SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  41
Télécharger pour lire hors ligne
IRIGASI CURAH
 (SPRINKLER)

1)   Irigasi hemat air
2)   kelebihan dan kekurangan irigasi sprinkler
3)   komponen irigasi sprinkler
4)   tahapan desain
5)   prosedur irigasi sprinkler.

Rabu jam 11.50 Lab. BDP



                                                      GUSTI RUSMAYADI
                                     PS. Agroekoteknologi – Faperta Unlam
1. Irigasi
Irigasi atau penyiraman pada dasarnya adalah penambahan air
  untuk memenuhi keperluan air bagi pertumbuhan tanaman,
      yang dinyatakan sebagai evapotranspirasi tanaman



                                     (d) memberikan iklim mikro
               (b)         (c)
 (a) untuk                         yang lebih baik dan sebagainya,
             menekan    mencegah
menambah                              sehingga jumlah air yang
             populasi   serangan
  zat hara                             diberikan melebihi nilai
              gulma       hama
                                          evapotranspirasi
3 langkah upaya peningkatan efisiensi irigasi dalam penerapan
teknologi irigasi hemat air suatu proses budidaya tanaman, sehingga
penggunaan air irigasi per satuan produk semakin kecil




                                 Perencanaan (optimasi)
                                      pola tanam


                                Pengaturan (penjadwalan)
                                  pemberian air irigasi


                               Penerapan teknologi irigasi
                                      hemat air
1.1. Perencanaan (Optimasi) Pola Tanam



Optimasi pola tanam merupakan integrasi dari data iklim, sumber
     air, agronomi dan sosial ekonomi. Analisis yang dapat
 meningkatkan produktivitas pertanian serta pendapatan petani


     Analisis                        Analisis
  terhadap pola                   terhadap pola
   tanam yang                      tanam yang
    sudah ada                    akan dianjurkan
tiga cara pemberian air irigasi




    Continuous Irrigation : yaitu pemberian air
      irigasi secara terus menerus dengan
     jumlah yang diberikan berubah sesuai
               kebutuhan air irigasi.


      Rotation Irrigation : yaitu pemberian air
    irigasi dengan jumlah pemberian air tetap
      sedangkan selang dan lama pemberian
        berubah sesuai kebutuhan air irigasi.


       Supply On-demand Irrigation : yaitu
    pemberian air irigasi dengan jumlah dan
    selang serta lama pemberian air berubah
          sesuai kebutuhan air irigasi.
1.2. Pengaturan (Penjadwalan) Pemberian Air Irigasi
                                                      Fixed Interval : irigasi diaplikasikan pada selang
                                                        waktu tetap tidak tergantung keadaan air di
                                                                       daerah perakaran

                                                      Allowable Depletion Amount : irigasi dilakukan
                                                       apabila jumlah kadar air di bawah kapasitas
                                                       lapang yang telah ditentukan, habis/kosong

                                                      Allowable Daily Stress : irigasi dilakukan apabila
                                    Kriteria waktu       evapotranspirasi aktual menurun di bawah
                                                                evapotranspirasi potensial.
                                                           Allowable Daily Yield Reduction : irigasi
                                                        dilakukan apabila respon hasil aktual (Yact)
                                                         menurun di bawah persentase yang telah
 Penentuan jadwal pemberian                                   ditentukan dari hasil maksimum.
air irigasi dapat didasarkan atas
    kriteria waktu dan kriteria                        Allowable Fraction of Readily Available Water
 jumlah air irigasi (Raes, 1987).                     (RAW) : irigasi dilakukan apabila pemakaian air
                                                       di daerah perakaran melampaui batas RAW.


                                                       Fixed Depth : jumlah air irigasi yang diberikan
                                                                   (setiap waktu ) tetap.
                                    Kriteria jumlah
                                                        Back to Field Capacity : air irigasi diberikan
                                                      dalam usaha untuk menaikkan kadar air tanah
                                                              pada kondisi kapasitas lapang
1.3. Penerapan Teknologi Irigasi Hemat Air

                         Irigasi permukaan
                         (surface irrigation),
                           meliputi sistim
                         genangan (basin),
                           border, dan alur
                              (furrow).



                            4 cara
        Irigasi tetes     teknologi              Irigasi bawah
                                                  permukaan
           (trickle     aplikasi irigasi          (sub-surface
         irrigation)
                         (Schwab, et                irrigation)

                           al, 1981)


                            Irigasi curah
                               (sprinkle
                              irrigation)
2. SISTEM IRIGASI


                 Sistem
Pengembangan   Penyaluran
 Sumber Air
                              Teknologi Aplikasi Irigasi :
                            PERMUKAAN
                            •Basin/genangan
                            •Border
                            •Furrow/alur
                            CURAH/SPRINKLE
                            TETES/TRICKLE
                            LAINNYA
3. Teknologi Irigasi




Irigasi genangan                       Irigasi curah




                    Hidroponik NFT




   Irigasi alur                      Irigasi tetes
Irrigation Efficiency

                        SURFACE
                        IRRIGATION


                        Rooting Zone

         Percolation
   Sprinkling




                         SPRINKLE
                         IRRIGATION



   Uniformity             Rooting Zone




        Localized
                        TRICKLE
                        IRRIGATION




                          Rooting Zone
II. EFISIENSI IRIGASI
 Secara teoritis efisiensi irigasi sprinkler lebih
  tinggi dibanding dg irigasi permukaan,
  karena pd irigasi sprinkler diupayakan untuk
  menghindari kehilangan air berupa perkolasi
  dan limpasan

