SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
Télécharger pour lire hors ligne
TUGAS MATA KULIAH
AKUNTANSI BIAYA
PRODUK BERSAMA (LANJUTAN)
KELOMPOK 3 :
NAMA KELOMPOK: 1. Dharmawan Widiatmo (1610210570 / 3SM4)
2. Eva Mardiana (1610210636 / 3SM4)
3. Reisa Berliana (1610210678 / 3SM4)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2017 / 2018
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................................i
HARGA POKOK PROSES
Titik Pisah Beragam..................................................................................................................1
Biaya Bersama dan Keputusan Manajemen .............................................................................3
Kesimpulan ..............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….....7
1
TITIK PISAH BERAGAM
Proses produksi yang mengilustrasikan metode allokasi biaya bersama pada contoh 5 sampai
dengan 10 diatas hanya terjadi satu kali titik pisah (tidak beragam). Namun banyak operasi
manufaktur memiliki beberapa titik pisah (multiple split – off point) dengan biaya yang dapat
dipisahkan (tambahan biaya pengolahan) untuk setiap tahapan.
Pada kasus ini metode yang digunakan adalah nilai jual hipotetis. Berikut ini ilustrasi allokasi
biaya bersama dengan titik pisah beragam:
Contoh 11
PT. Popos menghasilkan produk A, B, dan C, yang masing – masing dijual dengan harga Rp.
900, Rp. 1.200, dan Rp. 1.100. Departemen 1 memproses 1.000 kg bahan baku dengan total
biaya produksi Rp 250.000. Departemen 1 mentransfer 65% dari bahan baku yang diproses
ke departemen 2 , dengan tambahan biaya Rp. 80.000. Departemen 3 memproses 35% unit
yang tersisa dari departemen 1 dengan tambahan biaya Rp. 11.000. karena terjadi penguapan
di departemen 3, maka hanya 210 kg yang dihasilkan menjadi produk C. 80% dari unit yang
diolah di departemen 2 ditransfer ke departemen 4 agar menjadi produk A dengan tambahan
biaya Rp. 201.500. Departemen 5 memproses 20% sisanya dari departemen 2 sehingga
menjadi produk B dengan tambahan biaya Rp. 12.500
Multiple Split – off Point
Rp 201.500
A
Dep (4) 520 kg
Rp. 80.000
Dep (2) 600 kg
Rp. 12.500
B
Rp. 250.000 Dep (5) 130 kg
Dep (1) 1.000 kg
Rp. 11.000
C (210)
Dep (3) 350 kg
2
Menentukan nilai jual hipotetis sebagai dasar allokasi biaya bersama
Produk A dan B : Nilai jual A (520 x 900 ) Rp. 468.000
Tambahan biaya dep. 4 Rp. 201.500
Rp. 266.500
Nilai jual B (130 x 1.200) Rp. 156.000
Tambahan biaya dep. 5 Rp. 12.500
Rp. 143.500
Total nilai jual Rp. 410.000
Pemrosesan departemen 2 Rp. 80.000
Nilai jual hipotesis produk A dan B Rp. 330.000
Produk C: Nilai jual C (210 x 1.100) Rp. 231.000
Tamabahan biaya dep. 3 Rp. 11.000
Rp. 220.000
Total nilai jual hipotetis Rp. 550.000
Allokasi biaya bersama departemen 1 Rp. 250.000 adalah:
Produk A dan B = (330 : 550) x 250.000 = Rp. 150.000,-
Produk C = (220 : 550) x 250.000 = Rp. 100.000,-
Rp. 250.000,-
Allokasi biaya bersama departemen 2 Rp. 150.000 (dari departemen 1) dan Rp. 80.000
(tamabahan biaya departemen 2) adalah :
Produk A = (266,5 : 410) x 230.000 = Rp. 149.500,-
Produk B = (143,5 : 410) x 230.000 = Rp. 80.500,-
Rp. 230.000,-
3
Perhitungan harga pokok per unit
Produk Jumlah Allokasi Tambahan Total HP/Unit
(kg) Biaya Bersama Biaya Biaya
A 520 Rp. 149.500 Rp. 201.500 Rp. 351.000 Rp. 675
B 130 Rp. 80.500 Rp. 12.500 Rp. 93.000 Rp. 715,38
C 210 Rp. 100.000 Rp. 11.000 Rp. 111.000 Rp. 528,57
BIAYA BERSAMA DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan allokasi biaya bersama adalah agar harga
pokok setiap produk bersama dapat ditentukan sehingga dapat diketahui pula kontribusi
masing – masing produk terhadap seluruh laba yang diperoleh perusahaan. Harga pokok
setiap produk bersama yang ditentukan melalui proses allokasi tidak bermanfaat bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan bahkan sering kali menyesatkan. Ilustrasi tersebut
menjelaskan tentang hal tersebut :
Contoh 12:
PT. Bunter menghasilkan 3 produk bersama A, B, dan C. Produk – produk tersebut dapat
langsung dijual pada saat titik pisah dan dapat pula diproses lebih lanjut kemudian dijual.
Biaya prosess lanjutan berisfat variable dan dapat diikuti jejaknya pada setiap produk.
Berikut data produksi dan biaya yang terjadi, sedangkan biaya bersama sebesar Rp. 121.500,-
Produks Unit Nilai jual pada Tambahan Nilai Jual
