SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
Télécharger pour lire hors ligne
TUGAS KELAS B
PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU
Dosen Pengampu
Prof. Dr.rer.nat Dedi Rosadi, S.Si., M.Sc
Asisten Praktikum
Dwi Aji Widiantoro (16225)
Robertus Indrakurniawan (16218)
Disusun Oleh:
15/383355/PA/17015
LABORATORIUM KOMPUTASI MATEMATIKA DAN STATISTIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
SOAL
The data have been obtained in [Box, G.E.P. and Jenkins, G.M. (1976). Time Series Analysis:
Forecasting and Control. Holden-Day, San Francisco], and correspond to monthly international
airline passengers (in thousands) from January 1949 to December 1960. Please do forecast
analysis for up to five months ahead and give suggestions for the airport or the company that
take care of air traffic, such as Angkasa Pura.
Month International Airline Passengers (thousands)
Dec-60 432
Nov-60 390
Oct-60 461
Sep-60 508
Aug-60 606
Jul-60 622
Jun-60 535
May-60 472
Apr-60 461
Mar-60 419
Feb-60 391
Jan-60 417
Dec-59 405
Nov-59 362
Oct-59 407
Sep-59 463
Aug-59 559
Jul-59 548
Jun-59 472
May-59 420
Apr-59 396
Mar-59 406
Feb-59 342
Jan-59 360
Dec-58 337
Nov-58 310
Oct-58 359
Sep-58 404
Aug-58 505
Jul-58 491
Jun-58 435
May-58 363
Apr-58 348
Mar-58 362
Feb-58 318
Jan-58 340
Dec-57 336
Nov-57 305
Oct-57 347
Sep-57 404
Aug-57 467
Jul-57 465
Jun-57 422
May-57 355
Apr-57 348
Mar-57 356
Feb-57 301
Jan-57 315
Dec-56 306
Nov-56 271
Oct-56 306
Sep-56 355
Aug-56 405
Jul-56 413
Jun-56 374
May-56 318
Apr-56 313
Mar-56 317
Feb-56 277
Jan-56 284
Dec-55 278
Nov-55 237
Oct-55 274
Sep-55 312
Aug-55 347
Jul-55 364
Jun-55 315
May-55 270
Apr-55 269
Mar-55 267
Feb-55 233
Jan-55 242
Dec-54 229
Nov-54 203
Oct-54 229
Sep-54 259
Aug-54 293
Jul-54 302
Jun-54 264
May-54 234
Apr-54 227
Mar-54 235
Feb-54 188
Jan-54 204
Dec-53 201
Nov-53 180
Oct-53 211
Sep-53 237
Aug-53 272
Jul-53 264
Jun-53 243
May-53 229
Apr-53 235
Mar-53 236
Feb-53 196
Jan-53 196
Dec-52 194
Nov-52 172
Oct-52 191
Sep-52 209
Aug-52 242
Jul-52 230
Jun-52 218
May-52 183
Apr-52 181
Mar-52 193
Feb-52 180
Jan-52 171
Dec-51 166
Nov-51 146
Oct-51 162
Sep-51 184
Aug-51 199
Jul-51 199
Jun-51 178
May-51 172
Apr-51 163
Mar-51 178
Feb-51 150
Jan-51 145
Dec-50 140
Nov-50 114
Oct-50 133
Sep-50 158
Aug-50 170
Jul-50 170
Jun-50 149
May-50 125
Apr-50 135
Mar-50 141
Feb-50 126
Jan-50 115
Dec-49 118
Nov-49 104
Oct-49 119
Sep-49 136
Aug-49 148
Jul-49 148
Jun-49 135
May-49 121
Apr-49 129
Mar-49 132
Feb-49 118
Jan-49 112
JAWAB
1. Meramalkan jumlah Peserta KB Aktif yang menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik
pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk 5 periode mendatang.
 Grafik Data Asli
Interpretasi:
Dari grafik data asli di atas, dapat dilihat bahwa data masih belum stasioner
terhadap variansi dikarenakan range data sangat besar yakni dari sekitaran 0 sampai
700. Selain itu, data juga belum stasioner terhadap mean karena pada grafik diatas
tampak bahwa data tidak berada di sekitar 0. Dari dari grafik tersebut terdapat efek
musiman setiap bulanan atau 12 pengamatan setiap periode seperti pada penyajian
data, maka akan digunakan metode musiman multiplikatif, dan perlu dilakukan
transformasi dan differencing terlebih dahulu.
 DIFFERENCING 0 (DDIF0)
Grafik
0
100
200
300
400
500
600
700
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DATA
Interpretasi:
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada differencing data yang ke-nol, mean
data menjadi memiliki interval antara -10 sampai 80. Pada differencing ke-nol ini
tampak bahwa data secara keseluruhan belum mendekati nol(0), tetapi ada juga data
yang jauh dari titik nol. Jika data sudah berada disekitar garis nol, maka asumsi
terpenuhi bahwa DDIF0 sudah stasioner terhadap mean, tetapi pada grafik tersebut
data tidak berada di sekitar garis nol, sehingga belum stasioner terhadap mean.
Tetapi untuk lebih memastikan apakah sudah stasioner terhadap mean, akan
dilakukan uji ADF Test.
ADF TEST DDIF0
- Hipotesis
H0 : Data tidak stasioner terhadap mean
H1 : Data stasioner terhadap mean
- Tingkat signifikansi
α = 5%
- Statistik uji
Nilai ADF Test Statistic = -3,383021
Test Critical Value:
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DDIF0
1% level = -3,481217
5% level = -2,883753
10% level = -2,578694
- Daerah kritik
H0 ditolak jika nilai ADF Test Statistic < semua Test Critical Value
(ADF Test = -3,383021) > (1% level = -3,481217)
(ADF Test = -3,383021) < (5% level = -2,883753; 10% level = -2,578694)
Maka H0 tidak ditolak
- Kesimpulan
H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa DDIF 0 belum stasioner
terhadap mean.
Karena DDIF 0 masih belum stasioner terhadap mean, maka akan
dilanjutkan ke Differencing 1.
 DIFFERENCING 1 (DDIF1)
Grafik
Interpretasi:
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada differencing data yang pertama, mean
data menjadi memiliki interval antara -40 sampai 60. Pada differencing pertama ini
tampak bahwa data secara keseluruhan mendekati nol(0), tetapi ada juga data yang
jauh dari titik nol. Jika data sudah berada digaris nol, maka asumsi terpenuhi bahwa
DDIF1 sudah stasioner terhadap mean. Tetapi untuk lebih memastikan apakah
sudah stasioner terhadap mean, akan dilakukan uji ADF Test.
-40
-20
0
20
40
60
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DDIF1
ADF TEST DDIF1
- Hipotesis
H0 : Data tidak stasioner terhadap mean
H1 : Data stasioner terhadap mean
- Tingkat signifikansi
α = 5%
- Statistik uji
Nilai ADF Test Statistic = -15,59562
Test Critical Value:
1% level = -3,481217
5% level = -2,883753
10% level = -2,578694
- Daerah kritik
H0 ditolak jika nilai ADF Test Statistic < semua Test Critical Value
(ADF Test = -15,59562) < (1% level = -3,481217; 5% level = -2,883753;
10% level = -2,578694)
Maka H0 ditolak
- Kesimpulan
H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa DDIF 1 stasioner terhadap
mean.
Meskipun DDIF1 sudah stasioner terhadap mean, tetapi untuk lebih
memastikan akan dilakukan DDIF3.
 DIFFERENCING 2 (DDIF2)
Grafik
Interpretasi:
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada differencing data yang kedua, mean data
menjadi memiliki interval antara -80 sampai 100. Pada differencing kedua ini
tampak bahwa data secara keseluruhan mendekati nol(0), tetapi ada juga data yang
jauh dari titik nol. Jika data sudah berada digaris nol, maka asumsi terpenuhi bahwa
DDIF2 sudah stasioner terhadap mean. Tetapi untuk lebih memastikan apakah
sudah stasioner terhadap mean, akan dilakukan uji ADF Test.
ADF TEST DDIF2
- Hipotesis
H0 : Data tidak stasioner terhadap mean
H1 : Data stasioner terhadap mean
- Tingkat signifikansi
α = 5%
- Statistik uji
Nilai ADF Test Statistic = -8,097600
Test Critical Value:
1% level = -3,484653
5% level = -2,885249
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DDIF2
10% level = -2,579491
- Daerah kritik
H0 ditolak jika nilai ADF Test Statistic < semua Test Critical Value
(ADF Test = -8,097600) < (1% level = -3,484653; 5% level = -2,885249;
10% level = -2,579491)
Maka H0 ditolak
- Kesimpulan
H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa DDIF 2 stasioner terhadap
mean.
KESIMPULAN DIFFERENCING
Nilai ADF Test DDIF0 = -3,383021 > Nilai Test DDIF1 = -15,59562, tetapi setalah
diuji DDIF2 diketahui bahwa Nilai ADF Test DDIF2 = -8,097600 > Nilai Test
DDIF2 = -15,59562. Untuk menentukan Differencing dipillih nilai ADF Test yang
terkecil, maka yang dipakai adalah DDIF1.
Meskipun DDIF1 sudah stasioner terhadap mean, tetapi pada grafik DDIF1 di atas,
dapat dilihat bahwa data masih belum stasioner terhadap variansi dikarenakan range
data sangat besar yakni dari sekitaran -40 sampai 60, maka akan dilakukan
transformasi.
 TRANSFORMASI (DTRANS1)
Grafik
Interpretasi:
-.15
-.10
-.05
.00
.05
.10
.15
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DTRANS1
Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa trasformasi telah berhasil
menstasionerkan data terhadap variansi, hal ini dapat dilihat dari range data yang
menjadi kecil. Yang pada awalnya range data berada disekitar -40 sampai 60.
Setelah dilakukan transformasi, range data berada disekitar -0,15 sampai 0,15. Jadi,
data telah stasioner terhadap variansi.
 CORRELOGRAM
Interpretasi:
Model yang akan didapat adalah model SARIMA (p,d,q)(P,D,Q)s dengan d atau
difference = 1 dan s = 12. Karena data asli di differencing menggunakan ddif1.
Dengan nilai batas (garis) = 0,1719033718, maka didapat nilai p,q,P,Q :
- Dilihat dari kolom Autocorrelation kita dapat mengetahui nilai q atau nilai
MA yaitu 1 karena terjadi cut off setelah lag ke 1.
- Dilihat dari kolom Partial Correlation kita dapat mengetahui nilai p atau
nilai AR yaitu 1 karena terjadi cut off setelah lag ke 1
- Dilihat dari PACF kelipatan 12,24,dst terjadi perulangan sebanyak 1 kali
sehingga nilai P atau SAR yaitu 1
- Dilihat dari ACF kelipatan 12,24,dst terjadi perulangan sebanyak 1 kali
sehingga nilai Q atau SMA yaitu 1
Sehingga didapat model awal = SARIMA (1,1,1) (1,1,1) 12
Didapatkan 12 model yaitu:
SARIMA(1,1,1)(1,1,0)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,1)(1,1,0)12 Tanpa Konstan
SARIMA(1,1,1)(0,1,1)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,1)(0,1,1)12 Tanpa Konstan
SARIMA(1,1,0)(1,1,0)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,0)(1,1,0)12 Tanpa Konstan
SARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 Tanpa Konstan
SARIMA(0,1,1)(1,1,0)12 dengan Konstan SARIMA(0,1,1)(1,1,0)12 Tanpa Konstan
SARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 dengan Konstan SARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 Tanpa Konstan
 UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER
- Hipotesis
H0 : Variabel/konstan tidak signifikan masuk model
H1 : Variabel/konstan signifikan masuk model
- Tingkat signifikansi
α = 5%
- Statistik uji
p-value pada probability
- Daerah kritik
H0 ditolak jika p-value < α
- Kesimpulan
Jika P-value < α maka variabel/konstan signifikan masuk model.
No. Model Variabel P-value Kesimpulan Kesimpulan
Model
1. SARIMA
(1,1,1)
(1,1,0) 12
C
AR(1) 0,7959 Variabel tidak signifikan terhadap
model
Model tidak
signifikan
SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
MA(1) 0,0012 Variabel signifikan terhadap model
Konstan 0,6830 Konstan tidak signifikan terhadap
model
2. SARIMA
(1,1,1)
(1,1,0) 12
AR(1) 0,8398 Variabel tidak signifikan terhadap
model
Model tidak
signifikan
SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
MA(1) 0,0017 Variabel signifikan terhadap model
3. SARIMA
(1,1,1)
(0,1,1) 12
C
AR(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan
MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
Konstan 0,0010 Konstan signifikan terhadap model
4. SARIMA
(1,1,1)
(0,1,1) 12
AR(1) 0,0443 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan
MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
5. SARIMA
(1,1,0)
(1,1,0) 12
C
AR(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model tidak
signifikanSAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
Konstan 0,8165 Konstan tidak signifikan terhadap
model
6. SARIMA
(1,1,0)
(1,1,0) 12
AR(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan
SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
7. SARIMA
(1,1,0)
(0,1,1) 12
C
AR(1) 0,0003 Variabel signifikan terhadap model Model tidak
signifikanSMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
Konstan 0,6943 Konstan tidak signifikan terhadap
model
8. SARIMA
(1,1,0)
(0,1,1) 12
AR(1) 0,0003 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan
SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
9. SARIMA
(0,1,1)
MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model tidak
signifikanSAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
(1,1,0) 12
C
Konstan 0,7035 Konstan tidak signifikan terhadap
model
10. SARIMA
(0,1,1)
(1,1,0) 12
MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan
SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
11. SARIMA
(0,1,1)
(0,1,1) 12
C
MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model tidak
signifikanSMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
Konstan 0,6035 Konstan tidak signifikan terhadap
model
12. SARIMA
(0,1,1)
(0,1,1) 12
MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan
SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
Output model di atas:
Interpretasi:
Setelah di uji dengan tingkat singnifikansi 5%, maka didapatkan model yang signifikan yaitu:
Model Signifikan
SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 DENGAN KONSTAN
SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 TANPA KONSTAN
SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 TANPA KONSTAN
SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 TANPA KONSTAN
SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 TANPA KONSTAN
SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 TANPA KONSTAN
Setelah didaptkan model yang signifikan, akan dilakukan diagnostic checking dengan model
yang signifikan
 DIGANOSTIC CHECKING
a. Normalitas Residual
- Hipotesis
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
- Tingkat signifikansi
α = 5%
- Daerah kritik
H0 ditolak jika p-value < α
- Statistik uji dan kesimpulan
1) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Dengan Konstan
P-value= 0,056192 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak.
Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal.
2) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Kontans
0
4
8
12
16
20
-0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10
Series: Residuals
Sample 1950M03 1960M12
Observations 130
Mean 0.003271
Median 0.005483
Maximum 0.098105
Minimum -0.120578
Std. Dev. 0.035444
Skewness -0.420503
Kurtosis 3.596420
Jarque-Bera 5.757951
Probability 0.056192
P-value= 0,087773 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak.
Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal.
3) SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
P-value= 0,667107 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak.
Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal.
4) SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
P-value= 0,837926 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak.
0
4
8
12
16
20
-0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10
Series: Residuals
Sample 1950M03 1960M12
Observations 130
Mean -0.000396
Median -0.001488
Maximum 0.100640
Minimum -0.133950
Std. Dev. 0.036246
Skewness -0.189702
Kurtosis 3.868557
Jarque-Bera 4.865997
Probability 0.087773
0
4
8
12
16
20
-0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10
Series: Residuals
Sample 1951M03 1960M12
Observations 118
Mean -0.000822
Median -0.000281
Maximum 0.102561
Minimum -0.106731
Std. Dev. 0.038081
Skewness 0.115344
Kurtosis 3.333840
Jarque-Bera 0.809609
Probability 0.667107
0
4
8
12
16
20
24
-0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10
Series: Residuals
Sample 1950M03 1960M12
Observations 130
Mean 7.72e-05
Median -0.001757
Maximum 0.095441
Minimum -0.113635
Std. Dev. 0.036524
Skewness -0.079998
Kurtosis 3.199225
Jarque-Bera 0.353652
Probability 0.837926
Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal.
5) SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
P-value= 0,469136 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak.
Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal.
6) SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
P-value= 0,504893 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak.
Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal.
b. Homoskedastisitas Residual
Terpenuhi jika tidak ada log yang melewati batas.
𝑩𝒂𝒕𝒂𝒔 = 𝟏, 𝟗𝟔/√𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒃𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒔𝒊
0
4
8
12
16
20
-0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10
Series: Residuals
Sample 1951M02 1960M12
Observations 119
Mean -0.001404
Median -0.001902
Maximum 0.108101
Minimum -0.118794
Std. Dev. 0.037684
Skewness 0.120806
Kurtosis 3.496903
Jarque-Bera 1.513726
Probability 0.469136
0
4
8
12
16
20
-0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10
Series: Residuals
Sample 1950M02 1960M12
Observations 131
Mean 0.000319
Median -0.002719
Maximum 0.097004
Minimum -0.122149
Std. Dev. 0.036354
Skewness -0.086751
Kurtosis 3.469368
Jarque-Bera 1.366818
Probability 0.504893
1) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan
Interpretasi:
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada lag yang keluar dari garis
batas. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,1)
(0,1,1) 12 dengan Konstan bersifat Homoskedastisitas atau asumsi terpenuhi.
2) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
Interpretasi:
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas
yaitu pada lag ke 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model
SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau
asumsi tidak terpenuhi.
3) SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
Interpretasi:
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas
yaitu pada lag ke 10, 13, dan 23. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
model SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas
atau asumsi tidak terpenuhi.
4) SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
Interpretasi:
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas
yaitu pada lag ke 1 dan 10. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model
SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau
asumsi tidak terpenuhi.
5) SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
Interpretasi:
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas
yaitu pada lag ke 10, 13, 23, dan 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
model SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas
atau asumsi tidak terpenuhi.
6) SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
Interpretasi:
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas
yaitu pada lag ke 10 dan 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model
SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau
asumsi tidak terpenuhi.
c. No Autokorelasi Residual
Terpenuhi jika tidak ada lag yang keluar batas.
𝑩𝒂𝒕𝒂𝒔 = 𝟏, 𝟗𝟔/√𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒃𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒔𝒊
1) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari garis
batas yaitu pada lag ke 16, 20, dan 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan bersifat
Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
2) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari
garis batas yaitu pada lag ke 16 dan 23. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat
Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
3) SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari
garis batas yaitu pada lag ke 9, 24, 28, dan 34. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
4) SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari
garis batas yaitu pada lag ke 4, 16, dan 23. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
5) SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari
garis batas yaitu pada lag ke 24, 28, dan 33. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa model SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan
bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
6) SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari
garis batas yaitu pada lag ke 23. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
model SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Autokorelasi
Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
Ringkasan dari diagnostic checking:
No. Model Normalitas
Residual
Homoskedastisit
as Residual
No
Autokorelasi
Residual
1. SARIMA (1,1,1)
(0,1,1) 12 Tanpa
Konstan
√ √ X
2. SARIMA (1,1,1)
(0,1,1) 12 Tanpa
Konstan
√ X X
3. SARIMA (1,1,0)
(1,1,0) 12 Tanpa
Konstan
√ X X
4. SARIMA (1,1,0)
(0,1,1) 12 Tanpa
Konstan
√ X X
5. SARIMA (0,1,1)
(1,1,0) 12 Tanpa
Konstan
√ X X
6. SARIMA (0,1,1)
(0,1,1) 12 Tanpa
Konstan
√ X X
Ket : X = tidak memenuhi asumsi
√ = memenuhi asumsi
Interpretasi:
Dari diagnostic checking di atas, maka didapatkan model terbaik yaitu SARIMA (1,1,1) (0,1,1)
12 dengan Konstan.
 Pemilihan Model Terbaik
No. Model R2
Adj R2
AIC SBC SSR
1.
SARIMA (1,1,1)
(0,1,1) 12 dengan
konstan
0,398528 0,384207 -3,779382 -3,691150 0,163448
2.
SARIMA (1,1,1)
(0,1,1) 12 tanpa
konstan
0,376276 0,366453 -3,758438 -3,692264 0,169494
3.
SARIMA (1,1,0)
(1,1,0) 12 tanpa
konstan
0,320492 0,314634 -3,672328 -3,625367 0,169752
4.
SARIMA (1,1,0)
(0,1,1) 12 tanpa
konstan
0,366723 0,361775 -3,758623 -3,714507 0,172090
5.
SARIMA (0,1,1)
(1,1,0) 12 tanpa
konstan
0,336699 0,331030 -3,692593 -3,645885 0,167804
6.
SARIMA (0,1,1)
(0,1,1) 12 tanpa
konstan
0,371245 0,366370 -3,768099 -3,724203 0,171819
Dari 5 model yang diperoleh, setelah dilakukan pemilihan dengan kriteria :
- Nilai R-Square yang semakin besar, model semakin baik
- Nilai Adjusted R-square yang semakin besar, model semakin baik
- Nilai SBC yang semakin kecil, model semakin baik
- Nilai AIC yang semakin kecil, model semakin baik
- Nilai SSR yang semakin kecil, model semakin baik
Didapatkan Model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan adalah model terbaik,
karena model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan paling baik dalam 5 kriteria
yaitu nilai R-Square yang paling besar, nilai Adjusted R-square yang paling besar, nilai
AIC yang paling kecil, dan nilai SSR yang paling kecil.

