SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Laporan Praktikum Hari, tanggal : Rabu, 25 Februari 2015
Teknologi Bioindustri Dosen : Dr.Ir.Prayoga Suryadarma, M.T
TIN 330 Golongan : P1
Asisten :
1. Iis Solihat (F34110045)
2. Ahmad Muhaimin (F34110069)
KINETIKA REAKSI ENZIMATIS (Enzim α-amilase)
Disusun Oleh :
M. Fendi Wiranata (F34120005)
Ita (F34120010)
Hanik Atus Sangadah (F34120019)
Herfina Novita Dewi (F34120020)
Helma Yoga Utami (F34120027)
Rifqi Fakhirin (F34120032)
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa yang berfungsi sebagai biokatalisator yakni
dapat mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi. Enzim bekerja secara spesifik
pada satu senyawa atau satu reaksi kimia tertentu. Seperti halnya enzim α-amilase
hanya dapat digunakan dalam proses perombakan pati menjadi glukosa, dengan
cara menghidrolisis pati secara acak dengan memutus ikatan glikosidik.
Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain suhu, pH,
dan substrat. Enzim akan bekerja secara optimal sampai mencapai batas suhu dan
pH optimalnya. Hal tersebut karena enzim merupakan protein yang dapat
mengalami perubahan bentuk pada kondisi yang tidak sesuai. Begitu pula dengan
substrat, semakin tinggi konsentrasi substrat, kinerja enzim semakin optimal sampai
mencapai kejenuhan. Enzim yang diujikan dalam praktikum adalah enzim α-
amilase yang memiliki pH optimum 7.00 dan suhu optimumnya 90-95oC, dengan
berbagai konsentrasi substrat yang digunakan. Dengan demikian, dapat diketahui
konsentrsai substrat optimum yang dapat dihidrolisis oleh enzim α-amilase.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari kinetika reaksi enzimatik enzim
α-amilase terhadap substrat amilum dan menghitung Km dan Vmax enzim.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum antara lain water bath (90-95oC),
spektrofotometer, tabung reaksi, gelas ukur, bekker gelas, sudip, neraca, vortex,
stop watch, dan erlenmeyer. Bahan yang digunakan meliputi enzim α-amilase,
substrat (larutan amilum) dengan konsentrasi 0.1%, 0.2 %, 0.3%, 0.4%, dan 0.5%,
buffer fosfat sitrat pH 7.00 50 mM, standar glukosa, larutan DNS, dan aquades.
Metode
Pembuatan Kurva Standar
Standar glukosa dibuat dengan menyiapkan larutan glukosa murni dengan
konsentrasi 0.0-0.35 mg/ml dengan selang 0.05. sebanyak 1 ml dari masing-masing
larutan glukosa murni dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml
pereaksi DNS. Larutan divortex untuk homogenisasi kemudian dipanaskan dalam
air mendidih selama tepat 5 menit. Blanko dibuat dengan mengganti sampel dengan
aquades dan diperlakukan sama. Setelahbitu, absorbansinya diukur pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang (λ) 550 nm. Kurva standar dibuat
dengan memplotkan data konsentrasi glukosa murni (sumbu X) versus
absorbansinya (usmbu Y).
Pengukuran Kecepatan Reaksi Enzim α-amilase terhadap Substrat Amilum
pada Beberapa Konsentrasi Substrat
Sebanyak 10 ml substrat amilum dengan konsentrasi 0.1%, 0.2%, 0.3%,
0.4%, dan 0.5% dibuat dengan melarutkan amilum sesuai konsentrasi pada buffer
fosfat sitrat pH 7.00. substrat lalu diinkubasi pada suhu 90-95oC. Pada masing-
masing tabung substrat ditambahkan 0.1 ml larutan enzim dan 0.9 ml buffer
kemudian dipanaskan pada suhu 90-95oCselama 5 menit. Campuran enzim substrat
diinkubasi kembali pada suhu 90-95oC dansetiap 5 menit diambil sampel sebanyak
1 ml, lakukan selama 30 menit. Sampel tersebut ditambahkan 3 ml DNS kemudian
di vortex untuk homogenisasi, lalu dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit.
Absorbansinya lalu diukur pada λ 550 nm. Kadar glukosa yang terbentuk dari hasil
hidrolisis enzim terhadap substrat amilum diukur dengan memplotkan absorbansi
pada kurva standar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
(terlampir)
Pembahasan
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan
sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Enzim
memiliki suatu ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan (Juryatin 1997).
Enzim yang ada terdiri dari enzim eksogenik dan enzim endogenik. Setiap enzim
memiliki fungsi dan karkteristik masing-masing. Pada laporan ini, akan dibahas
mengenai enzim α-amilase.
Enzim α-amilase merupakan suatu enzim yang banyak ditemukan pada
berbagai organisme seperti tumbuh-tumbuhan, hewan maupun manusia. Enzim α-
amilase banyak dihasilkan oleh mikroorganisme karena banyak terlibat dalam
metabolisme karbohidrat. Enzim α-amilase berfungsi untuk mengkatalisis
pemecahan atau hidrolisis senyawa pati menjadi gula sederhana yang larut dalam
air (Sari 2004). Enzim α-amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang
merombak pati, glikogen dan polisakarida yang lain. α-amilase memotong rantai
polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Enzim α-
amilase merupakan suatu polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa
yang saling berikatan membentuk rantai lurus (Mongomeri 1993).
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawa intermediet melalui suatu reaksi kimia organik yang
membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia
terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi dan membutuhkan
waktu lama. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini karena
perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Seperti hal nya enzim α-
amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa
(Mongomeri 1993). Cara kerja enzim α-amilase adalah memecah molekul amilum
menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa. Amilum
merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Dalam
proses hidrolisis amilum melalui beberapa tahap yaitu pembentukan amilo-dekstrin
dan amilum, kemudian menjadi eritro-dekstrin yang selanjutnya menjadi akro-
dekstrin dan terakhir manjadi maltosa (glukosa) (Mongomeri 1993)
Enzim α-amilase mempunyai beberapa sifat yaitu pertama, ketika di dalam
larutan pati, kehilangan daya viskositas yang lebih cepat. Kedua, warna iodine akan
lebih cepat hilang. Ketiga, proses produksi maltosa lebih lambat. Keempat, tidak
memproduksi glukosa. Kelima, suhu tinggi dan konsntrasi enzim yang tinggi akan
mempercepat proses kerja dari viskositas dan perubahan warna iodine.
Glukosa adalah suatu aldosa, aldoheksa atau dektrosa yang mempunyai sifat
dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Prinsip pengukuran kecepatan
reaksi enzim α-amilase terhadap substrat amilum yaitu dengan membandingkan
nilai absorbansi dengan lama waktu pemanasan, dengan memplotkan data tersebut
