Dokumen tersebut membahas rencana penyusunan zoning regulation untuk kawasan ekonomi khusus di Pulau Bintan. Dokumen menjelaskan potensi sumber daya alam dan ekonomi di berbagai kawasan di Bintan serta menganalisis daya dukung lahan dan kesesuaian untuk pengembangan berbagai sektor industri dan pariwisata.
4. JAKAN RTRW
KESESUAIAN
KEGIATAN (TimNas)
an Tata Guna
Lahan
Perhubungan
Permukiman Maritim
an Kawasan
Lindung
Perdagangan
CBD/Ibu Kota Industri
Pariwisata
Perbankan
i Awal Kesesuaian
una Lahan
• Indikasi Kesesuaian peruntukan
• Indikasi Peluang Investasi
KONDISI EKSISTING KAJIAN FIS
Kegiatan Eksisting Kemiringan le
Peluang kegiatan
penunjang
Potensi Air T
Lokasi Eksisting Penggunaan T
Luas Peruntukan Geologi
Jenis Tan
• Karakter Fisik Lokasi UsIndikasi Kesesuaian peruntukan
Indikasi Peluang Investasi
7. Kawasan CBD : Kawasan Industri dan Ja
TELUK BINTAN
Kawasan CBD : Kawasan Industri dan Ja
x
8. an Eksisting Lokasi Luas
ti karet Toapaya, Bintan 23.983,00
KBLI Kegiatan Eksisting
01122
Pertanian 2
Peluang Investasi Kegiatan penunjang
23.983,00 - Getah Lateks dan Lateks pekat
- Drumb Rubber
- Pipa Karet tidak divulkanisasi
- Benang dan tali divulkanisasi
- Plat/lembaran divulkanisasi
- Tabung,pipa, slang divulkanisasi
- Ban
- Perlengkapan kendaraan
- Karet untuk kesehatan
- Pakaian dan alas kaki
- Barang lain dari karet divulkanisasi
- Kayu
9. LI Kegiatan Eklsisting Luas
1 Penangkapan ikan di laut 32.623 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 Budidaya biota di laut 380.577
1 Industri pengalengan ikan dan
biota perairan lainnya
10.000
4 Industri pembekuan ikan dan
biota perairan lainnya
9 Industri pengolahan dan
pengawetan lainnya untuk ikan
dan biota perairan lainnya
Peluang Investasi Penunjang
Industri Pembuatan Alat
Pabrik Es
Industri Garam
Pelabuhan Ikan
Industri SPBU
Industri Spare part
Galangan Kapal
Cold Storage
Importir & Pedagang Spare part
Perdagangan antar Pulau
Restoran Seafood
Jasa Pendidikan dan Pelatihan
10. Pusat
Sub
Pengembangan
Lingkup
Pengembangan
Atraksi
Bahari
Pengembang
an
dayaan
Pengembangan
Penangkapan
Ikan
Pengembangan
Departemen kelautan dan perikanan
pembangunan kelautan dan perikanan
dalam kaitannya dengan penataan
onal dan daerah,
Pontianak, Batam, Pangkal PinangPusat Pengembangan
Pemangkat, Mempawah, Singkaw
Ketapang, Natuna, Tarempa, Tan
Pinang, Tj. Balai Karimun, Temb
Kuala Tungkal, Muara Sabak, Pale
Sungai Liat, Tj. Pandan
Kalbar, Kep. Riau, Bangka - Belitun
Sub Pusat
Pengembangan
Lingkup Wilayah
Pem
Pem
kete
anta
wisa
Pem
kete
hilir
peri
POLA
1. Internasional
1.Budidaya Ikan,
2.Budidaya
Kerang,
3.Budidaya
Rumput Laut
1. Ikan Pelagis
Besar,
2. Ikan Pelagis
Kecil
3. Ikan Demersal
KOMODITI/PRODUK
Pengembangan
Atraksi Wisata
Bahari
1.Pangkal Pinang
2.Tj. Pandan
3.Sungai Liat
4.Tj. Pinang
5.Muara Sabak
6.Kuala Tungkal
7.Tembilahan
Pengembang-
an Pembudi-
dayaan Ikan
1.Pemangkat
2.Tj. Pandan
