SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II
“Isolasi Alkaloid dari Biji Kopi (Coffea arabica)”
Disusun oleh :
Grup C – Kelompok 3
Christa Marupa S 1343050059
Glori Elisabeth 1343050095
Yuliana Sumaranita 1343050102
Cindy Nova N 1343050128
Hani Mu’ani 1343050149
M. Arsydian 1343500112
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
2016
Judul : Isolasi alkaloid dari biji kopi ( coffea arabica L )
Tujuan :
1. Untuk memisahkan zat kimia yang terkandung dalam tumbuhan
2. Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid dari biji kopi
Alat dan Bahan :
- Alat Soxhletasi
- Rotary evaporator
- Corong Pisah
- Plat KLT
- Chamber
- Erlenmeyer
- Beaker Glass
- Pipet Tetes
- Biji kopi
- Etanol
- Metanol
- Kloroform
- Hexan
- Etil Asetat
- Aquadest
- Reagen-reagen skrining
Teori :
A. Alkaloid
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat di tumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang
berasal dari hewan).
Gambar 1. Struktur umum Alkaloid
Sifat-sifat alkaloid antara lain :
1. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas N-oksida atau dalam bentuk
garamnya
2. Umumnya mempunyai rasa pahit
3. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air
4. Banyak alkaloid memang bersifat alkali karena senyawa tersebut memiliki
gugus fungsional amin primer,sekunder,dan tersier.
Klasifikasi Alkaloid menurut Hegnauer, ada 3 yaitu :
1. Alkaloid sesungguhnya
Alkaloid sesungguhnya adalah racun,senyawa tersebut menunjukan aktivitas
phisiologi yang luas hampir tanpa terkecuali bersifat basa.
2. Protoalkaloid
Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana Nitrogen dan
asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik.
3. Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa
biasanya bersifat basa. Ada 2 seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu
alkaloid steroidal (contoh :konessin dan purin (kaffein))
B. Tanaman Kopi
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Eudicotyladonae
Ordo : Gentianales (Rubiales)
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica (L)
Morfologi Tanaman
Kopi (coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk
dalam famili Rubiaceae dan genus coffea. Tanaman ini tumbuh dengan
tegak,bercabang, dan bila dikembang biakan tumbuh depan mencapai tinggi 12 m.
Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. Kopi memiliki sistem
percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai
beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Kandungan Kimia
Biji kopi mengandung 1-3 % coffein, 15% dekstrin , 11-14 % protein, 1-2 % asam
kofeinat, adenin, ksatin serta alkali fosfat dan alkali karbonat.
Coffein adalah senyawa alkaloid xantin atau purin dan merupakan alkaloid golongan
pseudoalkaloid
Ekologi Tanaman
Kopi arabica tumbuh baik di daerah dengan ketinggian 700-1700 m diatas permukaan
laut, suhu 16-20 °C, beriklim kering selama 3 bulan setiap tahun berturut-turut.
Khasiat
Berguna sebagai stimulansia, antivirus, menurunkan resiko penyakit kanker, diabetes,
batu empedu dan kardiovaskular.
C. Isolasi Alkaloid
Ekstraksi bahan alam tanaman adalah ekstraksi sokhletasi. Ekstraksi ini merupakan
metode ekstraksi panas. Teknik ini menggunakan ekstraksi kontinyu dengan pelarut
yang polaritasnya makin meningkat. Biomassa ditempatkan pada wadah sokhlet yang
dibuat dari kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus di refluks. Alat sokhlet
akan mengosongkan isinya ke dalam labu dasar-bulat setelah pelarut mencapai kadar
tertentu. Setelah pelarut segar melewati alat ini melalui pendingin refluks, ekstraksi
berlangsung sangat efisien dan senyawa dari biomassa secara efektif ditarik ke dalam
Gambar 2. Struktur Umum Coffein
Gambar 3. Alat Sokhletasi
pelarut karena konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut.
Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara beberapa
instrumen yang menggabung menjadi satu bagian dan bagian ini. Rotary vakum
evaporator menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam
instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu atas bualat dan pemutaran
labu atas bulat hunggi berguna. Agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah
didihnya.
Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang di pentingkan, sedangkan
uapnya biasanya di kondensasikan dan dibuang. Sedangkan pada destilasi umumnya