 Efisiensi irigasi tetes lebih tinggi dibanding
  dg irigasi sprinkler karena disamping
  menghindari kehilangan air berupa perkolasi
  dan limpasan, irigasi tetes hanya
  memberikan air pada daerah perakaran
5. Irigasi Curah
         Membentuk tetesan mirip
            hujan ke lahan

                 Fungsi:

                      memenuhi
                     kebutuhan air
                       tanaman

                       mencegah
                      pembekuan

                    mengurangi erosi
                        angin


                   memberikan pupuk
5.1. Kelebihan dan kekurangan sistem Irigasi Curah


               Kelebihan                                     Kekurangan
    Sesuai untuk daerah dengan topografi kurang          Memerlukan biaya
     teratur dan profil tanah relatif dangkal.
                                                           investasi dan biaya
    Tidak memerlukan jaringan saluran sehingga secara
     tidak langsung akan menambah luas lahan
                                                           operasional yang cukup
     produktif serta terhindar dari masalah gulma air      tinggi, antara lain
     (aquatiq weed).                                       untuk operasi pompa
    Cocok untuk lahan pertanian dengan jenis tanah        air dan tenaga
     bertekstur pasir tanpa menimbulkan masalah
     kehilangan air melalui perkolasi.                     pelaksana yang
    Sesuai untuk daerah dengan sumber atau                terampil.
     persediaan air yang terbatas, mengingat kebutuhan    Memerlukan rancangan
     air pada irigasi curah relatif sedikit.
                                                           dan tata letak yang
    Sesuai untuk lahan berlereng tanpa menimbulkan
     masalah erosi yang dapat mengurangi tingkat           cukup teliti untuk
     kesuburan tanah.                                      memperoleh tingkat
    Dapat dipergunakan disamping memenuhi                 efisiensi yang tinggi.
     kebutuhan air tanaman, juga untuk pemupukan dan
     pemberantasan hama penyakit tanaman
5.2. Kesesuaian Pemakaian
 Tanaman
   Cocok hampir semua tanaman (pohon, semak, hamparan),
    dapat disiramkan di atas atau di bawah kanopi
   Tidak cocok untuk beberapa jenis sayuran yang mudah rusak
    karena tetesan air
 Kemiringan lahan
   Cocok untuk lahan datar maupun bergelombang
 Tanah
   Paling cocok untuk tanah pasiran, tapi cocok untuk ham
 Air irigasi
   Cocok untuk air yang bersih dan bebas sedimen
5.3. Penerapan Irigasi Bertekanan di Indonesia

Beberapa pertimbangan/alasan penggunaan irigasi curah di Indonesia antara
   lain adalah:

1. Jaringan irigasi gravitasi/permukaan tidak tersedia.
2. Debit sumber air pada musim kemarau terbatas , sehingga pemanfaatannya
   harus dilakukan seefisien mungkin.
3. Kondisi topografi tidak datar (bergelombang/bergunung) sehingga tidak
   memungkinkan diterapkannya irigasi gravitasi/permukaan.
4. Pemberian air irigasi hanya diberikan pada periode tertentu (musim
   kemarau) dan tidak diperlukan jaringan irigasi yang permanen, sehingga
   dengan penerapan irigasi curah/tetes biaya irigasi relatif lebih murah.
5. Kondisi tanah sangat porous (berpasir), sehingga apabila diterapkan irigasi
   permukaan akan menimbulkan kehilangan air yang relatif besar dalam
   bentuk perkolasi.
6. Tuntutan budidaya tanaman (hidroponik, rumah kaca, lapangan golf) yang
   menghendaki ketepatan jumlah dan waktu pemberian air, kualitas air serta
   digunakannya sarana irigasi untuk pemberian pupuk dan pestisida.
7. Keinginan untuk mengintroduksi/mengadopsi teknologi irigasi baru
Penerapan Irigasi curah
 Penerapan irigasi curah umumnya dilakukan pada lokasi
  dengan tipe iklim yang termasuk zone agroklimat C, D,
  dan E.
 Pada beberapa lokasi yang tergolong tipe iklim B dan A,
  penggunaan irigasi tetes masih diperlukan oleh karena
  pada lokasi tersebut diterapkan budidaya tanaman
  hidroponik/rumah kaca dan lapangan golf.
 Tekstur tanah sangat bervariasi, antara lain liat, liat
  berpasir, lempung liat berpasir, lempung berpasir, dan
  pasir.
Jenis Tanaman
     Jenis tanaman unggulan lokal prospektif ,
                tanaman semusim
                tanaman tahunan.

 tanaman semusim:
                    tanaman tahunan:
    cabe, tomat,
                    diantaranya adalah
   sayuran (petsai,
                      mangga, jeruk,
 kol, daun bawang),
                     apel, rumput, dan
  melon, tebu dan
                           durian
        nanas.
Manajemen pengadaan, pengoperasian, dan
perawatan jaringan irigasi curah

                                              Kondisi
    Penanganan
                                            aksesibilitas

                                               usahatani yang dikelola
       perusahaan swasta,                      oleh perusahaan swasta
          BUMN, atau                           dan BUMN, aksesibilitas
          Pemerintah.                           sudah ditangani secara
                                                         baik.



