SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
KEHILANGAN HASIL DAN KEPUTUSAN
EKONOMI PENGENDALIAN HAMA
Pengenalan gejala dan tanda-tanda serangga,
tungau dan hama lainnya
 Lokasi kerusakan pd
tanaman akibat
aktivitas pemakanan
oleh serangga dan
tipe kerusakannya
penting diketahui
oleh kita
Kutu daun
uret
Pengorok daun
Daun sobek2
Kutu sisik
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Serangga pengunyah :
- Memakan jaringan tanaman seperti daun, bunga, pucuk
dan ranting/batang
- Indikasi kerusakan : pinggiran daun sobek dan atau
berlubang, mengelupas dan adanya korok (lubang)
- Larva/imago kumbang, ulat, belalang, dll
- Kerusakan yang disebabkan dapat digunakan untuk
identifikasi serangga hama dan stadia serangga tersebut
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Kerusakan serangga pengunyah:
- Daun gundul dimakan oleh ulat secara bergerombol dan
menyisakan tulang daun
- Sebagian daun hilang oleh belalang atau ulat
- Permukaan daun rusak/terkelupas oleh thrips, larva
kumbang, keong
- Korokan pada daun oleh ulat pengorok (leafminer)
- Gerekan pada ranting dan cabang oleh ulat dan larva
kumbang. Biasanya terdapat kotoran coklat pada lubang
gerekan
- Tanaman kerdil karena perakaran dimakan larva kumbang
(uret)
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Kerusakan serangga pengunyah:
- Daun terlipat/bersatu pada tan kacang dan kapas karena
adanya ulat Lamprosema indicata dan ulat Sylepta sp
memakan jaringan daun dari dalam lipatan itu
- Daun menggulung pada tan pisangkarena ada ulat Erionota
thrax
- Pucuk dan bunga kacang panjang rusak dimakan ulat
Maruca testulalis menyebabkan produksi turun
- Bibit/tanaman sayuran terpotong karena ulat tanah
Agrotis ipsilon
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Serangga pengisap :
- Serangga mengisap cairan tanaman menggunakan alat
mulut yang disebut cucuk atau probosis
- Yang termasuk ke dalam serangga pengisap adalah aphid,
kutu sisik, kutu dompolan (mealy bugs), kepik, wereng dan
thrips
- Gejala yang ditimbulkan : bintik kuning, perubahan warna,
layu, layu, tanaman lemah dan embun madu. Embun madu
ialah kotoran asal kutu sisik, kutu dompolan dan wereng
- Serangga pengisap tertentu mengeluarkan toksin yang dpt
menyebabkan tanaman jadi sakit. Kerusakan itu dinamakan
toksemia atau fitotoksemia.
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Kerusakan serangga pemakan bagian dalam :
- Larva makan kayu/batang atau bagian tanaman lain
(bunga, buah) dari dalam, disebut penggerek. Akibatnya
kerusakan batang, tanaman roboh, ranting patah, bunga
rusak, buah rusak dan jatuh.
- Puru (gall) , terjadi karena adanya ZPT yang merangsang
pertumbuhan sel secara berlebihan. Adanya puru tsb
menguntungkan:cairan bergizi tinggi, dan bersifat protektif
- Jenis serangga yang terlibat: wereng Psyllid, lalat Cecido-
myiidae, kutu Aphididae, kutu Aleyroididae dan thrips
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Kerusakan serangga pengisap :
- Bintik daun (kuning atau coklat) akibat tusukan serangga
yang mengeluarkan toksin. Disebabkan oleh aphid, wereng
daun, kepik Helopetis
- Daun menggulung/keriting karena terjadinya malformasi
jaringan, disebabkan oleh serangan aphid
- Daun/pucuk dan bunga layu karena serangan kepik
- Daun membentuk puru karena serangan aphid, kutu sisik
- Buah mati prematur dan gugur karena kutu dompolan dan
kutu sisik
- Akar , ranting lemah dan mati mengering karena serangan
kutu dompolan dan kutu sisik
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Kerusakan pada produk penyimpanan (stored products):
- Serangga hama menyebabkan penurunan kuantitas dan
kualitas produk tanaman (bahan makanan)
- Penurunan kuantitas : hilangnya bahan makanan karena
