SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  40
Télécharger pour lire hors ligne
LAPORAN

               METODE RISET PEMASARAN


 Analisis Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Multivitamin yang

Dikonsumsi (Studi Kasus Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh

                       Nopember Surabaya)




                                  Oleh


            1. Mawaddah Novi Arini       (1305030011)
            2. Dwi Raharjo               (1305030022)
            3. Vita Oktaviyanti          (1305030027)
            4. Dessy Noor Hadiyah        (1305030033)
            5. Mega Khoirunnisak         (1305030049)




        PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA
 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
          INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
                             SURABAYA
                                  2008




                                   1
BAB I
                                PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
        Belakangan ini gencar dipromosikan bermacam-macam multivitamin yang
konon berkhasiat meningkatkan energi, memperkuat kekebalan tubuh dan banyak
lagi lainnya. Di zaman modern seperti sekarang, agaknya tidak mudah bagi kita
untuk bebas sama sekali dari efek-efek yang dapat menyebabkan tubuh
kekurangan gizi. Banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas penyerapan gizi
misalnya polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit yang
lama, kecanduan rokok, minuman keras dan narkotika.
        Multivitamin merupakan suatu formula yang terdiri dari vitamin tunggal,
multi atau kombinasi dengan mineral. Keberadaan multivitamin ini sudah banyak
dikenal oleh masyarakat dengan bentuk sediaan yang beraneka ragam misalnya :
tablet, tablet salut, tablet effervescent, kapsul, kaplet, serbuk serta sirup.
        Riset ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum dan sumber
informasi yang mendasari penggunaan multivitamin oleh mahasiswa Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
        Banyak kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, misalnya kegiatan
perkuliahan yang padat atau pun kegiatan organisasi didalam dan diluar kampus.
Pada masa itu, peran mahasiswa sangat dituntut untuk banyak berhubungan
dengan masyarakat (bersosialisasi), sehingga aktivitas tersebut bisa menyebabkan
kondisi fisik yang menurun. Hal itu dapat terjadi jika aktivitas tersebut tidak
diikuti oleh pola hidup yang sehat, sehingga untuk memenuhi asupan gizi bagi
tubuh maka diperlukan multivitamin tambahan.
        Dalam     penelitian    terhadap    perilaku    mahasiswa      dalam     memilih
multivitamin ini digunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui
karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin, serta analisis regresi
logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa ITS
dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi.




                                            2
1.2 Permasalahan
       Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian terhadap
perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa untuk mengkonsumsi serta
   memilih multivitamin ?


1.3 Tujuan
       Tujuan dilakukannya penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam
mengkonsumsi multivitamin antara lain adalah :
1. Mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam mengkonsumsi
   serta memilih multivitamin.


1.4 Manfaat
       Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain, dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang memproduksi
multivitamin dalam memasarkan produknya.


1.5 Batasan Masalah
       Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi hanya pada produk
multivitamin untuk menjaga sistem daya tahan tubuh, yaitu dikhususkan untuk
bentuk tablet dan kapsul, contohnya : Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton
Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C.




                                       3
BAB II
                         TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Multivitamin Natural dan Sintetis
       Multivitamin natural adalah hasil ekstraksi langsung dari sumber makanan
yang mengandung unsur-unsur zat alami, seperti jaringan tubuh hewan atau
tumbuh-tumbuhan. Sedangkan yang sintetis umumnya merupakan rekayasa
kimiawi di dalam laboratorium. Namun keduanya dianggap sama efektifnya
karena masing-masing memiliki struktur kimiawi yang sama, kecuali vitamin E.
       Multivitamin natural umumnya organik, tetapi tidak semua multivitamin
organik berasal dari zat natural (alami). Vitamin sintetis baru dapat disebut
organik jika memiliki karbon atom. Sebutan organik menandakan bahwa bahan
dasar yang dipakai berasal dari jaringan hewan dan tumbuhan yang belum
dicemari zat kimia. Multivitamin yang beredar di pasaran umumnya merupakan
kombinasi dari unsur natural dan sintetis. Kombinasi ini dibuat untuk lebih
meningkatkan potensi unsur alami dalam setiap kapsul atau takaran multivitamin
(Gunawan, 1999).


2.2 Dosis Multivitamin yang Tepat
       Standar kecukupan multivitamin bagi setiap orang masih merupakan topik
kontroversial di kalangan para ahli kesehatan sendiri. Mengkonsumsi menu sehat
setiap hari sekali pun tidak menjamin perolehan zat gizi yang diperlukan. Kondisi
kesehatan pencernaan setiap orang juga sangat menentukan apakah proses
penyerapan zat gizinya efisien atau tidak. Tidak seorang pun dapat menentukan
dengan pasti berapa takaran setiap gizi yang dibutuhkan tubuh. Jika kondisi
pencernaan sehat, pola makan baik, dan lebih banyak makan-makanan sehat yang
bervariasi, tubuh akan mengatur sendiri kebutuhan gizinya.
       Dosis yang tertera pada kemasan multivitamin dibuat berdasarkan kondisi
standar dari masyarakat Negara produsen masing-masing. RDA (Recommended
Dietary Allowance) adalah standar yang dipakai produk Amerika. Sedangkan RDI
(Recommended Dietary Intake) adalah standar yang dipakai oleh produk Australia.




                                        4
Tidak ada perbedaan yang terlalu besar di antara kedua standar tersebut.
Keduanya bahkan masih menggunakan standar tahun 60-an yang sudah
kadaluwarsa. Standar ini sebenarnya hanya aman untuk orang dewasa yang sehat
dengan aktivitas normal, bukan untuk setiap orang, apalagi yang sedang sakit.
Dosis yang tepat bagi setiap orang sangat individual, tergantung pada faktor usia,
genetik, kondisi kesehatan, tingkat stress, pola makan, tingkat aktivitas, dan
sebagainya (Gunawan, 1999).


2.3 Konsep Multivitamin
1. Faktor biologis
   Kelas sosial : Pemakaian obat modern lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa
yang berasal dari perkotaan, di daerah tidak tertinggal sedangkan obat tradisional
lebih banyak digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari pedesaan, di daerah
tertinggal (Zimmerman, 2002).
2. Faktor sosial
   Keluarga : Keluarga yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih
memilih dokter jika berobat atau jika mengobati sendiri anggota keluarganya akan
lebih memilih obat modern (multivitamin) dibandingkan keluarga dengan
pendidikan yang lebih rendah. Dalam hal ini keluarga tersebut lebih suka ke
puskesmas atau ke praktek petugas kesehatan serta menggunakan obat tradisional
(Maulana, 1999).
3. Faktor kepribadian
   a. Gaya hidup : Multivitamin dan kalsium dapat direkomendasikan bagi
       remaja (mahasiswa) yang mungkin kurang asupan makanan memiliki
       kebiasaan merokok, obat-obatan, dan minum-minuman beralkohol.
       Selama asupan makanan cukup baik dean menjauhi pola hidup tak sehat,
       multivitamin sama sekali tidak dibutuhkan. Multivitamin dibutuhkan
       hanya ketika seseorang menderita luka bakar serius, infeksi yang luas,
       aktivitas fisik berat atau stress yang hebat (Maulana, 1999).
   b. Keadaan ekonomi : Keadaan ekonomi mempengaruhi pola konsumsi
       masyarakat. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam
       mempergunakan uangnya (Maulana, 1999).



                                        5
4. Faktor kejiwaan
   Motivasi : Mengenal hubungan antara makanan dan perasaan dan menangani
pengembangan emosi yang mendasar biasanya penting untuk mengubah
kebiasaan makanan yang buruk menjadi kebiasaan hidup sehat. Dimana dengan
adanya kebiasaan makanan yang buruk akan menyebabkan penurunan kekebalan
yang akhirnya akan mendorong mahasiswa mengkonsumsi multivitamin
(Zimmerman, 2002).


2.4 Persepsi Dan Preferensi Konsumen
       Dalam proses keputusan pembelian, persepsi dan preferensi konsumen
terhadap suatu produk mempunyai pengaruh yang besar bagi konsumen dalam
menentukan pilihannya. Terkadang konsumen memandang situasi yang sama
dengan cara yang berbeda. Menurut John Berrigan dan Carl Finkenberner (1992),
persepsi didefinisikan sebagai ”Proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur     dan    menginterpretasikan         masukan-masukan   informasi   untuk
menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Sementara itu, meurut Ari
Sudarman (1992), preferensi konsumen dapat berarti bahwasanya setiap
konsumen harus dapat membedakan dari semua untaian komoditi yang ada,
untaian mana yang lebih dipilih, untaian mana yang lebih tidak dipilih dan untaian
mana yang relatif sama bila dibandingkan dengan untaian-untaian yang ada
(Rosyidi, 1998).


2.5 Uji Validitas
     Suatu uji yang berguna untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan untuk masing-
masing faktor yang berhubungan dengan tujuan penelitian, sehingga konsep yang
tertulis di kuisioner (sebagai alat ukur) harus berdasarkan tujuan penelitian yang
akan dicapai. yang penting dari kuisioner tidak hanya kalimat dalam pertanyan
tetapi juga klasifikasi (alternatif) jawaban.
     Kuisioner yang valid harus memuat pertanyaan yang dapat dipersepsikan
sama antara peneliti dengan responden serta persepsi antar responden harus
seragam, dan konsisten. Validitas Konstruk merupakan suatu uji yang mengukur



                                           6
apakah alat ukur tersebut sudah benar kerangka konsepnya dan mengukur aspek
yang sama, caranya dengan mengukur korelasi setiap item jawaban dengan total
jawaban dengan korelasi produc moment :
Hipotesa :
H0: atribut tidak mengukur aspek yang sama
H1: atribut mengukur aspek yang sama

                         ⎛ n    ⎞ ⎛ n ⎞⎛ n ⎞
                       N ⎜ ∑ XY ⎟ − ⎜ ∑ X ⎟⎜ ∑ Y ⎟
                                           ⎜     ⎟
                         ⎝ i =1 ⎠ ⎝ i =1 ⎠⎝ j =1 ⎠
       r=                                                ……………….……(2.1)
               ⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤
               ⎢N ∑ X − ⎜ ∑ X ⎟ ⎥⎢N ∑Y − ⎜ ∑Y ⎟ ⎥
               ⎢ i =1
               ⎣        ⎝ i =1 ⎠ ⎥ ⎢ i =1
                                 ⎦⎣       ⎝ i =1 ⎠ ⎥
                                                   ⎦


dimana:
r     = nilai korelasi yang akan dibandingkan dengan nilai r pada tabel kritis
          dengan tingkat signifikansi α = 5%,dan derajat bebas n-2
X    = nilai-nilai jawaban untuk setiap atribut pertanyaan, i = 1, 2,...,n
Y     = total nilai jawaban pada seluruh atribut pertanyaan untuk setiap responden,
          j = 1, 2, ..., n.
N    = jumlah responden.
       Bila nilai korelasi tersebut kurang dari nilai r tabel maka item pertanyaan
tersebut tidak valid, atau tidak mengukur aspek yang sama dengan item yang lain,
kalau nilai r hitungnya negatif berarti pernyataan tersebut bertolak belakang
dengan pernyataan lainnya. Nilai korelasi yang semakin tinggi menunjukkan
validitas semakin valid. Ukuran nilai korelasi biasanya diatas 0.5 atau meskipun
tidak sebesar 0,5 tetapi berdasarkan hasil penggujian korelasi memberikan
kesimpulan yang signifikan (Aswar, 1997).


2.6 Uji Reliabilitas
       Nilai reliabilitas suatu alat ukur (kuisioner) adalah angka indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan/ menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama, hipotesanya adalah :




                                          7
H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten
       H1 : Hasil pengukuran konsisten
Teknik belah dua, teknik ini dilakukan bila terdapat banyak item pertanyaan
dalam kuisioner sekitar 50-60 item, makin besar jumlah item makin reliabel.
Caranya:
1. Buang item pertanyaan yang tidak valid
2. Item yang valid bagi jadi dua bagian, bisa acak atau ganjil genap
3. Skor untuk setiap bagian dijumlahkan
       Teknik tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan nilai α
Cronbach dimana setelah skor dibagi dua masing-masing dicari nilai standard
deviasi kuadratnya demikian juga dengan standard deviasi kuadrat dari total skor
(tanpa dibelah), dan dimasukkan dalam rumus :
                                 ⎡     S p1 + S p 2 ⎤
                                         2      2

                       α c = k ⎢1 −          2      ⎥ ........................................(2.2)
                                 ⎢
                                 ⎣         S xt     ⎥
                                                    ⎦
Dimana :
k   = jumlah belahan yang dibuat
S2p = Standard deviasi skor pada masing-masing belahan
S2xt = Standard deviasi kuadrat dari total skor
Nilai αc adalah nilai α Cronbach, bilai nilainya diatas 0,7 berarti alat ukur tersebut
sudah cukup reliabel (Aswar, 1997).


2.7 Tabulasi Silang (Crosstab)
       Metode tabulasi silang merupakan metode penyusunan data yang paling
sederhana untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel. Variabel
yang dianalisis dengan metode merupakan variabel kualitatif atau kategorikal,
yang memiliki skala nominal atau ordinal.
       Dalam penelitian ini hanya menggunakan tabel kontingensi dengan dua
variabel atau tabel kontingensi dua dimensi. Tabel kontingensi dua dimensi
merupakan tabel kontingensi yang terdiri dari dua variabel yang bersifat kategori
dengan masing-masing variabel memiliki beberapa kategori atau level. Masing-
masing kategori tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :




                                           8
a. Homogen
   Setiap kategori terdiri atas obyek yang sama, artinya obyek dengan
karakteristik sama terletak dalam satu kategori.
b. Mutually exclusive (saling lepas)
   Mutually exclusive artinya antara kategori yang satu dengan lainnya saling
lepas sehingga setiap pengamatan hanya akan termuat dalam salah satu kategori
suatu variabel.
c. Mutually exhaustive
   Mutually exhaustive artinya pembagian dalam suatu variabel harus membagi
habis seluruh bagian variabel sehingga tidak akan terjadi suatu pengamatan yang
tidak termasuk dalam kategori manapun (Agresti, 1990).


