SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
1 
karena ada 
dibedakan menjadi 
membentuk membentuk 
membentuk 
BARISAN DAN DERET 
Barisan dan Deret 
Keteraturan Pola Tertentu 
Barisan Geometri 
푈푛 = 푎푟푛−1 
Barisan Aritmetika 
푈푛 = 푎 + (푛 − 1)푏 
Deret Aritmetika 
푆푛 = 
푛 
2 
[2푎 + (푛 − 1)푏] 
Deret Geometri 
푆푛 = 
푎푟푛−1 
푟 − 1 
Deret Geometri Tak Hingga 
푆∞ = 
푎 
1 − 푟
2 
Barisan atau pola bilangan adalah jajaran bilangan dengan urutan tertentu. Tepatnya, 
barisan adalah daerah nilai suatu fungsi dengan daerah asal bilangan asli. 
Contoh: 
1. 푈푛 = 2푛 − 1 
adalah suku ke-푛 dari suatu barisan, dimana 푛 ϵ N = {1,2,3,.....} 
Barisan itu adalah : 1,3,5,7, … 
2. Diketahui barisan 
1 
3 
, 
1 
6 
, 
1 
9 
3. Rumus suku ke-푛 barisan ini adalah 푈푛 = 
1 
3 
푛 
 Barisan Aritmetika 
Barisan aritmetika adalah suatu barisan dimana selisih atau beda dua suku yang 
berurutan konstan (tetap). 
Misal: 
1) 3, 7, 11, 15, 19, … 
2) 30, 25, 20, 15, 10, … 
Perhatikan bahwa selisih di antara suku-sukunya selalu tetap. Barisan yang 
demikian itu disebut barisan aritmetika. Selisih itu disebut beda suku atau beda saja 
dan dilambangkan dengan c. 
Barisan l) mempunyai beda, b = 4. Barisan ini disebut barisan aritmetika naik 
karena nilai suku-sukunya makin besar. 
Barisan 2) mempunyai beda, b = -5. Barisan ini disebut barisan aritmetika turun 
karena nilai suku-sukunya makin kecil. 
Perhatikan kembali contoh barisan 1)! 
3, 7, 11, 15, 19, ... 
Misalkan U1, U2, U3 , .... adalah barisan aritmetika tersebut maka 
U1 = 3 = 3+ 4 (0) 
U2 = 7 = 3 + 4 = 3 + 4 (1)
3 
U3 = 11 = 3 + 4 + 4 = 3 + 4 (2) 
⋮ 
Un = 3 + 4 (n-1) 
Secara umum, jika suku pertama (U1) = a dan beda suku yang berurutan 
adalah b maka dari rumus Un = 3 + 4(n - 1) diperoleh 3 adalah a dan 4 adalah b. Oleh 
sebab itu, suku ke-n dapat dirumuskan 
푼풏 = 풂 + (풏 − ퟏ)풃 
Barisan aritmetika yang mempunyai beda positif disebut barisan aritmetika 
naik, sedangkan jika bedanya negatif disebut barisan aritmetika turun. 
U1, U2, U3, …, Un-1, Un disebut barisan aritmetika, jika 
U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstan. 
Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1 
Suku ke-푛 barisan aritmetika a, a + b, a + 2b, …, a + (n-1)b 
U1, U2, U3, …, Un 
Rumus suku ke-푛: 
Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) → Fungsi linier dalam n 
 Barisan Geometri
4 
Jika kita memulai barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r maka kita 
mendapatkan barisan berikut. 
Jadi, U1, U2, U3, …, Un-1, Un disebut barisan geometri, jika 
푈2 
푈1 
= 
푈3 
푈2 
= ⋯ = 
푈푛 
푈푛−1 
= 
konstan. 
Konstanta ini disebut pembanding atau rasio (r). 
Rasio 풓 = 
푼풏 
푼풏−ퟏ 
Suku ke-n barisan geometri: 
a, ar, ar² , …, arn-1 
U1, U2, U3, …, Un 
Suku ke n Un = arn-1 → Fungsi eksponen (dalam n) 
Catatan: 
Suatu barisan geometri disebut barisan geometri turun jika 0 < r < 1 dan 
disebut barisan geometri naik jika r > 1.
5 
Deret Aritmetika Deret Geometri Deret Geometri Tak Hingga 
Bentuk umum: 
푎 + (푎 + 푏) + (푎 + 2푏) + ⋯ 
Rumus-rumus 
1. 푏 = 푈푛 − 푈푛−1 
2. 푈푛 = 푎 + (푛 − 1)푏 
3. 푆푛 = 
4. 푆푛 = 
5. 푆푛 = 푛 ∙ 푈푡 
6. 푈푛 = 푆푛 − 푆푛−1 
7. 푈푡 = 
8. 푏′ = 
dimana: 
Deret 
푛 
2 
(2푎 + (푛 − 1)푏) 
푛 
2 
(푎 + 푈푛) 
푎+푈푛 
2 
푏 
푘+1 
Bentuk umum: 
푎 + 푎푟 + 푎푟2 + ⋯ 
Rumus-rumus 
1. 푟 = 
푈푛 
푈푛−1 
2. 푈푛 = 푎푟푛−1 
3. 푆푛 = 
푎(1−푟푛) 
1−푟 
, 푟 < 1 
4. 푆푛 = 
푎(푟푛−1) 
푟−1 
, 푟 > 1 
5. 푈푛 = 푆푛 − 푆푛−1 
6. 푈푡 = √푎 ∙ 푈푛 
7. 푟′ = √푟 푘+1 
푎 = 푈1= suku awal 푏′ = beda baru 
Bentuk umum: 
푏 = beda 푟 = rasio/pembanding 
푈푛 = suku ke n 푟′ = rasio baru 
푆푛 = jumlah suku ke n 푘 = banyaknya sisipan 
푈푡 = suku tengah 푆 = jumlah tak hingga 
푆∞ = 
푎 
1 − 푟 
 Jika |푟| < 1 deret 
konvergen 
(mempunyai limit 
jumlah) 
 Jika |푟| ≥ 1 deret 
devergen
6 
 Deret Geometri 
Jika setiap suku barisan geometri tersebut dijumlahkan, maka diperoleh deret 
geometri. 
Jadi, bentuk penjumlahan dari barisan geometri U1, U2, U3, …, yaitu U1 + U2 + U3 + 
