Lamun adalah tumbuhan berbunga yang hidup di perairan dangkal. Buku ini menjelaskan definisi, morfologi, dan klasifikasi lamun serta jenis-jenis lamun yang ada di Indonesia. Diuraikan pula struktur vegetasi, peranan, dan asosiasi flora dan fauna dari ekosistem lamun.
1. Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru
Direktorat Jenderal pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Alamat Kantor: Jl. Budi Luhur, Kelurahan Kulim, Kecamatan
Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, 28241
Telephone/Hp: 0811 753 3003
Email. pekanbarulkkpn@gmail.com
ekosistem padang lamun
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan
Kepulauan Anambas
@KKPN_Pekanbaru
http://lkkpnpekanbaru.kkp.go.id
Loka KKPN Pekanbaru
Loka KKPN Pekanbaru
2. Ekosistem Padang Lamun
di Taman Wisata Perairan
Kepulauan Anambas
Ekosistem Padang Lamun
di Taman Wisata Perairan
Kepulauan Anambas
4. Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Allah SWT yang atas rahmat dan
karunianya buku “Ekosistem Padang Lamun di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas”
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Ekosistem Padang Lamun merupakan salah satu ekosistem penyusun laut tropis selain
ekosistem mangrove dan ekosistem karang. Peranan ekosistem padang lamun cukup
penting baik secara ekologi maupun secara ekonomi. Buku ini menyajikan klasifikasi dan
morfologi, sebaran jenis, asosiasi flora dan fauna, peranan padang lamun dan kondisi
padang lamun di TWP Kepulauan Anambas dan Perairan Sekitarnya.
Buku ini ditujukan bagi para pembaca dari semua kalangan, khususnya masyarakat
umum yang berkeinginan untuk melakukan penelitian ekosistem padang lamun di TWP
Kepulauan Anambas
Besar harapan kami buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
mampu menumbuhkan kecintaan terhadap sumberdaya alam laut Indonesia khususnya TWP
Kepulauan Anambas yang demikian kaya dan memesona.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini tentu terdapat kekurangan
ataupun kesalahan, untuk itu segala saran dan masukan ataupun kritik guna perbaikan
buku ini sangat kami harapkan.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan buku ini. Semoga semua upaya dan kerja keras yang telah dikerahkan
menjadi bekal amalan yang berguna di kemudian hari.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Pekanbaru, Desember 2016
Kepala Loka Kawasan Konservasi
Perairan Nasional Pekanbaru
Yogi Yanuar, ST.,M.Si
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
iv v
KATA PENGANTAR
5. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ v
Daftar Isi ................................................................................................ vii
Pendahuluan............................................................................................ 1
Ekosistem Lamun (tinjaun Pustaka) ............................................................ 3
Definisi Padang Lamun ........................................................................ 3
Morfologi dan Klasifikasi Tumbuhan Lamun............................................. 4
Morfologi Tumbuhan Lamun........................................................... 4
Klasifikasi Lamun ......................................................................... 6
Jenis-Jenis Lamun di Indonesia ...................................................... 8
Struktur Vegetasi Lamun Secara Umum ................................................. 36
Peranan Padang Lamun ....................................................................... 38
Asosiasi Flora dan Fauna ...................................................................... 40
Lamun di TWP Kepulauan Anambas............................................................. 49
Sebaran dan Jenis Lamun di TWP Kepulauan Anambas .................................. 49
Kondisi Ekosistem Lamun di TWP Kepulauan Anambas dan Laut di sekitarnya ... 50
Penutup .................................................................................................. 60
Daftar Pustaka ......................................................................................... 63
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
vi vii
6. Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang
hidup terendam dalam kolom air dan berkembang dengan baik
di perairan laut dangkal dan estuari. Di Indonesia terdapat 13
jenis lamun yang tersebar di hampir seluruh perairan Indonesia
dengan luas diperkirakan 30.000 km2. (Kuo, 2007 dalam
Rahmawati et al, 2014).
Satu jenis lamun atau beberapa jenis lamun pada
umumnya membuat hamparan luas yang disebut komunitas
padang lamun. Kemudian, padang lamun saling berhubungan
dengan biota lainnya yang hidup di dalam padang lamun,
seperti ikan baronang, rajungan, berbagai jenis kerang dan
sebagainya, juga dengan perairan dan substrat membentuk
ekosistem lamun.
Ekosistem lamun berada di daerah pesisir pantai dengan
kedalaman kurang dari 5 m saat pasang. Namun beberapa jenis
lamun dapat tumbuh lebih dari kedalaman 5 m sampai 90 m
selama kondisi lingkungannya menunjang pertumbuhan lamun
tersebut (Duarte, 1991 dalam Rahmawati et al, 2014).
Ekosistem lamun di Indonesia biasanya terletak di antara
ekosistem mangrove dan karang atau terletak di dekat pantai
berpasir dan hutan pantai.
Saat ini, luas padang lamun gobal mengalami penurunan
sebesar 0,9% per tahun (sebelum tahun 1940) dan mengalami
peningkatan menjadi 7% pertahun (sejak tahun 1990). Menurut
waycott et al. (2009) dalam Rahmawati et al. (2014), sebaran
padang lamun global telah hilang sekitar 29% sejak abad ke-
19. Penyebab utama hilangnya padang lamun secara global
adalah penurunan kecerahan air, baik karena peningkatan
kekeruhan air maupun peningkatan zat hara di perairan.
Penurunan luas padang lamun di Indonesia dapat disebabkan
oleh faktor alami dan hasil aktivitas manusia terutama di
lingkungan pesisir. Faktor alami tersebut antara lain gelombang
dan arus kuat, gempa bumi dan tsunami.
pengerukan dan penambangan pasir serta pencemaran.Taman
Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas merupakan salah
satu Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang
ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan melalui
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 37/KEPMEN-
KP/2014 memiliki luas mencapai 1.262.686,2 hektar. Sebagai
KKPN, TWP Kepulauan Anambas dikelola dalam rangka
mewujudkan kegiatan perikanan berkelanjutan dan ekowisata
bahari berkelanjutan.
