1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN
LIQUID DAN SEMI SOLID
“ MEMBUAT EMULGEL KAMFER DAN MENTHOL“
Disusun Oleh :
Nama : Hani Novita Santosa
Kelas / Semester : Pagi (B) / II
NIM : 13.0330
AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG
2013 / 2014
2. MEMBUAT EMULGEL KAMFER DAN MENTHOL
I. Tujuan
1 Mahasiswa mampu membuat sediaan emulgel kamfer dan menthol
dengan baik dan benar.
2 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan emulgel kamfer dan
menthol (Uji Daya Sebar, Uji Daya Lekat, Uji Kemampuan
Proteksi, Homogenitas dan Uji pH).
3 Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder untuk emulgel
kamfer dan menthol
II. Dasar Teori
Emulgel adalah Merupakan gel dengan cairan berbentuk emulsi,
biasanya untuk menghantarkan minyak yang merupakan zat aktif dalam
sediaan tersebut, dengan mengurangi kesan berminyak dalam aplikasinya.
(Ansel, C. 1989)
Emulgel mikroemulsi lebih sulit pembuatannya karena konsentrasi
surfaktan dan co-surfaktan yang tinggi menyebabkan air sulit berpenetrasi.
Formulasi emulsi dengan rasio fase air – minyak :
Untuk menilai potensial termodinamika dalam sistem 2 fasa pada
T&P konstan adalah energi bebas Gibbs → berhubungan dengan
HLB.
Perubahan spontan akan terjadi karena adanya reduksi energi bebas
(ΔG < 0)
Komposisi tergantung dari 1 komponen independen dalam sistem 2
fasa. (Ansel, C. 1989)
Emulgel dipilih karena memiliki keuntungan dari segi emulsi dapat
meningkatkan penetrasi obat, dan gel dapat meningkatkan masa tinggal
sediaan di permukaan kulit. (Ansel, C. 1989)
3. III. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1 Objectglass
2 Alat Gelas
3 Cawan Porselen
4 Stamfer
5 Mortir
6 Roller Mill
7 Kaca Bundar
8 Kertas Saring
9 Anak Timbang
10 Stopwatch
11 Timbangan
1. Kamfer
2. Menthol
3. Carbopol
4. TEA
5. Nipagin
6. Tween 80
7. Aquadest
8. Propilenglikol
9. NaOH
10. Larutan PP
IV. Formula
R / Kamfer 5%
Menthol 5%
Carbomer 1%
TEA 1%
Tween 80 1%
Propilenglikol 10%
Nipagin 0,2%
Aquadest ad 10
V. Pemerian Bahan
1 Kamfer
Pemerian : Hablur butir atau massa hablur ; tidak berwarna
atau putih ; bau khas,tajam ; rasa pedas dan aromatik
Kelarutan : Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol
(95%) P, dalam 0,25 bagian kloroform P; sangat mudah larut
dalam eter P ; mudah larut dalam minyak lemak
Fungsi : Zat Aktif
4. Konsentrasi : < 11% (Sean, C. 2009)
Khasiat : Antiiritan (Depkes RI, 1979)
2 Menthol
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma ; tidak
berwarna ; bau tajam seperti minyak permen ; rasa panas dan
aromatik diikuti rasa dingin
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol (95%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P ; mudah larut
dalam parafin cair P dan dalam minyak atsiri
Konsentrasi : 0,05% - 10,0% sebagai topical formulation
(Raymond, dkk. 2009)
Khasiat : Antiiritan (Depkes RI,1979)
3 Carbomer (carbapol)
Pemerian : Berwarna putih, halus, asam, serbuk higroskopik
dengan karakteristik agak sedikit berbau.
Fungsi : Emulgator.
Konsentrasi : 0,5 – 2 % (Raymond, dkk. 2009).
4 Trietanolamina
Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat,
bau lemah mirip amoniak, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P,
larut dalam kloroform P.
Fungsi : Emulgator/ emusifying agent (Depkes RI, 1979).