… disebut deret geometri. 
a + ar² + … + arn-1 disebut deret geometri. 
dimana: 
a = suku awal 
r = rasio 
n = banyak suku 
o Jumlah n suku 
푆푛 = 
푎(푟푛−1) 
푟−1 
, jika 푟 > 1 
= 
푎(1−푟푛) 
1−푟 
, jika 푟 < 1 → Fungsi eksponen (dalam n) 
Keterangan: 
 Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap 
 Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku 
Un > Un-1
7 
 Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku 
Un < Un-1 
Bergantian naik turun, jika r < 0 
 Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1 
 Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah 
푈푡 = √푈1 ∙ 푈푛 = √푈2 ∙ 푈푛−1 … 푑푠푡 
 Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk 
memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah 
푎 
, 푎, 푎푟 
푟 
 Deret Geometri Tak Berhingga 
Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan | r | < 1. Jumlah S deret 
geometri tak hingga adalah 
Rumus pada deret geometri berlaku juga untuk n tak terhingga. Adapun untuk n tak 
terhingga, terdapat dua kasus yang harus kita perhatikan, yaitu: 
Kasus 1 
Deret geometri dengan -1 < r < 1 ini disebut deret geometri konvergen (memusat).
8 
Kasus 2 
Deret geometri dengan r < -1 atau r > 1 ini disebut deret geometri divergen 
(memencar). 
Jadi, deret geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari 
U1 + U2 + U3 + … 
∞풏 
Σ 퐔퐧 
=ퟏ = a + ar + ar² + … 
dimana 풏 → ∞ dan -1 < r < 1 sehingga rn → 0 
Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat: 
Jumlah tak berhingga 
푆∞ = 
푎 
1 − 푟 
Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1 
Catatan: 
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + … 
 Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil 
a + ar2 + ar4 + … 
푺품풂풏풋풊풍 = 
풂 
ퟏ − 풓ퟐ 
 Jumlah suku-suku pada kedudukan genap 
a + ar3 + ar5 + … 
푺품풆풏풂풑 = 
풂풓 
ퟏ − 풓ퟐ 
Didapat hubungan: 
푺품풆풏풂풑 
푺품풂풏풋풊풍 
= 풓
9 
CARA CEPAT MENYELESAIKAN SOAL PADA BARISAN ARITMETIKA 
BILANGAN GANJIL 
Contoh soal: 
1. Jumlah 5 buah bilangan yang membentuk barisan aritmetika adalah 75. Jika hasil kali 
bilangan terkecil dan terbesar adalah 161, maka selisih bilangan terbesar dan terkecil 
adalah . . . 
Penyelesaian: 
Kita misalkan kelima bilangan tersebut adalah 
푎 − 2푏, 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏, 푎 + 2푏 
Maka: 
푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 + 푎 + 2푏 = 푆푛 
↔ 5푎 = 75 
↔ 푎 = 
75 
5 
↔ 푎 = 15 
(푎 − 2푏) ∙ (푎 + 2푏) = 161 
↔ 푎2 − 4푏2 = 161 
↔ 152 − 4푏2 = 161 
↔ 225 − 4푏2 = 161 
↔ 4푏2 = 225 − 161 
↔ 4푏2 = 64 
↔ 푏2 = 
64 
4 
↔ 푏2 = 16 
↔ 푏 = √16 
↔ 푏 = ±4 
Ambil nilai 푏 = 4 → (푎 + 2푏) − (푎 − 2푏) = 푎 + 2푏 − 푎 + 2푏 = 4푏 = 4(4) = 16 
Jadi, selisih bilangan terbesar dan terkecil adalah 16.
10 
2. Tiga bilangan merupakan barisan aritmetika. Jika jumlah ketiga bilangan itu 36 dan 
hasil kalinya 1536, maka bilangan terbesarnya adalah . . . 
Penyelesaian: 
Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah 
푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏 
Maka: 
푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 = 푆푛 
↔ 3푎 = 36 
↔ 푎 = 
36 
3 
↔ 푎 = 12 
(푎 − 푏) ∙ 푎 ∙ (푎 + 푏) = 1536 
↔ 푎(푎 − 푏)(푎 + 푏) = 1536 
↔ 푎(푎2 − 푏2) = 1536 
↔ 12(122 − 푏2) = 1536 
↔ 12(144 − 푏2) = 1536 
↔ 144 − 푏2 = 
1536 
12 
↔ 144 − 푏2 = 128 
↔ 푏2 = 144 − 128 
↔ 푏2 = 16 
↔ 푏 = √16 
↔ 푏 = ±4 
Ambil nilai 푏 = 4 → 푎 + 푏 = 12 + 4 = 16 
Jadi, bilangan terbesarnya adalah 16. 
3. Jumlah dari tiga bilangan yang membentuk deret aritmetika adalah 27. Jika bilangan 
terbesar ditambah 12 maka ketiga bilangan tersebut membentuk deret geometri. 
Bilangan terkecil dari ketiga bilangan tersebut adalah . . . 
Penyelesaian: 
Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah
11 
푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏 
Maka: 
푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 = 푆푛 
↔ 3푎 = 27 
↔ 푎 = 
27 
3 
↔ 푎 = 9 
푈푡 = √푎′ ∙ 푈푛 
dimana: 푈푡 = 푎 
푎′ = 푎 − 푏 
푈푛 = 푎 + 푏 + 12 
maka: 
푎 = √(푎 − 푏) ∙ (푎 + 푏 + 12) 