Pengelolaan kawasan konservasi perairan pada dasarnya
selain untuk melindungi ekosistem, sumberdaya, dan
keanekaragaman hayati, adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi manusia, baik masyarakat yang berada di
dalam kawasan maupun di sekitar kawasan. Lingkungan dan
sumberdaya yang dijaga akan mengalami peningkatan
produktivitas baik secara kuantitatif maupun kualitatif. untuk
menjamin kelestarian sumberdaya dan pemanfaatan
sumberdaya dalam kawasan sesuai dengan ketentuan maka
perlu dilakukan pemantauan terhadap aktivitas dan sumberdaya
itu sendiri. Salah satu sumberdaya hayati yang perlu dilakukan
pemantauan adalah ekosistem padang lamun. Berdasarkan data
hasil kajian yang dilakukan oleh Loka Kawasan Konservasi
Perairan Nasional Pekanbaru, terhadap kondisi ekosistem
padang lamun yang berada di wilayah TWP Kepulauan Anambas
pada tahun 2015 di lokasi menyatakan bahwa kondisi ekosistem
padang lamun pada subzona perikanan di wilayah Siantan
tengan didominasi oleh lamun jenis Enhalus acoroides
sedangkan pada zona inti di Pulau Dayang di Desa Genting
Pulur didominasi oleh lamun jenis Halophila spinulosa. Untuk
mengetahui kondisi ekosistem padang lamun maka perlu
dilakukan peamantauan secara berkala. Pemantauan secara
berkala pada tahun 2016 akan dilakukan pada stasiun yang
sama dengan tahun sebelumnya, dengan mengamati persen
Kegiatan manusia yang berkontribusi terhadap penutupan dan kerapatan lamun pada transek permanen yang
penurunan area padang lamun adalah reklamasi pantai, telah ditentukan.
viii 1
PENDAHULUAN
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
7. ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
EKOSISTEM LAMUN
(TINJAUAN PUSTAKA)
Definisi Padang Lamun
Untuk menghindari kesalahpahaman antara lamun dan
rumput laut, berikut ini disajikan istilah tentang lamun, padang lamun,
dan ekosistem lamun (Azkab, 2006) :
1. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan air berbunga (anthophyta)
yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut,
berpembuluh, berimpang (rhizome), berakar, dan
berkembangbiak secara generatif (biji) dan vegetatif.
Rimpangnya merupakan batang yang beruas-ruas yang tumbuh
terbenam dan menjalar dalam substrat pasir, lumpur, dan pecahan
karang.
2. Padang lamun (seagrass bed) adalah hamparan vegetasi lamun yang
menutupi suatu area pesisir/laut dangkal yang terbentuk oleh satu
jenis lamun (monospecific) atau lebih (mixed vegetation) dengan
kerapatan tanaman yang padat (dense) atau jarang (sparse).
3. Ekosistem lamun (seagrass ecosystem) adalah satu sistem
(organisasi) ekologi padang lamun yang di dalamnya terjadi
hubungan timbal balik antara komponen abiotik (air dan sedimen)
dan biotik (hewan dan tumbuhan).
Sedangkan rumput laut (seaweed) adalah sejenis
makroalga yang termasuk tumbuhan tingkat rendah (thallophyta),
tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
2 3
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
8. Morfologi Tumbuhan Lamun
Morfologi lamun memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi antargenera. Hamper semua
memiliki rhizome yang sudah berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) atau
berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt), kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong (Kawaroe
et al.2016
MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN LAMUN
1. Daun perairan, dimana akar memiliki pusat stele yang
Sebagaimana tumbuhan monokotil lainnya, dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung
daun lamun berkembang dari meristem basal yang phloem atau jaringan transport nutrient dan xylem
terletak pada rhizoma. Secara morfologis, daun atau jaringan yang menyalurkan air. Karena xylem
mudah dikenali dari bentuk daun dan ujung daun, yang sangat tipis, maka akar lamun tidak
keberadaan atau ketiadaan ligula atau lidah daun. berkembang baik untuk menyalurkan air, sehingga
Ujung daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran tidak berperan penting dalam penyaluran air.
dan berserat, sedangkan ujung daun Cymodocea
rotundata datar dan halus. Daun lamun terdiri 3. Rhizoma dan batang
atas dua bagian yang berbeda, yaitu pelepah dan Tumbuhan lamun memiliki rhizoma atau
daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru rimpang yang dapat menstabilkan dasar perairan.
tumbuh, dan melindungi daun muda. Pada genus Jenis tertentu memiliki rhizoma berkayu, misalnya
Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate (oval), Thalassodendrum cilliatum. Rhizoma berkayu
tidak memiliki pelepah. Ciri anatomi yang khas dari memungkinkan jenis ini dapat hidup berkoloni di
daun lamun adalah ketiadaan stomata dan terumbu karang. Rhizoma dan akar lamun
keberadaan kutikel yang tipis. Kutikel daun yang menancap kuat ke dalam dasar perairan atau
tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan substrat. Rhizoma membenam dalam substrat secara
difusi karbon, sehingga daun dapat menyerap luas. Rhizoma berperan penting dalam proses
nutrien langsung dari air laut. reproduksi secara vegetatif.
2. Akar
Secara morfologi dan anatomi, akar lamun
memiliki perbedaan yang jelas. Pada jenis Halophila
dan Halodule, akar menyerupai rambut berdiameter
kecil. Sedangkan pada jenis Thalassodendron,
lamun memiliki akar yang kuat berkayu. Jika
dibandingkan dengan tumbuhan darat, maka baik
akar maupun akar rambut pada tumbuhan lamun
tidak berkembang sebaik tanaman darat. Namun
demikian, akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi
yang sama dengan tumbuhan darat. Akar-akar halus
yang tumbuh pada rhizoma memiliki adaptasi khusus
4 5
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Gambar Morfologi tumbuhan lamun, Sumber Umami, 2015
9. Famili : Potamogetonaceae
Genus : Cymodocea
Species : Cymodocea rotundata
Cymodocea serrulata
Genus : Halodule
Species : Halodule pinifolia
Halodule uninervis
Genus : Syringodium
Species : Syringodium isoetifolium
Genus : Thalassodendron
Species : Thalassodendron ciliatum
Klasifikasi lamun di perairan pantai Indonesia (Phillips & Menez, 1988 dalam Takaendengan,
2009) sebagai berikut :
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Species : Enhalus acoroides
Genus : Halophila
Species :Halophila decipiens
Halophila ovalis
Halophila minor
Halophila spinulosa
Genus : Thalassia
Species : Thalassia hemprichii
6 7
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
KLASIFIKASI LAMUN
10. Di perairan Indonesia, terdapat 13 jenis lamun. Berikut deskripsi mengenai jenis-jenis
lamun yang ada di perairan Indonesia menurut (Rahmawati at al, 2014)
JENIS-JENIS LAMUN
D I I N D O N E S I A
Helai daun membujur sampai sedikit lebar (pita) dengan Tumbuh di substrat pasir-lumpuran sampai pecahan
beberapa garis coklat, ujung daun membulat (panjang 5 sampai karang dari daerah atas pasang tinggi sampai ke surut
20 cm, lebar 4 sampai 10 mm) bergaris pinggir seluruhnya, rendah, kadang-kadang muncul di atas permukaan air selama
ujung daun tumpul. Seludang daun keras, panjang 3 sampai 7 surut rendah (Coremap, 2007).
cm. Rimpang menjalar, diameter 3 sampai 5 mm, panjang antar
ruas 4 sampai 7 mm. Adapun bentuk lamun jenis Thalassia
hemprichii, dapat dilihat seperti pada Gambar di atas.
Thalassia hemprichii
8 9
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Thalassia hemprichii
Gambar Thalassia hemprichii
Sumber : Coremap 2007
11. Helai daun bulat telur dan bergaris (panjang 1 sampai
2,5 cm, lebar 3 sampai 10 mm), dengan tulang daun yang jelas
dan 1 sampai 20 pasang daun yang sebelah-menyebelah
memotong urat daun. Panjang tangkai daun 1 sampai 4 cm.
