Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup pekerjaan fotografer dan bagaimana perkembangan teknologi digital telah mempengaruhi profesi tersebut. Fotografer saat ini tidak hanya berfokus pada jasa komersial melainkan juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta mempengaruhi lingkungannya.
1. MATERIThe power of photography
Pengenalan fotografi (kamera, lensa, cahaya)
Ruang lingkup pekerjaan fotografi
photo:riepz
photo:gazlow
BASIC # 01
18 WEEKS OF CLASS
compiled & designed by:
HERMAWAN WICAKSONO
2.
3. Komunikasi adalah proses
memindahkan informasi dari si pengirim
ke si penerima dengan menggunakan
sandi yang dimengerti.
Proses komunikasi tersebut bisa gagal
jika sandi yang digunakan tidak dapat
dimengerti/diterjemahkan oleh panca
indera kita.
Melihat, mendengar, merasa, membau,
meraba adalah proses penerjemahan
sandi yang manusia lakukan.
Dari semua proses tersebut, melihat
adalah proses penerjemahan sandi yang
paling banyak digunakan dan mudah
dimengerti.
Komunikasi visual (komunikasi melalui
penglihatan) adalah sebuah rangkaian
proses penyampaian informasi atau
pesan kepada pihak lain dengan
penggunaan media penggambaran yang
hanya terbaca oleh indera penglihatan.
Komunikasi visual menkombinasikan
seni, lambang, tipografi, gambar, desain
grafis, ilustrasi, dan warna dalam
penyampaiannya.
www.wikipedia.com
The more you see, the more you know(Aldous Huxley)
graphic: wyzowl
5. Photographs have the power to reveal,
to condemn, to celerbrate and to
catalyze. How that power has been
used and abused. Photography has
created a communal memory bank,
shared by all the citizens of the world
with access to newspapers, books and
magazines. From the first X-ray to the
first view of earth from space,
photographic images have made a
difference in how we perceive our world.
Governments have used photographs to
spy on their citizens, and citizens have
used photographs to reform their
governments. Photographs of the
concentration camps and the My Lai
massacre have made the unbelievable
undeniable. Photographs have
reinforced fame - Betty Grable as pin-up
and Marilyn Monroe as a sex goddess.
Photographs have achieved their own
status as icons - the raising of the flag in
Iwo Jima, the mushroom cloud of the
atom bomb, the revolutionary portraits
of Chairman Mao and Che Guevara.
Photographs can also lie, as they have
from the beginning and continue to do
with ever greater ease as technology
progresses.
(source: Nielsen Book Data)
The power of
photography
6. The photograph taken by Nilufer Demir of a
Turkish police officer carrying the lifeless body of
Aylan Kurdi on a beach near the Turkish resort
of Bodrum has become the catalyst for action as
Europe's migrant and refugee crisis deepens.
Nilufer Demir, a photographer from Turkish news
agency Dogan, told broadcaster CNN Turk:
"When I realised there was nothing to do to
bring that boy back to life I thought I had to take
his picture...to show the tragedy." She added, "I
hope the impact this photo has created will help
bring a solution."
Picture:
Nilufer Demir
/AFP/Getty Images
1989 Tiananmen Square protest by Jeff Widener
The Chinese government sent tanks to brutally kill
hundreds of workers, students and children in a
crackdown on the protest at Tiananmen Square. A man
stood bravely in protest in front of the tanks. As TIME
magazine reported it, he "revived the world's image of
courage". It is when history disguises itself as allegory
that the camera writes it best."
Picture:
AP Photo/Jeff Widener
Pictures that
change the
world
7. 10
Reasons
You Can’t Ignore
The Power Of
PhotographyBy Lara Hajjar
photo: christian lukman
1. Your Life In Images
Every single day million’s of people document
aspects of their lives – important or mundane –
onto social media sites like Instagram.
Photography makes it possible to instantly
capture moments of your life forever.
