SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SEKS BEBAS DAN
BAHAYANYA
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
I.

IDENTIFIKASI MASALAH
Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja
dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah
menurut agama dan hukum yang berlaku akan tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan
mahsiswa. Aktifitas seks bebas mungkin sesuatu yang biasa di negara lain khususnya dalam
kehidupan barat, tetapi tidak di negara kita Indonesia. Itu sesuatu yang dilarang dalam
masyarakat kita. Seks bebas mungkin membuat setiap orang senang untuk melakukannya.
Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan pacaran dan
kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi tenggelam dalam
pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan asmara yang mereka namakan cinta. Seks
merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan
hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup
lainnya (tumbuhan).
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak sepantasnya
apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas
atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.
Kegiatan seks (bersetubuh) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah
yaitu pernikahan. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu
pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku
lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya.
Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko terjadinya kehamilan diluar nikah, putus sekolah,
perkawinan usia muda, pengguguran kandungan yang dapat membahayakan dirinya sendiri,
dan yang paling utama dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah terjadinya penyakit
menular seksual/penyakit kelamin yang disebabkan karena melakukan hubungan seks dengan
berganti-ganti pasangan.

II.

PENGANTAR
Bidang studi : Kesehatan Reproduksi
Topik
: Seks Bebas di Kalangan Remaja
Sub Topik
: Bahaya Seks Bebas Bagi Kesehatan
Sasaran
: Remaja Karang Taruna dusun singsaren
Hari/Tanggal : Kamis, 28 mei 2009
Jam
: 18:30 WIB
Waktu
: s/d selesai
Tempat
: Rumah pak dukuh RT 04 Singosaren

III.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan remaja Karang Taruna Singosaren Bantul
Yogyakarta dapat mengerti tentang bahaya seks bebas.
IV.

1.
2.
3.
4.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan,
Singosaren Bantul Yogyakarta akan dapat:
Mengerti arti dari seks bebas
Mengetahui faktor penyebab seks bebas
Mengetahui cara-cara pencegahan seks bebas
Mengetahui bahaya seks bebas

V.

remaja

Karang

MATERI
Terlampir

VI.

diharapkan

MEDIA
Materi SAP
Komputer (power point)
Leafllet

-

VII.
-

METODE
Penyuluhan
Tanya jawab

VIII.

KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu
Kegiatan Penyuluhan
1.
2 menit
Pembukaan:
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2.
15 menit
Pelaksanaan:
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian Seks Bebas
2. Faktor Penyebab Seks Bebas
3. Pencegahan Seks Bebas
4. Bahaya Seks Bebas
3.
6 menit
Evaluasi :
- Meminta siswa dan siswi menjelaskan
atau menyebutkan kembali :
1. Pengertian Seks Bebas
2. Faktor Penyebab Seks Bebas
3. Pencegahan Seks Bebas
4. Bahaya Seks Bebas
-Memberikan
kesempatan
kepada
responden untuk bertanya
-Memberikan
kesempatan
kepada

Kegiatan Peserta
Menjawab salam
Mendengarkan dan
Memperhatikan

Menyimak
dan
Memperhatikan

Merespon,
Bertanya
Menjawab
Pertanyaan

dan

Taruna
4.

IX.

5 menit

responden untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
-Memberikan pujian atas keberhasilan
responden
dalam
menjelaskan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
Penutup:
-Menyimpulkan materi yang
Menjawab Salam
telah disampaikan
-Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu yang
telah diberikan kepada peserta
-Mengucapkan salam

PENGESAHAN
Yogyakarta, 28 Mei 2009
Sasaran

Pemberi Penyuluhan

Karang Taruna Singosaren

Mahasiswa PKMD UNRIYO
Mengetahui,
Pembimbing PKL

Sulistyaningsih

X.

EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan, Essay, dan Pilihan Ganda
Jumlah Soal
: 2 soal

XI.

