SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
MENGATUR POSISI

    NURAENI
MENGATUR POSISI
• Pasien yang mengalami gangguan fungsi
  sistem skeletal, saraf atau otot dan
  peningkatan kelemahan serta kekakuan
  biasanya membutuhkan bantuan perawat
  untuk memperoleh kesejajaran tubuh yang
  tepat ketika selama berada di tempat tidur
  atau duduk.
TUJUAN MERUBAH MENGATUR
             POSISI:
• Mencegah nyeri otot
• Mengurangi tekanan
• Mencegah kerusakan saraf dan pembuluh
  darah superfisial
• Mencegah kontraktur
• Mempertahankan tonus otot dan refleks
• Memudahkan suatu tindakan baik medik
  maupun keperawatan.
MACAM-MACAM POSISI
•   Sim’s
•   Fowler
•   Semi Fowler
•   Trendelenburg
•   Supine
•   Litotomy
•   Genupectoral
•   Dorsal recumbent.
ALAT-ALAT BANTU YANG DIGUNAKAN UNTUK
            MENGATUR POSISI TEPAT

•   1 Bantal
•   Memberi sokongan tubuh dan ekstremitas, meninggikan beberapa bagian
    tubuh, membebat daerah insisi untuk mengurangi sakit pasca operasi
•   2 Papan kaki/Footguard
•   Mempertahankan dorsofleksi pada kaki
•   3 Trochanter roll
•   Mencegah rotasi luar pada tungkai ketika klien posisi supine
•   4 Sanbag ( bantal pasir )
•   Memberi sokongan dan bentuk struktur tubuh, membuat imobilisasi
    ektremitas, mempertahan kesejajaran tubuh spesifik
LANJUAN

• 5 Gulungan tangan ( hand roll )
• Mempertahankan ibu jari sedikit aduksi dan berlawanan pada jari,
  mempertahankan jari-jari tangan dalam posisi sedikit fleksi.
• 6 Trapeze bar
• Memampukan klien untuk mengangkat tubuh dari tempat tidur ,
  memungkinkan klien berpindah dari tempat tidur ke kursi roda,
  memungkinkan klien melakukan latihan untuk menguatkan lengan
  bagian atas.
• 7 Pagar tempat tidur
• Memungkinkan klien lemah berguling dari sisi ke sisi lain atau
  duduk di atas tempat tidur
• 8 Papan tempat tidur
• Memberikan sokongan tambahan pada matras dan memperbaiki
  kesejajaran tulang vertebra.
I . POSISI SIM’S ( SEMIPRONE)

• Merupakan gabungan posisi miring dan
  prone (tengkurap) . Pada posisi ini lengan
  bawah ada dibelakang pasien dan lengan
  atas fleksi pada bahu dan siku, kedua
  kaki fleksi ke depan, tungkai atas lebih
  fleksi pada panggul dan lutut
  dibandingkan tungkai yang satunya.
KEGUNAAN :

• Pada pasien tidak sadar untuk mencegah
  aspirasi
• Pada pasien lumpuh ( paraplegia atau
  hemiplegia) dapat mengurangi tekanan pada
  sakrum dan trohanter pada panggul.
• Pada pasien yang akan mengalami
  pemeriksaan atau pengobatan daerah
  perineal.
Masalah umum yang terjadi pada posisi
                Sim’s:

• Fleksi lateral pada leher
• Rotasi dalam, adduksi atau kurang sokongan
  di bahu dan panggul
• Kurang sokongan di kaki
• Kurang perlindungan dari titik penekanan di
  tulang illium, humerus, klavikula, lutut dan
  pergelangan kaki.
II. POSISI SEMI FOWLER