Rimpang menjalar dan bulat (diameter 1 sampai 2 mm). Adapun
bentuk lamun jenis Halophila ovalis dapat dilihat seperti
pada Gambar di samping.
Tumbuh di substrat lumpur, pasir-lumpuran sampai
pecahan karang mulai dari atas pasang tinggi sampai di bawah
surut rendah, kadang-kadang bercampur dengan jenis lamun
lain (Coremap, 2007).
Halophila ovalis
10 11
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Gambar Halophila ovalis
Sumber : Coremap 2007
Halophila ovalis
Halophila ovalis
12. Tanaman ramping, mirip dengan Cymodocea serrulata, daun
seperti garis lurus (panjang 6 sampai 15 cm, lebar 2 sampai 4 mm),
bentuk daun lurus sampai agak bulat, tidak menyempit sampai ujung
daun. Ujung daun bulat dan seludang daun keras. Rimpang ramping
(diameter 1 sampai 2 mm, panjang antarruas 1 sampai 4 cm). Adapun
bentuk lamun jenis Cymodocea rotundata dapat dilihat pada gambar di
samping.
Lamun jenis Cymodocea rotundata tumbuh di pasir-lumpuran atau
pasir dengan pecahan karang di daerah pasang surut, kadang-kadang
bercampur dengan jenis lamun lain (Coremap, 2007).
Cymodocea rotundata.
Sumber : Coremap, 2007.
Cymodocea rotundata
12 13
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Cymodocea rotundata.
Sumber : Coremap, 2007.
Cymodocea rotundata Cymodocea rotundata
13. Tanaman mirip Cymodocea rotundata, daun lebih panjang
(panjang 5 sampai 15 cm, lebar 4 sampai 10 mm) dan lebih bulat,
ujung daun bulat dengan sedikit gerigi. Seludang daun kokoh.
Rimpang gemuk (diameter 2 sampai 3 mm, panjang antar ruas 2
sampai 5 mm), dengan tunas tegak yang pendek, setiap ruas ada 2
sampai 4 daun. Adapun bentuk lamun jenis Cymodocea serrulata
dapat dilihat pada Gambar di samping.
Tumbuh pada substrat pasir-lumpuran atau pasir dengan
pecahan karang pada daerah pasang surut, kadang-kadang
bercampur dengan jenis lamun yang lain (Coremap, 2007).
Cymodocea serrulata
Gambar Cymodocea serrulata.
Sumber : Coremap, 2007.
14 15
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Gambar Cymodocea serrulata.
Sumber : Coremap, 2007.
Cymodocea serrulata
14. Tanaman lurus, mirip dengan Halodule pinifolia. Daun
kadang-kadang melengkung pada ujungnya dan sempit pada bagian
pangkal (panjang 5 sampai 15 cm, lebar 1 sampai 4 mm), dan
mempunyai sel-sel tanin yang kecil. Urat atau tulang daun bagian
tengah jelas. Ujung daun dengan dua gigi bagian samping dan satu
gigi di tengah yang berakhir pada tulang daun. Rimpang menjalar
(diameter 1 sampai 2 mm). Adapun bentuk lamun jenis
Halodule uninervis dapat dilihat seperti pada gambar di atas.
Tumbuh di substrat pasir atau pasir dengan koral dari
daerah pasang tinggi sampai pasang rendah, kadang-kadang
bercampur dengan jenis lamun lain (Coremap, 2007).
Halodule uninervis
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
16 17
Gambar Halodue uninervis
Sumber : Coremap 2007
Gambar Halodue uninervis
Sumber : Coremap 2007
Halodule uninervis
15. Tanaman dengan batang pendek, ada 1 sampai 3
daun bulat pada setiap ruas (panjang 7 sampai 20 atau 30
cm, diameter 2 sampai 3 mm). Helai daun menyempit di
bagian dasar, nampak pembuluh tengah pada potongan
melintang. Rimpang bulat dan menjalar dengan cabang
yang tidak teratur (diameter 2 sampai 3 mm). Adapun
bentuk lamun jenis Syringodium isoetifolium dapat dilihat
seperti pada Gambar di samping.
Tumbuh padat di substrat pasir atau pasir
dengan pecahan karang di daerah bawah surut rendah
bercampur dengan jenis lamun lain, tetapi kadang-
kadang ditemukan tumbuh sendiri (Coremap, 2007).
Syringodium isoetifolium
Gambar Syringodium isoetifolium.
Sumber : Coremap, 2007.
18 19
Syringodium isoetifolium
Syringodium isoetifolium
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
16. Tanaman lurus, 2 sampai 5 daun muncul dari
rimpang yang tebal dan kasar dengan beberapa akar-
akar kuat. Daun seperti pita atau pita rambut
(panjang40 sampai 90 cm, lebar 1 sampai 5 cm).
Rimpang merambat, kasar, tidakbercabang atau
bercabang (diameter 1 sampai 3 cm), dikelilingi oleh
kulit luar yang tebal. Akar panjang dan berbulu
(panjang 5 sampai 15 cm, diameter 2 sampai 4
mm). Adapun bentuk lamun jenis Enhalus
acoroides dapat dilihat seperti pada Gambar di
samping.
Tumbuh pada substrat pasir-lumpuran sampai
pecahan karang mulai dari bagian surut terendah
sampai ke bagian surut tengah, bercampur dengan
jenis lamun lain, tetapi kadang-kadang ditemukan
tumbuh sendiri (Coremap, 2007).
Gambar Enhalus acoroides.
Sumber : Coremap, 2007.
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
20 21
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
17. Tanaman lurus, mirip dengan Halodule uninervis.
Panjang daun 5 sampai 20 cm, lebar 0,8 sampai 1,5 mm), dan
mempunyai sejumlah sel tanin kecil. Urat bagian tengah daun
jelas, tetapi urat antara bagian tepi tidak jelas. Panjang seludang
daun 1 sampai 4 cm. Rimpang merambat (diameter 1 sampai 1,5
mm), dengan batang pendek pada setiap ruas. Pada bagian
tengah daun terdapat celah berbentuk huruf V. Adapun bentuk
lamun jenis Halodule pinifolia dapat dilihat seperti pada gambar di
samping.
Tumbuh pada substrat pasir-lumpuran atau pasir dengan
pecahan karang mulai pada pasang tertinggi ke daerah pasang
tengah, kadang-kadang bercampur dengan jenis lamun lain
(Coremap, 2007).
Halodule pinifolia
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
22 23
Halodule pinifolia
Halodule pinifolia
18. Lamun jenis ini serta helaian daunnya sangat mirip dengan
Halophila ovalis tetapi lebih kecil (panjang 0,7 sampai 1,4 cm) dan
jumlah urat daun juga lebih sedikit (3 sampai 8 pasang). Rimpang
tipis dan mudah patah. Adapun bentuk lamun jenis Halophila minor
dapat dilihat seperti pada gambar di samping.