yang dipentingkan adalah uapnya.
Sublimasi adalah peroses digunakan untuk memisahkan zat yang mudah menguap /
pengotoran yang tidak atsiri. Prinsip kerja pemisahan campuran dengan penyubliman
adalah kedua komponon campuran mempunyai sifat berbeda yakni dapat menyublim
tidak dapat menyublim sehingga saat salah satu komponen berubah wujud, campuran
dapat dipisahkan.
Metode sublimasi secara umum dengan meletakan zat yang hendak di siblimasi di
suatu wadah kaca kemudian di tutupi dengan preparat kaca yang diatasnya di berikan
kapas basah, kemudian dipanaskan sampai terbentuk benang-benang halus.
Isolasi alkaloid pada biji kopi menggunakan seklotasi dengan etanol dipanaskan
diwaterbath pada temperature didih etanol (+/- 78oC) disokletasi sampai jernih.
Penggunan air panas karena kafein dapat larut dengan baik pada air panas, dan
menghasilkan fraksi air dan pengotor. Pengotor termaksud padat.
Pengunaan H2SO4 merupakan cara pengambilan alkaloid basa organik yang efektif.
Pengunaan CHCl3 dikarnakan kafein larut sempurna dalam kloroform. Penggunan
NaOH sebagai bahan pencuci kloroform dan menjaga agar di peroleh kristal kafein,
dan agar pH semakin tinggi sehinga kemampuan ekstrasi/pemisahan larutan kafein
menghasilkan alkaloid garam.
Tahapan kerja :
1. Skrining atau penampisan alkaloid.
- Simplisia halus di tambah CHCl3 (untuk melarutkan alkaloid) + NH4OH (untuk
membasahkan garam alkaloid), lalu di saring hingga di peroleh ekstarak, lalu
ekstrak di uap kan, + HCl 2N atau H2SO4 2N, lalu di kocok, ambil lapisan asam
lalu di bagi dalam 3 tabung lalu di uji :
a. Tambahkan mayer → endapan putih
b. Tambahkan dragendrof → endapan coklat atau jingga
c. Tambahkan bouchardad → endapan coklat
2. Extraksi biji kopi & isolasi kafein pada biji kopi
3. Pemurniaan kafein dengan sublimasi
4. Identifikasi kafein (alkaloid)
a. Pemneriksaan organolepis (bentuk,bau,rasa,warna)
b. Mikroskopik (bentuk keristal)
c. Reaksi warna (+HCl + dengan Mayer, Dragendrof, Bouchardad)
d. Kromatografi lapis tipis
Eluen = CHCl3: metanol (5:5 atau 8:2)
e. Spektrofotometri UV (melihat gugus kromofor)
Filtrat Etanol BijiKopi Ampas
Sokletasi dengan ditambahkan Etanol
Di Rotary hingga kental
Etanol Ekstrak Kental Biji Kopi
Dicuci dengan air panas
Pengotor Fraksi Air
Lapisan Asam Lapisan CHCl3
Lapisan garam Lapisan CHCl3
kristal Lapisan CHCl3
Pemurnian Kristal dengan
cara Sublimasi
+ H2SO4 : CHCL3 (1:1) kocok
dalam corong pisah
NaOH + CHCl3 kosok dalam
corong pisah
Di Rotary
serbuk biji kopi kering dan halus
Data percobaan
No Cara uji Teori Hasil
1 Pemeriksaan Alkaloid
Simplisia halus + CHCl3 + NH4OH
, saring sampai terbentuk ekstrak
diuapkan + HCl 2N, kocok
Ambil lapisan asam bagi menjadi 3
tabung
 Mayer
 Dragendrof
 Bouchardat
↓putih
↓coklat atau jingga
↓coklat
(+)
(+)
(+)
2 Pemerikasaan Tanin
Sari Etanol + 3 tetes FeCl3
Biru kehijauan / hijau tua (+)
3 Pemeriksaan Flavonoid
Sari Etanol + HCl p + logam Mg
terbentuk warna merah dinginkan +
amil alkohol dikocok :
 Warna merah naik keatas
 Warna merah tetap dibawah
Flavonoid
Tanin
(+)
(-)
4 Pemeriksaan gula pereduksi
Sari Etanol + 2 tetes Fehling A dan
B, panaskan di Waterbath ↓merah bata (-)
5 Pemeriksaan Emodol
Sari Etanol dipekatkan lalu di
dinginkan lalu + Amonium
Hidroksida 25 %
Warna merah (-)
6 Pemeriksaan Kumarin
Sari Etanol diuapkan sampai kering
+ air panas dinginkan
 Tabung pembanding
 + Amonium 10% lihat di UV
Flouresensi kuning
kehijauan atau kebiruan (+)
7 Pemeriksaan Steroid dan
Triterpenoid
Triterpenoid
Sari Etanol diuapkan sampai kering
+ asam asetat anhidrat + kloroform +
asam sulfat (P) melalui dinding
tabung
Ekstrak dalam plat tetes + asam
sulfat P + Asam Asetat Anhidrat
Cincin hijau/ merah
→terpenoid
Cincin hijau biru→steroid
Hijau/biru → steroid
Ungu,merah,coklat→terpen
(-)
(+)
(+)
(-)
Identifikasi Alkaloid pada coffea arabica(L)
1. Organoleptik
Warna : putih
Rasa : pahit
Bau : tidak berbau
Bentuk : kristal jarum
2. Reaksi warna
Reaksi Mayer : ↓ putih (+)
Reaksi Dragendrof : ↓ coklat (+)
Reaksi Bouchardat : ↓ coklat (+)
3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Rf1 =
6
6,6
= 0,909
HRf1 = 0,909 x 100 %
= 90,9%
Rf2 =
6,5
6,6
= 0,984
HRf2 = 0,984 x 100 %
= 98,4%
4. Rendemen
Berat Kristal Kafein = 0.01 gram
Berat Simplisia kering biji kopi = 120 gram
Rendemen =
0.01 𝑔
120 𝑔
x 100 % = 0.0083 %
