Dokumen tersebut membahas pengenalan dasar HTML dan CSS. Secara singkat, HTML digunakan untuk memberikan struktur dan konten ke dokumen, sedangkan CSS digunakan untuk menentukan gaya tampilan. Dokumen tersebut menjelaskan konsep dasar HTML seperti elemen, tag, dan atribut, serta struktur dasar dokumen HTML. Selanjutnya dibahas konsep dasar CSS seperti selector, property, dan value, serta cara mengimplementasikan CSS ke dokumen HTML.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
webdesign dasar : 03 html dan css dasar
1. HTML dan CSS Dasar
Pada bab-bab sebelumnya, kita telah berkenalan sekilas dengan dunia web. Sekarang kita akan
langsung masuk dan mencoba membuat dokumen HTML sederhana, agar konsep-konsep yang
telah dijelaskan sebelumnya menjadi lebih jelas.
Untuk menyegarkan pikiran, sebelum masuk ke dalam kode, kita akan melihat kembali
perbedaan antara HTML dan CSS:
HTML merupakan bahasa penanda yang digunakan untuk memberikan konten (teks)
struktur dan makna semantik.
CSS adalah bahasa yang digunakan untuk memberikan konten gaya penampilan yang
bagus.
Contoh sederhananya, sebuah paragraf teks direpresentasikan dengan penanda lstinline{p} pada
HTML. Memberikan penanda lstinline{p} pada konten dalam HTML berarti menandakan konten
tersebut berada di dalam sebuah paragraf. CSS kemudian digunakan untuk menentukan ukuran
teks, warna teks, spasi, dan berbagai gaya tampilan dari paragraf tersebut.
Oke, setelah pikiran anda segar kembali dengan konsep HTML dan CSS, mari kita lihat berbagai
hal yang membuat dokumen HTML menjadi, emph{well}, dokumen HTML.
Elemen, Tag, dan Atribut
Sebelum masuk lebih jauh, kita akan melihat tiga istilah utama yang harus diketahui ketika
menulis HTML. Ketiga istilah tersebut ialah elemen, tag, dan atribut.
Elemen
Elemen HTML merupakan komponen yang menetapkan peran sebuah objek dalam dokumen,
termasuk struktur dan konten dari objek tersebut. Contoh dari sebuah elemen HTML ialah p
ataupun b yang telah dicontohkan pada bagian-bagian sebelumnya. Elemen-elemen populer lain
dalam HTML misalnya a, h1, div, span, em, ataupun strong.
Kode di bawah menunjukkan contoh dari elemen a yang digunakan untuk membuat hyperlink ke
halaman lain:
<a>
Tag
Sebuah elemen biasanya direpresentasikan oleh tag. Tag pembuka menandakan elemen tersebut
dimulai, dan tag penutup menandakan akhir dari sebuah elemen. Tag pembuka direpresentasikan
dengan nama elemen yang diapit simbol “<>”, contohnya <a>. Tag penutup dituliskan dengan
2. menambahkan garis miring (“/”) setelah simbol “<”. Misalnya, tag penutup untuk elemen a
adalah </a>.
Berikut adalah contoh pengunaan tag a untuk membuat sebuah link:
<a>Ini adalah sebuah link</a>
Atribut
Atribut merupakan informasi tambahan yang dapat kita berikan untuk sebuah elemen. Setiap
elemen memiliki atribut yang berbeda-beda, meskipun terdapat beberapa atribut standar yang
dapat digunakan oleh semua elemen.
Atribut khusus elemen dibuat ketika nilai atribut tersebut memang hanya pantas digunakan untuk
elemen tersebut. Misalnya, untuk elemen img yang digunakan untuk menampilkan gambar,
terdapat atribut untuk menentukan di mana sumber gambar yang akan ditampilkan di simpan.
Atribut ini tentunya tidak akan berguna untuk elemen p, yang hanya menampilkan teks.
Atribut standar yang dimiliki oleh semua elemen sendiri merupakan atribut yang umumnya dapat
diimplementasikan oleh semua elemen, misalnya atribut “id” untuk identifikasi elemen, atau
“class” untuk klasifikasi elemen.
Kode di bawah menunjukkan contoh elemen a yang digunakan dengan atribut wajib elemen
tersebut (href):
<a href=``http://www.bertzzie.com''>Ini adalah sebuah link</a>
Kode di atas memberikan contoh atribut href yang dimiliki oleh elemen a. Atribut ini berguna
untuk memberikan referensi hyperlink dari sebuah elemen (karenanya namanya “href” hyperlink reference). Atribut-atribut yang dimiliki oleh tiap-tiap elemen akan dibahas lebih lanjut
ketika pembahasan dari sebuah elemen dilakukan.
