4. Adalah setiap bahan yang dapat menimbulkan respon imun
ANTIGEN
5. Beberapa penyakit menurunkan imunitas
Infeksi Virus
- Sementara: influenza, herpes, morbili, CMV
- Lama & progresif: HIV
Kanker
- Keadaan lanjut ⇒ menjadi lebih nyata
Penyakit Kronik
- DM, sirosis hati, GGK, TB, lepra
Penyakit & ImunitasPenyakit & Imunitas
8. Organ Kekebalan Tubuh
Organ limfatik primer
○ sumsum tulang & timus
○ produksi limfosit
Organ limfatik sekunder
○ tonsil, limpa, kelenjar limfa & usus
9. Limfe bersifat alkalin
(pH > 7.0), berupa
cairan jernih, transparan
dan tidak berwarna
SISTEM LIMFATIK
10. Berbagai jenis sel-sel kekebalan tubuh
Jumlah : trilyunan
Asal : sumsum tulang
Tugas berbeda
Terdiri dari :
1. Fagosit
2. Limfosit
3. Natural killer Cell
11. Fagosit
Termasuk sistim kekebalan non-spesifik
Terdiri dari :
Makrofag
Monosit = prekursor makrofag
Granulosit
Mekanisme kerja :
mencerna semua patogen di dalam sel :
= fagositosis
Produksi sitokin aktivasi limfosit
12. Terdiri dari :
- Sel Mononuklear ( Monosit & Makrofag )
- Sel Poli morfonuklear ( Netrofil )
FAGOSIT
16. Limfosit B
Sistim immun humoral spesifik
berkembang jadi :
sel-sel plasma
○ produksi antibodi, IgA, IgG, IgM
sel-sel B-memory
○ menyimpan informasi tentang antigen
○ segera mengenali pada kontak ulang
17. SEL PLASMA
Merupakan fase diferensiasi terminal dari
perkembangan sel B dalam upaya memproduksi dan
mensekresi antibodi
Ukurannya lebih besar dari limfosit, inti bulat,
eksentrik, kromatin kasar yang tersusun seperti
roda
Tdk mempunyai sIg, ekspresikan CD38
19. Sel limfoid yang tidak mempunyai sifat sel B sel
T sehingga disebut Non B non T
> 15 % limfosit darah
Berperan pada Antibody Dependent
Cellular Cytotoxicity ( ADCC )
SEL NK
20. Sistim Komplemen
Sistem komplemen :
menarik fagosit ke tempat infeksi via zat kimia
mengaktivasi fagosit
menyerang & menghancurkan patogen
Opsonisasi
Terdiri dari 20 protein yang berbeda
Tergolong enzim / prekursor enzim
21.
22. ANTIGEN PRESENTING CELL (APC)ANTIGEN PRESENTING CELL (APC)
Menyajikan antigen agar dapat dikenal oleh sel limfoidMenyajikan antigen agar dapat dikenal oleh sel limfoid
melalui ekspresi MHC di permukaan selmelalui ekspresi MHC di permukaan sel
Semua sel yang menampilkan dapat bertindak sbgSemua sel yang menampilkan dapat bertindak sbg
APCAPC
APC terpenting adalah makrofag dan sel BAPC terpenting adalah makrofag dan sel B
MHC I mempresentasikan antigen yang diresponMHC I mempresentasikan antigen yang direspon
limfosit T Cytotoksiklimfosit T Cytotoksik
MHC kelas II mempresentasikan antigen yangMHC kelas II mempresentasikan antigen yang
direspon Limfosit T helperdirespon Limfosit T helper
23. Adalah golongan protein yang dibentuk oleh sel
plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat
kontak dengan antigen.
Jenis antibodi :
Rantai ringan : kappa & lamda
( 230 asam amino )
Rantai berat : IgG, IgA, IgM, IgE, IgD
( 450 – 600 asam amino )
ANTIBODI
24. Regio konstan rantai ringan (CL)
Regio variabel rantai ringan
(VL)
Regio konstan rantai berat (CH)
Regio variabel
rantai berat (VH)
Rantai berat
(Heavy chain-Hc)
Rantai ringan
(Light chain-Lc)
Ikatan disulfida
Tempat ikatan dg antigen
(Antigen Binding Sites)
Regio
engsel
Ujung amino
Ujung karboksil
Ujung amino
Tempat ikatan dg makrofag
25. Rina Sidharta - PK FK UNS - 2006Rina Sidharta - PK FK UNS - 2006 2525
IMUNOGLOBULINIMUNOGLOBULIN
ADA 5 KELAS IMUNOGLOBULIN
Imunoglobulin G
Imunoglobulin M
Imunoglobulin A
Imunoglobulin D
Imunoglobulin E
26. IMUNOGLOBILN GIMUNOGLOBILN G
75% dari imunoglobulin total
Dijumpai dalam bentuk monomer
Dapat menembus plasenta dan masuk ke
dalam peredaran darah janin
Mudah berdifusi ke jaringan
Melapisi mikroorganisme ⇒ fagositosis
Menetralisasi toksin dan virus
Indikator kasus kronik ?
27. IMUNOGLOBULIN MIMUNOGLOBULIN M
Berbentuk pentamer, merupakan Ig paling
besar
10% dari total imunoglobulin
Tidak dapat menembus plasenta
Imunoglobulin yang pertama dibentuk
atas rangsangan antigen
Indikator infeksi akut ?