Pembahasan :
Percobaan ini, bertujuan untuk mengekstraksi kafein dari senyawa dengan
menggunakan kopi sebagai sampel. Ekstrasi yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
ekstraksi padat cair yang bertujuan untuk mengekstraksi zat padat menggunakan zat cair.
Prinsip ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi kontinyu melalui perantaraan panas.
Ekstraksi ini merupakan metode pemisahan zat dari campurannya dan menggunakan pelarut
yang sama digunakan secara berulang-ulang.
Pada percobaan ini, serbuk kopi yang ditimbang 12o gram dibungkus dengan kertas
saring kemudian dimasukkan ke dalam soklet. Pada proses ekstraksi pelarut yang digunakan
adalah etanol 350 ml karena etanol memilki sifat kepolaran yang sama, yaitu keduanya
bersifat polar dan bila ditinjau dari titik didih etanol yang rendah sehigga etanol lebih mudah
menguap. Etanol juga bisa mengaktifkan asam nukleat, sehingga keberadaan kafein tetap
terjaga dalam ekstrak sehingga nantinya akan diperoleh kafein yang lebih banyak.
Pada percobaan ini digunakan cara sokletasi untuk melakukan ekstraksi karena
sokletasi mempunyai kelebihan diantaranya waktu untuk mengekstraksi lebih cepat,
ekstraksinya lebih sempurna karena digunakan penyaringan secara kontinyu, dibutuhkan
pelarut yang sedikit, serta senyawa yang disaring lebih banyak. Prinsip dari sokletasi adalah
perendaman bahan yang diakstraksi melalui pengaliran ulang larutan perklorat secara
kontinyu sehingga bahan yang diekstraksi melalui aliran bahan pelarut melintasi bahan yang
akan diekstraksi secara kontinyu.
Ekstraksi kafein yang diperoleh dari proses sokletasi di Rotary. Prinsip dari Rotary
vakum evaporator ini adalah pemisahan dari ekstrak kafein dengan pelarutnya yaitu etanol
sehingga ekstrak akan menjadi lebih pekat dan etanol yang dipisahkan dapat digunakan
kembali. Kemudian ekstrak pekat di letakan diatas waterbath dalam cawan hingga
membentuk ekstrak kental. Setelah itu ekstrak kental dilarutkan dengan air panas untuk
memisahkan fraksi air dan pengotor. Fraksi air akan di tambahkan dengan H2SO4 dan
kloroform. Penambahan H2SO4 encer didasarkan pada kafeinyang mengandung alkaloid yang
merupakan basa organik, sehingga cara pengambilan kafein yang maksimal maka digunakan
H2SO4 karena pHnya dapat stabil dengan H2SO4 . sehingga akan dapat terpisah zat yang
dibutuhan yaitu kafein dan akan pula melepaskan zat-zat pengotornya. Larutan ini kemudian
dipisahkan dengan corong pisah dengan menambahkan kloroform dalam corong pisah.
Penggunaan kloroform adalah sebagai pengikat kafein dalam larutan. Selanjutnya dilakukan
pengocokan, namun harus dilakukan secara perlahan-lahan karena pengocokan terlalu kuat
akan menyebabkan terjadinya emulsi pada ekstrak. Adanya emulsi akan menyebabkan proses
pemisahan yang kurang sempurna. Setelah dikocok larutan didinginkan hingga terbentuk dua
lapisan yaitu lapisan atas merupkan larutan air sedangkan lapisan bawa kloroform.
Selanjutnya, lapisan asam diambil dan ditambahkan dengan NaOH dan kloroform kemudian
dikocok dan dipisahkan dalam corong pisah. Penggunaan NaOH sebagai pencuci lapisan
kloroform dan menjaga agar diperoleh kristal kafein dan agar ph semakin tinggi sehingga
kemampuan ekstraksi atau pemisahan larutan kafein dan menghasilkan alkaloid garam.
Setelah dipisahkan, lapisan kloroform di rotary lalu hasilnya disublimasi dengan cara
dipanaskan diatas spirtus dengan ditutupi gelas arloji diatas cawan. Ekstrak tadi dikristalisasi
dan diperoleh kristal berbentuk jarum dan berwarna putih. Hal ini sudah sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa kristal kafein berwarna puti dan berbentuk jarum-jarum.
Kesimpulan :
1. Untuk memisahkan suatu senyawa kimia melalui beberapa tahap, yakni : Ekstraksi,
Fraksinasi, Isolasi, dan Pemurnian
2. Kafein dapat diperoleh dari biji kopi dengan ekstraksi menggunakan metode sokletasi
mengekstraksi kontinyu dan pemurnian kafein dengan cara sublimasi
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Erlangga
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Ekstraksi. www.chem-is-try.org.
Sandianto. 2008. Ekstraksi Kafein Dari Daun Teh. http://id.schvoong.com.
Sastrohamigjojo, Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta : UGM
Tim Dosen Kimia Organik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Makassr : FMIPA
UNM

