingkat
perkembangan harga, dan (iv) PDRB dan PDRN perkapita.
Dalam upaya memperjelas uraian yang
disampaikan disertakan pula tabel-tabel pokok dan
tabel-tabel turunannya sebagaimana terlampir (table 1
s.d 11).
4.1 Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi adalah komposisi/peran dari
sektor/kelompok sektor yang membentuk pereko-
nomian suatu wilayah. Struktur ekonomi yang men-
dukung angka PDRB dapat dikelompokkan menjadi 3
kelompok besar berdasarkan klasifikasi sektornya
yaitu :
1. Sektor primer yang meliputi dari sektor pertanian
dan sektor pertambangan dan penggalian.
2. Sektor sekunder yang meliputi sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan
sektor bangunan.
3. Sektor tersier yang meliputi sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sektor angkutan – komunikasi,
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
dan sektor jasa-jasa.
http://kedirikota.bps.go.id
38. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
27
Secara
berurutan
dari yang
paling
besar
perannya
thd angka
PDRB
Kota
Kediri
2010
ADHB: (1)
Sektor
sekunder,
(2) Sektor
tersier (3)
Sektor
primer
Kelompok
Sektor
2006 * 2007 * 2008 * 2009 * 2010 **
Primer 0,22 0,22 0,21 0,19 0,18
Sekunder 75,46 75,77 76,07 75,72 75,31
Tersier 24,32 24,01 23,73 24,09 24,51
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Pada kurun waktu 2006 – 2010 struktur
ekonomi PDRB Kota Kediri masih didominasi oleh
kelompok sektor sekunder dimana peran utama
terdapat pada sektor industri pengolahan yaitu sub
sektor industri makanan, minuman dan tembakau.
Namun apabila diamati selama kurun waktu tersebut
peran kelompok sektor sekunder cenderung
mengalami penurunan dan digantikan oleh posisi
peran kelompok sektor tersier yang mulai menguat.
Pada tabel 4.1 dapat diambil kesimpulan bahwa
peran kelompok sektor sekunder terhadap angka
PDRB Kota Kediri pada tahun 2006 sebesar 75,46
persen, pada tahun 2007 dan 2008 meningkat sedikit
yaitu berturut-turut sebesar 75,77 persen dan 76,07
persen namun menurun kembali pada tahun 2009
menjadi sebesar 75,72 persen, bahkan pada tahun
2010 turun di bawah posisi tahun 2006 menjadi 75,31
persen.
Tabel 4.1 Peran Kelompok Sektor terhadap
PDRB Kota Kediri ADHB, 2006-2010
http://kedirikota.bps.go.id
39. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
28
Berbeda dengan kelompok sektor tersier yang
menunjukkan kecenderungan menguat pada kurun
waktu 2006-2010. Pada tahun 2006 kelompok sektor
tersier mengambil peran terhadap angka PDRB Kota
Kediri sebesar 24,32 persen, dan setelah mengalami
penurunan peran pada tahun 2007 dan 2008
kemudian meningkat kembali menjadi 24,09 persen
(tahun 2009) dan 24,51 persen (tahun 2010).
Adapun untuk kelompok sektor primer selama
kurun waktu tahun 2006-2010 relatif cenderung
mengalami penurunan peran sebagaimana terlihat
pada table 4.1 di atas bahwa pada tahun 2006 peran
kelompok sektor primer sebesar 0,22 persen.
Kemudian pada tahun 2007 – 2010 secara terus
menerus sekalipun tidak signifikan mengalami
penurunan peran yaitu berturut-turut sebesar 0,22
persen, 0,21 persen, 0,19 persen dan 0,18 persen.
