Dokumen tersebut merangkum kondisi fisik dan karakteristik Jalan Dipatiukur di Kota Bandung. Jalan ini panjangnya 2 km dan berfungsi sebagai jalan kolektor sekunder. Dokumen mengidentifikasi beberapa permasalahan di jalan ini seperti kondisi jalan dan drainase yang perlu perbaikan, serta titik rawan kecelakaan.
3. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, diperlukan kebijakan pembangunan nasional yang
tepat;
• Ketepatan ini diukur dari pengembangan terhadap kompatibilitas dan optimalisasi potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya fisik (buatan);
• Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota Bandung seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk;
• Infrastruktur fisik, terutama jaringan transportasi, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya suatu wilayah.
• Penting bagi tercapainya pembangunan berkelanjutan bahwa pembangunan infrastruktur memiliki
kompatibilitas dengan kondisi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di wilayah pengembangan
• Terjadi pertumbuhan pergerakan akibat aktifitas ekonomi di beberapa tempat tidak merata.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan studi ini adalah untuk
1. Diketahuinya kondisi fisik jalan Dipatiukur;
2. Diketahuinya karakteristik umum lalu lintas di jalan Dipatiukur;
3. Diketahuinya sistem jaringan jalan Dipatiukur;
4. Diketahuinya karakteristik guna lahan di jalan Dipatiukur;
5. Dikatehuinya fungsi jalan Dipatiukur pada RTRWN Kota Bandung;
6. Diketahuinya permasalahan yang terdapat di jalan Dipatiukur.
6. Definisi & Kebijakan (1)
Kebijakan-Kebijakan Yang Terkait Dengan Jalan
RTRW Kota Bandung
• Kebijakan membangun sarana dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan
terkendali dilakukan melalui strategi membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan
masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi.
• Kebijakan meningkatkan kualitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik
yang terpadu dan terkendali dilakukan melalui strategi:
– menjaga fungsi dan hirarki jalan;
– meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan, pengelolaan lalu
lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan;
– memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang terpadu;
– menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan;
– mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di batas kota dengan
menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah yang berbatasan;
– mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi kota.
Rencana pengembangan fasilitas pejalan kaki
• Peningkatan kualitas di ruas-ruas jalan yang sudah terdapat fasilitas pejalan kaki, terutama di jalan-jalan di
sekitar pusat kegiatan, salah satunya di kawasan pusat kota. Peningkatan kualitas ini meliputi perbaikan
kondisi trotoar dan pemeliharaan kelengkapan fasilitas pejalan (lampu jalan, bangku, kotak sampah, dll).
• Pengembangan kelengkapan fasilitas pejalan kaki di ruas-ruas yang memiliki trotoar namun belum dilengkapi
dengan kelengkapan fasilitas pejalan seperti lampu jalan, bangku, kotak sampah, zebra cross, jembatan
penyeberangan, dan lain-lain.
• Pengembangan fasilitas pejalan kaki di ruas-ruas jalan yang hanya memiliki trotoar pada satu sisi jalan saja.
Pengembangan fasilitas trotoar di kedua sisi jalan juga dilanjutkan dengan penambahan kelengkapan fasilitas
pejalan seperti lampu jalan, bangku, kotak sampah, dan lain-lain.
7. Definisi & Kebijakan (2)
Adapun defini-definisi yang terkait dengan jalan menurut beberapa pendapat para ahli :
Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006);
Menurut Setijowarno dan Frazila (2001) transportasi berarti suatu kegiatan untuk memindahkan sesuatu
(orang dan atau barang) dari satu tempat ke tempat yang lain, baik dengan atau tanpa sarana
(kendaraan, pipa, dan lain-lain);
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan
bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu
lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya
dengan mudah dan cepat (Clarkson H.Oglesby,1999).