3.Ketapang
4.Tarempa
5.Teluk Batang
6.Sungai Liat
PUSAT KEGIATAN
INDIKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR
KEGIATAN
Pengembangan
Penangkapan
Ikan
1.Wisata Laut (Di-
ving,Snorkling)
2.Wisata Suaka
Alam Laut
3.Wisata Pantai
Pengembangan
Pem
Bada
Bers
1.Pontianak
2.Batam
3.Pangkal Pinang
4.Tj. Pandan
5.Natuna
11. USULAN UNTUK KEK
KOTA TANJUNG PINANG
Kawasan Senggarong R
masih kosong, diperuntu
bagi Kawasan Industri d
Pariwisata
Kawasan Dompak Darat
Kawasan Madong
• Luas < 500 ha
• Kawasan sekitarnya su
ada permukinan padat
3 RT, 1RW)
• Sulit untuk dilakukan
perluasan
12. BWK UTARA
BWK TENGAH
BWK SELATAN
Kaw. Wisata Lagoi
23.000 Ha
Kaw. Industri
Lobam 4.000 Ha
na Pelabuhan
luk
Rencana CBD dan
Ferry Terminal BSB
Lintas Barat
51 Km
Lintas Barat – Timur
Kawasan Ibukota
BSB 5.000 Ha
Rencana CBD dan
Ferry Terminal BSB
Outer Ring Road
40 Km
Kaw. Wisata Bahari
Pantai Trikora 1.844 Ha
Kaw. Pertanian
Toapaya 1.510 Ha
Kaw. Maritim 400 Ha
Kaw. Industri
Galang Batang 1.700 Ha
Rencana Pelabuhan
Kaw. Maritim
Rencana Pelabuhan Industri
Galang Batang
Inner Ring Road 41 Km
15. DAYA DUKUNG & KESESUAIAN LAHA
ANALIS
DAYA DUKUNG & KESESUAIAN LAHA
16. QTg
TRg
Tma
QTta
1°10'1°00'0°50'
Pelabuhan
Bandar Udara
Æ`
Î
Su mber :
- Peta Rupabumi Bakosurtanal Skal a 1 : 50.000
- Peta Geolo gi - Ditj en Sumber Daya Mi neral Skala 1 : 250 .000
Kantor Camat
Sempadan Pantai
Jalan
Rencana Jalan Lintas Barat Timur
Rencana Jalan Lintas Barat
Pantai
Batas Desa/Kelurahan
Batas Kecamatan
Batas Kota
Usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
#Y
KETERANGAN
SKALA 1 : 100.000
3000 0 3000 6000 Meter
U
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
GE O L O G I
PULAU BINTAN
1 Kawasan Industri Lobam (3.901 Ha.)
USULAN KEK
Kawasan Pengembangan Pariwisata Terpadu (2.396 Ha.)
Kuala Sempang dan Pengujan3
5 Kawasan Ibukota Kab. Bintan Bandar Sri Bentan
Kawasan Wisata Terpadu Lagoi (19.108 Ha.)4
8 Kawasan Industri Galang Batang
Kawasan Industri Maritim Bintan Timur9
7 Kawasan Pariwisata Bahari Pantai Trikora
Kawasan Pertanian Toapaya6
Kawasan Industri Pulau Lobam (3.901 Ha.)2
10 Kawasan Pulau Dompak (Kota Tg.Pinang)
Kawasan Senggarang (Kota T g.Pinang)11
Kawasan Pulau Air Raja/Mandong (Kota Tg.Pinang)12
Î
Pelabu han
Kijang
Î
Î
Pelab uhan
Tg . Pina ng BANDAR
UDARAÆ`
4
5
7
6
8
9
10
11
12
104°40'
104°40'
104° 30'
104° 30'
1°10'1°00'0°50'
Alluvium
Andesit dan Tufa
Formasi Air Benakat
Formasi Goungon
G ranit
GEOLOGI
TUTUPAN LAHANI PETATANAH
KARAKTERISTIK
LAHAN
EL RATING
UAIAN LAHAN
PETA KESESUAIAN LAHAN:
• Arena bermain
• Piknik
• Tempat berkemah
• Bangunan tanpa ruang bawah tanah
• Bangunan dengan ruang bawah tanah
TUTUPAN LAHAN LERENG/KEMIRINGA
KAWASAN YANG BOLEH DIBANGUN
SATUAN PETA TANAH
17. a-
h
SPT
1
SPT
2
SPT
3
SPT
4
SPT
5
SPT
6
SPT
7
S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2
S2 S3 S2 S3 S2 S3 S2
S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2