Konsentrasi : 2 – 4 % (Raymond, C. 2009).
5 Tween 80 (Polysorbatum 80)
Pemerian : Cairan kental seperti minyak; jernih; kuning; bau
asam lemak, khas
Kelarutan : Mudah larut dalam air; dalam etanol (95%)P,
dalam etil asetat
Fungsi : Emulgator (Depkes RI,1979)
Konsentrasi : Emulgator M/A: 1-15% (Raymond.dkk,2009)
5. 6 Propilenglikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna ; tidak berbau
; rasa agak manis ; higorkopis
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P
dan dengan kloroform P ; larut dalam 6 bagian eter P ; tidak dapat
campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak
Konsentrasi : 15% (Raymond, C. 2009)
Fungsi : Humektan (Depkes RI, 1979)
7 Nipagin
Pemerian : Serbuk hablur halus ; putih ; hampir tak berbau ;
tidak mempunyai rasa. Kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian
aseton P ; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali
hidroksida ; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas. Jika didinginkan larutan tetap
jernih
Konsentrasi : 0,02% – 0,3% (Raymond,dkk. 2009)
Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979)
8 Aquadest
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979)
VI. Perhitungan Jumlah Bahan
Usul BJ sediaan dianggap 1 gram / mL
No Bahan Mandiri Kelompok
1 Kamfer 5 % → 5/100 x 10 g = 0,5 g 7 x 0,5 g = 3,5 g
2 Mentol 5 % → 5/100 x 10 g = 0,5 g 7 x 0,5 g = 3,5 g
6. 3
Carbapol 1% → 1/100 x 10 = 0,1 g 7 x 0,1 g = 0,7 g
Air hangat 10 x 0,1 = 1 mL 7 x 1 mL = 7 mL
4
TEA 1 % → 1/100 x 10 = 0,1 g 7 x 0,1 mL = 0,7 g
Air (1 – 10) x 0,1 = 0,1 – 1 mL → 1 mL 7 x 1 mL = 7 mL
6
Nipagin 0,2 % → 0,2/100 x 10 = 0,02 g 7 x 0,02 g = 0,14 g
Air
(1 – 10) x 0,02 = 0,02 – 0,2 mL →
0,2 mL
7 x 0,2 mL = 1,4 mL
8 Tween 80 2% x 10 gram = 0,2 gram 0,2 gram x 7 = 1,4 gram
9 Propilenglikol 10% x 10 gram = 1 gram 1 gram x 7 = 7 gram
10 Aquadest ad
10 – ( 0,5 + 0,5 + 0,1 + 1 + 0,1 + 1 +
0,02 + 0,2 + 1 + 0,2) = 5,38 mL
70 – ( 3,5 + 3,5 + 0,7 + 7 + 0,7 + 7
+ 0,14 + 1,4 + 7 + 1,4 ) = 37,66 mL
VII. Cara Kerja
Ditimbang Carbomer 0,1 gram lalu dimasukkan kedalam cawan porselen dan
kembangkan dengan air hangat sebanyak 1 mL
Ditimbang TEA 0,1 gram dan Nipagin 0,02 gram dan masukkan kedalam cawan
porselen dan dilarutkan dengan air hangat 1,2 mL. Tambahkan Tween 0,2 gram
dan aduk hingga homogen
7. Dicampurkan larutan TEA dan Nipagin kedalam larutan Carbomer dan aduk
hingga homogen. Tambahkan aqua jika kurang homogen
Ditimbang kamfer sebanyak 0,5 gram dan menthol 0,5 gram dan dimasukkan
kedalam mortir digerus ad eutecticum
Dicampurkan campuran kamfer dan menthol dalma basis gel, aduk ad homogen
Dilakukan pengujian terhadap emulgel
VIII. Prosedur Evaluasi
1) Uji pH
Diambil indikator pH
Dicelupkan pada emulgel
Diamati perubahan yang ditunjukkan oleh indikator pH dan cocokkan hasil.