       tingkat petani dengan luasan dan
        penguasaan teknologi terbatas,        Kondisi aksesibilitas secara
                                              umum belum mendukung
           pengelolaan sistem irigasi          penerapan irigasi curah
       ditangani petani , kecuali apabila      mapun irigasi tetes pada
         setiap unit irigasi curah/tetes            lahan petani.
         melibatkan sejumlah petani.
Penerapan Irigasi Curah pada
tempat terbuka
1. Umumnya untuk memberikan penyiraman pada
   periode defisit neraca air, yaitu sekitar 3 – 8
   bulan per tahun.
2. Sumber air irigasi yang digunakan adalah air
   tanah (dangkal maupun dalam), mata air, sungai,
   dan embung.
3. Tata letak jaringan irigasi yang diterapkan juga
   bervariasi, antara lain meliputi permanent farm-
   system, moveble field system, dan semi
   permanent farm/field system.
Kelayakan finansial

  Penerapan irigasi curah pada lahan petani
   menunjukkan bahwa:
   1. Sangat beragam; biaya irigasi, luasan titik impas,
      kelayakan investasi.
   2. Sangat spesifik; tergantung pada tipe/desain
      irigasi curah yang dibangun, jenis tanaman yang
      dibudidayakan, dan lokasi penerapannya.
Luasan Titik Impas

 Luasan titik impas ini memberikan gambaran
  luasan minimum yang harus dapat diari apabila
  digunakan irigasi curah untuk budidaya tanaman
  tertentu, agar secara finansial teknologi irigasi
  ini layak diterapkan.
   Budidaya tanaman sayuran, berkisar antara 1,4 –
    16,3 hektar.
   Budidaya tanaman buah-buahan, luasan titik
    impas penerapan irigasi ini adalah 0,1 – 15,0
    hektar .
Identifikasi Lahan Potensial
 Identifikasi lahan potensial untuk penerapan irigasi curah
  dapat dilakukan dengan mempertimbangakan faktor:
    agroklimat, sumber air, jenis tanah, dan budidaya tanaman
     unggulan.
    Aspek agroklimat menunjukkan kondisi kecukupan air suatu
     wilayah untuk pengembangan pertanian, sedangkan aspek
     sumber air menggambarkan ketersediaan suplai air irigasi
     (fluktuasi debit dan kualitas air) sepanjang tahun.
    Aspek jenis tanah yang penting diperhatikan adalah tekstur
     tanah dan laju infiltrasi.
2. Komponen Irigasi Curah
                 pompa       mainline



        sumber
                                                lateral


                                               sprinkler



                  Contoh untuk sprinkler tak bergerak
2.1.Sumber Air Irigasi
 Sumber air irigasi dapat
    berasal dari mata air,
    sumber air
   yang permanen (sungai,
    danau, dsb), sumur, atau
    suatu
   sistem suplai regional.
    Idealnya sumber air
    terdapat di atas
   hamparan, bersih (tidak
    keruh) dan tersedia
    sepanjang
   musim
2.2.Sumber Energi untuk Pengairan
               Sistem irigasi dapat
                dioperasikan dengan
                menggunakan sumber energi
                dari:
                 gravitasi (jauh lebih murah),
                 pemompaan pada sumber air,
                  atau penguatan tekanan dengan:
                   menggunakan pompa penguat
                    tekanan (booster pump). Tenaga
                    pompa yang cukup besar (0.5 – 10
                    kg/cm2)
2.2.1. Stasiun Pompa
 Pompa centrifugal atau
  pompa turbin.
   Pompa centrifugal banyak
    digunakan bila sistem ini
    menggunakan air permukaan
    dan bersifat dapat dipindah-
    pindah.
   Pompa turbin digunakan bila
    sistem ini menggunakan air
    tanah dalam dan dipasang
    tetap (fixed).
 Tenaga untuk
  menggerakkan pompa
  diperoleh dari motor bakar
  atau motor listrik
2.3. Jaringan Pipa


                  Skema jaringan
                   irigasi curah



 Lateral, merupakan pipa tempat diletakkannya pencurah
    (sprinkler) yang memberikan air ke tanah.
   Manifold, merupakan pipa tempat pipa-pipa lateral
    dihubungkan.
   Valve line, merupakan pipa tempat diletakkan katup air.
   Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan dengan valve line.
   Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan air dari sumber
    air.
2.3.1. Pipa Utama
 Pipa utama dari sistem irigasi
  curah dapat bersifat tetap
  (permanent) atau dapat dipindah-
  pindah (portable).
 Pipa utama yang tetap dipasang di
  dalam tanah dan digunakan pada
  kebun yang tetap dan tanaman
  memerlukan irigasi sepanjang
  musim.
 Pipa utama dapat menggunakan:
    pipa besi, pipa asbestos cement, pipa
     poly vinyl chloride (PVC) atau pipa
     alumunium.
    pipa alumunium yang ringan dan
     dilengkapi dengan quick coupler
     digunakan untuk pipa utama yang
     dapat dipindah-pindah.
2.3.2. Pipa Lateral
 Umumnya pipa lateral dapat
  dipindah-pindah dan terbuat
  dari pipa alumunium yang
  dilengkapi quick coupler
 Perpindahan pipa lateral
  selain dilakukan secara
  periodik, juga dapat
  dilakukan secara kontinu,
  baik secara melingkar (center
  pivot) ataupun sejajar dengan
  saluran yang dijadikan
  sumber air
 Sistem penyambungan pipa
2.3.4. Curah Head

 Curah head
  merupakan
  komponen yang
  terpenting pada
  sistem irigasi curah.
2.3.4.1.Rotating Curah Head
    Single nozzle curah. Digunakan untuk
    laju pemberian air yang rendah.
   Two nozzle curah. Merupakan jenis
    yang banyak digunakan karena dapat
    memberikan air yang merata.
   Pop up curah. Merupakan jenis yang
    banyak diterapkan di lapangan rumput.   (a)
    Curah akan terbuka pada waktu operasi
    pemberian air.
   Giant curah. Merupakan jenis yang
    banyak diterapkan untuk tanaman
    yang tinggi (misalnya tebu), dimana
                                                  (c)   (d)
    spasi curah yang lebih rapat sukar
    diterapkan.
                                            (b)
2.3.4.2.Komponen lain
 Saringan

