SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  181
Télécharger pour lire hors ligne
Sri Waluyanti, dkk.




ALAT UKUR DAN
TEKNIK
PENGUKURAN
JILID 1

SMK




       Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
       Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
       Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang




ALAT UKUR DAN
TEKNIK
PENGUKURAN
JILID 1
Untuk SMK
Penulis                 : Sri Waluyanti
                          Djoko Santoso
                          Slamet
                          Umi Rochayati


Perancang Kulit         : TIM


Ukuran Buku             :   17,6 x 25 cm


 WAL      WALUYANTI, Sri
 a                  Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK oleh
          Sri Waluyanti, Djoko Santoso, Slamet, Umi Rochayati ---- Jakarta :
          Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
          Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
          Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
              vii, 179 hlm
              Daftar Pustaka : Lampiran. A
               Glosarium        : Lampiran. D
              ISBN             : 978-602-8320-11-5
              ISBN             : 978- 602 -8320 -12-2



Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada d luar negeri untuk
                                                    i
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.



                                           Jakarta, 17 Agustus 2008
                                           Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR PENULIS

         Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kahadlirat Allah s.w.t.
atas segala rahmat dan kuruniaNya hingga penyusunan buku kejuruan
SMK Alat Ukur dan Teknik Pengukuran ini dapat terselesaikan.
         Buku ini disusun dari tingkat pemahaman dasar besaran listrik,
jenis-jenis alat ukur sederhana hingga aplikasi lanjut yang merupakan
gabungan antar disiplin ilmu. Untuk alat ukur yang wajib dan banyak
digunakan oleh orang yang berkecimpung maupun yang mempunyai
ketertarikan bidang elektronika di bahas secara detail, dari pengertian, cara
kerja alat, langkah keamanan penggunaan, cara menggunakan, perawatan
dan perbaikan sederhana. Sedangkan untuk aplikasi lanjut pembahasan
dititik beratkan bagaimana memaknai hasil pengukuran. Penyusunan ini
terselesaikan tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, dalam
kesempatan ini tak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada :

1. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Manajemen
   Pendidikan Dasar dan Menengah Deparmeten Pendidikan Nasional
   yang telah memberi kepercayaan pada kami
2. Kesubdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK beserta staff yang
   telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan dukungan
   hingga terselesaikannya penulisan buku.
3. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta beserta staff
   yang telah membantu kelancaran administrasi
4. Ketua Jurusan beserta staff Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY
   atas fasilitas dan dukungannya hingga terselesaikannya tugas ini.
5. Teman-teman sesama penulis buku kejuruan SMK di lingkungan FT-
   UNY atas kerjasama, motivasi, pengertian dan dukungan kelancaran
   pelaksanaan.
6. Para teknisi dan staff pengajaran yang memberi kelonggaran
   penggunaan laboratorium dan kelancaran informasi.
7. Dan orang yang selalu ada di hati dan di samping penulis dengan
   segala pengertian, dukungan semangat dan motivasi hingga
   terselesaikannya penyusunan buku ini.

Tak ada yang sempurna kecuali Dia yang memiliki segala puji. Oleh karena
itu masukan dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan
ini, atas saran dan masukannya diucapkan banyak terimakasih.


                                              Tim penyusun,
v


                                DAFTAR ISI

                                                     Halaman

KATA SAMBUTAN                                                  iii
KATA PENGANTAR                                                  iv
DAFTAR ISI                                                      v