↔ 푎2 = (푎 − 푏) ∙ (푎 + 푏 + 12) 
↔ 푎2 = 푎2 + 푎푏 − 푎푏 − 푏2 + 12푎 − 12푏 
↔ 푎2 = 푎2 − 푏2 + 12푎 − 12푏 
↔ 푎2 − 푎2 = −푏2 − 12푏 + 12푎 
↔ 0 = −푏2 − 12푏 + 12(9) 
↔ 0 = −푏2 − 12푏 + 108 
↔ −108 = −(푏2 + 12푏) 
↔ 108 = (푏2 + 12푏) 
↔ 푏2 + 12푏 − 108 = 0 
↔ (푏 − 6)(푏 + 18) = 0 
↔ (푏 − 6) = 0 ∨ (푏 + 18) = 0 
↔ 푏 = 6 ∨ 푏 = −18 
Ambil nilai 푏 = 6 → 푎 − 푏 = 9 − 6 = 3 
Jadi, bilangan terkecil dari ketiga bilangan tersebut adalah 3.
12 
4. Tiga bilangan membentuk deret aritmetika. Jumlah ketiga bilangan tersebut 42 dan 
hasil kalinya 1610. Tentukan ketiga bilangan tersebut! 
Penyelesaian: 
푈1 + 푈2 + 푈3 = 42 
푈2 − 푑 + 푈2 + 푈2 + 푑 = 42 
푈1 + 푈2 + 푈3 = 42 
3푈2 = 42 
푈2 = 14 
푈1 ∙ 푈2 ∙ 푈3 = 1610 
(푈2 − 푑) ∙ 푈2 ∙ (푈2 + 푑) = 1610 
(14 − 푑) ∙ 14 ∙ (14 + 푑) = 1610 
(14 − 푑)(14 + 푑) = 115 
196 − 푑2 = 115 
푑 = ±9 
Jika 푑 = +9, barisannya adalah 5, 14, 23. 
Jika 푑 = −9, barisannya adalah 23, 14, 5. 
5. Suatu deret aritmetika, diketahui jumlah 5 suku yang pertama = 35 dan jumlah 4 suku 
yang pertama = 24, suku yang ke-15 = … 
Penyelesaian: 
Kita misalkan kelima bilangan tersebut adalah 
푎 − 2푏, 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏, 푎 + 2푏 
Maka: 
푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 + 푎 + 2푏 = 푆푛 
↔ 5푎 = 35 
↔ 푎 = 
35 
5 
↔ 푎 = 7 
푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 = 24 
↔ 4푎 − 2푏 = 24 
↔ 4(7) − 2푏 = 24
13 
↔ 28 − 2푏 = 24 
↔ 2푏 = 28 − 24 
↔ 2푏 = 4 
↔ 푏 = 
4 
2 
↔ 푏 = 2 
푎′ = 푎 − 2푏 = 7 − 2(2) = 7 − 4 = 3 
푈푛 = 푎′ + (푛 − 1)푏 
푈15 = 3 + (15 − 1)2 = 3 + (14)2 = 3 + 28 = 31 
Jadi, suku ke-15 dari deret aritmetika tersebut adalah 31. 
6. Jika (x+2), (2x+3), (5x-2) merupakan tiga suku pertama yang berurutan dari barisan 
aritmetika. Tentukan nilai x dan jumlah 20 suku pertama barisan tersebut! 
Penyelesaian: 
Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah 
푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏 
Maka: 
푎 − (푎 − 푏) = (푎 + 푏) − 푎 
푏 = 푏 
(2푥 + 3) − (푥 + 2) = (5푥 − 2) − (2푥 + 3) 
푥 + 1 = 3푥 − 5 
2푥 = 6 
푥 = 3 
Sehingga diperoleh: 
푈1 = 푥 + 2 = 3 + 2 = 5 = 푎′ 
푈2 = 2푥 + 3 = 6 + 3 = 9 
푈3 = 5푥 − 2 = 15 − 2 = 13 
푏 = 푈3 − 푈2 = 푈2 − 푈1 = 4 
푈20 = 푎′ + (푛 − 1)푏 = 5 + (19)4 = 81 
푆20 = 
푛 
2 
∙ (푎 + 푈20) = 
20 
2 
∙ (5 + 81) = 10(86) = 860
14 
7. Tiga buah bilangan membentuk barisan geometri dan jumlahnya -48. Hasil kali 
bilangan kedua dan ketiganya adalah -512. Jika bilangan ke-2 dan ke-3 ditukar 
letaknya menghasilkan sebuah barisan aritmatika, maka nilai bilangan ke-2 dari 
barisan semula ialah … 
Penyelesaian: 
Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah 
푎 
푟 
, 푎, 푎푟 
Jika bilangan ke-2 dan ke-3 ditukar letaknya menghasilkan sebuah barisan aritmetika, 
maka: 
푎 
푟 
, 푎푟, 푎 ↔ 푎′ − 푏, 푎′, 푎′ + 푏 
푎′ − 푏 + 푎′ + 푎′ + 푏 = −48 
3푎′ = −48 
푎′ = −16 
푎′ = −16 = 푎푟 
푎 ∙ 푎푟 = −512 
↔ 푎 ∙ (−16) = −512 
↔ 푎 = 
−512 
−16 
↔ 푎 = 32 
Jadi, nilai bilangan ke-2 dari barisan semula ialah 32. 
8. Jumlah 9 buah bilangan yang membentuk barisan aritmetika adalah 207. Jika suku 
terakhirnya 43 dan suku ketiganya 13, maka tentukan suku – suku pada barisan 
aritmetika tersebut! 
Penyelesaian: 
Kita misalkan kelima bilangan tersebut adalah 
푎 − 4푏, 푎 − 3푏, 푎 − 2푏, 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏, 푎 + 2푏, 푎 + 3푏, 푎 + 4푏 
Maka: 
푎 − 4푏 + 푎 − 3푏 + 푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 + 푎 + 2푏 + 푎 + 3푏 + 푎 + 4푏 = 207 
↔ 9푎 = 207 
↔ 푎 = 
207 
9
15 
↔ 푎 = 23 
푈3 = 푎 + 2푏 ↔ 푎 + 2푏 = 13 (1) 
푎 = 푈5 = 푎 + 4푏 ↔ 푎 + 4푏 = 23 (2) 
Dari (1) dan (2) 
푎 + 4푏 = 23 
푎 + 2푏 = 13 − 
2푏 = 10 
푏 = 5 
Sehingga diperoleh: 
푈1 = 푎 − 4푏 = 23 − 4(5) = 3 
푈2 = 푎 − 3푏 = 23 − 3(5) = 8 
푈3 = 푎 − 2푏 = 23 − 2(5) = 13 
푈4 = 푎 − 푏 = 23 − 5 = 18 
푈5 = 푎 = 23 
푈6 = 푎 + 푏 = 23 + 5 = 28 
푈7 = 푎 + 2푏 = 23 + 2(5) = 33 
푈8 = 푎 + 3푏 = 23 + 3(5) = 38 
푈9 = 푎 + 4푏 = 23 + 4(5) = 43 
Jadi, suku – suku pada barisan aritmetika tersebut adalah 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, 
dan 43.

