Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun 2008 yang mendidik dengan mengambil inspirasi dari nilai-nilai kemerdekaan.
2. Beberapa saran yang diajukan adalah memperkenalkan budaya daerah melalui pakaian adat dan bahasa daerah serta menceritakan sejarah perjuangan di daerah tersebut.
3. Hal ini bertujuan untuk membangun rasa
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
1. Konsep Peringatan HUT Kemerdekaan RI
Tahun 2008 yang Mendidik
Ditulis sebagai prasyarat Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM AKUNTANSI
TAHUN 2012/2013
No.
Absen
Nomor Induk
Mahasiswa
Nama Mahasiswa
42 201210170311047 Muhamad Haidar B
2. KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
berjudul Konsep Memperingati HUT Kemerdekaan RI tahun 2008 yang Mendidik
Ibarat pepatah tak ada gading yang tak retak, dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang
akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis
mengucapkan terima kasih,semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan
mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.
Malang, 10Mei 2013
Penulis,
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul………. ....................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan……….................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1
Bab II Kajian Teori ………................................................................................................ 2
Bab III Kajian Praktis….. ................................................................................................. 6
Bab IV Penutup……........................................................................................................... 7
A. Kesimpulan............................................................................................................ 7
B. Saran-saran ............................................................................................................ 7
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 8
4. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merdeka 68 tahun yang lalu adalah peristiwa yang tidak terlupakan
sepanjang sejarah. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan para pahlawan kita
dengan susah payah. Mereka berjuang dengan gigih sampai bangsa ini akhirnya lepas dari
cengkeraman tangan penjajah. Para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan ini sudah
sepantasnya menjadi teladan bagi kita semua.
Salah satu sifat yang dapat kita teladani dari para pahlawan adalah sifat nasionalisme.
Sifat Nasionalisme adalah sifat untuk mencintai negara kita sendiri yaitu negara Indonesia.
Kita seharusnya mencintai negara Indonesia yang telah dimerdekakan oleh para pejuang dari
seluruh penjuru negeri ini. Alasan mengapa kita harus mencintai negara ini adalah karena
tidak mudah bagi para pahlawan untuk memerdekakan negara ini dari tangan penjajah.
Mereka berpikir kritis untuk mencari jalan yang tepat untuk merdeka.
Namun saat ini di dalam masyarakat nilai-nilai nasionalisme, gigih, pantang menyerah
mulai luntur. Banyak orang yang menyia-nyiakan kemerdekaan yang telah diraih dengan
susah payah. Masyarakat mulai tidak mengahayati dan mulai mengabaikan nilai-nilai
nasionalisme di dalam peringatan hari kemerdekaan.
Berdasarkan kondisi di atas, maka saya akan mengulas kembali tentang konsep
peringatan HUT kemerdekaan RI pada tahun 2008 yang mendidik,ini sebagai bentuk
nasionalisme untuk mencerdaskan bangsa dan Negara.
2. Rumusan Masalah
a. Arti penting memperingati kemerdekaan?
b. Membentuk karakter dalam memperingati kemerdekaan RI ?
c. Belajar nilai-nilai yang terkandung dalam memperingati kemerdekaan RI?
3. Tujuan
a. Memahami serta mampu menerapkan konsep memperingati HUT kemerdekaan RI
tahun 2008 yang mendidik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Mewadahi para pembaca untuk menyadari betapa pentingnya memperingati
kemerdekan HUT kemerdekaan RI ,yang berguna sebagai membentuk rasa nasionalism
5. BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian kemerdekaan
Merdeka atau Kemerdekaan adalah pemerintahan sendiri oleh penduduk-penduduk sebuah
negara yang secara umum menuntut kedaulatan.
Istilah kemerdekaan digunakan untuk membedakan dengan penaklukan / penjajahan yang
merujuk pada sesuatu daerah sebagai "wilayah" yang dikontrol oleh sebuah pemerintah
eksternal dari segi politik dan militer. Kata ini terkadang juga digunakan dalam arti sempit
untuk membedakan dengan penjajahan yang merupakan kontrol negara secara tak langsung
oleh negara yang lebih kuat.