ah
n
n
h
S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2
S3 S2 S3 S3 S3 S2 S2
S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3
S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3
S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3
SPT
8
SPT
9
SPT
10
SPT
11
SPT
12
SPT
13
SPT
14
SP
15
S2 N N S2 S3 N N S2
S3 N N S3 N N N S2
S2 N N S2 S3 N N S2
S2 N N S2 S3 N N S2
S2 N N S2 S3 N N S3
N N N S3 N N N S2
S3 N N S3 S3 N N S2
N N N S3 N N N S2
19. PETA DAERAH ALIRAN SUNGAIWASAN YANG BOLEH &
OLEH DIKEMBANGKAN
KETERSEDIAAN KAWASAN
PENGEMBANGAN
ETUAN JENIS INDUSTRI
RDASARKAN ANALISIS
NOMI/PERDAGANGAN
ZONASI KAWASAN
PENENTUAN ZONA KAWASAN PENGEMBANGAN
0°42'00"
0°52'30"
1°3'00"
1°13'30"
104°21'00"
104°21'00"
104°31'30"
104°31'30"
104°42'00"
104°42'00"
1
PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI
KETERSEDIAAN KAWASAN
PENGEMBANGAN
ZONASI KAWASAN ZONING
PETA TGHK
PENENTUAN ZONA KAWASAN PENGEMBANGAN
TATA GUNA LAHA
EKSISTING & RTR
21. Adanya keterkaitan Fungsional
Enclave. Keterkaitan antar industri
diperoleh efisiensi dan efektifitas
Pemilihan jenis industri tertentu
mempertimbangkan peruntukan
berdasarkan ketentuan RTRW
Jenis produk yang dihasilkan
berat (Bulky) dan potensi limbah
ketersediaan sumber daya air;
Dampak kebelakang (backward
(forward linkages) dari sektor
Tingkat teknologi yang digunakan
Technology).
asar Pertimbangan Pemilihan
Fungsional Antar Industri Dalam Set
industri dalam enclave penting a
efektifitas operasional (Clustering ) ;
tertentu ke dalam encalve juga pe
peruntukan kawasan di masing-mas
;
oleh industri dilihat dari uku
limbah yang akan dihasilkan se
;
backward linkages) dan dampak kedep
sektor unggulan (sektor basis) ;
digunakan (Intermediate and H
Jenis Industri di Setiap Encla
22. engingat Bintan dan Tanjung Pinang
husus (KEK) yang karakteristik wilayahnya
Indonesia, maka Bintan khususnya
erdagangan dan investasi intra kawasan
egara mitra dagang potensial seperti China,
alam konteks mata rantai produksi
hususnya Bintan) memiliki potensi untuk
wilayahnya, serta lebih mengkonsentrasikan
konomi ASEAN dalam hal pengembangan
tomotif, Agro Based, ICT, Industri berbasis
einginan Singapura untuk “membantu”
dah barang tentu tidak terlepas dari
ebutuhan lahan untuk perumahan, perkantoran
u, dengan tingkat upah tenaga kerjanya
conomic), maka Singapura menginginkan
KK.
eunggulan Singapura dalam penguasaan
ntan untuk menjadi kawasan pengembangan
dustry) bagi industri komponen utama
engembangan industri di Bintan, hendaknya
merupakan bagian dari Kawasan Eko
wilayahnya lebih siap dibandingkan KEK lai
akan menjadi salah satu “pintu gerb
kawasan ASEAN maupun ASEAN dengan ne
China, India dan Jepang.
produksi dunia (global supply chain), KEK
untuk mengembangkan industri pendu
mengkonsentrasikan diri pada kesepakatan kerja
pengembangan beberapa produk strategis, ya
berbasis kayu dan sebagainya.
