Reproduksi pada hewan dilakukan secara generatif untuk menghasilkan keturunan baru. Pada vertebrata, reproduksi dibedakan menjadi ovipar, vivipar, dan ovovivipar, tergantung tempat perkembangan embrio. Sedangkan pada manusia, reproduksi dilakukan secara vivipar melalui proses pembuahan di dalam rahim.
1. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan
peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generatif atau seksual.
Reproduksi pada Hewan Vertebrata – Reproduksi pada hewan
vertebrata hanya terjadi secara generatif. Terjadinya individu baru
didahului dengan adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina
(pembuahan/ fertilisasi). Reproduksi pada vertebrata dibedakan menjadi
ovipar, vivipar, dan ovovivipar.
a) Ovipar (bertelur)
Ovivar terjadi pada hewan yang meletakkan telurnya di luar tubuh
induk betina. Contoh: unggas, ikan, dan katak.
b) Ovovivipar (bertelur beranak)
Sebenarnya hewan ini bertelur, tetapi embrio berkembang pada
saat telur masih berada di dalam tubuh induk betina. Contoh: pada
sebagian reptil (kadal dan ular).
c) Vivipar (beranak)
Embrio berkembang dalam rahim induk betina. Embrio
mendapatkan makanan dari tubuh induk betina melalui plasenta. Contoh:
mamalia dan manusia.
A. PROSES PEMBUAHAN PADA HEWAN
Pada hewan tingkat tinggi, jenis kelamin antara hewan jantan dan
betina dapat dibedakan. Proses pembuahan berdasarkan tempatnya,
2. dibedakan menjadi pembuahan di luar tubuh dan pembuahan di dalam
tubuh.
1) Pembuahan di luar tubuh
Pembuahan di luar tubuh dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Pembuahan luar secara acak, yaitu peristiwa pengeluaran sperma
dan sel telur oleh hewan jantan dan betina secara bersamaan di
sembarang tempat dalam air. Contoh: katak dan ikan.
b) Pembuahan luar dalam sarang, sperma dan sel telur disimpan di
dalam sarang atau cekungan.
2) Pembuahan di dalam tubuh
Pembuahan di dalam tubuh disebut juga fertilisasi internal, terjadi
dalam tubuh induk betina. Sel telur dari ovarium yang dihasilkan
hewan betina dewasa disalurkan ke saluran telur. Sedangkan, hewan
jantan memasukkan sperma ke dalam organ reproduksi betina. Dalam
saluran telur terjadi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dan
sperma. Pembuahan ini dilakukan umumnya pada hewan-hewan reptil,
burung, mamalia, serta beberapa jenis ikan dan amfibi.
B. REPRODUKSI PADA HEWAN VERTEBRATA
1) Reproduksi Ikan
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan
jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan
telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan
berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut
dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka.
3. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan
air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar
testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus
saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di
dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai
ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-
celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan
kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40
jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya
dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam
perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya
beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
Sitem Genitalia jantan dan betina
I. Sistem Genitalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah
rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan
permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali
berlobus.
Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus
bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan
testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian
posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis,
lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan
bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan
sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
4. II. Sistem Genitalia Betina
Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak
pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang
hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan
berjumlah sepasang.
Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian
anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh
fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya.
Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada
Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan
ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu
lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
2) Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar.
Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar.
Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan
katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan
menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap
ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin).
Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang
ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui
oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran
yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak
betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di
kloaka.
5. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga
akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang
berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens
katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura
di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan
kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi
berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan
insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal
merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora
menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan
dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah
insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota
gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi
metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai
berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi.
Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan
paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan
ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah
metamorfosis katak selesai.
Sistem Genitalia pada jantan dan betina
I. Sistem Genitalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang
digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus
adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
6. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan
membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di
dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan
membesar membentuk vasikula seminalis
(penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar
hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-
saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju
ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal,
ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih
jelas dijumpai.