Contenu connexe

Tendances

Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...Catur Prasetyo
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)Catur Prasetyo
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)Catur Prasetyo
 
Baris deret kelas xi
Baris deret kelas xiBaris deret kelas xi
Baris deret kelas xiSiti Yumaroh
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)Catur Prasetyo
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)Catur Prasetyo
 
Fungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan Linear
Fungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan LinearFungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan Linear
Fungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan LinearKristantoMath
 
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)Umam SemogaJadi Khair
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)Catur Prasetyo
 
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)Franxisca Kurniawati
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretaditin
 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelAna Sugiyarti
 
SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)
SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)
SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)aloysiakarina21
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...Catur Prasetyo
 
Power point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikaPower point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikawahyu adi negara
 
Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)
Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)
Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)nisafitrianiok
 

Tendances (20)

Materi Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan LinearMateri Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan Linear
 
New barisan dan deret
New barisan dan deretNew barisan dan deret
New barisan dan deret
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.3 diskriminan persamaan kuadrat ...
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5 pengayaan integral trigonometri)
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
 
Baris deret kelas xi
Baris deret kelas xiBaris deret kelas xi
Baris deret kelas xi
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.11 sudut antara dua vektor)
 
Fungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan Linear
Fungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan LinearFungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan Linear
Fungsi Eksponensial & Logaritma, Barisan & Deret, Sistem Persamaan Linear
 
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
 
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga variabel (SPLTV)
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deret
 
Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabel
 
SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)
SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)
SPLTV SMA Global Prestasi (Karina X Science 2)
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
 
Lks geo tak hingga
Lks geo tak hinggaLks geo tak hingga
Lks geo tak hingga
 
Power point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatikaPower point - Barisan dan deret aritmatika
Power point - Barisan dan deret aritmatika
 
Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)
Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)
Barisan aritmatika dan geometri (nisa fitriani 18205063)
 

Similaire à Fix makalah-maksek-edit-lagi2

Barisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptxBarisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptxzulviatiputri2
 
Buku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan DeretBuku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan Deretarvinefriani
 
Barisan bilangan
Barisan bilanganBarisan bilangan
Barisan bilanganhafidz248
 
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptxMATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptxacofauzan1
 
Pecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNA
Pecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNAPecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNA
Pecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNAGold Dayona
 
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptxErnawatiArifah3
 
49826663 barisan-deret
49826663 barisan-deret49826663 barisan-deret
49826663 barisan-deretWayan Sudiarta
 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxSaddamHusain440750
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriRahmahFitri4
 
Barisan n deret
Barisan n deretBarisan n deret
Barisan n derettejowati
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson methodokti agung
 

Similaire à Fix makalah-maksek-edit-lagi2 (20)

Mathe haha
Mathe hahaMathe haha
Mathe haha
 
Barisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptxBarisan_dan_Deret.pptx
Barisan_dan_Deret.pptx
 
Buku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan DeretBuku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan Deret
 
3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdf3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdf
 
Barisan bilangan
Barisan bilanganBarisan bilangan
Barisan bilangan
 
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptxMATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
MATEMATIKA_SMA_BARISAN_DAN_DERET.pptx
 
Barisan dan deret tak hingga
Barisan dan deret tak hinggaBarisan dan deret tak hingga
Barisan dan deret tak hingga
 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
 
Pecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNA
Pecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNAPecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNA
Pecahan Parsial dan Transform Laplace invers pada MNA
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
 
49826663 barisan-deret
49826663 barisan-deret49826663 barisan-deret
49826663 barisan-deret
 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptx
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
GAR-1.pptx
GAR-1.pptxGAR-1.pptx
GAR-1.pptx
 
Barisan bilangan dan deret
Barisan bilangan dan deretBarisan bilangan dan deret
Barisan bilangan dan deret
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
 
Barisan n deret
Barisan n deretBarisan n deret
Barisan n deret
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson method
 