pada grafik melalui tabel. Larutan amilum yang digunakan memiliki konsentrasi
yang berbeda-beda yaitu menggunakan konsentrasi 0.1 %, 0.2%, 0.3%, 0.4%, dan
0.5%. Dari kelima jenis larutan tersebut dibandingkan nilai absorbansi berdasarkan
nilai absorbansi dan lama waktu pemanasan. Kecepatan reaksi enzim dapat dilihat
dengan mencari kemiringan kurva pada grafik, sehingga dapat diketahui perbedaan
kecepatan reaksi enzim yang dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dan lama waktu
pemanasan. Kurva standar merupakan kurva yang menggambarkan hubungan
antara laju reaksi, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat. Kurva standar jika
digambarkan akan lebih mirip dengan kurva linier. Metode ini hanya akan linier
jika konsentrasi larutan standar maupun sampel yang digunakan kecil (Rosenberg
2004).
Berdasarkan sifat dari kerja enzim yaitu konsentrasi zat, konsentrasi glukosa
yang terbentuk dipengaruhi oleh banyaknya konsentrasi amilum. Semakin tinggi
konsentrasi dari amilum maka reaksi hidrolisis perubahan amilum menjadi gula
sederhana menjadi lebh cepat. Proses hidrolisis amilum menjadi glukosa oleh enzim
α-amilase dapat diukur kecepatan reaksinya dalam satuan mmol/menit. Semakin
lama waktu yang digunakan dalam proses hidrolisis tersebut, maka konsentrasi
glukosa akan semakin tinggi. Dengan metode DNS, maka konsentrasi glukosa akan
semakin tinggi dan akan terlihat sesuai dengan nilai absorbansinya. Semakin lama
waktu untuk hidrolisis, maka konsentrasi dari glukosa akan semakin bertambah.
Semakin bertambah konsentrasi glukosa maka nilai absorbansinya akan semakin
tinggi.
Semakin lama waktu hidrolisis juga semakin banyak pati yang dipecah
menjadi glukosa. Apabila konsentrasi enzim semakin tinggi hingga mencapai
kondisi optimum maka aktivitas enzim dalam proses hidrolisis semakin besar. Hal
ini disebabkan oleh masih adanya kemampuan enzim untuk mengubah pati menjadi
glukosa. Namun, semakin lama waktu, dan bertambahnya konsentrasi enzim hingga
melampaui kondisi optimum, menyebabkan yield glukosa yang dihasilkan menurun
dikarenakan kemampuan enzim untuk mengubah pati menjadi glukosa semakin
menurun (Jamilatun et al 2004).
Grafik kecepatan reaksi enzim α-amilase merupakan grafik yang
menunjukan suatu nilai regresi linear. Jika suatu nilai regresi linear mendekati nilai
satu maka data tersebut semakin valid. Kecepatan reaksi enzim α-amilase
dipengaruhi oleh nilai dari konsentrasi glukosa berdasarkan konsentrasi amilum dan
waktu. Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi kadar substrat.
Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengan jumlah enzim yang tetap
akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum. Penambahan
substrat berikutnya tidak akan menambah kecepatan reaksi (Page 1981).
Konsentrasi glukosa akan semakin meningkat secara konstan terhadap
perubahan waktu. Hal tersebut terjadi karena adanya reaksi enzimatis α-amilase
yang merubah substrat menjadi gula sederhana (Wirahadikusumah 1989). Semakin
tinggi konsentrasi glukosa maka akan semakin banyak gelombang spektrofotometri
yang diserap oleh larutan sehingga nilai absorbannyapun semakin tinggi dan
cenderung membentuk garis linear. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin
banyak gula pereduksi yang menunjukkan indikasi aktivitas enzim pereduksi pada
larutan gula tersebut.
Waktu pemanasan berpengaruh terhadap aktivitas dan intensitas enzim,
semakin lama waktu pemanasan, intensitas warnanya akan semakin gelap karena
aktivitas enzim akan semakin turun setelah mencapai waktu optimal. Setelah
mencapai waktu optimal, enzim akan memecah sehingga aktivitasnya berhenti yang
ditandai dengan warna larutan yang semakin gelap. Konsentrasi dan lama
pemanasan sangat berpengaruh terhadap kinetika enzim yang ditunjukkan dengan
nilai absorbansi. semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang
dibutuhkan untuk suatu reaksi semakin cepat sampai enzim mengalami kejenuhan.
Semakin tinggi konsentrasi amilum yang digunakan maka konsentrasi gula yang
dihasilkan juga akan semakin tinggi dengan bertambahnya waktu
(Wirahadikusumah 1989). Kecepatan reaksi enzim α-amilase dipengaruhi oleh
konsentrasi tertentu amilum berdasarkan waktu per menit. Pada konsentrasi substrat
yang rendah, kenaikan substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis
hampir secara linier yang berbanding lurus dengan waktu pemanasan sampai
mencapai waktu optimum. Jika konsentrasi substrat tinggi, maka peningkatan
kecepatan reaksi enzimatis akan semakin menurun sejalan dengan peningkatan
jumlah substratnya hingga mengalami penjenuhan.
Nilai absorbansi berbanding lurus dengan warna, semakin pekat warna yang
dihasilkan akan memiliki nilai absorbansi samakin tinggi. Warna yang dihasilkan
bagian dari kinerja enzim α-amilase dalam menghidrolisis amilum, suhu optimum
akan menghasilkan kinerja enzim α-amilase yang baik. Menurut Hafiz Soewoto
(2000), suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak
dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu, enzim mulai bekerja sebagian dan mencapai
suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah enzim
yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi
enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum. Enzim dalam tubuh manusia
mempunyai suhu optimum sekitar 37° C. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif
pada pemanasan sampai ± 60°C, karena terjadi denaturasi. Pada pengujian suhu
yang digunakan diatas suhu 60oC di dalam penangas air, namun hal ini diimbangi
dengan penambahan buffer sehingga enzim α-amilase mampu bekerja pada suhu
diatas suhu optimum. Berdasarkan data tabel nilai absorbansi menunjukan bahwa
semakin lama waktu pemanasan untuk enzim α-amilase bekerja maka sekamin
tinggi nilai absorbansi yang diperoleh. Jika nilai absorbansi semakin tinggi maka
wαarna yang dihasilkan semakin pekat. Hal ini menunjukan bahwa enzim α-
amilase mengalami kinerja yang meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
pada selang waktu 5 menit.
Selain dipengaruhi oleh suhu, kinerja enzim α-amilase dipengeruhi pula
oleh konsentrasi amilum. Menurut Mohamad Sadikin (2002), pada suatu reaksi
enzimatik bila konsentrasi substrat diperbesar, sedangkan kondisi lainnya tetap,
maka kecepatan reaksi (v) akan meningkat sampai suatu batas kecepatan
maksimum (V). Pada titik maksimum enzim α-amilase akan jenuh terhadap
substrat. Dalam suatu reaksi enzimatik, enzim akan mengikat substrat membentuk