dimakan untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga
- Penurunan kualitas : adanya urine, sisa tubuh dan feses,
dan perubahan warna dan bau akan menurunkan kualitas
bahan makanan
- Beberapa jenis hama : Sitophilus oryzae, Oryzaephillus
surinamensis, Tribolium castaneum, Stegobium paniceum,
Callosobruchus sinensis adalah contoh seranngga hama
perusak produk penyimpanan
Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan
Serangga penular/vektor dan pembawa:
- Serangga hama tertentu menjadi penular (vector) patogen
virus yang menyebabkan penyakit tanaman
- Kutudaun Aphis spp, kutu kebul Bemisia tabaci, wereng
hijau dan wereng batang coklat menjadi vektor penting
pada tanaman budidaya
- Beberapa jenis serangga hama menjadi pembawa (carrier)
patogen (virus, mikoplasma, bakteri, jamur). Serangga tsb
membawa patogen pada bagian tubuhnya (alat mulut,
tungkai) dan “menularkan”nya ke tanaman lain.
Gangguan hama terhadap hasil
Hama dapat menyebabkan kerugian dengan cara sbb:
1. Pertanaman muda: benih/bibit rusak akibat serangan hama
2. Luas area fotosintetik : berkurang akibat pemakanan hama
daun (ulat, kumbang, belalang)
3. Pengambilan air/hara : terganggu akibat serangan hama akar,
rayap dan penggerek batang
4. Translokasi hasil fotosintesis : terganggu akibat serangan
penggerek batang, berbagai jenis kutu dll
5. Organ penyimpanan : rusak akibat serangan penggerek umbi,
tukus dll
6. Organ reproduksi: rusak akibat serangan lalat buah, kepik,
kutu dll
Kehilangan hasil adalah pengurangan produk tanaman, baik
kuantitas maupun kuantitasnya oleh hama.
Dua tipe kerusakan (damage) yang menyebabkan kehilangan:
1. Kerusakan langsung: kerusakan yang berpengaruh langsung
terhadap produk ekonomis (digunakan). Contoh : kerusakan
pada buah dan daun yang dijual/dikonsumsi langsung.
Kerusakan dapat menurunkan nilai ekonominya.
2. Kerusakan tidak langsung : kerusakan yang tidak langsung
berpengaruh terhadap produk ekonomis. Contoh : kerusakan
pada daun tanaman tertentu tidak langsung menurunkan nilai
ekonomi buah yang dihasilkan tanaman.
Kehilangan Hasil (Losses)
Metode Pendugaan Kehilangan Hasil
Evaluasi kerusakan akibat hama sangat membantu dalam
menentukan status ekonomi suatu hama, penetapan ambang
ekonomi dan aras luka ekonomi, efektivitas pengendalian,
evaluasi verietas yg ditanam, peranan berbagai hama.
Asesmen kerusakan akibat hama melibatkan :
1. Penemuan kerusakan pada tanaman
2. Penentuan identitas hama dan penilaian awal keseriusan
3. Penentuan pengaruh terhadap tanaman dan seluruh produksi,
melibatkan penelitian hubungan antara populasi hama dan
pengaruhnya
4. Pengukuran pengaruh lokal dan nasional terhadap produksi dan
manajemen.
Metode Pendugaan Kehilangan Hasil
Hubungan populasi hama dan Kerusakan:
Secara umum ada dua tipe hubungan serangan hama dan hasil,
yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 terjadi pada serangan serangga
vektor penyakit dan tipe 2 terjadi pada serangan serangga
hama dimana tanaman msh mampu mentoleransi kerusakan
Rendah Tinggi Rendah TinggiSerangan Serangan
Gambar 1 Gambar 2Gambar 1
Metode Pendugaan Kehilangan Hasil
Hubungan populasi hama dan Kerusakan (pemgembangan):
Metode Pendugaan Kehilangan Hasil
Hubungan populasi hama dan Kerusakan (pengembangan):
Gambar 3
A. Hub garis lurus kerusakan langsung
B. Hub. Bentuk S atau sigmoid
C. Hub logaritmik
D. Kehilangan hasil cepat pd serangan rendah : serangga vektor; cosmetic
damage
E. Peningkatan hasil : toleransi tinggi
F. Tidak ada hubungan
Metode Pendugaan Kehilangan Hasil
Teknik eksperimental dalam penetapan kehilangan hasil oleh
serangga hama:
1. Perbandingan hasil di lapangan dengan tingkat serangan