2. Connect
By sharing and documenting your life, you’re
inviting the rest of the world to connect to you
through your photographs.
3. Preserve Memories
Looking through old family photos is something
many people cherish because it brings them
back to a distant time that might have otherwise
been forgotten about. Photography
encapsulates time and preserves memory.
4. Promote Your Business
Whether you get profession photographs taken
for your business or snap personal ones for
media outlets, photography is a great way to
help promote it.
5. Document History
Photographs of tragic or triumphant historical
events long out live any words that can ever be
said. This picture taken at Ground Zero
accurately expresses just what our nation went
through better than the textbooks.
6. Send A Message
Much like recording history, photography is well
known for capturing dozens of famous political
protests. Photographing protestor’s message
allows their message to forever be heard and
remembered.
7. Universal Language
Images speak the same language and they
send the same message. When it comes to
photography, there are no barriers.
8. Expression
Just like any other art form, photography is a
means to express and reflect one’s feelings.
9. Beauty
Sometimes, the simple aesthetic appeal of a
photograph is reason enough not to ignore
photography.
10. Learn
Whether you take formal education classes on
photography or you shoot because its a hobby,
there’s much to be learned from this art form.
8. Fotografi(dari bahasa Inggris:
photography, yang berasal dari kata
Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan
"Grafo" : Melukis/menulis.) adalah
proses melukis/menulis dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai
istilah umum, fotografi berarti proses
atau metode untuk menghasilkan
gambar atau foto dari suatu obyek
dengan merekam pantulan cahaya yang
mengenai obyek tersebut pada media
yang peka cahaya. Alat paling populer
untuk menangkap cahaya ini adalah
kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto
yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan
cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium
penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya
yang tepat akan menghasilkan
bayangan identik dengan cahaya yang
memasuki medium pembiasan
(selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya
yang tepat untuk menghasilkan gambar,
digunakan bantuan alat ukur berupa
lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang
fotografer bisa mengatur intensitas
cahaya tersebut dengan mengubah
kombinasi ISO/ASA (ISO Speed),
diafragma (Aperture), dan kecepatan
rana (speed). Kombinasi antara ISO,
Diafragma & Speed disebut sebagai
pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak
digunakan, maka kecepatan film yang
semula digunakan berkembang menjadi
Digital ISO.
Kronologi perkembangan fotografi:
1822 – Joseph Nicéphore Niépce
membuat foto Heliografi yang pertama
dengan subyek Paus Pius VII,
menggunakan proses heliografik. Salah
satu foto yang bertahan hingga
sekarang dibuat pada tahun 1825.
1826 – Joseph Nicéphore Niépce
membuat foto pemandangan yang
pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan
selama 8 jam.
1839 – John Herschel menemukan film
negatif dengan larutan Sodium
thiosulfate/hyposulfite of soda yang
disebut hypo atau fixer.
1861 – Foto berwarna yang pertama
diperkenalkan James Clerk Maxwell.
1887 – Film Seluloid yang pertama
diperkenalkan.
1888 – Kodak memasarkan box camera
n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
1925 – Leica memperkenalkan format
film 35mm pada still photography.
1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine
Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang
pertama.
1948 – Kamera Hasselblad mulai
dipasarkan.
1948 – Edwin H. Land membuat kamera
instan yang pertama dengan merk
Polaroid.
1957 – Asahi Pentax memperkenalkan
kamera SLRnya yang pertama.
1959 – Nikon F diperkenalkan.
1973 – Fairchild Semiconductor
memproduksi sensor CCD skala besar
yang terdiri dari 100 baris dan 100
kolom.
sumber:
www.wikipedia.org
9. Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama
dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.