II. Sistem Genitalia Betina
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya
dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus
adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum
berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars
progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-
kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong
(infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum
abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran
yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di
kloaka.
3) Reproduksi Reptil (Reptilia)
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang
bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau
7. kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya
diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di
dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma
bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja
yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk
dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi
oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah
telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil,
telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya.
Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-
kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di
dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan
telurnya.
Sistem Genitalia pada jantan dan betina
I. Sistem Genitalia Jantan
Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan,
berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada
kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada
yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
8. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran
reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus
wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus
mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus
seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior
menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus
deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu
lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
II. Sistem Genitalia Betina
Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral
kolumna vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan
bergelung. Bagian anterior terbuka kerongga selom sebagai ostium,
sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat
glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi
untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
4) Reproduksi Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok
buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam
tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri.
Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut
rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang
dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
9. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat
sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum
yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa
zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh
induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak
burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan
paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Sistem Genitalia pada jantan dan betina
I. Sistem Genitalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian
permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian
paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah
dibuat dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen
dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus
deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal
yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut
glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus
aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di
kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan
epididymis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus
deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
II. Sistem Genitalia Betina
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang
hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
10. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah
kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh
oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian
anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang
mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh
fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan
mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan
membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk
menghasilkan cangkang kapur.
5) Reproduksi Mamalia (Mammalia)
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut
merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina
memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal.
Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia
betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang
alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat
serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam
skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens
yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran
prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang
merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju
uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma
akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding
uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses
pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan
11. banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan
perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
Sistem Genitalia pada jantan dan betina
I. Sistem Genitalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di
dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika
albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak
turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan
sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum
disebut saluran inguinal.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi
duktus deferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis
terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis)
lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan
duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen,
dan vesikula seminalis.
II. Sistem Genitalia Betina
Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan
terletak di dalam rongga pelvis.
Saluran reproduksi Pada monotremata oviduk, oviduk hanya sebelah
kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya
berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus
telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka.
Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus,
dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk
infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.
12. C. SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus mengetahui
terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang
berlangsung di dalamnya.
ORGAN REPRODUKSI MANUSIA
1) PRIA
Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
a. Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat
kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam
organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang
nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.
b. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan
pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
a. Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan
akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone.
Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus
seminiferus.
b. Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar
dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan
mematangkan sperma.
c. Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah
ke atas dan berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk
mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.
d. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana
menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.
13. e. Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi
dan terdapat di penis.
Kelenjar pada organ reproduksi pria
a. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma
sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang.
Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi
bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan
suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
b. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan
menghasilkan getah putih yang bersifat asam.
c. Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar
yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali.
Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.
Gambar Organ Reproduksi padaPria
14. 2) WANITA
Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
a. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan
tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran
persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang
peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
b. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi
menjadi 2 bagian yaitu :
* Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di
bagian luas dan membatasi vulva.
* Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di
bagian dalam dan membatasi vulva.
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
a. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah
sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah
pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan
sel ovum dan hormon wanita seperti :
* Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder
pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel
ovum.
*Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
b. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian
pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct.
Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang
dikeluarkan oleh ovarium.
15. c. Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
d. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum
yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
e. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi.
Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
f. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk
seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia
adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu
janin.
Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
*Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai
pelindung uterus.
* Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi
untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali
ke bentuk semula setiap bulannya.
* Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel
darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding
endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel
ovum matang.
g. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim.
Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
16. h. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai
pada vagina.
i. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva.
Sering disebut dengan klentit.
Gambar Organ Reproduksi pada Wanita
17. MAKALAH FISIOLOGI HEWAN 2
TENTANG
SISTEM REPRODUKSI
OLEH :
KELOMPOK 7
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP MATARAM
2013
18. Anggota kelompok
Syafitra (10.211.318)
Sri dewi pujiastuti (10.211.313)
Hatiah (10.211.316)
Azan pariji (10.211.320)
Saheburrahman (10.211.324)
Maya irmayanti (10.211.361)