yang berbeda pada kondisi alami. Keuntungan cara ini : a.
Respon hasil tanaman thdp serangan hama tepat sesuai
kondisi lapangan; b. Tidak ada pengaruh samping pestisida; c.
Tidak ada interferensi; d. Penyebaran hama alami.
2. Eksklusi hama dengan penghalang mekanis, membanding-
kan hasil secara langsung. Tanaman dikandangkan, kemudian
serangga diinfestasikan pada tanaman dengan tingkat
populasi berbeda.
Metode Pendugaan Kehilangan Hasil
Keuntungan cara infestasi buatan ini adalah infestasi dapat
dikendalikan dan faktor lain dapat dibuang.
3. Eksklusi hama, atau pengurangan populasi hama dengan dg
menggunakan pestisida, membandingkan hasil secara
langsung. Cara ini dpt digunakan dengan infestasi buatan,
percobaan kurungan dan cara-cara lain.
Keuntungan cara ini ialah populasi dpt dikendalikan, sdgkn
kelemahannya : pestisida mengurangi hasil (jika bersifat
fitotoksik), mempengaruhi hama lain, pestisida dpt
membunuh/menolak parasitoid, yg mempengaruhi populasi
hama, adanya layangan (drift) yg dpt mempengaruhi plot lain.
Metode Pendugaan Kehilangan Hasil
4. Kajian kerusakan yang disimulasikan
Kerusakan hama dpt disimulasikan dengan simulasi kerusakan
buatan. Salah satunya adalah membuang daun dg tingkat yg
berbeda. Hasil kegiatan diatas dapat dibandingkan dengan
kontrol.
Ekonomi pengendalian hama
Bionomik : kajian tentang hubungan antara jumlah hama, respon
tanaman thd perlukaan, dan bentuk kehilangan ekonomi yd dpt
dijadikan dasar dalam membuat keputusan.
Hubungan antara kepadatan populasi hama dan keuntungan yang
diperoleh dari tindakan pengendalian dinyatakan melalui nilai
ambang yang dinamakan aras luka ekonomi (ALE) dan ambang
ekonomi (AE).
Kerusakan ekonomi. Adalah jumlah perlukaan/tingkat kerusakan
yang dijadikan bahan pertimbangan untuk pengendalian buatan
(pestisida).
Batas kerusakan, ambang kerusakan. Batas kerusakan ialah aras
terendah perlukaan yang dapat dikendalikan. Aras ini terjadi
sebelum kehilangan ekonomi.
Ekonomi pengendalian hama
Batas kerusakan,ambang kerusakan. Batas kerusakan ialah aras
terendah perlukaan yang dapat dikendalikan. Aras ini terjadi
sebelum kehilangan ekonomi. Jika dinyatakan dg istilah hasil,
kehilangan ekonomi dicapai pd ambang perolehan, yg tiada lain
adalah batas kerusakan. Untuk komoditas yang bernilai tinggi,
batas kerusakan dekat sekali dg ambang perolehan.
Aras luka ekonomi. Ialah tingkat populasi terendah yg menyebab-
kan kerusakan ekonomi. ALE ini menjadi nilai dasar yg dapat
menentukan apakah status hama itu destruktif atau potensial.
Ambang ekonomi, ambang aksi. AE berbeda dengan ALE dalam
praktik. AE ialah kepadatan populasi yg tindakan pengendalian
dpt dilakukan untuk mencegah peningkatan populasi yg
merugikan secara ekonomi. Jadi AE berkaitan dg waktu tindakan
Ekonomi pengendalian hama
Prosedur penentuan nilai ambang :
1. Menghitung rasio cost benefit
2. Menetapkan hubungan antara serangan – hasil tanaman,
menggunakan analisis regresi
3. Menghitung nilai ALE menggunakan metode Pedigo (1989).
Ambang pendapatan (AP) : nilai/ukuran penting dalam pengelolaan
hama. Nilai tsb dinyatakan dengan jumlah hasil yg dapat
dipanen berkenaan dengan kegatan pengendalian.
Ambang pendapatan (AP) = biaya manajemen (Rp/ha)/nilai produk
(Rp/kg) = ......kg/ha
Ekonomi pengendalian hama
Contoh, biaya aplikasi pestisida untuk mempertahankan populasi
aphid 50 ekor/tan pada mustard Rp 450.000 per ha, harga biji
mustard Rp 15.000/kg; ambang pendapatan Rp 450.000/Rp
15.000 = 30 per kg. Ini artinya peningkatan hasil atau
pendapatan 30 kg per ha untuk aplikasi pestisida dianggap
ekonomis.
ALE = ambang pendapatan/kehilangan hasil setiap serangga;
Contoh, jika AP = 30 kg per ha dan kerusakan per aphid 1,5 kg per
ha, maka ALE =30/1,5 = 20 +50 (aras dasar) = 70 aphid per tan.