Struktur Dokumen HTML
Sebuah dokumen HTML memiliki struktur tertentu yang harus dipatuhi. Struktur minimal yang
harus dimiliki sebuah dokumen HTML dapat dilihat pada kode di bawah:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<title>...</title>
</head>
<body>
...
</body>
</html>
3. Apa arti dari struktur tersebut? Mari kita lihat satu per satu.
Elemen DOCTYPE
Digunakan untuk memberikan informasi kepada browser mengenai versi HTML yang
digunakan oleh dokumen. Pada listing~ref{code:struktur-html}, versi HTML yang
digunakan adalah HTML5.
Elemen HTML
Elemen ini mengandung keseluruhan dokumen HTML, yang berarti tag pembuka elemen
HTML merupakan tanda awal dokumen HTML, dan tag penutup adalah tanda akhir
dokumen.
Elemen head
Elemen head pada dokumen digunakan untuk menguraikan berbagai meta data (informasi
yang berkaitan dengan dokumen), judul dokumen, dan tautan dokumen ke berkas-berkas
eksternal. Berbagai data yang ada di dalam elemen head tidak akan nampak pada
halaman web hasil tampilan browser.
Elemen title
Memberikan judul dokumen.
Elemen body
Elemen ini merupakan penampung dari isi konten dokumen yang akan ditampilkan
kepada pengguna.
Untuk lebih jelasnya, buat sebuah file dengan nama pengenalan-html.html yang berisi kode
berikut:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<title>Pengenalan HTML</title>
</head>
<body>
<h1>Berita Utama</h1>
<p>
Elemen h1 digunakan untuk menandakan sebuah header dari teks (h1 ==
header 1).
Konten teks ini sendiri berada di dalam sebuah paragraf, yang
ditandai oleh elemen p.
</p>
<p>
Paragraf kedua.
</p>
</body>
</html>
Buka file tersebut pada browser (dapat dilakukan dengan klik dua kali, ataupun melalui menu
File -> Open... pada browser).
4. Pemetaan Kode pengenalan-html.html dengan Hasil Tampilan
Gambar Pemetaan Kode pengenalan-html.html dengan Hasil Tampilan menunjukkan hasil
tampilan dari kode pada pengenalan-html.html, beserta dengan pemetaan antara elemen
HTML dengan tampilan hasil olahan browser.
Pada gambar Pemetaan Kode pengenalan-html.html dengan Hasil Tampilan dapat dilihat bahwa
elemen title ditampilkan pada bagian atas browser, dan isi dari body ditampilkan seluruhnya
oleh browser. Perhatikan juga bahwa terdapat jarak spasi antara elemen p pertama dengan
elemen p kedua, sebagai pemisah antar paragraf. Secara otomatis browser dapat membaca bahwa
terdapat dua paragraf, dan biasanya dua paragraf yang berbeda akan memiliki jarak. Seperti yang
telah dijelaskan pada bagian Browser dan Kode Klien, jarak antar paragraf ini akan berbedabeda, tergantung dengan browser yang digunakan. Perhatikan juga bahwa jarak antar p berbeda
dengan jarak antara h1 dengan p. Hal ini dikarenakan elemen h1, sebagai kepala teks, dianggap
memiliki makna khusus, sehingga harus ditonjolkan (dengan menebalkan dan memperbesar
huruf, serta memberi jarak yang lebar antara elemen h1 dengan elemen-elemen lainnya).
Dasar CSS
Untuk dapat mengerti bagaimana menggunakan CSS, terlebih dahulu kita harus mengerti tiga
istilah dasar yang digunakan dalam CSS, yaitu selector, property, dan value. Pembahasan
mengenai makna dari ketiga istilah tersebut akan dilakukan pada bagian selanjutnya.
Selector
5. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memberikan gaya tampilan, CSS menggunakan metode
deklaratif untuk menspesifikasikan bagian HTML yang ingin diberikan gaya tampilan. Pemilihan
elemen HTML dilakukan dengan menspesifikasikan selector. Kode di bawah memberikan
contoh dari sebuah selector, yang dapat digunakan untuk memberikan gaya tampilan terhadap
seluruh elemen p yang ada pada dokumen HTML:
p {
....