Titik Pisah Biaya Bersama Setelah Diolah
A 2.000 Rp. 45.000 Rp. 20.000 Rp. 60.000
B 1.500 Rp. 75.000 Rp. 20.000 Rp. 98.000
C 1.500 Rp. 30.000 Rp. 18.000 Rp. 62.000
Rp.150.000 Rp. 58.000 Rp. 220.000
Agar dapat menaikkan laba total maksimal, manajemen dihadapkan kepada persoalan, jenis
produk mana yang perlu diproses lebih lanjut?
Pilihan 1 : Produk A saja Pilihan 4 : Produk A dan B
Pilihan 2 : Produk B saja Pilihan 5 : Produk A dan C
Pilihan 3 : Produk C saja Pilihan 6 : Produk B dan C
4
Jika menggunakan metode nilai jual hipotetis relatip maka allokasi biaya bersama dan
laporan laba rugi:
Produk Nilai Jual Tambahan B Nilai Jual Allokasi Total
Stlh. Diolah Pengolahan Hipotetis B. Bersama B. Produksi
A Rp. 60.000 Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000
B Rp. 98.000 Rp. 20.000 Rp. 78.000 Rp. 58.000 Rp. 78.500
C Rp. 62.000 Rp. 18.000 Rp. 44.000 Rp. 33.000 Rp. 51.000
Rp. 220.000 Rp. 58.000 Rp. 162.000 Rp. 121.500 Rp. 179.500
Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan (Rp) Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.000 Rp. 220.000
Penjualan (Rp) Rp. 50.000 Rp. 78.500 Rp. 51.000 Rp. 179.500
Laba (Rugi) Rp. 10.000 Rp. 19.500 Rp. 11.000 Rp. 40.500
Jika menggunakan metode biaya per unit rata – rata, maka allokasi biaya bersama dan
laporan laba rugi
Produk Unit Biaya Per Allokasi Tambahan B Total
Unit Rata – rata B. Bersama Pengolahan B. Produksi
A 2000 Rp. 2,43 Rp. 48.600 Rp. 20.000 Rp. 68.600
B 1500 Rp. 2,43 Rp. 36.450 Rp. 20.000 Rp. 56.450
C 1500 Rp. 2,43 Rp. 36.450 Rp. 18.000 Rp. 54.450
5000 Rp. 121.500 Rp. 58.000 Rp. 179.500
Keterangan : Rp 121.500 : 5.000 = Rp. 2,43
Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan (Rp) Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.500 Rp. 220.000
Penjualan (Rp) Rp. 68.600 Rp. 56.450 Rp. 54.450 Rp. 179.500
Laba (Rugi) (Rp. 8.600) Rp. 42.500 Rp. 7.550 Rp. 40.500
Dari perhitungan laba rugi diatas berdasarkan kedua metode allokasi biaya bersama, menurut
metode biaya per unit rata – rata produk B dan C yang perlu diolah lebih lanjut, sedangkan
produk A tidak perlu karena merupakan kerugian Rp. 8.600,-
5
Sedangkan menurut metode nilai jual hipotetis justru produk A, B, dan C yang perlu diolah
lebih lanjut karena ketiga produk tersebut menghasilkan laba
Hasil analisis diatas membuktikan bahwa metode allokasi tidak bermanfaat bagi manajemen
dalam memecahkan persoalan diatas bahkan menyesatkan karena sebenarnya total laba yang
diperoleh menurut kedua metode sama besar yaitu Rp. 40.500,-
Untuk memecahkan persoalan diatas manajemen harus membandingkan tambahan nilai jual
(pendapatan) dengan tambahan biaya jika produk tertentu diolah lebih lanjut. Berdasarkan
data diatas dapat dilakukan perhitungan :
Produk A Produk B Produk C
Tambahan pendapatan :
Nilai jual setelah diolah Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.600
Nilai jual saat titik pisah Rp. 45.000 Rp. 75.000 Rp. 30.000
Laba (Rugi) Rp. 15.000 Rp. 23.000 Rp. 32.000
Tambahan biaya pengolahan Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp.18.000
Tamabahan Laba (Rugi) (Rp. 5.000) Rp. 3.000 Rp.14.000
Dari perhitungan diatas ternyata produk B dan C yang sebaiknya diolah karena produk
tersebut akan menaikkan laba sebesar Rp. 17.000. Hal ini dapat dibuktikan dengan
perhitungan laba rugi
Tidak diolah B & C diolah A B & C diolah
Penjualan Rp. 150.000 Rp. 205.000 Rp. 220.000
HP Penjualan :
Biaya Bersama Rp. 121.500 Rp. 121.500 Rp. 121.500
Tambahan Biaya Rp. - Rp. 38.000 Rp. 58.000
Rp. 121.500 Rp. 159.500 Rp. 179.500
Laba Rp. 28.500 Rp. 45.500 Rp. 40.500
Rp. 17.000
Rp. 12.000
6
KESIMPULAN
Dari teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa Biaya Produk Bersama juga bisa diartikan
sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat
berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama muncul dari
produksi secara simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama. Ketika dua atau
tiga produk di produksi dari sumber daya yang sama maka akan terbentuk biaya gabungan.
Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-off). Titik pisah adalah saat dihasilkannya
dua atau lebih produk bersama, dimana pada saat itu produk bersama bisa langsung dijual
atau diproses lebih lanjut.
7
DAFTAR PUSTAKA
 Priyadi, M.P . 2014. Akuntansi Biaya: Produk Bersama. Surabaya ( Senin
pukul 12:00 )