Apabila diamati lebih detail masing-masing
kelompok sektor memiliki sektor andalan. Selama
kurun waktu tahun 2006-2010 sektor andalan dari
kelompok sektor primer pada PDRB Kota Kediri
terdapat pada sektor pertanian, untuk kelompok sektor
sekunder terdapat pada sektor industri pengolahan
dan pada kelompok sektor tersier memiliki sektor
andalan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Dengan memperhatikan faktor perubahan
indeks harga (inflasi) dari tahun ke tahun, maka
peranan masing-masing sektor diuraikan sebagaimana
grafik 4.1 di bawah. Pada grafik tersebut memper-
Andalan
sektor
sekunder
adalah
sektor
industri
pengolahan,
andalan
sektor tersier
adalah
sektor
perdaganga
n, hotel dan
restoran,
dan andalan
sektor
primer
adalah
sektor
pertanian.
http://kedirikota.bps.go.id
40. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
29
0,20
0,01 0,01 0,01
0,00
0,23 0,22 0,22
0,21
74,91 74,64 74,00 73,16 73,13
0,27 0,27 0,26 0,26 0,26
0,20 0,20
0,20
0,20
0,20
17,75 18,00 18,55 19,15 19,23
0,85 0,88 0,93 0,98 0,98
4,39 4,38 4,41 4,55 4,54
1,39 1,39 1,43 1,48 1,47
2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Industri Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
lihatkan bahwa peran sektor pertanian cenderung
mengalami penurunan pada kurun waktu tahun 2006 -
2010. Sedangkan sektor pertambangan dan
penggalian pada tahun 2009 dan 2010 perannya
terhadap PDRB Kota Kediri mendekati nol.
Grafik 4.1 Peranan Sektor terhadap PDRB Kota Kediri ADHB,
2010
Sejalan dengan sektor pertanian, sektor industri
pengolahan juga relatif mengalami penurunan
perannya terhadap angka PDRB Kota Kediri ADHK
tahun 2006 – 2010 berturut-turut sebesar 74,91
persen, 74,64 persen, 74,00 persen, 73,16 persen,
dan 73,13 persen. Sama halnya dengan sektor industri
http://kedirikota.bps.go.id
41. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
30
Peran sektor
perdagangan,
hotel dan
restoran tahun
2006-2010
selalu
meningkat.
pengolahan, untuk sektor listrik, gas dan air bersih
relatif mengalami penurunan peran terhadap angka
PDRB sebagaimana terlihat pada grafik 4.1 di atas
pada tahun 2006 sektor listrik, gas dan air bersih
memiliki peran sebesar 0,27 persen, pada tahun
2007 sebesar 0,27 persen dan selanjutnya pada
tahun 2008 – 2010 rata-rata menjadi sebesar 0,26
persen. Adapun untuk sektor bangunan perannya
terhadap angka PDRB 2010 relatif tetap.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada
kurun waktu tahun 2006 – 2010 memiliki peran
terhadap angka PDRB (ADHK) yang relatif ada
peningkatan. Terlihat pada grafik 4.1. di atas bahwa
peran sektor ini terhadap angka PDRB Kota Kediri
2006-2010 berturut-turut 17,75 persen, 18,00 persen,
18,55 persen, 19,15 persen, dan 19,23 persen.
Peran sektor pengangkutan dan komunikasi
kurun waktu 2006-2010 cenderung mengalami
peningkatan yaitu dari sebesar 0,85 persen (2006)
berubah menjadi 0,88 persen (2007) kemudian
beranjak naik lagi menjadi 0,93 persen (2008) dan
pada tahun 2009-2010 perannya masing-masing
sebesar 0,98 persen.
Untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan selama kurun waktu tahun 2006-2010
cenderung mengalami peningkatan. Hal serupa terjadi
juga pada sektor jasa-jasa sebagaimana grafik 4.1 di
atas berturut-turut peran sektor ini terhadap angka
PDRB Kota Kediri ADHK sebesar 1,39 persen, 1,39
http://kedirikota.bps.go.id
42. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
31
Indeks
pertumbuhan
PDRB Kota
Kediri
ADHK tahun
2010 sebesar
5,91 persen
persen, 1,43 persen, 1,48 persen, dan 1,47 persen.
4.2. Pertumbuhan ekonomi.
Salah satu indikator untuk mengetahui
perkembangan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat
adalah dengan mengetahui perubahan laju pertumbuhan
ekonomi di wilayah masyarakat tersebut. Pertumbuhan
ekonomi yang dimaksud di sini yaitu indeks berantai
(indeks pertumbuhan) PDRB atas dasar harga konstan
(ADHK) tahun 2000.