2.8 Regresi Logistik
            Regresi Logistik adalah suatu analisis regresi yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel
prediktor dimana variabel respon bersifat biner atau dikotomus.
            Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua
kemungkinan nilai, misalnya sukses dan gagal, sedang variabel prediktor sering
disebut juga covariate.
   Bentuk Model Logistik
       Berikut ini diberikan bentuk model logistik multivariat dan univariat
Model regresi logistik Multivariat, yaitu :
                          g(x) = β0 + β1x1 + β2x2 +...+ βp xp .......................................(2.3)

                                              e g (x)
                                   π ( x) =             ............................................(2.4)
                                            1 + e g (x)
Model regresi logistik univariat, yaitu :
                                       ⎡ π (x) ⎤
                          g ( x ) = ln ⎢            ⎥ = β 0 + β 1 x ..........................(2.5)
                                       ⎣1 − π ( x ) ⎦

                                             e β 0 + β1x
                                   π (x) =                 …………………….(2.6)
                                           1 + e β 0 + β1x




                                                 9
Dimana :
 g(x) = logit [π(x)]
 π(x) = Probabilitas sukses dari variabel x
 yang selanjutnya disebut sebagai model regresi logistik. Pola distribusi bersyarat
 variabel respon (Y) dan erornya (e) ditulis sebagai berikut :
 π(x) = E (Y x)

  e = E (Y x) + ε

  y = π (x ) + ε
Nilai eror mempunyai dua kemungkinan yaitu:
   1. Jika y =1, maka ε=1- π(x) dengan probabilitas π(x).
   2. Jika y =0, maka ε= -π(x) dengan probabilitas 1- π(x).
ε memiliki distribusi dengan rata-rata nol dan varian π(x)[ 1- π(x)


2.8.2 Interpretasi Model Regresi Logistik
        Model Regresi Logistik β 1 = g ( x + 1) − g ( x) , pada persamaan tersebut

β 1 menunjukkan besarnya perbedaan antara nilai variabel dependen ketika
variabel independen (x+1) dan nilai variabel dependen ketika variabel
independent x, untuk setiap nilai x. Untuk variabel independent dikotomos
diasumsikan nilai x adalah 0 dan 1 sehingga dalam model akan terdapat dua nilai
π (x ) dan dua nilai 1.
                              Tabel 2.1 Model Regresi Logistik
                                         x =1                       x=0
                                         e β 0 + β1                      e β0
          Y =1                 π (1) =                         π (0) =
                                       1 + e β 0 + β1                  1 + e β0
                                                1                             1
         Y =0                1 − π (1) =                     1 − π (0) =
                                           1 + e β 0 + β1                  1 + e β0
Nilai odds ratio untuk x = 1 dan x = 0 dapat dinyatakan:
                    π (1) /[1 − π (1)]
             ψ=                             maka dengan mensubstitusikan model logistik
                    π (0) /[1 − π (0)]
pada tabel didapatkan ψ = e β1 jika ψ = 1 dapat disimpulkan bahwa pada kedua




                                                   10
variabel tidak terdapat hubungan dan jika ψ > 1 maka antar kedua variabel
terdapat hubungan negatif, demikian juga sebaliknya (Agresti, 1990).


2.9 Pengujian Estimasi Parameter

      Pengujian statistik dilakukan untuk menentukan apakah variabel – variabel

bebas yang terdapat dalam model tersebut memiliki hubungan yang nyata dengan

variabel tak bebasnya. Pengujian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Uji Serentak

        Dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara serentak dan

hipotesa pengujiannya adalah

Ho : β0 = β1 = ...........= βk = 0

H1 : paling sedikit ada satu β ≠ 0

Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G atau Likelihood Ratio Test, yaitu

      ⎧n                                                                                ⎫
G = 2 ⎨∑ [ y a ln(π a ) + (1 − y a ) ln(1 − π a )] − [n1 ln(n1 ) + n0 ln(n0 ) − n ln(n)]⎬ ...(2.7)
                   ˆ                         ˆ
      ⎩ a =1                                                                            ⎭

                                                                               n
Dimana: n1 = banyaknya observasi yang berkategori 1 atau n1 = ∑ y a
                                                                             a =1


                                                                              n
          n0 = banyaknya observasi yang berkategori 0 atau n1 = ∑ (1 − y a )
                                                                             a =1


           n = n0 + n 1

Nilai G yang diperoleh dibandingkan dengan distribusi Chi - Square dengan

derajat bebas v dan α sesuai untuk menolak H0 atau H1.

Tolak H0 jika G > χ (2α ,v ) atau jika nilai p – value < α .




                                                11
2. Uji Parsial

       Untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara parsial dengan

membandingkan dugaan β dengan penduga standar errornya.

Hipotesis :

Ho : β a = 0

H1 : β a ≠ 0

Dengan Statistik uji –Wald :

                                    ˆ
                                   βb 2
                        W2 =                  ………………………...…………….(2.8)
                                      ˆ
                                 SE ( β b ) 2

Statistik uji W 2 mengikuti distribusi χ 2 , sehingga H0 ditolak jika nilai

W 2 > χ 2 ( x;α ) atau p-value < α , dengan derajat bebas v (banyaknya parameter).



2.10 Uji Chi-Square
       Untuk mengukur signifikansi antar variabel pada data tabulasi silang agar
dapat diinterpretasikan, maka digunakan uji Chi-Square. Uji Chi-Square
digunakan untuk mengetahui antara asosiasi antara variabel yang diukur tersebut
signifikan atau tidak. Pada uji Chi-Square hanya diperoleh informasi
ketergantungan antara variabel kolom dan variabel baris, tetapi tidak diketahui
kekuatan dari asosiasi tersebut (Sudjana, 1990). Uji Chi-Square untuk tabel
kontigensi dua dimensi dirumuskan sebagai berikut :
                                         I    J     (O    − E ij )
                                                                 2

                                 χ 2 = ∑∑
                                                     ij
                                                                     ......................................(2.9)
                                        I =1 J =1         Eij

Dimana :
                 r           c

                ∑ (baris )x∑ (kolom)
                i =1      j =1
        Eij =
                         N
       Derajat bebas = (r − 1)(c − 1)




                                              12
Oij = Obseravasi baris ke-i dan kolom ke-j

       Eij = Frekuensi harapan baris ke-i dan kolom ke-j

         r = Banyaknya baris
        k = banyanya kolom


2.11 Sampling Acak Sederhana
       Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Format sampling acak yang paling sederhana disebut sampling acak
sederhana. Dalam sampling acak sederhana setiap populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih.
a. Sasaran : Untuk memilih n unit ke luar dari N . seperti kombinasi dari NCn
   mempunyai suatu kesempatan terpilih yang sama.
b. Prosedur : Gunakan suatu tabel angka-angka acak, suatu komputer generator
   nomor, jumlah acak, atau suatu alat mekanik untuk memilih suatu sampling
   tersebut. (Susilaningrum dan Purhadi, 2002).




                                       13
BAB III
                              METODOLOGI


3.1 Sumber Data
       Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yakni
dengan cara melakukan survei melalui kuisioner, dimana respondennya adalah
mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang
mengkonsumsi multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir.


3.2 Metode Pengambilan Sampel
       Sebelum menentukan sampel yang akan diambil dalam penelitian, maka
terlebih dahulu dilakukan survey pendahuluan. Survey pendahuluan adalah survey
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang akan dipakai serta untuk
menetapkan kuisioner yang digunakan. Pada penelitian ini survey pendahuluan
dilakukan kepada 30 mahasiswa yang pernah mengkonsumsi multivitamin.
Responden yang dipilih adalah mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin
dalam 5 bulan terakhir.
       Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode probability
sampling. William G. Cochran (1977) dalam bukunya menyebutkan bahwa untuk
menaksir sampel yang populasinya tidak diketahui dapat menggunakan sistem
proporsi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
                                            2
                                          Z α pq
                                     n=       2
                                                   .............................................(3.1)
                                              d2
Keterangan :
n      = Jumlah sampel yang harus diambil
Z      = Nilai tabel distribusi Normal baku
α      = Taraf signifikansi (5%)
d      = Tingkat kesalahan (5%)
p      = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin
q      = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang terakhir kali mengkonsumsi
         multivitamin lebih dari 5 bulan yang lalu



                                       14
Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan p sebesar 0,7 dan q sebesar
0,133 diperoleh hasil bahwa jumlah sampel yang harus diambil untuk penelitian
ini adalah sebanyak 144 mahasiswa, namun dalam hal ini akan dilakukan
penelitian terhadap 150 mahasiswa ITS. Adapun langkah yang dilakukan dalam
pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Menentukan komunitas mahasiswa yang akan disurvey
2. Dari komunitas tersebut kemudian ditentukan nomor sampling setiap
    mahasiswa secara sembarang
3. Menentukan angka acak terpilih dengan menggunakan tabel angka acak
4. Melakukan survey terhadap mahasiswa yang terpilih nomor samplingnya.


3.3 Identifikasi Variabel Penelitian
        Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel
demografi, variabel gaya hidup, dan variabel preferensi. Adapun penjelasan dari
masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
a. Variabel Demografi
        Variabel demografi yang meliputi latar belakang responden ditampilkan
sebagai berikut :
1. Usia (X1)
2. Daerah asal (X2)
3. Status tempat tinggal (X3)
4. Jumlah pengeluaran rutin (X4)
5. Pengeluaran khusus kesehatan (X5)
6. Jumlah pengeluaran kesehatan (X6)


b. Variabel Gaya Hidup
        Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan
akhirnya mempengaruhi pilihan konsumsinya. Berikut ini tampilkan sebagai
berikut :
1. Keaktifan dalam kegiatan (X7)
2. Kegiatan yang sering diikuti (X8)



                                       15
3. Kebiasaan buruk (X9)
4. Kebiasaan buruk yang dimiliki (X10)
5. Tindakan kesehatan (X11)
6. Merk multivitamin (X12)
7. Alasan mengkonsumsi (X13)
8. Motivasi (X14)
9. Informasi (X15)
10. Frekuensi konsumsi (X16)
11. Kepentingan multivitamin bagi mahasiswa (Y)


c. Variabel Preferensi
       Variabel preferensi digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi.
Variabel-variabel tersebut adalah :
1. Karakteristik produk (X17)
2. Kemasan produk (X18)
3. Jaminan pelayanan (X19)
4. Keampuan menarik konsumen (X20)
5. Manfaat bagi tubuh (X21)


3.4 Langkah Penelitian
       Dalam penelitian ini, urutan langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah
sebgaia berikut :
1. Menentukan populasi. Dalam hal ini populasi yang diambil dibatasi pada
   mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang
   mengkonsumsi      multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir bentuk
   tablet dan kapsul khususnya yaitu Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton
   Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C.
2. Mengidentifikasi variabel
3. Membuat desain kuisioner
4. Melakukan survey pendahuluan




                                      16
5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas data. Jika validitas dan reliabilitas
   terpenuhi maka dilanjutkan pada langkah analisis selanjutnya, sedangkan jika
   tidak terpenuhi maka memperbaiki kuisioner.
6. Menentukan jumlah sampel yang akan diambil
7. Melakukan survey
8. Melakukan pengolahan dan analisis data. Adapun langkah analisis yang
   dipergunakan adalah:
   a. Untuk        mengetahui       karakteristik    mahasiswa     yang    mengkonsumsi
       multivitamin.     Digunakan        analisis    deskriptif   dan    tabulasi   silang
       (crosstabulation) pada variabel demografi yakni X4-X6.
       X4 (jumlah pengeluaran rutin)
       X5 (pengeluaran khusus kesehatan)
       X6 (jumlah pengeluaran kesehatan)
       Langkah-langkah mencapai tujuan pertama ini adalah :
       i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X4 (jumlah
           pengeluaran rutin), X5 (pengeluaran khusus kesehatan), X6 (jumlah
           pengeluaran kesehatan) melalui statistik deskriptif .
       ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart
           berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk
           memudahkan melihat karakteristik responden mengenai demografinya.
   b. Untuk mengkaji faktor-faktor yang mendorong mahasiswa mengkonsumsi
       serta memilih jenis multivitamin, maka dilakukan analisis dengan
       menggunakan Regresi Logistik yaitu dengan langkah-langkah sebagai
       berikut :
       i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X7 (keaktifan
           dalam kegiatan), X9 (kebiasaan buruk), X11 (tindakan kesehatan), X13
           (alasan mengkonsumsi), X14 (motivasi), serta X15 (informasi) melalui
           statistik deskriptif .
       ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart
           berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk
           memudahkan melihat karakteristik responden mengenai gaya hidupnya.




                                             17
iii. Melakukan uji validitas isi untuk variabel gaya hidup dan validitas
   konstruk untuk variabel preferensi serta melakukan uji reliabilitas
   untuk kedua variabel tersebut.
iv. Melakukan uji independensi pada antara variabel tak bebas dengan
   variabel bebas sebagai berikut :
   Y (kepentingan multivitamin bagi konsumen)
   X7 (keaktifan dalam kegiatan)
   X9 (kebiasaan buruk)
   X16 (frekuensi konsumsi)
   X17 (Karakteristik produk)
   X18 (Kemasan produk)
   X19 (Jaminan pelayanan)
   X20 (Keampuan menarik konsumen)
   X21 (Manfaat bagi tubuh)
   Adapun hipotesis dalam pengujian ini adalah :
   H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y)
   H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y)
v. Melakukan analisis regresi logistik univariat, dalam hal ini diambil
   variabel    yang    dianggap        berpengaruh    terhadap   kepentingan
   multivitamin bagi konsumen dari hasil uji independensi sebelumnya.
vi. Melakukan analisis regresi logistik multivariat
vii. Melakukan pengujian signifikansi parameter baik secara serentak
   maupun secara parsial.
viii.Melakukan pengujian kesesuaian model dengan hipotesis :
   H0 : Model ringkas adalah model terbaik
   H1 : Model lengkap adalah model terbaik
ix Mengetahui model yang terbaik dari variabel yang dianggap
   berpengaruh terhadap mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin.
x. Menginterpretasikan hasil permodelan yang telah didapatkan.




                                  18
BAB IV
                 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


4.1 Variabel Demografi
       Dalam penelitian untuk mengetahui karakteristik yang mendasari
penggunaan multivitamin oleh mahasiswa ITS Surabaya dengan populasi 150
responden, maka terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif terhadap
varaiabel demografi dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik responden.
4.1.1 Karakteristik Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan
       Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis perilaku
mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi adalah karakteristik
responden terhadap jumlah pengeluaran rutin setiap bulan. Berikut ini merupakan
gambar histogram sebagai analisis statistika deskriptif untuk mengetahui jumlah
pengeluaran rutin setiap bulan responden :

                    Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan

                                                         ≤ Rp. 250.000
            80
            70                                           Rp. 250.001 - Rp.
            60                                           500.000
            50                                           Rp. 500.001 - Rp.
            40                                           750.000
            30                                           > Rp. 750.000
            20
            10
             0
                              1

            Gambar 4.1 Histogram Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan

       Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah
pengeluaran rutin setiap bulan responden, diketahui bahwa jumlah pengeluaran
rutin setiap bulan terbesar yaitu pada rentang Rp 250.001 – Rp 500.000 sebesar 75
responden. Hal tersebut dikarenakan mayoritas responden adalah anak kost.
Sedangkan paling sedikit yaitu lebih dari Rp 750.000 sebesar 6 responden.




                                       19
4.1.2 Karakteristik Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan
       Berikut ini merupakan pie chart yang digunakan sebagai analisis statistika
deskriptif untuk mengetahui biaya khusus untuk kesehatan yang dikeluarkan
responden:

                      Pengeluaran Khusus Untuk Kesehatan



                                                                35%
                                                                      Ya
                                                                      Tidak


                65%




             Gambar 4.2 Pie Chart Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan

       Melalui Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 % yakni 97
mahasiswa tidak mempunyai anggaran khusus untuk pengeluaran kesehatan.
Alasan dari mayoritas responden adalah karena tidak terlalu memperhatikan
kondisi kesehatan sehingga tidak memiliki anggaran untuk biaya kesehatan.


4.1.3 Karakteristik Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan
       Jumlah pengeluaran responden untuk kesehatan setiap bulan dari 150
responden adalah berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat melalui Gambar 4.3:

                     Pengeluaran Untuk Kesehatan Setiap Bulan


                20


                15


                10


                 5


                 0
                       ≤ Rp.   Rp. 20.001 - Rp. 40.001 -    > Rp.
                      20.000    Rp. 40.000 Rp. 60.000      60.000

       Gambar 4.3 Histogram Jumlah Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan




                                              20
Berdasarkan Gambar 4.3 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah
pengeluaran untuk kesehatan setiap bulan, mayoritas responden mempunyai
jumlah pengeluaran kurang dari dan atau sama dengan Rp 20.000 yakni sebanyak
20 mahasiswa dari 53 mahasiswa yang mempunyai pengeluaran khusus untuk
kesehatan setiap bulannya. Selain itu terdapat 8 orang mahasiswa yang memiliki
anggaran kesehatan lebih dari Rp. 60.000 setiap bulan.