Contenu connexe

Tendances

Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biayamy3m
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarririsruslandi
 
Modul praktek ak & prak ap oke
Modul praktek ak & prak  ap  okeModul praktek ak & prak  ap  oke
Modul praktek ak & prak ap okeandika dwi
 
soal soal aritmatika sosial
soal soal aritmatika sosialsoal soal aritmatika sosial
soal soal aritmatika sosialAjrina Pia
 
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7MyOs Supardi
 
Contoh soal cerita_program_linear_dan_pe
Contoh soal cerita_program_linear_dan_peContoh soal cerita_program_linear_dan_pe
Contoh soal cerita_program_linear_dan_peRudi Santoso
 

Tendances (11)

Aritmatikasosial
AritmatikasosialAritmatikasosial
Aritmatikasosial
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
 
Modul praktek ak & prak ap oke
Modul praktek ak & prak  ap  okeModul praktek ak & prak  ap  oke
Modul praktek ak & prak ap oke
 
1977481
19774811977481
1977481
 
Aritmetika sosial 2
Aritmetika sosial 2Aritmetika sosial 2
Aritmetika sosial 2
 
Manajemen operasional
Manajemen operasionalManajemen operasional
Manajemen operasional
 
Prilaku biaya
Prilaku biayaPrilaku biaya
Prilaku biaya
 
soal soal aritmatika sosial
soal soal aritmatika sosialsoal soal aritmatika sosial
soal soal aritmatika sosial
 
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7
 
Contoh soal cerita_program_linear_dan_pe
Contoh soal cerita_program_linear_dan_peContoh soal cerita_program_linear_dan_pe
Contoh soal cerita_program_linear_dan_pe
 