Contenu connexe

Tendances

Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...anandajpz
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutanYaumil Fajri
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...anandajpz
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 

Tendances (20)

Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Salbutamol Sirup
Salbutamol SirupSalbutamol Sirup
Salbutamol Sirup
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 

En vedette

Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Hani Ani
 
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiHani Ani
 
Laporan singkat survey kopi
Laporan singkat survey kopiLaporan singkat survey kopi
Laporan singkat survey kopiMukhlis Akbar
 
Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)
Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)
Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)Sasori Kuchiki
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Eunfie
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinDila Adila
 
Kimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranKimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranSuci Nurma
 
Water efficiency in cool season hay production
Water efficiency in cool season hay productionWater efficiency in cool season hay production
Water efficiency in cool season hay productionCaleb M Carter
 
Коперник и его модель вселенной
Коперник и его модель вселеннойКоперник и его модель вселенной
Коперник и его модель вселеннойLotosPlay
 
Shot list- Southbank location
Shot list- Southbank locationShot list- Southbank location
Shot list- Southbank locationdaisysadeh
 
Вселенная
ВселеннаяВселенная
ВселеннаяLotosPlay
 
Клетка - история изучения
Клетка - история изученияКлетка - история изучения
Клетка - история изученияLotosPlay
 

En vedette (20)

Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
 
Laporan singkat survey kopi
Laporan singkat survey kopiLaporan singkat survey kopi
Laporan singkat survey kopi
 
Pembuatan Vanillin Sintetik Dari Daun Cengkeh
Pembuatan Vanillin Sintetik Dari Daun CengkehPembuatan Vanillin Sintetik Dari Daun Cengkeh
Pembuatan Vanillin Sintetik Dari Daun Cengkeh
 
Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)
Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)
Isolasi Senyawa murni Daun Sukun (Artocapus altilis)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Pemisahan campuran 1
Pemisahan campuran 1Pemisahan campuran 1
Pemisahan campuran 1
 
Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)Kelompok 4 (gol asam)
Kelompok 4 (gol asam)
 
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar KafeinLaporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
Laporan Analitik Instrumen Kadar Kafein
 
Kimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranKimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuran
 
Saponin
SaponinSaponin
Saponin
 
Metode pemisahan
Metode pemisahanMetode pemisahan
Metode pemisahan
 
Informatica
InformaticaInformatica
Informatica
 
Water efficiency in cool season hay production
Water efficiency in cool season hay productionWater efficiency in cool season hay production
Water efficiency in cool season hay production
 