kompleks enzim-substrat [ES], kemudian kompleks ini akan terurai menjadi [E]
dan produk [P]. Makin banyak kompleks [ES] terbentuk, makin cepat reaksi
berlangsung sampai batas kejenuhan [ES]. Pada konsentrasi substrat [S] melampaui
batas kejenuhan kecepatan reaksi akan konstan. Dalam keadaan itu seluruh enzim
sudah berada dalam bentuk kompleks E-S. Penambahan jumlah substrat tidak
menambah jumlah kompleks E-S.
Pengamatan menunjukan waktu 30 menit rata-rata menghasilkan nilai
absorbansi terbesar pada setiap konsentrasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari
pengamatan menunjukan produk (glukosa) pada amilum dengan konsentrasi 0,5%
memiliki nilai maksimum dan memiliki nilai absorbansi yang paling besar.
Semakin besar nilai absorbansi berarti warna yang dihasilkan semakin pekat.
Tabel 1 merupakan tabel kurva standar yang menunjukkan konsentrasi
glukosa murni (sumbu X) terhadap nilai absorbansinya (sumbu Y). Hasil
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi glukosa maka nilai
absorbansinya akan semakin besar pula. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
glukosa berbanding lurus dengan nilai absorbansi sehingga keberadaan glukosa
(konsentrasi) dalam suatu larutan ditunjukkan dengan adanya nilai absorbansi.
Dalam praktikum kali ini, glukosa dihasilkan dari hidrolisis amilum sehingga
semakin besar amilum yang terhidrolisis oleh amilase menjadi glukosa maka nilai
absorbansinya akan semakin besar. Harga koefisien relasi (nilai r) yang mendekati
1 (0,995) menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa murni dengan nilai
absorbansi semakin linier sehingga nilai absorbansi mewakili konsentrasi glukosa
murni. Oleh karena itu, tabel 1 dapat dijadikan sebagai tabel kurva standar.
Tabel 2 menunjukkan nilai absorbansi yang dihidrolisis oleh amilase pada
konsentrasi amilum yang berbeda berdasarkan pertambahan waktu per 5 menit
mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-30. Berdasarkan tabel absorbansi, sebagian
besar nilai absorbansi bertambah dengan bertambahnya waktu walaupun per 5
menitnya terdapat penurunan nilai absorbansi. Begitu pula dengan bertambahnya
konsentrasi terhadap nilai absorbansi. Sebagian besar nilai absorbansi bertambah
seiring dengan bertambahnya konsentrasi amilum. Pada beberapa konsentrasi yang
lebih kecil nilai absorbansi yang dihasilkan lebih besar di awal waktu dibandingkan
dengan konsentrasi yang lebih besar. Namun, di akhir waktu menunjukkan bahwa
sebagian besar nilai absorbansi lebih besar pada konsentrasi yang besar pula.
Konsentrasi amilum yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 0,1%;
0,2%; 0,3%; 0,4%; serta 0,5% dengan waktu pengambilan sampel pada menit ke-
0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit. Grafik perubahan konsentrasi gula yang
dihasilkan pada konsentrasi amilum 0,2%; 0,3%; 0,4% dan 0,5% saat praktikum
tidak terjadi secara konstan dan cenderung fluktuatif. Namun pada konsentrasi
amilum 0,1% perubahan konsentrasi glukosa terhadap waktu berubah tidak terlalu
spesifik dari waktu kewaktu dan hanya terjadi peningkatan tajam pada menit ke-30.
Hasil yang fluktuatif tersebut menunjukan bahwa data yang diperoleh kurang
akurat. Seharusnya semakin tinggi konsentrasi amilum yang digunakan maka
konsentrasi gula yang dihasilkan juga akan semakin tinggi dengan bertambahnya
waktu (Wirahadikusumah 1989). Perubahan konsentrasi gula yang fluktuatif
terhadap waktu pada konsentrasi amilum yang berbeda dapat disebabkan karena
larutan amilum awal yang dibuat dengan konsentrasi 10% tidak melarutkan amilum
dan air secara sempurna, sehingga konsentrasi amilum yang berada pada bagian
bawah larutan lebih tinggi dibandingkan dengan larutan bagian atas. Hal itu
menyebabkan larutan amilum yang terambil berbeda konsentrasinya dan membuat
hasil pengamatan menjadi kurang akurat.
Tabel 3 merupakan besarnya nilai konsentrasi glukosa hasil hirolisis oleh
amilase dengan konsentrasi amilum yang berbeda terhadap perubahan waktu per 5
menit mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-30. Pada semua konsentrasi di
keseluruhan selang waktu menunjukkan peningkatan konsentrasi hasil hidrolisis
dari awal hingga akhir waktu. Walaupun demikian terdapat penurunan konsentrasi
glukosa hasil hidrolisis di beberapa selang waktu, namun tidak mempengaruhi
peningkatan nilai konsentrasi glukosa hasil hidrolisis dari awal hingga akhir waktu.
Berbeda dengan tabel nilai absorbansi, nilai konsentrasi glukosa tidak menunjukkan
peningkatan pada saat peningkatan konsentrasi amilum. Namun, pada konsentrasi
yang lain, peningkatan konsentrasi amilum menyebabkan peningkatan nilai
konsentrasi glukosa yang dihidrolisis oleh amilase.
PENUTUP
Simpulan
Enzim merupakan biokatalisator yang bekerja secara spesifik terhadap
substrat tertentu. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, antara
lain pH, suhu, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat. Konsentrasi dan lama
inkubasi berpengaruh terhadap kinetika enzim yang ditunjukkan dengan nilai
absorbansi yang terus meningkat seiring dengan semakin tingginya konsentrasi dan
semakin lama nya waktu inkubasi sampai mencapai kejenuhan. Semakin tinggi
konsentrasi enzim, maka kerja waktu yang dibutuhkan semakin cepat sampai enzim
mengalami kejenuhan. Hasil pengamatan menunjukkan nilai absorbansi yang
dihasilkan tidak terus meningkat melainkan fluktuatif sehingga grafik yang
dihasilkan tidak menunjukkan garis linier. Namun, secara umum konsentrasi
substrat yang semakin tinggi mampu meningkatkan kinetika enzim yang terlihat
dari nilai absorbansinya. Semakin lama waktu pemanasan, intensitas warnanya
akan semakin gelap karena aktivitas enzim akan semakin turun setelah mencapai
waktu optimal. Setelah mencapai waktu optimal, enzim akan memecah sehingga
aktivitasnya berhenti yang ditandai dengan warna larutan yang semakin gelap.
Enzim yang digunakan dalam praktikum adalah enzim α-amilase yang
bekerja secara spesifik terhadap pati yakni menghidrolisis atau merombak pati
menjadi glukosa. Kurva standar dibuat untuk melihat hubungan konsentrasi glukosa
dengan nilai absorbansinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kurva standar
yang dibuat sudah valid dan dapat dijadikan acuan. Hal tersebut dibuktikan dengan
harga koefisien relasi (nilai r) yang mendekati 1 (0,995) dan menunjukkan bahwa
hubungan antara konsentrasi glukosa murni dengan nilai absorbansi semakin linier