Indeks pertumbuhan PDRB Kota Kediri ADHK
tahun 2009 sebesar 5,06 persen dan tahun 2010 sebesar
5,91 persen, sehingga laju pertumbuhan ekonominya
mengalami peningkatan sebesar 0,85 persen. Adapun
indeks pertumbuhan PDRB Kota Kediri kurun waktu 2006-
2008 berturut-turut sebesar 5,19 persen, 4,51 persen, dan
4,66 persen.
Adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi
Kota Kediri pada tahun 2010 lebih disebabkan oleh adanya
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sektor industri
pengolahan sebesar 1,99 persen dari indeks pertumbuhan
sektor industri pengolahan (ADHK) tahun 2009 sebesar
3,87 persen menjadi sebesar 5,86 persen didukung pula
dengan peran sektor ini terhadap PDRB Kota Kediri yang
amat dominan sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Grafik 4.2 di bawah ini menjelaskan indeks
pertumbuhan PDRB masing-masing sektor pada kurun
waktu 2006 - 2010. Pada grafik tersebut menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada tahun
2010 mengalami penurunan laju pertumbuhan sebesar
0,61 persen dibandingkan dengan tahun 2009.
Adapun untuk sektor pertambangan dan penggalian
karena sejak awal tahun 2010 adanya tindakan tegas dari
http://kedirikota.bps.go.id
43. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
32
-40
-30
-20
-10
0
10
20
2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan
Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,
Hotel & Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
Indeks
pertumbuha
n sektor
listrik, gas
dan air
bersih pada
tahun 2010
sebesar 4,27
persen
aparat Pemerintah Kota Kediri terhadap para pengusaha
penggalian pasir untuk tidak melakukan eksploitasi
disekitar sungai Berantas, maka pada tahun ini tidak ada
produksi pada sektor pertambangan dan penggalian,
sehingga indeks pertumbuhannyapun nol.
Grafik 4.2 Indeks Pertumbuhan PDRB Kota Kediri,
2006 -2010, (%)
Indeks pertumbuhan pada sektor listrik, gas dan air
bersih pada tahun 2010 sebagaimana grafik 4.2 di atas
yaitu sebesar 4,27 persen mengalami peningkatan laju
pertumbuhan sebesar 0,78 persen dibandingkan dengan
tahun 2009.
Sedangkan untuk sektor bangunan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan
dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan dan sektor jasa-jasa indeks pertumbuhan
PDRBnya atas dasar harga konstan pada tahun 2010
berturut-turut sebesar 5,16 persen, 6,31 persen, 5,54
http://kedirikota.bps.go.id
44. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
33
Inflasi PDRB
Kota Kediri
tahun 2010
sebesar 7,22
persen
persen, 5,79 persen dan 4,91 persen.
Apabila dibandingkan dengan indeks pertumbuhan
pada tahun 2009, maka laju pertumbuhan ekonomi kelima
sektor di atas masing-masing sektor mengalami
penurunan. Pada sektor bangunan mengalami penurunan
laju pertumbuhan ekonomi sebesar 0,74 persen.
Pada sektor perdagangan, hotel dan restoran
mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi sebesar
2,19 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi
mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi sebesar
5,66 persen dan sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan mengalami penurunan laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 2,48 persen.
Adapun untuk sektor jasa-jasa laju pertumbuhan
ekonominya mengalami penurunan sebesar 3,86 persen.
4.3. Tingkat Perkembangan Harga.
Harga yang dihitung pada penyusunan PDRB ini
adalah harga produsen, sehingga tingkat perkembangan
harga yang terjadi yaitu adanya perbandingan indeks
harga implisit antara tahun berjalan dibandingkan dengan
indeks harga implisit tahun sebelumnya atau dikenal
dengan sebutan inflasi harga produsen.
Inflasi PDRB Kota Kediri pada tahun 2010 sebesar
7,22 persen mengalami penurunan laju inflasi sebesar
1,20 persen bila dibandingkan dengan inflasi tahun 2009.
Bila diamati masing-masing sektor inflasi PDRB
Kota Kediri tertinggi pada tahun 2010 terjadi pada sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,57 persen.