Fix makalah-maksek-edit-lagi2

  • 1. 1 karena ada dibedakan menjadi membentuk membentuk membentuk BARISAN DAN DERET Barisan dan Deret Keteraturan Pola Tertentu Barisan Geometri 푈푛 = 푎푟푛−1 Barisan Aritmetika 푈푛 = 푎 + (푛 − 1)푏 Deret Aritmetika 푆푛 = 푛 2 [2푎 + (푛 − 1)푏] Deret Geometri 푆푛 = 푎푟푛−1 푟 − 1 Deret Geometri Tak Hingga 푆∞ = 푎 1 − 푟
  • 2. 2 Barisan atau pola bilangan adalah jajaran bilangan dengan urutan tertentu. Tepatnya, barisan adalah daerah nilai suatu fungsi dengan daerah asal bilangan asli. Contoh: 1. 푈푛 = 2푛 − 1 adalah suku ke-푛 dari suatu barisan, dimana 푛 ϵ N = {1,2,3,.....} Barisan itu adalah : 1,3,5,7, … 2. Diketahui barisan 1 3 , 1 6 , 1 9 3. Rumus suku ke-푛 barisan ini adalah 푈푛 = 1 3 푛  Barisan Aritmetika Barisan aritmetika adalah suatu barisan dimana selisih atau beda dua suku yang berurutan konstan (tetap). Misal: 1) 3, 7, 11, 15, 19, … 2) 30, 25, 20, 15, 10, … Perhatikan bahwa selisih di antara suku-sukunya selalu tetap. Barisan yang demikian itu disebut barisan aritmetika. Selisih itu disebut beda suku atau beda saja dan dilambangkan dengan c. Barisan l) mempunyai beda, b = 4. Barisan ini disebut barisan aritmetika naik karena nilai suku-sukunya makin besar. Barisan 2) mempunyai beda, b = -5. Barisan ini disebut barisan aritmetika turun karena nilai suku-sukunya makin kecil. Perhatikan kembali contoh barisan 1)! 3, 7, 11, 15, 19, ... Misalkan U1, U2, U3 , .... adalah barisan aritmetika tersebut maka U1 = 3 = 3+ 4 (0) U2 = 7 = 3 + 4 = 3 + 4 (1)
  • 3. 3 U3 = 11 = 3 + 4 + 4 = 3 + 4 (2) ⋮ Un = 3 + 4 (n-1) Secara umum, jika suku pertama (U1) = a dan beda suku yang berurutan adalah b maka dari rumus Un = 3 + 4(n - 1) diperoleh 3 adalah a dan 4 adalah b. Oleh sebab itu, suku ke-n dapat dirumuskan 푼풏 = 풂 + (풏 − ퟏ)풃 Barisan aritmetika yang mempunyai beda positif disebut barisan aritmetika naik, sedangkan jika bedanya negatif disebut barisan aritmetika turun. U1, U2, U3, …, Un-1, Un disebut barisan aritmetika, jika U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstan. Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1 Suku ke-푛 barisan aritmetika a, a + b, a + 2b, …, a + (n-1)b U1, U2, U3, …, Un Rumus suku ke-푛: Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) → Fungsi linier dalam n  Barisan Geometri
  • 4. 4 Jika kita memulai barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r maka kita mendapatkan barisan berikut. Jadi, U1, U2, U3, …, Un-1, Un disebut barisan geometri, jika 푈2 푈1 = 푈3 푈2 = ⋯ = 푈푛 푈푛−1 = konstan. Konstanta ini disebut pembanding atau rasio (r). Rasio 풓 = 푼풏 푼풏−ퟏ Suku ke-n barisan geometri: a, ar, ar² , …, arn-1 U1, U2, U3, …, Un Suku ke n Un = arn-1 → Fungsi eksponen (dalam n) Catatan: Suatu barisan geometri disebut barisan geometri turun jika 0 < r < 1 dan disebut barisan geometri naik jika r > 1.
  • 5. 5 Deret Aritmetika Deret Geometri Deret Geometri Tak Hingga Bentuk umum: 푎 + (푎 + 푏) + (푎 + 2푏) + ⋯ Rumus-rumus 1. 푏 = 푈푛 − 푈푛−1 2. 푈푛 = 푎 + (푛 − 1)푏 3. 푆푛 = 4. 푆푛 = 5. 푆푛 = 푛 ∙ 푈푡 6. 푈푛 = 푆푛 − 푆푛−1 7. 푈푡 = 8. 푏′ = dimana: Deret 푛 2 (2푎 + (푛 − 1)푏) 푛 2 (푎 + 푈푛) 푎+푈푛 2 푏 푘+1 Bentuk umum: 푎 + 푎푟 + 푎푟2 + ⋯ Rumus-rumus 1. 푟 = 푈푛 푈푛−1 2. 푈푛 = 푎푟푛−1 3. 푆푛 = 푎(1−푟푛) 1−푟 , 푟 < 1 4. 푆푛 = 푎(푟푛−1) 푟−1 , 푟 > 1 5. 푈푛 = 푆푛 − 푆푛−1 6. 푈푡 = √푎 ∙ 푈푛 7. 푟′ = √푟 푘+1 푎 = 푈1= suku awal 푏′ = beda baru Bentuk umum: 푏 = beda 푟 = rasio/pembanding 푈푛 = suku ke n 푟′ = rasio baru 푆푛 = jumlah suku ke n 푘 = banyaknya sisipan 푈푡 = suku tengah 푆 = jumlah tak hingga 푆∞ = 푎 1 − 푟  Jika |푟| < 1 deret konvergen (mempunyai limit jumlah)  Jika |푟| ≥ 1 deret devergen