Dengan demikian, jika dalam pengambilan sampel ditemukan
aphid >70 ekor/tan., maka perlu dilakukan aplikasi pestisida.
Ekonomi pengendalian hama
ALE dapat dirumuskan sbb:
ALE = C/VIDK
C= biaya pengendalian (Rp/ha); V= harga produk (Rp/ton);
I = Kerusakan tanaman (persen defoliasi /serangga); D= kehilangan hasil (ton);
K=proporsi pengurangan populasi karena aplikasi pestisida
Jika C= Rp 300.000; V=Rp 150.000/ton; I= 0,01 (1 persen); D= 0,05
ton/100 serangga; K= 0,8 (80 persen); maka :
ALE = C/VIDK = 300.000/(150.000 x 0,01 x 0,05 x 0,8)
= 7500 serangga/ha atau 0,75 serangga/m2
Berikut ini contoh nilai ambang ekonomi
Nilai ambang ekonomi pada beberapa tanaman
di Indonesia
Nilai ambang ekonomi pada beberapa tanaman
di Indonesia
Penggunaan ambang ekonomi dalam praktik
pengendalian
1. Tanpa menggunakan nilai ambang; menggunakan sistem
kalender (penjadwalan). Alasan : kerusakan hama tdk dapat
disembuhkan begitu hama terdeteksi; adanya serangga hama yg
beran sbg vektor; kegiatan pengamatan tdk bisa dilakukan.
2. Ambang nominal. Ini berdasarkan pengalaman petani, petugas
dan peneliti; bersifat statis. Ada yang dinamakan Ambang Rasa,
krn ambang ini berbasis perasaan petani.
3. Ambang sederhana. Ambang ini berbasis hasil penelitian, dgn
memasukkan harga produk, biaya pengendalian, besar
kehilangan dan berat hasil.
4. Ambang konprehensif. Ambang ini memperhatikan kondisi
ekosistem dan dinamikanya, termasuk respon tanaman dan
tingkat parasitasi.
Pengambilan sampel dalam program
pemantauan hama
Proses pengambilan sampel memerlukan teknik tertentu
tergantung pada jenis tanaman, jenis hama dan luasan
pertanaman.
Teknik pengamatan dan pengambilan sampel harus praktis dan
dapat dipercaya.
Faktor yg mempengaruhi kegiatan tersebut :
1. Sifat dan keterampilan petrugas pengamat: perlu pelatihan
khusus; pembuatan buku petunjuk dan standarisasi tabel
pengamatan.
2. Keadaan lingkungan setempat: berkaitan dg kegiatan serangga
(siang atau malam) dan kondisi iklim.
3. Sifat sebaran spasial hama: tergantung dari karakter populasi
hama : reguler, random, mengelompok
Pengambilan sampel dalam program
pemantauan hama
Metode pengambilan sampel :
1. Metode mutlak. Dinyatakan dlm jumlah individu per satuan unit
permukaan tanah atau habitat serangga yg diamati. Jumlah individu
per tanaman dpt dikonversikan pada unit permukaan tanah. Jika
dlm 1 m2
terdapat tanaman padi 16 rumpun dan pada 1 rumpun
ada 10 ekor wereng, maka dlm luasan 1 m2
terdapat 160 ekor
wereng
2. Metode nisbi. Umumnya menggunakan perangkap serangga
(jebakan, lampu), jala ayun (insect net) dan pengisap (D-vac).
3. Metode indeks populasi. Biasanya menggunakan bekas yang
ditinggalkan atau digunakan hama. Misalnya kotoran, kokon,
dan sarang. Selanjutnya menginterpretasikannya.
Pengambilan sampel dalam program
pemantauan hama
Penyusunan program pengambilan sampel :
1. Penentuan unit sampel : satuan luas, satuan volume, bagian
tanaman/tanaman, jumlah serangga/satuan waktu,
bentuk/stadia hama.
2. Penentuan interval sampel: jarak/interval pengamatan tgt pd
jenis tanaman, tingkat tumbuh tanaman, siklus hidup hama,
tujuan pengambilan sampel, cuaca dan SDM
3. Penentuan ukuran sampel: dipengaruhi oleh varians (distribusi
data sampel) dan biaya pengambilan sampel.
4. Disain pengambilan sampel : acak sederhana, pola acak
berlapis, pola sistematik.
5. Mekanisme pengambilan sampel : pengamatan/penghitungan
langsung dan tdk langsung.
Pengambilan sampel dalam program
pemantauan hama
Pengambilan sampel secara beruntun (sequential sampling):
dianggap hemat biaya, waktu dan tenaga. Teknik sequential
sampling membutuhkan informasi lengkap tentang karakter
hama dan pemencaran hama di pertanaman.