FORECASTING
 Hasil Peramalan Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura dari bulan
Januari 1961 sampai dengan bulan Mei 1961. Menggunakan model SARIMA
(1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan.
Januari 1961
Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan
Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Januari 1961
yaitu sebesar 442,3954. Dengan nilai RMSE atau error sebesar 11,02263.
100
200
300
400
500
600
700
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DATAF1 ± 2 S.E.
Forecast: DATAF1
Actual: DATA
Forecast sample: 1949M01 1961M01
Adjusted sample: 1950M03 1961M01
Included observations: 130
Root Mean Squared Error 11.02263
Mean Absolute Error 8.145610
Mean Abs. Percent Error 2.803923
Theil Inequality Coefficient 0.017389
Bias Proportion 0.017416
Variance Proportion 0.042671
Covariance Proportion 0.939913
Februari 1961
Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan
Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Februari
1961 yaitu sebesar 429,4586 atau mengalami penurunan daripada bulan Januari.
Dengan nilai RMSE atau error sebesar 10,98048.
Maret 1961
Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan
Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Maret 1961
yaitu sebesar 490,4022 atau mengalami kenaikan daripada bulan Februari. Dengan
nilai RMSE atau error sebesar 10,93881.
100
200
300
400
500
600
700
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DATAF2 ± 2 S.E.
Forecast: DATAF2
Actual: DATA
Forecast sample: 1949M01 1961M02
Adjusted sample: 1950M03 1961M02
Included observations: 131
Root Mean Squared Error 10.98048
Mean Absolute Error 8.083430
Mean Abs. Percent Error 2.782519
Theil Inequality Coefficient 0.017260
Bias Proportion 0.017283
Variance Proportion 0.041599
Covariance Proportion 0.941118
100
200
300
400
500
600
700
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DATAF ± 2 S.E.
Forecast: DATAF
Actual: DATA
Forecast sample: 1949M01 1961M03
Adjusted sample: 1950M03 1961M03
Included observations: 132
Root Mean Squared Error 10.93881
Mean Absolute Error 8.022192
Mean Abs. Percent Error 2.761439
Theil Inequality Coefficient 0.017142
Bias Proportion 0.017152
Variance Proportion 0.040704
Covariance Proportion 0.942144
April 1961
Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan
Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode April 1961
yaitu sebesar 484,8223 atau mengalami penurunan daripada bulan Maret. Dengan
nilai RMSE atau error sebesar 10,89761.
Mei 1961
Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan
Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Mei 1961
100
200
300
400
500
600
700
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DATAF4 ± 2 S.E.
Forecast: DATAF4
Actual: DATA
Forecast sample: 1949M01 1961M04
Adjusted sample: 1950M03 1961M04
Included observations: 133
Root Mean Squared Error 10.89761
Mean Absolute Error 7.961874
Mean Abs. Percent Error 2.740677
Theil Inequality Coefficient 0.016990
Bias Proportion 0.017023
Variance Proportion 0.039184
Covariance Proportion 0.943794
100
200
300
400
500
600
700
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
DATAF5 ± 2 S.E.
Forecast: DATAF5
Actual: DATA
Forecast sample: 1949M01 1961M05
Adjusted sample: 1950M03 1961M05
Included observations: 134
Root Mean Squared Error 10.85687
Mean Absolute Error 7.902457
Mean Abs. Percent Error 2.720224
Theil Inequality Coefficient 0.016846
Bias Proportion 0.016896
Variance Proportion 0.037816
Covariance Proportion 0.945288
yaitu sebesar 490,9336 atau mengalami kenaikan daripada bulan April. Dengan
nilai RMSE atau error sebesar 10,85687.
Saran:
Setelah dilakukan peramalan pada data Penumpang Penerbangan Internasional di
PT. Angkasa Pura, peneliti menyarankan pada bulan Maret dan Mei sebaiknya
armada pesawat ditambah untuk mengantisipasi kelonjakan penumpang.
Sedangkan pada bulan Februari dan April, penumpang mengalami penurunan,
sebaiknya pihak PT. Angkasa Pura lebih memperhatikan kepuasan dan kenyamanan
penumpang agar tidak terjadi penurunan penumpang.