sehingga nilai absorbansi mewakili konsentrasi glukosa murni.
Saran
Sebaiknya instruksi mengenai praktikum selanjutnya diperjelas lagi sehingga
kesalahpahaman dalam melakukan pekerjaan dapat diminimalisir. Akan lebih baik
apabila semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam keadaan siap pakai dan
dalam kondisi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Jamilatun, S., Sumiyati, Y. dan Handayani, R. N., (2004), “Pengambilan Glukosa
dari Tepung Biji Nangka dengan cara Hidrolisis Enzimatik Kecmbah
Jagung”, Prosiding Seminar Nasional Rekayasa kimia dan Proses, pp. 1-5.
Juryatin. 1997. Peran Enzim Amilase pada Tubuh Manusia.
http://www.docstoc.com (1 Maret 2015).
Mongomeri, Rex. 1993. Biokimia Jilid I. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Page D. 1981. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta (ID) : Erlangga.
Rosenberg IM.2004.Protein Analysis and Purification: Benchtop techniques.
Boston US : Massachusetts General Hospital.
Sadikin, Mohamad. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta (ID): Widya Medika.
Soewoto, Hafiz, dkk. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta (ID):
Widya Medika.
Sari, L.D.A. 2004. http://eprints.undip.ac.id. Hubungan Aktivitas Enzim Amilase
dengan Perkecambahan pada Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L) Marill)
yang Berbeda. FMIPA UNDIP (1 Maret 2015).
Wirahadikusumah M. 1989. Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam nukleat.
Bandung (ID) : ITB.
LAMPIRAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Kurva Standar
konsentrasi
konsentrasi glukosa
murni (x) vs
absorbansi (y)
0 0
0,05 0,189
0,1 0,237
0,15 0,352
0,2 0,456
0,25 0,581
0,3 0,691
0,35 0,846
a = 0.02 y= a+bx
b = 2.278 y= 0.02 + 2.278x
r = 0.995
r2 = 0.991
Grafik Kurva Standar
y = 2.2781x + 0.0203
R² = 0.9908
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0 0.1 0.2 0.3 0.4
ABSORBANSI
KONSENTRASI
kurva standar
kurva standar
Linear (kurva
standar)
Tabel 2. Absorbansi bebrapa konsentrasi amilum yang dishidrolisis amilase
Waktu (Menit)
Absorbansi ƛ 550 nm
Amilum
0,1%
Amilum
0,2%
Amilum
0,3%
Amilum
0,4%
Amilum
0,5%
0 0,19 0,66 0,44 0,025 0,24
5 0,2 0,142 0,181 0,277 0,218
10 0,19 0,218 0,132 0,45 0,415
15 0,2 0,172 0,57 0,26 0,311
20 0,15 0,72 0,22 -0,007 0,104
25 0,24 0,23 0,18 0,043 0,32
30 0,61 0 0,716 0,758 0,1739
Grafik Hubungan Absorbansi terhadap Waktu
y = 0.0093x + 0.115
R² = 0.3977
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 10 20 30 40
Absorbansi
Waktu
Absorbansipada amilum 0,1%
absorbansi pada
amilum 0,1%
Linear (absorbansi
pada amilum 0,1%)
y = -0.0045x + 0.4059
R² = 0.0407
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 10 20 30 40
absorbansi
waktu
Absorbansipada amilum 0,2%
Absorbansi pada
amilum 0,2%
Linear (Absorbansi
pada amilum 0,2%)
y = 0.0065x + 0.2505
R² = 0.0955
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 10 20 30 40
absorbansi
waktu
absorbansipada amilum 0,3%
Absorbansi pada
amilum0,3%
Linear (Absorbansi
pada amilum0,3%)
y = 0.0091x + 0.1215
R² = 0.1266
-0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 10 20 30 40
absorbansi
waktu
Absorbansipada amilum 0,4%
Absorbansi pada
amilum 0,4%
Linear (Absorbansi
pada amilum 0,4%)
y = -0.0022x + 0.2873
R² = 0.05210
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0 10 20 30 40
absorbansi
waktu
Absorbansipada amilum 0,5%
Absorbansi pada
amilum 0,5%
Linear (Absorbansi
pada amilum 0,5%)
Tabel 3. Konsentrasi Glukosa
Waktu (Menit)
Konsentrasi glukosa ƛ 550 nm
Amilum
0,1%
Amilum
0,2%
Amilum
0,3%
Amilum
0,4%
Amilum
0,5%
0 0,074626866 2,302158273 0,000184372 0,002194908 0,096575944
5 0,079016681 0,438848921 7,0676E-05 0,112818262 0,086918349
10 0,074626866 0,712230216 4,91659E-05 0,188762072 0,173397717
15 0,079016681 0,54676259 0,00024144 0,105355575 0,127743635
20 0,057067603 2,517985612 8,77963E-05
-
0,011852502 0,036874451
25 0,096575944 0,755395683 7,02371E-05 0,010096576 0,131694469
30 0,258999122
-
0,071942446 0,000305531 0,323968393 0,067559263
Grafik Konsentrasi Glukosa dengan Waktu
y = 0.0041x + 0.0416
R² = 0.3977
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0 10 20 30 40
Konsentrasiglukosa
Waktu (Menit)
Konsentrasiglukosa pada amilum 0,1%
Konsentrasi Glukosa
pada amilum 0,1%
Linear (Konsentrasi
Glukosa pada amilum
0,1%)
y = -0.002x + 0.1692
R² = 0.0407
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0 10 20 30 40
Konsentrasiglukosa
Waktu
Konsentrasiglukosa pada amilum0,2%
Konsentrasi glukosa
pada amilum 0,2%
Linear (Konsentrasi
glukosa pada amilum
0,2%)
y = 0.0029x + 0.1011
R² = 0.0955
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0 10 20 30 40
konsentrasiglukosa
waktu
Konsentrasiglukosa pada amilum 0,3%
Konstrasi glukosa pada
amilum 0,3%
Linear (Konstrasi
glukosa pada amilum
0,3%)
Tabel 3. Slope
S V 1/S 1/V
0,1 0,0041 10 243,902439
0,2 -0,002 5 -500
0,3 2,90E-03 3,333333333 344,8275862
0,4 0,004 2,5 250
0,5 -0,001 2 -1000
y = 0.004x + 0.0444
R² = 0.1266-0.05
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0 10 20 30 40
konsentrasiglukosa
waktu
Konsentrasiglukosa pada amilum 0,4%
Konsentrasi glukosa
pada amilum0,4%
Linear (Konsentrasi
glukosa pada
amilum0,4%)
y = -0.001x + 0.1172
R² = 0.0521
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.2
0 10 20 30 40
konsentrasiglukosa
waktu
Konsentrasiglukosa pada amilum 0,5%
konsentrasi glukosa
pada amilum 0,5%
Linear (konsentrasi
glukosa pada amilum
0,5%)
Grafik hubungan 1/V dengan 1/S
hasil nilai satuan
Vmax
-
0,002332035 ppm/menit
Km 22,59229029
y = 64.94x - 428.81
R² = 0.1265
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
0
200
400
600
0 5 10 15
1/V
1/S
Hubungan 1/V terhadap 1/S
Hubungan 1/V
terhadap 1/S
Linear (Hubungan 1/V
terhadap 1/S)
2. Logbook Kinerja Kelompok 1 (satu)
Nama/NIM Kegiatan Tanda Tangan
M. Fendi Wiranata
F34120005
Membuat stock larutan enzim α-
amilase dengan buffer fosfat sitrat ph
7.00, laporan konten 5.
Ita
F34120010
Menginkubasi amilum,
membereskan alat, laporan konten 3.
Hanik Atus
Sangadah
F34120019
Menginkubasi amilum, mengukur
absorbansi (spektrofotometer),
laporan konten 1, membuat rekapan
data.
Herfina Novita Dewi
F34120020
Pengingat waktu inkubasi dan
menginkubasi amilum, membereskan
alat, laporan konten 2.
Helma Yoga Utami
F34120027
Menyiapkan larutan DNS, pengingat
waktu pemanasan, mengukur
absorbansi (spektrofotometer),
laporan konten 4 dan finishing.
Rifqi Fakhirin
F34120032
Membuat stock larutan amilum,
melakukan pemanasan, laporan
konten 6 (bahas data)