Kecepatan film /ISO
adalah istilah dalam fotografi untuk mengukur
tingkat kesensitivitas atau kepekaan film foto
terhadap cahaya. Film dengan kepekaan
rendah (memiliki angka ISO rendah)
membutuhkan sorotan (Inggris: exposure) yang
lebih lama sehingga disebut slow film,
sedangkan film dengan kepekaan tinggi
(memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan
exposure yang singkat.
Diafragma
(bahasa Inggris: diaphragm) adalah komponen
dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas
cahaya yang masuk ke kamera.
Diafragma lensa biasanya membentuk lubang
mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk
dari sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7,
atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk
mengubah ukuran lubang (disebut tingkap)
(en:aperture) di mana cahaya akan lewat.
Tingkap akan mengembang dan menyempit
persis pupil di mata manusia.
Diafragma selalu ada dalam sebuah kamera
dan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan
cahaya yang ada pada sebuah foto atau
gambar. Faktor faktor yang mempengaruhi
gelap terangnya sebuah foto atau gambar
adalah shutter speed (kecepatan rana), aperture
(diafragma), dan ISO (sensitifitas penerimaan
cahaya pada kamera).ngka ISO rendah)
membutuhkan sorotan (Inggris: exposure) yang
lebih lama sehingga disebut slow film,
sedangkan film dengan kepekaan tinggi
(memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan
exposure yang singkat.
Semakin besar angka diafragma berarti
semakin kecil lubang lensa untuk dilewati
cahaya. Diafragma juga mempengaruhi ruang
tajam atau biasa yang disebut DOF (Depth Of
Field), di mana dengan diafragma yang besar
(angka F kecil) akan didapatkan ruang tajam
yang sempit, demikian pula sebaliknya
DOF atau Depth-of-Field
merupakan ukuran seberapa
jauh bidang fokus dalam
foto. Depth of Field (DOF)
yang lebar berarti sebagian
besar obyek foto (dari obyek
terdekat dari kamera sampai
obyek terjauh) akan terlihat
tajam dan fokus. Sementara
DOF yang sempit (shallow)
berarti hanya bagian obyek
pada titik tertentu saja yang
tajam sementara sisanya
akan blur/ tidak fokus.
adalah ukuran kecepatan
rana membakar medium
penangkap cahaya (lebih
umum disebut film atau
sensor digital). Misalnya
angka 30 berarti 1/30 detik,
dan seterusnya. Untuk
kecepatan rana lebih lama
dari 1 detik menggunakan
tanda ". Sementara
kecepatan rana bebas
sesuai dengan pemencetan
tombol rana oleh fotografer
diberi tanda B(Bulb).
Kecepatan Rana
Shutter Speed
10.
11. Secara umum fotografer adalah seseorang yang bekerja
memberikan jasa fotografi, biasanya melalui tahapan
proses: bertemu klien, mengambil gambar, mencetak,
memberikan gambar tersebut kepada klien, dan mendapatkan
bayaran atas jasa tersebut. Tetapi saat ini ruang lingkup
pekerjaan fotografer bukan hanya itu saja.
Dunia digital membawa perubahan besar terhadap perkembangan fotografi
itu sendiri. Setiap orang bisa dengan mudah memotret. Tidak perlu
perlengkapan mahal, tidak perlu tahu teknik fotografi, komposisi, dan
sebagainya. Semua bisa dilakukan dengan instan. Hanya dengan
menggunakan smart phone maka seseorang bisa menciptakan foto,
mengedit foto tersebut, dan membagikannya di dunia maya.
Dimanakah fotografer yang ‘sebenarnya’?, yang harus berinvestasi besar
untuk mendapatkan alat, yang harus sekolah atau setidaknya mengetahui
teknik komposisi seni rupa?, dimanakah klien yang rela antri menunggu
hanya untuk sebuah pas foto 3x4?, dimanakah klien yang harus berhari-
hari baru kembali menemui si fotografer untuk mengambil hasil?
Semua berangsur hilang. Apakah si fotografer juga hilang? jawabannya
tergantung sejauh mana si fotografer bisa beradaptasi dengan
lingkungannya dan mempengaruhi lingkungan tersebut.