Lamun jenis Halophila minor lebih sering dijumpai hidup
berdampingan dengan vegetasi lamun yang tidak menutup penuh
permukaan sedimen, seperti jenis Halophila ovalis, Syringodium
isoetifolium, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, dan Cymodocea
rotundata (Coremap, 2007).
Halophila minor
24 25
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halophila minor
Halophila minor
Gambar Halophila minor
Sumber : Coremap 2007 Gambar Halophila minor
Sumber : Coremap 2007
19. Rimpang mempunyai ruas-ruas dengan panjang 1,5 sampai 3,0
cm. Tegakan batang mencapai 10 sampai 65 cm. Daun-daunnya
berbentuk seperti pita. Akar dan rimpangnya sangat kuat sehingga
sangat cocok untuk hidup pada berbagai tipe sedimen termasuk di
sekitar bongkahan batuan karang. Adapun bentuk lamun jenis
Thalassodendron ciliatum dapat dilihat seperti pada gambar di bawah.
Lamun jenis Thalassodendron ciliatum dijumpai pada dasar
perairan yang cekung dan berdekatan dengan daerah tubir
terumbu karang (Coremap,2007).
Gambar Thalassodendron ciliatum.
Sumber : Coremap, 2007.
Thallassodendron ciliatum
26 27
Thallassodendron ciliatum
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Thallassodendron ciliatum
Gambar Thalassodendron ciliatum.
Sumber : Coremap, 2007.
20. Bentuk daunnya bulat-panjang menyerupai pisau wali, memiliki 4 sampai 7
pasang tulang daun. Daun dapat berpasangan sampai 22 pasang, sertamemiliki tangkai
yang panjang. Adapun bentuk lamun jenis Halophila spinulosa dapat dilihat seperti pada
Gambar di bawah ini.
Lamun jenis Halophila spinulosa tumbuh pada rataan terumbu karang yang rusak
(Dahuri, 2003 dalam Amran, 2007)
Halophila spinulosa
28 29
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Gambar Halophilla spinulosa
Sumber : wikimedia.org
Gambar Halophila spinulosa
Sumber : Nur, 2011
Halophila spinulosa
21. Bentuk daunnya bulat-panjang dan menyerupai pisau wali. Sama halnya
dengan Halophila spinulosa dan Halophila minor. Pinggiran daun seperti gergaji,
daun membujur seperti garis dengan panjang 50 sampai 200 mm. Adapun
bentuk lamun jenis Halophila decipiens dapat dilihat seperti pada gambar di
bawah.
Lamun jenis Halophila decipiens tumbuh pada substrat berlumpur (Bengen,
2004 dalam Dahuri 2003 dalam Amran 2007).
Gambar Halophila decipiens.
Sumber : Nur, 2011.
Halophila decipiens
Gambar Halophila Decipiens
Sumber gambar : berkeley.edu University of California
30 31
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halophila decipiens
Halophila decipiens
22. Gambar. Halophila sulawesii
Sumber: Haerul, 2014
Sekarang ini terjadi penambahan spesies baru pada Lamun genus Halophila, yaitu Halophila sulawesii.
Halophila sulawesii ini ditemukan (dideskripsikan) oleh John Kuo, yang dipublikasikan pada Jurnal Aquatic
Botany tahun 2007. Halophila sulawesii penampilannya mirip dengan Halophila ovalis. Nah, perbedaannya
adalah H. ovalis dioecious sedangkan H. sulawesii monoecious, seperti yang terjadi pada H. capricorni, yaitu
itu bunga tunggal jantan atau betina terpisah namun masih dalam rizhoma yang sama. Pada H. sulawesii dan
H. capricorni terdapat gerigi halus pada bagian serrulated laminal margins. Namun, permukaan laminal
gundul, sedangkan H.ovalis memiliki beberapa abaxial hairs yang kaku. Saat H. sulawesii ditemukan/dikoleksi
di lokasi, ditemukan tumbuh pada pasir pecahan karang karang, pada kedalaman antara 10 sampai 30 meter.
Tumbuh berdekatan dengan karang Seriatopora hystrix dan Acropora sp. dan lamun lainnya seperti Halophila
decipiens dan Halodule uninervis.
Distribusi lamun H. sulawesii selama ini baru diketahui pada beberapa perairan seperti Pulau Barang
Lompo, Bone Tambung, Kapoposang, Kudingareng Keke, Kudingareng Lompo, Langkai, Samalona pokoknya
baru pada Kepulauan Spermonde, Indonesia.
Halophila sulawesii
32 33
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halophila sulawesii
23. Jenis-Jenis Lamun
yang Ada di Indonesia
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
34 35
Gambar jenis-jenis
lamun di Indonesia
sumber :LIPI
24. a. Padang lamun vegetasi monospesifik komunitasnya, selalu terdapat asosiasi
(monospesifik seagrass beds) spesies Enhalus acoroides dengan Thalassia
Hanya terdiri dari 1 spesies saja. Contoh jenis hemprichii (sebagai spesies lamun yang
lamun yang dapat membentuk vegetasi tunggal, dominan), dengan kelimpahan yang lebih
yakni Enhalus accoroides, Halodule uninervis tinggi dibandingkan spesies lamun yang lain.
Halophila ovalis, dan Thalassia hemprichii. Menurut Kiswara (1992), vegetasi lamun di
b. Padang lamun vegetasi asosiasi 2 atau 3 rataan terumbu dan gugus Pulau Pari dapat
spesies dikelompokkan menjadi 3 sub-komunitas yaitu vegetasi
Ini merupakan komunitas lamun yang terdiri lamun yang tumbuh di substrat lumpur dengan
dari 2 sampai 3 spesies saja. Dan lebih sering ketebalan lumpur sampai 1.20 m. Vegetasi lamun
dijumpai dibandingkan padang lamun yang tumbuh di substrat pasir; serta vegetasi lamun
monospesifik. yang tumbuh di substrat pasir berkoral.
c. Padang lamun vegetasi campuran (mixed Sedangkan struktur vegetasi lamun yang akan
seagrass beds) diamati dalam penelitian ini, yakni tipe dari struktur
Padang lamun campuran umumnya terdiri vegetasi lamun yang ada di perairan Pulau Saronde,
dari sedikitnya 4 dari 7 spesies, yakni seperti tipe padang lamun vegetasi tunggal, tipe padang
Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, lamun vegetasi asosiasi 2 atau 3 spesies, dan tipe
Enhalus acoroides, Halodule uninervis, padang lamun vegetasi campuran, serta
Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan perbandingan struktur vegetasi lamun di masing-masing
Thalassia hemprichii. Tetapi padang lamun stasiun penelitian.
campuran ini, dalam kerangka struktur
Struktur Vegetasi Lamun Secara Umum
36 37
Struktur vegetasi berasal dari dua kata, yakni struktur yang berarti bentuk
dari sebuah susunan, dan vegetasi yang berarti keseluruhan komunitas tumbuh-
tumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Jadi struktur vegetasi lamun merupakan
bentuk susunan komunitas lamun yang tumbuh di suatu ekosistem. Menurut tipe
vegetasinya, padang lamun dapat dibagi menjadi 3 kelompok, sebagai berikut
(Makwin, 2010) :
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
25. Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem
yang produktif. Di samping itu, ekosistem lamun
mempunyai peranan penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut
dangkal. Menurut hasil penelitian, diketahui bahwa
peranan lamun sebagai berikut :
1. Produsen Primer
Lamun mempunyai tingkat produktivitas primer
tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya
yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu
karang (Bengen, 2001 dalam Nur, 2011).