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak sepantasnya
apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas
atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.
Seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan kelamin yang dilakukan secara bebas (bergantiganti pasangan) yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat.
B. Faktor Penyebab Seks Bebas
Sebagian kecil yang melakukan hubungan seks diluar nikah disebabkan karena ada beberapa
tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks yaitu:
Pegangan tangan
Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
Ciuman bibir (kiss franc)
Pelukan
Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
Melakukan hubungan seks
Ironisnya hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat mereka
berlindung, hubungan seks pada umumnya dilakukan atas dasar suka sama suka, dan bahkan
ada yang berganti-ganti pasangan. Sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi
yang dijual bebas dan menggunakan metode coitus interuptus.
Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas yaitu:
1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang
diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang
diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak
dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak,
maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak
mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan
jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
2. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat yang
didominasi oleh pelacur, preman, pemabuk dll, sehingga dapat mempengaruhi remaja di
lingkungan tersebut.
3. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah
kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi
sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondarmandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat
kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan
tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak
gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam
perilaku seks bebas.
4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga
Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga, terutama
orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang
negative.
5. Kurangnya pendidikan seks
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan
kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang diambil dari media massa dan teman
sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya
untuk kesehatannya.
6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno
VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000. Sekali dirazia,
setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang mengejar angka-angka pun
memberi andil kerusakan generasi muda itu.
7. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya)
Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu di antaranya adalah
akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi
secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan
sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit
kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di pasaran.
Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta,
serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang
ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton usia remaja.
Film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu pembuatan
filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja, bahkan sangat
mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan
karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi
kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak
mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang
sangat “berani”, dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi
norma agama
8. Narkoba
Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya. Dimana orang-orang yang telah
terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat dipastikan telah
melakukan seks bebas. Baik hubungan diluar nikah maupun dengan berganti-ganti pasangan.
9. Pengaruh kebudayaan barat
Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan etika kini
semakin memudar dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi, bahkan dengan bangga
mereka mengadopsi budaya barat dan sadar atau tidak sadar menjadi agen budaya asing.
Dengan mencontoh gaya hidup barat yang liberal pergaulan anak-anak muda/remaja
kita terutama di kota-kota besar kian semakin mengkhawatirkan orang tua. Orang tua jadi
pusing tujuh keliling. Mereka tidak mampu lagi membendung pola tingkah anak muda
sekarang.
10. Media cetak
Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang juga memuat gambar-gambar
porno, sehingga membuat anak-anak remaja sekarang banyak terjerumus dalam pergaulan
bebas dan melakukan seks bebas
11. Gaya hidup
Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap malam,
seperti dugem, clubbing, minum-minuman keras, merokok, nongkrong di kafe dan lain
sebagainya.
12. Kemajuan tekhnologi (internet)
Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari banyak situs terlarang, seperti
halnya situs yang memperlihatkan banyak pose orang telanjang khususnya wanita atau situs
seks.
Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu akan mengurangi
keimanan kepada Tuhan dan cenderung membawa mereka untuk melakukan sesuatu yang
salah. Tetapi banyak orang tidak tahu atau tidak memikirkan tentang itu. Mereka terlalu
bernafsu untuk melihat gambar-gambar itu semua.
13. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab terjadinya seks bebas.
14. Kondom yang terjual bebas
Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu penyebab seks bebas
karena kita tahu kalau kondom dapat mencegah kehamilan, sehingga dapat melakukan seks
bebas kapanpun.
C. Pencegahan Seks Bebas
Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat dilakukan dengan
cara:
1. Memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di rumah
2. Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah
3. Memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show kesehatan atau
seks, agar remaja mengetahui betapa bahayanya melakukan seks bebas.
4. Peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik
anak-anaknya dengan bimbingan agama yang kuat.
5. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah
penting, antara lain orang tua harus bisa menjadi sahabat anaknya
6. Menjalin hubungan baik antara orangtua dengan anak yaitu dengan
komunikasi yang baik
7. Pemerintah juga harus menegakkan hukum setegak-tegaknya.
Misalnya memberantas pelaku perdangan anak yang menjadi salah satu
sumber terjadinya perbudakan seks.
8. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis
9. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya
10. Pengembangan harga diri anak
11. Mengembangkan ketrampilan dan kemandirian anak
12. Meningkatkan iman dan takwa
13. Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks

D. Bahaya Seks bebas
Bahaya dari seks bebas adalah:
1. Terputusnya sekolah
Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena dengan
seks bebas dan pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus dengan belajar saat di
sekolah dan hanya memikirkan pacarnya atau mau ngapain setelah sekolah (kencan di
tempat-tempat romantic, makan malam, dll). Itulah yang dapat menyebabkan anak putus
sekolah karena malas belajar dan hanya memikirkan pacarnya saja, apalagi kalau sudah patah
hati, pasti malas umtuk melakukan kegiatan apapun.
2. Perkawinan usia muda
Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat menikah pada
usia muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan oleh kedua
belah pihak. Menikah diusia muda juga banyak mempunyai dampak yang tidak baik untuk
kedua pihak, misalnya: karena ketidaksiapan psikis dan psikologi, maka dapat menyebabkan
pertengkaran dan perceraian dan bagi seorang istri, karena organ-organ reproduksinya belum
berfungsi dengan baik seperti wanita yang sudah dewasa, maka bisa menyebabkan
perdarahan saat melahirkan dan penyakit-penyakit lainnya.
3. Kehamilan di luar nikah
Pacaran yang bebas, akan membuka kemungkinan terjadinya kegiatan seks bebas
yang berujung pada kehamilan. Jika, terjadi kehamilan, maka yang bersangkutan harus siap
untuk menjadi orang tua. Menjadi orang tua, tentu membewa banyak konsekuensi seperti
harus kehilangan kesempatan menyelesaikan studi, mencarikan nafkah untuk keluarga,
kesiapan psikis untuk menjadi kepala keluarga, kesiapan untuk membangun keluarga,
kesiapan untuk berhadapan dengan orang tua (menjelaskan tentang kehamilan tersebut),
kesiapan psikis untuk berhadapan dengan berbagai pertanyaan dari masyarakat sekitar
dan kelurga dan lain-lain.
Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka sudahkah kita memiliki bayangan,
kira-kira pekerjaan apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk membiayai keluarga kita?
Sementara pada sisi yang lain, bekal untuk berkompetinsi mencari pekerjaan yang layak,
mungkin belum kita miliki. Jika, setelah kita analisis ternyata kita belum siap untuk menjadi
orang tua di usia muda, maka lebih baik tidak usah pacaran terlebih dahulu. Maka, bahwa di
usia muda lebih baik kita menghindari pacaran terlebih dahulu agar waktu yang kita miliki
dapat betul-betul kita maksimalkan untuk mempersiapkan masa depan kita.
4. Pengguguran kandungan (aborsi)
Kehamilan di luar nikah dapat menyebabkan pasangan tersebut memutuskan untuk
menggugurkan kandungannya karena takut jika diketahui orang tua, pasangannya belum siap
untuk menikah dan lain-lain.
Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungannya pada tenaga non medis (dukun,
tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. Perlu diketahui bahwa aborsi dapat
dilakukan dengan dua macam tindakan yaitu:
 Aborsi dilakukan sendiri
Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara meminum obat0obatan yang
membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja
menggugurkan janin.
 Aborsi dilakukan orang lain
Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan
juga beragam.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalm 5 tahapan,
yaitu:
1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan
2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan
3. Potongan bayidikeluarkan satu persatu dari kandungan
4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan
tidak tersisa
5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah/sungai, di kubur di tanah
kosong, atau di bakar di tungku
Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melakukan aborsi dengan cara memberi ramuan
obat pada calon ibu dan menguurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa janin
dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu membuahkan