Contenu connexe

Tendances

PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
diana novitasari
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Issuchii Liescahyani
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
Riva Anggraeni
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Nurul Sholehuddin
 

Tendances (20)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Hama Kapas : Helicoverpa armigera
Hama Kapas : Helicoverpa armigera Hama Kapas : Helicoverpa armigera
Hama Kapas : Helicoverpa armigera
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Tanaman tomat
Tanaman tomatTanaman tomat
Tanaman tomat
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 
Dasar Dasar Agronomi
Dasar Dasar AgronomiDasar Dasar Agronomi
Dasar Dasar Agronomi
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptxPENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx
 
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnahKuliah 11   pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
Kuliah 11 pengelolaan hara terpadu & kesub tnah
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 

En vedette

Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Ir. Zakaria, M.M
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Jidun Cool
 
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama DaslintanIi. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Hario Sadewo
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
Alfie Kesturi
 

En vedette (7)

Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Presentasi k3 pengelasan
Presentasi k3 pengelasanPresentasi k3 pengelasan
Presentasi k3 pengelasan
 
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama DaslintanIi. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
Ii. pengenalan tentang kelompok jenis hama Daslintan
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 

Similaire à V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
Mngtad
 
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Leman Shah Mizatie
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
Operator Warnet Vast Raha
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
diana novitasari
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Muflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
zahrahoca
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Muflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Muflih Nazuaf
 
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptxHama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
goliaputra1
 
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jerukHama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Fauzia Hidayati
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Iv
sudiono
 

Similaire à V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan (20)

L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptxNUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx
 
Pert-3-Hama.pptx
Pert-3-Hama.pptxPert-3-Hama.pptx
Pert-3-Hama.pptx
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Laporan 2
Laporan 2Laporan 2
Laporan 2
 
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanamanPengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
Pengaruh Biosis Terhadap Tumbuhan Dan Hasil tanaman
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptxHama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
OPT DURIAN.pptx
OPT DURIAN.pptxOPT DURIAN.pptx
OPT DURIAN.pptx
 
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jerukHama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Iv
 

Dernier

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Dernier (11)