Contenu connexe

Tendances

High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)muhlisun_azim
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSyarif Hamdani
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...anandajpz
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Ani Suyono
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...guest1fb560
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 

Tendances (20)

Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...
Pada Titrasi Digunakan Indikator Kanji Yang Berbentuk Ion Komplek Berwarna Bi...
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 

En vedette

Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Sii AQyuu
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin bAnnisa Nurul Chaerani
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
Koenzim 1
Koenzim 1Koenzim 1
Koenzim 1u_susi
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidratMifta Rahmat
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
macam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAP
macam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAPmacam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAP
macam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAPArwinAr
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 

En vedette (12)

Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Koenzim 1
Koenzim 1Koenzim 1
Koenzim 1
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
 
Enzim dan koenzim
Enzim dan koenzimEnzim dan koenzim
Enzim dan koenzim
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
macam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAP
macam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAPmacam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAP
macam-macam enzim dan peranannya TERLENGKAP
 
Kinetika reaksi
Kinetika reaksiKinetika reaksi
Kinetika reaksi
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
materi BIOKIMIA ENZIM
materi BIOKIMIA ENZIMmateri BIOKIMIA ENZIM
materi BIOKIMIA ENZIM
 

Similaire à kinetika reaksi enzimatis

Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhanLaporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhanYeni Kurnia
 
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim AmobilPerc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobilmery gita
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimBojey Peskins
 
Laporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilaseLaporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilasedelvisakmarani
 
Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan ReaksiPengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan ReaksiArdi Setyo W
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
 
Aplikasi enzim glukosa oksidase
Aplikasi enzim glukosa oksidaseAplikasi enzim glukosa oksidase
Aplikasi enzim glukosa oksidasegrachea aeryndhien
 
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari patiAktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari patiawarisusanti
 
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayantiTugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayantiTri Asmayanti
 
Kelompok 7 - Transformasi Biotik.pptx
Kelompok 7 - Transformasi Biotik.pptxKelompok 7 - Transformasi Biotik.pptx
Kelompok 7 - Transformasi Biotik.pptxDiva690935
 
Enzim (autosaved)
Enzim (autosaved)Enzim (autosaved)
Enzim (autosaved)Dewi Resmi
 

Similaire à kinetika reaksi enzimatis (20)

Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhanLaporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
 
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim AmobilPerc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
Perc 2 Retensi Aktivitas Enzim Amobil
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzim
 
Laporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilaseLaporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilase
 
Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan ReaksiPengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
 
Aplikasi enzim glukosa oksidase
Aplikasi enzim glukosa oksidaseAplikasi enzim glukosa oksidase
Aplikasi enzim glukosa oksidase
 
Dns
DnsDns
Dns
 
Per 1
Per 1Per 1
Per 1
 
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari patiAktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati
 
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayantiTugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Kelompok 7 - Transformasi Biotik.pptx
Kelompok 7 - Transformasi Biotik.pptxKelompok 7 - Transformasi Biotik.pptx
Kelompok 7 - Transformasi Biotik.pptx
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Alkohol. second
Alkohol. secondAlkohol. second
Alkohol. second
 
Enzim (autosaved)
Enzim (autosaved)Enzim (autosaved)
Enzim (autosaved)
 