28. IMUNOGLOBULIN AIMUNOGLOBULIN A
15% dari imunoglobulin total
Dijumpai dalam bentuk dimer
Terdapat dalam salive, air mata, kolustrum,
sekret bronchus, vagina dan prostat
Tidak dapat menembus plasenta
29. 5. Imunoglobulin E (Ig E)
- Dibentuk oleh sel plasma dlm selaput lendir
saluran napas dan cerna
- Tinggi pada alergi,
infeksi parasit :skistosomiasis, trikinosis
- Interaksi antigen dan Ig E menyebabkan pengeluaran
zat yg vasoaktif, misal serotonin dan histamin
34. Reaksi type I
( Anafilaksis dengan AB Ig E )
Reaksi type II
( Sitolitik atau sitotoksik dengan AB Ig M/Ig G)
Reaksi type III
( Imun komplek dengan AB Ig M /Ig G)
Reaksi type IV
( Cell-mediated immunity atau reaksi tipe lambat)
REAKSI HIPERSENSIFITASREAKSI HIPERSENSIFITAS
35. Disebut juga reaksi cepat atau reaksi alergi
Reaksi timbul setelah ada paparan dengan bahan yang
sama untuk kedua kalinya atau lebih sehingga
terbentuk Ig E
Penyakit yang terjadi :
Asma bronkiale
Rinitis dan Urtikaria
Syok anafilaktik
Dermatitis atopi
REAKSI TYPE IREAKSI TYPE I
36. ALLERGI
I. Tipe 1I. Tipe 1 ::
- Disebut reaksi cepat / Rx anafilaksis /- Disebut reaksi cepat / Rx anafilaksis /
alergialergi
- Timbul segera setelah terpapar alergen- Timbul segera setelah terpapar alergen
- Melalui mekanisme IgE- Melalui mekanisme IgE, ada beberapa, ada beberapa
tahap:tahap:
A. Fase sensitisasi :A. Fase sensitisasi :
Pembentukan IgE sampai diikat olehPembentukan IgE sampai diikat oleh
reseptor spesifik pada permukaanreseptor spesifik pada permukaan
Mastosit dan BasofilMastosit dan Basofil
37. B. Fase aktivasi – paparan dengan Ag Spesifik,B. Fase aktivasi – paparan dengan Ag Spesifik,
Mastosit, alami degranulasi.Mastosit, alami degranulasi.
C. Fase efektor, terjadi respon kompleks (Anafilaksis)C. Fase efektor, terjadi respon kompleks (Anafilaksis)
Sebagai efek bahan yang dilepas oleh MastositSebagai efek bahan yang dilepas oleh Mastosit
dengan aktifitas farmakologik.dengan aktifitas farmakologik.
- Reaksi berupa VASODILATASI DAN PERMEBILITAS- Reaksi berupa VASODILATASI DAN PERMEBILITAS
VASKULER MENINGKATVASKULER MENINGKAT
- Pada asthma bronkhial, rhinitis & Urtikaria dan- Pada asthma bronkhial, rhinitis & Urtikaria dan
dermatitis atopik.dermatitis atopik.
38. Disebut juga reaksi sitotoksik
Reaksi terjadi karena bentuknya antibodi Ig G dan Ig M
terhadap antigen yang kemudian komplemen dan
terjadi lisis.
Penyakit yang terjadi :
Reaksi hemolisis akibat tranfusi
Anemia Hemolitik
REAKSI TYPE IIREAKSI TYPE II
39. • II. Tipe II
Disebut juga reaksi sitotoksik, terbentuk IgG dan IgM yang
dapat mengaktifkan Sel Komplemenn
Antigen terletak pada permukaan sel . Ikatan Ab- Ag
mengaktifkan komplemen, memudahkan fagositosis dan
mengalami lisis dari sel.
Pada destruksi eritosit akibat reaksi transfusi, anemia
hemolitik, reaksi obat dan kerusakan jaringan pada
penyakit auto imun.
40. Disebut juga reaksi komplek imun
Reaksi terjadi akibat penimbunan komplek antigen
antibodi di dalam jaringan atau pembuluh darah yang
mengaktifkan komplemen yang kemudian melepas
MCF ( Macrophage Chemotactic Factor )
Penyakit yang terjadi :
Penyakit Autoimun ( SLE, AR, Scleroderma )
REAKSI TYPE IIIREAKSI TYPE III
41. III.Tipe III :
Disebut reaksi kompleks Imun
Terjadi bila komplek Ab-Ag berada disirkulasi darah
dan ditemukan dalam jaringan / dinding pembuluh
darah & mengaktifkan komplemen,
Ab disini IgG&IgM mengaktifkan komplemen
melepas MAF melepas enzim merusak jaringan
sekitar.
Ag dapat berasal dari kuman patogen, spora jamur /
jaringan sendiri.
42. Reaksi Tipe III terdapat pada :
a. Glomerulonefritis
b. Rheumatic fever
c. Arthritis rheumatoid
43. Disebut juga reaksi lambat
Reaksi timbul lebih 24 jam setelah terpapar dengan
antigen, yang timbul setelah respon sel T yang sudah
disensitiasi MIF dan MAF yang akhirnya menimbulkan
kerusakan jaringan
Reaksi yang terjadi :
Hipersensitivitas kontak
Reaksi tuberkulin
REAKSI TYPE IVREAKSI TYPE IV
48. PENGUKURAN KADAR IgE
IgE dapat menembus plasenta. Kadar IgE
pada orang dewasa non atopik rata-rata 90
IU/ ml
Pd penderita atopik, IgE basalnya tinggi
IgE total dan IgE spesifik
Ada korelasi baik IgE spesifik dan uji kulit
49. HITUNG EOSINOFIL
Dapat dilakukan dengan menghitung eosinofil
per 100 lekosit pada hapusan darah, atau
menggunakan eosin
Pada alergi kadarnya meningkat diatas 350
/uL
Adanya eosinofilia dapat menunjang adanya
alergi