• Posisi semi fowler ( setengah duduk ) adalah
  posisi berbaring dengan menaikan kepala dan
  badan 30 -45 derajat .
• Kegunaan :
• Pada pasien yang mengalami gangguan
  pernapasan.
SEMI FOWLER
POSISI FOWLER
• Posisi fowler adalah posisi berbaring dengan
  menaikan kepala dan badan 80 – 90 derajat .
  Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki
  curah jantung dan ventilasi dan eleminasi urine
  dan bowel. Sudut ketinggian kepala dan lutut
  serta lamanya klien berada pada posisi fowler
  dipengaruhi oleh penyakit dan kondisi pasien
  secara keseluruhan. Penyokong harus
  menjadikan pinggul maupun lutut fleksi, dan
  tepatnya kesejajaran garis vertebra servical,
  torakal, dan lumbal yang normal.
Masalah umum yang sering terjadi :
• 1. Meningkatnya fleksi servikal karena bantal di kepala
  terlalu tebal dan kepela terdorong ke depan.
• 2. Ektensi lutut memungkinkan klien meluncur ke
  bagian kaki tempat tidur.
• 3. Tekanan lutut bagian posterior, menurunkan
  sirkulasi ke kaki
• 4. Rotasi luar pada pinggul
• 5. Lengan mengantung di sisi klien tanpa disokong
• 6. Kaki tidak tersokong
• 7. Titik penekanan di sakrum maupun di tumit yang
  tidak terlindungi.
III. Trendelenburg

• Posisi bagian kepala lebih rendah dari bagian
  kaki
• Kegunaan :
• Pada pasien yang mengalami shock
• Pasien hypotensi.
IV. POSISI LITOTOMY
• Posisi pasien dalam keadaan terlentang
  dengan ke dua kaki diangkat, lutut di tekuk ke
  arah dada.

• Kegunaannya untuk mempermudah saat
  persalinan.
v. POSISI ORTHOPNEIC
• Merupakan adaptasi dari posisi high fowler .
  Pasien duduk pada tempat tidur atau pinggir
  tempat tidur dengan sokongan meja di
  samping tempat tidur lebih tinggi dari tempat
  tidur. Kegunaan memperbaiki respirasi karena
  pelebaran rongga dada maksimal terutama
  pada pasien yang mengalami kesulitan
  mengeluarkan udara pernapasan.
VI. POSISI Dorsal recumbent.
• Posisi pasien dengan posisi terlentang dengan
  kedua kaki /tungkai di tekuk, sedikit
  direnggangkan dan kedua kaki menapak pada
  kasur. Kegunaan sikap ini untuk memudahkan
  pemeriksaan palpasi daerah perut, rektal
  touch, vagina touch , memudahkan
  pelaksanaan prosedur keperawatan seperta :
  pemasangan kateter wanita , vulva hygiene .
VII. POSISI SUPINE
• Posisi terlentang hubungan antar bagian tubuh pada
  dasarnya sama dengan kesejajaran berdiri yang baik
  kecuali tubuh berada pada potongan horizontal.

• Tujuan nya memberikan garis lurus pada tulang
  belakang sesuai dengan posisi yang sebenarnya.
• Indikasi :
• Klien dengan posisi post spinal anestesi
• Klien dengan operasi tulang belakang
• Posisi alternatif untuk klien yang bedrest.
•
VIII. POSISI TELUNGKUP ( PRONE )
• Klien berada dalam posisi telungkup adalah berbaring
  dengan wajah menghadap ke bawah , kepala miring
  kesalah satu sisi .Keuntunan ini membuat panggul dan
  lutut ektensi penuh.