1.   PENDAHULUAN                                            1
1.1.   Parameter Alat Ukur                                  1
1.2.   Kesalahan Ukur                                      6
1.3.   Klasifikasi Kelas Meter                             9
1.4.   Kalibrasi                                           10
1.5.   Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik              12
1.6.   Peraga Hasil Pengukuran                             28
2.   MULTIMETER
2.1.   Multimeter Dasar                                    43
2.2.   Voltmeter                                           57
2.3.   Ohmmeter                                            65
2.4.       Multimeter Elektronik Analog                    69
2.5.   Multimeter Elektronik Digital                      111
3.   LCR METER
3.1.  Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR               129
3.2. LCR meter model 740                                  143
3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran                           148
3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar          159
3.5. Pengukuran resistansi DC                             161
4.   PENGUKURAN DAYA
4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC                         163
4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC                         165
4.3. Wattmeter                                            167
4.4.   Error Wattmeter                                    183
4.5.   Watt Jam meter                                     186
4.6.   Meter Solid States                                 190
4.7.   Wattmeter AMR                                      190
4.8.   Kasus Implementasi Lapangan                        191
4.9.   Faktor Daya                                        194
4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa                       203
5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN
5.1. Pengujian Tahanan Isolasi                            215
5.2.  Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance)        221
5.3.   Pengukuran Medan                                   240
6. PEMBANGKIT SINYAL
6.1. Fungsi Generator                                     253
6.2.  Pembangkit Frekuensi Radio                          264
6.3.    Pembangkit Pulsa                                  289
6.4.    Sweep Marker Generator                            289
vi
7. Osiloskop
7.1. Pengantar                                                   295
7.2.    Operasi Dasar CRO                                        303
7.3.    Jenis-Jenis Osiloskop                                    309
7.4.    Osiloskop Digital                                        321
7.5. Spesifikasi Osiloskop                                       326
7.6. Pengukuran Dengan Osikoskop                                 319
7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif            339
7.7.2. Mixed Signal Oscilloscope                                 331
7.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope /   331
       DPO)
7.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel                             332
7.7.5. Mudah Penggunaan                                          335
7.7.6. Probe                                                     336
7.8. Pengoperasian Osiloskop                                     346
8. FREKUENSI METER
8.1. Frekuensi Meter Analog .                                    353
8.2. Frekuensi Meter Digital                                     357
8.3. Metode Pengukuran                                           363
8.4. Kesalahan pengukuran                                        374
9. PENGANALISA SPEKTRUM
9.1. Pengantar dan Sejarah Perkembangan Spektrum Analiser        379
9.2. Jenis-jenis Penganalisa Spektrum                            382
9.3. Dasar Analisa Spektrum Waktu Riil                           390
9.4.    Aplikasi Dalam Penggunaan                                424
10. PEMBANGKIT POLA
10.1. Latar Belakang Sejarah                                     441
10.2. Sinyal Pengetesan                                          442
10.3. Pola Standar                                               445
10.4. Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan            452
10.5. Pengembangan Pola                                          461
10.6. Pembangkit Pola                                            463
10.7. Spesifikasi                                                469
10.8. Aplikasi                                                   469
11.MESIN TESTER
11.1. Pengantar                                                  479
11.2. Elektronik Pengetesan Fungsi Otomotif Menggunakan          490
        Sistem Komponen
11.3. Aplikasi                                                   497
11.3. Rupa rupa Penguji Mesin                                    515
11.4. Penganalisa Gas                                            516
12. SISTEM POSISI GLOBAL (GPS)
12.1. Pengantar Teknologi GPS                                    531
12.2. Cara Bekerja GPS                                           541
12.3. Differential GPS (DGPS)                                    552
12.4. Petunjuk Pengoperasian GPS Maestro 4050                    555
13. PERALATAN ELEKTRONIKA KEDOKTERAN
13.1.1 MRI (Magnetic Resonance Imaging)                          567
13.1.2. Mesin MRI                                                577
13.1.3. MRI Masa depan                                           581
13.2.1. Pengertian CT SCAN                                       582
13.2.2.     Mesin Sinar X                                        586
vii


13.2.3.    Ide Dasar Computerized Axial Tomography (CAT)   588
13.2.4.    Prosedur Scanning                               589
13.3.1.   Diagnosis Medis Penggambaran Sonography          595
13.3.2.   Aplikasi Diagnostik                              597
13.3.3.   Metoda Sonography                                602
13.3.4.   Perbedaan Jenis Ultrasonik                       607
13.3.5.   Prosedur Pengujian Dengan Ultrasonik             609
13.4.     Penggambaran Kedokteran Nuklir                   610
13.4.1.   Prosedur Pengujian                               612
13.4.2.   Prosedur Pelaksanaan                             614
13.4.3.   Resiko                                           622
13.4.4.   Keterbatas Tomograpi Emisi Positron              622
13.4.5.   Teknik Cardiosvascular Imaging                   623
13.4.6.   Scanning Tulang                                  623