Kemerdekaan bisa merupakan taraf awal untuk sebuah negara muncul (sering kali untuk
mengisi kekosongan politik), tetapi sering merupakan pembebasan dari kekuasaan yang
mendominasi kawasan itu. Dari segi negatif, kemerdekaan ini dapat didefinisikan sebagai
kondisi yang tidak dikuasai oleh kekuatan yang lain melalui penjajahan, dasar perluasan
kekuasaan atau imperialisme.
2. Membentuk karakter dalam memperingati HUT RI tahun 2008
Dalam membentuk karakter anak dengan rasa nasionalisme dalam rangka memperingati
kemerdekaan ,tentu tak lepas dari peran orang tua.Karena sejak usia dini, anak tak lepas dari peran
orang tua. Peranmereka menjadi penting karena sebelum bersekolah anak terlebih dulumengenal
orang tua. Dari sini anak-anak mulai belajar danmembentuk karakter. Karena itu, para orang tua harus
membekali anak mereka dengan mengenalkan arti penting dalam berkarakter sehingga rasa
nasionalisme mereka tumbuh ,untuk mencintai bangsa dan negara.Dalam pembentukkan karakter
nasionalisme itu sejak dini harus di tanamkan tentang arti Pancasila .
3. Belajar nilai-nilai yang terkandung dalam arti kemerdekaan
Nilai-nilai yang ditanamkan dalam upacara memperingati kemerdekaan , bukan hanya
mencerminkan sikap cinta terhadap tanah air, bangsa dan negara. Tetapi, masih banyak lagi
yang terkandung dari kegiatan upacara bendera.
6. Nilai-nilai tersebut antara lain :
a. Mencerminkan wujud perilaku cinta tanah air
Memperingati kemerdekaan seperti yang penulis tuliskan diatas, merupakan wujud
penggambaran dari perilaku cinta terhadap tanah air, bangsa, dan negara.
b. Menghargai pahlawan
Nilai selanjutnya dari memperingati kemerdekaan adalah menghargai pahlawan yang
telah berjuang merebut kemerdekaan dan pahlawan dalam mempertahankan
kemerdekaan ini. Lewat memperingati kemerdekaan ini kita sebagai tunas-tunas
harapan bangsa yang baru sebagai pengganti generasi pendahulu, tentuh harus mampu
menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mendahului kita. Ingat!
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawan"
c. Mencerminkan ketertiban
Selain dari cinta tanah air dan menghargai jasa pahlawan. Memperingati kemerdekaan
juga mencermikan wujud ketertiban, hal ini dibuktikan dengan kekompakan ketika kita
melakukan upacara bendera. Kita harus khidmat dan tertib. tidak boleh semrawud atau
terserah kita sendiri. Namun, harus sesuai tata aturan dan caranya.
d. Menumbuhkan sikap kedisiplinan
Memperingati kemerdekaan juga akan menumbuhkan sikap kedisiplinan bagi kita.
Kedisiplinan itu bisa meliputi penampilan dalam berpakaian ketika upacara (seragam),
Kedisplinan dalam gerakan, dan kedisiplinan dalam hal pelaksanaannya yang teratur
dan terstruktur.
e. Menumbuhkan nilai saling menghormati dan menghargai
Hal lain dalam memperingati kemredekaan juga menumbuhkan nilai saling
menghormati dan menghargai. Contohnya adalah ketika orang tua sedang memberikan
nasehat, kita harus dan memperhatikan setiap ucapan yang dituturkan oleh orang tua.
Nilai menghormati dan menghargai harus dipupuk sejak kecil sehingga kita bisa
memiliki sikap keperdulian, tenggang rasa dan bertanggung jawab terhadap orang lain.
f. Menumbuhkan sikap kekompakan dan kerja sama
Selanjutnya, memperingati kemerdekaan dapat menumbuhkan sikap kekompakan antar
individu-individu yang terlibat dan diharapkan kekompakan tersebut dapat melahirkan
sikap kerja sama.