Similaire à Harga Pokok Proses Beragam

Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Diana Marlyna
 
Akuntansi manajemen5
Akuntansi  manajemen5Akuntansi  manajemen5
Akuntansi manajemen545454567
 
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingankoranbekas
 
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiPertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiMellyani Aprilia
 
alokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptxalokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptxekopasie
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1Lia Ivvana
 
Analisis biaya relevan
Analisis biaya relevanAnalisis biaya relevan
Analisis biaya relevansischayank
 
Uts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikaUts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikalegitaveronika
 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Anis Fithriyani
 
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.pptAnggaPratama111616
 
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiBab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiNenghamidah1
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptfeliciaclarissa6
 
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxBAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxFrida Adnantara
 
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptxPertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptxFandi55
 
Analisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usahaAnalisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usahayy rahmat
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 

Similaire à Harga Pokok Proses Beragam (20)

Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan
 
Akuntansi manajemen5
Akuntansi  manajemen5Akuntansi  manajemen5
Akuntansi manajemen5
 
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
 
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiPertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
 
alokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptxalokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptx
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
Analisis biaya relevan
Analisis biaya relevanAnalisis biaya relevan
Analisis biaya relevan
 
Uts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronikaUts akmen-b legita veronika
Uts akmen-b legita veronika
 
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
Akuntansi Manajemen (Full and Direct Costing)
 
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
 
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiBab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
 
Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxBAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
 
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptxPertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
Pertemuan 1_Akuntansi Biaya dan Penggolongan Biaya.pptx
 
Analisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usahaAnalisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usaha
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Akrilik polimer
Akrilik polimerAkrilik polimer
Akrilik polimer
 