“membantu” Indonesia dalam pengembangan KEK
dari sisi tingginya permintaan warganya
perkantoran dan resort (Pariwisata). S
kerjanya yang relatif tinggi (disscal
menginginkan relokasi bagi industri-industri ke
penguasaan teknologi (IT), memberi peluang
pengembangan industri pendukung (suppo
utama IT di Singapura. Akan tetapi, d
hendaknya perlu mengambil pelajaran
23. ndustri di Singapura Industri
ectronic Product and Component Industri komponen
onstruction Industri Semen,
hemical and Clinical Product Produk Input
ransport Equipment Industri Kecil
hip Building
Industri Komponen
hip Repair
il Rig Construction Pipeline Industry
iomedical Science Cluster Herbal Industri
eal Estate Industri Furniture
ndustri di Malaysia Industri
Wood Product Industri Lem
ectronic And Electrical Industri komponen
ransport Equipment Industri pendukung
alm Oil Product Palm Oil Refined
ood and Beverage (Halal Product) Processing
utomotive Industri Spareparts
erospace Industri Spareparts
eramics Tambang Granit
Di Indonesia (KEK Bintan)
komponen Pendukung ICT
Semen, Tambang, Gypsum
Input Chemical dan Clinical Product
Kecil Komponen Kendaraan
Komponen Pendukung Perkapalan
Industry
Industri
Furniture dan produk kayu
Di Indonesia (KEK Bintan)
Lem, Cat dsb
komponen Pendukung industri Electronic &Ele
pendukung komponen kendaraan
Refined Industry
Processing and Preservation of fish, Vegetable and Mea
Spareparts kendaraan, Aki and Ban
Spareparts Penerbangan
Granit
25. MATERI PERATURAN ZONASI
Klasifikasi Zonasi
Daftar Kegiatan
Penetapan/Delineasi
Blok Peruntukan
Aturan Teknis Zonasi /
Pemanfaatan Ruang
Aturan Kegiatan Dan
Penggunaan Lahan
Aturan Prasarana
Minimum
Aturan Lain-
Lain/Tambahan
Aturan Khusus
MATERI PERATURAN ZONASI
10. Teknik Pengaturan
Zonasi
11. Peta Zonasi
12. Aturan Variansi
Pemanfaatan Ruang
13. Aturan Insentif Dan
Disinsentif
14. Aturan Perubahan
Klasifikasi Zona
15. Aturan Dampak
Pemanfaatan Ruang /
Dampak Pembanguna
16. Peran Serta Masyarak
Dalam Penyusunan
Peraturan Zonasi
17. Aturan Administrasi
26. KLASIFIKASI ZONASI
ARAHAN JENIS INDUSTRI DI
KEK KAB. BINTAN DAN KOTA
TJ.PINANG :
9 KATEGORI DAN
36 GOLONGAN POKOK
DASAR RUJUKAN
KLASIFIKASI ZONASI :
KBLI 2005
TEGORI /
KODE JUDUL / DESKRIPSI / KLASIFIKASI ZONA
INDUSTRI PENGOLAHAN
5 INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
8 INDUSTRI PAKAIAN JADI
9 INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT DAN ALAS KAKI
1 INDUSTRI KERTAS, BARANG DARI KERTAS DAN SEJENISNYA
CONTOH KLASIFIKASI ZONA
KLASIFIKASI ZONASI
36 JENIS KLASIFIKASI
ZONASI
PROSES
PENYUSUNAN
UDUL / DESKRIPSI / KLASIFIKASI ZONA
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT DAN ALAS KAKI
INDUSTRI KERTAS, BARANG DARI KERTAS DAN SEJENISNYA
CONTOH KLASIFIKASI ZONA
27. NOMENKLATUR KODE ZONASI
D.15
KATEGORI
Menunjukkan Garis
Pokok
Penggolongan
Kegiatan Ekonomi
NOMENKLATUR KODE ZONASI
D.15
GOLONGAN POKOK / KLASIFIKA
ZONA
Merupakan Uraian Lebih Lanjut
Kategori. Setiap Kategori diurai
menjadi satu atau beber
golongan pokok (maks. 5 gol.po
kecuali industri pengolahan )
28. KODE
ZONA
KLASIFIKASI
ZONA
D.15 ZONA
INDUSTRI
MAKANAN
DAN
MINUMAN
DEFINISI DAN TUJUAN
PENETAPAN ZONA
DEFINISI DAN TUJUAN
PENETAPAN ZONA
TUJUAN KHUSUS PENETAPAN :
Menyediakan ruang bagi kegiatan-
kegiatan produksi makanan dan
minuman.