Tugas SO2 muh. irwandi 10 332
Tugas SO2 muh. irwandi 10 332Tugas SO2 muh. irwandi 10 332
Tugas SO2 muh. irwandi 10 332
 
Коперник и его модель вселенной
Коперник и его модель вселеннойКоперник и его модель вселенной
Коперник и его модель вселенной
 
Sahoum resume
Sahoum resumeSahoum resume
Sahoum resume
 
Shot list- Southbank location
Shot list- Southbank locationShot list- Southbank location
Shot list- Southbank location
 
Вселенная
ВселеннаяВселенная
Вселенная
 
Клетка - история изучения
Клетка - история изученияКлетка - история изучения
Клетка - история изучения
 

Similaire à Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)

Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfAnonimousCyber
 
Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisiQadrina Sufy
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mintan nurmala
 
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari SusantiFermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susantiawarisusanti
 
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...IkaAnia
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
PPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehPPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehHani Ani
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineIvander Gultom
 
Biotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susanti
Biotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susantiBiotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susanti
Biotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susantiawarisusanti
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas Nadiyayoo
 
EKSTAKSI KAFEIN DARI TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL API
EKSTAKSI KAFEIN DARI  TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL APIEKSTAKSI KAFEIN DARI  TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL API
EKSTAKSI KAFEIN DARI TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL APIKristina Fide Chynaga
 
analisis karbohidrat 2022.pdf
analisis karbohidrat 2022.pdfanalisis karbohidrat 2022.pdf
analisis karbohidrat 2022.pdfNanaNunu11
 
Kopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji GlodokanKopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji GlodokanAgus Darwanto
 
Ppt pengantar teknik industri
Ppt pengantar teknik industriPpt pengantar teknik industri
Ppt pengantar teknik industriyopyaristakuding
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaWulung Gono
 

Similaire à Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica) (20)

Teh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklatTeh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklat
 
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
 
Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisi
 
3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
 
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari SusantiFermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
Fermentasi Kopi_S2_Awari Susanti
 
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
PPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehPPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu Teh
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeine
 
Alkaloid
AlkaloidAlkaloid
Alkaloid
 
Percobaan iv budi
Percobaan iv budiPercobaan iv budi
Percobaan iv budi
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Biotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susanti
Biotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susantiBiotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susanti
Biotek_Fermtasi Kopi_ppt_ s22014 awari susanti
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
EKSTAKSI KAFEIN DARI TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL API
EKSTAKSI KAFEIN DARI  TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL APIEKSTAKSI KAFEIN DARI  TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL API
EKSTAKSI KAFEIN DARI TEH GUNUNG SATRIA DAN KOPI KAPAL API
 
analisis karbohidrat 2022.pdf
analisis karbohidrat 2022.pdfanalisis karbohidrat 2022.pdf
analisis karbohidrat 2022.pdf
 
Kopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji GlodokanKopi Antioksidan dari Biji Glodokan
Kopi Antioksidan dari Biji Glodokan
 
Ppt pengantar teknik industri
Ppt pengantar teknik industriPpt pengantar teknik industri
Ppt pengantar teknik industri
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 

Dernier

jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Nodd Nittong
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.pptSuwandiKhowanto1
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxsariakmida
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 

Dernier (20)

jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 

Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II “Isolasi Alkaloid dari Biji Kopi (Coffea arabica)” Disusun oleh : Grup C – Kelompok 3 Christa Marupa S 1343050059 Glori Elisabeth 1343050095 Yuliana Sumaranita 1343050102 Cindy Nova N 1343050128 Hani Mu’ani 1343050149 M. Arsydian 1343500112 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 2016
  • 2. Judul : Isolasi alkaloid dari biji kopi ( coffea arabica L ) Tujuan : 1. Untuk memisahkan zat kimia yang terkandung dalam tumbuhan 2. Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid dari biji kopi Alat dan Bahan : - Alat Soxhletasi - Rotary evaporator - Corong Pisah - Plat KLT - Chamber - Erlenmeyer - Beaker Glass - Pipet Tetes - Biji kopi - Etanol - Metanol - Kloroform - Hexan - Etil Asetat - Aquadest - Reagen-reagen skrining Teori : A. Alkaloid Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Gambar 1. Struktur umum Alkaloid Sifat-sifat alkaloid antara lain : 1. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas N-oksida atau dalam bentuk garamnya 2. Umumnya mempunyai rasa pahit 3. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air 4. Banyak alkaloid memang bersifat alkali karena senyawa tersebut memiliki gugus fungsional amin primer,sekunder,dan tersier. Klasifikasi Alkaloid menurut Hegnauer, ada 3 yaitu :
  • 3. 1. Alkaloid sesungguhnya Alkaloid sesungguhnya adalah racun,senyawa tersebut menunjukan aktivitas phisiologi yang luas hampir tanpa terkecuali bersifat basa. 2. Protoalkaloid Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana Nitrogen dan asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. 3. Pseudoalkaloid Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada 2 seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal (contoh :konessin dan purin (kaffein)) B. Tanaman Kopi Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Eudicotyladonae Ordo : Gentianales (Rubiales) Famili : Rubiaceae Genus : Coffea Spesies : Coffea arabica (L) Morfologi Tanaman Kopi (coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus coffea. Tanaman ini tumbuh dengan tegak,bercabang, dan bila dikembang biakan tumbuh depan mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. Kopi memiliki sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda. Kandungan Kimia Biji kopi mengandung 1-3 % coffein, 15% dekstrin , 11-14 % protein, 1-2 % asam kofeinat, adenin, ksatin serta alkali fosfat dan alkali karbonat.
  • 4. Coffein adalah senyawa alkaloid xantin atau purin dan merupakan alkaloid golongan pseudoalkaloid Ekologi Tanaman Kopi arabica tumbuh baik di daerah dengan ketinggian 700-1700 m diatas permukaan laut, suhu 16-20 °C, beriklim kering selama 3 bulan setiap tahun berturut-turut. Khasiat Berguna sebagai stimulansia, antivirus, menurunkan resiko penyakit kanker, diabetes, batu empedu dan kardiovaskular. C. Isolasi Alkaloid Ekstraksi bahan alam tanaman adalah ekstraksi sokhletasi. Ekstraksi ini merupakan metode ekstraksi panas. Teknik ini menggunakan ekstraksi kontinyu dengan pelarut yang polaritasnya makin meningkat. Biomassa ditempatkan pada wadah sokhlet yang dibuat dari kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus di refluks. Alat sokhlet akan mengosongkan isinya ke dalam labu dasar-bulat setelah pelarut mencapai kadar tertentu. Setelah pelarut segar melewati alat ini melalui pendingin refluks, ekstraksi berlangsung sangat efisien dan senyawa dari biomassa secara efektif ditarik ke dalam Gambar 2. Struktur Umum Coffein Gambar 3. Alat Sokhletasi
  • 5. pelarut karena konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut. Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara beberapa instrumen yang menggabung menjadi satu bagian dan bagian ini. Rotary vakum evaporator menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu atas bualat dan pemutaran labu atas bulat hunggi berguna. Agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah didihnya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang di pentingkan, sedangkan uapnya biasanya di kondensasikan dan dibuang. Sedangkan pada destilasi umumnya yang dipentingkan adalah uapnya. Sublimasi adalah peroses digunakan untuk memisahkan zat yang mudah menguap / pengotoran yang tidak atsiri. Prinsip kerja pemisahan campuran dengan penyubliman adalah kedua komponon campuran mempunyai sifat berbeda yakni dapat menyublim tidak dapat menyublim sehingga saat salah satu komponen berubah wujud, campuran dapat dipisahkan. Metode sublimasi secara umum dengan meletakan zat yang hendak di siblimasi di suatu wadah kaca kemudian di tutupi dengan preparat kaca yang diatasnya di berikan kapas basah, kemudian dipanaskan sampai terbentuk benang-benang halus. Isolasi alkaloid pada biji kopi menggunakan seklotasi dengan etanol dipanaskan diwaterbath pada temperature didih etanol (+/- 78oC) disokletasi sampai jernih. Penggunan air panas karena kafein dapat larut dengan baik pada air panas, dan menghasilkan fraksi air dan pengotor. Pengotor termaksud padat. Pengunaan H2SO4 merupakan cara pengambilan alkaloid basa organik yang efektif. Pengunaan CHCl3 dikarnakan kafein larut sempurna dalam kloroform. Penggunan NaOH sebagai bahan pencuci kloroform dan menjaga agar di peroleh kristal kafein, dan agar pH semakin tinggi sehinga kemampuan ekstrasi/pemisahan larutan kafein menghasilkan alkaloid garam. Tahapan kerja : 1. Skrining atau penampisan alkaloid. - Simplisia halus di tambah CHCl3 (untuk melarutkan alkaloid) + NH4OH (untuk membasahkan garam alkaloid), lalu di saring hingga di peroleh ekstarak, lalu ekstrak di uap kan, + HCl 2N atau H2SO4 2N, lalu di kocok, ambil lapisan asam lalu di bagi dalam 3 tabung lalu di uji : a. Tambahkan mayer → endapan putih
  • 6. b. Tambahkan dragendrof → endapan coklat atau jingga c. Tambahkan bouchardad → endapan coklat 2. Extraksi biji kopi & isolasi kafein pada biji kopi 3. Pemurniaan kafein dengan sublimasi 4. Identifikasi kafein (alkaloid) a. Pemneriksaan organolepis (bentuk,bau,rasa,warna) b. Mikroskopik (bentuk keristal) c. Reaksi warna (+HCl + dengan Mayer, Dragendrof, Bouchardad) d. Kromatografi lapis tipis Eluen = CHCl3: metanol (5:5 atau 8:2) e. Spektrofotometri UV (melihat gugus kromofor)
  • 7. Filtrat Etanol BijiKopi Ampas Sokletasi dengan ditambahkan Etanol Di Rotary hingga kental Etanol Ekstrak Kental Biji Kopi Dicuci dengan air panas Pengotor Fraksi Air Lapisan Asam Lapisan CHCl3 Lapisan garam Lapisan CHCl3 kristal Lapisan CHCl3 Pemurnian Kristal dengan cara Sublimasi + H2SO4 : CHCL3 (1:1) kocok dalam corong pisah NaOH + CHCl3 kosok dalam corong pisah Di Rotary serbuk biji kopi kering dan halus
  • 8. Data percobaan No Cara uji Teori Hasil 1 Pemeriksaan Alkaloid Simplisia halus + CHCl3 + NH4OH , saring sampai terbentuk ekstrak diuapkan + HCl 2N, kocok Ambil lapisan asam bagi menjadi 3 tabung  Mayer  Dragendrof  Bouchardat ↓putih ↓coklat atau jingga ↓coklat (+) (+) (+) 2 Pemerikasaan Tanin Sari Etanol + 3 tetes FeCl3 Biru kehijauan / hijau tua (+) 3 Pemeriksaan Flavonoid Sari Etanol + HCl p + logam Mg terbentuk warna merah dinginkan + amil alkohol dikocok :  Warna merah naik keatas  Warna merah tetap dibawah Flavonoid Tanin (+) (-) 4 Pemeriksaan gula pereduksi Sari Etanol + 2 tetes Fehling A dan B, panaskan di Waterbath ↓merah bata (-) 5 Pemeriksaan Emodol Sari Etanol dipekatkan lalu di dinginkan lalu + Amonium Hidroksida 25 % Warna merah (-) 6 Pemeriksaan Kumarin Sari Etanol diuapkan sampai kering + air panas dinginkan  Tabung pembanding  + Amonium 10% lihat di UV Flouresensi kuning kehijauan atau kebiruan (+) 7 Pemeriksaan Steroid dan
  • 9. Triterpenoid Triterpenoid Sari Etanol diuapkan sampai kering + asam asetat anhidrat + kloroform + asam sulfat (P) melalui dinding tabung Ekstrak dalam plat tetes + asam sulfat P + Asam Asetat Anhidrat Cincin hijau/ merah →terpenoid Cincin hijau biru→steroid Hijau/biru → steroid Ungu,merah,coklat→terpen (-) (+) (+) (-) Identifikasi Alkaloid pada coffea arabica(L) 1. Organoleptik Warna : putih Rasa : pahit Bau : tidak berbau Bentuk : kristal jarum 2. Reaksi warna Reaksi Mayer : ↓ putih (+) Reaksi Dragendrof : ↓ coklat (+) Reaksi Bouchardat : ↓ coklat (+) 3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Rf1 = 6 6,6 = 0,909 HRf1 = 0,909 x 100 % = 90,9% Rf2 = 6,5 6,6 = 0,984 HRf2 = 0,984 x 100 % = 98,4% 4. Rendemen