4.2 Variabel Gaya Hidup Dan Preferensi Terhadap Atribut Multivitamin
       Melalui variabel gaya hidup terhadap atribut multivitamin, ingin diketahui
faktor faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa ITS dalam memilih
multivitamin melalui penting atau tidaknya multivitamin tersebut bagi mahasiswa
ITS sebagai konsumen.
4.2.1 Statistika Deskriptif Variabel Gaya Hidup
       Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa atribut dalam variabel gaya
hidup melalui statistika deskriptif yaitu untuk variabel keaktifan dalam kegiatan,
bentuk kegiatan yang diikuti, kebiasaan buruk serta merk multivitamin yang
dikonsumsi .
a. Keaktifan Dalam Kegiatan
   Selanjutnya untuk prosentase responden tentang keaktifan dalam kegiatan
dapat dilihat pada Gambar 4.4 :

                             Keaktifan dalam Kegiatan




                   35%

                                                                   Ya
                                                                   Tidak

                                                        65%




                   Gambar 4.4 Pie Chart Keaktifan dalam Kegiatan
       Berdasarkan Gambar 4.4 mengenai keaktifan dalam kegiatan, dapat
diketahui bahwa sebanyak 65 % responden atau sebesar 98 responden mempunyai
keaktifan dalam kegiatan di dalam maupun di luar kampus. Adapun bentuk




                                        21
kegiatan yang diikuti 98 responden tersebut dapat dilihat melalui histogram pada
Gambar 4.5 :

                                   Bentuk Kegiatan


                  70
                  60
                  50
                  40
                  30
                  20
                  10
                   0
                       Olahraga   Organisasi      Kerja     Lain-Lain
                                                Sampingan

                       Gambar 4.5 Histogram Bentuk Kegiatan
       Melalui histogram mengenai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh 98
responden, dapat diketahui bahwa mayoritas yaitu sebesar 62 responden atau lebih
dari separuh jumlah responden yang mempunyai bentuk kegiatan berupa
organisasi, karena di lingkungan ITS terdapat banyak sekali jenis kegiatan yang
berbentuk organisasi sebagai wadah pengenalan dan pengembangan pribadi.
Bentuk kegiatan lainnya adalah kesibukan dalam pembuatan tugas ataupun
laporan.


b. Kebiasaan Buruk
       Selanjutnya akan diberikan penggambaran dengan menggunakan pie chart
untuk prosentase responden tentang kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan.

                                   Kebiasaan Buruk



                       23%


                                                                        Ya
                                                                        Tidak


                                                        77%




                       Gambar 4.6 Pie Chart Kebiasaan Buruk




                                               22
Berdasarkan Gambar 4.6 mengenai kebiasaan buruk responden, dapat
diketahui bahwa sebanyak 77 % responden atau sebesar 115 responden
mempunyai kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dalam hal ini,
kebiasaan buruk dapat terjadi akibat gaya hidup yang salah ataupun sikap yang
terlalu meremehkan untuk menjaga kesehatan tubuh.
       Adapun macam-macam kebiasaan buruk yang dimiliki 77% responden
dapat dilihat melalui histogram pada Gambar 4.7 :

                              Macam-Macam Kebiasaan Buruk

              40
              35
              30
              25
              20
              15
              10
               5
               0
                   Makan     Susah Merokok Kurang Minum- Jarang Lain-Lain
                    Tidak     Tidur        Istirahat Minuman Olahraga
                   Teratur                            Keras

               Gambar 4.7 Histogram Macam-Macam Kebiasaan Buruk
       Melalui Gambar 4.7 mengenai macam-macam kebiasaan buruk yang
dimiliki oleh 115 responden, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
mempunyai kebiasaan buruk berupa makan tidak teratur, kurang istirahat dan
jarang olahraga. Hal tersebut dapat dikarenakan banyak aktivitas/kegiatan yang
dilakukan serta gaya hidup yang salah dalam menjaga kesehatan.


c. Merk Multivitamin yang Dikonsumsi
       Dari berbagai jenis multivitamin yang beredar di pasaran, selanjutnya akan
diberikan gambaran mengenai merk multivitamin yang paling sering dikonsumsi
oleh mahasiswa ITS.




                                             23
Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi


                 60
                 50
                 40
                 30
                 20
                 10
                 0
                       CDR             Redoxon            Lain-lain

       Gambar 4.8 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi
       Berdasarkan Gambar 4.8 yaitu merk multivitamin yang paling sering
dikonsumsi oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat,
dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih CDR sebanyak 52 responden.
Hal itu diperkirakan karena merk CDR lebih banyak dikenal dan dipercaya
masyarakat sebagai multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Sedangkan
untuk pilihan terbanyak kedua yaitu merk Redoxon sebanyak 35 responden. Merk
multivitamin lainnya yang banyak dikonsumsi oleh responden diantaranya Zevit
C dan Ester C.


d. Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat
       Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam mengambil tindakan
ketika mereka mengalami kondisi yang tidak sehat. Jenis tindakan tersebut
ditunjukkan melalui Gambar 4.9:

                          Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat




                                                              Berobat ke Dokter
                         5%             19%
                                                              Mengkonsumsi obat-
                                                              obatan
                                                              Tidur
            45%
                                              31%
                                                              Lain-Lain




       Gambar 4.9 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi




                                           24
Berdasarkan Gambar 4.9 merupakan histogram tindakan yang dilakukan
oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat, dari gambat
tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih tidur untuk
membuat kondisi tubuh yang lebih baik dengan jumlah sebesar 68 responden.
Karena keterbatasan waktu akibat banyaknya aktivitas yang dilakukan,
mengakibatkan responden tidak sempat berobat ke dokter sehingga lebih banyak
memilih tidur dan mengkonsumsi obat-obatan ataupun multivitamin.


e. Alasan Mengkonsumsi Multivitamin
       Berikut ini akan diberikan gambaran mengenai alasan mahasiswa untuk
mengkonsumsi multivitamin yang dipilih melalui histogram pada Gambar 4.10 :


                    Alasan Mengkonsumsi Multivitamin


                                                  76
            80                                            Harga terjangkau

            60                                            Coba-coba
                                             42           Kemasan menarik
            40                                            Rasa enak
                             20
            20         11                                 Lain-lain
                                    1
             0




             Gambar 4.10 Histogram Alasan Mengkonsumsi Multivitamin
       Berdasarkan histogram untuk alasan mengkonsumsi multivitamin dapat
diketahui bahwa sebanyak 42 mahasiswa mengaku mengkonsumsi multivitamin
yang dipilih tersebut karena memiliki rasa yang enak, kemudian sebanyak 20
mahasiswa memiliki alasan karena coba-coba pada awalnya, serta 76 orang
mahasiswa memiliki berbagai alasan lain dalam mengkonsumsi multivitamin,
diantaranya karena manfaat multivitamin dalam menjaga kesehatan tubuh serta
dikarenakan multivitamin tersebut dirasa cocok bagi mereka.




                                        25
f. Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin
          Motivasi sering kali berpengaruh dalam pengambilan keputusan seseorang
untuk melakukan suatu hal. Gambar 4.11 merupakan histogram yang
menunjukkan        motivasi       mahasiswa     ITS    Surabaya       dalam   mengkonsumsi
multivitamin :

                      Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin

            90
                                  78
            80
            70
            60       49
            50
            40
            30
            20                              9          10
            10                                                    3           1
             0
                 Diri sendiri   Keluarga   Teman      Dokter   Iklan      Lain-lain

            Gambar 4.11 Histogram Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin
          Melalui Gambar 4.11 dapat diketahui bahwa mayoritas motivasi
mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah atas dorongan dari pihak
keluarga yakni sebanyak 78 orang. Kemudian sebanyak 49 mahasiswa mengaku
bahwa motivasi tersebut bersala dari diri sendiri serta hanya 10 orang mahasiswa
yang memperoleh motivasi untuk mengkonsumsi multivitamin tersebut dari
dokter.


g. Sumber Informasi
          Informasi yang diperoleh mengenai suatu produk sering kali dapat
membantu konsumen dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Selanjutnya
dalam hal ini akan diberikan penggambaran mengenai sumber informasi yang
diperoleh untuk multivitamin melalui histogram pada Gambar 4.12 :




                                                26
Sumber Informasi

           70            65       63
           60
           50                                                   Iklan
           40                                                   Keluarga
           30                                                   Teman

           20                                                   Lain-lain
                                             10    12
           10
            0

        Gambar 4.12 Histogram Sumber Informasi Dalam Konsumsi Multivitamin
       Melalui histogram yang menunjukkan sumber informasi bagi mahasiswa
mengenai multivitamin yang dikonsumsi, diketahui bahwa sebanyak 65
mahasiswa menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi mengenai
multivitamin dari iklan. Kemudian sebanyak 63 mahasiswa menyatakan
mendapatkan informasi tersebut dari pihak keluarga, selain itu 10 orang
mahasiswa menyatakan mendapatakan informasi dari teman di sekeliling mereka.


4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
       Berikut ini akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel gaya hidup
dengan manggunakan validitas isi. Adapun cara mengukur validitas isi adalah
dengan melihat nilai varians dari variabel tersebut.
                   Tabel 4.1 Varians dari Variabel Gaya Hidup
                            Variabel               N    Variance
                 Kepentingan multivitamin         150   0,139821
                 Kebiasaan buruk                  150   0,180089
                 Keaktifan dalam kegiatan         150   0,228009
                 Frekuensi konsumsi               150   0,971633


       Melalui nilai varians tiap-tiap variabel gaya hidup pada Tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa seluruh atribut dalam variabel gaya hidup telah memliki nilai
varians yang cukup besar. Dalam artian seluruh atribut pada variabel gaya hidup
tersebut telah mengukur aspek yang sama.




                                            27
Selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan
untuk variabel gaya hidup dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuisioner yang
digunakan dapat dipercaya dalam artian konsisten mengukur gejala yang sama.
Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :
      H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten
      H1 : Hasil pengukuran consisten
Statistik uji :
                  ⎡    S p1 + S p 2
                         2      2
                                       ⎤
         αc   = k ⎢1 −       2         ⎥
                  ⎢
                  ⎣        S xt        ⎥
                                       ⎦
Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha :
                  Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Gaya Hidup
                              Cronbach's Alpha    Jumlah Item

                                   0,715               5

        Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.2 didapatkan nilai Alpha
Cronbach’s sebesar 0,715 maka dapat dinyatakan bahwa variabel gaya hidup
telah cukup reliabel sebab nilai tersebut lebih besar dari 0,7.
        Selanjutnya akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel preferensi.
Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :
        H0 : atribut tidak mengukur aspek yang sama
        H1 : atribut mengukur aspek yang sama
Cara mengukur validitas konstruk ini adalah dengan mencari korelasi antar
pertanyaan dengan menggunakan statistik uji :

                          ⎛ n    ⎞ ⎛ n ⎞⎛ n ⎞
                        N ⎜ ∑ XY ⎟ − ⎜ ∑ X ⎟⎜ ∑ Y ⎟
                                            ⎜     ⎟
                          ⎝ i =1 ⎠ ⎝ i =1 ⎠⎝ j =1 ⎠
         r=
                  ⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤
                  ⎢N ∑ X − ⎜ ∑ X ⎟ ⎥⎢N ∑Y − ⎜ ∑Y ⎟ ⎥
                  ⎢ i =1
                  ⎣        ⎝ i =1 ⎠ ⎥ ⎢ i =1
                                    ⎦⎣       ⎝ i =1 ⎠ ⎥
                                                      ⎦
Daerah kritis :
        Tolak H0 jika r > rtabel, dengan n = jumlah responden.
Berdasarkan output SPSS :




                                            28
Tabel 4.3 Uji Validitas Terhadap Variabel Preferensi
                                Variabel              N           r
                    Karakteristik produk             150        0,725
                    Kemasan produk                   150        0,674
                    Jaminan produk                   150        0,773
                    Kemampuan menarik konsumen       150        0,514
                    Manfaat                          150        0,776

        Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai hasil uji validitas terhadap variabel
preferensi, ternyata bila dibandingkan dengan angka kritik nilai r dengan jumlah
responden 150 yaitu 0,1348, didapatkan bahwa seluruh atribut untuk variabel
preferensi telah memiliki nilai lebih besar dari 0,1348 sehingga dapat dikatakan
seluruh atribut telah valid artinya telah mengukur aspek yang sama yakni
karakteristik produk, kemasan produk, jaminan pelayanan, kemampuan menarik
konsumen, dan manfaat bagi tubuh.
        Berikut ini akan diukur reliabilitas dari pertanyaan untuk variabel
preferensi. Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah :
      H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten
      H1 : Hasil pengukuran konsisten
Statistik uji :
                    ⎡     S p1 + S p 2 ⎤
                            2      2

         α c = k ⎢1 −           2      ⎥
                    ⎢
                    ⎣         S xt     ⎥
                                       ⎦
Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha :
                  Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Preferensi
                             Cronbach's Alpha     Jumlah Item

                                   0,767                6

        Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.4, dengan membandingkan hasil
uji dengan 0,7 maka didapatkan bahwa variabel preferensi telah reliabel sebab
nilai Alpha Cronbach’s tersebut lebih besar dari 0,7 yaitu 0,767 > 0,7 .


4.2.3 Uji Independensi Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas
        Berdasarkan data yang telah diperoleh dari responden yang telah diteliti,
selanjutnya dilakukan uji independensi untuk melihat apakah ada hubungan antara
variabel bebas dan variabel tak bebas. Uji ini dilakukan dengan hipotesis :



                                            29
H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y)
H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y)
α : 0, 05
                           A    B

                         ∑∑ ( x       ab   − mab ) 2
                                             ˆ
Statistik Uji : χ 2 =     a =1 b =1
                                      ˆ
                                      mab

Daerah penolakan : χ hit > χ (2α ,( a −1)(b −1))
                     2




         Berdasarkan hasil analisis pada lampiran ....... diperoleh perhitungan yang

disajikan pada tabel di bawah ini :

        Tabel 4.5 Uji Independensi Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas
         Y                 X                  Chi-square    Nilai tabel   Keputuan    Kesimpulan
                    Keaktifan dalam
                                             0,377          3,841         Terima H0   Independen
                    kegiatan
                    Kebiasaan buruk          1,26           3,841         Terima H0   Independen
                    Frekuensi
                                             9,604          5,991         Tolak H0    Dependen
                    konsumsi
   Kepentingan      Karakteristik                                         Terima
                                             0,561          3,841                     Independen
   multivitamin     produk                                                H0
       bagi         Kemasan                                               Terima
                                             0,567          3,841                     Independen
    mahasiswa       produk                                                H0
                    Jaminan produk           17,964         3,841         Tolak H0    Dependen
                    Kemampuan
                                                                          Terima
                    menarik                  0,750          3,841                     Independen
                                                                          H0
                    konsumen
                    Manfaat                  30,0000        3,841         Tolak H0    Dependen


         Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara
variabel frekuensi konsumsi, jaminan produk serta manfaat bagi tubuh dengan
variabel kepentingan multivitamin bagi konsumen sebagai variabel tak bebass.
Variabel bebas yang memiliki hubungan dengan variabel tak bebas tersebut akan
dimasukkan dalam regresi logistik.


4.2.4 Regresi Logistik Univariat
         Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara tunggal. Analisis ini juga
digunakan untuk menguji apakah model regresi logistik univariat untuk masing-
masing variabel bebas yang signifikan.