2. Habitat biota
Lamun memberikan tempat perlindungan dan
tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-
tumbuhan (alga). Di samping itu, padang lamun
merupakan daerah pemijahan (spawning ground),
padang pengembalaan (nursery ground) dan mencari
makan (feeding ground) bagi berbagai jenis ikan
herbivora dan ikan–ikan karang (coral fishes) (Bengen,
2001 dalam Nur, 2011).
4. Penangkap sedimen Untuk tipe perairan tropis seperti
Indonesia, padang lamun lebih dominan
Daun lamun yang lebat akan memperlambat
tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix
air yang disebabkan oleh arus dan ombak
species) pada suatu kawasan tertentu yang
sehingga perairan di sekitarnya menjadi
berbeda dengan kawasan temperate atau
tenang. Rimpang dan akar lamun dapat
daerah dingin yangkebanyakan didominasi oleh
menahan dan mengikat sedimen, sehingga
satu jenis lamun (single species). Penyebaran
dapat menguatkan dan menstabilkan
lamun memang sangat bervariasi tergantung
permukaan substrat. Jadi padang lamun
pada topografi pantai dan pola pasang surut.
yang berfungsi sebagai penangkap
Kita bisa saja menemukan lamun yang terekspos
sedimen, dan dapat mencegah erosi.
oleh sinar matahari saat surut di beberapa pantai
atau melihat bentangan hijau yang di dalamnya
5. Pendaur zat hara
banyak ikan-ikan kecil saat pasang. Jenis lamun
Lamun memegang peranan penting dalam
yang terdapat di pantai Indonesia ada 12 jenis
pendauran berbagai zat hara dan elemen-
lamun dari sekitar 63 jenis lamun di dunia dengan
elemen yang langka di lingkungan laut.
dominasi beberapa jenis diantaranya Enhalus
acoroides, Cymodocea spp, Halodule spp.,
Di samping peranan ekologis tersebut,
Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium,
lamun juga mempunyai manfaat ekonomis, seperti
Thallasia hemprichii dan Thalassodendron ciliatum
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan
(Kasim,2005). berdasarkan hasil pengamatan LIPI
ternak, bahan baku kertas, bahan kerajinan,
saat ini terdapat 13 jenis lamun di perairan
pupuk, dan bahan obat-obatan (Ferianita, 2007
indonesia.
dalam Nur, 2011).
PERANAN PADANG LAMUN
sumber
gambar
:
pari.go.jp
38 39
3. Penyerap Karbon
Perubahan iklim telah menjadi ancaman bagi kehidupan bumi sejak
lama, terutama karena polusi karbondioksida yang sangat tinggi.
Terkait hal tersebut Balitbang KP telah melaksanakan penelitian
penyerapan karbon melalui vegetasi pesisir dan laut yang dikenal
dengan konsep blue carbon. Penelitian mengenai Blue carbon
dilakukan di Teluk Banten dan Kepulauan Derawan yang diperoleh
hasil bahwa Padang Lamun memiliki potensi menyerap dan
menyimpan karbon sekitar 4,88 ton/Ha/Tahun (sumber: TROBOSAqua
edisi 36, 15 Mei-14 Juni 2015). Blue carbon memiliki peran utama
pada siklus karbon di lautan. Kapasitas karbon yang mengendap dan
berasal dari vegetasi laut mencapai 180 kali lebih besar dibandingkan
dengan rat-rata kecepatan pengendapan di laut dalam (Kawaroe,et al,
2016).
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
26. ASOSIASI
FLORA DAN FAUNA
Tumbuhan lamun merupakan substrat (media tumbuh) menggunakan daerah padang lamun sebagai tempat asuhan,
yang memberikan perlindungan dan tempat menempel antara lain ikan baronang, duyung merupakan mamalia laut
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Komunitas flora dan fauna yang makanannya adalah lamun terutama Syringodium
padang lamun memiliki komposisi yang khas. Daunnya isotifolium . apabila air sedang surut rendah sebagian padang
mendukung sejumlah besar organisme epifit (tumbuhan yang lamun ini tersembul keluar dari air terutama bila komponen
hidup menumpang pada tumbuhan lain) dengan suatu substrat utamanya adalah Enhalus acoroides yang berdaun seperti pita
penempelan yang cocok. yang memanjang dan hewan yang berasosiasi dengan padang
Tumbuhan lamun dapat tumbuh diperairan dangkal yang lamun, ikan (baronang, dugong), Molusca (kerang), crustasea
berpasir, namun juga dijumpai di terumbu karang yang (bintang laut, bulu babi, teripang, bintang rapuh) (Nontji, 2002
membentuk vegetasi yang membentuk vegetasi yang lebat dalam Nopriandy, 2008).
sehingga merupakan padang lamun (Seagress bed) yang luas. Selanjutnya dikemukakan oleh Supriharyono (2007)
Di padang lamun juga hidup bermacam-macam biota laut bahwa produktifitas tersebut selain dari tumbuhan lamun juga
seperti crutacea, molusca, cacing dan berbagai jenis ikan. Ada berasal dari algae dan organisme yang menempel didaun.
yang hidup menetap dipadang lamun ada pula sebagai Sejumlah invetebrata seperti molusca (bipinna, lambis dan
pengunjung yang setia. Beberapa jenis ikan misalnya strombus), Enchodermata (tripang-holutoria, bulu babi-
berkunjung ke padang lamun untuk mencari makanan atau diadema sp), dan bintang laut (Archaster, Linckia) serta
untuk memijah. Crustasea (udang, kepiting).
Beberapa jenis biota laut yang mempunyai nilai niaga
40 41
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
27. Moluska
Filum Mollusca meliputi keong, kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong dan
sebangsanya. Moluska merupakan komponen yang sangat penting dari ekosistem padang
lamun, baik hubungannya ke biomasa maupun perannya didalam aliran energi, sebanyak
20 % - 60 % biomasa epifit di padang lamun dimanfaatkan oleh epifauna yang didominasi
oleh gastropoda (Klumpp et al dalam Kiswara, 2004).