9. 082013 57-62
9. 082013 57-629. 082013 57-62
9. 082013 57-62
 
Pengaruh ph
Pengaruh phPengaruh ph
Pengaruh ph
 

Dernier

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 

Dernier (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

kinetika reaksi enzimatis

  • 1. Laporan Praktikum Hari, tanggal : Rabu, 25 Februari 2015 Teknologi Bioindustri Dosen : Dr.Ir.Prayoga Suryadarma, M.T TIN 330 Golongan : P1 Asisten : 1. Iis Solihat (F34110045) 2. Ahmad Muhaimin (F34110069) KINETIKA REAKSI ENZIMATIS (Enzim α-amilase) Disusun Oleh : M. Fendi Wiranata (F34120005) Ita (F34120010) Hanik Atus Sangadah (F34120019) Herfina Novita Dewi (F34120020) Helma Yoga Utami (F34120027) Rifqi Fakhirin (F34120032) DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang Enzim merupakan senyawa yang berfungsi sebagai biokatalisator yakni dapat mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi. Enzim bekerja secara spesifik pada satu senyawa atau satu reaksi kimia tertentu. Seperti halnya enzim α-amilase hanya dapat digunakan dalam proses perombakan pati menjadi glukosa, dengan cara menghidrolisis pati secara acak dengan memutus ikatan glikosidik. Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain suhu, pH, dan substrat. Enzim akan bekerja secara optimal sampai mencapai batas suhu dan pH optimalnya. Hal tersebut karena enzim merupakan protein yang dapat mengalami perubahan bentuk pada kondisi yang tidak sesuai. Begitu pula dengan substrat, semakin tinggi konsentrasi substrat, kinerja enzim semakin optimal sampai mencapai kejenuhan. Enzim yang diujikan dalam praktikum adalah enzim α- amilase yang memiliki pH optimum 7.00 dan suhu optimumnya 90-95oC, dengan berbagai konsentrasi substrat yang digunakan. Dengan demikian, dapat diketahui konsentrsai substrat optimum yang dapat dihidrolisis oleh enzim α-amilase. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari kinetika reaksi enzimatik enzim α-amilase terhadap substrat amilum dan menghitung Km dan Vmax enzim. METODOLOGI Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum antara lain water bath (90-95oC), spektrofotometer, tabung reaksi, gelas ukur, bekker gelas, sudip, neraca, vortex, stop watch, dan erlenmeyer. Bahan yang digunakan meliputi enzim α-amilase, substrat (larutan amilum) dengan konsentrasi 0.1%, 0.2 %, 0.3%, 0.4%, dan 0.5%, buffer fosfat sitrat pH 7.00 50 mM, standar glukosa, larutan DNS, dan aquades.
  • 3. Metode Pembuatan Kurva Standar Standar glukosa dibuat dengan menyiapkan larutan glukosa murni dengan konsentrasi 0.0-0.35 mg/ml dengan selang 0.05. sebanyak 1 ml dari masing-masing larutan glukosa murni dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 ml pereaksi DNS. Larutan divortex untuk homogenisasi kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama tepat 5 menit. Blanko dibuat dengan mengganti sampel dengan aquades dan diperlakukan sama. Setelahbitu, absorbansinya diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang (λ) 550 nm. Kurva standar dibuat dengan memplotkan data konsentrasi glukosa murni (sumbu X) versus absorbansinya (usmbu Y). Pengukuran Kecepatan Reaksi Enzim α-amilase terhadap Substrat Amilum pada Beberapa Konsentrasi Substrat Sebanyak 10 ml substrat amilum dengan konsentrasi 0.1%, 0.2%, 0.3%, 0.4%, dan 0.5% dibuat dengan melarutkan amilum sesuai konsentrasi pada buffer fosfat sitrat pH 7.00. substrat lalu diinkubasi pada suhu 90-95oC. Pada masing- masing tabung substrat ditambahkan 0.1 ml larutan enzim dan 0.9 ml buffer kemudian dipanaskan pada suhu 90-95oCselama 5 menit. Campuran enzim substrat diinkubasi kembali pada suhu 90-95oC dansetiap 5 menit diambil sampel sebanyak 1 ml, lakukan selama 30 menit. Sampel tersebut ditambahkan 3 ml DNS kemudian di vortex untuk homogenisasi, lalu dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit. Absorbansinya lalu diukur pada λ 550 nm. Kadar glukosa yang terbentuk dari hasil hidrolisis enzim terhadap substrat amilum diukur dengan memplotkan absorbansi pada kurva standar. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan (terlampir) Pembahasan Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Enzim memiliki suatu ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan (Juryatin 1997). Enzim yang ada terdiri dari enzim eksogenik dan enzim endogenik. Setiap enzim memiliki fungsi dan karkteristik masing-masing. Pada laporan ini, akan dibahas mengenai enzim α-amilase.
  • 4. Enzim α-amilase merupakan suatu enzim yang banyak ditemukan pada berbagai organisme seperti tumbuh-tumbuhan, hewan maupun manusia. Enzim α- amilase banyak dihasilkan oleh mikroorganisme karena banyak terlibat dalam metabolisme karbohidrat. Enzim α-amilase berfungsi untuk mengkatalisis pemecahan atau hidrolisis senyawa pati menjadi gula sederhana yang larut dalam air (Sari 2004). Enzim α-amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen dan polisakarida yang lain. α-amilase memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Enzim α- amilase merupakan suatu polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling berikatan membentuk rantai lurus (Mongomeri 1993). Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediet melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi dan membutuhkan waktu lama. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini karena perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Seperti hal nya enzim α- amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa (Mongomeri 1993). Cara kerja enzim α-amilase adalah memecah molekul amilum menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa. Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Dalam proses hidrolisis amilum melalui beberapa tahap yaitu pembentukan amilo-dekstrin dan amilum, kemudian menjadi eritro-dekstrin yang selanjutnya menjadi akro- dekstrin dan terakhir manjadi maltosa (glukosa) (Mongomeri 1993) Enzim α-amilase mempunyai beberapa sifat yaitu pertama, ketika di dalam larutan pati, kehilangan daya viskositas yang lebih cepat. Kedua, warna iodine akan lebih cepat hilang. Ketiga, proses produksi maltosa lebih lambat. Keempat, tidak memproduksi glukosa. Kelima, suhu tinggi dan konsntrasi enzim yang tinggi akan mempercepat proses kerja dari viskositas dan perubahan warna iodine. Glukosa adalah suatu aldosa, aldoheksa atau dektrosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Prinsip pengukuran kecepatan reaksi enzim α-amilase terhadap substrat amilum yaitu dengan membandingkan nilai absorbansi dengan lama waktu pemanasan, dengan memplotkan data tersebut pada grafik melalui tabel. Larutan amilum yang digunakan memiliki konsentrasi yang berbeda-beda yaitu menggunakan konsentrasi 0.1 %, 0.2%, 0.3%, 0.4%, dan 0.5%. Dari kelima jenis larutan tersebut dibandingkan nilai absorbansi berdasarkan nilai absorbansi dan lama waktu pemanasan. Kecepatan reaksi enzim dapat dilihat dengan mencari kemiringan kurva pada grafik, sehingga dapat diketahui perbedaan kecepatan reaksi enzim yang dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dan lama waktu pemanasan. Kurva standar merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara laju reaksi, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat. Kurva standar jika digambarkan akan lebih mirip dengan kurva linier. Metode ini hanya akan linier jika konsentrasi larutan standar maupun sampel yang digunakan kecil (Rosenberg 2004).