                                                       30
a. Frekuensi Konsumsi
          Untuk mengetahui apakah variabel frekuensi konsumsi (X16) memiliki
pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi
multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :
H0 : ß16 = 0
H1 : ß16 ≠ 0
α : 0,05
                                      ˆ
                                      βj
                                           2

Statistik Uji : Wi =       2
                                       ˆ
                                  SE ( β J ) 2

Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2(α,v)

          Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel frekuensi konsumsi

terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat pada

Tabel 4.6.

          Tabel 4.6 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Frekuensi Konsumsi
                      Variabel                      B            Wald     df   Exp(B)
                      X16                           1,126         8,000    1     3,085
                      Konstanta                    -0,084         0,022    1     0,919

          Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 8 yang berarti
lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0
dan bisa disimpulkan bahwa variabel frekuensi konsumsi berpengaruh terhadap
model dengan model logit :
                                               g ( x) = −0,084 + 1,126 X 16

Dengan probabilitas sebagai berikut :
               e −0, 084 +1,126 ( x )
  π ( x) =
             1 + e −0, 084 +1,126 ( x )
          Probabilitas untuk mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin
dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
            e −0, 084 +1,126 (1)    e1, 042
π (1) =                          =            = 0,739
          1 + e −0, 084+1,126 (1) 1 + e1, 042




                                                            31
Sedangkan           untuk       probabilitas       mahasiswa          yang    jarang   mengkonsumsi
multivitamin dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
             e −0, 084 +1,126 ( 0)
π ( 0) =                              = 0,48
           1 + e −0, 084 +1,126 ( 0 )

           Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dari
1.000 mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin terdapat 739 yang
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh sedangkan hanya terdapat 480
mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting dari 1.000 mahasiswa
yang jarang mengkonsumsi multivitamin.


b. Jaminan Produk
           Untuk mengetahui apakah variabel jaminan produk memiliki pengaruh
terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi
multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis :
H0 : ß19 = 0
H1 : ß19 ≠ 0
α    : 0,05
                                   ˆ
                                   βj
                                        2

Statistik Uji : Wi =      2
                                    ˆ
                               SE ( β J ) 2

Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2(α,v)
           Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel jaminan pelayanan
terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat melalui
Tabel 4.7.
            Tabel 4.7 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Jaminan Produk
                     Variabel                   B            Wald       df    Exp(B)
                     X19                        1,862        15,407       1     6,440
                     Konstanta                 -3,400         7,394       1     0,033

           Melalui hasil regresi logistik untuk variabel jaminan produk diketahui
bahwa nilai Wald sebesar 15,407 yang berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu
3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa




                                                        32
variabel jaminan pelayanan berpengaruh terhadap model dengan model logit
sebagai berikut :
                                             g(x)= -3,4+1,862X19
Dengan probabilitas sebagai berikut :
               e −3, 4+1,862 ( x )
  π ( x) =
             1 + e −3, 4+1,862 ( x )
           Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai jaminan produk penting dan
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
             e −3, 4+1,862 (1)     e −1,538
π (1) =                         =             = 0,176
           1 + e −3, 4+1,862 (1) 1 + e −1,538

Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai jaminan produk tidak
penting namun menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
             e −3, 4+1,862 ( 0 )
π ( 0) =                           = 0,032
           1 + e −3, 4+1,862 ( 0 )

           Melalui hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000 mahasiswa
yang menilai jaminan produk dalam memilih multivitamin termasuk penting
hanya terdapat 176 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. Selain
itu dari 1.000 mahasiswa yang menilai jaminan produk dalam memilih
multivitamin termasuk tidak penting hanya terdapat 32 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu penting.



c. Manfaat Bagi Tubuh
           Untuk mengetahui apakah variabel Manfaat multivitamin bagi tubuh
memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan
mengkonsumsi multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan
Hipotesis :
H0 : ß21 = 0
H1 : ß21 ≠ 0
α : 0,05




                                                     33
ˆ
                                      βj
                                           2

Statistik Uji : Wi 2 =
                                       ˆ
                                  SE ( β J ) 2

Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2(α,v)
           Berikut ini hasil dari uji regresi logistik univariat antara manfaat
mengkonsumsi               multivitamin           bagi    tubuh    terhadap   variabel   kepentingan
mengkonsumsi multivitamin.
               Tabel 4.8 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Manfaat Bagi Tubuh
                      Variabel                    B            Wald     df    Exp(B)
                      X21                         2,398        23,718     1    11,000
                      Konstanta                  -4,796        14,055     1     0,008

           Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 23,718 yang
berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa
tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa variabel manfaat mengkonsumsi
multivitamin bagi tubuh berpengaruh terhadap model dengan model logit sebagai
berikut :
                                               g(x)= -4,796+2,398X21
Dengan probabilitas sebagai berikut :
                e −4,796+ 2,398( x )
  π ( x) =
              1 + e − 4,796+ 2,398( x )
           Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai bahwa produk multivitamin
yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk penting dan menganggap
multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
             e −4,796+ 2,398(1)       e −2,398
π (1) =                            =              = 0,083
           1 + e − 4, 796+ 2,398(1) 1 + e − 2,398

Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai bahwa produk
multivitamin yang mempunyai manfaat bagi tubuh tidak penting namun
menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah :
             e −4, 796+ 2,398( 0)
π ( 0) =                            = 0,0082
           1 + e − 4,796+ 2,398( 0)

           Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000
mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk



                                                          34
penting hanya terdapat 83 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting.
Selain itu dari 10.000 mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat
bagi tubuh termasuk tidak penting hanya terdapat 82 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu penting.


4.2.5 Regresi Logistik Multivariat
        Model regresi logistik biner multivariat digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon secara
bersama-sama dengan memasukkan semua variabel prediktor ke dalam
analisisnya. Metode yang digunakan adalah metode Backward Wald dengan
α = 0,05. Metode ini akan mengeluarkan satu persatu variabel bebas yang
dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas, sampai tidak ada lagi
variabel bebas yang bisa dikeluarkan. Hasil analisis regresi multivariat terlihat
pada tabel 4.9
                       Tabel 4.9 Hasil Regresi Logistik Multivariat
                   Variabel         B        Wald     df      Exp(B)
                   X17(1)       2,344457   6,168491   1      10,42761
                   X18(1)       2,117095   6,168491   1      8,306974
                   X19(1)       -2,30925   10,07232   1      0,099336
                   X21(1)       -3,78865   16,85584   1      0,022626
                   Konstanta    2,142037    31,3438   1      8,516767
.
      Berdasarkan hasil analisis regresi multivariat dengan metode backward wald
pada Tabel 4.9 terlihat bahwa variabel-variabel yang masuk ke persamaan regresi
logistik biner yang mempengaruhi kepentingan mahasiswa ITS dalam
mengkonsumsi multivitamin adalah variabel X17 (karakteristik produk), X18
(Kemasan produk), X19 (jaminan pelayanan), dan X21 (manfaat bagi tubuh).
a. Uji Signifikansi parameter
        Untuk mengetahui apakah variabel yang masuk sudah signifikan
selanjutnya akan dilakukan pengujian serentak
Uji Serentak
Hipotesis :
H0 : β x17 = β x18 = β x19 = β x 21 = 0

H1 : Minimal ada satu β xk ≠ 0 , dimana k=17,18,19,21




                                             35
Dengan α : 0,05
Statistik uji :




                                Tabel 4.10 Uji Serentak
                                      Chi-square          df      Sig.
                   Step 5   Step       -4,85755           2    0,088145
                            Block      45,89323           4    2,59E-09
                            Model      45,89323           4    2,59E-09
.
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai G > χ 2 (v ,α )
    Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai χ2 (45,89323) lebih besar dari
nilai χ 2 (4,0.05 ) = 9,488 , maka bisa diputuskan bahwa tolak H0 artinya variabel yang
masuk sudah signifikan digunakan sebagai model regresi logistik biner, model
yang digunakan sudah layak.


Uji Parsial
Hipotesis:
H0 : β a = 0 , a=16,17,18,19

H1 : β a ≠ 0 , a=A,F

Statistik uji:

    2
       ˆ
      βa2
W =
         ˆ
    SE ( β a ) 2

         Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan nilai W17 = 6,168491, nilai W18 =
6,168491, nilai W19 = 0,001505 dan nilai W21= 16,85584 dimana nilai W dari
keempat variabel tersebut lebih besar dari χ2(0.05,1)= 3,841, maka keputusan yang
diambil adalah tolak H0 artinya keempat variabel tersebut berpengaruh terhadap
model.




                                           36
b. Uji Kesesuaian Model
           Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang belum
masuk ke dalam model memiliki signifikansi dalam model atau model tanpa
variabel bebas yang tidak signifikan adalah model terbaik
                                         Tabel 4.11 Uji Kesesuaian Model
                                              -2 Log            Cox & Snell               Nagelkerke
                                Step        likelihood           R Square                  R Square
                                 1            82,490               0,296                     0,499
                                 2            82.736               0,295                     0,497
                                 3            83,292               0,292                     0,492
                                 4            84,418               0,287                     0,483
                                 5            89,275               0,264                     0,444
           Untuk mengetahui apakah model dengan variabel X17, X18, X19 dan X21
tersebut merupakan model yang sesuai, maka perlu dilakukan suatu uji kesesuaian
model dengan hipotesis :
H0 : Model ringkas adalah model terbaik
H1 : Model lengkap adalah model terbaik
Statistik Uji :
G 2 = −2 ln( L0 − L1 )

    = -2(89,275-82,490) = -13,57
χ2(3,0.05) = 7,81473
Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai G2 > χ2(3,0.05)
           Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai G2 sebesar -13,57 yang berarti
lebih kecil dari nilai χ2(3,0.05). Hal ini dapat diputuskan bahwa terima H0 , artinya
bahwa model tanpa variabel bebas yang tidak signifikan adalah model yang
terbaik (model ringkas adalah model terbaik). Sehingga transformasi logit dari
model tersebut adalah :
           g(x) = 2,142037+2,344457 X17+2,117095 X18 -2,30925 X19 -3,78865 X21
dengan fungsi probabilitas sebagai berikut :
             e 2,142037 + 2,344457 X 17 + 2,117095 X 18 − 2,30925 X 19 −3,78865 X 21
π (x ) =
           1 + e 2,142037 + 2,344457 X 17 + 2,117095 X 18 − 2.30925 X 19 −3, 78865 X 21
             e 2,142037 + 2,344457 (1) + 2,117095(1) − 2,30925(1) −3,78865(1)   e 0,506
π (1) =                                                                       =          = 0,624
           1 + e 2,142037 + 2,344457 (1)+ 2,117095(1)− 2.30925(1)−3,78865(1) 1 + e 0,506




                                                                  37
Peluang          mahasiswa ITS                    yang        menganggap             karakteristik   produk
multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat
multivitamin bagi tubuh (X21) adalah penting dalam mengkonsumsi multivitamin
adalah sebesar 0,624.
            e 2,142037 + 2,344457 ( 0 ) + 2,117095( 0 )− 2,30925( 0 ) −3,78865( 0)
π (0) =                                                                               = 0,89
          1 + e 2,142037 + 2,344457 ( 0) + 2,117095( 0 ) − 2.30925( 0 ) −3,78865( 0 )
          Peluang          mahasiswa ITS                    yang        menganggap             karakteristik   produk
multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat
multivitamin bagi tubuh (X21) tidak penting dalam mengkonsumsi multivitamin
adalah sebesar 0,89.


c. Interpretasi Ketepatan Klasifikasi Model
          Untuk mengetahui seberapa besar ketepatan klasifikasi model yang
dihasilkan melalui regresi logistik multivariat, dapat dilihat pada Tabel 4.12
                               Tabel 4.12 Uji Ketepatan Klasifikasi Model

     Persepsi Mahasiswa                     Persepsi Mahasiswa Terhadap
          Terhadap                              Multivitamin (prediksi)
        Multivitamin                                      Y
         (observasi)                                                                           Percentage Correct
                                            Tidak Penting        Penting
                          tidak
                                                    12                          13                    48
          Y              penting
                         penting                     2                         123                    98,4
                                                                                                       90

                              ⎛ 12 123 ⎞
Ketepatan klasifikasi model : ⎜    +    ⎟ x100 0 0 = 90 0 0
                              ⎝ 150 150 ⎠
          Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa ada 25 mahasiswa yang
menganggap multivitamin itu tidak penting, namun yang dapat diprediksi secara
benar oleh model adalah sebanyak 13 orang dengan ketepatan klasifikasi sebesar
48%. Sedangkan dari 125 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting,
hanya sebanyak 123 mahasiswa yang dapat diprediksi secara benar oleh model
dengan ketepatan klasifikasi sebesar 98,4%. Sehingga secara keseluruhan terdapat
136 dari 150 mahasiswa dapat diprediksikan dengan benar oleh model dengan
ketepatan sebesar 90%.




                                                               38
BAB V
                      KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
       Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai
perilaku mahasiswa ITS dalam mengkonsumsi multivitamin, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin adalah
   mahasiswa dengan jumlah pengeluaran rutin setiap bulan antara Rp. 250.001
   sampai dengan Rp. 500.000. Selain itu diketahui bahwa kebanyakan
   mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin tersebut tidak mempunyai
   pengeluartan khusus untuk kebutuhan kesehatan. Selain itu banyak mahasiswa
   yang aktif dalam organisasi serta mempunyai kebiasaan buruk yang paling
   banyak adalah makan tidak teratur dan jarang olahraga dengan tindakan
   kesehatan yang paling sering dengan istirahat dan mengkonsumsi obat-obatan.
2. Faktor-faktor    yang    mempengaruhi     mahasiswa     dalam    multivitamin
   berdasarkan analisis logistik secara individu adalah adalah frekuensi konsumsi,
   jaminan produk dan manfaat bagi tubuh. Sedangkan secara serentak faktor
   yang mempengaruhi adalah karakteristik dan kemasan produk, jaminan
   produk serta manfaat bagi tubuh Di samping itu diketahui bahwa dari 150
   mahasiswa yang di amati, merk multivitamin yang paling banyak dikonsumsi
   adalah CDR dan Redoxon.


5.2 Saran
       Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian terhadap perilaku
mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin ini adalah produsen multivitamin
hendaknya lebih memperhatikan kualitas produk yaitu karakteristik produk
(komposisi nutrisi, pilihan rasa), kemasan produk (keutuhan segel, kemasan
menarik), jaminan produk (kepastian halal dan haram, kemudahan mendapatkan
serta manfaat bagi tubuh.




                                       39
DAFTAR PUSTAKA


Cochran, W.G,1977, Sampling Techniques 3rd Edition, John Wiley & Sons, New
   York.
Agresti, Alan, 1990, Categorical Data Analysis, John Wiley & Sons, Canada.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1995, Dasar-dasar Pemasaran edisi keenam,
   Intermedia, Jakarta.
Walpole, Ronald E dan Raymond H Myers, 1998, Ilmu Peluang dan Statistik
   Untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB Press, Bandung.
Gunawan, Andang, 1999, Food Combining, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Maulana, Agus, 1999, Perilaku Konsumen Di Masa Krisis Serta Implikasinya
   Terhadap Pemasaran, www.digilib.ums.ac.id, 22 Oktober 2007.
Susilaningrum, Destri. Purhadi, 2002, Teknik Sampling, Jurusan Statistika ITS,
   Surabaya.
Zimmerman, Jan, 2002, Gizi Untuk Kesehatan, www.sallika.blogspot.com, 22
   Oktober 2007.




       .