hasil yang diinginkan dan kemungkinan dapat membawa cacat bagi janin dan trauma hebat
bagi calon ibu.
Tindakan aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan
seorang wanita.
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi adalah:
 Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, yaitu:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
d. Rahim yang sobek
e. Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
f. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormone estrogen
pada wanita)
g. Kanker indung telur
h. Kanker leher rahim
i. Kanker hati
j. Kelainan pada plasenta/ ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
k. Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturunan
l. Infeksi rongga panggul
m. Infeksi pada lapisan rahim
 Resiko Kesehatan Mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Sindrom Paska Aborsi atau PAS.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut
ini:
a. Kehilangan harga diri
b. Berteriak-teriak histeris
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
d. Ingin melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
5. Penyakit Kelamin atau Penyakit Menular Seksual (Gonorhoea, Chlamydia, Herpes, Infeksi
Jamur, Syphilis HIV/AIDS dll)
Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan karena belum
ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan. Keadaan ini akan
memperparah terjadinya penyakit menular seksual seperti gonorhoe, Chlamydia, Herpes,
Infeksi Jamur, Syphilis maupun AIDS. PMS sering berakhir dengan penyakit komplikasi
seperti kemandulan atau infertilitas.
Gonorhoe dan Chlamydia
Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah
berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini
Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang Air Kecil
dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak terasa sama sekali
Herpes
Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan
Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini
Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair
Dalam 5-10 hari gejala hilang
Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat
Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur
Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang tidak disunat
Syphilis
disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah berhubungan intim dengan
penderita penyakit ini
luka terlihat seperti berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak
terasa sakit
luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap padfa tubuhdan
penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang juga
dan virus akan menyerang bagian tubuh lain
shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan penicillin
HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup kita meskipun kita
menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan seks, ia masih tidak bisa dihindari.
Setiap orang bisa terkena jika kita tidak mencoba menghindarinya.
AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh. Diakibatkan
oleh serangan virus HIV
Timbul karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui transfusi darah, jarum
suntik, luka, maupun penularan dari ibu ke bayi.
Seks bebas tersebut sebenarnya adalah bentuk pengamalan surat Al Israa ayat 32 yang
berbunyi:
"Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji.
Dan
suatu
jalan
yang
buruk."
sMereka menyadari bahwa seks bebas itu berbahaya dan menyarankan untuk selalu menjaga
diri, memiliki pengendalian diri, khususnya dalam periode pacaran. Bahkan mereka
mengatakan untuk putri simpanlah ciuman pertama dan keperawanan itu untuk suami
mereka.
Proses pengendalian diri (kesadaran internal) ini juga sangat bersesuaian dengan QS. An
Nuur:
30-31
yang
berbunyi:
30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung."