  • 5. Berdasarkan sifat dari kerja enzim yaitu konsentrasi zat, konsentrasi glukosa yang terbentuk dipengaruhi oleh banyaknya konsentrasi amilum. Semakin tinggi konsentrasi dari amilum maka reaksi hidrolisis perubahan amilum menjadi gula sederhana menjadi lebh cepat. Proses hidrolisis amilum menjadi glukosa oleh enzim α-amilase dapat diukur kecepatan reaksinya dalam satuan mmol/menit. Semakin lama waktu yang digunakan dalam proses hidrolisis tersebut, maka konsentrasi glukosa akan semakin tinggi. Dengan metode DNS, maka konsentrasi glukosa akan semakin tinggi dan akan terlihat sesuai dengan nilai absorbansinya. Semakin lama waktu untuk hidrolisis, maka konsentrasi dari glukosa akan semakin bertambah. Semakin bertambah konsentrasi glukosa maka nilai absorbansinya akan semakin tinggi. Semakin lama waktu hidrolisis juga semakin banyak pati yang dipecah menjadi glukosa. Apabila konsentrasi enzim semakin tinggi hingga mencapai kondisi optimum maka aktivitas enzim dalam proses hidrolisis semakin besar. Hal ini disebabkan oleh masih adanya kemampuan enzim untuk mengubah pati menjadi glukosa. Namun, semakin lama waktu, dan bertambahnya konsentrasi enzim hingga melampaui kondisi optimum, menyebabkan yield glukosa yang dihasilkan menurun dikarenakan kemampuan enzim untuk mengubah pati menjadi glukosa semakin menurun (Jamilatun et al 2004). Grafik kecepatan reaksi enzim α-amilase merupakan grafik yang menunjukan suatu nilai regresi linear. Jika suatu nilai regresi linear mendekati nilai satu maka data tersebut semakin valid. Kecepatan reaksi enzim α-amilase dipengaruhi oleh nilai dari konsentrasi glukosa berdasarkan konsentrasi amilum dan waktu. Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi kadar substrat. Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengan jumlah enzim yang tetap akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum. Penambahan substrat berikutnya tidak akan menambah kecepatan reaksi (Page 1981). Konsentrasi glukosa akan semakin meningkat secara konstan terhadap perubahan waktu. Hal tersebut terjadi karena adanya reaksi enzimatis α-amilase yang merubah substrat menjadi gula sederhana (Wirahadikusumah 1989). Semakin tinggi konsentrasi glukosa maka akan semakin banyak gelombang spektrofotometri yang diserap oleh larutan sehingga nilai absorbannyapun semakin tinggi dan cenderung membentuk garis linear. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak gula pereduksi yang menunjukkan indikasi aktivitas enzim pereduksi pada larutan gula tersebut. Waktu pemanasan berpengaruh terhadap aktivitas dan intensitas enzim, semakin lama waktu pemanasan, intensitas warnanya akan semakin gelap karena aktivitas enzim akan semakin turun setelah mencapai waktu optimal. Setelah mencapai waktu optimal, enzim akan memecah sehingga aktivitasnya berhenti yang ditandai dengan warna larutan yang semakin gelap. Konsentrasi dan lama pemanasan sangat berpengaruh terhadap kinetika enzim yang ditunjukkan dengan nilai absorbansi. semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang dibutuhkan untuk suatu reaksi semakin cepat sampai enzim mengalami kejenuhan. Semakin tinggi konsentrasi amilum yang digunakan maka konsentrasi gula yang dihasilkan juga akan semakin tinggi dengan bertambahnya waktu
  • 6. (Wirahadikusumah 1989). Kecepatan reaksi enzim α-amilase dipengaruhi oleh konsentrasi tertentu amilum berdasarkan waktu per menit. Pada konsentrasi substrat yang rendah, kenaikan substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis hampir secara linier yang berbanding lurus dengan waktu pemanasan sampai mencapai waktu optimum. Jika konsentrasi substrat tinggi, maka peningkatan kecepatan reaksi enzimatis akan semakin menurun sejalan dengan peningkatan jumlah substratnya hingga mengalami penjenuhan. Nilai absorbansi berbanding lurus dengan warna, semakin pekat warna yang dihasilkan akan memiliki nilai absorbansi samakin tinggi. Warna yang dihasilkan bagian dari kinerja enzim α-amilase dalam menghidrolisis amilum, suhu optimum akan menghasilkan kinerja enzim α-amilase yang baik. Menurut Hafiz Soewoto (2000), suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu, enzim mulai bekerja sebagian dan mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum. Enzim dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum sekitar 37° C. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai ± 60°C, karena terjadi denaturasi. Pada pengujian suhu yang digunakan diatas suhu 60oC di dalam penangas air, namun hal ini diimbangi dengan penambahan buffer sehingga enzim α-amilase mampu bekerja pada suhu diatas suhu optimum. Berdasarkan data tabel nilai absorbansi menunjukan bahwa semakin lama waktu pemanasan untuk enzim α-amilase bekerja maka sekamin tinggi nilai absorbansi yang diperoleh. Jika nilai absorbansi semakin tinggi maka wαarna yang dihasilkan semakin pekat. Hal ini menunjukan bahwa enzim α- amilase mengalami kinerja yang meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada selang waktu 5 menit. Selain dipengaruhi oleh suhu, kinerja enzim α-amilase dipengeruhi pula oleh konsentrasi amilum. Menurut Mohamad Sadikin (2002), pada suatu reaksi enzimatik bila konsentrasi substrat diperbesar, sedangkan kondisi lainnya tetap, maka kecepatan reaksi (v) akan meningkat sampai suatu batas kecepatan maksimum (V). Pada titik maksimum enzim α-amilase akan jenuh terhadap substrat. Dalam suatu reaksi enzimatik, enzim akan mengikat substrat membentuk kompleks enzim-substrat [ES], kemudian kompleks ini akan terurai menjadi [E] dan produk [P]. Makin banyak kompleks [ES] terbentuk, makin cepat reaksi berlangsung sampai batas kejenuhan [ES]. Pada konsentrasi substrat [S] melampaui batas kejenuhan kecepatan reaksi akan konstan. Dalam keadaan itu seluruh enzim sudah berada dalam bentuk kompleks E-S. Penambahan jumlah substrat tidak menambah jumlah kompleks E-S. Pengamatan menunjukan waktu 30 menit rata-rata menghasilkan nilai absorbansi terbesar pada setiap konsentrasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan menunjukan produk (glukosa) pada amilum dengan konsentrasi 0,5% memiliki nilai maksimum dan memiliki nilai absorbansi yang paling besar. Semakin besar nilai absorbansi berarti warna yang dihasilkan semakin pekat. Tabel 1 merupakan tabel kurva standar yang menunjukkan konsentrasi glukosa murni (sumbu X) terhadap nilai absorbansinya (sumbu Y). Hasil menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi glukosa maka nilai absorbansinya akan semakin besar pula. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
  • 7. glukosa berbanding lurus dengan nilai absorbansi sehingga keberadaan glukosa (konsentrasi) dalam suatu larutan ditunjukkan dengan adanya nilai absorbansi. Dalam praktikum kali ini, glukosa dihasilkan dari hidrolisis amilum sehingga semakin besar amilum yang terhidrolisis oleh amilase menjadi glukosa maka nilai absorbansinya akan semakin besar. Harga koefisien relasi (nilai r) yang mendekati 1 (0,995) menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa murni dengan nilai absorbansi semakin linier sehingga nilai absorbansi mewakili konsentrasi glukosa murni. Oleh karena itu, tabel 1 dapat dijadikan sebagai tabel kurva standar. Tabel 2 menunjukkan nilai absorbansi yang dihidrolisis oleh amilase pada konsentrasi amilum yang berbeda berdasarkan pertambahan waktu per 5 menit mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-30. Berdasarkan tabel absorbansi, sebagian besar nilai absorbansi bertambah dengan bertambahnya waktu walaupun per 5 menitnya terdapat penurunan nilai absorbansi. Begitu pula dengan bertambahnya konsentrasi terhadap nilai absorbansi. Sebagian besar nilai absorbansi bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi amilum. Pada beberapa konsentrasi yang lebih kecil nilai absorbansi yang dihasilkan lebih besar di awal waktu dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih besar. Namun, di akhir waktu menunjukkan bahwa sebagian besar nilai absorbansi lebih besar pada konsentrasi yang besar pula. Konsentrasi amilum yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; serta 0,5% dengan waktu pengambilan sampel pada menit ke- 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit. Grafik perubahan konsentrasi gula yang dihasilkan pada konsentrasi amilum 0,2%; 0,3%; 0,4% dan 0,5% saat praktikum tidak terjadi secara konstan dan cenderung fluktuatif. Namun pada konsentrasi amilum 0,1% perubahan konsentrasi glukosa terhadap waktu berubah tidak terlalu spesifik dari waktu kewaktu dan hanya terjadi peningkatan tajam pada menit ke-30. Hasil yang fluktuatif tersebut menunjukan bahwa data yang diperoleh kurang akurat. Seharusnya semakin tinggi konsentrasi amilum yang digunakan maka konsentrasi gula yang dihasilkan juga akan semakin tinggi dengan bertambahnya waktu (Wirahadikusumah 1989). Perubahan konsentrasi gula yang fluktuatif terhadap waktu pada konsentrasi amilum yang berbeda dapat disebabkan karena larutan amilum awal yang dibuat dengan konsentrasi 10% tidak melarutkan amilum dan air secara sempurna, sehingga konsentrasi amilum yang berada pada bagian bawah larutan lebih tinggi dibandingkan dengan larutan bagian atas. Hal itu menyebabkan larutan amilum yang terambil berbeda konsentrasinya dan membuat hasil pengamatan menjadi kurang akurat. Tabel 3 merupakan besarnya nilai konsentrasi glukosa hasil hirolisis oleh amilase dengan konsentrasi amilum yang berbeda terhadap perubahan waktu per 5 menit mulai dari menit ke-0 sampai menit ke-30. Pada semua konsentrasi di keseluruhan selang waktu menunjukkan peningkatan konsentrasi hasil hidrolisis dari awal hingga akhir waktu. Walaupun demikian terdapat penurunan konsentrasi glukosa hasil hidrolisis di beberapa selang waktu, namun tidak mempengaruhi peningkatan nilai konsentrasi glukosa hasil hidrolisis dari awal hingga akhir waktu. Berbeda dengan tabel nilai absorbansi, nilai konsentrasi glukosa tidak menunjukkan peningkatan pada saat peningkatan konsentrasi amilum. Namun, pada konsentrasi yang lain, peningkatan konsentrasi amilum menyebabkan peningkatan nilai konsentrasi glukosa yang dihidrolisis oleh amilase.