LAMPIRAN
A. DAFTAR PUSTAKA
D. GLOSARIUM
1



   BAB 1                       PENDAHULUAN

 Tujuan                                Pokok Bahasan
 Pembahasan bertujuan membekali           1. Parameter Alat Ukur
 kemampuan :                              2. Sistem Satuan
 1. Mendefinisikan sistem satuan          3. Klasifikasi kelas meter
    besaran listrik                          dan kalibrasi
 2 Memilih dan menempatkan alat           4. Macam-macam peraga
    ukur yang baik berdasarkan
    parameter
 3. Mampu menyebutkan macam-
    macam peraga penunjukkan alat
    ukur


1.1. Parameter Alat Ukur
Alat   ukur   listrik  merupakan     berupa           gerak     dengan
peralatan yang diperlukan oleh       menggunakan alat ukur. Perlu
manusia. Karena besaran listrik      disadari bahwa untuk dapat
seperti : tegangan, arus, daya,      menggunakan berbagai macam
frekuensi dan sebagainya tidak       alat ukur listrik perlu pemahanan
dapat secara langsung ditanggapi     pengetahuan        yang   memadai
oleh    panca     indera.   Untuk    tentang        konsep - konsep
mengukur besaran listrik tersebut,   teoritisnya. Dalam mempelajari
diperlukan alat pengubah. Atau       pengukuran dikenal beberapa
besaran ditransformasikan ke         istilah, antara lain :
dalam besaran mekanis yang

Instrumen :       adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran
                 suatu kuantitas atau variabel.
Ketelitian :      harga terdekat dengan mana suatu pembacaan
                 instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel
                 yang diukur.
Ketepatan :      suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang
                 serupa
Sensitivitas :   perbandingan antara sinyal keluaran atau respons
                 instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel
                 yang diukur.
Resolusi    :    :perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana
                 instrumen akan memberi respon atau tanggapan.
Kesalahan :      penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai)
                 yang sebenarnya.
2



Alat ukur listrik dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Alat ukur standar/absolut :
Alat ukur absolut maksudnya           pada     alat    itu    sendiri.   Ini
adalah       alat      ukur    yang   menunjukkan bahwa alat tersebut
menunjukkan          besaran    dari  tidak    perlu     dikalibrasi   atau
komponen listrik yang diukur          dibandingkan dengan alat ukur
dengan         batas-batas     pada   lainnya lebih dahulu. Contoh dari
konstanta dan penyimpangan            alat ukur ini adalah galvanometer.




               Gambar 1-1 Alat ukur standar galvanometer
Alat ukur sekunder :
Alat ukur sekunder maksudnya           sudah        dikalibrasi     dengan
adalah semua alat ukur yang            membandingkan pada alat ukur
menunjukkan harga besaran listrik      standar/absolut. Contoh dari alat
yang diukur dan dapat ditentukan       ukur ini adalah alat ukur listrik
hanya dari simpangan alat ukur         yang      sering       dipergunakan
tersebut. Sebelumnya alat ukur         sehari-hari.
3




                    Gambar 1-2 Alat ukur sekunder

1.1.1. Sistem Satuan Dalam Pengukuran
1.1.1.1. Satuan Dasar dan Satuan Turunan
Ilmu pengetahuan dan teknik         dinyatakan satuan-satuan dasar.
menggunakan dua jenis satuan,       Arus listrik, temperatur, intensitas
yaitu satuan dasar dan satuan       cahaya disebut dengan satuan
turunan. Satuan-satuan dasar        dasar tambahan. Sistem satuan
dalam mekanika terdiri dari         dasar tersebut selanjutnya dikenal
panjang, massa dan waktu. Biasa     sebagai sistem internasional yang
disebut dengan satuan - satuan      disebut sistem SI. Sistem ini
dasar utama. Dalam beberapa         memuat 6 satuan dasar seperti
besaran fisis tertentu pada ilmu    tabel 1-1.
termal, listrik dan penerangan juga

             Tabel 1-1 Besaran-besaran satuan dasar SI

    Kuantitas                Satuan Dasar           Simbol
    Panjang                  meter                  m
    Massa                    kilogram               kg
    Waktu                    sekon                  s
    Arus listrik             amper                  A
    Temperatur               kelvin                 K
    Intensitas cahaya        kandela                Cd
4




Satuan-satuan lain yang dapat         beberapa satuan turunan telah
dinyatakan dengan satuan-satuan       diberi nama baru, contoh untuk
dasar    disebut  satuan-satuan       daya dalam SI dinamakan watt
turunan.    Untuk  memudahkan         yaitu menggantikan j/s.