XII.

DAFTAR PUSTAKA
Dr.H.Boyke Dian Nugraha, SpOG,MARS. Ginekologi dan Konsultan. Jakarta, 2000.
Wijayanto, Iip. Cinta Antara Realita Seks Pra-Nikah. Jogjakarta, 2008.
http://workshopsalamaa.wordpress.com/2007/04/11/seks-bebas-remaja-indonesia-merajalela
http://ruuappri.blogsome.com/2006/05/23/mengatasi-perilaku-seks-bebas-2/
http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=19232
http://www.healthac.org/shortguides/shortguides_indonesian.html

Contenu connexe

Tendances

Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasProses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasJuwita Ayu Antateliz
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiAsih Astuti
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidananMira Dw
 
Malpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananMalpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananNAWRA115
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidananSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidananOperator Warnet Vast Raha
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingValny Majid
 
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan  pada Kelompok KhususDokumentasi Keperawatan  pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khususpjj_kemenkes
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasipjj_kemenkes
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)
Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)
Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)Septian Muna Barakati
 
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualkb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualUwes Chaeruman
 
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan BalitaRencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan BalitaStephanieLexyLouis1
 
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...Annisa Setia Candra
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasCikHaappy
 
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiProgram pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
 

Tendances (20)

Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasProses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksi
 
Makalah home care3
Makalah home care3Makalah home care3
Makalah home care3
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
 
Asuhan Kebidanan
Asuhan KebidananAsuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidanan
 
Malpraktik Kebidanan
Malpraktik KebidananMalpraktik Kebidanan
Malpraktik Kebidanan
 
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDSppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidananSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
 
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan  pada Kelompok KhususDokumentasi Keperawatan  pada Kelompok Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Kelompok Khusus
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)
Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)
Leaflet diet & nutrisi pd penderita kanker (2)
 
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualkb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
 
pemasaran jasa sosial kebidanan
pemasaran jasa sosial kebidananpemasaran jasa sosial kebidanan
pemasaran jasa sosial kebidanan
 
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan BalitaRencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Neonatus, Bayi dan Balita
 
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
ASKEP pada Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Industri ...
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitas
 
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiProgram pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
 

Similaire à Sap seks bebas

Similaire à Sap seks bebas (20)

seks bebas
seks bebasseks bebas
seks bebas
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 
Seks bebas remaja
Seks bebas remajaSeks bebas remaja
Seks bebas remaja
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Pengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebasPengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebas
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebas
 
Presentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBASPresentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBAS
 
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan BebasMakalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
 
Aisy makalah
Aisy makalahAisy makalah
Aisy makalah
 
M a k a l a h sex bebvas
M a k a l a h sex bebvasM a k a l a h sex bebvas
M a k a l a h sex bebvas
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebas
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Makalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebasMakalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebas
 
masalah sex bebas
masalah sex bebasmasalah sex bebas
masalah sex bebas
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Pergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remaja
 