Contenu connexe

Tendances

Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasPutri Handayani
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSMuliadin Forester
 
Deret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeby Andriana
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhananur cendana sari
 
Uji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan Eviews
Uji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan EviewsUji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan Eviews
Uji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan EviewsM. Rojana Hamdan
 
Pengertian Statistika dan Macam macam Data
Pengertian Statistika dan Macam macam DataPengertian Statistika dan Macam macam Data
Pengertian Statistika dan Macam macam Datasilvia kuswanti
 
Distribusi t sudent
Distribusi t sudentDistribusi t sudent
Distribusi t sudentDevandy Enda
 
Konsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik DataKonsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik DataDiah Ayu W
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiDarnah Andi Nohe
 
Pert 9-pemodelan-ekonometrika
Pert 9-pemodelan-ekonometrikaPert 9-pemodelan-ekonometrika
Pert 9-pemodelan-ekonometrikawuri septi
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaLusi Kurnia
 

Tendances (20)

Korelasi pearson
Korelasi pearsonKorelasi pearson
Korelasi pearson
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Korelasi ganda
Korelasi gandaKorelasi ganda
Korelasi ganda
 
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
 
Deret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.ppt
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
Uji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan Eviews
Uji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan EviewsUji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan Eviews
Uji Normalitas, Asumsi Klasik dan Regresi dengan Eviews
 
Pengertian Statistika dan Macam macam Data
Pengertian Statistika dan Macam macam DataPengertian Statistika dan Macam macam Data
Pengertian Statistika dan Macam macam Data
 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
 
Distribusi t sudent
Distribusi t sudentDistribusi t sudent
Distribusi t sudent
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Ekonometrika 1
Ekonometrika 1Ekonometrika 1
Ekonometrika 1
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Konsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik DataKonsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik Data
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
 
Pert 9-pemodelan-ekonometrika
Pert 9-pemodelan-ekonometrikaPert 9-pemodelan-ekonometrika
Pert 9-pemodelan-ekonometrika
 
Statistik parametrik
Statistik parametrikStatistik parametrik
Statistik parametrik
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 

Similaire à TUGAS PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU

Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 
Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaalvinazadaa
 
ukuran-penyebaran-data.ppt
ukuran-penyebaran-data.pptukuran-penyebaran-data.ppt
ukuran-penyebaran-data.pptWalidatulHalimah
 
Laporan praktikum statikstika industri ii.pptx
Laporan praktikum statikstika industri ii.pptxLaporan praktikum statikstika industri ii.pptx
Laporan praktikum statikstika industri ii.pptxanggunkusuma6
 
Tugas pemodelan statistika
Tugas pemodelan statistikaTugas pemodelan statistika
Tugas pemodelan statistikaIraa Nurcahyani
 
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptPERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptRomadhonDwiCahyoNugr
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 
Ukuran penyebaran data
Ukuran penyebaran dataUkuran penyebaran data
Ukuran penyebaran dataEko Supriyadi
 
Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajar
Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajarEvaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajar
Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajarifa lutfita
 
Materi 3 dispersi tugas.pptx
Materi 3 dispersi tugas.pptxMateri 3 dispersi tugas.pptx
Materi 3 dispersi tugas.pptxNurulAflah9
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)reno sutriono
 
Makalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentralMakalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentralNailul Hasibuan
 

Similaire à TUGAS PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU (20)

Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Media pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistikaMedia pembelajaran staistika
Media pembelajaran staistika
 
5-penyebaran-data.ppt
5-penyebaran-data.ppt5-penyebaran-data.ppt
5-penyebaran-data.ppt
 
ukuran-penyebaran-data.ppt
ukuran-penyebaran-data.pptukuran-penyebaran-data.ppt
ukuran-penyebaran-data.ppt
 
sebaran data praktek.ppt
sebaran data praktek.pptsebaran data praktek.ppt
sebaran data praktek.ppt
 
Pengertian statistika
Pengertian statistikaPengertian statistika
Pengertian statistika
 
Laporan praktikum statikstika industri ii.pptx
Laporan praktikum statikstika industri ii.pptxLaporan praktikum statikstika industri ii.pptx
Laporan praktikum statikstika industri ii.pptx
 
Tugas pemodelan statistika
Tugas pemodelan statistikaTugas pemodelan statistika
Tugas pemodelan statistika
 
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.pptPERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
PERTEMUANN PENDAHULUAN Statistika Konsep Statistika PERTEMUAN I & II.ppt
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
 
Ukuran penyebaran data
Ukuran penyebaran dataUkuran penyebaran data
Ukuran penyebaran data
 
Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajar
Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajarEvaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajar
Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajar
 
Materi 3 dispersi tugas.pptx
Materi 3 dispersi tugas.pptxMateri 3 dispersi tugas.pptx
Materi 3 dispersi tugas.pptx
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
 
Makalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentralMakalah Tendensi sentral
Makalah Tendensi sentral
 
Pengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitasPengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitas
 

Plus de Farida Dadari

TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPANTUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPANFarida Dadari
 
LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UAS
LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UASLAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UAS
LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UASFarida Dadari
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UAS
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UASLAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UAS
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UASFarida Dadari
 
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UAS
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UASLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UAS
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UASFarida Dadari
 
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARIFarida Dadari
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARIFarida Dadari
 
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARIFarida Dadari
 
Laporan praktikum pengendalian kualitas statistik uts
Laporan praktikum pengendalian kualitas statistik utsLaporan praktikum pengendalian kualitas statistik uts
Laporan praktikum pengendalian kualitas statistik utsFarida Dadari
 
Explanation Text dan contohnya
Explanation Text dan contohnyaExplanation Text dan contohnya
Explanation Text dan contohnyaFarida Dadari
 
Expression Pain and Relief
Expression Pain and ReliefExpression Pain and Relief
Expression Pain and ReliefFarida Dadari
 
Procedure Text dan Contohnnya
Procedure Text dan ContohnnyaProcedure Text dan Contohnnya
Procedure Text dan ContohnnyaFarida Dadari
 
Mollusca dan Arthropoda - Biologi
Mollusca dan Arthropoda - BiologiMollusca dan Arthropoda - Biologi
Mollusca dan Arthropoda - BiologiFarida Dadari
 
KROMOSOM, GEN, DAN DNA
KROMOSOM, GEN, DAN DNAKROMOSOM, GEN, DAN DNA
KROMOSOM, GEN, DAN DNAFarida Dadari
 

Plus de Farida Dadari (15)

TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPANTUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
TUGAS PRAKTKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN
 
LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UAS
LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UASLAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UAS
LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA MULTIVARIAT TERAPAN UAS
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UAS
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UASLAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UAS
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI UAS
 
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UAS
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UASLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UAS
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA KATEGORIK UAS
 
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UTS - FARIDA NUR DADARI
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
 
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM KOMPUTASI STATISTIKA UAS - FARIDA NUR DADARI
 
ANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTOR
 
Laporan praktikum pengendalian kualitas statistik uts
Laporan praktikum pengendalian kualitas statistik utsLaporan praktikum pengendalian kualitas statistik uts
Laporan praktikum pengendalian kualitas statistik uts
 
Gaya pegas
Gaya pegasGaya pegas
Gaya pegas
 
Explanation Text dan contohnya
Explanation Text dan contohnyaExplanation Text dan contohnya
Explanation Text dan contohnya
 
Expression Pain and Relief
Expression Pain and ReliefExpression Pain and Relief
Expression Pain and Relief
 
Procedure Text dan Contohnnya
Procedure Text dan ContohnnyaProcedure Text dan Contohnnya
Procedure Text dan Contohnnya
 
Mollusca dan Arthropoda - Biologi
Mollusca dan Arthropoda - BiologiMollusca dan Arthropoda - Biologi
Mollusca dan Arthropoda - Biologi
 
KROMOSOM, GEN, DAN DNA
KROMOSOM, GEN, DAN DNAKROMOSOM, GEN, DAN DNA
KROMOSOM, GEN, DAN DNA
 

Dernier

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Dernier (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