         Tabel 1-2 Beberapa contoh satuan yang diturunkan


Kuantitas                   Satuan         Simbol    Dinyatakan
                            yang                     dalam satuan SI
                            diturunkan               atau satuan
                                                     yang diturunkan
Frekuensi                   hertz          Hz        1 Hz = 1 s-1
Gaya                        newton         N         1 N = I kgm/s2
Tekanan                     pascal         Pa        1 Pa = 1 N/m2
Enersi kerja                joule          J         1 J = 1 Nm
Daya                        watt           W         1 W = 1 J/s
Muatan listrik              coulomb        C         1 C = 1 As
GGL/beda potensial          volt           V         1 V = 1 W/A
Kapasitas listrik           farad          F         1 F = 1 AsIV
Tahanan listrik             ohm            Ω         1 = I V/A
Konduktansi                 siemens        S         1 S = 1 Ω- 1
Fluksi magnetis             Weber          Wb        1 Wb = I Vs
Kepadatan fluksi            Tesla          T         1 T = 1 Wb/m2
Induktansi                  Henry          H         1 H = 1 Vs/A
Fluksi cahaya               Lumen          lM        l m = 1 cd sr
Kemilauan                   lux            lx        l x = 1 lm/m2


1.1.1.2. Sistem-sistem Satuan
Asosiasi pengembangan Ilmu            adalah      satu.   Satuan-satuan
Pengetahuan        Inggris    telah   turunan untuk arus listrik dan
menetapkan sentimeter sebagai         potensial listrik dalam sistem
satuan dasar untuk panjang dan        elektromagnetik, yaitu amper dan
gram sebagai satuan dasar untuk       volt digunakan dalam pengukuran-
massa. Dari sini dikembangkan         pengukuran praktis. Kedua satuan
sistem satuan sentimeter-gram-        ini beserta salah satu dari satuan
sekon (CGS). Dalam sistem             lainnya seperti: coulomb, ohm,
elektrostatik CGS, satuan muatan      henry, farad, dan sebagainya
listrik diturunkan dari sentimeter,   digabungkan di dalam satuan
gram,       dan   sekon    dengan     ketiga yang disebut sistem praktis
menetapkan bahwa permissivitas        (practical system).
ruang      hampa     pada   hukum     Tahun 1960 atas persetujuan
coulumb mengenai muatan listrik       internasional ditunjuk    sebagai
5


sistem internasional (SI). Sistem      dan intensitas cahaya, seperti
SI digunakan enam satuan dasar,        terlihat pada tabel 1-1. Demikian
yaitu meter, kilogram, sekon, dan      pula dibuat pengalian dari satuan-
amper (MKSA) dan sebagai               satuan dasar, yaitu dalam sistem
satuan dasar tambahan adalah           desimal seperti terlihat pada tabel
derajat kelvin dan lilin (kandela)     1-3.
yaitu sebagai satuan temperatur

                       Tabel 1-3 Perkalian desimal
      Faktor perkalian dari                   Sebutan
             satuan                    Nama               Symbol

          1012                       Tera                   T
          109                        Giga                   G
          106                        Mega                   M
          103                        Kilo                   K
          102                        Hekto                  h
          10                         Deca                   da
          10-1                       Deci                   d
          10-2                       Centi                   c
          10-3                       Milli                  m
          10-6                       Micro                  µ
          10-9                       Nano                   n
          10-12                      Pico                   p
          10-15                      Femto                   f
          10-18                      atto                   a



Ada pula satuan bukan SI yang          kelipatannya, digunakan dalam
dapat dipakai bersama dengan           pemakaian umum. Lebih jelasnya
satuan SI. Beserta kelipatan -         dapat diperhatikan pada tabel 1-4.

