Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Resume 1 psak 14 persediaan
1. PERSEDIAAN
PSAK 14
Tugas Kelompok RINGKASAN
Dibuat oleh, Kelompok 7
1. Wahyuni Ramadhani 023.15.4161
2. Ilyasa Arsinggih 023.15.4173
3. Gresy Estepina 023.15.4177
4. Putri Risca Wulandari 023.15.4185
Tugas Mata Kuliah Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Dosen Titut Ayu Gumilang
Universitas Trisakti
2. PERSEDIAAN
PSAK 14
A. DEFINISI
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva
berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam
proses produksi
B. PENGUKURAN PERSEDIAAN
1. Biaya Pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya
(kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas
pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara
langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa.
Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan
biaya pembelian.
Dalam hal biaya pembelian meliputi selisih valuta asing yang timbul secara
langsung dalam perolehan persediaan yang ditagih dalam valuta asing,
diperkenankan sebagai perlakuan alternatif seperti yang diuraikan dalam
PSAK No 10 tentang transaksi dalam mata uang asing. Selisih valuta asing
tersebut terbatas pada yang ditimbulkan dari devaluasi atau depresiasi suata
mata uang yang cukup besar dan terhadap peristiwa tersebut tidak mungkin
dilakukan hedging dan membawa dampak pada hutang yang tidak dapat
diselesaikan dan timbul dari perolehan persediaan yang baru saja dilakukan.
Namun apabila tersedia kesempatan hedging sebelum devaluasi terjadi akan
tetapi kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan maka selisih kurs yang timbul
akibat devaluasi tidak boleh diperhitungkan sebagai dari biaya pembelian.
2. Biaya Konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan
unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga
alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam
mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya
produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume
produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan
peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Overhead
produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara
langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume
produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Pengalokasikan biaya overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan
pada kapasitas normal fasilitas produksi. Kapasitas normal adalah produksi
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 2
3. rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau musim
dalam keadaan normal, dengan memperhitungkan hilangnya kapasitas selama
pemeliharaan terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan bila
mendekati kapasitas normal. Pembebanan biaya overhead produksi tetap pada
setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi
atau tidak terpakainya kapasitas pabrik. Biaya overhead yang tidak teralokasi
diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi luar
biasa tinggi, biaya overhead yang dialokasikan pada unit produk diturunkan
agar persediaan tidak dinilai diatas biaya. Biaya overhead produksi variabel
dialokasikan pada unit produk atas dasar penggunaan fasilitas produksi yang
sebenarnya.
3. Biaya Lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya
tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead
nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai
biaya persediaan. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan
dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang
tidak normal;
Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk
membuat persediaan berada dalam lokasi dan kondisi sekarang, dan
Biaya penjualan.
4. Biaya Persediaan Pemberi Jasa
Persediaan pemberian jasa terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya
personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk
personalia penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga
kerja dan biaya lain yang terkait dengan personalia penjualan an administrasi
umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai biaya
persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya
persediaan pemberi jasa tidak termasuk margin laba atau overhead yang tidak
dapat diatribusikan yng sering merupakan faktor pembebanan harga oleh
pemberi jasa.
5. Teknik Pengukuran Biaya
Metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan
jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal
penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilitas
kapasitas. Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk
mengukur
persediaan yang variasinya demikian banyak dan cepat berubah, serta
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 3
4. memiliki marjin yang sehingga tidak praktis menggunakan metode penetapan
biaya lainnya.
6. Rumus Biaya
Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not
interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek
khusus identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.
Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya :
1. Masuk pertama keluar pertama / FIFO
2. Rata-rata / Weighted Average
Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua
persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan
yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda
diperkenankan. Contoh :
CV Mulia melaporkan transaksi berikut pada 2004:
Tanggal Pembelian Biaya beli
12 Mei 100 unit $1.000
14 Aug 200 unit 2.200
18 Sep 120 unit 1.800
420 unit $5.000
Pada 31 Des, perusahaan memiliki 20 unit di tangan dan menggunakan sistem
persediaan periodik.
Berapa nilai HPP dan persediaan akhir?
A. Metode Average (Weighted)
Data tersedia:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit $1.000
Aug 14 200 unit $2.200
Sep 18 120 unit $1.800
420 unit $5.000
Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : $5.000/420 = $11.905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual untuk
memperoleh HPP: (420-20) x $11.905 = $4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di
persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x $11,91 = $238
B. Metode FIFO ( First-In First-Out)
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 4
5. Data diberikan:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit @ $10 $1.000
Aug 14 200 unit @ $11 $2.200
Sep 18 120 unit @ $15 $1.800
420 $5.000
HPP (FIFO)
$1.000 (100 terjual)
$2.200 (200 terjual)
$1.500 (100 terjual; 20 sisa)
$4.700
7. Nilai Realisasi Neto
Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi
jumlah yang mungkin dapat direalisasi.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan
untuk membuat penjualan.
Estimasi nilai realisasi bersih :
1. Berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia
2. Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait
3. Mempertimbangkan tujuan persediaan
Nilai realisasi bersih :
1. Biaya ganti / replacement cost
2. Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan penjualan
C. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN
Sistem pencatatan persediaan
Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya
persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:
1. Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan
perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir.
Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang
yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu
tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya
memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif
kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 5
Biaya Barang
Siap Jual
Persediaan
Akhir
HPP
20*$15 =
$300
$4,700
Biaya Barang
Siap Jual
6. pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris
handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun
nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap
transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun
demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan
adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan
frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
2. Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan
secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan
baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan
dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi
persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan
kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan
alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk
mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian
persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode
akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
D. METODE PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN
Metode yang dapat kita pergunakan, yaitu :
1. Metode FIFO ( First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap dijual terlebih
dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan kita adalah barang-
barang yang terakhir dibeli oleh kita.
2. Metode LIFO ( Last In First Out )
Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama disebutkan diatas.
Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah barang yang terakhir kali
dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita adalah barang-barang
yang pertama kali kita beli.
3. Metode rata-rata ( Average Method )
Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung berdasarkan harga
rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara penghitungan yang
berbeda.
Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga beli barang
secara global.
Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.
4. Metode idetifikasi khusus.
Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai masing-masing jenis
barang yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang haruslah jelas darimana
asal-usulnya serta harga yang diperoleh ketika pembelian barang tersebut.
E. PENGAKUAN PERSEDIAAN
Didalam PSAK 14 paragraf 33 menyebutkan bahwa jika persediaan dijual, maka jumlah
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 6
7. tercatat prsediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas
penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi
nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode
terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai
persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto. Diakui sebagai pengurangan
terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. Beberapa
persediaan dapat dialokasikan ke pos aset lainnya.
F. PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN
Laporan keuangan mengungkapkan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk
rumus biaya yang digunakan
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang
sesuai bagi entitas
3. Jumlah tercatat persediaan dan jumlah dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan
5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan
yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang
diturunkan
8. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas.
Beberapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah
yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban
selama periode yang bersangkutan. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan
biaya yang diakui sebgai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya
tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan perubahan jumlah neto
persediaan pada periode tersebut.
G. TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2009. Penerapan dini dianjurkan.
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 7