Saya masih menemui fotografer yang memiliki klien yang setia walaupun si
klien punya smart phone canggih. setidaknya hal itu menandakan masih
ada ‘pasar’ si fotografer. Dan saya juga pernah mengalami saat-saat harus
berdaptasi dengan muculnya para fotografer dadakan bermodal smart
phone atau DSLR mahal yang mau motret tanpa dibayar.
Foto Komersial
Model ini adalah model paling konvensional. Kita memotret kemudian
dibayar. Dulu kita mengenal istilah 'fotografer keliling'. Konsep fotografer
komersial tidak jauh beda dengan fotografer keliling. Komersil artinya
melakukan sesuatu/memberikan jasa fotografi untuk dibayar. Kita
menawarkan jasa foto dan klien membayar. Jasa yang diberikan bisa foto
portrait perorangan atau keluarga, foto pernikahan, foto produk, dan jenis
pemotretan lainnya. Besarnya bayaran yang kita dapatkan tergantung dari
klien kita dan ‘siapa’ kita di mata klien.
Tahun 2002 saya mulai menawarkan jasa foto komersial. Klien pertama
saya adalah tetangga depan rumah saya. Dan saya dibayar untuk itu.
Saya merasa lebih beruntung karena di tahun itu belum banyak orang
yang memiliki kamera (apapun bentuknya). Tetapi dengan banyaknya
orang yang memiliki kamera maka kita sebagai fotografer juga harus
dapat membuat strategi. Kita bisa memulainya dengan memotret orang-
orang terdekat kita. Mulailah dengan meminta mereka menjadi model kita.
Bisa dengan metode TFP (Trade For Print) atau TFCD (Trade for CD).
TFP artinya kita memotret si objek (model) dan kita memberikan foto
dalam bentuk cetak. Foto yang dicetak tetap selalu lebih berkenan
dibanding hanya data digital, tujuan pemberian foto ini untuk memperluas
karya kita dilihat orang lain. Makin luas makin bagus, makin besar
kemungkinan jasa kita digunakan. TFCD artinya kita hanya memberikan
data digital ke si objek foto. Foto komersil menuntut kita bertemu lebih
banyak pengguna jasa kita secara langsung. Untuk itu dibutuhkan
kemampuan dalam bertingkah laku. Bukan hanya sebatas menguasai
perlegkapan dan konsep tetapi harus mengetahui psikologi klien. Seorang
klien yang puas dengan pekerjaan kita akan mengajak klien yang baru,
tetapi kekecewaan klien juga akan berdampak sangat buruk bagi kita.
Ruang Lingkup
Kerja PhotographyHermawan Wicaksono
12. Foto Stock
Kita pernah memotret 'iseng', semua kita potret?
Kemanakah hasil foto tersebut? Apakah hanya disimpan
saja? Tahukah bahwa foto yang dihasilkan itu bisa
menghasilkan uang? Adalah stock photo agency yang
bisa menampung kemudian menjual foto-foto tersebut.
Kita bisa memotret pemandangan, atau konsep-konsep
foto untuk naskah presentasi seperti orang berjabatan,
dan sebagainya. Ada ratusan stock foto agency di
internet. Tetapi tidak semua agensi itu bagus. Setiap
agensi memiliki aturan yang berbeda. Dari persyaratan
teknis foto hingga pembayaran. Untuk masuk ke agensi
foto stock biasanya dilakukan ujian secara tertulis,
rekomendasi, atau bisa juga dengan mengirim
beberapa portfolio ke agensi tersebut, kemudian agensi
melakukan penilaian. Agensi fotografi adalah perantara
fotografer dengan pihak-pihak yang membutuhkan foto
yang kita hasilkan, seperti agensi periklanan, majalah,
media online, dan sebagainya. Setelah kita lolos ujian,
tahap selanjutnya kita akan dibimbing untuk teknis,
seperti komposisi, teknis perlengkapan foto (kamera,
lampu, dsb), dan yang paling penting adalah
kemampuan fotografer untuk merubah bahasa
tulisan menjadi bahasa gambar. Fotografer juga harus
dapat melihat trend foto apa saja yang laku untuk di
pasaran. Setelah foto kita dibeli pihak ketiga maka
agensi akan melakukan pembayaran.