DEFINISI :
Zona ini mencakup kegiatan untuk
usaha industri Pengolahan dan
Pengawetan Daging, Ikan, Buah-buahan
Sayuran, Minyak dan Lemak; Industri
Susu dan Makanan Dari Susu; Industri
Penggilingan Padi-padian, Tepung dan
Pakan Ternak; Industri Makanan
DEFINISI DAN TUJUAN
PENETAPAN ZONA
29. DAFTAR KEGIATAN
ATEGORI /
KODE
JENIS KEGIATAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
INDUSTRI MAKANAN DAN
1 Pengolahan dan Pengawetan Daging, Ikan,
Buah-buahan, Sayuran, Minyak dan Lemak
11 Pemotongan Hewan dan Pengawetan Daging
111 Industri pemotongan hewan
112 Industri pengolahan dan pengawetan daging
121 Industri Pengalengan ikan dan Biota Perairan
DAFTAR KEGIATAN
JENIS KEGIATAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
INDUSTRI MAKANAN DAN
Pengolahan dan Pengawetan Daging, Ikan,
buahan, Sayuran, Minyak dan Lemak
Pemotongan Hewan dan Pengawetan Daging
Industri pemotongan hewan
Industri pengolahan dan pengawetan daging
Industri Pengalengan ikan dan Biota Perairan
32. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN /
PEMANFAATAN RUANG PADA TIAP
KATEG
ORI /
KODE
JENIS ZONA
D.15
INDUSTRI MAKANAN DAN
MINUMAN
D.18 INDUSTRI PAKAIAN JADI
D.19
INDUSTRI KULIT, BARANG DARI
KULIT DAN ALAS KAKI
D.21
INDUSTRI KERTAS, BARANG DARI
KERTAS DAN SEJENISNYA
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN /
PEMANFAATAN RUANG PADA TIAP-TIAP ZONA
DIMENSI
PERPETAKAN
KDB
MAX
(%)
KLB
MAX
(%)
LUAS
MIN
(M2)
LEBAR
MIN
(M2)
LEBAR
JALAN
(ROW)
MIN (M)
3.000 30 60 1,2
3.000 30 60 1,2
3.000 30 60 1,2
3.000 30 60 1,2
33. MATRIKS KEGIATAN YANG
DIIJINKAN DAN DILARANG
JENIS KEGIATAN
D.15
MAKAN
AN
MINUMA
N
NDUSTRI PENGOLAHAN
NDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
ndustri pemotongan hewan X
ndustri pengolahan dan pengawetan daging I
ndustri Pengalengan ikan dan Biota Perairan
Lainnya I
ndustri penggaraman/pengeringan ikan dan
biota perairan lainnya I
ndustri pengasapan ikan dan biota perairan
ainnya I
ndustri pembekuan ikan dan biota perairan
ainnya I
SI KEGIATAN :
MATRIKS KEGIATAN YANG
DIIJINKAN DAN DILARANG
D.15 D.18 D.19 D.21 D.24 D.25 D.2
MAKAN
AN -
MINUMA
PAKAI
AN
JADI
BARA
NG
KULIT
KERTA
S
KIMIA KARET
GA
N N
LO
M
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
34. ATURAN PERUBAHAN ZONA
O
DE
JENIS KEGIATAN
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
INDUSTRI PAKAIAN JADI
INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT DAN ALAS
KAKI
INDUSTRI KERTAS, BARANG DARI KERTAS DAN
SEJENISNYA
INDUSTRI KIMIA DAN BARANG-BARANG DARI
BAHAN KIMIA
INDUSTRI KARET, BARANG DARI KARET DAN
BARANG DARI PLASTIK
INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN LOGAM
ATURAN PERUBAHAN ZONA
D.15 D.18 D.19 D.21
MAKA
NAN-
MINU
MAN
PAKAI
AN
JADI
BARA
NG
KULIT
KERTA
S
B X X
I X X
INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT DAN ALAS I B I
INDUSTRI KERTAS, BARANG DARI KERTAS DAN I B I
BARANG DARI I B I I
INDUSTRI KARET, BARANG DARI KARET DAN I B I I
INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN LOGAM I B B B