3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 

V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

  • 1. KEHILANGAN HASIL DAN KEPUTUSAN EKONOMI PENGENDALIAN HAMA
  • 2. Pengenalan gejala dan tanda-tanda serangga, tungau dan hama lainnya  Lokasi kerusakan pd tanaman akibat aktivitas pemakanan oleh serangga dan tipe kerusakannya penting diketahui oleh kita Kutu daun uret Pengorok daun Daun sobek2 Kutu sisik
  • 3. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Serangga pengunyah : - Memakan jaringan tanaman seperti daun, bunga, pucuk dan ranting/batang - Indikasi kerusakan : pinggiran daun sobek dan atau berlubang, mengelupas dan adanya korok (lubang) - Larva/imago kumbang, ulat, belalang, dll - Kerusakan yang disebabkan dapat digunakan untuk identifikasi serangga hama dan stadia serangga tersebut
  • 4. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Kerusakan serangga pengunyah: - Daun gundul dimakan oleh ulat secara bergerombol dan menyisakan tulang daun - Sebagian daun hilang oleh belalang atau ulat - Permukaan daun rusak/terkelupas oleh thrips, larva kumbang, keong - Korokan pada daun oleh ulat pengorok (leafminer) - Gerekan pada ranting dan cabang oleh ulat dan larva kumbang. Biasanya terdapat kotoran coklat pada lubang gerekan - Tanaman kerdil karena perakaran dimakan larva kumbang (uret)
  • 5. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Kerusakan serangga pengunyah: - Daun terlipat/bersatu pada tan kacang dan kapas karena adanya ulat Lamprosema indicata dan ulat Sylepta sp memakan jaringan daun dari dalam lipatan itu - Daun menggulung pada tan pisangkarena ada ulat Erionota thrax - Pucuk dan bunga kacang panjang rusak dimakan ulat Maruca testulalis menyebabkan produksi turun - Bibit/tanaman sayuran terpotong karena ulat tanah Agrotis ipsilon
  • 6. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Serangga pengisap : - Serangga mengisap cairan tanaman menggunakan alat mulut yang disebut cucuk atau probosis - Yang termasuk ke dalam serangga pengisap adalah aphid, kutu sisik, kutu dompolan (mealy bugs), kepik, wereng dan thrips - Gejala yang ditimbulkan : bintik kuning, perubahan warna, layu, layu, tanaman lemah dan embun madu. Embun madu ialah kotoran asal kutu sisik, kutu dompolan dan wereng - Serangga pengisap tertentu mengeluarkan toksin yang dpt menyebabkan tanaman jadi sakit. Kerusakan itu dinamakan toksemia atau fitotoksemia.
  • 7. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Kerusakan serangga pemakan bagian dalam : - Larva makan kayu/batang atau bagian tanaman lain (bunga, buah) dari dalam, disebut penggerek. Akibatnya kerusakan batang, tanaman roboh, ranting patah, bunga rusak, buah rusak dan jatuh. - Puru (gall) , terjadi karena adanya ZPT yang merangsang pertumbuhan sel secara berlebihan. Adanya puru tsb menguntungkan:cairan bergizi tinggi, dan bersifat protektif - Jenis serangga yang terlibat: wereng Psyllid, lalat Cecido- myiidae, kutu Aphididae, kutu Aleyroididae dan thrips
  • 8. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Kerusakan serangga pengisap : - Bintik daun (kuning atau coklat) akibat tusukan serangga yang mengeluarkan toksin. Disebabkan oleh aphid, wereng daun, kepik Helopetis - Daun menggulung/keriting karena terjadinya malformasi jaringan, disebabkan oleh serangan aphid - Daun/pucuk dan bunga layu karena serangan kepik - Daun membentuk puru karena serangan aphid, kutu sisik - Buah mati prematur dan gugur karena kutu dompolan dan kutu sisik - Akar , ranting lemah dan mati mengering karena serangan kutu dompolan dan kutu sisik
  • 9. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Kerusakan pada produk penyimpanan (stored products): - Serangga hama menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas produk tanaman (bahan makanan) - Penurunan kuantitas : hilangnya bahan makanan karena dimakan untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga - Penurunan kualitas : adanya urine, sisa tubuh dan feses, dan perubahan warna dan bau akan menurunkan kualitas bahan makanan - Beberapa jenis hama : Sitophilus oryzae, Oryzaephillus surinamensis, Tribolium castaneum, Stegobium paniceum, Callosobruchus sinensis adalah contoh seranngga hama perusak produk penyimpanan
  • 10. Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan Serangga penular/vektor dan pembawa: - Serangga hama tertentu menjadi penular (vector) patogen virus yang menyebabkan penyakit tanaman - Kutudaun Aphis spp, kutu kebul Bemisia tabaci, wereng hijau dan wereng batang coklat menjadi vektor penting pada tanaman budidaya - Beberapa jenis serangga hama menjadi pembawa (carrier) patogen (virus, mikoplasma, bakteri, jamur). Serangga tsb membawa patogen pada bagian tubuhnya (alat mulut, tungkai) dan “menularkan”nya ke tanaman lain.