Dicatat
2) Uji Daya Sebar
Ditimbang 0,5 gram emulgel, letakkan ditengah alat
Ditutup dengan kaca yang sudah ditimbang, biarkan 1 menit kemudian ukur
diameter emulgel
Tambahkan beban 50 gram, biarkan 1 menit, ukur diameter
8.
Lanjutkan sebanyak 3 kali, dengan menambahkan tiap kali beban tambahan 50
gram
Gambarkan dalam grafik hubungan antar beban dan luas emulgel yang menyebar
3) Uji Daya Lekat
Diletakkan emulgel secukupnya diatas objectglass yang telah ditentukan luasnya
Diletakkan objectglass yang lain diatas emulgel tersebut
Ditekan dengan bahan tambahan 50 gram selama 5 menit
Dipasang objectglass pada alat uji
Dicatat waktu yang diperlukan objectglass pada saat terlepas
Diulangi sebanyak 3 kali
4) Uji Kemampuan Proteksi
Diambil sepotong kertas saring (10x10 cm). Basahi dengan larutan PP untuk
indikator. Setelah itu kertas dikeringkan
9. Dioleskan emulgel pada kertas saring satu muka, seperti lazimnya orang
menggunakan emulgel
Disiapkan kertas saring yang lain berukuran (2,5x2,5 cm) dengan pembatas
paraffin padat yang dilelehkan
Ditempelkan kertas saring yang lebih kecil diatas kertas saring yang lebih besar
Diteteskan areal dengan KOH 0,1 N
5) Uji Homogenitas
Diuji homogenitas diamati dengan menggunakan kaca pembesar
IX. Hasil
1. Uji pH = 6
2. Uji Homogenitas = Tidak Homogen
3. Uji Kemampuan Proteksi = 1 detik
4. Uji Daya Lekat = (2,50 + 2,76 + 3,00) / 3 = 2,75 detik
5. Uji Daya Sebar =
Berat Kaca Penutup = 135,59 gram
- Tanpa beban = (3,3 + 3) / 2 = 3,15 cm
- 50 gram = (3,4 + 3,2) / 2 = 3,3 cm
- 100 gram = (3,5 + 3,2) / 2 = 3,35 cm
- 150 gram = (3,5 + 3,7) / 2 = 3,6 cm
Luas lingkaran = x r2
- Tanpa beban = 22/7 x ( 1,575 )2 = 7,8 cm2
- 50 gram = 22/7 x ( 1,65 )2 = 8,5 cm2
10. - 100 gram = 22/7 x ( 1,675 )2 = 8,8 cm2
- 150 gram = 22/7 x ( 1,8 )2 = 10,1 cm2
12
10
8
6
4
2
0
135,59 gram 135,59 + 50
X. Pembahasan
gram
135,59 + 100
gram
135,59 + 150
gram
Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan setengah padat
yaitu emulgel dengan zat aktif kamfer dan menthol. Kamfer dan menthol
sama – sama mempunyai khasiat sebagai antiiritan. Selain kamfer dan
menthol ada juga komponen lainnya yaitu Trietanolamina atau TEA
sebagai humektan carbomer atau mempunyai nama lain carbopol sebagai
emulgator, Tween 80 sebagai emulgator, Propilenglikol sebagai humektan,
Nipagin sebagai pengawet dan aquadest sebagai pelarut.