9. EKSISTING (1)
Kondisi Fisik
• Kondisi Fisik Jalan Dipatiukur
Panjang Keseluruhan : 2 Km
1. Lebar ( di depan CK simpang Dago arah Dipatiukur )
- Simpang Dago arah Dipatiukur : 5,06 meter
- Simpang Dago (di bawah lampu merah dipatiukur) : 6,50 meter
- Bahu jalan Dipatiukur Simpang Dago : 5,05 meter
2. Lebar ( di depan UNIKOM arah Dipatiukur )
- Jalan Dipatiukur (depan UNIKOM) : 10,7 meter
- Bahu jalan Dipatiukur (di depan Unikom) : 4,8 meter
3. Lebar (di depan Unpad)
- Jalan Dipatiukur (di depan Unpad arah BCA) : 1,05 meter
- Jalan Dipatiukur ( di depan UNPAD) : 10,1 meter
- Bahu jalan Dipatiukur (depan MONUMEN) : 2,96 meter
- Separator Taman 4,52 meter
10. EKSISTING (1)
Kelengkapan Fasilitas Umum
1. Simpang Dago – Unikom
Gambar 3.2
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
Gambar 3.1
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
Gambar 3.3
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
11. EKSISTING (2)
Kelengkapan Fasilitas Umum
2. Unikom – Unpad
Gambar 3.4
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
Gambar 3.6
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl. Dipatiukur
Gambar 3.5
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
12. Kelengkapan Fasilitas Umum
3. Unpad - Rabbani
Gambar 3.7
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
Gambar 3.8
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
13. Kelengkapan Fasilitas Umum :
Rabbani - BCA
Gambar 3.9 Gambar 3.11
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl. Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur Dipatiukur
Gambar 3.10
Kondisi kelengkapan fasilitas di Jl.
Dipatiukur
14. Kelengkapan Fasilitas Umum :
Terdapat berbagai macam karakteristik umum lalu lintas yang melewati jalan Dipatiukur, berikut adalah
angkutan umum yang melewati jalan Dipatiukur :
- Angkutan umum jurusan Riung – Dago;
- Angkutan umum jurusan Caheum – Ciroyom;
- Angkutan umum jurusan Kalapa – Dago;
- Angkuan umum jurusan Ciburial – Ciroyom;
Dan juga mobil pribadi serta DAMRI.
Fungsi jalan Dipatiukur :
Dipatiukur dalam klasifikasi jalan berdasarkan fungsi masuk kedalam kategori jalan Kolektor Sekunder
Fungsi jalan Dipatiukur dalam RTRW Kota Bandung adalah sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
PKL yaitu Pusat Kegiatan Lokal adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional/beerapa provinsi
Kriteria:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau;
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani
skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
15. Identifikasi Permasalahan
Kondisi Jalan secara umum di Dipatiukur
dilihat dari perkerasan jalan 80% menggunakan semen dan 20% menggunakan aspal.
Kondisi ketebalan jalan di Bandung rata-rata sudah mencapai 30 cm.
(Sony Sulaksono Wibowo, Ph.D,)
Tebal lapisan jalan itu tergantung rencana volume kendaraan yang akan melewati jalan;
Semakin banyak kendaraan, semakin tebal jalannya.;
Angka idealnya tidak ada. Bisa 20cm, 30cm, berbeda-beda.;
Tidak ada batasan..
• Identifikasi Permasalahan :
Kondisi jalan
Titik rawan kecelakaan/Black Spot
Kelengkapan Fasilitas
Area Parkir
• Titik rawan kecelakaan/Black Spot di jalan Dipatiukur adalah di daerah tikungan Rabbani, karena
jalur yang efektifnya di gunakan satu arah namun digunakan dua arah
16. Contoh permasalahan yang terdapat di jalan Dipatiukur (1)
Gambar 3.12
Kondisi drainase di Jl. Dipatiukur
Gambar 3.14
Gambar 3.13
Kondisi tatanan jaringan kelistrikan di Jl.
Kondisi pinggir jalan di Jl.
Dipatiukur
Dipatiukur
Gambar 3.15
Gambar 3.16
Kondisi tatanan jaringan kelistrikan (2)
Kondisi traffic light di Jl. Dipatiukur
di Jl. Dipatiukur
17. Contoh permasalahan yang terdapat di jalan Dipatiukur (2)
Gambar 3.17
Kondisi pinggir jalan (lokasi depan ITHB) di Jl.
Dipatiukur
Gambar 3.19
Kondisi pinggir jalan (lokasi depan UNIKOM)
Jl. Dipatiukur
Gambar 3.18
Kondisi bahu jalan (lokasi depan ITHB) di Jl.
Dipatiukur
18. Contoh permasalahan yang terdapat di jalan Dipatiukur (3)
Gambar 3.21
Kondisi pinggir jalan (lokasi diseberang jalan
Sekeloa) di Jl. Dipatiukur
Gambar 3.20
Kondisi pinggir jalan di Jl. Dipatiukur
19. Contoh permasalahan yang terdapat di jalan Dipatiukur (4)
Gambar 3.22 Gambar 3.23
Kondisi banjir Jl. Dipatiukur saat terjadi hujan Kondisi Jl. Dipatiukur (lokasi di dekat terminal
lebat bayangan DAMRI)
Gambar 3.25
Kondisi pinggir jalan (lokasi di depan BCA) Jl.
Dipatiukur
Gambar 3.24
Kondisi pinggir jalan (lokasi di depan UNPAD)
Jl. Dipatiukur