TUGAS PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU

  • 1. TUGAS KELAS B PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Dosen Pengampu Prof. Dr.rer.nat Dedi Rosadi, S.Si., M.Sc Asisten Praktikum Dwi Aji Widiantoro (16225) Robertus Indrakurniawan (16218) Disusun Oleh: 15/383355/PA/17015 LABORATORIUM KOMPUTASI MATEMATIKA DAN STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2017
  • 2. SOAL The data have been obtained in [Box, G.E.P. and Jenkins, G.M. (1976). Time Series Analysis: Forecasting and Control. Holden-Day, San Francisco], and correspond to monthly international airline passengers (in thousands) from January 1949 to December 1960. Please do forecast analysis for up to five months ahead and give suggestions for the airport or the company that take care of air traffic, such as Angkasa Pura. Month International Airline Passengers (thousands) Dec-60 432 Nov-60 390 Oct-60 461 Sep-60 508 Aug-60 606 Jul-60 622 Jun-60 535 May-60 472 Apr-60 461 Mar-60 419 Feb-60 391 Jan-60 417 Dec-59 405 Nov-59 362 Oct-59 407 Sep-59 463 Aug-59 559 Jul-59 548 Jun-59 472 May-59 420 Apr-59 396 Mar-59 406 Feb-59 342 Jan-59 360 Dec-58 337 Nov-58 310 Oct-58 359 Sep-58 404 Aug-58 505 Jul-58 491 Jun-58 435 May-58 363 Apr-58 348 Mar-58 362 Feb-58 318 Jan-58 340 Dec-57 336 Nov-57 305 Oct-57 347 Sep-57 404 Aug-57 467 Jul-57 465 Jun-57 422
  • 3. May-57 355 Apr-57 348 Mar-57 356 Feb-57 301 Jan-57 315 Dec-56 306 Nov-56 271 Oct-56 306 Sep-56 355 Aug-56 405 Jul-56 413 Jun-56 374 May-56 318 Apr-56 313 Mar-56 317 Feb-56 277 Jan-56 284 Dec-55 278 Nov-55 237 Oct-55 274 Sep-55 312 Aug-55 347 Jul-55 364 Jun-55 315 May-55 270 Apr-55 269 Mar-55 267 Feb-55 233 Jan-55 242 Dec-54 229 Nov-54 203 Oct-54 229 Sep-54 259 Aug-54 293 Jul-54 302 Jun-54 264 May-54 234 Apr-54 227 Mar-54 235 Feb-54 188 Jan-54 204 Dec-53 201 Nov-53 180 Oct-53 211 Sep-53 237 Aug-53 272 Jul-53 264 Jun-53 243 May-53 229 Apr-53 235 Mar-53 236 Feb-53 196
  • 4. Jan-53 196 Dec-52 194 Nov-52 172 Oct-52 191 Sep-52 209 Aug-52 242 Jul-52 230 Jun-52 218 May-52 183 Apr-52 181 Mar-52 193 Feb-52 180 Jan-52 171 Dec-51 166 Nov-51 146 Oct-51 162 Sep-51 184 Aug-51 199 Jul-51 199 Jun-51 178 May-51 172 Apr-51 163 Mar-51 178 Feb-51 150 Jan-51 145 Dec-50 140 Nov-50 114 Oct-50 133 Sep-50 158 Aug-50 170 Jul-50 170 Jun-50 149 May-50 125 Apr-50 135 Mar-50 141 Feb-50 126 Jan-50 115 Dec-49 118 Nov-49 104 Oct-49 119 Sep-49 136 Aug-49 148 Jul-49 148 Jun-49 135 May-49 121 Apr-49 129 Mar-49 132 Feb-49 118 Jan-49 112
  • 5.
  • 6. JAWAB 1. Meramalkan jumlah Peserta KB Aktif yang menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk 5 periode mendatang.  Grafik Data Asli Interpretasi: Dari grafik data asli di atas, dapat dilihat bahwa data masih belum stasioner terhadap variansi dikarenakan range data sangat besar yakni dari sekitaran 0 sampai 700. Selain itu, data juga belum stasioner terhadap mean karena pada grafik diatas tampak bahwa data tidak berada di sekitar 0. Dari dari grafik tersebut terdapat efek musiman setiap bulanan atau 12 pengamatan setiap periode seperti pada penyajian data, maka akan digunakan metode musiman multiplikatif, dan perlu dilakukan transformasi dan differencing terlebih dahulu.  DIFFERENCING 0 (DDIF0) Grafik 0 100 200 300 400 500 600 700 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DATA
  • 7. Interpretasi: Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada differencing data yang ke-nol, mean data menjadi memiliki interval antara -10 sampai 80. Pada differencing ke-nol ini tampak bahwa data secara keseluruhan belum mendekati nol(0), tetapi ada juga data yang jauh dari titik nol. Jika data sudah berada disekitar garis nol, maka asumsi terpenuhi bahwa DDIF0 sudah stasioner terhadap mean, tetapi pada grafik tersebut data tidak berada di sekitar garis nol, sehingga belum stasioner terhadap mean. Tetapi untuk lebih memastikan apakah sudah stasioner terhadap mean, akan dilakukan uji ADF Test. ADF TEST DDIF0 - Hipotesis H0 : Data tidak stasioner terhadap mean H1 : Data stasioner terhadap mean - Tingkat signifikansi α = 5% - Statistik uji Nilai ADF Test Statistic = -3,383021 Test Critical Value: -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DDIF0
  • 8. 1% level = -3,481217 5% level = -2,883753 10% level = -2,578694 - Daerah kritik H0 ditolak jika nilai ADF Test Statistic < semua Test Critical Value (ADF Test = -3,383021) > (1% level = -3,481217) (ADF Test = -3,383021) < (5% level = -2,883753; 10% level = -2,578694) Maka H0 tidak ditolak - Kesimpulan H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa DDIF 0 belum stasioner terhadap mean. Karena DDIF 0 masih belum stasioner terhadap mean, maka akan dilanjutkan ke Differencing 1.  DIFFERENCING 1 (DDIF1) Grafik Interpretasi: Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada differencing data yang pertama, mean data menjadi memiliki interval antara -40 sampai 60. Pada differencing pertama ini tampak bahwa data secara keseluruhan mendekati nol(0), tetapi ada juga data yang jauh dari titik nol. Jika data sudah berada digaris nol, maka asumsi terpenuhi bahwa DDIF1 sudah stasioner terhadap mean. Tetapi untuk lebih memastikan apakah sudah stasioner terhadap mean, akan dilakukan uji ADF Test. -40 -20 0 20 40 60 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DDIF1
  • 9. ADF TEST DDIF1 - Hipotesis H0 : Data tidak stasioner terhadap mean H1 : Data stasioner terhadap mean - Tingkat signifikansi α = 5% - Statistik uji Nilai ADF Test Statistic = -15,59562 Test Critical Value: 1% level = -3,481217 5% level = -2,883753 10% level = -2,578694 - Daerah kritik H0 ditolak jika nilai ADF Test Statistic < semua Test Critical Value (ADF Test = -15,59562) < (1% level = -3,481217; 5% level = -2,883753; 10% level = -2,578694) Maka H0 ditolak - Kesimpulan H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa DDIF 1 stasioner terhadap mean. Meskipun DDIF1 sudah stasioner terhadap mean, tetapi untuk lebih memastikan akan dilakukan DDIF3.  DIFFERENCING 2 (DDIF2) Grafik
  • 10. Interpretasi: Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada differencing data yang kedua, mean data menjadi memiliki interval antara -80 sampai 100. Pada differencing kedua ini tampak bahwa data secara keseluruhan mendekati nol(0), tetapi ada juga data yang jauh dari titik nol. Jika data sudah berada digaris nol, maka asumsi terpenuhi bahwa DDIF2 sudah stasioner terhadap mean. Tetapi untuk lebih memastikan apakah sudah stasioner terhadap mean, akan dilakukan uji ADF Test. ADF TEST DDIF2 - Hipotesis H0 : Data tidak stasioner terhadap mean H1 : Data stasioner terhadap mean - Tingkat signifikansi α = 5% - Statistik uji Nilai ADF Test Statistic = -8,097600 Test Critical Value: 1% level = -3,484653 5% level = -2,885249 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DDIF2
  • 11. 10% level = -2,579491 - Daerah kritik H0 ditolak jika nilai ADF Test Statistic < semua Test Critical Value (ADF Test = -8,097600) < (1% level = -3,484653; 5% level = -2,885249; 10% level = -2,579491) Maka H0 ditolak - Kesimpulan H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa DDIF 2 stasioner terhadap mean. KESIMPULAN DIFFERENCING Nilai ADF Test DDIF0 = -3,383021 > Nilai Test DDIF1 = -15,59562, tetapi setalah diuji DDIF2 diketahui bahwa Nilai ADF Test DDIF2 = -8,097600 > Nilai Test DDIF2 = -15,59562. Untuk menentukan Differencing dipillih nilai ADF Test yang terkecil, maka yang dipakai adalah DDIF1. Meskipun DDIF1 sudah stasioner terhadap mean, tetapi pada grafik DDIF1 di atas, dapat dilihat bahwa data masih belum stasioner terhadap variansi dikarenakan range data sangat besar yakni dari sekitaran -40 sampai 60, maka akan dilakukan transformasi.  TRANSFORMASI (DTRANS1) Grafik Interpretasi: -.15 -.10 -.05 .00 .05 .10 .15 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DTRANS1
  • 12. Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa trasformasi telah berhasil menstasionerkan data terhadap variansi, hal ini dapat dilihat dari range data yang menjadi kecil. Yang pada awalnya range data berada disekitar -40 sampai 60. Setelah dilakukan transformasi, range data berada disekitar -0,15 sampai 0,15. Jadi, data telah stasioner terhadap variansi.  CORRELOGRAM Interpretasi: Model yang akan didapat adalah model SARIMA (p,d,q)(P,D,Q)s dengan d atau difference = 1 dan s = 12. Karena data asli di differencing menggunakan ddif1. Dengan nilai batas (garis) = 0,1719033718, maka didapat nilai p,q,P,Q : - Dilihat dari kolom Autocorrelation kita dapat mengetahui nilai q atau nilai