 Kolam Pengendapan

 Pompa Buster (booster pump)

 Katup Sadap

 Katup Pengontrol Aliran

 Tangki Injeksi.Larutan pupuk dan
   kimia lainnya dapat diinjeksikan
   ke sistem curah melalui tangki
   injeksi. Sistem injeksi yang
   diterapkan dapat berupa tangki
   tertutup atau venturi
Sistem Irigasi Curah
                                                 Sprinkler jenis ini
                                                  ada yang
                                                  dipindahkan secara
                   • hand-move,
set system (alat                                  periodik dan
                   • wheel line lateral,
                                                 ada yang disebut
   pencurah        • perforated pipe,
                                                  fixed system atau
memiliki posisi    • sprinkler untuk tanaman
                                                  tetap (main line,
  yang tetap)        buah-buahan dan
                   • gun sprinkler                lateral, dan nozel
                                                  tetap, tidak
                                                  dipindah-
                                                  pindahkan).
  continuous       • center pivot,
                   • linear moving lateral dan   Ada tiga jenis penyiram
 system (alat
                   • traveling sprinkler.        yang umum digunakan
pencurah dapat                                   yaitu
   dipindah-                                     nozel tetap yang
  pindahkan)                                       dipasang pada pipa,
                                                 pipa yang dilubangi
                                                   (perforated sprinkler),
                                                   dan
                                                  penyiram berputar
1. Berdasarkan nozzle
 Rotating head system.
 Nozzle yang berukuran
  kecil dan dapat berputar
  dipasang pada pipa tegak
  (riser) dengan interval
  jarak tertentu sepanjang
  pipa lateral
Perforated pipe system

 Sistem ini terdiri dari
  lubang-lubang
  perforasi sepanjang
  pipa lateral. Sistem
  ini memerlukan
  tekanan operasi yang
  rendah (0.5 – 2.5
  kg/cm2)
3 tata letak sistem irigasi curah Sesuai dengan kapasitas
dan luas lahan yang diairi serta kondisi topografinya




                                            Incomplete Farm
   Farm System           Field System
                                                System
• sistem dirancang    • sistem dirancang   • sistem dirancang
  untuk suatu luas      untuk dipasang       untuk dapat
  lahan dan             di beberapa          diubah dari Farm
  merupakan satu-       lahan pertanian      System menjadi
  satunya fasilitas     dan biasanya         Field System
  pemberian air         dipergunakan         atau sebaliknya
  irigasi.              untuk pemberian
                        air pendahuluan
                        pada lokasi
                        persemaian
2.1.Tipe pemasangan sprinkler


 Portable
 Semi-portable
 Semipermanent
 Permanent
 Set-move
 Solid set
2.2.Tipe pencurah

 Impact sprinkler
 Gear-driven sprinkler
 Reaction sprinkler
 Fixed head sprinkler
2.3. Kinerja sprinkler
 Debit sprinkler            n
                       Q   KCi Ai Pi xi
                            i 1
 Jarak lemparan

 Pola distribusi
                                          Q
                           Q          Ak
                       Ak                LS
 Rata-rata aplikasi       a


 Ukuran tetesan
  (droplets)
2.4. Pemilihan Sprinkler

 Kapasitas debit
 Tekanan operasi (Dibaca pada manometer)
 Lain-lain:
    Sudut nozzle, ukuran tetesan, jarak lemparan, dan
   pola aplikasi disesuaikan dengan angin, tanaman, dan
   sistem yang digunakan
   Sudut nozzle tergantung kecepatan angin dan tinggi
   tanaman
   Ukuran tetesan kecil cocok untuk tanah terbuka,
   tetesan besar cocok untuk daerah berangin
Referensi

 Keller, J & Bleisner, RD. Sprinkler and Trickle
  Irigation. AVI Publishing Company. Inc. New
  York, USA.
 Prastowo. 2001. Komponen Irigasi Tetes. Pel.
  Aplikasi Teknologi Hidroponik utk
  Pengembangan Agribisnis Perkotaan. Bogor.
 Prastowo. 2003. SISTEM IRIGASI
  BERTEKANAN. Cisarua, 22 April 2003
 Rusmayadi, G. 2003. Irigasi Curah dan Tetes.

Contenu connexe

Tendances

Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Purwandaru Widyasunu
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Danur Qahari
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
kasimusman
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
irhamakbar7
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
Mohd. Yunus
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Helmas Tanjung
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Ilham Johari
 

Tendances (20)

Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Rancangan design gtr
Rancangan design gtrRancangan design gtr
Rancangan design gtr
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
 
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Budidaya padi lebak
Budidaya padi lebakBudidaya padi lebak
Budidaya padi lebak
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
 

En vedette

Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowoTopik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Dedi Kusnadi Kalsim
 
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Nayla Rahmi
 
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Twiko Silandro Putra
 

En vedette (20)

Tahap Konstruksi SPAL - Unit Pengumpulan, Pemasangan Pipa Lateral
Tahap Konstruksi SPAL - Unit Pengumpulan, Pemasangan Pipa LateralTahap Konstruksi SPAL - Unit Pengumpulan, Pemasangan Pipa Lateral
Tahap Konstruksi SPAL - Unit Pengumpulan, Pemasangan Pipa Lateral
 
