Dokumen ini membahas tentang pembebasan Irian Barat dari Belanda ke Indonesia melalui operasi militer Trikora dan Mandala serta usulan penyelesaian damai Bunker. Indonesia akhirnya mendapatkan Irian Barat setelah persetujuan dengan Belanda di New York pada 1962 dan penyerahan wilayah oleh PBB ke Indonesia pada 1963.
2. Menurut keputusan KMB, masalah Irian Barat
ditunda penyelesaiannya. Tapi bertahun-tahun
kemudian Belanda tidak mau
merundingkannya dan malah membentuk
Negara Papua.
3. Trikora dan Komando Mandala
19 Desember 1961, Presiden Soekarno
mengumumkan Tri Komando Rakyat atau
disingkat Triko ra.
Soekarno juga membentuk Komando Mandala
pada 11 Januari 1962. Mayor Jenderal
Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas
komando ini adalah merencanakan,
mempersiapkan, dan menyelenggarakan
operasi militer untuk menggabungkan Irian
Barat dengan Indonesia.
4. Penyerangan
Sebelum komando Mandala bertindak
menggerakkan kesatuan-kesatuan, ternyata
telah terjadi insiden bersenjata, yang dikenal
dengan Pe rte m puran Laut Aru pada tanggal
15 Januari 1962.
Pada bulan Februari 1962, Komando Mandala
mulai menggerakkan kesatuan-kesatuan laut
dan udara ke daratan Irian. Tidak lama
kemudian pasukan Indonesia berhasil
merebut Teminabuan.
5. Usulan Bunker
Bunke r, seorang diplomat Amerika Serikat,
mengusulkan rencana penyelesaian secara
damai mengenai sengketa Irian Barat.
Usul-usul Bunker itu berisi:
- Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia melalui sebuah Badan PBB,
UNTEA.
- Pemberian hak bagi rakyat Irian Barat untuk
menentukan pendapat tentang kedudukan
Irian Barat.
6. 15 Agustus 1962 ditandatangani persetujuan
antara Indonesia dan Belanda di New York.
Isinya adalah: "Selama satu tahun Irian akan
diurus oleh pemerintahan sementara,
UNTEA".
Tanggal 1 Oktober 1962 secara resmi
Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
UNTEA.
Pada tanggal 1 Mei 1963 PBB menyerahkan
Irian Barat kepada Indonesia.
7. Nama Irian Barat selanjutnya diganti dengan
nama Irian Jaya. Tahun 1969 dilangsungkan
Penentuan Pendapat Rakyat Irian Jaya
(Pepera). Hasilnya, ternyata rakyat Irian Jaya
tetap ingin bergabung dengan Republik
Indonesia.