  • 10. Berat Kristal Kafein = 0.01 gram Berat Simplisia kering biji kopi = 120 gram Rendemen = 0.01 𝑔 120 𝑔 x 100 % = 0.0083 % Pembahasan : Percobaan ini, bertujuan untuk mengekstraksi kafein dari senyawa dengan menggunakan kopi sebagai sampel. Ekstrasi yang digunakan dalam percobaan ini yaitu ekstraksi padat cair yang bertujuan untuk mengekstraksi zat padat menggunakan zat cair. Prinsip ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi kontinyu melalui perantaraan panas. Ekstraksi ini merupakan metode pemisahan zat dari campurannya dan menggunakan pelarut yang sama digunakan secara berulang-ulang. Pada percobaan ini, serbuk kopi yang ditimbang 12o gram dibungkus dengan kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam soklet. Pada proses ekstraksi pelarut yang digunakan adalah etanol 350 ml karena etanol memilki sifat kepolaran yang sama, yaitu keduanya bersifat polar dan bila ditinjau dari titik didih etanol yang rendah sehigga etanol lebih mudah menguap. Etanol juga bisa mengaktifkan asam nukleat, sehingga keberadaan kafein tetap terjaga dalam ekstrak sehingga nantinya akan diperoleh kafein yang lebih banyak. Pada percobaan ini digunakan cara sokletasi untuk melakukan ekstraksi karena sokletasi mempunyai kelebihan diantaranya waktu untuk mengekstraksi lebih cepat, ekstraksinya lebih sempurna karena digunakan penyaringan secara kontinyu, dibutuhkan pelarut yang sedikit, serta senyawa yang disaring lebih banyak. Prinsip dari sokletasi adalah perendaman bahan yang diakstraksi melalui pengaliran ulang larutan perklorat secara kontinyu sehingga bahan yang diekstraksi melalui aliran bahan pelarut melintasi bahan yang akan diekstraksi secara kontinyu. Ekstraksi kafein yang diperoleh dari proses sokletasi di Rotary. Prinsip dari Rotary vakum evaporator ini adalah pemisahan dari ekstrak kafein dengan pelarutnya yaitu etanol sehingga ekstrak akan menjadi lebih pekat dan etanol yang dipisahkan dapat digunakan kembali. Kemudian ekstrak pekat di letakan diatas waterbath dalam cawan hingga membentuk ekstrak kental. Setelah itu ekstrak kental dilarutkan dengan air panas untuk memisahkan fraksi air dan pengotor. Fraksi air akan di tambahkan dengan H2SO4 dan kloroform. Penambahan H2SO4 encer didasarkan pada kafeinyang mengandung alkaloid yang merupakan basa organik, sehingga cara pengambilan kafein yang maksimal maka digunakan
  • 11. H2SO4 karena pHnya dapat stabil dengan H2SO4 . sehingga akan dapat terpisah zat yang dibutuhan yaitu kafein dan akan pula melepaskan zat-zat pengotornya. Larutan ini kemudian dipisahkan dengan corong pisah dengan menambahkan kloroform dalam corong pisah. Penggunaan kloroform adalah sebagai pengikat kafein dalam larutan. Selanjutnya dilakukan pengocokan, namun harus dilakukan secara perlahan-lahan karena pengocokan terlalu kuat akan menyebabkan terjadinya emulsi pada ekstrak. Adanya emulsi akan menyebabkan proses pemisahan yang kurang sempurna. Setelah dikocok larutan didinginkan hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas merupkan larutan air sedangkan lapisan bawa kloroform. Selanjutnya, lapisan asam diambil dan ditambahkan dengan NaOH dan kloroform kemudian dikocok dan dipisahkan dalam corong pisah. Penggunaan NaOH sebagai pencuci lapisan kloroform dan menjaga agar diperoleh kristal kafein dan agar ph semakin tinggi sehingga kemampuan ekstraksi atau pemisahan larutan kafein dan menghasilkan alkaloid garam. Setelah dipisahkan, lapisan kloroform di rotary lalu hasilnya disublimasi dengan cara dipanaskan diatas spirtus dengan ditutupi gelas arloji diatas cawan. Ekstrak tadi dikristalisasi dan diperoleh kristal berbentuk jarum dan berwarna putih. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kristal kafein berwarna puti dan berbentuk jarum-jarum. Kesimpulan : 1. Untuk memisahkan suatu senyawa kimia melalui beberapa tahap, yakni : Ekstraksi, Fraksinasi, Isolasi, dan Pemurnian 2. Kafein dapat diperoleh dari biji kopi dengan ekstraksi menggunakan metode sokletasi mengekstraksi kontinyu dan pemurnian kafein dengan cara sublimasi
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Erlangga Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Ekstraksi. www.chem-is-try.org. Sandianto. 2008. Ekstraksi Kafein Dari Daun Teh. http://id.schvoong.com. Sastrohamigjojo, Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta : UGM Tim Dosen Kimia Organik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Makassr : FMIPA UNM