Setelah sediaan emulgel kami jadi, kami melakukan pengujian
seperti pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat dan uji kemampuan
proteksi. Uji pH menghasilkan 6 dan hal ini sudah sesuai dengan pH kulit
yang mempunyai 4,2 – 6,5. Hal ini sudah benar karena apabila pH terlalu
asam maka akan menyebabkan iritasi pada kulit dan jika pH terlalu basa
maka akan menyebabkan kulit menjadi kering. Kedua uji homogenitas
menghasilkan tidak homogen karena proses pengembangan carbomer yang
seharusnya sedikit demi sedikit dimasukkan kedalam air hangat dan
dikembangkan hingga tidak ada serbuk dari carbomer yang masih
berbentuk bulatan – bulatan, seharusnya sedikit demi sedikit dimasukkan
kedalam air hangat dan diaduk hingga seluruh serbuk homogen dan
terdispersi secara merata sehingga tidak ada bulatan – bulatan dari
carbomer yang terlihat. Ketiga yaitu yaitu uji kemampuan proteksi yang
menghasilkan hanya 1 detik. Noda merah yang seharusnya terbentuk
11. kurang dari 1 menit setelah penambahan larutan KOH. Basis salep yang
baik dapat melindungi kulit dari pengaruh luar seperti asam – basa, debu
dan sinar matahari pada waktu pengobatan, ditandai dengan tidak
terbentuknya noda merah setelah penambahan KOH, sedangkan
terbentuknya noda merah pada emulgel kamfer dan menthol dikarenakan
zat aktif dari emulgel yang bereaksi dengan KOH, pengolesan emulgel
yang kurang merata, pengeringan kertas saring yang ditetesi larutan PP
yang belum kering sempurna. Maka solusinya harus diperhatikan lagi
pengolesan emulgel secara benar merata, pengeringan kertas saring yang
harus lebih diperhatikan lagi. Keempat yaitu uji daya lekat yang kami
lakukan 3x replikasi pengulangan dan menghasilkan waktu rata – rata 2,75
detik. Emulgel dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat
yang diobati karena obat tidak mudah lepas sehingga dapat menghasilkan
efek yang diinginkan. Yang terakhir yaitu tanpa diberi beban 3,15 cm ;
diberi penambahan beban 50 gram 3,3 cm ; ditambah kembali menjadi 100
gram menjadi 3,35 cm dan terakhir diberi beban 150 gram menjadi 3,6 cm.
Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal yaitu sekitar 5 – 7 cm, maka
berdasarkan hasil uji daya sebar pada sediaan dapat dikatakan bahwa
sediaan sudah memenuhi syarat daya sebar yang baik. Daya sebar yang
baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga
absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat. Viskositas suatu sediaan
berpengaruh pada luas penyebarannya. Semakin rendah viskositas suatu
sediaan maka penyebarannya akan semakin besar sehingga kontak antara
obat dengan kulit semakin luas dan absorbsi obat ke kulit akan semakin
cepat.
Kesulitan dari emulgel yang kami buat yaitu saat mengembangkan
karbomer seharusnya adalah sedikit demi sedikit ke dalam air hangat dan
diaduk hingga carbomer mengembang dan jika dalam penyampuran antara
basis emulgel dengan kamfer dan menthol yang telah dieutecticumkan
maka perlu penambahan tween agar mudah tercampurkan.
12. Berdasarkan data pengujian kami maka kami mengetahui bahwa
sediaan kami tidak layak untuk diproduksi dipasaran karena dari 5
pengujian yang kami lakukan terhadap sediaan kami hanya 1 uji yang
memenuhi syarat yaitu uji pH, sedangkan uji daya sebar, daya lekat,
kemampuan proteksi dan uji homogenitas tidak memenuhi syarat.
XI. Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan emulgel kamfer dan menthol
dengan basis carbopol dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan emulgel kamfer dan
menthol (Uji Daya Sebar dengan hasil 3,15 – 3,6 , Uji Daya Lekat
dengan hasil 2,75 detik , Uji Kemampuan Proteksi 1 detik,
Homogenitas dengan hasil tidak homogen dan uji pH dengan hasil
6).
3. Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder untuk emulgel
kamfer dan menthol
13. XII. Daftar Pustaka
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Departement Kesehatan
Indonesia. Jakarta
Ansel, H, C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas
Indonesia. Jakarta
Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth
Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.
Inggris
Sean, C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty – sixth
edition. RPS. USA
Semarang, 17 April 2014
Dosen Pembimbing Praktikan
(Hani Novita)