                                      40

Contenu connexe

Tendances

Lingkungan tumbuh dan pengelolaannya
Lingkungan tumbuh dan pengelolaannyaLingkungan tumbuh dan pengelolaannya
Lingkungan tumbuh dan pengelolaannyaMaemunah Jufrie
 
Pencegahan Penyakit
Pencegahan Penyakit Pencegahan Penyakit
Pencegahan Penyakit pjj_kemenkes
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaTriana Septianti
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)Agnescia Sera
 
MASALAH GIZI BURUK (1).ppt
MASALAH GIZI BURUK (1).pptMASALAH GIZI BURUK (1).ppt
MASALAH GIZI BURUK (1).pptNaomisena1
 
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangiBahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangiZolla Verbianti
 
Konsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatKonsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatUFDK
 
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIANTENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIANchaldh2
 
Kehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilisKehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilisSigit Pamungkas
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian OrganikDeni Wahyu
 
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)Dina Puspita Sari
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibAndria Bin Muhayat
 
asuhan kebidanan dengan letak sungsang
asuhan kebidanan dengan letak sungsang asuhan kebidanan dengan letak sungsang
asuhan kebidanan dengan letak sungsang student
 
Kopi ppt
Kopi pptKopi ppt
Kopi pptNadifun
 

Tendances (20)

Lingkungan tumbuh dan pengelolaannya
Lingkungan tumbuh dan pengelolaannyaLingkungan tumbuh dan pengelolaannya
Lingkungan tumbuh dan pengelolaannya
 
Pencegahan Penyakit
Pencegahan Penyakit Pencegahan Penyakit
Pencegahan Penyakit
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
Pisaaang
PisaaangPisaaang
Pisaaang
 
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
 
MASALAH GIZI BURUK (1).ppt
MASALAH GIZI BURUK (1).pptMASALAH GIZI BURUK (1).ppt
MASALAH GIZI BURUK (1).ppt
 
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangiBahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
 
Konsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakatKonsep dasar kesehatan masyarakat
Konsep dasar kesehatan masyarakat
 
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIANTENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
 
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptxPPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
PPT_PRODUK YOGHURT SUSU KEDELAI_KELOMPOK 6_KELAS 5J.pptx
 
Apa itu-narkoba
Apa itu-narkobaApa itu-narkoba
Apa itu-narkoba
 
Kehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilisKehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilis
 
Konseling karena sering mual
Konseling karena sering mualKonseling karena sering mual
Konseling karena sering mual
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organik
 
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
asuhan kebidanan dengan letak sungsang
asuhan kebidanan dengan letak sungsang asuhan kebidanan dengan letak sungsang
asuhan kebidanan dengan letak sungsang
 
Kopi ppt
Kopi pptKopi ppt
Kopi ppt
 

En vedette

Praktikum Komputasi Statistika
Praktikum Komputasi StatistikaPraktikum Komputasi Statistika
Praktikum Komputasi StatistikaDian Arisona
 
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...Marnii amiru
 
Jurnal multikolinearitas
Jurnal multikolinearitasJurnal multikolinearitas
Jurnal multikolinearitasMarnii amiru
 
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)indra herlangga
 
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"Shofi Asriani
 

En vedette (6)

Praktikum Komputasi Statistika
Praktikum Komputasi StatistikaPraktikum Komputasi Statistika
Praktikum Komputasi Statistika
 
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
 
Jurnal multikolinearitas
Jurnal multikolinearitasJurnal multikolinearitas
Jurnal multikolinearitas
 
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
 
Tugas "Analisa Statistika"
Tugas "Analisa Statistika"Tugas "Analisa Statistika"
Tugas "Analisa Statistika"
 
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
 

Similaire à Laporan Multivitamin

kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWHanissa Rafee
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananYohanes Kristianto
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxNanaNurhasanah5
 
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...Noor Azizah
 
proposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehatproposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehatApriani Rahayu
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
 
Pendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi KesehatanPendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi KesehatanJillyToar1
 
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-pptNadia Ginting
 
Tugas akhirkuliah
Tugas akhirkuliahTugas akhirkuliah
Tugas akhirkuliahNoor Azizah
 
Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan Sosial dan KebudayaanPerubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan Sosial dan Kebudayaanpjj_kemenkes
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxIntandelianaPutri
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenGriya Nugroho
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenGriya Nugroho
 
Instrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SDInstrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SDMitha Ye Es
 
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT diyanmutyah
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 

Similaire à Laporan Multivitamin (20)

kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
 
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
Tahap 1 persepsi pengaruh gaya hidup dan pola makan sehari-hari terhadap kese...
 
proposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehatproposal gerakan mahasiswa sehat
proposal gerakan mahasiswa sehat
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
 
Pendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi KesehatanPendekatan Model Promosi Kesehatan
Pendekatan Model Promosi Kesehatan
 
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
169773798 pendidikan-kesehatan-dan-ilmu-perilaku-ppt
 
Tugas akhirkuliah
Tugas akhirkuliahTugas akhirkuliah
Tugas akhirkuliah
 
Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan Sosial dan KebudayaanPerubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan Sosial dan Kebudayaan
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpen
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpen
 
Instrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SDInstrumen wawancara permasalahan anak SD
Instrumen wawancara permasalahan anak SD
 
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
LAPORAN SURVEY KEBUTUHAN MASYARAKAT
 
Modul_MTBS_2015. pdf.pdf
Modul_MTBS_2015. pdf.pdfModul_MTBS_2015. pdf.pdf
Modul_MTBS_2015. pdf.pdf
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 