Menurut Romimohtarto dan Juwana, (2007 dalam Seringo, 2009) berdasarkan
kesimetrisan bentuknya, sifat kaki, cangkang, insang dan sistem saraf maka moluska di
bagi menjadi 7 kelas antara lain polyplacopora atau Amphineura (chiton), Gastropoda
(keong), Pelecypoda atau Bivalia (kerang), Cephalopoda (cumi-cumi atau gurita),
Scaphopoda (cangkang tanduk), Aplacopora dan Monoplacopora (hewan bercangkang
yang kecil)
Gambar beberapa jenis moluska yang hidup dan berasosiasi di lamun
http://www.medialuhkan.com/2014/07/mengetahui-biota-yang-hidup-di-padang.html
42 43
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Comitia rotellina Polinices flemingianus Cypraea sp
Codakia tigerina Latona faba Adula atrata
Tapes literata Tellina sp Chlamys farreri
28. Synapta maculate
Protoreaster nodulosus
Enchinodermata adalah filum hewan terbesar
yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar
atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari
bentuk tubuhnya, kebanyakan memiliki simetri radial
(menggambarkan hewan yang mempunyai bagian
tubuh yang tersusun melingkar (bulat), jika diambil
garis lewat mulut akan menghasilkan bagian-bagian
yang sama), khususnya simetri radial pentameral
(terbagi lima). Walaupun terlihat primitif,
Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif
dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup
Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara
sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih
menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan
larva Hemichordata (Abidin, 2009). Kelompok
Enchinodermata yang banyak kita jumpai antara lain
Bintang laut, Lili Laut, Teripang, dan Bulu Babi di
daerah padang lamun (Abdullah, 1999).
Enchinodermata
Gambar Beberapa jenis echinodermata yang hidup dan berasosiasi di lamun
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
http://www.medialuhkan.com/2014/07/mengetahui-biota-yang-hidup-di-padang.html
44 45
Ketepo Salmacis spaeroides
Temnopleurus alexandrii Tripneustes gratilla
29. Arthropoda merupakan kelompok terbesar diantara binatang seperti kepiting, lobster, udang laut, brenacles.
seluruh duna hewan. Namanya berasal dari kakinya yang Mayoritas mereka adalah hidup di air, baik yang tinggal di laut
bersendi. Meskipun kelompok ini mencakup udang dan kepiting atau air tawar, tetapi beberapa kelompok dapat menyesuaikan
dalam laut hanya tiga kelompok taksonomi yang mendapatkan dengan kehidupan di darat, seperti kepiting. Mayoritas krustasea
perhatian yakni Crustacea, Pycnogonida dan Arachnida. bebas berpindah atau bebas bergerak (Romimohtarto, 2001)
Menurut Kikuchi dan Peres, (1973) dalam Listyo ( 2002) Krustasea termasuk dalam salah satu biota konsumen
komunitas hewan termasuk Crustacea mempergunakan padang dipadang lamun, isopoda dan tanaidacea memakan detritus dan
lamun sebagai habitatnya, tempat memijah dan mencari makan. rimpang lamun. Di samping itu beberapa decapoda memakan
Komunitas hewan tersebut membentuk empat kategori struktur daun lamun dan beberapa kepiting dengan ukuran besar
dan cara hidup di padang lamun, yaitu Komunitas biota yang memakan moluska. Pada saat yang sama, beberapa ikan
hidup pada daun hijau (segar) lamun (epifit, mikro-meiofauna), memakan udang dan kepiting kecil. Hal ini dapat dikatakan
Komunitas biota yang menempel pada rimpang lamun bahwa krustasea berperan dalam rantai makanan ( Listyo,
(Polikhaeta, Krustasea, Moluska, Echinodermata), Kominitas 2002).
biota yang hidup dalam sediman (bivalia, polikhaeta). Lebih Riniatsih, 2001 dalam Agusriadi, 2010 mendapatkan
lanjut peran padang lamun bagi komunitas biota kosumer, yaitu bahwa kawasan padang lamun diperairan pantai Jepara
padang lamun sebagai habitat dari komunitas biota dan padang merupakan habitat yang cocok untuk kehidupan pasca larva
lamun sumber makanan biota. udang famli Penaidae, Sergestidae, dan Luciferidae. Dimana
Crustacea dengan jumlah yang sangat besar dalam asosiasinya sangat bervariasi dalam komposisi, kepadatan dan
kelompok arthropoda yang terdiri dari hampir 50 jenis dan keanekaragaman jenisnya.
biasanya dimasukkan sebagai sub filum. Mereka termasuk jenis
Anthropoda
Menurut
erdasarkan cara hidup pada ekosistem padang lamun,
asosiasi antara ikan dengan padang lamun terdiri dari 4
kategori, yaitu :
1. Penghuni tetap dengan memijah dan menghabiskan
sebagian basar hidupnya diekosistem padang lamun (
contoh: Apogon margaritoporous )
2. Menetap dengan menghabiskan seluruh hidupnya di
ekosistem padang lamun ( contoh Haliochoeres leparensis,
Pranaesus duodecimalis, Paramia quinqilineata, Gerres
macrosoma, Monachantus tomentosus, Manachantus
hajam)
3. Menetap hanya pada saat tahap juvenil ( Siganus
canaliculatus, Siganus virgatus, Siganus chrysospilos,
Lethrinus sp)
4. Menetap sewaktu-waktu atau singgah hanya mengunjungi
padang lamun untuk berlindung atau cari makan.
Dwintasari (2009) dalam Agusriadi (2010). makanan (sumber
energi).
b
2. Rantai Makanan Merumput (Grazing Food Chain), karena
sejumlah fauna laut termasuk reptilia dan mamalia laut
menggunakan padang lamun sebagai padang
penggembalaan.
3. Rantai makanan plankton (Plankton Food Chain).
Ketiga rantai makanan tersebut membentuk jala
makanan pada ekosistem padang lamun
Berdasarkan nilai produktivitas padang lamun, asosiasi
organisme, uraian tentang biota dan sumberdaya hayati laut
dan tujuannya menempati atau mengunjungi padang
lamun,maka dapat disimpulkan bahwa pada ekosistem padang
lamun terdapat tiga tipe rantai makanan, yaitu:
1. Rantai Makanan Detritus (Detritus Food Chain), karena
sebagian besar biota yang hidup pada ekosistem padang
lamun menanfaatkan serasah lamun sebagai
Ikan
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
46 47
Gambar ekosistem lamun
Sumber : Umami 2015
30. Sebaran dan Jenis Lamun di TWP
Kepulauan Anambas
Terdapat tiga stasiun ekosistem lamun yang diamati di TWP
Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya, yaitu stasiun Air Asuk dan
Makam Siantan yang terletak di Kecamatan Siantan Tengah dan
stasiun Genting Pulur yang terletak di Kecamatan Jemaja Timur.
Secara umum berdasarkan hasil pengamatan ekosistem lamun yang
telah dilakukan di perairan TWP Kepulauan Anambas dan laut
sekitarnya, terdapat 3 jenis lamun yang terdiri dari jenis : Enhalus
acoroides, Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata.