  • 13. MA yaitu 1 karena terjadi cut off setelah lag ke 1. - Dilihat dari kolom Partial Correlation kita dapat mengetahui nilai p atau nilai AR yaitu 1 karena terjadi cut off setelah lag ke 1 - Dilihat dari PACF kelipatan 12,24,dst terjadi perulangan sebanyak 1 kali sehingga nilai P atau SAR yaitu 1 - Dilihat dari ACF kelipatan 12,24,dst terjadi perulangan sebanyak 1 kali sehingga nilai Q atau SMA yaitu 1 Sehingga didapat model awal = SARIMA (1,1,1) (1,1,1) 12 Didapatkan 12 model yaitu: SARIMA(1,1,1)(1,1,0)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,1)(1,1,0)12 Tanpa Konstan SARIMA(1,1,1)(0,1,1)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,1)(0,1,1)12 Tanpa Konstan SARIMA(1,1,0)(1,1,0)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,0)(1,1,0)12 Tanpa Konstan SARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 dengan Konstan SARIMA(1,1,0)(0,1,1)12 Tanpa Konstan SARIMA(0,1,1)(1,1,0)12 dengan Konstan SARIMA(0,1,1)(1,1,0)12 Tanpa Konstan SARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 dengan Konstan SARIMA(0,1,1)(0,1,1)12 Tanpa Konstan  UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER - Hipotesis H0 : Variabel/konstan tidak signifikan masuk model H1 : Variabel/konstan signifikan masuk model - Tingkat signifikansi α = 5% - Statistik uji p-value pada probability - Daerah kritik H0 ditolak jika p-value < α - Kesimpulan Jika P-value < α maka variabel/konstan signifikan masuk model. No. Model Variabel P-value Kesimpulan Kesimpulan Model
  • 14. 1. SARIMA (1,1,1) (1,1,0) 12 C AR(1) 0,7959 Variabel tidak signifikan terhadap model Model tidak signifikan SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model MA(1) 0,0012 Variabel signifikan terhadap model Konstan 0,6830 Konstan tidak signifikan terhadap model 2. SARIMA (1,1,1) (1,1,0) 12 AR(1) 0,8398 Variabel tidak signifikan terhadap model Model tidak signifikan SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model MA(1) 0,0017 Variabel signifikan terhadap model 3. SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 C AR(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Konstan 0,0010 Konstan signifikan terhadap model 4. SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 AR(1) 0,0443 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model 5. SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 C AR(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model tidak signifikanSAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Konstan 0,8165 Konstan tidak signifikan terhadap model 6. SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 AR(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model 7. SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 C AR(1) 0,0003 Variabel signifikan terhadap model Model tidak signifikanSMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Konstan 0,6943 Konstan tidak signifikan terhadap model 8. SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 AR(1) 0,0003 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model 9. SARIMA (0,1,1) MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model tidak signifikanSAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model
  • 15. (1,1,0) 12 C Konstan 0,7035 Konstan tidak signifikan terhadap model 10. SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan SAR(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model 11. SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 C MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model tidak signifikanSMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Konstan 0,6035 Konstan tidak signifikan terhadap model 12. SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 MA(1) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Model signifikan SMA(12) 0,0000 Variabel signifikan terhadap model Output model di atas:
  • 16.
  • 17. Interpretasi: Setelah di uji dengan tingkat singnifikansi 5%, maka didapatkan model yang signifikan yaitu: Model Signifikan SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 DENGAN KONSTAN SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 TANPA KONSTAN SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 TANPA KONSTAN SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 TANPA KONSTAN SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 TANPA KONSTAN SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 TANPA KONSTAN
  • 18. Setelah didaptkan model yang signifikan, akan dilakukan diagnostic checking dengan model yang signifikan  DIGANOSTIC CHECKING a. Normalitas Residual - Hipotesis H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal - Tingkat signifikansi α = 5% - Daerah kritik H0 ditolak jika p-value < α - Statistik uji dan kesimpulan 1) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Dengan Konstan P-value= 0,056192 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal. 2) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Kontans 0 4 8 12 16 20 -0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10 Series: Residuals Sample 1950M03 1960M12 Observations 130 Mean 0.003271 Median 0.005483 Maximum 0.098105 Minimum -0.120578 Std. Dev. 0.035444 Skewness -0.420503 Kurtosis 3.596420 Jarque-Bera 5.757951 Probability 0.056192
  • 19. P-value= 0,087773 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal. 3) SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan P-value= 0,667107 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal. 4) SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan P-value= 0,837926 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak. 0 4 8 12 16 20 -0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10 Series: Residuals Sample 1950M03 1960M12 Observations 130 Mean -0.000396 Median -0.001488 Maximum 0.100640 Minimum -0.133950 Std. Dev. 0.036246 Skewness -0.189702 Kurtosis 3.868557 Jarque-Bera 4.865997 Probability 0.087773 0 4 8 12 16 20 -0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10 Series: Residuals Sample 1951M03 1960M12 Observations 118 Mean -0.000822 Median -0.000281 Maximum 0.102561 Minimum -0.106731 Std. Dev. 0.038081 Skewness 0.115344 Kurtosis 3.333840 Jarque-Bera 0.809609 Probability 0.667107 0 4 8 12 16 20 24 -0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10 Series: Residuals Sample 1950M03 1960M12 Observations 130 Mean 7.72e-05 Median -0.001757 Maximum 0.095441 Minimum -0.113635 Std. Dev. 0.036524 Skewness -0.079998 Kurtosis 3.199225 Jarque-Bera 0.353652 Probability 0.837926
  • 20. Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal. 5) SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan P-value= 0,469136 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal. 6) SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan P-value= 0,504893 > α= 0,05 maka H0 tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan residual berdistribusi normal. b. Homoskedastisitas Residual Terpenuhi jika tidak ada log yang melewati batas. 𝑩𝒂𝒕𝒂𝒔 = 𝟏, 𝟗𝟔/√𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒃𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒔𝒊 0 4 8 12 16 20 -0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10 Series: Residuals Sample 1951M02 1960M12 Observations 119 Mean -0.001404 Median -0.001902 Maximum 0.108101 Minimum -0.118794 Std. Dev. 0.037684 Skewness 0.120806 Kurtosis 3.496903 Jarque-Bera 1.513726 Probability 0.469136 0 4 8 12 16 20 -0.10 -0.05 -0.00 0.05 0.10 Series: Residuals Sample 1950M02 1960M12 Observations 131 Mean 0.000319 Median -0.002719 Maximum 0.097004 Minimum -0.122149 Std. Dev. 0.036354 Skewness -0.086751 Kurtosis 3.469368 Jarque-Bera 1.366818 Probability 0.504893
  • 21. 1) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan Interpretasi: Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada lag yang keluar dari garis batas. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan bersifat Homoskedastisitas atau asumsi terpenuhi.