Laporan Multivitamin

  • 1. LAPORAN METODE RISET PEMASARAN Analisis Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Multivitamin yang Dikonsumsi (Studi Kasus Mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) Oleh 1. Mawaddah Novi Arini (1305030011) 2. Dwi Raharjo (1305030022) 3. Vita Oktaviyanti (1305030027) 4. Dessy Noor Hadiyah (1305030033) 5. Mega Khoirunnisak (1305030049) PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2008 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini gencar dipromosikan bermacam-macam multivitamin yang konon berkhasiat meningkatkan energi, memperkuat kekebalan tubuh dan banyak lagi lainnya. Di zaman modern seperti sekarang, agaknya tidak mudah bagi kita untuk bebas sama sekali dari efek-efek yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi. Banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas penyerapan gizi misalnya polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit yang lama, kecanduan rokok, minuman keras dan narkotika. Multivitamin merupakan suatu formula yang terdiri dari vitamin tunggal, multi atau kombinasi dengan mineral. Keberadaan multivitamin ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat dengan bentuk sediaan yang beraneka ragam misalnya : tablet, tablet salut, tablet effervescent, kapsul, kaplet, serbuk serta sirup. Riset ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum dan sumber informasi yang mendasari penggunaan multivitamin oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, misalnya kegiatan perkuliahan yang padat atau pun kegiatan organisasi didalam dan diluar kampus. Pada masa itu, peran mahasiswa sangat dituntut untuk banyak berhubungan dengan masyarakat (bersosialisasi), sehingga aktivitas tersebut bisa menyebabkan kondisi fisik yang menurun. Hal itu dapat terjadi jika aktivitas tersebut tidak diikuti oleh pola hidup yang sehat, sehingga untuk memenuhi asupan gizi bagi tubuh maka diperlukan multivitamin tambahan. Dalam penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam memilih multivitamin ini digunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin, serta analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa ITS dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi. 2
  • 3. 1.2 Permasalahan Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa untuk mengkonsumsi serta memilih multivitamin ? 1.3 Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin antara lain adalah : 1. Mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin. 2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam mengkonsumsi serta memilih multivitamin. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang memproduksi multivitamin dalam memasarkan produknya. 1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi hanya pada produk multivitamin untuk menjaga sistem daya tahan tubuh, yaitu dikhususkan untuk bentuk tablet dan kapsul, contohnya : Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C. 3
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Multivitamin Natural dan Sintetis Multivitamin natural adalah hasil ekstraksi langsung dari sumber makanan yang mengandung unsur-unsur zat alami, seperti jaringan tubuh hewan atau tumbuh-tumbuhan. Sedangkan yang sintetis umumnya merupakan rekayasa kimiawi di dalam laboratorium. Namun keduanya dianggap sama efektifnya karena masing-masing memiliki struktur kimiawi yang sama, kecuali vitamin E. Multivitamin natural umumnya organik, tetapi tidak semua multivitamin organik berasal dari zat natural (alami). Vitamin sintetis baru dapat disebut organik jika memiliki karbon atom. Sebutan organik menandakan bahwa bahan dasar yang dipakai berasal dari jaringan hewan dan tumbuhan yang belum dicemari zat kimia. Multivitamin yang beredar di pasaran umumnya merupakan kombinasi dari unsur natural dan sintetis. Kombinasi ini dibuat untuk lebih meningkatkan potensi unsur alami dalam setiap kapsul atau takaran multivitamin (Gunawan, 1999). 2.2 Dosis Multivitamin yang Tepat Standar kecukupan multivitamin bagi setiap orang masih merupakan topik kontroversial di kalangan para ahli kesehatan sendiri. Mengkonsumsi menu sehat setiap hari sekali pun tidak menjamin perolehan zat gizi yang diperlukan. Kondisi kesehatan pencernaan setiap orang juga sangat menentukan apakah proses penyerapan zat gizinya efisien atau tidak. Tidak seorang pun dapat menentukan dengan pasti berapa takaran setiap gizi yang dibutuhkan tubuh. Jika kondisi pencernaan sehat, pola makan baik, dan lebih banyak makan-makanan sehat yang bervariasi, tubuh akan mengatur sendiri kebutuhan gizinya. Dosis yang tertera pada kemasan multivitamin dibuat berdasarkan kondisi standar dari masyarakat Negara produsen masing-masing. RDA (Recommended Dietary Allowance) adalah standar yang dipakai produk Amerika. Sedangkan RDI (Recommended Dietary Intake) adalah standar yang dipakai oleh produk Australia. 4
  • 5. Tidak ada perbedaan yang terlalu besar di antara kedua standar tersebut. Keduanya bahkan masih menggunakan standar tahun 60-an yang sudah kadaluwarsa. Standar ini sebenarnya hanya aman untuk orang dewasa yang sehat dengan aktivitas normal, bukan untuk setiap orang, apalagi yang sedang sakit. Dosis yang tepat bagi setiap orang sangat individual, tergantung pada faktor usia, genetik, kondisi kesehatan, tingkat stress, pola makan, tingkat aktivitas, dan sebagainya (Gunawan, 1999). 2.3 Konsep Multivitamin 1. Faktor biologis Kelas sosial : Pemakaian obat modern lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa yang berasal dari perkotaan, di daerah tidak tertinggal sedangkan obat tradisional lebih banyak digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari pedesaan, di daerah tertinggal (Zimmerman, 2002). 2. Faktor sosial Keluarga : Keluarga yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih memilih dokter jika berobat atau jika mengobati sendiri anggota keluarganya akan lebih memilih obat modern (multivitamin) dibandingkan keluarga dengan pendidikan yang lebih rendah. Dalam hal ini keluarga tersebut lebih suka ke puskesmas atau ke praktek petugas kesehatan serta menggunakan obat tradisional (Maulana, 1999). 3. Faktor kepribadian a. Gaya hidup : Multivitamin dan kalsium dapat direkomendasikan bagi remaja (mahasiswa) yang mungkin kurang asupan makanan memiliki kebiasaan merokok, obat-obatan, dan minum-minuman beralkohol. Selama asupan makanan cukup baik dean menjauhi pola hidup tak sehat, multivitamin sama sekali tidak dibutuhkan. Multivitamin dibutuhkan hanya ketika seseorang menderita luka bakar serius, infeksi yang luas, aktivitas fisik berat atau stress yang hebat (Maulana, 1999). b. Keadaan ekonomi : Keadaan ekonomi mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Konsumen menjadi lebih cermat dan rasional dalam mempergunakan uangnya (Maulana, 1999). 5
  • 6. 4. Faktor kejiwaan Motivasi : Mengenal hubungan antara makanan dan perasaan dan menangani pengembangan emosi yang mendasar biasanya penting untuk mengubah kebiasaan makanan yang buruk menjadi kebiasaan hidup sehat. Dimana dengan adanya kebiasaan makanan yang buruk akan menyebabkan penurunan kekebalan yang akhirnya akan mendorong mahasiswa mengkonsumsi multivitamin (Zimmerman, 2002). 2.4 Persepsi Dan Preferensi Konsumen Dalam proses keputusan pembelian, persepsi dan preferensi konsumen terhadap suatu produk mempunyai pengaruh yang besar bagi konsumen dalam menentukan pilihannya. Terkadang konsumen memandang situasi yang sama dengan cara yang berbeda. Menurut John Berrigan dan Carl Finkenberner (1992), persepsi didefinisikan sebagai ”Proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti”. Sementara itu, meurut Ari Sudarman (1992), preferensi konsumen dapat berarti bahwasanya setiap konsumen harus dapat membedakan dari semua untaian komoditi yang ada, untaian mana yang lebih dipilih, untaian mana yang lebih tidak dipilih dan untaian mana yang relatif sama bila dibandingkan dengan untaian-untaian yang ada (Rosyidi, 1998). 2.5 Uji Validitas Suatu uji yang berguna untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan untuk masing- masing faktor yang berhubungan dengan tujuan penelitian, sehingga konsep yang tertulis di kuisioner (sebagai alat ukur) harus berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai. yang penting dari kuisioner tidak hanya kalimat dalam pertanyan tetapi juga klasifikasi (alternatif) jawaban. Kuisioner yang valid harus memuat pertanyaan yang dapat dipersepsikan sama antara peneliti dengan responden serta persepsi antar responden harus seragam, dan konsisten. Validitas Konstruk merupakan suatu uji yang mengukur 6
  • 7. apakah alat ukur tersebut sudah benar kerangka konsepnya dan mengukur aspek yang sama, caranya dengan mengukur korelasi setiap item jawaban dengan total jawaban dengan korelasi produc moment : Hipotesa : H0: atribut tidak mengukur aspek yang sama H1: atribut mengukur aspek yang sama ⎛ n ⎞ ⎛ n ⎞⎛ n ⎞ N ⎜ ∑ XY ⎟ − ⎜ ∑ X ⎟⎜ ∑ Y ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ i =1 ⎠ ⎝ i =1 ⎠⎝ j =1 ⎠ r= ……………….……(2.1) ⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤ ⎢N ∑ X − ⎜ ∑ X ⎟ ⎥⎢N ∑Y − ⎜ ∑Y ⎟ ⎥ ⎢ i =1 ⎣ ⎝ i =1 ⎠ ⎥ ⎢ i =1 ⎦⎣ ⎝ i =1 ⎠ ⎥ ⎦ dimana: r = nilai korelasi yang akan dibandingkan dengan nilai r pada tabel kritis dengan tingkat signifikansi α = 5%,dan derajat bebas n-2 X = nilai-nilai jawaban untuk setiap atribut pertanyaan, i = 1, 2,...,n Y = total nilai jawaban pada seluruh atribut pertanyaan untuk setiap responden, j = 1, 2, ..., n. N = jumlah responden. Bila nilai korelasi tersebut kurang dari nilai r tabel maka item pertanyaan tersebut tidak valid, atau tidak mengukur aspek yang sama dengan item yang lain, kalau nilai r hitungnya negatif berarti pernyataan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan lainnya. Nilai korelasi yang semakin tinggi menunjukkan validitas semakin valid. Ukuran nilai korelasi biasanya diatas 0.5 atau meskipun tidak sebesar 0,5 tetapi berdasarkan hasil penggujian korelasi memberikan kesimpulan yang signifikan (Aswar, 1997). 2.6 Uji Reliabilitas Nilai reliabilitas suatu alat ukur (kuisioner) adalah angka indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan/ menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama, hipotesanya adalah : 7
  • 8. H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten H1 : Hasil pengukuran konsisten Teknik belah dua, teknik ini dilakukan bila terdapat banyak item pertanyaan dalam kuisioner sekitar 50-60 item, makin besar jumlah item makin reliabel. Caranya: 1. Buang item pertanyaan yang tidak valid 2. Item yang valid bagi jadi dua bagian, bisa acak atau ganjil genap 3. Skor untuk setiap bagian dijumlahkan Teknik tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan nilai α Cronbach dimana setelah skor dibagi dua masing-masing dicari nilai standard deviasi kuadratnya demikian juga dengan standard deviasi kuadrat dari total skor (tanpa dibelah), dan dimasukkan dalam rumus : ⎡ S p1 + S p 2 ⎤ 2 2 α c = k ⎢1 − 2 ⎥ ........................................(2.2) ⎢ ⎣ S xt ⎥ ⎦ Dimana : k = jumlah belahan yang dibuat S2p = Standard deviasi skor pada masing-masing belahan S2xt = Standard deviasi kuadrat dari total skor Nilai αc adalah nilai α Cronbach, bilai nilainya diatas 0,7 berarti alat ukur tersebut sudah cukup reliabel (Aswar, 1997). 2.7 Tabulasi Silang (Crosstab) Metode tabulasi silang merupakan metode penyusunan data yang paling sederhana untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel. Variabel yang dianalisis dengan metode merupakan variabel kualitatif atau kategorikal, yang memiliki skala nominal atau ordinal. Dalam penelitian ini hanya menggunakan tabel kontingensi dengan dua variabel atau tabel kontingensi dua dimensi. Tabel kontingensi dua dimensi merupakan tabel kontingensi yang terdiri dari dua variabel yang bersifat kategori dengan masing-masing variabel memiliki beberapa kategori atau level. Masing- masing kategori tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 8
  • 9. a. Homogen Setiap kategori terdiri atas obyek yang sama, artinya obyek dengan karakteristik sama terletak dalam satu kategori. b. Mutually exclusive (saling lepas) Mutually exclusive artinya antara kategori yang satu dengan lainnya saling lepas sehingga setiap pengamatan hanya akan termuat dalam salah satu kategori suatu variabel. c. Mutually exhaustive Mutually exhaustive artinya pembagian dalam suatu variabel harus membagi habis seluruh bagian variabel sehingga tidak akan terjadi suatu pengamatan yang tidak termasuk dalam kategori manapun (Agresti, 1990). 2.8 Regresi Logistik Regresi Logistik adalah suatu analisis regresi yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel prediktor dimana variabel respon bersifat biner atau dikotomus. Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua kemungkinan nilai, misalnya sukses dan gagal, sedang variabel prediktor sering disebut juga covariate. Bentuk Model Logistik Berikut ini diberikan bentuk model logistik multivariat dan univariat Model regresi logistik Multivariat, yaitu : g(x) = β0 + β1x1 + β2x2 +...+ βp xp .......................................(2.3) e g (x) π ( x) = ............................................(2.4) 1 + e g (x) Model regresi logistik univariat, yaitu : ⎡ π (x) ⎤ g ( x ) = ln ⎢ ⎥ = β 0 + β 1 x ..........................(2.5) ⎣1 − π ( x ) ⎦ e β 0 + β1x π (x) = …………………….(2.6) 1 + e β 0 + β1x 9
  • 10. Dimana : g(x) = logit [π(x)] π(x) = Probabilitas sukses dari variabel x yang selanjutnya disebut sebagai model regresi logistik. Pola distribusi bersyarat variabel respon (Y) dan erornya (e) ditulis sebagai berikut : π(x) = E (Y x) e = E (Y x) + ε y = π (x ) + ε Nilai eror mempunyai dua kemungkinan yaitu: 1. Jika y =1, maka ε=1- π(x) dengan probabilitas π(x). 2. Jika y =0, maka ε= -π(x) dengan probabilitas 1- π(x). ε memiliki distribusi dengan rata-rata nol dan varian π(x)[ 1- π(x) 2.8.2 Interpretasi Model Regresi Logistik Model Regresi Logistik β 1 = g ( x + 1) − g ( x) , pada persamaan tersebut β 1 menunjukkan besarnya perbedaan antara nilai variabel dependen ketika variabel independen (x+1) dan nilai variabel dependen ketika variabel independent x, untuk setiap nilai x. Untuk variabel independent dikotomos diasumsikan nilai x adalah 0 dan 1 sehingga dalam model akan terdapat dua nilai π (x ) dan dua nilai 1. Tabel 2.1 Model Regresi Logistik x =1 x=0 e β 0 + β1 e β0 Y =1 π (1) = π (0) = 1 + e β 0 + β1 1 + e β0 1 1 Y =0 1 − π (1) = 1 − π (0) = 1 + e β 0 + β1 1 + e β0 Nilai odds ratio untuk x = 1 dan x = 0 dapat dinyatakan: π (1) /[1 − π (1)] ψ= maka dengan mensubstitusikan model logistik π (0) /[1 − π (0)] pada tabel didapatkan ψ = e β1 jika ψ = 1 dapat disimpulkan bahwa pada kedua 10
  • 11. variabel tidak terdapat hubungan dan jika ψ > 1 maka antar kedua variabel terdapat hubungan negatif, demikian juga sebaliknya (Agresti, 1990). 2.9 Pengujian Estimasi Parameter Pengujian statistik dilakukan untuk menentukan apakah variabel – variabel bebas yang terdapat dalam model tersebut memiliki hubungan yang nyata dengan variabel tak bebasnya. Pengujian ini dilakukan sebagai berikut : 1. Uji Serentak Dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara serentak dan hipotesa pengujiannya adalah Ho : β0 = β1 = ...........= βk = 0 H1 : paling sedikit ada satu β ≠ 0 Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G atau Likelihood Ratio Test, yaitu ⎧n ⎫ G = 2 ⎨∑ [ y a ln(π a ) + (1 − y a ) ln(1 − π a )] − [n1 ln(n1 ) + n0 ln(n0 ) − n ln(n)]⎬ ...(2.7) ˆ ˆ ⎩ a =1 ⎭ n Dimana: n1 = banyaknya observasi yang berkategori 1 atau n1 = ∑ y a a =1 n n0 = banyaknya observasi yang berkategori 0 atau n1 = ∑ (1 − y a ) a =1 n = n0 + n 1 Nilai G yang diperoleh dibandingkan dengan distribusi Chi - Square dengan derajat bebas v dan α sesuai untuk menolak H0 atau H1. Tolak H0 jika G > χ (2α ,v ) atau jika nilai p – value < α . 11
  • 12. 2. Uji Parsial Untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara parsial dengan membandingkan dugaan β dengan penduga standar errornya. Hipotesis : Ho : β a = 0 H1 : β a ≠ 0 Dengan Statistik uji –Wald : ˆ βb 2 W2 = ………………………...…………….(2.8) ˆ SE ( β b ) 2 Statistik uji W 2 mengikuti distribusi χ 2 , sehingga H0 ditolak jika nilai W 2 > χ 2 ( x;α ) atau p-value < α , dengan derajat bebas v (banyaknya parameter). 2.10 Uji Chi-Square Untuk mengukur signifikansi antar variabel pada data tabulasi silang agar dapat diinterpretasikan, maka digunakan uji Chi-Square. Uji Chi-Square digunakan untuk mengetahui antara asosiasi antara variabel yang diukur tersebut signifikan atau tidak. Pada uji Chi-Square hanya diperoleh informasi ketergantungan antara variabel kolom dan variabel baris, tetapi tidak diketahui kekuatan dari asosiasi tersebut (Sudjana, 1990). Uji Chi-Square untuk tabel kontigensi dua dimensi dirumuskan sebagai berikut : I J (O − E ij ) 2 χ 2 = ∑∑ ij ......................................(2.9) I =1 J =1 Eij Dimana : r c ∑ (baris )x∑ (kolom) i =1 j =1 Eij = N Derajat bebas = (r − 1)(c − 1) 12
  • 13. Oij = Obseravasi baris ke-i dan kolom ke-j Eij = Frekuensi harapan baris ke-i dan kolom ke-j r = Banyaknya baris k = banyanya kolom 2.11 Sampling Acak Sederhana Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Format sampling acak yang paling sederhana disebut sampling acak sederhana. Dalam sampling acak sederhana setiap populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih. a. Sasaran : Untuk memilih n unit ke luar dari N . seperti kombinasi dari NCn mempunyai suatu kesempatan terpilih yang sama. b. Prosedur : Gunakan suatu tabel angka-angka acak, suatu komputer generator nomor, jumlah acak, atau suatu alat mekanik untuk memilih suatu sampling tersebut. (Susilaningrum dan Purhadi, 2002). 13