7. 4. Solusi memperingati memerdekaan HUT RI pada watu bulan Ramadhan
sebagai bentuk Nasionalime yang mendidik
Hari memperingati kemerdekaan harus selalu dimeriahkan. Hal ini dimaksudkan agar
semua anak bangsa akan tetap ingat akan hari bersejarah di mana kemerdekaan teraih.
Kemeriahan yang ada selama ini memang masih didominasi pada permainan, walaupun tentu
saja permainan-permainan inipun mengandung filosofi perjuangan. Semisal, panjat pinang.
Bagaimana tidak berjuang, batang pinang yang lurus vertical dilumuri dengan oli sebanyak-
banyaknya. Ini dilakukan agar mampu menggambarkan sulitnya mencapai ujung
kemerdekaan yang diwakili oleh aneka ragam hadiah yang tergantung di pangkal pinang.
Namun, bagaimana caranya memperingati 17 Agustus di bulan puasa ini ? Tentu tidak
lagi bisa memperingatinya dengan makan kerupuk, tarik tambang, atau panjat pinang di siang
bolong. Badan Eksekutif Mahasiswa harus memperingatinya dengan cara berbeda.
Setiap kelas akan memilih sebuah propinsi yang berbeda dengan kelas yang lain.
Mereka mengirimkan satu pasang peragawan dan peragawati yang berbusana daerah. Selama
pakaian ini dipamerkan, peserta yang dari perwakilan kelas yang sama harus memberikan
penjelasan tentang pakaian adat tersebut. Siswa menjelaskan identitas pakaian, seperti
misalnya ketika menjelaskan tentang pakaian asli Betawi maka siswa menjelaskan nama
kebayanya adalah kebaya encim, dan seterusnya.
Setelah itu, seorang peserta yang lain akan menjelaskan kebudayaan daerah tersebut
dalam bahasa daerah yang diwakilinya. Contoh, jika kelas A memilih Jakarta sebagai
propinsinya, maka peserta dari kelas yang bersangkutan akan menjelaskan tentang Jakarta
dalam bahasa Betawi. Penjelasan tentang Jakarta meliputi sejarah Batavia, kedatangan
penjajah hingga keberadaan Belanda dan pengaruhnya pada Jakarta dewasa ini. Siswapun
tidak lupa menjelaskan alur perjuangan para pahlawan di ibukota tempo dulu, termasuk
menjelaskan keberadaan si Pitung dalam melawan kompeni.
Lomba jenis ini dipilih sebagai bentuk kreatifitas Mahasiswa memeriahkan ulang
tahun Indonesia. Di samping memperkenalkan kebudayaan daerah yang beragam, siswapun
belajar tentang sejarah perjuangan bangsa lewat cara yang menyenangkan.
8. Banyak hal menarik dan membelajarkan dimulai dari hasil diskusi mahasiswa tentang
pemilihan propinsi dengan berbagai pertimbangan. Di sinilah mahasiswa,terutama mahasiswa
baru belajar mengeluarkan pendapat dan mempertahankannya. Mereka saling menawarkan
diri untuk bisa menjelaskan dengan bahasa daerah yang mereka kuasai. Mereka membagi
tugas antara mencari busana daerah, membuat teks pidato berbahasa daerah, mencari artikel
di buku dan internet tentang perjuangan daerah yang mereka pilih, mencari jejak-jejak
pahlawan di daerah-daerah tersebut, serta saling mendukung dalam penampilan kelasnya.
Hasilnya, mungkin akan suasana lomba tidak kalah meriah dengan panjat pinang.
Penampilan mahasiswa selain menghibur karena penampilan yang tak terduga, namun juga
mendidik denganmemberikan penjelasan sejarah dan bahasanya. Tampak sekali bahwa semua
daerah yang ditampilkan oleh peserta memiliki sejarah patriotisme yang tinggi. Keberadaan
para pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan semoga mampu menumbuhkan sifat
nasionalisme para mahasiswa. Kebudayaan bangsa yang kaya ini juga semoga membuahkan
rasa bangga tanah air dan menciptakan kedamaian.