 Tabel 1-4 Satuan bukan SI yang dapat dipakai bersama dengan satuan

    Kuantitas      Nama Satuan       Simbol   Definisi
    Waktu          menit             menit    1 menit = 60 s
                   jam               jam      1 jam = 60 menit
                   hari              hari     1 hari = 24 jam
    Sudut datar    derajat           ο        10 = (Jπ/180 )rad
                   menit             ,        1, = ( 1/60 )o
                   sekon             :        1" = ( 1/60 )
    Massa          Ton               T        1 t = 103 k9
6




1.1.1.3. Sistem Satuan Lain
Di Inggris sistem satuan panjang           massa 1 pon (lb) = 0,45359237
menggunakan kaki (ft), massa pon           kg. Berdasarkan dua bentuk ini
(lb), dan waktu adalah detik. (s).         memungkinkan semua satuan
Satuan-satuan tersebut dapat               sistem Inggris menjadi satuan -
dikonversikan ke satuan SI, yaitu          satuan    SI.    Lebih  jelasnya
panjang 1 inci = 1/12 kaki                 perhatikan tabel 1-5.
ditetapkan    = 25,4 mm, untuk

                   Tabel 1-5 Konversi satuan Inggris ke SI
Satuan Inggris                   Simbol   Ekivalensi metrik   Kebalikan
Panjang 1 kaki                   ft       30,48 cm            0,0328084
               1 inci            In       25,40 mm            0,0393701
Luas           1 kaki kuadrat    Ft2       9,2903 x 102 cm2   0,0107639x102
               1 inci kuadrat    In2       6,4516 x 102       0,15500 x 10-2
Isi            1 kaki kubik      Ft3      mm2                 35,3147
Massa          1 pon             lb       0,0283168 m3        2,20462
Kerapatan 1 pon per kaki kubik   lb/ft3   0,45359237 kg       0,062428
Kecepatan 1 kaki per sekon       ft/s     16,0185 kg/m3       3,28084
Gaya           1 pondal          pdl      0,3048 m/s          7,23301
Kerja, energi 1 kaki-pondal      ft pdl   0,138255 N          23,7304
Daya           1 daya kuda       Hp       0,0421401 J         0.00134102
                                          745,7 W

1.2. Kesalahan Ukur
Saat      melakukan   pengukuran           sebab       terjadinya    kesalahan
besaran listrik tidak ada yang             pengukuran.         Kesalahan     -
menghasilkan ketelitian dengan             kesalahan dalam pengukuran
sempurna.       Perlu   diketahui          dapat digolongkan menjadi tiga
ketelitian yang sebenarnya dan             jenis, yaitu :


1.2.1 Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors)
Kesalahan        ini      kebanyakan  kebiasaan yang buruk, seperti :
disebabkan        oleh      kesalahan pembacaan yang tidak teliti,
manusia.      Diantaranya      adalah pencatatan yang berbeda dari
kesalahan pembacaan alat ukur,        pembacaannya,            penyetelan
penyetelan yang tidak tepat dan       instrumen yang tidak tepat. Agar
pemakaian instrumen yang tidak        mendapatkan hasil yang optimal,
sesuai dan kesalahan penaksiran.      maka diperlukan pembacaan lebih
Kesalahan       ini    tidak    dapat dari satu kali. Bisa dilakukan tiga
dihindari, tetapi harus dicegah dan   kali, kemudian dirata-rata. Jika
perlu perbaikkan. Ini terjadi karena  mungkin dengan pengamat yang
keteledoran atau kebiasaan -          berbeda.
7




               Hasil pembacaan
               < harga                               Pembacaan
               sebenarnya           Posisi           > harga
                                    pembacaan        senearnya
                                    yang benar