Ppt seksbebas revi
Ppt seksbebas reviPpt seksbebas revi
Ppt seksbebas revi
 

Sap seks bebas

  • 1. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SEKS BEBAS DAN BAHAYANYA SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) I. IDENTIFIKASI MASALAH Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah menurut agama dan hukum yang berlaku akan tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan mahsiswa. Aktifitas seks bebas mungkin sesuatu yang biasa di negara lain khususnya dalam kehidupan barat, tetapi tidak di negara kita Indonesia. Itu sesuatu yang dilarang dalam masyarakat kita. Seks bebas mungkin membuat setiap orang senang untuk melakukannya. Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan pacaran dan kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi tenggelam dalam pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan asmara yang mereka namakan cinta. Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut zina. Kegiatan seks (bersetubuh) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah yaitu pernikahan. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya. Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko terjadinya kehamilan diluar nikah, putus sekolah, perkawinan usia muda, pengguguran kandungan yang dapat membahayakan dirinya sendiri, dan yang paling utama dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah terjadinya penyakit menular seksual/penyakit kelamin yang disebabkan karena melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan. II. PENGANTAR Bidang studi : Kesehatan Reproduksi Topik : Seks Bebas di Kalangan Remaja Sub Topik : Bahaya Seks Bebas Bagi Kesehatan Sasaran : Remaja Karang Taruna dusun singsaren Hari/Tanggal : Kamis, 28 mei 2009 Jam : 18:30 WIB Waktu : s/d selesai Tempat : Rumah pak dukuh RT 04 Singosaren III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan remaja Karang Taruna Singosaren Bantul Yogyakarta dapat mengerti tentang bahaya seks bebas.
  • 2. IV. 1. 2. 3. 4. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Singosaren Bantul Yogyakarta akan dapat: Mengerti arti dari seks bebas Mengetahui faktor penyebab seks bebas Mengetahui cara-cara pencegahan seks bebas Mengetahui bahaya seks bebas V. remaja Karang MATERI Terlampir VI. diharapkan MEDIA Materi SAP Komputer (power point) Leafllet - VII. - METODE Penyuluhan Tanya jawab VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN No Waktu Kegiatan Penyuluhan 1. 2 menit Pembukaan: 1. Memberi salam 2. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan 2. 15 menit Pelaksanaan: Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur. Materi : 1. Pengertian Seks Bebas 2. Faktor Penyebab Seks Bebas 3. Pencegahan Seks Bebas 4. Bahaya Seks Bebas 3. 6 menit Evaluasi : - Meminta siswa dan siswi menjelaskan atau menyebutkan kembali : 1. Pengertian Seks Bebas 2. Faktor Penyebab Seks Bebas 3. Pencegahan Seks Bebas 4. Bahaya Seks Bebas -Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya -Memberikan kesempatan kepada Kegiatan Peserta Menjawab salam Mendengarkan dan Memperhatikan Menyimak dan Memperhatikan Merespon, Bertanya Menjawab Pertanyaan dan Taruna
  • 3. 4. IX. 5 menit responden untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan -Memberikan pujian atas keberhasilan responden dalam menjelaskan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Penutup: -Menyimpulkan materi yang Menjawab Salam telah disampaikan -Menyampaikan terimakasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan kepada peserta -Mengucapkan salam PENGESAHAN Yogyakarta, 28 Mei 2009 Sasaran Pemberi Penyuluhan Karang Taruna Singosaren Mahasiswa PKMD UNRIYO Mengetahui, Pembimbing PKL Sulistyaningsih X. EVALUASI Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab Jenis Pertanyaan : Lisan, Essay, dan Pilihan Ganda Jumlah Soal : 2 soal XI. LAMPIRAN MATERI A. Pengertian Seks Bebas Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut zina. Seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan kelamin yang dilakukan secara bebas (bergantiganti pasangan) yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. B. Faktor Penyebab Seks Bebas Sebagian kecil yang melakukan hubungan seks diluar nikah disebabkan karena ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan seks yaitu: Pegangan tangan Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening Ciuman bibir (kiss franc)
  • 4. Pelukan Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas) Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan) Melakukan hubungan seks Ironisnya hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat mereka berlindung, hubungan seks pada umumnya dilakukan atas dasar suka sama suka, dan bahkan ada yang berganti-ganti pasangan. Sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas dan menggunakan metode coitus interuptus. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas yaitu: 1. Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas. 2. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat yang didominasi oleh pelacur, preman, pemabuk dll, sehingga dapat mempengaruhi remaja di lingkungan tersebut. 3. Lingkungan pergaulan Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondarmandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi. Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas. 4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga, terutama orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negative. 5. Kurangnya pendidikan seks Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya. 6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000. Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan generasi muda itu.