• Keguaan :
• Menghindari kontraktur
• Memudahkan drainage mulut : khusus pada pasien tdk
  sadar yang telah menjalani operasi mulut atau
  tenggorokan. Posisi ini tidak boleh dilakukan pada
  paien gangguan leher dan lumbal .
• Masalah yang sering terjadi ;
• Hyperekstensi leher
• Hyperekstens spinal lumbal
• Plantarfleksi pergelangan kaki
• Titik penekanan di dagu ,siku, pinggul, lutut,
  dan jarijari kaki tidak terlindungi
• .
Keguanaan :
• Mengurangi lordosis dan memperbaiki
  susunan tulang belakang.
• Membantu mengurangi tekanan pada sakrum
  dan bokong.
• Nyaman bagi pasien yang mengalami defisit
  sensori dan motorik
X. Posisi Genupektoralis
• Posisi tubuh kepala lebih rendah dari tubuh ,
  panggul /bokong diatas disokong oleh kaki
  /paha dengan lutut kaki datar sejajar dengan
  kepala.
• Keguaannya :
• untuk mempermudah dalam pemeriksaan
  daerah rektum, upaya untuk membantu rotasi
  /perputaran posisi bayi letak sungsang.
IX POSISI MIRING/ LATERAL
• Sikap pasien miring pada salah satu sisi tubuh,
  dengan sebagian besar berat tubuh berada
  pada pinggul dan bahu. Kesejajaran tubuh
  harus sama ketika berdiri. Contohnya ,
  struktur tulang belakang harus tetap
  dipertahankan, kepala disokong pada garis
  tengah tubuh, dan rotasi tulang belakang
  harus dihindari.
Masalah yang umum terjadi pada
            posisi miring :
• Fleksi lateral pada leher
• Lengkung tulang belakang keluar dari
  kesejajaran tubuh normal.
• Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam,
  adduksi, atau tidak disokong
• Kurangnya sokongan
• Titik penekanan di telinga, tulang illium, lutut,
  dan pergelangan kaki kurang terlindungi.

Contenu connexe

Tendances

Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixppghybrid4
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTpjj_kemenkes
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normalelisa novi
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatsiakadurban
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 

Tendances (20)

Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Posisi pasien kdtk 1
Posisi pasien kdtk 1Posisi pasien kdtk 1
Posisi pasien kdtk 1
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Makalah Malpraktek
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahat
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Konsep manusia
Konsep manusiaKonsep manusia
Konsep manusia
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 

En vedette

Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasienJenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasienChingu Eli
 
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungAlex Bleskadit
 
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Dedi Kun
 
Konsep aktivitas
Konsep aktivitasKonsep aktivitas
Konsep aktivitasharuna_06
 
13 pengadaan secara elektronik
13 pengadaan secara elektronik13 pengadaan secara elektronik
13 pengadaan secara elektronikJoy Irman
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusSri Nala
 
Mobilisasi Fisik
Mobilisasi FisikMobilisasi Fisik
Mobilisasi FisikFahmi Hakam
 
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)Yulvi Hasrianti
 
Ppt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatanPpt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatanRezza Putri
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Power point supervisi
Power point supervisiPower point supervisi
Power point supervisiconesti08com
 
cara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakitcara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakitRickson JD
 

En vedette (20)

Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasienJenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pengaturan posisi tubuh pada pasien
 
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
 
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
 
Paparan ppk dan panitia
Paparan ppk dan panitiaPaparan ppk dan panitia
Paparan ppk dan panitia
 
Positioning
PositioningPositioning
Positioning
 
Ppk
PpkPpk
Ppk
 
Konsep aktivitas
Konsep aktivitasKonsep aktivitas
Konsep aktivitas
 
13 pengadaan secara elektronik
13 pengadaan secara elektronik13 pengadaan secara elektronik
13 pengadaan secara elektronik
 
Latihan rentang gerak rom
Latihan rentang gerak romLatihan rentang gerak rom
Latihan rentang gerak rom
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
 
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasiKebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
 
Mobilisasi Fisik
Mobilisasi FisikMobilisasi Fisik
Mobilisasi Fisik
 
Jantung
JantungJantung
Jantung
 
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
 
Ppt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatanPpt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatan
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
 
Power point supervisi
Power point supervisiPower point supervisi
Power point supervisi
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
cara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakitcara mengangkat pesakit
cara mengangkat pesakit
 

Similaire à MENGATUR POSISI

Similaire à MENGATUR POSISI (20)

Pemenuhan kebutuhan mobilitas
Pemenuhan kebutuhan mobilitasPemenuhan kebutuhan mobilitas
Pemenuhan kebutuhan mobilitas
 
PNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisPNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvis
 
stretching exercise
stretching exercisestretching exercise
stretching exercise
 
PNF cervical
PNF cervicalPNF cervical
PNF cervical
 
1
11
1
 
Bodi mekanik dan posisi
Bodi mekanik dan posisiBodi mekanik dan posisi
Bodi mekanik dan posisi
 
Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA
Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA
Bodi mekanik dan posisi AKBID YKN RAHA
 
Positioning AKPER PEMKAB MUNA
Positioning AKPER PEMKAB MUNA Positioning AKPER PEMKAB MUNA
Positioning AKPER PEMKAB MUNA
 
Latihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas samLatihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas sam
 
Definisi rom
Definisi romDefinisi rom
Definisi rom
 
83143379-Rehabilitasi-Stroke.ppt
83143379-Rehabilitasi-Stroke.ppt83143379-Rehabilitasi-Stroke.ppt
83143379-Rehabilitasi-Stroke.ppt
 
PNF tungkai
PNF tungkaiPNF tungkai
PNF tungkai
 
Transport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligmentTransport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligment
 
Latihan ROM.pptx
Latihan ROM.pptxLatihan ROM.pptx
Latihan ROM.pptx
 
Positioning akbid paramata muna
Positioning akbid paramata muna Positioning akbid paramata muna
Positioning akbid paramata muna
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi   AKPER PEMKAB MUNA Ambulasi dan mobilisasi   AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Faktor persalinan
Faktor persalinanFaktor persalinan
Faktor persalinan
 
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 

Plus de haruna_06

Flip chart 1
Flip chart 1Flip chart 1
Flip chart 1haruna_06
 
Prosedur dan pelaksanaan
Prosedur dan pelaksanaanProsedur dan pelaksanaan
Prosedur dan pelaksanaanharuna_06
 
Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012haruna_06
 
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidratMetabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidratharuna_06
 
Organ pendengaran
Organ pendengaranOrgan pendengaran
Organ pendengaranharuna_06
 
Kelainan pendengaran
Kelainan pendengaranKelainan pendengaran
Kelainan pendengaranharuna_06
 
Gizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamilGizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamilharuna_06
 
Diet pada penyakit jantung power point presentation
Diet pada penyakit jantung power point presentationDiet pada penyakit jantung power point presentation
Diet pada penyakit jantung power point presentationharuna_06
 
Sistem reproduksi pada manusia 2
Sistem reproduksi pada manusia 2Sistem reproduksi pada manusia 2
Sistem reproduksi pada manusia 2haruna_06
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitusharuna_06
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaharuna_06
 

Plus de haruna_06 (12)

Flip chart 1
Flip chart 1Flip chart 1
Flip chart 1
 
Prosedur dan pelaksanaan
Prosedur dan pelaksanaanProsedur dan pelaksanaan
Prosedur dan pelaksanaan
 
Proses kep
Proses kepProses kep
Proses kep
 
Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012Istirahat tidur 2012
Istirahat tidur 2012
 
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidratMetabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat
 
Organ pendengaran
Organ pendengaranOrgan pendengaran
Organ pendengaran
 
Kelainan pendengaran
Kelainan pendengaranKelainan pendengaran
Kelainan pendengaran
 
Gizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamilGizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamil
 
Diet pada penyakit jantung power point presentation
Diet pada penyakit jantung power point presentationDiet pada penyakit jantung power point presentation
Diet pada penyakit jantung power point presentation
 
Sistem reproduksi pada manusia 2
Sistem reproduksi pada manusia 2Sistem reproduksi pada manusia 2
Sistem reproduksi pada manusia 2
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 

Dernier

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Dernier (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