9. BAB III
TINJAUAN PRAKTIS
Inspirasi dan nilai-nilai yang dapat kita ambil dari memperungati HUT kemerdekaan
kemerdekaan Republik Indonesia tentu banyak sekali . Jika kita memiliki cita-cita yang
jelas, tantangan atau godaan apapun tidak akan menggoyahkan kita. Kita tidak akan
menyerah dengan mudah. Misalkan sebuah ilustrasi Columbus, “setelah sebulan berlayar,
anak buah Columbus sudah putus asa. Pulau yang diimpikan belum juga kelihatan. Mereka
terus mendesak Columbus untuk kembali ke Spanyol. Tetapi setiap kali didesak, Columbus
menjawab, “ayo kita teruskan sedikit lagi.” Dan seterusnya kita tahu. Columbus dianggap
menemukan benua Amerika, sekalipun benua ini sebelumnya sudah ditemukan dan dihuni
oleh orang-orang Indian. Yang jelas, inilah hasil sebuah cita-cita besar yang diikuti dengan
semangat pantang menyerah.
Bung Karno dan kawan-kawanya pastilah bukan orang-orang pengecut. Beberapa kali
dibuang oleh kolonial Belanda, tetapi beliau dan kawan-kawanya tidak pernah putus asa, dan
tidak mau menempuh jalan aman dan penakut. Mereka dengan sadar memilih jalan sulit dan
berbahaya. Mereka memilih menempuh jalan yang jarang dilalui. A road less traveled, kata
penyair Robert prost. Mereka adalah para pemberani.
pengorbanan adalah sebuah kata yang indah dan dinamis. Karena itu perkembangan
pengetahuan dan pengalaman dengan perubahan waktu identik dengan pengorbanan yaitu
berubah dan berkembang.Setiap tindakan pengorbanan adalah pelayanan. Prinsip-prinsip
pengorbanan adalah satu hal dan praktek-praktek yang didasarkan atas agama atau hal yang
lain. Prinsip-prinsip ini adalah mutlak dan tak terpengaruh oleh ruang dan waktu. Seiring
dengan perubahan, maka setiap zaman memiliki cara berkorban sendiri dan mempunyai
kekhasan sendiri pula.
Kalau kita cermati dan hayati ketika kita berziarah ke taman makam pahlawan, di
sana kita jumpai nama yang terukir indah, mungkin bisa jadi nama orang itu berasal dari
daerah kita. Kita akan bangga membaca nama mereka. Para pahlawan yang gagah perkasa
telah mengorbankan jiwa dan raganya demi tanah air, demi kita generasi penerus, dan ini
membuat kita bangga.
10. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita sebagai warga Negara yang mempunyai jiwa nasionalisme tinggi tetntunya
bangga dengan Negara dan bangsa ini.Oleh karena itu kita bisa mengambil pelajaran yang
berharga dari peringatan HUT kemerdekaan RI khususnya tahun 2008 ini,misalnya:sebagai
cermin cinta tanah air sehingga memunculkan sifat nasionalisme,menghargai pahlawan yang
telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kita,dan sekarang inilah giliran kita untuk
melanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur,membuka sikap disiplin
diri,memnumbuhkan sikap kekompakkan dalam segala hal seperti “amar ma’ruf nahi
mungkar”,menumbuhkan sikap saling menghargai antar umat walaupun berbeda latar
belakang.
Oleh karena itu kita harus memupuknya sejak usia dini,walaupun sekarang kita sudah
mahasiswa ,itupun tidak jadi masalah . Karena di dunia ini tidak kata terlambat untuk
berubah,dan lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Karena Negara ini di bentuk
dari orang-orang yang berjiwa nasionalisme tinggi,maka tinggal kita untuk belajar dari
mereka yang telah gugur melalui pembentukkan karakter diri yang baik serta mengamalkan
pancasila.
B. Saran
Bagi kita semua, janganlah kita menjadi orang yang apatis, apapun posisi kita baik
mahasiswa, dosen, guru atau wirausaha seharusnya segera mengambil peran untuk
mewujudkan negara yang bermatabat di mata dunia ,melalui pembentukkan karakter
diri,mengamalkan pancasila dan mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam kemerdekaan.
Tidaklah pantas kita berbangga dengan status kita sekarang ini jika kita belum mampu untuk
bermanfaat bagi masyarakat,negara dan bangsa.