LAMUN DI TWP
KEPULAUAN ANAMBAS
Enhalus ecoroides
Thalassia hemprichii
Cymodocea rotundata
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
48 49
31. Ekosistem padang lamun yang berada di stasiun Ekosistem padang lamun yang berada di stasiun
Air Asuk memiliki tutupan lamun yang paling tinggi yaitu Makam Siantan memiliki tutupan lamun sebesar 24%,
sebesar 53%. Merujuk kepada nilai tutupan lamun yang nilai tutupan lamun tersebut mengindikasikan bahwa
diperoleh dapat dikatakan bahwa ekosistem padang lamun lamun di Stasiun Makam Siantan berada dalam kondisi
yang berada di stasiun Air Asuk memiliki tutupan lamun tutupan jarang. Berdasarkan data pada tahun sebelumnya,
yang bersifat padat. Tutupan ekosistem padang lamun di pada tahun 2015 dilaporkan kondisi ekositem lamun di
stasiun Air Asuk mengalami peningkatan nilai tutupan perairan Makam Siantan sebesar 18,37% tutupan lamun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatan nilai mengalami peningkatan sebesar 30,64% dari kondisi
tutupan lamun di stasiun air asuk cukup tinggi, pada tutupan lamun sebelumnya. Meningkatnya tutupan lamun
tahun 2015 tutupan lamun di stasiun Air Asuk sebesar diduga akibat faktor kualitas perairan yang mendorong
27,74 % sedangkan pada tahun 2016 tutupan lamun pertumbuhan lamun, selain itu ditemukan 1 spesies lamun
sebesar 53%. Terdapat peningkatan tutupan lamun lain selain Enhalus acoroides yang mendominasi ekosistem
sebesar 91% dari kondisi tutupan lamun sebelumnya. Hal padang lamun Makam Siantan. Berdasarkan pemantauan
tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tutupan lamun
seperti meningkatnya konsentrasi nutrien perairan yang pada stasiun Genting Pulur sebesar 0%. Nilai tutupan
berperan dalam proses pertumbuhan lamun. Mengingat lamun tersebut mengindikasikan bahwa pada stasiun
stasiun Air Asuk berada didekat pemukiman masyarakat tersebut tidak ditemukannya ekosistem padang lamun.
dan kawasan budidaya ikan Napoleon, selain itu pada Terdapat beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab
survey tahun 2016 ditemukan 3 spesien lamun lain yaitu bahwa stasiun yang berada di Desa Genting Pulur tidak
Enhalus acoroides ,Thalassia hemprichii dan Cymodocea memiliki tutupan lamun diantaranya yaitu : Kondisi
rotundata sedangkan pada tahun 2015 hanya ditemukan perairan yang berada di kawasan Selat dengan arus yang
spesies Enhalus acoroides yang mendominasi ekosistem cukup kuat selain itu sedikitnya masukan nutrien ke dalam
lamun Air Asuk. perairan diduga salah satu faktor yang menyebabkan tidak
ditemukannya lamun pada stasiun tersebut.
Selain itu merujuk kepada hasil pemantauan bahwa lamun yang tumbuh di stasiun tersebut
ekosistem lamun di stasiun Genting Pulur yang merupakan lamun jenis Halophila spinulosa. Lamun
dilakukan pada tahun 2015, menunjukkan bahwa bergenus Halophila merupakan lamun yang bersifat
tutupan lamun pada stasiun tersebut sangatlah kecil sebagai pionir pada suatu ekosistem padang lamun,
yaitu sebesar 10%, nilai tutupan tersebut didiuga faktor lingkungan yang tidak sesuai
mengindikasikan bahwa tutupan lamun pada stasiun menyebabkan tidak ditemukannya lamun di desa
tersebut berada dalam kondisi yang jarang. Selain itu Genting Pulur pada saat dilakukan pemantauan tahun
hasil pemantauan ekosistem padang lamun di stasiun 2016.
Desa Genting Pulur pada tahun 2015, menunjukkan
Kondisi Ekosistem Lamun di TWP
Kepulauan Anambas dan Laut di Sekitarnya
Gambar Nilai tutupan lamun di perairan TWP Anambas
50 51
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
32. Nilai persentase tutupan lamun di perairan TWP Kepulauan Anambas secara umum berada pada kisaran 24-53 %
Menurut Kawaroe et al (2016) besarnya nilai persentase tutupan lamun di suatu perairan dipengaruhi oleh faktor tekanan
lingkungan dan nutrien di perairan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa terdapat tiga jenis lamun yang
ditemukan di lapangan dengan kondisi tidak tersebar secara merata pada setiap stasiun pengamatan. Sebaran jenis lamun dan
nilai tutupan lamun pada setiap stasiun pengamatan di Perairan TWP Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya disajikan pada
tabel 2 berikut :
Stasiun
Persentase Tutupan
Lamun (%)
Jenis Lamun
Ea Th Cr
Makam Siantan
24
+ +
Air Asuk
53
+ + +
Genting Pulur 0 - - -
Sumber : Hasil Pengamatan Lapang (2016)
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada tabel di samping dapat diketahui bahwa lamun jenis Thalassia
hemprichii memiliki sebaran yang sangat luas dimana terdapat pada seluruh stasiun pengamatan. Hal tersebut dikarenakan
lamun jenis Thalassia hemprichii merupakan lamun kosmopolitan yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
berbagai macam kondisi lingkungan perairan. Selain lamun jenis Thalassia hemprichii terdapat lamun jenis lain yang
sering dijumpai pada stasiun lain seperti Cymodocea rotundata, dan Enhalus acoroides. Ketiga jenis lamun tersebut
merupakan spesies kunci pada lamun yang berada di kawasan indo-pasifik.
Kondisi Ekosistem Lamun di TWP
Kepulauan Anambas dan Laut di Sekitarnya
52 53
Tabel Distribusi Jenis Lamun dan Persentase Tutupan Lamun
di Perairan TWP Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
33. Ekosistem lamun di Kawasan Air Asuk ini memiliki dengan kerapatan sebesar 116 ind/m2 dan lamun jenis
substrat lumpur berpasir. Kawasan ekosistem lamun berada Cymodocea rotundata memiliki nilai tutupan yang sangat
pada kawasan budidaya ikan Napoleon dan dekat dengan rendah sebesar 8%, akan tetapi memiliki kerapatan yang
pemukiman masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan di tinggi sebesar 180 ind/m2, besarnya nilai kerapatan yang
lapangan, terdapat tiga jenis lamun yang ditemukan di stasiun berbanding terbalik dengan nilai tutupan ini dikarenakan
ini yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan lamun jenis ini merupakan individu lamun yang memiliki
Cymodocea rotundata. morfologi tubuh yang sangat kecil. Ekosistem padang lamun di
Lamun jenis Enhalus acoroides memiliki nilai tutupan Stasiun Air Asuk memiliki kecerahan yang cukup baik dengan
tertinggi sebesar 40% dengan kerapatan sebesar 31 ind/m2, nilai pH sebesar 8,1 dan salinitas sebesar 32 psu. Berdasarkan
besarnya nilai tutupan pada lamun jenis ini dikarenakan lamun nilai tutupan ekosistem lamun secara umum dapat dikatakan
jenis Enhalus acoroides memiliki morfologi yang sangat besar bahwa ekosistem lamun di Stasiun Air Asuk berada dalam
dibandingkan dengan lamun jenis lainnya. Lamun jenis kondisi tutupan lamun yang padat (Rachmawati et al,2014).