  • 14. BAB III METODOLOGI 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yakni dengan cara melakukan survei melalui kuisioner, dimana respondennya adalah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang mengkonsumsi multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir. 3.2 Metode Pengambilan Sampel Sebelum menentukan sampel yang akan diambil dalam penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan survey pendahuluan. Survey pendahuluan adalah survey yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang akan dipakai serta untuk menetapkan kuisioner yang digunakan. Pada penelitian ini survey pendahuluan dilakukan kepada 30 mahasiswa yang pernah mengkonsumsi multivitamin. Responden yang dipilih adalah mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin dalam 5 bulan terakhir. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode probability sampling. William G. Cochran (1977) dalam bukunya menyebutkan bahwa untuk menaksir sampel yang populasinya tidak diketahui dapat menggunakan sistem proporsi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 2 Z α pq n= 2 .............................................(3.1) d2 Keterangan : n = Jumlah sampel yang harus diambil Z = Nilai tabel distribusi Normal baku α = Taraf signifikansi (5%) d = Tingkat kesalahan (5%) p = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin q = Proporsi jumlah mahasiswa ITS yang terakhir kali mengkonsumsi multivitamin lebih dari 5 bulan yang lalu 14
  • 15. Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan p sebesar 0,7 dan q sebesar 0,133 diperoleh hasil bahwa jumlah sampel yang harus diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 144 mahasiswa, namun dalam hal ini akan dilakukan penelitian terhadap 150 mahasiswa ITS. Adapun langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Menentukan komunitas mahasiswa yang akan disurvey 2. Dari komunitas tersebut kemudian ditentukan nomor sampling setiap mahasiswa secara sembarang 3. Menentukan angka acak terpilih dengan menggunakan tabel angka acak 4. Melakukan survey terhadap mahasiswa yang terpilih nomor samplingnya. 3.3 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel demografi, variabel gaya hidup, dan variabel preferensi. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut : a. Variabel Demografi Variabel demografi yang meliputi latar belakang responden ditampilkan sebagai berikut : 1. Usia (X1) 2. Daerah asal (X2) 3. Status tempat tinggal (X3) 4. Jumlah pengeluaran rutin (X4) 5. Pengeluaran khusus kesehatan (X5) 6. Jumlah pengeluaran kesehatan (X6) b. Variabel Gaya Hidup Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya mempengaruhi pilihan konsumsinya. Berikut ini tampilkan sebagai berikut : 1. Keaktifan dalam kegiatan (X7) 2. Kegiatan yang sering diikuti (X8) 15
  • 16. 3. Kebiasaan buruk (X9) 4. Kebiasaan buruk yang dimiliki (X10) 5. Tindakan kesehatan (X11) 6. Merk multivitamin (X12) 7. Alasan mengkonsumsi (X13) 8. Motivasi (X14) 9. Informasi (X15) 10. Frekuensi konsumsi (X16) 11. Kepentingan multivitamin bagi mahasiswa (Y) c. Variabel Preferensi Variabel preferensi digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi. Variabel-variabel tersebut adalah : 1. Karakteristik produk (X17) 2. Kemasan produk (X18) 3. Jaminan pelayanan (X19) 4. Keampuan menarik konsumen (X20) 5. Manfaat bagi tubuh (X21) 3.4 Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, urutan langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah sebgaia berikut : 1. Menentukan populasi. Dalam hal ini populasi yang diambil dibatasi pada mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang mengkonsumsi multivitamin dalam kurun waktu 5 bulan terakhir bentuk tablet dan kapsul khususnya yaitu Redoxon, CDR, Supradyn, Hemaviton Action, Vitalong C, Fatigon Spirit, dan Enervon C. 2. Mengidentifikasi variabel 3. Membuat desain kuisioner 4. Melakukan survey pendahuluan 16
  • 17. 5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas data. Jika validitas dan reliabilitas terpenuhi maka dilanjutkan pada langkah analisis selanjutnya, sedangkan jika tidak terpenuhi maka memperbaiki kuisioner. 6. Menentukan jumlah sampel yang akan diambil 7. Melakukan survey 8. Melakukan pengolahan dan analisis data. Adapun langkah analisis yang dipergunakan adalah: a. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin. Digunakan analisis deskriptif dan tabulasi silang (crosstabulation) pada variabel demografi yakni X4-X6. X4 (jumlah pengeluaran rutin) X5 (pengeluaran khusus kesehatan) X6 (jumlah pengeluaran kesehatan) Langkah-langkah mencapai tujuan pertama ini adalah : i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X4 (jumlah pengeluaran rutin), X5 (pengeluaran khusus kesehatan), X6 (jumlah pengeluaran kesehatan) melalui statistik deskriptif . ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk memudahkan melihat karakteristik responden mengenai demografinya. b. Untuk mengkaji faktor-faktor yang mendorong mahasiswa mengkonsumsi serta memilih jenis multivitamin, maka dilakukan analisis dengan menggunakan Regresi Logistik yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : i. Menentukan nilai modus serta frekuensi dari variabel X7 (keaktifan dalam kegiatan), X9 (kebiasaan buruk), X11 (tindakan kesehatan), X13 (alasan mengkonsumsi), X14 (motivasi), serta X15 (informasi) melalui statistik deskriptif . ii. Melakukan analisis deskriptif melalui bentuk histogram serta pie chart berdasarkan frekuensi yang telah diketahui yang digunakan untuk memudahkan melihat karakteristik responden mengenai gaya hidupnya. 17
  • 18. iii. Melakukan uji validitas isi untuk variabel gaya hidup dan validitas konstruk untuk variabel preferensi serta melakukan uji reliabilitas untuk kedua variabel tersebut. iv. Melakukan uji independensi pada antara variabel tak bebas dengan variabel bebas sebagai berikut : Y (kepentingan multivitamin bagi konsumen) X7 (keaktifan dalam kegiatan) X9 (kebiasaan buruk) X16 (frekuensi konsumsi) X17 (Karakteristik produk) X18 (Kemasan produk) X19 (Jaminan pelayanan) X20 (Keampuan menarik konsumen) X21 (Manfaat bagi tubuh) Adapun hipotesis dalam pengujian ini adalah : H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y) H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y) v. Melakukan analisis regresi logistik univariat, dalam hal ini diambil variabel yang dianggap berpengaruh terhadap kepentingan multivitamin bagi konsumen dari hasil uji independensi sebelumnya. vi. Melakukan analisis regresi logistik multivariat vii. Melakukan pengujian signifikansi parameter baik secara serentak maupun secara parsial. viii.Melakukan pengujian kesesuaian model dengan hipotesis : H0 : Model ringkas adalah model terbaik H1 : Model lengkap adalah model terbaik ix Mengetahui model yang terbaik dari variabel yang dianggap berpengaruh terhadap mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin. x. Menginterpretasikan hasil permodelan yang telah didapatkan. 18
  • 19. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Variabel Demografi Dalam penelitian untuk mengetahui karakteristik yang mendasari penggunaan multivitamin oleh mahasiswa ITS Surabaya dengan populasi 150 responden, maka terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif terhadap varaiabel demografi dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik responden. 4.1.1 Karakteristik Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis perilaku mahasiswa dalam memilih multivitamin yang dikonsumsi adalah karakteristik responden terhadap jumlah pengeluaran rutin setiap bulan. Berikut ini merupakan gambar histogram sebagai analisis statistika deskriptif untuk mengetahui jumlah pengeluaran rutin setiap bulan responden : Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan ≤ Rp. 250.000 80 70 Rp. 250.001 - Rp. 60 500.000 50 Rp. 500.001 - Rp. 40 750.000 30 > Rp. 750.000 20 10 0 1 Gambar 4.1 Histogram Jumlah Pengeluaran Rutin Setiap Bulan Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah pengeluaran rutin setiap bulan responden, diketahui bahwa jumlah pengeluaran rutin setiap bulan terbesar yaitu pada rentang Rp 250.001 – Rp 500.000 sebesar 75 responden. Hal tersebut dikarenakan mayoritas responden adalah anak kost. Sedangkan paling sedikit yaitu lebih dari Rp 750.000 sebesar 6 responden. 19
  • 20. 4.1.2 Karakteristik Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan Berikut ini merupakan pie chart yang digunakan sebagai analisis statistika deskriptif untuk mengetahui biaya khusus untuk kesehatan yang dikeluarkan responden: Pengeluaran Khusus Untuk Kesehatan 35% Ya Tidak 65% Gambar 4.2 Pie Chart Pengeluaran Khusus untuk Kesehatan Melalui Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 % yakni 97 mahasiswa tidak mempunyai anggaran khusus untuk pengeluaran kesehatan. Alasan dari mayoritas responden adalah karena tidak terlalu memperhatikan kondisi kesehatan sehingga tidak memiliki anggaran untuk biaya kesehatan. 4.1.3 Karakteristik Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan Jumlah pengeluaran responden untuk kesehatan setiap bulan dari 150 responden adalah berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat melalui Gambar 4.3: Pengeluaran Untuk Kesehatan Setiap Bulan 20 15 10 5 0 ≤ Rp. Rp. 20.001 - Rp. 40.001 - > Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 60.000 60.000 Gambar 4.3 Histogram Jumlah Pengeluaran untuk Kesehatan Setiap Bulan 20
  • 21. Berdasarkan Gambar 4.3 mengenai karakteristik responden yaitu jumlah pengeluaran untuk kesehatan setiap bulan, mayoritas responden mempunyai jumlah pengeluaran kurang dari dan atau sama dengan Rp 20.000 yakni sebanyak 20 mahasiswa dari 53 mahasiswa yang mempunyai pengeluaran khusus untuk kesehatan setiap bulannya. Selain itu terdapat 8 orang mahasiswa yang memiliki anggaran kesehatan lebih dari Rp. 60.000 setiap bulan. 4.2 Variabel Gaya Hidup Dan Preferensi Terhadap Atribut Multivitamin Melalui variabel gaya hidup terhadap atribut multivitamin, ingin diketahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa ITS dalam memilih multivitamin melalui penting atau tidaknya multivitamin tersebut bagi mahasiswa ITS sebagai konsumen. 4.2.1 Statistika Deskriptif Variabel Gaya Hidup Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa atribut dalam variabel gaya hidup melalui statistika deskriptif yaitu untuk variabel keaktifan dalam kegiatan, bentuk kegiatan yang diikuti, kebiasaan buruk serta merk multivitamin yang dikonsumsi . a. Keaktifan Dalam Kegiatan Selanjutnya untuk prosentase responden tentang keaktifan dalam kegiatan dapat dilihat pada Gambar 4.4 : Keaktifan dalam Kegiatan 35% Ya Tidak 65% Gambar 4.4 Pie Chart Keaktifan dalam Kegiatan Berdasarkan Gambar 4.4 mengenai keaktifan dalam kegiatan, dapat diketahui bahwa sebanyak 65 % responden atau sebesar 98 responden mempunyai keaktifan dalam kegiatan di dalam maupun di luar kampus. Adapun bentuk 21
  • 22. kegiatan yang diikuti 98 responden tersebut dapat dilihat melalui histogram pada Gambar 4.5 : Bentuk Kegiatan 70 60 50 40 30 20 10 0 Olahraga Organisasi Kerja Lain-Lain Sampingan Gambar 4.5 Histogram Bentuk Kegiatan Melalui histogram mengenai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh 98 responden, dapat diketahui bahwa mayoritas yaitu sebesar 62 responden atau lebih dari separuh jumlah responden yang mempunyai bentuk kegiatan berupa organisasi, karena di lingkungan ITS terdapat banyak sekali jenis kegiatan yang berbentuk organisasi sebagai wadah pengenalan dan pengembangan pribadi. Bentuk kegiatan lainnya adalah kesibukan dalam pembuatan tugas ataupun laporan. b. Kebiasaan Buruk Selanjutnya akan diberikan penggambaran dengan menggunakan pie chart untuk prosentase responden tentang kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Kebiasaan Buruk 23% Ya Tidak 77% Gambar 4.6 Pie Chart Kebiasaan Buruk 22
  • 23. Berdasarkan Gambar 4.6 mengenai kebiasaan buruk responden, dapat diketahui bahwa sebanyak 77 % responden atau sebesar 115 responden mempunyai kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dalam hal ini, kebiasaan buruk dapat terjadi akibat gaya hidup yang salah ataupun sikap yang terlalu meremehkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Adapun macam-macam kebiasaan buruk yang dimiliki 77% responden dapat dilihat melalui histogram pada Gambar 4.7 : Macam-Macam Kebiasaan Buruk 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Makan Susah Merokok Kurang Minum- Jarang Lain-Lain Tidak Tidur Istirahat Minuman Olahraga Teratur Keras Gambar 4.7 Histogram Macam-Macam Kebiasaan Buruk Melalui Gambar 4.7 mengenai macam-macam kebiasaan buruk yang dimiliki oleh 115 responden, dapat diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai kebiasaan buruk berupa makan tidak teratur, kurang istirahat dan jarang olahraga. Hal tersebut dapat dikarenakan banyak aktivitas/kegiatan yang dilakukan serta gaya hidup yang salah dalam menjaga kesehatan. c. Merk Multivitamin yang Dikonsumsi Dari berbagai jenis multivitamin yang beredar di pasaran, selanjutnya akan diberikan gambaran mengenai merk multivitamin yang paling sering dikonsumsi oleh mahasiswa ITS. 23
  • 24. Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi 60 50 40 30 20 10 0 CDR Redoxon Lain-lain Gambar 4.8 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi Berdasarkan Gambar 4.8 yaitu merk multivitamin yang paling sering dikonsumsi oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat, dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih CDR sebanyak 52 responden. Hal itu diperkirakan karena merk CDR lebih banyak dikenal dan dipercaya masyarakat sebagai multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Sedangkan untuk pilihan terbanyak kedua yaitu merk Redoxon sebanyak 35 responden. Merk multivitamin lainnya yang banyak dikonsumsi oleh responden diantaranya Zevit C dan Ester C. d. Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam mengambil tindakan ketika mereka mengalami kondisi yang tidak sehat. Jenis tindakan tersebut ditunjukkan melalui Gambar 4.9: Tindakan Saat Kondisi Tidak Sehat Berobat ke Dokter 5% 19% Mengkonsumsi obat- obatan Tidur 45% 31% Lain-Lain Gambar 4.9 Histogram Merk Multivitamin yang Paling Sering Dikonsumsi 24
  • 25. Berdasarkan Gambar 4.9 merupakan histogram tindakan yang dilakukan oleh 150 responden pada saat mengalami kondisi yang tidak sehat, dari gambat tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih tidur untuk membuat kondisi tubuh yang lebih baik dengan jumlah sebesar 68 responden. Karena keterbatasan waktu akibat banyaknya aktivitas yang dilakukan, mengakibatkan responden tidak sempat berobat ke dokter sehingga lebih banyak memilih tidur dan mengkonsumsi obat-obatan ataupun multivitamin. e. Alasan Mengkonsumsi Multivitamin Berikut ini akan diberikan gambaran mengenai alasan mahasiswa untuk mengkonsumsi multivitamin yang dipilih melalui histogram pada Gambar 4.10 : Alasan Mengkonsumsi Multivitamin 76 80 Harga terjangkau 60 Coba-coba 42 Kemasan menarik 40 Rasa enak 20 20 11 Lain-lain 1 0 Gambar 4.10 Histogram Alasan Mengkonsumsi Multivitamin Berdasarkan histogram untuk alasan mengkonsumsi multivitamin dapat diketahui bahwa sebanyak 42 mahasiswa mengaku mengkonsumsi multivitamin yang dipilih tersebut karena memiliki rasa yang enak, kemudian sebanyak 20 mahasiswa memiliki alasan karena coba-coba pada awalnya, serta 76 orang mahasiswa memiliki berbagai alasan lain dalam mengkonsumsi multivitamin, diantaranya karena manfaat multivitamin dalam menjaga kesehatan tubuh serta dikarenakan multivitamin tersebut dirasa cocok bagi mereka. 25
  • 26. f. Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin Motivasi sering kali berpengaruh dalam pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan suatu hal. Gambar 4.11 merupakan histogram yang menunjukkan motivasi mahasiswa ITS Surabaya dalam mengkonsumsi multivitamin : Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin 90 78 80 70 60 49 50 40 30 20 9 10 10 3 1 0 Diri sendiri Keluarga Teman Dokter Iklan Lain-lain Gambar 4.11 Histogram Motivasi Dalam Mengkonsumsi Multivitamin Melalui Gambar 4.11 dapat diketahui bahwa mayoritas motivasi mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin adalah atas dorongan dari pihak keluarga yakni sebanyak 78 orang. Kemudian sebanyak 49 mahasiswa mengaku bahwa motivasi tersebut bersala dari diri sendiri serta hanya 10 orang mahasiswa yang memperoleh motivasi untuk mengkonsumsi multivitamin tersebut dari dokter. g. Sumber Informasi Informasi yang diperoleh mengenai suatu produk sering kali dapat membantu konsumen dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Selanjutnya dalam hal ini akan diberikan penggambaran mengenai sumber informasi yang diperoleh untuk multivitamin melalui histogram pada Gambar 4.12 : 26
  • 27. Sumber Informasi 70 65 63 60 50 Iklan 40 Keluarga 30 Teman 20 Lain-lain 10 12 10 0 Gambar 4.12 Histogram Sumber Informasi Dalam Konsumsi Multivitamin Melalui histogram yang menunjukkan sumber informasi bagi mahasiswa mengenai multivitamin yang dikonsumsi, diketahui bahwa sebanyak 65 mahasiswa menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi mengenai multivitamin dari iklan. Kemudian sebanyak 63 mahasiswa menyatakan mendapatkan informasi tersebut dari pihak keluarga, selain itu 10 orang mahasiswa menyatakan mendapatakan informasi dari teman di sekeliling mereka. 4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Berikut ini akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel gaya hidup dengan manggunakan validitas isi. Adapun cara mengukur validitas isi adalah dengan melihat nilai varians dari variabel tersebut. Tabel 4.1 Varians dari Variabel Gaya Hidup Variabel N Variance Kepentingan multivitamin 150 0,139821 Kebiasaan buruk 150 0,180089 Keaktifan dalam kegiatan 150 0,228009 Frekuensi konsumsi 150 0,971633 Melalui nilai varians tiap-tiap variabel gaya hidup pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa seluruh atribut dalam variabel gaya hidup telah memliki nilai varians yang cukup besar. Dalam artian seluruh atribut pada variabel gaya hidup tersebut telah mengukur aspek yang sama. 27