Dernier

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 

Dernier (20)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 

Harga Pokok Proses Beragam

  • 1. TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA PRODUK BERSAMA (LANJUTAN) KELOMPOK 3 : NAMA KELOMPOK: 1. Dharmawan Widiatmo (1610210570 / 3SM4) 2. Eva Mardiana (1610210636 / 3SM4) 3. Reisa Berliana (1610210678 / 3SM4) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA TAHUN AJARAN 2017 / 2018
  • 2. i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI............................................................................................................................i HARGA POKOK PROSES Titik Pisah Beragam..................................................................................................................1 Biaya Bersama dan Keputusan Manajemen .............................................................................3 Kesimpulan ..............................................................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….....7
  • 3. 1 TITIK PISAH BERAGAM Proses produksi yang mengilustrasikan metode allokasi biaya bersama pada contoh 5 sampai dengan 10 diatas hanya terjadi satu kali titik pisah (tidak beragam). Namun banyak operasi manufaktur memiliki beberapa titik pisah (multiple split – off point) dengan biaya yang dapat dipisahkan (tambahan biaya pengolahan) untuk setiap tahapan. Pada kasus ini metode yang digunakan adalah nilai jual hipotetis. Berikut ini ilustrasi allokasi biaya bersama dengan titik pisah beragam: Contoh 11 PT. Popos menghasilkan produk A, B, dan C, yang masing – masing dijual dengan harga Rp. 900, Rp. 1.200, dan Rp. 1.100. Departemen 1 memproses 1.000 kg bahan baku dengan total biaya produksi Rp 250.000. Departemen 1 mentransfer 65% dari bahan baku yang diproses ke departemen 2 , dengan tambahan biaya Rp. 80.000. Departemen 3 memproses 35% unit yang tersisa dari departemen 1 dengan tambahan biaya Rp. 11.000. karena terjadi penguapan di departemen 3, maka hanya 210 kg yang dihasilkan menjadi produk C. 80% dari unit yang diolah di departemen 2 ditransfer ke departemen 4 agar menjadi produk A dengan tambahan biaya Rp. 201.500. Departemen 5 memproses 20% sisanya dari departemen 2 sehingga menjadi produk B dengan tambahan biaya Rp. 12.500 Multiple Split – off Point Rp 201.500 A Dep (4) 520 kg Rp. 80.000 Dep (2) 600 kg Rp. 12.500 B Rp. 250.000 Dep (5) 130 kg Dep (1) 1.000 kg Rp. 11.000 C (210) Dep (3) 350 kg
  • 4. 2 Menentukan nilai jual hipotetis sebagai dasar allokasi biaya bersama Produk A dan B : Nilai jual A (520 x 900 ) Rp. 468.000 Tambahan biaya dep. 4 Rp. 201.500 Rp. 266.500 Nilai jual B (130 x 1.200) Rp. 156.000 Tambahan biaya dep. 5 Rp. 12.500 Rp. 143.500 Total nilai jual Rp. 410.000 Pemrosesan departemen 2 Rp. 80.000 Nilai jual hipotesis produk A dan B Rp. 330.000 Produk C: Nilai jual C (210 x 1.100) Rp. 231.000 Tamabahan biaya dep. 3 Rp. 11.000 Rp. 220.000 Total nilai jual hipotetis Rp. 550.000 Allokasi biaya bersama departemen 1 Rp. 250.000 adalah: Produk A dan B = (330 : 550) x 250.000 = Rp. 150.000,- Produk C = (220 : 550) x 250.000 = Rp. 100.000,- Rp. 250.000,- Allokasi biaya bersama departemen 2 Rp. 150.000 (dari departemen 1) dan Rp. 80.000 (tamabahan biaya departemen 2) adalah : Produk A = (266,5 : 410) x 230.000 = Rp. 149.500,- Produk B = (143,5 : 410) x 230.000 = Rp. 80.500,- Rp. 230.000,-
  • 5. 3 Perhitungan harga pokok per unit Produk Jumlah Allokasi Tambahan Total HP/Unit (kg) Biaya Bersama Biaya Biaya A 520 Rp. 149.500 Rp. 201.500 Rp. 351.000 Rp. 675 B 130 Rp. 80.500 Rp. 12.500 Rp. 93.000 Rp. 715,38 C 210 Rp. 100.000 Rp. 11.000 Rp. 111.000 Rp. 528,57 BIAYA BERSAMA DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan allokasi biaya bersama adalah agar harga pokok setiap produk bersama dapat ditentukan sehingga dapat diketahui pula kontribusi masing – masing produk terhadap seluruh laba yang diperoleh perusahaan. Harga pokok setiap produk bersama yang ditentukan melalui proses allokasi tidak bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan bahkan sering kali menyesatkan. Ilustrasi tersebut menjelaskan tentang hal tersebut : Contoh 12: PT. Bunter menghasilkan 3 produk bersama A, B, dan C. Produk – produk tersebut dapat langsung dijual pada saat titik pisah dan dapat pula diproses lebih lanjut kemudian dijual. Biaya prosess lanjutan berisfat variable dan dapat