  • 11. Gangguan hama terhadap hasil Hama dapat menyebabkan kerugian dengan cara sbb: 1. Pertanaman muda: benih/bibit rusak akibat serangan hama 2. Luas area fotosintetik : berkurang akibat pemakanan hama daun (ulat, kumbang, belalang) 3. Pengambilan air/hara : terganggu akibat serangan hama akar, rayap dan penggerek batang 4. Translokasi hasil fotosintesis : terganggu akibat serangan penggerek batang, berbagai jenis kutu dll 5. Organ penyimpanan : rusak akibat serangan penggerek umbi, tukus dll 6. Organ reproduksi: rusak akibat serangan lalat buah, kepik, kutu dll
  • 12. Kehilangan hasil adalah pengurangan produk tanaman, baik kuantitas maupun kuantitasnya oleh hama. Dua tipe kerusakan (damage) yang menyebabkan kehilangan: 1. Kerusakan langsung: kerusakan yang berpengaruh langsung terhadap produk ekonomis (digunakan). Contoh : kerusakan pada buah dan daun yang dijual/dikonsumsi langsung. Kerusakan dapat menurunkan nilai ekonominya. 2. Kerusakan tidak langsung : kerusakan yang tidak langsung berpengaruh terhadap produk ekonomis. Contoh : kerusakan pada daun tanaman tertentu tidak langsung menurunkan nilai ekonomi buah yang dihasilkan tanaman. Kehilangan Hasil (Losses)
  • 13. Metode Pendugaan Kehilangan Hasil Evaluasi kerusakan akibat hama sangat membantu dalam menentukan status ekonomi suatu hama, penetapan ambang ekonomi dan aras luka ekonomi, efektivitas pengendalian, evaluasi verietas yg ditanam, peranan berbagai hama. Asesmen kerusakan akibat hama melibatkan : 1. Penemuan kerusakan pada tanaman 2. Penentuan identitas hama dan penilaian awal keseriusan 3. Penentuan pengaruh terhadap tanaman dan seluruh produksi, melibatkan penelitian hubungan antara populasi hama dan pengaruhnya 4. Pengukuran pengaruh lokal dan nasional terhadap produksi dan manajemen.
  • 14. Metode Pendugaan Kehilangan Hasil Hubungan populasi hama dan Kerusakan: Secara umum ada dua tipe hubungan serangan hama dan hasil, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 terjadi pada serangan serangga vektor penyakit dan tipe 2 terjadi pada serangan serangga hama dimana tanaman msh mampu mentoleransi kerusakan Rendah Tinggi Rendah TinggiSerangan Serangan Gambar 1 Gambar 2Gambar 1
  • 15. Metode Pendugaan Kehilangan Hasil Hubungan populasi hama dan Kerusakan (pemgembangan):
  • 16. Metode Pendugaan Kehilangan Hasil Hubungan populasi hama dan Kerusakan (pengembangan): Gambar 3 A. Hub garis lurus kerusakan langsung B. Hub. Bentuk S atau sigmoid C. Hub logaritmik D. Kehilangan hasil cepat pd serangan rendah : serangga vektor; cosmetic damage E. Peningkatan hasil : toleransi tinggi F. Tidak ada hubungan
  • 17. Metode Pendugaan Kehilangan Hasil Teknik eksperimental dalam penetapan kehilangan hasil oleh serangga hama: 1. Perbandingan hasil di lapangan dengan tingkat serangan yang berbeda pada kondisi alami. Keuntungan cara ini : a. Respon hasil tanaman thdp serangan hama tepat sesuai kondisi lapangan; b. Tidak ada pengaruh samping pestisida; c. Tidak ada interferensi; d. Penyebaran hama alami. 2. Eksklusi hama dengan penghalang mekanis, membanding- kan hasil secara langsung. Tanaman dikandangkan, kemudian serangga diinfestasikan pada tanaman dengan tingkat populasi berbeda.
  • 18. Metode Pendugaan Kehilangan Hasil Keuntungan cara infestasi buatan ini adalah infestasi dapat dikendalikan dan faktor lain dapat dibuang. 3. Eksklusi hama, atau pengurangan populasi hama dengan dg menggunakan pestisida, membandingkan hasil secara langsung. Cara ini dpt digunakan dengan infestasi buatan, percobaan kurungan dan cara-cara lain. Keuntungan cara ini ialah populasi dpt dikendalikan, sdgkn kelemahannya : pestisida mengurangi hasil (jika bersifat fitotoksik), mempengaruhi hama lain, pestisida dpt membunuh/menolak parasitoid, yg mempengaruhi populasi hama, adanya layangan (drift) yg dpt mempengaruhi plot lain.
  • 19. Metode Pendugaan Kehilangan Hasil 4. Kajian kerusakan yang disimulasikan Kerusakan hama dpt disimulasikan dengan simulasi kerusakan buatan. Salah satunya adalah membuang daun dg tingkat yg berbeda. Hasil kegiatan diatas dapat dibandingkan dengan kontrol.
  • 20. Ekonomi pengendalian hama Bionomik : kajian tentang hubungan antara jumlah hama, respon tanaman thd perlukaan, dan bentuk kehilangan ekonomi yd dpt dijadikan dasar dalam membuat keputusan. Hubungan antara kepadatan populasi hama dan keuntungan yang diperoleh dari tindakan pengendalian dinyatakan melalui nilai ambang yang dinamakan aras luka ekonomi (ALE) dan ambang ekonomi (AE). Kerusakan ekonomi. Adalah jumlah perlukaan/tingkat kerusakan yang dijadikan bahan pertimbangan untuk pengendalian buatan (pestisida). Batas kerusakan, ambang kerusakan. Batas kerusakan ialah aras terendah perlukaan yang dapat dikendalikan. Aras ini terjadi sebelum kehilangan ekonomi.
  • 21. Ekonomi pengendalian hama Batas kerusakan,ambang kerusakan. Batas kerusakan ialah aras terendah perlukaan yang dapat dikendalikan. Aras ini terjadi sebelum kehilangan ekonomi. Jika dinyatakan dg istilah hasil, kehilangan ekonomi dicapai pd ambang perolehan, yg tiada lain adalah batas kerusakan. Untuk komoditas yang bernilai tinggi, batas kerusakan dekat sekali dg ambang perolehan. Aras luka ekonomi. Ialah tingkat populasi terendah yg menyebab- kan kerusakan ekonomi. ALE ini menjadi nilai dasar yg dapat menentukan apakah status hama itu destruktif atau potensial. Ambang ekonomi, ambang aksi. AE berbeda dengan ALE dalam praktik. AE ialah kepadatan populasi yg tindakan pengendalian dpt dilakukan untuk mencegah peningkatan populasi yg merugikan secara ekonomi. Jadi AE berkaitan dg waktu tindakan