  • 28. Selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas dari pertanyaan-pertanyaan untuk variabel gaya hidup dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan dapat dipercaya dalam artian konsisten mengukur gejala yang sama. Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah : H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten H1 : Hasil pengukuran consisten Statistik uji : ⎡ S p1 + S p 2 2 2 ⎤ αc = k ⎢1 − 2 ⎥ ⎢ ⎣ S xt ⎥ ⎦ Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha : Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Gaya Hidup Cronbach's Alpha Jumlah Item 0,715 5 Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.2 didapatkan nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,715 maka dapat dinyatakan bahwa variabel gaya hidup telah cukup reliabel sebab nilai tersebut lebih besar dari 0,7. Selanjutnya akan diukur validitas dari pertanyaan untuk variabel preferensi. Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah : H0 : atribut tidak mengukur aspek yang sama H1 : atribut mengukur aspek yang sama Cara mengukur validitas konstruk ini adalah dengan mencari korelasi antar pertanyaan dengan menggunakan statistik uji : ⎛ n ⎞ ⎛ n ⎞⎛ n ⎞ N ⎜ ∑ XY ⎟ − ⎜ ∑ X ⎟⎜ ∑ Y ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ i =1 ⎠ ⎝ i =1 ⎠⎝ j =1 ⎠ r= ⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤ ⎢N ∑ X − ⎜ ∑ X ⎟ ⎥⎢N ∑Y − ⎜ ∑Y ⎟ ⎥ ⎢ i =1 ⎣ ⎝ i =1 ⎠ ⎥ ⎢ i =1 ⎦⎣ ⎝ i =1 ⎠ ⎥ ⎦ Daerah kritis : Tolak H0 jika r > rtabel, dengan n = jumlah responden. Berdasarkan output SPSS : 28
  • 29. Tabel 4.3 Uji Validitas Terhadap Variabel Preferensi Variabel N r Karakteristik produk 150 0,725 Kemasan produk 150 0,674 Jaminan produk 150 0,773 Kemampuan menarik konsumen 150 0,514 Manfaat 150 0,776 Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai hasil uji validitas terhadap variabel preferensi, ternyata bila dibandingkan dengan angka kritik nilai r dengan jumlah responden 150 yaitu 0,1348, didapatkan bahwa seluruh atribut untuk variabel preferensi telah memiliki nilai lebih besar dari 0,1348 sehingga dapat dikatakan seluruh atribut telah valid artinya telah mengukur aspek yang sama yakni karakteristik produk, kemasan produk, jaminan pelayanan, kemampuan menarik konsumen, dan manfaat bagi tubuh. Berikut ini akan diukur reliabilitas dari pertanyaan untuk variabel preferensi. Adapun hipotesis yang dipergunakan adalah : H0 : Hasil pengukuran tidak konsisten H1 : Hasil pengukuran konsisten Statistik uji : ⎡ S p1 + S p 2 ⎤ 2 2 α c = k ⎢1 − 2 ⎥ ⎢ ⎣ S xt ⎥ ⎦ Berdasarkan output SPSS dengan metode Alpha : Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Preferensi Cronbach's Alpha Jumlah Item 0,767 6 Melalui hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.4, dengan membandingkan hasil uji dengan 0,7 maka didapatkan bahwa variabel preferensi telah reliabel sebab nilai Alpha Cronbach’s tersebut lebih besar dari 0,7 yaitu 0,767 > 0,7 . 4.2.3 Uji Independensi Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas Berdasarkan data yang telah diperoleh dari responden yang telah diteliti, selanjutnya dilakukan uji independensi untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas. Uji ini dilakukan dengan hipotesis : 29
  • 30. H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y) H1 : Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y) α : 0, 05 A B ∑∑ ( x ab − mab ) 2 ˆ Statistik Uji : χ 2 = a =1 b =1 ˆ mab Daerah penolakan : χ hit > χ (2α ,( a −1)(b −1)) 2 Berdasarkan hasil analisis pada lampiran ....... diperoleh perhitungan yang disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Uji Independensi Variabel Bebas Dengan Variabel Tak Bebas Y X Chi-square Nilai tabel Keputuan Kesimpulan Keaktifan dalam 0,377 3,841 Terima H0 Independen kegiatan Kebiasaan buruk 1,26 3,841 Terima H0 Independen Frekuensi 9,604 5,991 Tolak H0 Dependen konsumsi Kepentingan Karakteristik Terima 0,561 3,841 Independen multivitamin produk H0 bagi Kemasan Terima 0,567 3,841 Independen mahasiswa produk H0 Jaminan produk 17,964 3,841 Tolak H0 Dependen Kemampuan Terima menarik 0,750 3,841 Independen H0 konsumen Manfaat 30,0000 3,841 Tolak H0 Dependen Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara variabel frekuensi konsumsi, jaminan produk serta manfaat bagi tubuh dengan variabel kepentingan multivitamin bagi konsumen sebagai variabel tak bebass. Variabel bebas yang memiliki hubungan dengan variabel tak bebas tersebut akan dimasukkan dalam regresi logistik. 4.2.4 Regresi Logistik Univariat Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara tunggal. Analisis ini juga digunakan untuk menguji apakah model regresi logistik univariat untuk masing- masing variabel bebas yang signifikan. 30
  • 31. a. Frekuensi Konsumsi Untuk mengetahui apakah variabel frekuensi konsumsi (X16) memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis : H0 : ß16 = 0 H1 : ß16 ≠ 0 α : 0,05 ˆ βj 2 Statistik Uji : Wi = 2 ˆ SE ( β J ) 2 Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2(α,v) Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel frekuensi konsumsi terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Frekuensi Konsumsi Variabel B Wald df Exp(B) X16 1,126 8,000 1 3,085 Konstanta -0,084 0,022 1 0,919 Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 8 yang berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa variabel frekuensi konsumsi berpengaruh terhadap model dengan model logit : g ( x) = −0,084 + 1,126 X 16 Dengan probabilitas sebagai berikut : e −0, 084 +1,126 ( x ) π ( x) = 1 + e −0, 084 +1,126 ( x ) Probabilitas untuk mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah : e −0, 084 +1,126 (1) e1, 042 π (1) = = = 0,739 1 + e −0, 084+1,126 (1) 1 + e1, 042 31
  • 32. Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang jarang mengkonsumsi multivitamin dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah : e −0, 084 +1,126 ( 0) π ( 0) = = 0,48 1 + e −0, 084 +1,126 ( 0 ) Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dari 1.000 mahasiswa yang sering mengkonsumsi multivitamin terdapat 739 yang menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh sedangkan hanya terdapat 480 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting dari 1.000 mahasiswa yang jarang mengkonsumsi multivitamin. b. Jaminan Produk Untuk mengetahui apakah variabel jaminan produk memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan hipotesis : H0 : ß19 = 0 H1 : ß19 ≠ 0 α : 0,05 ˆ βj 2 Statistik Uji : Wi = 2 ˆ SE ( β J ) 2 Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2(α,v) Hasil dari uji regresi logistik univariat antara variabel jaminan pelayanan terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin dapat dilihat melalui Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Jaminan Produk Variabel B Wald df Exp(B) X19 1,862 15,407 1 6,440 Konstanta -3,400 7,394 1 0,033 Melalui hasil regresi logistik untuk variabel jaminan produk diketahui bahwa nilai Wald sebesar 15,407 yang berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa 32
  • 33. variabel jaminan pelayanan berpengaruh terhadap model dengan model logit sebagai berikut : g(x)= -3,4+1,862X19 Dengan probabilitas sebagai berikut : e −3, 4+1,862 ( x ) π ( x) = 1 + e −3, 4+1,862 ( x ) Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai jaminan produk penting dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah : e −3, 4+1,862 (1) e −1,538 π (1) = = = 0,176 1 + e −3, 4+1,862 (1) 1 + e −1,538 Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai jaminan produk tidak penting namun menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah : e −3, 4+1,862 ( 0 ) π ( 0) = = 0,032 1 + e −3, 4+1,862 ( 0 ) Melalui hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000 mahasiswa yang menilai jaminan produk dalam memilih multivitamin termasuk penting hanya terdapat 176 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. Selain itu dari 1.000 mahasiswa yang menilai jaminan produk dalam memilih multivitamin termasuk tidak penting hanya terdapat 32 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. c. Manfaat Bagi Tubuh Untuk mengetahui apakah variabel Manfaat multivitamin bagi tubuh memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas, yaitu variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin, maka dilakukan uji signifikansi parameter dengan Hipotesis : H0 : ß21 = 0 H1 : ß21 ≠ 0 α : 0,05 33
  • 34. ˆ βj 2 Statistik Uji : Wi 2 = ˆ SE ( β J ) 2 Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai Wi 2 > χ2(α,v) Berikut ini hasil dari uji regresi logistik univariat antara manfaat mengkonsumsi multivitamin bagi tubuh terhadap variabel kepentingan mengkonsumsi multivitamin. Tabel 4.8 Hasil Regresi Logistik Univariat Untuk Manfaat Bagi Tubuh Variabel B Wald df Exp(B) X21 2,398 23,718 1 11,000 Konstanta -4,796 14,055 1 0,008 Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Wald sebesar 23,718 yang berarti lebih besar dari nilai χ2 tabel yaitu 3,841. Hal ini dapat diputuskan bahwa tolak H0 dan bisa disimpulkan bahwa variabel manfaat mengkonsumsi multivitamin bagi tubuh berpengaruh terhadap model dengan model logit sebagai berikut : g(x)= -4,796+2,398X21 Dengan probabilitas sebagai berikut : e −4,796+ 2,398( x ) π ( x) = 1 + e − 4,796+ 2,398( x ) Probabilitas untuk mahasiswa yang menilai bahwa produk multivitamin yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk penting dan menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah : e −4,796+ 2,398(1) e −2,398 π (1) = = = 0,083 1 + e − 4, 796+ 2,398(1) 1 + e − 2,398 Sedangkan untuk probabilitas mahasiswa yang menilai bahwa produk multivitamin yang mempunyai manfaat bagi tubuh tidak penting namun menganggap multivitamin itu penting bagi tubuh adalah : e −4, 796+ 2,398( 0) π ( 0) = = 0,0082 1 + e − 4,796+ 2,398( 0) Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa dari 1.000 mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk 34
  • 35. penting hanya terdapat 83 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. Selain itu dari 10.000 mahasiswa yang menilai produk yang mempunyai manfaat bagi tubuh termasuk tidak penting hanya terdapat 82 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting. 4.2.5 Regresi Logistik Multivariat Model regresi logistik biner multivariat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon secara bersama-sama dengan memasukkan semua variabel prediktor ke dalam analisisnya. Metode yang digunakan adalah metode Backward Wald dengan α = 0,05. Metode ini akan mengeluarkan satu persatu variabel bebas yang dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas, sampai tidak ada lagi variabel bebas yang bisa dikeluarkan. Hasil analisis regresi multivariat terlihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Regresi Logistik Multivariat Variabel B Wald df Exp(B) X17(1) 2,344457 6,168491 1 10,42761 X18(1) 2,117095 6,168491 1 8,306974 X19(1) -2,30925 10,07232 1 0,099336 X21(1) -3,78865 16,85584 1 0,022626 Konstanta 2,142037 31,3438 1 8,516767 . Berdasarkan hasil analisis regresi multivariat dengan metode backward wald pada Tabel 4.9 terlihat bahwa variabel-variabel yang masuk ke persamaan regresi logistik biner yang mempengaruhi kepentingan mahasiswa ITS dalam mengkonsumsi multivitamin adalah variabel X17 (karakteristik produk), X18 (Kemasan produk), X19 (jaminan pelayanan), dan X21 (manfaat bagi tubuh). a. Uji Signifikansi parameter Untuk mengetahui apakah variabel yang masuk sudah signifikan selanjutnya akan dilakukan pengujian serentak Uji Serentak Hipotesis : H0 : β x17 = β x18 = β x19 = β x 21 = 0 H1 : Minimal ada satu β xk ≠ 0 , dimana k=17,18,19,21 35
  • 36. Dengan α : 0,05 Statistik uji : Tabel 4.10 Uji Serentak Chi-square df Sig. Step 5 Step -4,85755 2 0,088145 Block 45,89323 4 2,59E-09 Model 45,89323 4 2,59E-09 . Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai G > χ 2 (v ,α ) Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai χ2 (45,89323) lebih besar dari nilai χ 2 (4,0.05 ) = 9,488 , maka bisa diputuskan bahwa tolak H0 artinya variabel yang masuk sudah signifikan digunakan sebagai model regresi logistik biner, model yang digunakan sudah layak. Uji Parsial Hipotesis: H0 : β a = 0 , a=16,17,18,19 H1 : β a ≠ 0 , a=A,F Statistik uji: 2 ˆ βa2 W = ˆ SE ( β a ) 2 Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan nilai W17 = 6,168491, nilai W18 = 6,168491, nilai W19 = 0,001505 dan nilai W21= 16,85584 dimana nilai W dari keempat variabel tersebut lebih besar dari χ2(0.05,1)= 3,841, maka keputusan yang diambil adalah tolak H0 artinya keempat variabel tersebut berpengaruh terhadap model. 36
  • 37. b. Uji Kesesuaian Model Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang belum masuk ke dalam model memiliki signifikansi dalam model atau model tanpa variabel bebas yang tidak signifikan adalah model terbaik Tabel 4.11 Uji Kesesuaian Model -2 Log Cox & Snell Nagelkerke Step likelihood R Square R Square 1 82,490 0,296 0,499 2 82.736 0,295 0,497 3 83,292 0,292 0,492 4 84,418 0,287 0,483 5 89,275 0,264 0,444 Untuk mengetahui apakah model dengan variabel X17, X18, X19 dan X21 tersebut merupakan model yang sesuai, maka perlu dilakukan suatu uji kesesuaian model dengan hipotesis : H0 : Model ringkas adalah model terbaik H1 : Model lengkap adalah model terbaik Statistik Uji : G 2 = −2 ln( L0 − L1 ) = -2(89,275-82,490) = -13,57 χ2(3,0.05) = 7,81473 Daerah penolakan : Tolak H0, jika nilai G2 > χ2(3,0.05) Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai G2 sebesar -13,57 yang berarti lebih kecil dari nilai χ2(3,0.05). Hal ini dapat diputuskan bahwa terima H0 , artinya bahwa model tanpa variabel bebas yang tidak signifikan adalah model yang terbaik (model ringkas adalah model terbaik). Sehingga transformasi logit dari model tersebut adalah : g(x) = 2,142037+2,344457 X17+2,117095 X18 -2,30925 X19 -3,78865 X21 dengan fungsi probabilitas sebagai berikut : e 2,142037 + 2,344457 X 17 + 2,117095 X 18 − 2,30925 X 19 −3,78865 X 21 π (x ) = 1 + e 2,142037 + 2,344457 X 17 + 2,117095 X 18 − 2.30925 X 19 −3, 78865 X 21 e 2,142037 + 2,344457 (1) + 2,117095(1) − 2,30925(1) −3,78865(1) e 0,506 π (1) = = = 0,624 1 + e 2,142037 + 2,344457 (1)+ 2,117095(1)− 2.30925(1)−3,78865(1) 1 + e 0,506 37
  • 38. Peluang mahasiswa ITS yang menganggap karakteristik produk multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat multivitamin bagi tubuh (X21) adalah penting dalam mengkonsumsi multivitamin adalah sebesar 0,624. e 2,142037 + 2,344457 ( 0 ) + 2,117095( 0 )− 2,30925( 0 ) −3,78865( 0) π (0) = = 0,89 1 + e 2,142037 + 2,344457 ( 0) + 2,117095( 0 ) − 2.30925( 0 ) −3,78865( 0 ) Peluang mahasiswa ITS yang menganggap karakteristik produk multivitamin (X17), kemasan produk (X18), jaminan pelayanan (X19), dan manfaat multivitamin bagi tubuh (X21) tidak penting dalam mengkonsumsi multivitamin adalah sebesar 0,89. c. Interpretasi Ketepatan Klasifikasi Model Untuk mengetahui seberapa besar ketepatan klasifikasi model yang dihasilkan melalui regresi logistik multivariat, dapat dilihat pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Uji Ketepatan Klasifikasi Model Persepsi Mahasiswa Persepsi Mahasiswa Terhadap Terhadap Multivitamin (prediksi) Multivitamin Y (observasi) Percentage Correct Tidak Penting Penting tidak 12 13 48 Y penting penting 2 123 98,4 90 ⎛ 12 123 ⎞ Ketepatan klasifikasi model : ⎜ + ⎟ x100 0 0 = 90 0 0 ⎝ 150 150 ⎠ Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa ada 25 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu tidak penting, namun yang dapat diprediksi secara benar oleh model adalah sebanyak 13 orang dengan ketepatan klasifikasi sebesar 48%. Sedangkan dari 125 mahasiswa yang menganggap multivitamin itu penting, hanya sebanyak 123 mahasiswa yang dapat diprediksi secara benar oleh model dengan ketepatan klasifikasi sebesar 98,4%. Sehingga secara keseluruhan terdapat 136 dari 150 mahasiswa dapat diprediksikan dengan benar oleh model dengan ketepatan sebesar 90%. 38
  • 39. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai perilaku mahasiswa ITS dalam mengkonsumsi multivitamin, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik mahasiswa ITS yang mengkonsumsi multivitamin adalah mahasiswa dengan jumlah pengeluaran rutin setiap bulan antara Rp. 250.001 sampai dengan Rp. 500.000. Selain itu diketahui bahwa kebanyakan mahasiswa yang mengkonsumsi multivitamin tersebut tidak mempunyai pengeluartan khusus untuk kebutuhan kesehatan. Selain itu banyak mahasiswa yang aktif dalam organisasi serta mempunyai kebiasaan buruk yang paling banyak adalah makan tidak teratur dan jarang olahraga dengan tindakan kesehatan yang paling sering dengan istirahat dan mengkonsumsi obat-obatan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam multivitamin berdasarkan analisis logistik secara individu adalah adalah frekuensi konsumsi, jaminan produk dan manfaat bagi tubuh. Sedangkan secara serentak faktor yang mempengaruhi adalah karakteristik dan kemasan produk, jaminan produk serta manfaat bagi tubuh Di samping itu diketahui bahwa dari 150 mahasiswa yang di amati, merk multivitamin yang paling banyak dikonsumsi adalah CDR dan Redoxon. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian terhadap perilaku mahasiswa dalam mengkonsumsi multivitamin ini adalah produsen multivitamin hendaknya lebih memperhatikan kualitas produk yaitu karakteristik produk (komposisi nutrisi, pilihan rasa), kemasan produk (keutuhan segel, kemasan menarik), jaminan produk (kepastian halal dan haram, kemudahan mendapatkan serta manfaat bagi tubuh. 39
  • 40. DAFTAR PUSTAKA Cochran, W.G,1977, Sampling Techniques 3rd Edition, John Wiley & Sons, New York. Agresti, Alan, 1990, Categorical Data Analysis, John Wiley & Sons, Canada. Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1995, Dasar-dasar Pemasaran edisi keenam, Intermedia, Jakarta. Walpole, Ronald E dan Raymond H Myers, 1998, Ilmu Peluang dan Statistik Untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB Press, Bandung. Gunawan, Andang, 1999, Food Combining, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Maulana, Agus, 1999, Perilaku Konsumen Di Masa Krisis Serta Implikasinya Terhadap Pemasaran, www.digilib.ums.ac.id, 22 Oktober 2007. Susilaningrum, Destri. Purhadi, 2002, Teknik Sampling, Jurusan Statistika ITS, Surabaya. Zimmerman, Jan, 2002, Gizi Untuk Kesehatan, www.sallika.blogspot.com, 22 Oktober 2007. . 40