  • 5. 7. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya) Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton usia remaja. Film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja, bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang sangat “berani”, dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma agama 8. Narkoba Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya. Dimana orang-orang yang telah terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat dipastikan telah melakukan seks bebas. Baik hubungan diluar nikah maupun dengan berganti-ganti pasangan. 9. Pengaruh kebudayaan barat Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan etika kini semakin memudar dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi, bahkan dengan bangga mereka mengadopsi budaya barat dan sadar atau tidak sadar menjadi agen budaya asing. Dengan mencontoh gaya hidup barat yang liberal pergaulan anak-anak muda/remaja kita terutama di kota-kota besar kian semakin mengkhawatirkan orang tua. Orang tua jadi pusing tujuh keliling. Mereka tidak mampu lagi membendung pola tingkah anak muda sekarang. 10. Media cetak Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang juga memuat gambar-gambar porno, sehingga membuat anak-anak remaja sekarang banyak terjerumus dalam pergaulan bebas dan melakukan seks bebas 11. Gaya hidup Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap malam, seperti dugem, clubbing, minum-minuman keras, merokok, nongkrong di kafe dan lain sebagainya. 12. Kemajuan tekhnologi (internet) Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari banyak situs terlarang, seperti halnya situs yang memperlihatkan banyak pose orang telanjang khususnya wanita atau situs seks. Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu akan mengurangi keimanan kepada Tuhan dan cenderung membawa mereka untuk melakukan sesuatu yang
  • 6. salah. Tetapi banyak orang tidak tahu atau tidak memikirkan tentang itu. Mereka terlalu bernafsu untuk melihat gambar-gambar itu semua. 13. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab terjadinya seks bebas. 14. Kondom yang terjual bebas Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu penyebab seks bebas karena kita tahu kalau kondom dapat mencegah kehamilan, sehingga dapat melakukan seks bebas kapanpun. C. Pencegahan Seks Bebas Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat dilakukan dengan cara: 1. Memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di rumah 2. Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah 3. Memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show kesehatan atau seks, agar remaja mengetahui betapa bahayanya melakukan seks bebas. 4. Peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik anak-anaknya dengan bimbingan agama yang kuat. 5. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain orang tua harus bisa menjadi sahabat anaknya 6. Menjalin hubungan baik antara orangtua dengan anak yaitu dengan komunikasi yang baik 7. Pemerintah juga harus menegakkan hukum setegak-tegaknya. Misalnya memberantas pelaku perdangan anak yang menjadi salah satu sumber terjadinya perbudakan seks. 8. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis 9. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya 10. Pengembangan harga diri anak 11. Mengembangkan ketrampilan dan kemandirian anak 12. Meningkatkan iman dan takwa 13. Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks D. Bahaya Seks bebas Bahaya dari seks bebas adalah: 1. Terputusnya sekolah Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena dengan seks bebas dan pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus dengan belajar saat di sekolah dan hanya memikirkan pacarnya atau mau ngapain setelah sekolah (kencan di tempat-tempat romantic, makan malam, dll). Itulah yang dapat menyebabkan anak putus sekolah karena malas belajar dan hanya memikirkan pacarnya saja, apalagi kalau sudah patah hati, pasti malas umtuk melakukan kegiatan apapun. 2. Perkawinan usia muda Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat menikah pada usia muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan oleh kedua belah pihak. Menikah diusia muda juga banyak mempunyai dampak yang tidak baik untuk kedua pihak, misalnya: karena ketidaksiapan psikis dan psikologi, maka dapat menyebabkan
  • 7. pertengkaran dan perceraian dan bagi seorang istri, karena organ-organ reproduksinya belum berfungsi dengan baik seperti wanita yang sudah dewasa, maka bisa menyebabkan perdarahan saat melahirkan dan penyakit-penyakit lainnya. 3. Kehamilan di luar nikah Pacaran yang bebas, akan membuka kemungkinan terjadinya kegiatan seks bebas yang berujung pada kehamilan. Jika, terjadi kehamilan, maka yang bersangkutan harus siap untuk menjadi orang tua. Menjadi orang tua, tentu membewa banyak konsekuensi seperti harus kehilangan kesempatan menyelesaikan studi, mencarikan nafkah untuk keluarga, kesiapan psikis untuk menjadi kepala keluarga, kesiapan untuk membangun keluarga, kesiapan untuk berhadapan dengan orang tua (menjelaskan tentang kehamilan tersebut), kesiapan psikis untuk berhadapan dengan berbagai pertanyaan dari masyarakat sekitar dan kelurga dan lain-lain. Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka sudahkah kita memiliki bayangan, kira-kira pekerjaan apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk membiayai keluarga kita? Sementara pada sisi yang lain, bekal untuk berkompetinsi mencari pekerjaan yang layak, mungkin belum kita miliki. Jika, setelah kita analisis ternyata kita belum siap untuk menjadi orang tua di usia muda, maka lebih baik tidak usah pacaran terlebih dahulu. Maka, bahwa di usia muda lebih baik kita menghindari pacaran terlebih dahulu agar waktu yang kita miliki dapat betul-betul kita maksimalkan untuk mempersiapkan masa depan kita. 4. Pengguguran kandungan (aborsi) Kehamilan di luar nikah dapat menyebabkan pasangan tersebut memutuskan untuk menggugurkan kandungannya karena takut jika diketahui orang tua, pasangannya belum siap untuk menikah dan lain-lain. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungannya pada tenaga non medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. Perlu diketahui bahwa aborsi dapat dilakukan dengan dua macam tindakan yaitu:  Aborsi dilakukan sendiri Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara meminum obat0obatan yang membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja menggugurkan janin.  Aborsi dilakukan orang lain Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan juga beragam. Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalm 5 tahapan, yaitu: 1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan 2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan 3. Potongan bayidikeluarkan satu persatu dari kandungan 4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa 5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah/sungai, di kubur di tanah kosong, atau di bakar di tungku Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melakukan aborsi dengan cara memberi ramuan obat pada calon ibu dan menguurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu membuahkan hasil yang diinginkan dan kemungkinan dapat membawa cacat bagi janin dan trauma hebat bagi calon ibu.
  • 8. Tindakan aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi adalah:  Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, yaitu: a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan d. Rahim yang sobek e. Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya f. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormone estrogen pada wanita) g. Kanker indung telur h. Kanker leher rahim i. Kanker hati j. Kelainan pada plasenta/ ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya k. Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturunan l. Infeksi rongga panggul m. Infeksi pada lapisan rahim  Resiko Kesehatan Mental Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Sindrom Paska Aborsi atau PAS. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini: a. Kehilangan harga diri b. Berteriak-teriak histeris c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi d. Ingin melakukan bunuh diri e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual 5. Penyakit Kelamin atau Penyakit Menular Seksual (Gonorhoea, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis HIV/AIDS dll) Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan karena belum ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan. Keadaan ini akan memperparah terjadinya penyakit menular seksual seperti gonorhoe, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis maupun AIDS. PMS sering berakhir dengan penyakit komplikasi seperti kemandulan atau infertilitas. Gonorhoe dan Chlamydia Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini
  • 9. Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak terasa sama sekali Herpes Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair Dalam 5-10 hari gejala hilang Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat Infeksi Jamur Disebabkan oleh jamur Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang tidak disunat Syphilis disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini luka terlihat seperti berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap padfa tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang juga dan virus akan menyerang bagian tubuh lain shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan penicillin HIV/AIDS AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup kita meskipun kita menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan seks, ia masih tidak bisa dihindari. Setiap orang bisa terkena jika kita tidak mencoba menghindarinya. AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh. Diakibatkan oleh serangan virus HIV Timbul karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui transfusi darah, jarum suntik, luka, maupun penularan dari ibu ke bayi. Seks bebas tersebut sebenarnya adalah bentuk pengamalan surat Al Israa ayat 32 yang berbunyi: "Dan Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." sMereka menyadari bahwa seks bebas itu berbahaya dan menyarankan untuk selalu menjaga diri, memiliki pengendalian diri, khususnya dalam periode pacaran. Bahkan mereka mengatakan untuk putri simpanlah ciuman pertama dan keperawanan itu untuk suami mereka. Proses pengendalian diri (kesadaran internal) ini juga sangat bersesuaian dengan QS. An Nuur: 30-31 yang berbunyi: 30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". 31. Katakanlah kepada wanita yang beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
  • 10. mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." XII. DAFTAR PUSTAKA Dr.H.Boyke Dian Nugraha, SpOG,MARS. Ginekologi dan Konsultan. Jakarta, 2000. Wijayanto, Iip. Cinta Antara Realita Seks Pra-Nikah. Jogjakarta, 2008. http://workshopsalamaa.wordpress.com/2007/04/11/seks-bebas-remaja-indonesia-merajalela http://ruuappri.blogsome.com/2006/05/23/mengatasi-perilaku-seks-bebas-2/ http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=19232 http://www.healthac.org/shortguides/shortguides_indonesian.html