Sub-Surface Irrigation Engineering: A Beneficial use of Wastewater
Sub-Surface Irrigation Engineering: A Beneficial use of WastewaterSub-Surface Irrigation Engineering: A Beneficial use of Wastewater
Sub-Surface Irrigation Engineering: A Beneficial use of Wastewater
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtr
 
Tahap Konstruksi SPAL - Pembangunan Bangunan Penunjang dan Fasilitas
Tahap Konstruksi SPAL - Pembangunan Bangunan Penunjang dan FasilitasTahap Konstruksi SPAL - Pembangunan Bangunan Penunjang dan Fasilitas
Tahap Konstruksi SPAL - Pembangunan Bangunan Penunjang dan Fasilitas
 
IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasMK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
 
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowoTopik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
 
Pengantar Perencanaan Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Pengantar Perencanaan Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Pengantar Perencanaan Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Pengantar Perencanaan Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
 
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udaraPengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
 
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
 
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah TerpusatPengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
Pengembangan dan Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Terpusat
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organik
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
 
Tahap Konstruksi SPAL Unit Pengumpulan, Material dan Pengujian Pipa
Tahap Konstruksi SPAL Unit Pengumpulan, Material dan Pengujian PipaTahap Konstruksi SPAL Unit Pengumpulan, Material dan Pengujian Pipa
Tahap Konstruksi SPAL Unit Pengumpulan, Material dan Pengujian Pipa
 
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan ElektrikalTahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannya
 

Similaire à Irigasi curah gtr

Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
nonkerap
 
3 bab iii landasan teori
3   bab iii landasan teori3   bab iii landasan teori
3 bab iii landasan teori
brianresmana
 
PENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptx
PENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptxPENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptx
PENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptx
henny15
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Muhadir Masrur
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
DedenCahyo1
 
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptxPertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
farhelgod
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Kiki Reski
 
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptxIRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
TesaParera
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
sidik purnomo
 

Similaire à Irigasi curah gtr (20)

Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
 
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
 
Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasi
 
3 bab iii landasan teori
3   bab iii landasan teori3   bab iii landasan teori
3 bab iii landasan teori
 
PENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptx
PENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptxPENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptx
PENGAIRAN PADA TANAMAN HORTIKULTURA.pptx
 
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
 
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiAnalisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasi
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
 
Sda
SdaSda
Sda
 
Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambang
 
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptxPertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptx
 
Proses, mekanisme, serta perhitungan pemanenan air hujan
Proses, mekanisme, serta perhitungan pemanenan air hujanProses, mekanisme, serta perhitungan pemanenan air hujan
Proses, mekanisme, serta perhitungan pemanenan air hujan
 
Jenis
JenisJenis
Jenis
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
 
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptxIRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
 
pengairan dan irigasi
pengairan dan irigasipengairan dan irigasi
pengairan dan irigasi
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
 
Makalah kalkulus bab 1 lampiran
Makalah kalkulus bab 1 lampiranMakalah kalkulus bab 1 lampiran
Makalah kalkulus bab 1 lampiran
 
KONSERVASI AIR 2022.ppt
KONSERVASI  AIR 2022.pptKONSERVASI  AIR 2022.ppt
KONSERVASI AIR 2022.ppt
 
Power point pa bab v
Power point pa bab vPower point pa bab v
Power point pa bab v
 

Plus de Gusti Rusmayadi

Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
Gusti Rusmayadi
 

Plus de Gusti Rusmayadi (20)

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
Gusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baikGusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baik
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 

Dernier

KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
FORTRESS
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
FORTRESS
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
dewihartinah
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketing
sulhanpolisma
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
FORTRESS
 

Dernier (20)

KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketing
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 