Tahun 2009 saya masuk ke sebuah agensi fotografi yag
berlokasi di New York. Saya tinggal di Indonesia, tetapi
lewat internet saya bisa bertemu banyak klien di dunia
ini dengan perantara (agensi). Untuk masuk ke agensi
tersebut saya tidak mengirimkan portfolio atau ikut ujian.
Saya masuk lewat rekomendasi teman yang pernah
magang di agensi tersebut. Networking memiliki pengaruh
yang besar dalam kemajuan kita berkarya. Dan saya sebutkan
lagi, internet sangat membantu proses (networking) tersebut
.
Foto stock tidak dapat meghasilkan uang dalam waktu cepat. Tidak seperti foto komersil
yang setelah motret langsung dibayar. Foto stock adalah investasi jangka panjang. Setelah
satu tahun saya baru mendapat hasil dari apa yang saya kerjakan. Semakin banyak kita
mengirim foto, semakin besar kemungkinan foto kita diterima dan semakin besar juga
pendapatan kita.
Buku Foto
Kita bisa membuat buku fotografi. Buku tersebut bisa tutorial fotografi, bisa juga perjalanan
ke suatu tempat, atau bisa juga kumpulan portfolio. Dalam hal ini kita bisa mencari penerbit.
Bisa dimulai dengan mengirimkan naskah ke penerbit yang dituju. Bisa juga mencetak dan
menerbitkannya sendiri. Atau membagikannya secara gratis di internet dalam bentuk
majalah/ buku elektronik.
Untuk di Indonesia sendiri sudah banyak fotografer yang menerbitkan buku foto. Isi dari
buku foto tersebut bisa portfolio atau kumpulan artwork, atau berisi tutorial. Bila kita hanya
memiliki sedikit karya untuk masuk ke dalam satu buku, kita bisa meminta partisipasi
fotografer lain untuk ikut. Contoh, ketika kita ingin menerbitkan buku tentang ‘macro’,
sementara foto macro karya kita hanya sedikit, maka kita bisa meminta fotografer lain untuk
memberikan foto macronya kepada kita.
Dalam membuat buku, bukan hanya foto saja yang diperhatikan, tetapi sudah lebih luas.
Buku adalah gabungan dari karya grafis, sastra, fotografi, dan desain produk. Dalam
menciptakan sebuah buku, keempat sisi tersebut harus diperhatikan. Konten yang bagus
harus didukung dengan tata letak yang bagus juga. Selain itu, buku yang diterbitkan harus
memiliki daya jual. Penerbit tidak akan menerbitkan buku yang sepertinya tidak laku
di pasaran. Untuk itu fotografer harus bisa juga melihat kebutuhan pasar.
13. Tahun 2011 saya mendapat kontrak dengan Elexmedia
Komputindo untuk menerbitkan buku. Awalnya saya
hanya membuat buku tutorial fotografi yang nantinya
akan saya bagikan gratis dalam bentuk pdf. Tetapi
kembali lagi saya berpikir untuk mencoba memasukkan
materi saya ke penerbit. Materi yang saya masukkan
sudah dalam bentuk siap cetak. Maksudnya, sudah
lengkap foto, teks, dan rancang grafisnya. Tahap berikut
adalah brain storming antara penerbit dan penulis buku,
menyangkut teknis penerbitan buku. Penulis akan
mendapat royalti dari setiap buku yang laku terjual.