                  Gambar 1-3 Posisi pembacaan meter




Gambar 1-4 a Pembacaan yang salah Gambar 1-4 b Pembacaan yang benar




               Gambar 1-5 Pengenolan meter tidak tepat
8



1.2.2. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors)
Kesalahan ini disebabkan oleh           tepat untuk mengetahui instrumen
kekurangan-kekurangan            pada   tersebut mempunyai kesalahan
instrumen        sendiri.     Seperti   atau     tidak       yaitu      dengan
kerusakan atau adanya bagian-           membandingkan                   dengan
bagian yang aus dan pengaruh            instrumen lain yang memiliki
lingkungan terhadap peralatan           karakteristik yang sama atau
atau pemakai. Kesalahan ini             terhadap instrumen lain yang
merupakan kesalahan yang tidak          akurasinya lebih tinggi. Untuk
dapat dihindari dari instrumen,         menghindari kesalahan-kesalahan
karena      struktur     mekanisnya.    tersebut dengan cara : (1) memilih
Contoh : gesekan beberapa               instrumen yang tepat untuk
komponen          yang       bergerak   pemakaian           tertentu;        (2)
terhadap        bantalan         dapat  menggunakan faktor-faktor koreksi
menimbulkan pembacaan yang              setelah mengetahui banyaknya
tidak    tepat.     Tarikan     pegas   kesalahan;      (3)     mengkalibrasi
(hairspring) yang tidak teratur,        instrumen      tersebut       terhadap
perpendekan                    pegas,   instrumen        standar.          Pada
berkurangnya        tarikan    karena   kesalahan-kesalahan                yang
penanganan yang tidak tepat atau        disebabkan lingkungan, seperti :
pembebanan         instrumen      yang  efek     perubahan         temperatur,
berlebihan. Ini semua akan              kelembaban, tahanan udara luar,
mengakibatkan              kesalahan-   medan-medan          maknetik,      dan
kesalahan. Selain dari beberapa         sebagainya        dapat        dihindari
hal yang sudah disinggung di atas       dengan membuat pengkondisian
masih ada lagi yaitu kesalahan          udara        (AC),         penyegelan
kalibrasi yang bisa mengakibatkan       komponen-komponen instrumen
pembacaan        instrumen      terlalu tertentu dengan rapat, pemakaian
tinggi atau terlalu rendah dari yang    pelindung         maknetik          dan
seharusnya. Cara yang paling            sebagainya.

                                   Pegas                                  pegas
9


                          Gambar 1-6 Posisi pegas
1.2.3. Kesalahan acak yang tak disengaja (random errors)
Kesalahan ini diakibatkan oleh        pengamatan. Untuk mengatasi
penyebab        yang tidak dapat      kesalahan ini dengan menambah
langsung diketahui. Antara lain       jumlah        pembacaan        dan
sebab         perubahan-perubahan     menggunakan cara-cara statistik
parameter          atau      sistem   untuk mendapatkan hasil yang
pengukuran terjadi secara acak.       akurat.
Pada pengukuran yang sudah            Alat    ukur     listrik  sebelum
direncanakan         kesalahan      - digunakan untuk mengukur perlu
kesalahan ini biasanya hanya          diperhatikan penempatannya /
kecil. Tetapi untuk pekerjaan -       peletakannya. Ini penting karena
pekerjaan      yang     memerlukan    posisi pada bagian yang bergerak
ketelitian tinggi akan berpengaruh.   yang menunjukkan besarannya
Contoh misal suatu tegangan           akan dipengaruhi oleh titik berat
diukur dengan voltmeter dibaca        bagian yang bergerak dari suatu
setiap jam, walaupun instrumen        alat ukur tersebut. Oleh karena itu
yang digunakan sudah dikalibrasi      letak penggunaan alat ukur
dan kondisi lingkungan sudah          ditentukan seperti pada tabel 1-6
diset sedemikian rupa, tetapi hasil
pembacaan           akan      terjadi
perbedaan selama periode


                 Tabel 1-6 Posisi alat ukur waktu digunakan
                          Letak               Tanda
                      Tegak

                      Datar

                      Miring (misal
                      dengan                < 600
                      Sudut 600)


1.3. Klasifikasi Kelas Meter
Untuk       mendapatkan          hasil    ketelitian alat ukur dibagi menjadi
pengukuran       yang      mendekati      8 kelas, yaitu : 0,05; 0,1 ; 0,2 ; 0,5
dengan harga sebenarnya. Perlu            ; 1,0 ; 1,5 ; 2,5 ; dan 5. Kelas-
memperhatikan batas kesalahan             kelas tersebut artinya bahwa
yang tertera pada alat ukur               besarnya kesalalahan dari alat
tersebut. Klasifikasi alat ukur listrik   ukur pada batas-batas ukur
menurut Standar IEC no. 13B-23            masing-masing kali ± 0,05 %, ±
menspesifikasikan             bahwa       0,1 %, ± 0,2 %, ± 0,5 %, ± 1,0
10