  • 22. 2) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan Interpretasi: Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 23. 3) SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan Interpretasi: Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 10, 13, dan 23. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 24. 4) SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan Interpretasi: Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 1 dan 10. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 25. 5) SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan Interpretasi: Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 10, 13, 23, dan 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 26. 6) SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan Interpretasi: Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa ada lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 10 dan 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Heteroskedastisitas atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 27. c. No Autokorelasi Residual Terpenuhi jika tidak ada lag yang keluar batas. 𝑩𝒂𝒕𝒂𝒔 = 𝟏, 𝟗𝟔/√𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒃𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒔𝒊 1) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 16, 20, dan 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 28. 2) SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 16 dan 23. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 29. 3) SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 9, 24, 28, dan 34. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 30. 4) SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 4, 16, dan 23. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 31. 5) SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 24, 28, dan 33. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 32. 6) SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lag yang keluar dari garis batas yaitu pada lag ke 23. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan bersifat Autokorelasi Residual atau asumsi tidak terpenuhi.
  • 33. Ringkasan dari diagnostic checking: No. Model Normalitas Residual Homoskedastisit as Residual No Autokorelasi Residual 1. SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan √ √ X 2. SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan √ X X 3. SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan √ X X 4. SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan √ X X 5. SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 Tanpa Konstan √ X X 6. SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 Tanpa Konstan √ X X Ket : X = tidak memenuhi asumsi √ = memenuhi asumsi Interpretasi: Dari diagnostic checking di atas, maka didapatkan model terbaik yaitu SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan Konstan.
  • 34.  Pemilihan Model Terbaik No. Model R2 Adj R2 AIC SBC SSR 1. SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 dengan konstan 0,398528 0,384207 -3,779382 -3,691150 0,163448 2. SARIMA (1,1,1) (0,1,1) 12 tanpa konstan 0,376276 0,366453 -3,758438 -3,692264 0,169494 3. SARIMA (1,1,0) (1,1,0) 12 tanpa konstan 0,320492 0,314634 -3,672328 -3,625367 0,169752 4. SARIMA (1,1,0) (0,1,1) 12 tanpa konstan 0,366723 0,361775 -3,758623 -3,714507 0,172090 5. SARIMA (0,1,1) (1,1,0) 12 tanpa konstan 0,336699 0,331030 -3,692593 -3,645885 0,167804 6. SARIMA (0,1,1) (0,1,1) 12 tanpa konstan 0,371245 0,366370 -3,768099 -3,724203 0,171819 Dari 5 model yang diperoleh, setelah dilakukan pemilihan dengan kriteria : - Nilai R-Square yang semakin besar, model semakin baik - Nilai Adjusted R-square yang semakin besar, model semakin baik - Nilai SBC yang semakin kecil, model semakin baik - Nilai AIC yang semakin kecil, model semakin baik - Nilai SSR yang semakin kecil, model semakin baik Didapatkan Model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan adalah model terbaik, karena model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan paling baik dalam 5 kriteria yaitu nilai R-Square yang paling besar, nilai Adjusted R-square yang paling besar, nilai AIC yang paling kecil, dan nilai SSR yang paling kecil. 
  • 35. FORECASTING  Hasil Peramalan Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura dari bulan Januari 1961 sampai dengan bulan Mei 1961. Menggunakan model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan. Januari 1961 Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Januari 1961 yaitu sebesar 442,3954. Dengan nilai RMSE atau error sebesar 11,02263. 100 200 300 400 500 600 700 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DATAF1 ± 2 S.E. Forecast: DATAF1 Actual: DATA Forecast sample: 1949M01 1961M01 Adjusted sample: 1950M03 1961M01 Included observations: 130 Root Mean Squared Error 11.02263 Mean Absolute Error 8.145610 Mean Abs. Percent Error 2.803923 Theil Inequality Coefficient 0.017389 Bias Proportion 0.017416 Variance Proportion 0.042671 Covariance Proportion 0.939913
  • 36. Februari 1961 Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Februari 1961 yaitu sebesar 429,4586 atau mengalami penurunan daripada bulan Januari. Dengan nilai RMSE atau error sebesar 10,98048. Maret 1961 Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Maret 1961 yaitu sebesar 490,4022 atau mengalami kenaikan daripada bulan Februari. Dengan nilai RMSE atau error sebesar 10,93881. 100 200 300 400 500 600 700 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DATAF2 ± 2 S.E. Forecast: DATAF2 Actual: DATA Forecast sample: 1949M01 1961M02 Adjusted sample: 1950M03 1961M02 Included observations: 131 Root Mean Squared Error 10.98048 Mean Absolute Error 8.083430 Mean Abs. Percent Error 2.782519 Theil Inequality Coefficient 0.017260 Bias Proportion 0.017283 Variance Proportion 0.041599 Covariance Proportion 0.941118 100 200 300 400 500 600 700 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DATAF ± 2 S.E. Forecast: DATAF Actual: DATA Forecast sample: 1949M01 1961M03 Adjusted sample: 1950M03 1961M03 Included observations: 132 Root Mean Squared Error 10.93881 Mean Absolute Error 8.022192 Mean Abs. Percent Error 2.761439 Theil Inequality Coefficient 0.017142 Bias Proportion 0.017152 Variance Proportion 0.040704 Covariance Proportion 0.942144
  • 37. April 1961 Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode April 1961 yaitu sebesar 484,8223 atau mengalami penurunan daripada bulan Maret. Dengan nilai RMSE atau error sebesar 10,89761. Mei 1961 Dari model SARIMA (1,1,1) (0,1,1) dengan Konstan, dapat dicari nilai ramalan Penumpang Penerbangan Internasional di Angkasa Pura pada periode Mei 1961 100 200 300 400 500 600 700 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DATAF4 ± 2 S.E. Forecast: DATAF4 Actual: DATA Forecast sample: 1949M01 1961M04 Adjusted sample: 1950M03 1961M04 Included observations: 133 Root Mean Squared Error 10.89761 Mean Absolute Error 7.961874 Mean Abs. Percent Error 2.740677 Theil Inequality Coefficient 0.016990 Bias Proportion 0.017023 Variance Proportion 0.039184 Covariance Proportion 0.943794 100 200 300 400 500 600 700 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 DATAF5 ± 2 S.E. Forecast: DATAF5 Actual: DATA Forecast sample: 1949M01 1961M05 Adjusted sample: 1950M03 1961M05 Included observations: 134 Root Mean Squared Error 10.85687 Mean Absolute Error 7.902457 Mean Abs. Percent Error 2.720224 Theil Inequality Coefficient 0.016846 Bias Proportion 0.016896 Variance Proportion 0.037816 Covariance Proportion 0.945288
  • 38. yaitu sebesar 490,9336 atau mengalami kenaikan daripada bulan April. Dengan nilai RMSE atau error sebesar 10,85687. Saran: Setelah dilakukan peramalan pada data Penumpang Penerbangan Internasional di PT. Angkasa Pura, peneliti menyarankan pada bulan Maret dan Mei sebaiknya armada pesawat ditambah untuk mengantisipasi kelonjakan penumpang. Sedangkan pada bulan Februari dan April, penumpang mengalami penurunan, sebaiknya pihak PT. Angkasa Pura lebih memperhatikan kepuasan dan kenyamanan penumpang agar tidak terjadi penurunan penumpang.