Thalassia hemprichii memiliki nilai tutupan sebesar 30%
Kerapatan Jenis dan Tutupan Jenis
Lamun di Air Asuk
Gambar (a) Grafik Penutupan Jenis dan (b) Kerapatan Jenis Lamun di Stasiun Air Asuk
(a) (b)
Kondisi sekitar ekosistem lamun stasiun Air Asuk
54 55
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
34. BIOTA ASOSIASI
Biota yang hidup pada ekosistem lamun disebut biota asosiasi.
Biota asosiasi yang ditemukan pada ekosistem padang lamun di Stasiun Air
Asuk diantaranya larva ikan dan makroalga jenis Padina sp.
Pada beberapa bagian ekosistem padang lamun di Stasiun Air Asuk
kelimpahan makroalga jenis Padina sp ini sangat melimpah. Melimpahnya
makroalga disuatu ekosistem merupakan salah satu bioindikator
meningkatnya konsentrasi nutrient di suatu perairan, hal ini diduga akibat
tingginya nutrien yang berasal dari pemukiman masyarakat maupun
limbah sisa pakan yang dihasilkan dari aktivtitas budidaya ikan Napoleon.
Perlu adanya pengendalian terhadap melimpahnya makroalga ini,
dikhawatirkan akan berkompetisi dengan lamun sehingga mempengaruhi
ekosistem padang lamun di stasiun air asuk.
Gambar Makroalga jenis Padina sp.
56 57
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
35. Ekosistem padang lamun di kawasan Makam
Siantan ini memiliki substrat berupa lumpur. Kawasan
ekosistem lamun tepat berada di depan ekosistem
mangrove dan terdapat pemukiman masyarakat di pulau
tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,
terdapat dua jenis lamun yang ditemukan di stasiun ini
yaitu Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii .
Lamun jenis Enhalus acoroides memiliki nilai
tutupan tertinggi sebesar 24% dengan kerapatan sebesar
2
29 ind/m , sedangkan lamun jenis Thalassia hemprichii
memiliki nilai tutupan sebesar 4% dengan kerapatan
2
sebesar 22 ind/m . Berdasarkan data yang diperoleh dapat
dilihat bahwa lamun jenis Enhalus acoroides memiliki
tutupan dan kerapatan yang tertinggi dibandingkan
dengan lamun Thalassia hemprichii pada stasiun Makam
Siantan, hal tersebut dikarenakan lamun jenis Enhalus
acoroides memiliki kemampuan hidup yang baik pada
substrat perairan yang berupa lumpur (Kawaroe et
al,2016).
Substrat berupa lumpur juga berdampak kepada jumlah lamun yang ditemukan di stasiun tersebut, dikarenakan mayoritas jenis
lamun hidup pada perairan dengan substrat pasir, selain itu kondisi perairan yang memiliki substrat lumpur berdampak kepada rendahnya
nilai kecerahan pada perairan, rendahnya kecerahan mampu mempengaruhi aktifitas fotosintesis lamun, sehingga jika dibandingkan
dengan stasiun Air Asuk lamun yang hidup di stasiun Makam Siantan ini memiliki kerapatan yang relatif lebih kecil.
Ekosistem padang lamun di Stasiun Makam Siantan memiliki kecerahan yang cukup rendah dengan nilai pH sebesar 8 dan
salinitas sebesar 30 psu. Berdasarkan nilai tutupan ekosistem lamun secara umum dapat dikatakan bahwa ekosistem lamun di Makam
Siantan berada dalam kondisi tutupan lamun yang jarang (Rachmawati et al.,2014)
Biota Asosiasi
Ekosistem lamun di stasiun Makam Siantan merupakan habitat bagi Ikan Baronang, sebagaimana diketahui bahwa
ikan Baronang merupakan salah satu ikan yang berasosiasi dengan Ekosistem Lamun. Terdapatnya ikan Baronang, pada
stasiun tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasang jaring pada wilayah sekitar ekosistem lamun.
(a) (b)
Gambar (a) Grafik Penutupan Jenis dan (b) Kerapatan Jenis Lamun di Stasiun Makam Siantan
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Kondisi sekitar ekosistem lamun
Stasiun Makam Siantan
58 59
KERAPATAN JENIS DAN TUTUPAN JENIS LAMUN
DI MAKAM SIANTAN
36. Kawasan konservasi TWP Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya merupakan salah satu Kawasan
Konservasi Perairan Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan berdasarkan Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 37 Tahun 2014. Kawasan ini memiliki luas total 1.262.686,2 ha. Dengan
luas laut yang besar, kawasan ini memiliki potensi bahari yang sangat melimpah sehingga banyak masyarakat
yang mengakses kawasan untuk memanfaatkan sumberdaya yang berlimpah tersebut. Semakin banyak
aktifitas manusia dalam melakukan eksploitasi sumberdaya perikanan di kawasan tersebut, maka semakin
tinggi pula ancaman terhadap keberlangsungan dan kelestarian ekosistem yang ada di kawasan tersebut. Hal
ini akan berdampak pada kelestarian ekosistem Padang Lamun yang ada di kawasan pesisir TWP Kepulauan
Anambas.
Aspek ekologis merupakan aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam upaya pengelolaan efektif
kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Pengelolaan kawasan yang baik tidak
akan tercapai apabila sumberdaya kawasan tersebut tidak dikelola dengan baik. Analisis aspek ekologis dapat
diperoleh melalui hasil pengukuran terhadap potensi ekologis terumbu karang, lamun, mangrove, ikan karang,
dan Non Ikan (megabenthos dan biota lainnya).
Salah satu kunci keberhasilan dalam upaya mencapai pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan,
perlu dilakukan analisis aspek ekologis tersebut secara periodikyang kemudian dapat dijadikan sebagai data
dasar dalam pengelolaan kawasan TWP Kepulauan Anambas.
Dengan keberadaan Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru sebagai pengelola kawasan
TWP Kepulauan Anambas, maka diharapkan mampu menjaga dan meningkatkan kelestarian ekosistem padang
lamun yang merupakan salah satu tugas fungsi dalam melakukan perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
kawasan secara berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat setempat.
60 61
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
PENUTUP
37. Anonim. 2015. Penyerap Karbon dari Laut. Trobosaqua.
Haerul, A. 2014. Halophila sulawesii: “lamun terbaru” di dunia.
http://andihaerul. blogspot.co.id/2014/02/Halophila-sulawesii-
lamun-terbaru-di-dunia.html.diakses pada 6 Desember 2016.
Hakim, A.R. 2014. Mengetahui biota yang hidup di padang lamun.
http://www.medialuhkan.com /2014/07/mengetahui-biota-yang-
hidup-di-padang.html. diakses pada 5 Desember 2016.
Kawaroe, Mujizat, Aditya Hikmat Nugraha, dan Juraij. 2016. Ekosistem
Padang Lamun. IPB Press. Bogor.
Panduan Monitoring Padang Lamun. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Rahmawati, S., Indarto Happy, Muhammad Husni dan Wawan Kiswara.
2014.
DAFTAR PUSTAKA
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
62 63