MENGATUR POSISI

  • 1. MENGATUR POSISI NURAENI
  • 2. MENGATUR POSISI • Pasien yang mengalami gangguan fungsi sistem skeletal, saraf atau otot dan peningkatan kelemahan serta kekakuan biasanya membutuhkan bantuan perawat untuk memperoleh kesejajaran tubuh yang tepat ketika selama berada di tempat tidur atau duduk.
  • 3. TUJUAN MERUBAH MENGATUR POSISI: • Mencegah nyeri otot • Mengurangi tekanan • Mencegah kerusakan saraf dan pembuluh darah superfisial • Mencegah kontraktur • Mempertahankan tonus otot dan refleks • Memudahkan suatu tindakan baik medik maupun keperawatan.
  • 4. MACAM-MACAM POSISI • Sim’s • Fowler • Semi Fowler • Trendelenburg • Supine • Litotomy • Genupectoral • Dorsal recumbent.
  • 5. ALAT-ALAT BANTU YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGATUR POSISI TEPAT • 1 Bantal • Memberi sokongan tubuh dan ekstremitas, meninggikan beberapa bagian tubuh, membebat daerah insisi untuk mengurangi sakit pasca operasi • 2 Papan kaki/Footguard • Mempertahankan dorsofleksi pada kaki • 3 Trochanter roll • Mencegah rotasi luar pada tungkai ketika klien posisi supine • 4 Sanbag ( bantal pasir ) • Memberi sokongan dan bentuk struktur tubuh, membuat imobilisasi ektremitas, mempertahan kesejajaran tubuh spesifik
  • 6. LANJUAN • 5 Gulungan tangan ( hand roll ) • Mempertahankan ibu jari sedikit aduksi dan berlawanan pada jari, mempertahankan jari-jari tangan dalam posisi sedikit fleksi. • 6 Trapeze bar • Memampukan klien untuk mengangkat tubuh dari tempat tidur , memungkinkan klien berpindah dari tempat tidur ke kursi roda, memungkinkan klien melakukan latihan untuk menguatkan lengan bagian atas. • 7 Pagar tempat tidur • Memungkinkan klien lemah berguling dari sisi ke sisi lain atau duduk di atas tempat tidur • 8 Papan tempat tidur • Memberikan sokongan tambahan pada matras dan memperbaiki kesejajaran tulang vertebra.
  • 7. I . POSISI SIM’S ( SEMIPRONE) • Merupakan gabungan posisi miring dan prone (tengkurap) . Pada posisi ini lengan bawah ada dibelakang pasien dan lengan atas fleksi pada bahu dan siku, kedua kaki fleksi ke depan, tungkai atas lebih fleksi pada panggul dan lutut dibandingkan tungkai yang satunya.
  • 8. KEGUNAAN : • Pada pasien tidak sadar untuk mencegah aspirasi • Pada pasien lumpuh ( paraplegia atau hemiplegia) dapat mengurangi tekanan pada sakrum dan trohanter pada panggul. • Pada pasien yang akan mengalami pemeriksaan atau pengobatan daerah perineal.
  • 9.
  • 10. Masalah umum yang terjadi pada posisi Sim’s: • Fleksi lateral pada leher • Rotasi dalam, adduksi atau kurang sokongan di bahu dan panggul • Kurang sokongan di kaki • Kurang perlindungan dari titik penekanan di tulang illium, humerus, klavikula, lutut dan pergelangan kaki.
  • 11. II. POSISI SEMI FOWLER • Posisi semi fowler ( setengah duduk ) adalah posisi berbaring dengan menaikan kepala dan badan 30 -45 derajat . • Kegunaan : • Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.
  • 13. POSISI FOWLER • Posisi fowler adalah posisi berbaring dengan menaikan kepala dan badan 80 – 90 derajat . Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi dan eleminasi urine dan bowel. Sudut ketinggian kepala dan lutut serta lamanya klien berada pada posisi fowler dipengaruhi oleh penyakit dan kondisi pasien secara keseluruhan. Penyokong harus menjadikan pinggul maupun lutut fleksi, dan tepatnya kesejajaran garis vertebra servical, torakal, dan lumbal yang normal.