%, ± 1,5 %, ± 2,5 %, ± 5 % dari              digolongkan menjadi 4 golongan
relatif harga maksimum. Dari 8               sesuai       dengan        daerah
kelas      alat      ukur    tersebut        pemakaiannya, yaitu :
(1) Golongan dari kelas 0,05, 0,1,           kalibrasi atau peneraan bagi
0,2 termasuk alat ukur presisi               pemakai alat ukur sangat penting.
yang tertinggi. Biasa digunakan di           Kalibrasi    dapat    mengurangi
laboratorium yang standar. (2)               kesalahan           meningkatkan
Golongan alat ukur dari kelas 0,5            ketelitian pengukuran. Langkah
mempunyai ketelitian dan presisi             prosedur kalibrasi menggunakan
tingkat berikutnya dari kelas 0,2            perbandingan instrumen yang
alat ukur ini biasa digunakan untuk          akan dikalibrasi dengan instrumen
pengukuran-pengukuran presisi.               standar. Berikut ini dicontohkan
Alat ukur ini biasanya portebel. (3)         kalibrasi untuk ampermeter arus
Golongan        dari     kelas    1,0        searah dan voltmeter arus searah
mempunyai ketelitian dan presisi             secara sederhana.
pada tingkat lebih rendah dari alat
ukur kelas 0,5. Alat ini biasa               1.4.1. Kalibrasi ampermeter arus
digunakan pada alat ukur portebel                   searah
yang kecil atau alat-alat ukur pada          Kalibrasi secara sederhana yang
panel. (4) Golongan dari kelas 1,5,          dilakukan pada ampermeter arus
2,5, dan 5 alat ukur ini                     searah. Caranya dapat dilakukan
dipergunakan pada panel-panel                dengan membandingkan arus
yang tidak begitu memperhatikan              yang melalui ampermeter yang
presisi dan ketelitian.                      akan dikalibrasi (A) dengan
                                             ampermeter        standar   (As).
1.4. Kalibrasi                               Langkah-langkahnya ampermeter
Setiap sistem pengukuran harus               (A) dan ampermeter standar (As)
dapat dibuktikan keandalannya                dipasang secara seri perhatikan
dalam      mengukur,   prosedur              gambar 1- 7 di bawah.
pembuktian ini disebut kalibrasi.
                   +          - +            -
                         IA             Is

               +
                                                      Beban
               -


                Gambar 1- 7. Kalibrasi sederhana ampermeter

Sebaiknya ampermeter yang akan               tingkat berikutnya (0,5). Gambar 1
digunakan sebagai meter standar              – 7 ditunjukkan bahwa IA adalah
adalah       ampermeter        yang          arus yang terukur pada meter
mempunyai kelas presisi yang                 yang akan dikalibrasi, Is adalah
tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau presisi         arus standar yang dianggap
11


sebagai harga arus sebenarnya.                 dan biasa disebut kesalahan dari
Jika kesalahan mutlak (absolut)                alat ukur, maka dapat dituliskan :
dari ampermeter diberi simbol α

              α = IA - Is ............................. (1 – 1)

Perbandingan kesalahan alat ukur               dalam persen.         Sedangkan
(α)    terhadap    harga    arus               perbedaan atau selisih antara
sebenarnya (Is), yaitu :    α/ Is              harga sebenanya atau standar
biasa disebut kesalahan relatif                dengan      harga     pengukuran
atau rasio kesalahan. DInyatakan               disebut harga koreksi dituliskan :

              Is - IA = k ........................... (1 – 2)

Perbandingan     harga     koreksi             disebut rasio koreksi atau koreksi
terhadap arus yang terukur (k / IA )           relatif dinyatakan dalam persen
.
        Contoh Aplikasi :
        Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang
        besarnya 20 mA, ampermeter menunjukan arus sebesar
        19,4 mA. Berapa kesalahan, koreksi, kesalahan relatif,
        dan koreksi relatif.
        Jawab :
        Kesalahan = 19,4 – 20 = - 0,6 mA
        Koreksi = 20 – 19,4 = 0,6 mA
        Kesalahan relatif = -0,6/20 . 100 % = - 3 %
        Koreksi relatif = 0,6/19,4 . 100 % = 3,09 %


1.4.2. Kalibrasi voltmeter arus searah
Sama halnya pada ampermeter,         standar (Vs). Langkah-langkahnya
kalibrasi voltmeter arus searah      voltmeter (V) dan voltmeter
dilakukan        dengan       cara   standar (Vs) dipasang secara
membandingkan harga tegangan         paralel perhatikan gambar 1- 8 di
yang terukur       voltmeter yang    bawah.
dikalibrasi (V) dengan voltmeter


                      +              +             +

                                                   V            Beban
                                         V
                          -              -             -
12