  • 6. 6  Deret Geometri Jika setiap suku barisan geometri tersebut dijumlahkan, maka diperoleh deret geometri. Jadi, bentuk penjumlahan dari barisan geometri U1, U2, U3, …, yaitu U1 + U2 + U3 + … disebut deret geometri. a + ar² + … + arn-1 disebut deret geometri. dimana: a = suku awal r = rasio n = banyak suku o Jumlah n suku 푆푛 = 푎(푟푛−1) 푟−1 , jika 푟 > 1 = 푎(1−푟푛) 1−푟 , jika 푟 < 1 → Fungsi eksponen (dalam n) Keterangan:  Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap  Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku Un > Un-1
  • 7. 7  Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku Un < Un-1 Bergantian naik turun, jika r < 0  Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1  Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah 푈푡 = √푈1 ∙ 푈푛 = √푈2 ∙ 푈푛−1 … 푑푠푡  Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah 푎 , 푎, 푎푟 푟  Deret Geometri Tak Berhingga Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan | r | < 1. Jumlah S deret geometri tak hingga adalah Rumus pada deret geometri berlaku juga untuk n tak terhingga. Adapun untuk n tak terhingga, terdapat dua kasus yang harus kita perhatikan, yaitu: Kasus 1 Deret geometri dengan -1 < r < 1 ini disebut deret geometri konvergen (memusat).
  • 8. 8 Kasus 2 Deret geometri dengan r < -1 atau r > 1 ini disebut deret geometri divergen (memencar). Jadi, deret geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari U1 + U2 + U3 + … ∞풏 Σ 퐔퐧 =ퟏ = a + ar + ar² + … dimana 풏 → ∞ dan -1 < r < 1 sehingga rn → 0 Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat: Jumlah tak berhingga 푆∞ = 푎 1 − 푟 Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1 Catatan: a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + …  Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil a + ar2 + ar4 + … 푺품풂풏풋풊풍 = 풂 ퟏ − 풓ퟐ  Jumlah suku-suku pada kedudukan genap a + ar3 + ar5 + … 푺품풆풏풂풑 = 풂풓 ퟏ − 풓ퟐ Didapat hubungan: 푺품풆풏풂풑 푺품풂풏풋풊풍 = 풓
  • 9. 9 CARA CEPAT MENYELESAIKAN SOAL PADA BARISAN ARITMETIKA BILANGAN GANJIL Contoh soal: 1. Jumlah 5 buah bilangan yang membentuk barisan aritmetika adalah 75. Jika hasil kali bilangan terkecil dan terbesar adalah 161, maka selisih bilangan terbesar dan terkecil adalah . . . Penyelesaian: Kita misalkan kelima bilangan tersebut adalah 푎 − 2푏, 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏, 푎 + 2푏 Maka: 푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 + 푎 + 2푏 = 푆푛 ↔ 5푎 = 75 ↔ 푎 = 75 5 ↔ 푎 = 15 (푎 − 2푏) ∙ (푎 + 2푏) = 161 ↔ 푎2 − 4푏2 = 161 ↔ 152 − 4푏2 = 161 ↔ 225 − 4푏2 = 161 ↔ 4푏2 = 225 − 161 ↔ 4푏2 = 64 ↔ 푏2 = 64 4 ↔ 푏2 = 16 ↔ 푏 = √16 ↔ 푏 = ±4 Ambil nilai 푏 = 4 → (푎 + 2푏) − (푎 − 2푏) = 푎 + 2푏 − 푎 + 2푏 = 4푏 = 4(4) = 16 Jadi, selisih bilangan terbesar dan terkecil adalah 16.
  • 10. 10 2. Tiga bilangan merupakan barisan aritmetika. Jika jumlah ketiga bilangan itu 36 dan hasil kalinya 1536, maka bilangan terbesarnya adalah . . . Penyelesaian: Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏 Maka: 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 = 푆푛 ↔ 3푎 = 36 ↔ 푎 = 36 3 ↔ 푎 = 12 (푎 − 푏) ∙ 푎 ∙ (푎 + 푏) = 1536 ↔ 푎(푎 − 푏)(푎 + 푏) = 1536 ↔ 푎(푎2 − 푏2) = 1536 ↔ 12(122 − 푏2) = 1536 ↔ 12(144 − 푏2) = 1536 ↔ 144 − 푏2 = 1536 12 ↔ 144 − 푏2 = 128 ↔ 푏2 = 144 − 128 ↔ 푏2 = 16 ↔ 푏 = √16 ↔ 푏 = ±4 Ambil nilai 푏 = 4 → 푎 + 푏 = 12 + 4 = 16 Jadi, bilangan terbesarnya adalah 16. 3. Jumlah dari tiga bilangan yang membentuk deret aritmetika adalah 27. Jika bilangan terbesar ditambah 12 maka ketiga bilangan tersebut membentuk deret geometri. Bilangan terkecil dari ketiga bilangan tersebut adalah . . . Penyelesaian: Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah
  • 11. 11 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏 Maka: 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 = 푆푛 ↔ 3푎 = 27 ↔ 푎 = 27 3 ↔ 푎 = 9 푈푡 = √푎′ ∙ 푈푛 dimana: 푈푡 = 푎 푎′ = 푎 − 푏 푈푛 = 푎 + 푏 + 12 maka: 푎 = √(푎 − 푏) ∙ (푎 + 푏 + 12) ↔ 푎2 = (푎 − 푏) ∙ (푎 + 푏 + 12) ↔ 푎2 = 푎2 + 푎푏 − 푎푏 − 푏2 + 12푎 − 12푏 ↔ 푎2 = 푎2 − 푏2 + 12푎 − 12푏 ↔ 푎2 − 푎2 = −푏2 − 12푏 + 12푎 ↔ 0 = −푏2 − 12푏 + 12(9) ↔ 0 = −푏2 − 12푏 + 108 ↔ −108 = −(푏2 + 12푏) ↔ 108 = (푏2 + 12푏) ↔ 푏2 + 12푏 − 108 = 0 ↔ (푏 − 6)(푏 + 18) = 0 ↔ (푏 − 6) = 0 ∨ (푏 + 18) = 0 ↔ 푏 = 6 ∨ 푏 = −18 Ambil nilai 푏 = 6 → 푎 − 푏 = 9 − 6 = 3 Jadi, bilangan terkecil dari ketiga bilangan tersebut adalah 3.
  • 12. 12 4. Tiga bilangan membentuk deret aritmetika. Jumlah ketiga bilangan tersebut 42 dan hasil kalinya 1610. Tentukan ketiga bilangan tersebut! Penyelesaian: 푈1 + 푈2 + 푈3 = 42 푈2 − 푑 + 푈2 + 푈2 + 푑 = 42 푈1 + 푈2 + 푈3 = 42 3푈2 = 42 푈2 = 14 푈1 ∙ 푈2 ∙ 푈3 = 1610 (푈2 − 푑) ∙ 푈2 ∙ (푈2 + 푑) = 1610 (14 − 푑) ∙ 14 ∙ (14 + 푑) = 1610 (14 − 푑)(14 + 푑) = 115 196 − 푑2 = 115 푑 = ±9 Jika 푑 = +9, barisannya adalah 5, 14, 23. Jika 푑 = −9, barisannya adalah 23, 14, 5. 5. Suatu deret aritmetika, diketahui jumlah 5 suku yang pertama = 35 dan jumlah 4 suku yang pertama = 24, suku yang ke-15 = … Penyelesaian: Kita misalkan kelima bilangan tersebut adalah 푎 − 2푏, 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏, 푎 + 2푏 Maka: 푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 + 푎 + 2푏 = 푆푛 ↔ 5푎 = 35 ↔ 푎 = 35 5 ↔ 푎 = 7 푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 = 24 ↔ 4푎 − 2푏 = 24 ↔ 4(7) − 2푏 = 24
  • 13. 13 ↔ 28 − 2푏 = 24 ↔ 2푏 = 28 − 24 ↔ 2푏 = 4 ↔ 푏 = 4 2 ↔ 푏 = 2 푎′ = 푎 − 2푏 = 7 − 2(2) = 7 − 4 = 3 푈푛 = 푎′ + (푛 − 1)푏 푈15 = 3 + (15 − 1)2 = 3 + (14)2 = 3 + 28 = 31 Jadi, suku ke-15 dari deret aritmetika tersebut adalah 31. 6. Jika (x+2), (2x+3), (5x-2) merupakan tiga suku pertama yang berurutan dari barisan aritmetika. Tentukan nilai x dan jumlah 20 suku pertama barisan tersebut! Penyelesaian: Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏 Maka: 푎 − (푎 − 푏) = (푎 + 푏) − 푎 푏 = 푏 (2푥 + 3) − (푥 + 2) = (5푥 − 2) − (2푥 + 3) 푥 + 1 = 3푥 − 5 2푥 = 6 푥 = 3 Sehingga diperoleh: 푈1 = 푥 + 2 = 3 + 2 = 5 = 푎′ 푈2 = 2푥 + 3 = 6 + 3 = 9 푈3 = 5푥 − 2 = 15 − 2 = 13 푏 = 푈3 − 푈2 = 푈2 − 푈1 = 4 푈20 = 푎′ + (푛 − 1)푏 = 5 + (19)4 = 81 푆20 = 푛 2 ∙ (푎 + 푈20) = 20 2 ∙ (5 + 81) = 10(86) = 860
  • 14. 14 7. Tiga buah bilangan membentuk barisan geometri dan jumlahnya -48. Hasil kali bilangan kedua dan ketiganya adalah -512. Jika bilangan ke-2 dan ke-3 ditukar letaknya menghasilkan sebuah barisan aritmatika, maka nilai bilangan ke-2 dari barisan semula ialah … Penyelesaian: Kita misalkan ketiga bilangan tersebut adalah 푎 푟 , 푎, 푎푟 Jika bilangan ke-2 dan ke-3 ditukar letaknya menghasilkan sebuah barisan aritmetika, maka: 푎 푟 , 푎푟, 푎 ↔ 푎′ − 푏, 푎′, 푎′ + 푏 푎′ − 푏 + 푎′ + 푎′ + 푏 = −48 3푎′ = −48 푎′ = −16 푎′ = −16 = 푎푟 푎 ∙ 푎푟 = −512 ↔ 푎 ∙ (−16) = −512 ↔ 푎 = −512 −16 ↔ 푎 = 32 Jadi, nilai bilangan ke-2 dari barisan semula ialah 32. 8. Jumlah 9 buah bilangan yang membentuk barisan aritmetika adalah 207. Jika suku terakhirnya 43 dan suku ketiganya 13, maka tentukan suku – suku pada barisan aritmetika tersebut! Penyelesaian: Kita misalkan kelima bilangan tersebut adalah 푎 − 4푏, 푎 − 3푏, 푎 − 2푏, 푎 − 푏, 푎, 푎 + 푏, 푎 + 2푏, 푎 + 3푏, 푎 + 4푏 Maka: 푎 − 4푏 + 푎 − 3푏 + 푎 − 2푏 + 푎 − 푏 + 푎 + 푎 + 푏 + 푎 + 2푏 + 푎 + 3푏 + 푎 + 4푏 = 207 ↔ 9푎 = 207 ↔ 푎 = 207 9
  • 15. 15 ↔ 푎 = 23 푈3 = 푎 + 2푏 ↔ 푎 + 2푏 = 13 (1) 푎 = 푈5 = 푎 + 4푏 ↔ 푎 + 4푏 = 23 (2) Dari (1) dan (2) 푎 + 4푏 = 23 푎 + 2푏 = 13 − 2푏 = 10 푏 = 5 Sehingga diperoleh: 푈1 = 푎 − 4푏 = 23 − 4(5) = 3 푈2 = 푎 − 3푏 = 23 − 3(5) = 8 푈3 = 푎 − 2푏 = 23 − 2(5) = 13 푈4 = 푎 − 푏 = 23 − 5 = 18 푈5 = 푎 = 23 푈6 = 푎 + 푏 = 23 + 5 = 28 푈7 = 푎 + 2푏 = 23 + 2(5) = 33 푈8 = 푎 + 3푏 = 23 + 3(5) = 38 푈9 = 푎 + 4푏 = 23 + 4(5) = 43 Jadi, suku – suku pada barisan aritmetika tersebut adalah 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, dan 43.