  • 14. Masalah umum yang sering terjadi : • 1. Meningkatnya fleksi servikal karena bantal di kepala terlalu tebal dan kepela terdorong ke depan. • 2. Ektensi lutut memungkinkan klien meluncur ke bagian kaki tempat tidur. • 3. Tekanan lutut bagian posterior, menurunkan sirkulasi ke kaki • 4. Rotasi luar pada pinggul • 5. Lengan mengantung di sisi klien tanpa disokong • 6. Kaki tidak tersokong • 7. Titik penekanan di sakrum maupun di tumit yang tidak terlindungi.
  • 15. III. Trendelenburg • Posisi bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki • Kegunaan : • Pada pasien yang mengalami shock • Pasien hypotensi.
  • 16.
  • 17. IV. POSISI LITOTOMY • Posisi pasien dalam keadaan terlentang dengan ke dua kaki diangkat, lutut di tekuk ke arah dada. • Kegunaannya untuk mempermudah saat persalinan.
  • 18.
  • 19. v. POSISI ORTHOPNEIC • Merupakan adaptasi dari posisi high fowler . Pasien duduk pada tempat tidur atau pinggir tempat tidur dengan sokongan meja di samping tempat tidur lebih tinggi dari tempat tidur. Kegunaan memperbaiki respirasi karena pelebaran rongga dada maksimal terutama pada pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan udara pernapasan.
  • 20.
  • 21. VI. POSISI Dorsal recumbent. • Posisi pasien dengan posisi terlentang dengan kedua kaki /tungkai di tekuk, sedikit direnggangkan dan kedua kaki menapak pada kasur. Kegunaan sikap ini untuk memudahkan pemeriksaan palpasi daerah perut, rektal touch, vagina touch , memudahkan pelaksanaan prosedur keperawatan seperta : pemasangan kateter wanita , vulva hygiene .
  • 22.
  • 23. VII. POSISI SUPINE • Posisi terlentang hubungan antar bagian tubuh pada dasarnya sama dengan kesejajaran berdiri yang baik kecuali tubuh berada pada potongan horizontal. • Tujuan nya memberikan garis lurus pada tulang belakang sesuai dengan posisi yang sebenarnya. • Indikasi : • Klien dengan posisi post spinal anestesi • Klien dengan operasi tulang belakang • Posisi alternatif untuk klien yang bedrest. •
  • 24.
  • 25. VIII. POSISI TELUNGKUP ( PRONE ) • Klien berada dalam posisi telungkup adalah berbaring dengan wajah menghadap ke bawah , kepala miring kesalah satu sisi .Keuntunan ini membuat panggul dan lutut ektensi penuh. • Keguaan : • Menghindari kontraktur • Memudahkan drainage mulut : khusus pada pasien tdk sadar yang telah menjalani operasi mulut atau tenggorokan. Posisi ini tidak boleh dilakukan pada paien gangguan leher dan lumbal .
  • 26. • Masalah yang sering terjadi ; • Hyperekstensi leher • Hyperekstens spinal lumbal • Plantarfleksi pergelangan kaki • Titik penekanan di dagu ,siku, pinggul, lutut, dan jarijari kaki tidak terlindungi • .
  • 27. Keguanaan : • Mengurangi lordosis dan memperbaiki susunan tulang belakang. • Membantu mengurangi tekanan pada sakrum dan bokong. • Nyaman bagi pasien yang mengalami defisit sensori dan motorik
  • 28. X. Posisi Genupektoralis • Posisi tubuh kepala lebih rendah dari tubuh , panggul /bokong diatas disokong oleh kaki /paha dengan lutut kaki datar sejajar dengan kepala. • Keguaannya : • untuk mempermudah dalam pemeriksaan daerah rektum, upaya untuk membantu rotasi /perputaran posisi bayi letak sungsang.
  • 29.
  • 30. IX POSISI MIRING/ LATERAL • Sikap pasien miring pada salah satu sisi tubuh, dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. Kesejajaran tubuh harus sama ketika berdiri. Contohnya , struktur tulang belakang harus tetap dipertahankan, kepala disokong pada garis tengah tubuh, dan rotasi tulang belakang harus dihindari.
  • 31.
  • 32. Masalah yang umum terjadi pada posisi miring : • Fleksi lateral pada leher • Lengkung tulang belakang keluar dari kesejajaran tubuh normal. • Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam, adduksi, atau tidak disokong • Kurangnya sokongan • Titik penekanan di telinga, tulang illium, lutut, dan pergelangan kaki kurang terlindungi.