Hal ini terutama disebabkan oleh adanya inflasi dari sub
sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 9,81
persen.
http://kedirikota.bps.go.id
45. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
34
Sektor 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian 13,95 5,63 8,41 4,66 6,89
Pertambangan dan
Penggalian
10,75 4,47 2,72 10,97 -
Industri 13,16 6,99 12,36 9,19 6,70
Listrik, Gas dan Air B 21,16 1,45 1,33 1,20 6,15
Bangunan 7,15 3,35 10,40 8,35 8,57
Perdagangan, Hotel
& Restoran
13,93 2,40 7,31 6,68 9,57
Pengangkutan dan
Komunikasi
7,83 1,70 2,43 1,47 2,26
Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan
11,05 8,56 5,33 6,91 8,72
Jasa-jasa 10,70 5,86 5,74 6,54 3,97
PDRB 13,16 6,12 10,89 8,42 7,22
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
menempati urutan kedua inflasi terbesar pada PDRB Kota
Kediri tahun 2010. Adapun inflasi PDRB Kota Kediri tahun
2010 terbesar ketiga dialami oleh sektor bangunan yaitu
sebesar 8,57 persen, kemudian disusul oleh sektor
pertanian sebesar 6,89 persen. Setelah itu beruturut-turut
disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 6,70
persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 6,15
persen, sektor jasa-jasa sebesar 3,97 persen dan sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 2,26 persen.
Untuk lebih jelasnya digambarkan oleh tabel 4.3 berikut
ini.
Tabel 4.3 Inflasi PDRB Kota Kediri, 2006 – 2010, (%)
4.4. PDRB dan PDRN perkapita.
PDRB per kapita adalah besaran PDRB yang
dibagi dengan jumlah penduduk suatu wilayah pada
pertengahan tahun yang bersangkutan. Sedangkan
http://kedirikota.bps.go.id
46. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
35
PDRB
perkapita
Kota Kediri
ADHB
dengan PT.
Gudang
Garam
tahun 2010
sebesar
Rp.205,6 M
dan tanpa
PT. Gudang
Garam
sebesar
Rp.64,2 M
PDRN adalah besaran PDRB yang telah dikeluarkan
nilai penyusutannya dibagi dengan jumlah penduduk
suatu wilayah pada pertengahan tahun yang
bersangkutan.
Pada penghitungan PDRB perkapita Kota Kediri
disajikan ke dalam dua bentuk, yaitu atas dasar harga
berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan
(ADHK). Dan mengingat peran PT Gudang Garam
yang cukup besar terhadap angka PDRB Kota Kediri,
maka juga akan disajikan ke dalam bentuk PDRB
perkapita dengan dan tanpa PT. Gudang Garam.
Adapun PDRN Kota Kediri disajikan ke dalam dua
bentuk yaitu atas dasar harga berlaku (ADHB) dan
atas dasar harga konstan (ADHK).
PDRB perkapita Kota Kediri pada tahun 2010
dengan PT. Gudang Garam ADHB sebesar 205,617
juta rupiah dan PDRB perkapita Kota Kediri tahun
2010 tanpa PT. Gudang Garam sebesar 64,182 juta
rupiah.
PDRB perkapita Kota Kediri pada tahun 2010
dengan PT Gudang Garam ADHK sebesar 78,901 juta
rupiah dan PDRB per kapita Kota Kediri tahun 2010
tanpa PT. Gudang Garam ADHK sebesar 24,769 juta
rupiah.
Sedangkan PDRN perkapita Kota Kediri pada
tahun 2010 dengan PT. Gudang Garam ADHB sebesar
184,977 juta rupiah. PDRN perkapita Kota Kediri
pada tahun 2010 dengan PT. Gudang Garam ADHK
sebesar 71,012 juta rupia
Gambar tentang PDRB per kapita Kota Kediri
http://kedirikota.bps.go.id
47. PDRB KOTA KEDIRI TAHUN 2010
4. ANALISIS
36
0
10.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
50.000.000
60.000.000
70.000.000
80.000.000
2006 2007 2008 2009 2010
Dengan PT Gudang Garam Tanpa PT Gudang Garam
kurun waktu 2006-2010 atas dasar harga konstan
dijelaskan dengan grafik 4.3 sebagaimana di bawah
ini.
Grafik 4.3 PDRB per kapita Kota Kediri ADHK, 2006-2010 (rupiah)
http://kedirikota.bps.go.id