  • 22. Ekonomi pengendalian hama Prosedur penentuan nilai ambang : 1. Menghitung rasio cost benefit 2. Menetapkan hubungan antara serangan – hasil tanaman, menggunakan analisis regresi 3. Menghitung nilai ALE menggunakan metode Pedigo (1989). Ambang pendapatan (AP) : nilai/ukuran penting dalam pengelolaan hama. Nilai tsb dinyatakan dengan jumlah hasil yg dapat dipanen berkenaan dengan kegatan pengendalian. Ambang pendapatan (AP) = biaya manajemen (Rp/ha)/nilai produk (Rp/kg) = ......kg/ha
  • 23. Ekonomi pengendalian hama Contoh, biaya aplikasi pestisida untuk mempertahankan populasi aphid 50 ekor/tan pada mustard Rp 450.000 per ha, harga biji mustard Rp 15.000/kg; ambang pendapatan Rp 450.000/Rp 15.000 = 30 per kg. Ini artinya peningkatan hasil atau pendapatan 30 kg per ha untuk aplikasi pestisida dianggap ekonomis. ALE = ambang pendapatan/kehilangan hasil setiap serangga; Contoh, jika AP = 30 kg per ha dan kerusakan per aphid 1,5 kg per ha, maka ALE =30/1,5 = 20 +50 (aras dasar) = 70 aphid per tan. Dengan demikian, jika dalam pengambilan sampel ditemukan aphid >70 ekor/tan., maka perlu dilakukan aplikasi pestisida.
  • 24. Ekonomi pengendalian hama ALE dapat dirumuskan sbb: ALE = C/VIDK C= biaya pengendalian (Rp/ha); V= harga produk (Rp/ton); I = Kerusakan tanaman (persen defoliasi /serangga); D= kehilangan hasil (ton); K=proporsi pengurangan populasi karena aplikasi pestisida Jika C= Rp 300.000; V=Rp 150.000/ton; I= 0,01 (1 persen); D= 0,05 ton/100 serangga; K= 0,8 (80 persen); maka : ALE = C/VIDK = 300.000/(150.000 x 0,01 x 0,05 x 0,8) = 7500 serangga/ha atau 0,75 serangga/m2 Berikut ini contoh nilai ambang ekonomi
  • 25. Nilai ambang ekonomi pada beberapa tanaman di Indonesia
  • 26. Nilai ambang ekonomi pada beberapa tanaman di Indonesia
  • 27. Penggunaan ambang ekonomi dalam praktik pengendalian 1. Tanpa menggunakan nilai ambang; menggunakan sistem kalender (penjadwalan). Alasan : kerusakan hama tdk dapat disembuhkan begitu hama terdeteksi; adanya serangga hama yg beran sbg vektor; kegiatan pengamatan tdk bisa dilakukan. 2. Ambang nominal. Ini berdasarkan pengalaman petani, petugas dan peneliti; bersifat statis. Ada yang dinamakan Ambang Rasa, krn ambang ini berbasis perasaan petani. 3. Ambang sederhana. Ambang ini berbasis hasil penelitian, dgn memasukkan harga produk, biaya pengendalian, besar kehilangan dan berat hasil. 4. Ambang konprehensif. Ambang ini memperhatikan kondisi ekosistem dan dinamikanya, termasuk respon tanaman dan tingkat parasitasi.
  • 28. Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama Proses pengambilan sampel memerlukan teknik tertentu tergantung pada jenis tanaman, jenis hama dan luasan pertanaman. Teknik pengamatan dan pengambilan sampel harus praktis dan dapat dipercaya. Faktor yg mempengaruhi kegiatan tersebut : 1. Sifat dan keterampilan petrugas pengamat: perlu pelatihan khusus; pembuatan buku petunjuk dan standarisasi tabel pengamatan. 2. Keadaan lingkungan setempat: berkaitan dg kegiatan serangga (siang atau malam) dan kondisi iklim. 3. Sifat sebaran spasial hama: tergantung dari karakter populasi hama : reguler, random, mengelompok
  • 29. Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama Metode pengambilan sampel : 1. Metode mutlak. Dinyatakan dlm jumlah individu per satuan unit permukaan tanah atau habitat serangga yg diamati. Jumlah individu per tanaman dpt dikonversikan pada unit permukaan tanah. Jika dlm 1 m2 terdapat tanaman padi 16 rumpun dan pada 1 rumpun ada 10 ekor wereng, maka dlm luasan 1 m2 terdapat 160 ekor wereng 2. Metode nisbi. Umumnya menggunakan perangkap serangga (jebakan, lampu), jala ayun (insect net) dan pengisap (D-vac). 3. Metode indeks populasi. Biasanya menggunakan bekas yang ditinggalkan atau digunakan hama. Misalnya kotoran, kokon, dan sarang. Selanjutnya menginterpretasikannya.
  • 30. Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama Penyusunan program pengambilan sampel : 1. Penentuan unit sampel : satuan luas, satuan volume, bagian tanaman/tanaman, jumlah serangga/satuan waktu, bentuk/stadia hama. 2. Penentuan interval sampel: jarak/interval pengamatan tgt pd jenis tanaman, tingkat tumbuh tanaman, siklus hidup hama, tujuan pengambilan sampel, cuaca dan SDM 3. Penentuan ukuran sampel: dipengaruhi oleh varians (distribusi data sampel) dan biaya pengambilan sampel. 4. Disain pengambilan sampel : acak sederhana, pola acak berlapis, pola sistematik. 5. Mekanisme pengambilan sampel : pengamatan/penghitungan langsung dan tdk langsung.
  • 31. Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama Pengambilan sampel secara beruntun (sequential sampling): dianggap hemat biaya, waktu dan tenaga. Teknik sequential sampling membutuhkan informasi lengkap tentang karakter hama dan pemencaran hama di pertanaman.