Kembali, uang bukan yang utama. Networking dan level
kita sebagai fotografer sudah pasti akan bertambah.
Seorang fotografer bisa dikatakan mahir, jika dia sudah
mengeluarkan buku. Tingkat kemahiran tersebut tidak
sampai di situ tetapi juga sejauh mana buku tersebut
didistribusikan, nasional bahkan internasional.
Pameran Foto
Pameran adalah ’konser’ bagi fotografer. Waktunya
fotografer menunjukkan karyanya. Dalam pameran kita
bisa mengundang tamu untuk datang. Tamu-tamu ini
adalah peminat fotografi yang bisa membeli foto kita
ataupun melihat karya kita.
Kita bisa memulai pameran dengan menentukan konsep
pameran. Misalnya konsep 'lompat'. Kita bisa memotret para
selebriti sedang melompat. Kemudian mencetak dan
memamerkannya. Selanjutnya kita bisa menyewa galeri atau
tempat umum lainnya untuk memajang karya terssbut,
sehingga orang lain melihat dan tertarik untuk membelinya.
Pameran membutuhkan biaya yang besar, seperti layaknya
konser. Untuk meminimalisir biaya, kita bisa mengajak
fotografer lain untuk ikut dalam pameran kita atau mencari
sponsor.
Foto Hunting
Banyak para fotografer pemula menyukai acara ini 'foto
hunting'. Foto hunting menjadi ajang pertemuan sesama
fotografer, fotografer dengan model, atau pihak-pihak lain
yang berkepentingan. Dalam foto hunting kita bertugas
sebagai event coordinator. Bisa dimulai dengan penentuan
konsep. Pemilihan konsep sangat penting, pilihlah konsep
yang banyak diminati fotografer. Biasanya foto hunting
dengan konsep 'sexy' banyak sekali peminatnya. Setelah
penentuan konsep, kita bisa mencari lokasi acara
pemotretan, mencari model, make up artist, wardrobe, dan
yang tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi/promosi
acara.
Acara foto hunting melibatkan banyak pihak, untuk itu kita
harus menjalin kerjasama agar semuanya mudah
terkoordinasi. Pihak-pihak yang terkait (fotografer, model,
make up artist, desainer kostum) bisa sailng memberikan
bantuan. Kita bisa memungut biaya pendaftaran dari para
peserta.
Kelas Foto
Semakin banyaknya orang yang ingin belajar foto
membuat semakin banyak juga fotografer menawarkan
kelas atau kursus singkat fotografi, ada juga kursus
dengan sertifikat. Ada yang berbayar ada juga yang gratis.
Materi pengajaran bisa dari fotografi dasar sampai level
profesional.
Pada tahap ini kita pasti bukan fotografer sembarangan,
karena sudah bisa membagikan ilmu kepada orang lain,
dan lebih lanjut bisa mempertanggung jawabkan ilmu
tersebut. Kelas foto bisa dimulai dengan membuat sebuah
komunitas belajar foto bersama, bisa online dan juga
offline. Membagikan ilmu kepada orang lain tidak ada
ruginya. Semakin banyak kita membagi ilmu, maka
semakin kita menguasai ilmu tersebut.
Januari 2014 saya memulai kelas foto offline di Bandung.
Sebelumnya saya membagikan tutorial gratis secara
online. Kelas foto ini diadakan setiap Senin di Taman
Fotografi Bandung. Sampai saat ini kelas masih bebas
biaya. Selain di taman, kelas juga diadakan di studio untuk
pembahasan studio lighting.
Setidaknya ada 6 bidang
pekerjaan fotografer yang
bisa dilakukan. Dunia
fotografi sangat luas, 6
bidang ini hanya uraian
singkat. Lebih jauh mari kita
belajar, jangan menunggu
harus ini, harus itu, karena
tanggung jawab yag besar
bermula dari kemampuan
bertanggung jawab
dalam hal yang kecil.
photo: dehan