diikuti jejaknya pada setiap produk. Berikut data produksi dan biaya yang terjadi, sedangkan biaya bersama sebesar Rp. 121.500,- Produks Unit Nilai jual pada Tambahan Nilai Jual Titik Pisah Biaya Bersama Setelah Diolah A 2.000 Rp. 45.000 Rp. 20.000 Rp. 60.000 B 1.500 Rp. 75.000 Rp. 20.000 Rp. 98.000 C 1.500 Rp. 30.000 Rp. 18.000 Rp. 62.000 Rp.150.000 Rp. 58.000 Rp. 220.000 Agar dapat menaikkan laba total maksimal, manajemen dihadapkan kepada persoalan, jenis produk mana yang perlu diproses lebih lanjut? Pilihan 1 : Produk A saja Pilihan 4 : Produk A dan B Pilihan 2 : Produk B saja Pilihan 5 : Produk A dan C Pilihan 3 : Produk C saja Pilihan 6 : Produk B dan C
  • 6. 4 Jika menggunakan metode nilai jual hipotetis relatip maka allokasi biaya bersama dan laporan laba rugi: Produk Nilai Jual Tambahan B Nilai Jual Allokasi Total Stlh. Diolah Pengolahan Hipotetis B. Bersama B. Produksi A Rp. 60.000 Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000 B Rp. 98.000 Rp. 20.000 Rp. 78.000 Rp. 58.000 Rp. 78.500 C Rp. 62.000 Rp. 18.000 Rp. 44.000 Rp. 33.000 Rp. 51.000 Rp. 220.000 Rp. 58.000 Rp. 162.000 Rp. 121.500 Rp. 179.500 Produk A Produk B Produk C Total Penjualan (Rp) Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.000 Rp. 220.000 Penjualan (Rp) Rp. 50.000 Rp. 78.500 Rp. 51.000 Rp. 179.500 Laba (Rugi) Rp. 10.000 Rp. 19.500 Rp. 11.000 Rp. 40.500 Jika menggunakan metode biaya per unit rata – rata, maka allokasi biaya bersama dan laporan laba rugi Produk Unit Biaya Per Allokasi Tambahan B Total Unit Rata – rata B. Bersama Pengolahan B. Produksi A 2000 Rp. 2,43 Rp. 48.600 Rp. 20.000 Rp. 68.600 B 1500 Rp. 2,43 Rp. 36.450 Rp. 20.000 Rp. 56.450 C 1500 Rp. 2,43 Rp. 36.450 Rp. 18.000 Rp. 54.450 5000 Rp. 121.500 Rp. 58.000 Rp. 179.500 Keterangan : Rp 121.500 : 5.000 = Rp. 2,43 Produk A Produk B Produk C Total Penjualan (Rp) Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.500 Rp. 220.000 Penjualan (Rp) Rp. 68.600 Rp. 56.450 Rp. 54.450 Rp. 179.500 Laba (Rugi) (Rp. 8.600) Rp. 42.500 Rp. 7.550 Rp. 40.500 Dari perhitungan laba rugi diatas berdasarkan kedua metode allokasi biaya bersama, menurut metode biaya per unit rata – rata produk B dan C yang perlu diolah lebih lanjut, sedangkan produk A tidak perlu karena merupakan kerugian Rp. 8.600,-
  • 7. 5 Sedangkan menurut metode nilai jual hipotetis justru produk A, B, dan C yang perlu diolah lebih lanjut karena ketiga produk tersebut menghasilkan laba Hasil analisis diatas membuktikan bahwa metode allokasi tidak bermanfaat bagi manajemen dalam memecahkan persoalan diatas bahkan menyesatkan karena sebenarnya total laba yang diperoleh menurut kedua metode sama besar yaitu Rp. 40.500,- Untuk memecahkan persoalan diatas manajemen harus membandingkan tambahan nilai jual (pendapatan) dengan tambahan biaya jika produk tertentu diolah lebih lanjut. Berdasarkan data diatas dapat dilakukan perhitungan : Produk A Produk B Produk C Tambahan pendapatan : Nilai jual setelah diolah Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.600 Nilai jual saat titik pisah Rp. 45.000 Rp. 75.000 Rp. 30.000 Laba (Rugi) Rp. 15.000 Rp. 23.000 Rp. 32.000 Tambahan biaya pengolahan Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp.18.000 Tamabahan Laba (Rugi) (Rp. 5.000) Rp. 3.000 Rp.14.000 Dari perhitungan diatas ternyata produk B dan C yang sebaiknya diolah karena produk tersebut akan menaikkan laba sebesar Rp. 17.000. Hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan laba rugi Tidak diolah B & C diolah A B & C diolah Penjualan Rp. 150.000 Rp. 205.000 Rp. 220.000 HP Penjualan : Biaya Bersama Rp. 121.500 Rp. 121.500 Rp. 121.500 Tambahan Biaya Rp. - Rp. 38.000 Rp. 58.000 Rp. 121.500 Rp. 159.500 Rp. 179.500 Laba Rp. 28.500 Rp. 45.500 Rp. 40.500 Rp. 17.000 Rp. 12.000
  • 8. 6 KESIMPULAN Dari teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa Biaya Produk Bersama juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama muncul dari produksi secara simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama. Ketika dua atau tiga produk di produksi dari sumber daya yang sama maka akan terbentuk biaya gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-off). Titik pisah adalah saat dihasilkannya dua atau lebih produk bersama, dimana pada saat itu produk bersama bisa langsung dijual atau diproses lebih lanjut.
  • 9. 7 DAFTAR PUSTAKA  Priyadi, M.P . 2014. Akuntansi Biaya: Produk Bersama. Surabaya ( Senin pukul 12:00 )