Irigasi curah gtr

  • 1. IRIGASI CURAH (SPRINKLER) 1) Irigasi hemat air 2) kelebihan dan kekurangan irigasi sprinkler 3) komponen irigasi sprinkler 4) tahapan desain 5) prosedur irigasi sprinkler. Rabu jam 11.50 Lab. BDP GUSTI RUSMAYADI PS. Agroekoteknologi – Faperta Unlam
  • 2. 1. Irigasi Irigasi atau penyiraman pada dasarnya adalah penambahan air untuk memenuhi keperluan air bagi pertumbuhan tanaman, yang dinyatakan sebagai evapotranspirasi tanaman (d) memberikan iklim mikro (b) (c) (a) untuk yang lebih baik dan sebagainya, menekan mencegah menambah sehingga jumlah air yang populasi serangan zat hara diberikan melebihi nilai gulma hama evapotranspirasi
  • 3. 3 langkah upaya peningkatan efisiensi irigasi dalam penerapan teknologi irigasi hemat air suatu proses budidaya tanaman, sehingga penggunaan air irigasi per satuan produk semakin kecil Perencanaan (optimasi) pola tanam Pengaturan (penjadwalan) pemberian air irigasi Penerapan teknologi irigasi hemat air
  • 4. 1.1. Perencanaan (Optimasi) Pola Tanam Optimasi pola tanam merupakan integrasi dari data iklim, sumber air, agronomi dan sosial ekonomi. Analisis yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian serta pendapatan petani Analisis Analisis terhadap pola terhadap pola tanam yang tanam yang sudah ada akan dianjurkan
  • 5. tiga cara pemberian air irigasi Continuous Irrigation : yaitu pemberian air irigasi secara terus menerus dengan jumlah yang diberikan berubah sesuai kebutuhan air irigasi. Rotation Irrigation : yaitu pemberian air irigasi dengan jumlah pemberian air tetap sedangkan selang dan lama pemberian berubah sesuai kebutuhan air irigasi. Supply On-demand Irrigation : yaitu pemberian air irigasi dengan jumlah dan selang serta lama pemberian air berubah sesuai kebutuhan air irigasi.
  • 6. 1.2. Pengaturan (Penjadwalan) Pemberian Air Irigasi Fixed Interval : irigasi diaplikasikan pada selang waktu tetap tidak tergantung keadaan air di daerah perakaran Allowable Depletion Amount : irigasi dilakukan apabila jumlah kadar air di bawah kapasitas lapang yang telah ditentukan, habis/kosong Allowable Daily Stress : irigasi dilakukan apabila Kriteria waktu evapotranspirasi aktual menurun di bawah evapotranspirasi potensial. Allowable Daily Yield Reduction : irigasi dilakukan apabila respon hasil aktual (Yact) menurun di bawah persentase yang telah Penentuan jadwal pemberian ditentukan dari hasil maksimum. air irigasi dapat didasarkan atas kriteria waktu dan kriteria Allowable Fraction of Readily Available Water jumlah air irigasi (Raes, 1987). (RAW) : irigasi dilakukan apabila pemakaian air di daerah perakaran melampaui batas RAW. Fixed Depth : jumlah air irigasi yang diberikan (setiap waktu ) tetap. Kriteria jumlah Back to Field Capacity : air irigasi diberikan dalam usaha untuk menaikkan kadar air tanah pada kondisi kapasitas lapang
  • 7. 1.3. Penerapan Teknologi Irigasi Hemat Air Irigasi permukaan (surface irrigation), meliputi sistim genangan (basin), border, dan alur (furrow). 4 cara Irigasi tetes teknologi Irigasi bawah permukaan (trickle aplikasi irigasi (sub-surface irrigation) (Schwab, et irrigation) al, 1981) Irigasi curah (sprinkle irrigation)
  • 8. 2. SISTEM IRIGASI Sistem Pengembangan Penyaluran Sumber Air Teknologi Aplikasi Irigasi : PERMUKAAN •Basin/genangan •Border •Furrow/alur CURAH/SPRINKLE TETES/TRICKLE LAINNYA
  • 9. 3. Teknologi Irigasi Irigasi genangan Irigasi curah Hidroponik NFT Irigasi alur Irigasi tetes
  • 10. Irrigation Efficiency SURFACE IRRIGATION Rooting Zone Percolation Sprinkling SPRINKLE IRRIGATION Uniformity Rooting Zone Localized TRICKLE IRRIGATION Rooting Zone
  • 11. II. EFISIENSI IRIGASI  Secara teoritis efisiensi irigasi sprinkler lebih tinggi dibanding dg irigasi permukaan, karena pd irigasi sprinkler diupayakan untuk menghindari kehilangan air berupa perkolasi dan limpasan  Efisiensi irigasi tetes lebih tinggi dibanding dg irigasi sprinkler karena disamping menghindari kehilangan air berupa perkolasi dan limpasan, irigasi tetes hanya memberikan air pada daerah perakaran
  • 12. 5. Irigasi Curah Membentuk tetesan mirip hujan ke lahan Fungsi: memenuhi kebutuhan air tanaman mencegah pembekuan mengurangi erosi angin memberikan pupuk
  • 13. 5.1. Kelebihan dan kekurangan sistem Irigasi Curah Kelebihan Kekurangan  Sesuai untuk daerah dengan topografi kurang  Memerlukan biaya teratur dan profil tanah relatif dangkal. investasi dan biaya  Tidak memerlukan jaringan saluran sehingga secara tidak langsung akan menambah luas lahan operasional yang cukup produktif serta terhindar dari masalah gulma air tinggi, antara lain (aquatiq weed). untuk operasi pompa  Cocok untuk lahan pertanian dengan jenis tanah air dan tenaga bertekstur pasir tanpa menimbulkan masalah kehilangan air melalui perkolasi. pelaksana yang  Sesuai untuk daerah dengan sumber atau terampil. persediaan air yang terbatas, mengingat kebutuhan  Memerlukan rancangan air pada irigasi curah relatif sedikit. dan tata letak yang  Sesuai untuk lahan berlereng tanpa menimbulkan masalah erosi yang dapat mengurangi tingkat cukup teliti untuk kesuburan tanah. memperoleh tingkat  Dapat dipergunakan disamping memenuhi efisiensi yang tinggi. kebutuhan air tanaman, juga untuk pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman
  • 14. 5.2. Kesesuaian Pemakaian  Tanaman  Cocok hampir semua tanaman (pohon, semak, hamparan), dapat disiramkan di atas atau di bawah kanopi  Tidak cocok untuk beberapa jenis sayuran yang mudah rusak karena tetesan air  Kemiringan lahan  Cocok untuk lahan datar maupun bergelombang  Tanah  Paling cocok untuk tanah pasiran, tapi cocok untuk ham  Air irigasi  Cocok untuk air yang bersih dan bebas sedimen
  • 15. 5.3. Penerapan Irigasi Bertekanan di Indonesia Beberapa pertimbangan/alasan penggunaan irigasi curah di Indonesia antara lain adalah: 1. Jaringan irigasi gravitasi/permukaan tidak tersedia. 2. Debit sumber air pada musim kemarau terbatas , sehingga pemanfaatannya harus dilakukan seefisien mungkin. 3. Kondisi topografi tidak datar (bergelombang/bergunung) sehingga tidak memungkinkan diterapkannya irigasi gravitasi/permukaan. 4. Pemberian air irigasi hanya diberikan pada periode tertentu (musim kemarau) dan tidak diperlukan jaringan irigasi yang permanen, sehingga dengan penerapan irigasi curah/tetes biaya irigasi relatif lebih murah. 5. Kondisi tanah sangat porous (berpasir), sehingga apabila diterapkan irigasi permukaan akan menimbulkan kehilangan air yang relatif besar dalam bentuk perkolasi. 6. Tuntutan budidaya tanaman (hidroponik, rumah kaca, lapangan golf) yang menghendaki ketepatan jumlah dan waktu pemberian air, kualitas air serta digunakannya sarana irigasi untuk pemberian pupuk dan pestisida. 7. Keinginan untuk mengintroduksi/mengadopsi teknologi irigasi baru
  • 16. Penerapan Irigasi curah  Penerapan irigasi curah umumnya dilakukan pada lokasi dengan tipe iklim yang termasuk zone agroklimat C, D, dan E.  Pada beberapa lokasi yang tergolong tipe iklim B dan A, penggunaan irigasi tetes masih diperlukan oleh karena pada lokasi tersebut diterapkan budidaya tanaman hidroponik/rumah kaca dan lapangan golf.  Tekstur tanah sangat bervariasi, antara lain liat, liat berpasir, lempung liat berpasir, lempung berpasir, dan pasir.
  • 17. Jenis Tanaman Jenis tanaman unggulan lokal prospektif ,  tanaman semusim  tanaman tahunan. tanaman semusim: tanaman tahunan: cabe, tomat, diantaranya adalah sayuran (petsai, mangga, jeruk, kol, daun bawang), apel, rumput, dan melon, tebu dan durian nanas.
  • 18. Manajemen pengadaan, pengoperasian, dan perawatan jaringan irigasi curah Kondisi Penanganan aksesibilitas usahatani yang dikelola perusahaan swasta, oleh perusahaan swasta BUMN, atau dan BUMN, aksesibilitas Pemerintah. sudah ditangani secara baik. tingkat petani dengan luasan dan penguasaan teknologi terbatas, Kondisi aksesibilitas secara umum belum mendukung pengelolaan sistem irigasi penerapan irigasi curah ditangani petani , kecuali apabila mapun irigasi tetes pada setiap unit irigasi curah/tetes lahan petani. melibatkan sejumlah petani.
  • 19. Penerapan Irigasi Curah pada tempat terbuka 1. Umumnya untuk memberikan penyiraman pada periode defisit neraca air, yaitu sekitar 3 – 8 bulan per tahun. 2. Sumber air irigasi yang digunakan adalah air tanah (dangkal maupun dalam), mata air, sungai, dan embung. 3. Tata letak jaringan irigasi yang diterapkan juga bervariasi, antara lain meliputi permanent farm- system, moveble field system, dan semi permanent farm/field system.
  • 20. Kelayakan finansial  Penerapan irigasi curah pada lahan petani menunjukkan bahwa: 1. Sangat beragam; biaya irigasi, luasan titik impas, kelayakan investasi. 2. Sangat spesifik; tergantung pada tipe/desain irigasi curah yang dibangun, jenis tanaman yang dibudidayakan, dan lokasi penerapannya.
  • 21. Luasan Titik Impas  Luasan titik impas ini memberikan gambaran luasan minimum yang harus dapat diari apabila digunakan irigasi curah untuk budidaya tanaman tertentu, agar secara finansial teknologi irigasi ini layak diterapkan.  Budidaya tanaman sayuran, berkisar antara 1,4 – 16,3 hektar.  Budidaya tanaman buah-buahan, luasan titik impas penerapan irigasi ini adalah 0,1 – 15,0 hektar .
  • 22. Identifikasi Lahan Potensial  Identifikasi lahan potensial untuk penerapan irigasi curah dapat dilakukan dengan mempertimbangakan faktor:  agroklimat, sumber air, jenis tanah, dan budidaya tanaman unggulan.  Aspek agroklimat menunjukkan kondisi kecukupan air suatu wilayah untuk pengembangan pertanian, sedangkan aspek sumber air menggambarkan ketersediaan suplai air irigasi (fluktuasi debit dan kualitas air) sepanjang tahun.  Aspek jenis tanah yang penting diperhatikan adalah tekstur tanah dan laju infiltrasi.
  • 23. 2. Komponen Irigasi Curah pompa mainline sumber lateral sprinkler Contoh untuk sprinkler tak bergerak
  • 24. 2.1.Sumber Air Irigasi  Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air, sumber air  yang permanen (sungai, danau, dsb), sumur, atau suatu  sistem suplai regional. Idealnya sumber air terdapat di atas  hamparan, bersih (tidak keruh) dan tersedia sepanjang  musim
  • 25. 2.2.Sumber Energi untuk Pengairan  Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan menggunakan sumber energi dari:  gravitasi (jauh lebih murah),  pemompaan pada sumber air, atau penguatan tekanan dengan:  menggunakan pompa penguat tekanan (booster pump). Tenaga pompa yang cukup besar (0.5 – 10 kg/cm2)