  • 8. PENUTUP Simpulan Enzim merupakan biokatalisator yang bekerja secara spesifik terhadap substrat tertentu. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, antara lain pH, suhu, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat. Konsentrasi dan lama inkubasi berpengaruh terhadap kinetika enzim yang ditunjukkan dengan nilai absorbansi yang terus meningkat seiring dengan semakin tingginya konsentrasi dan semakin lama nya waktu inkubasi sampai mencapai kejenuhan. Semakin tinggi konsentrasi enzim, maka kerja waktu yang dibutuhkan semakin cepat sampai enzim mengalami kejenuhan. Hasil pengamatan menunjukkan nilai absorbansi yang dihasilkan tidak terus meningkat melainkan fluktuatif sehingga grafik yang dihasilkan tidak menunjukkan garis linier. Namun, secara umum konsentrasi substrat yang semakin tinggi mampu meningkatkan kinetika enzim yang terlihat dari nilai absorbansinya. Semakin lama waktu pemanasan, intensitas warnanya akan semakin gelap karena aktivitas enzim akan semakin turun setelah mencapai waktu optimal. Setelah mencapai waktu optimal, enzim akan memecah sehingga aktivitasnya berhenti yang ditandai dengan warna larutan yang semakin gelap. Enzim yang digunakan dalam praktikum adalah enzim α-amilase yang bekerja secara spesifik terhadap pati yakni menghidrolisis atau merombak pati menjadi glukosa. Kurva standar dibuat untuk melihat hubungan konsentrasi glukosa dengan nilai absorbansinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kurva standar yang dibuat sudah valid dan dapat dijadikan acuan. Hal tersebut dibuktikan dengan harga koefisien relasi (nilai r) yang mendekati 1 (0,995) dan menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi glukosa murni dengan nilai absorbansi semakin linier sehingga nilai absorbansi mewakili konsentrasi glukosa murni. Saran Sebaiknya instruksi mengenai praktikum selanjutnya diperjelas lagi sehingga kesalahpahaman dalam melakukan pekerjaan dapat diminimalisir. Akan lebih baik apabila semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam keadaan siap pakai dan dalam kondisi yang baik. DAFTAR PUSTAKA Jamilatun, S., Sumiyati, Y. dan Handayani, R. N., (2004), “Pengambilan Glukosa dari Tepung Biji Nangka dengan cara Hidrolisis Enzimatik Kecmbah Jagung”, Prosiding Seminar Nasional Rekayasa kimia dan Proses, pp. 1-5. Juryatin. 1997. Peran Enzim Amilase pada Tubuh Manusia. http://www.docstoc.com (1 Maret 2015).
  • 9. Mongomeri, Rex. 1993. Biokimia Jilid I. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Page D. 1981. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta (ID) : Erlangga. Rosenberg IM.2004.Protein Analysis and Purification: Benchtop techniques. Boston US : Massachusetts General Hospital. Sadikin, Mohamad. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta (ID): Widya Medika. Soewoto, Hafiz, dkk. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta (ID): Widya Medika. Sari, L.D.A. 2004. http://eprints.undip.ac.id. Hubungan Aktivitas Enzim Amilase dengan Perkecambahan pada Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L) Marill) yang Berbeda. FMIPA UNDIP (1 Maret 2015). Wirahadikusumah M. 1989. Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam nukleat. Bandung (ID) : ITB.
  • 10. LAMPIRAN 1. Hasil Pengamatan Tabel 1. Kurva Standar konsentrasi konsentrasi glukosa murni (x) vs absorbansi (y) 0 0 0,05 0,189 0,1 0,237 0,15 0,352 0,2 0,456 0,25 0,581 0,3 0,691 0,35 0,846 a = 0.02 y= a+bx b = 2.278 y= 0.02 + 2.278x r = 0.995 r2 = 0.991 Grafik Kurva Standar y = 2.2781x + 0.0203 R² = 0.9908 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0 0.1 0.2 0.3 0.4 ABSORBANSI KONSENTRASI kurva standar kurva standar Linear (kurva standar)
  • 11. Tabel 2. Absorbansi bebrapa konsentrasi amilum yang dishidrolisis amilase Waktu (Menit) Absorbansi ƛ 550 nm Amilum 0,1% Amilum 0,2% Amilum 0,3% Amilum 0,4% Amilum 0,5% 0 0,19 0,66 0,44 0,025 0,24 5 0,2 0,142 0,181 0,277 0,218 10 0,19 0,218 0,132 0,45 0,415 15 0,2 0,172 0,57 0,26 0,311 20 0,15 0,72 0,22 -0,007 0,104 25 0,24 0,23 0,18 0,043 0,32 30 0,61 0 0,716 0,758 0,1739 Grafik Hubungan Absorbansi terhadap Waktu y = 0.0093x + 0.115 R² = 0.3977 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0 10 20 30 40 Absorbansi Waktu Absorbansipada amilum 0,1% absorbansi pada amilum 0,1% Linear (absorbansi pada amilum 0,1%)
  • 12. y = -0.0045x + 0.4059 R² = 0.0407 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0 10 20 30 40 absorbansi waktu Absorbansipada amilum 0,2% Absorbansi pada amilum 0,2% Linear (Absorbansi pada amilum 0,2%) y = 0.0065x + 0.2505 R² = 0.0955 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0 10 20 30 40 absorbansi waktu absorbansipada amilum 0,3% Absorbansi pada amilum0,3% Linear (Absorbansi pada amilum0,3%)
  • 13. y = 0.0091x + 0.1215 R² = 0.1266 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0 10 20 30 40 absorbansi waktu Absorbansipada amilum 0,4% Absorbansi pada amilum 0,4% Linear (Absorbansi pada amilum 0,4%) y = -0.0022x + 0.2873 R² = 0.05210 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0 10 20 30 40 absorbansi waktu Absorbansipada amilum 0,5% Absorbansi pada amilum 0,5% Linear (Absorbansi pada amilum 0,5%)
  • 14. Tabel 3. Konsentrasi Glukosa Waktu (Menit) Konsentrasi glukosa ƛ 550 nm Amilum 0,1% Amilum 0,2% Amilum 0,3% Amilum 0,4% Amilum 0,5% 0 0,074626866 2,302158273 0,000184372 0,002194908 0,096575944 5 0,079016681 0,438848921 7,0676E-05 0,112818262 0,086918349 10 0,074626866 0,712230216 4,91659E-05 0,188762072 0,173397717 15 0,079016681 0,54676259 0,00024144 0,105355575 0,127743635 20 0,057067603 2,517985612 8,77963E-05 - 0,011852502 0,036874451 25 0,096575944 0,755395683 7,02371E-05 0,010096576 0,131694469 30 0,258999122 - 0,071942446 0,000305531 0,323968393 0,067559263 Grafik Konsentrasi Glukosa dengan Waktu y = 0.0041x + 0.0416 R² = 0.3977 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0 10 20 30 40 Konsentrasiglukosa Waktu (Menit) Konsentrasiglukosa pada amilum 0,1% Konsentrasi Glukosa pada amilum 0,1% Linear (Konsentrasi Glukosa pada amilum 0,1%)
  • 15. y = -0.002x + 0.1692 R² = 0.0407 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0 10 20 30 40 Konsentrasiglukosa Waktu Konsentrasiglukosa pada amilum0,2% Konsentrasi glukosa pada amilum 0,2% Linear (Konsentrasi glukosa pada amilum 0,2%) y = 0.0029x + 0.1011 R² = 0.0955 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0 10 20 30 40 konsentrasiglukosa waktu Konsentrasiglukosa pada amilum 0,3% Konstrasi glukosa pada amilum 0,3% Linear (Konstrasi glukosa pada amilum 0,3%)
  • 16. Tabel 3. Slope S V 1/S 1/V 0,1 0,0041 10 243,902439 0,2 -0,002 5 -500 0,3 2,90E-03 3,333333333 344,8275862 0,4 0,004 2,5 250 0,5 -0,001 2 -1000 y = 0.004x + 0.0444 R² = 0.1266-0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0 10 20 30 40 konsentrasiglukosa waktu Konsentrasiglukosa pada amilum 0,4% Konsentrasi glukosa pada amilum0,4% Linear (Konsentrasi glukosa pada amilum0,4%) y = -0.001x + 0.1172 R² = 0.0521 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0 10 20 30 40 konsentrasiglukosa waktu Konsentrasiglukosa pada amilum 0,5% konsentrasi glukosa pada amilum 0,5% Linear (konsentrasi glukosa pada amilum 0,5%)
  • 17. Grafik hubungan 1/V dengan 1/S hasil nilai satuan Vmax - 0,002332035 ppm/menit Km 22,59229029 y = 64.94x - 428.81 R² = 0.1265 -1200 -1000 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 0 5 10 15 1/V 1/S Hubungan 1/V terhadap 1/S Hubungan 1/V terhadap 1/S Linear (Hubungan 1/V terhadap 1/S)
  • 18. 2. Logbook Kinerja Kelompok 1 (satu) Nama/NIM Kegiatan Tanda Tangan M. Fendi Wiranata F34120005 Membuat stock larutan enzim α- amilase dengan buffer fosfat sitrat ph 7.00, laporan konten 5. Ita F34120010 Menginkubasi amilum, membereskan alat, laporan konten 3. Hanik Atus Sangadah F34120019 Menginkubasi amilum, mengukur absorbansi (spektrofotometer), laporan konten 1, membuat rekapan data. Herfina Novita Dewi F34120020 Pengingat waktu inkubasi dan menginkubasi amilum, membereskan alat, laporan konten 2. Helma Yoga Utami F34120027 Menyiapkan larutan DNS, pengingat waktu pemanasan, mengukur absorbansi (spektrofotometer), laporan konten 4 dan finishing. Rifqi Fakhirin F34120032 Membuat stock larutan amilum, melakukan pemanasan, laporan konten 6 (bahas data)