}
Pada kode di atas, yang dikatakan selector ialah kode “p”. Singkatnya, sebuah selector
merupakan seluruh kode yang berada sebelum “{}”.
Selector yang diberikan pada kode di atas melakukan pemberian gaya pada seluruh elemen p
yang ada dalam dokumen. Selain memberikan desain pada seluruh elemen seperti ini, selector
juga dapat memberikan desain secara lebih spesifik: melalui klasifikasi, identitas, ataupun
berbagai atribut lainnya dari sebuah elemen. Pembahasan selector secara mendalam dapat
ditemukan pada bab.
Property
Sebuah properti menentukan berbagai parameter desain yang dapat diubah dari sebuah elemen
yang dipilih oleh selector. Untuk lebih mudahnya, perhatikan kode di bawah:
p {
color: ...;
font-size: ...;
}
Pada kode di atas, yang dikatakan property ialah kode yang berada sebelum titik dua (“:”).
Kegunaan dari kedua properti tersebut tentunya cukup jelas dari nama yang diberikan, yaitu
color untuk memberikan warna pada elemen p, dan font-size untuk mengubah ukuran teks.
Terdapat sangat banyak properti yang dapat digunakan, tetapi pembahasan mengenai detil
pengunaan tiap-tiap properti tidak akan dilakukan pada buku ini. Jika terdapat pengunaan
properti baru, penjelasan akan diberikan pada bagian yang relevan. Daftar properti sendiri dapat
dibaca di.
Value
Value merupakan nilai dari property yang ingin kita berikan. Nilai yang dapat diberikan sendiri
berbeda-beda, tergantung dengan jenis property-nya. Misalnya, jika ingin memberikan nilai
warna, kita harus memberikan nilai dalam format #RRGGBB (kombinasi nilai heksa merah-hijaubiru yang biasa digunakan pada program pengolah grafis seperti Photoshop). Ketika ingin
memberikan nilai ukuran, kita dapat memberikan nilai dalam format nilai px atau nilai em.
Untuk lebih jelasnya, kode berikut memberikan contoh value dari properti yang ada pada kode
sebelumnya:
6. p {
color: #FFFF00;
font-size: 50px;
}
Sintaks CSS
Setelah mengerti makna dari Property, Value, dan Selector, kita dapat melihat bahwa sintaks dari
CSS adalah seperti yang ditampilkan pada gambar berikut:
Sintaks CSS
Ingat, bahwa pada satu selector dapat diaplikasikan banyak property, dan masing-masing
property akan memiliki value yang berbeda-beda, bergantung kepada apa yang direpresentasikan
oleh property tersebut.
Penyingkatan Nilai dari Property
Ketika memberikan nilai untuk property, sintaks CSS memungkinkan kita untuk menyingkat
nilai yang diberikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kode berikut:
/*
Bentuk Panjang
*/
p {
margin-top
margin-right
margin-bottom
margin-left
:
:
:
:
10px;
20px;
10px;
20px;
}
/*
Bentuk Singkat (1)
*/
p {
margin: 10px 20px;
}
/*
Bentuk Singkat (2)
*/
7. p {
margin: 10px;
}
Pada bentuk panjang pada kode di atas, nilai margin atas, kanan, bawah, dan kiri diberikan satu
per satu, sesuai dengan property yang ada. Penulisan ini dapat kita singkat dengan menggunakan
hanya property margin dan dua value, yang secara otomatis akan mengisikan nilai top dan right,
kemudian bottom dan left. Bentuk singkat kedua memberikan nilai keempat margin dengan satu
value.
Perlu diingat bahwa tidak semua property dapat diisikan dengan menggunakan penulisan singkat
ini. Beberapa (tetapi tidak semua) property yang dapat dituliskan secara singkat misalnya:
margin, padding, border, dan background. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
property tersebut silahkan baca dokumentasi property CSS yang bersangkutan.
Mengimplementasikan CSS pada HTML
Setelah HTML selesai dituliskan, kita dapat mereferensikan CSS kepada HTML yang ada agar
desain yang dispesifikasikan oleh CSS dapat diaplikasikan pada HTML. Terdapat tiga cara untuk
memberikan referensi CSS, yaitu:
Referensi ke File Eksternal
Kita dapat memberikan referensi ke sebuah file CSS yang berada di luar HTML. Cara
referensi CSS seperti ini seringkali dianggap sebagai best practice dalam pengembangan
web.