  • 26. 2.2.1. Stasiun Pompa  Pompa centrifugal atau pompa turbin.  Pompa centrifugal banyak digunakan bila sistem ini menggunakan air permukaan dan bersifat dapat dipindah- pindah.  Pompa turbin digunakan bila sistem ini menggunakan air tanah dalam dan dipasang tetap (fixed).  Tenaga untuk menggerakkan pompa diperoleh dari motor bakar atau motor listrik
  • 27. 2.3. Jaringan Pipa Skema jaringan irigasi curah  Lateral, merupakan pipa tempat diletakkannya pencurah (sprinkler) yang memberikan air ke tanah.  Manifold, merupakan pipa tempat pipa-pipa lateral dihubungkan.  Valve line, merupakan pipa tempat diletakkan katup air.  Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan dengan valve line.  Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan air dari sumber air.
  • 28. 2.3.1. Pipa Utama  Pipa utama dari sistem irigasi curah dapat bersifat tetap (permanent) atau dapat dipindah- pindah (portable).  Pipa utama yang tetap dipasang di dalam tanah dan digunakan pada kebun yang tetap dan tanaman memerlukan irigasi sepanjang musim.  Pipa utama dapat menggunakan:  pipa besi, pipa asbestos cement, pipa poly vinyl chloride (PVC) atau pipa alumunium.  pipa alumunium yang ringan dan dilengkapi dengan quick coupler digunakan untuk pipa utama yang dapat dipindah-pindah.
  • 29. 2.3.2. Pipa Lateral  Umumnya pipa lateral dapat dipindah-pindah dan terbuat dari pipa alumunium yang dilengkapi quick coupler  Perpindahan pipa lateral selain dilakukan secara periodik, juga dapat dilakukan secara kontinu, baik secara melingkar (center pivot) ataupun sejajar dengan saluran yang dijadikan sumber air  Sistem penyambungan pipa
  • 30. 2.3.4. Curah Head  Curah head merupakan komponen yang terpenting pada sistem irigasi curah.
  • 31. 2.3.4.1.Rotating Curah Head  Single nozzle curah. Digunakan untuk laju pemberian air yang rendah.  Two nozzle curah. Merupakan jenis yang banyak digunakan karena dapat memberikan air yang merata.  Pop up curah. Merupakan jenis yang banyak diterapkan di lapangan rumput. (a) Curah akan terbuka pada waktu operasi pemberian air.  Giant curah. Merupakan jenis yang banyak diterapkan untuk tanaman yang tinggi (misalnya tebu), dimana (c) (d) spasi curah yang lebih rapat sukar diterapkan. (b)
  • 32. 2.3.4.2.Komponen lain  Saringan  Kolam Pengendapan  Pompa Buster (booster pump)  Katup Sadap  Katup Pengontrol Aliran  Tangki Injeksi.Larutan pupuk dan kimia lainnya dapat diinjeksikan ke sistem curah melalui tangki injeksi. Sistem injeksi yang diterapkan dapat berupa tangki tertutup atau venturi
  • 33. Sistem Irigasi Curah Sprinkler jenis ini  ada yang dipindahkan secara • hand-move, set system (alat periodik dan • wheel line lateral, ada yang disebut pencurah • perforated pipe, fixed system atau memiliki posisi • sprinkler untuk tanaman tetap (main line, yang tetap) buah-buahan dan • gun sprinkler lateral, dan nozel tetap, tidak dipindah- pindahkan). continuous • center pivot, • linear moving lateral dan Ada tiga jenis penyiram system (alat • traveling sprinkler. yang umum digunakan pencurah dapat yaitu dipindah- nozel tetap yang pindahkan) dipasang pada pipa, pipa yang dilubangi (perforated sprinkler), dan  penyiram berputar
  • 34. 1. Berdasarkan nozzle  Rotating head system.  Nozzle yang berukuran kecil dan dapat berputar dipasang pada pipa tegak (riser) dengan interval jarak tertentu sepanjang pipa lateral
  • 35. Perforated pipe system  Sistem ini terdiri dari lubang-lubang perforasi sepanjang pipa lateral. Sistem ini memerlukan tekanan operasi yang rendah (0.5 – 2.5 kg/cm2)
  • 36. 3 tata letak sistem irigasi curah Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta kondisi topografinya Incomplete Farm Farm System Field System System • sistem dirancang • sistem dirancang • sistem dirancang untuk suatu luas untuk dipasang untuk dapat lahan dan di beberapa diubah dari Farm merupakan satu- lahan pertanian System menjadi satunya fasilitas dan biasanya Field System pemberian air dipergunakan atau sebaliknya irigasi. untuk pemberian air pendahuluan pada lokasi persemaian
  • 37. 2.1.Tipe pemasangan sprinkler  Portable  Semi-portable  Semipermanent  Permanent  Set-move  Solid set
  • 38. 2.2.Tipe pencurah  Impact sprinkler  Gear-driven sprinkler  Reaction sprinkler  Fixed head sprinkler
  • 39. 2.3. Kinerja sprinkler  Debit sprinkler n Q   KCi Ai Pi xi i 1  Jarak lemparan  Pola distribusi Q Q Ak Ak LS  Rata-rata aplikasi a  Ukuran tetesan (droplets)
  • 40. 2.4. Pemilihan Sprinkler  Kapasitas debit  Tekanan operasi (Dibaca pada manometer)  Lain-lain:  Sudut nozzle, ukuran tetesan, jarak lemparan, dan pola aplikasi disesuaikan dengan angin, tanaman, dan sistem yang digunakan  Sudut nozzle tergantung kecepatan angin dan tinggi tanaman  Ukuran tetesan kecil cocok untuk tanah terbuka, tetesan besar cocok untuk daerah berangin
  • 41. Referensi  Keller, J & Bleisner, RD. Sprinkler and Trickle Irigation. AVI Publishing Company. Inc. New York, USA.  Prastowo. 2001. Komponen Irigasi Tetes. Pel. Aplikasi Teknologi Hidroponik utk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. Bogor.  Prastowo. 2003. SISTEM IRIGASI BERTEKANAN. Cisarua, 22 April 2003  Rusmayadi, G. 2003. Irigasi Curah dan Tetes.