Penulisan CSS pada Elemen Head
CSS yang ingin diaplikasikan pada sebuah dokumen HTML dapat juga dituliskan pada
bagian head dari sebuah dokumen. Penulisan CSS seperti ini tidak disarankan, karena
umumnya elemen-elemen yang ada dalam sebuah dokumen akan digunakan kembali
pada dokumen lain. Penulisan CSS langsung pada bagian head akan menyebabkan
elemen-elemen yang berulang harus dituliskan ulang pada dokumen lain juga.
CSS di dalam Atribut style pada Elemen
Menuliskan CSS di dalam atribut style pada elemen HTML (atribut ini dimiliki oleh
semua elemen) merupakan cara terakhir, yang juga tidak disarankan karena penulisan
seperti ini akan “mengotori” kode HTML. HTML dibuat dengan tujuan untuk
memberikan makna semantik untuk konten, bukan desain. Begitupun, metode ini
biasanya digunakan untuk manipulasi gaya yang dilakukan secara dinamis, melalui
Javascript (yang tidak mengotori kode HTML, karena biasanya atribut baru diisikan
setelah HTML selesai dibaca oleh browser).
Untuk lebih jelasnya, kode di bawah memberikan contoh cara melakukan referensi CSS pada
sebuah dokumen HTML:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<title>Pengenalan HTML</title>
8. <!-- Referensi pada Elemen Head -->
<style type="text/css">
h1 {
color: red;
}
</style>
<!-- Referensi pada file eksternal -->
<link rel="stylesheet" href="style.css">
</head>
<body>
<h1>Berita Utama</h1>
<p>
Elemen h1 digunakan untuk menandakan sebuah header dari teks (h1 ==
header 1).
Konten teks ini sendiri berada di dalam sebuah paragraf, yang
ditandai oleh elemen p.
</p>
<!-- CSS langsung pada atribut style -->
<p style="font-weight: bold;">
Paragraf kedua.
</p>
</body>
</html>
Mari kita coba jalankan kode yang ada pada kode di atas! Sebelum menjalankan kode tersebut,
tentunya kita harus membuat file style.css yang direferensikan oleh elemen link pada kode di
atas terlebih dahulu. Simpan kode di atas pada sebuah file bernama referensi-css.html, dan
kemudian buat sebuah file baru dengan nama style.css di dalam direktori yang sama dengan
referensi-css.html. Isikan file style.css dengan kode berikut:
p {
font-size: 50px;
}
Sedikit catatan untuk mereferensikan file CSS eksternal, pada kode di atas, file style.css harus
berada di dalam direktori yang sama karena atribut href diisikan tanpa penunjuk direktori. Jika
misalnya kita ingin menyimpan file pada direktori yang berbeda, maka kita dapat menambahkan
direktori sebelum nama file. Misalnya jika file disimpan dalam subdirektori “style”, kita dapat
mengisikan style/style.css pada atribut href.
Setelah selesai menyimpan referensi-css.html dan style.css, jalankan referensicss.html dan lihat hasilnya, seperti pada gambar berikut:
9. Hasil Eksekusi referensi-css.html
Perhatikan bagaimana CSS mempengaruhi penampilan dari HTML, hanya dengan sedikit
deklarasi kode. Gambar berikut menunjukkan perbandingan dokumen HTML yang memiliki
CSS dan tidak memiliki CSS:
10. Perbandingan Dokumen HTML dengan CSS dan Tanpa CSS
Perhatikan bagaimana setiap CSS mempengaruhi elemen-elemen yang bersangkutan pada
gambar Perbandingan Dokumen HTML dengan CSS dan Tanpa CSS. Teks pada elemen h1
berubah menjadi warna merah karena CSS yang berada pada bagian atas dokumen, paragraf
memiliki teks yang sangat besar (50px) karena CSS dari file style.css, dan paragraf kedua (dan
hanya paragraf kedua) dicetak tebal karena CSS yang berada di atribut style pada paragraf
kedua. Ketiga CSS yang terpisah tersebut berjalan dengan baik.
Yang juga perlu diingat, cara terbaik dalam mereferensikan CSS ialah dengan referensi ke file
eksternal. Cara ini memungkinkan kita hanya menggunakan satu file CSS untuk seluruh web
yang dikembangkan. Perubahan desain juga dapat dilakukan dengan mudah, hanya mengubah
satu buah file saja. Pengguna juga hanya perlu melakukan sedikit download (karena seluruh file
berada di satu tempat, dan seringkali browser akan menggunakan teknologi caching untuk tidak
melakukan download berulang kali pada file yang sama).