                  Gambar 1- 8. Kalibrasi sederhana voltmeter
Voltmeter yang           digunakan          adalah tegangan standar yang
sebagai meter standar adalah                dianggap sebagai harga tegangan
voltmeter yang mempunyai kelas              sebenarnya.      Jika  kesalahan
presisi tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau        mutlak (absolut) dari voltmeter
presisi tingkat berikutnya (0,5).           diberi simbol α dan biasa disebut
Pada Gambar 1 – 8, V adalah                 kesalahan dari alat ukur, maka
tegangan yang terukur pada meter            dapat dituliskan :
yang dikalibrasi, sedangkan Vs

                  α = V - Vs ............................. (1 – 3)

Perbandingan besar kesalahan                dalam persen.          Sedangkan
alat ukur (α) terhadap harga                perbedaan harga sebenanya atau
tegangan sebenarnya (Vs), yaitu :           standar dengan harga pengukuran
α/ Vs    disebut kesalahan relatif          disebut koreksi dapat dituliskan :
atau rasio kesalahan dinyatakan

              Vs - V = k ........................... (1 – 4)

Demikian      pula   perbandingan           koreksi relatif      dinyatakan dalam
koreksi terhadap arus yang terukur          persen.
(k / V ) disebut rasio koreksi atau



       Contoh : voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan
       yang besarnya 50 V, voltmeter tersebut menunjukan
       tegangan sebesar 48 V. Berapa nilai kesalahan, koreksi,
       kesalahan relatif, dan koreksi relatif.

       Jawab :
       Kesalahan = 48 – 50 = - 2 V
       Koreksi = 50 – 48 = 2 V
       Kesalahan relatif = - 2/50 . 100 % = - 4 %
       Koreksi relatif = 2/48 . 100 % = 4,16 %



1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik
Alat ukur listrik yang biasa    prinsip kerja, penggunaan, daerah
dipergunakan dalam pengukuran   kerja penggunaan, dan kebutuhan
ditunjukkan pada tabel 1-7 yang daya.
meliputi : jenis, tanda gambar,
13


                      Tabel 1-7 Beberapa contoh alat ukur penunjuk listrik
No      Jenis        Tanda    Prinsip Kerja           Peng      Contoh      Daerah Kerja dan Penggunaan    Daya
                     Gambar                           gunaan                Dayanya
                                                                            Arus          Tegangan Frekuen
                                                                                                      si
    1        2          3             4                    5      6               7             8        9  10
                                                                                   -6   2    -2   -3
1       Kumparan              Gaya elektro            DC        AVO        1,5 x 10 ~10 10 ~10       -     Kecil
        putar                 magnetik antar
                              medan magnit
                              suatu magnit tetap
                              & arus
                       M
                                                                                    -4   -1          3          4
2       Penyearah             Kombinasi suatu         AC        AVOF       5 x 10 ~10         1~10       < 10       Kecil
                              pengubah                rata-
                              memakai                 rata
                              penyearah semi
                              konduktor saat
                       R      suatu alat ukur
                              jenis kumparan
                              putar
3       TermoMom              Kombinasi suatu         AC        AVW        10-3 ~5            5x10-1 ~   < 103      Kecil
        en                    pengubah memakai        Efektif                                 1,5x102
                              termoMomen dan          DC
                              alat ukur jenis
                       T      kumparan putar
4       Besi Putar            Gaya elektro            AC        AV         10-2 ~             10~103     <5x102     Besar
                              magnetik yang           Efektif              3x102
                              bekerja pada suatu      DC
                              inti besi dalam suatu
                              medan magnet

                        S
5       Elektro               Gaya elektro            AC        AVMF       10-2 ~ 50          1~103      < 103      besar
        dinamo                magnetik yang           Efektif
        meter                 bekerja pada suatu      DC
                              kumparan yang
                              dialiri arus dalam
                       D      medan elektro
                              maknet
6       Induksi               Gaya elektro            AC        AVW        10-1 ~ 102         1~103      < 103 x   Besar
                              magnetik yang           Efektif   Wh                                        10 ~ 102
                              ditimbulkan oleh
                              medan bolak-balik
                       D      dan arus yang
                              terimbas oleh medan
                              maknetmaknet


         Catatan:    A  : Ammeter          F : Frekuensimeter                        V    : Voltmeter
                     O: Ohmmeter           Wh : Alat ukur energi listrik             W : Wattmeter (Soedjana. S, 1976)
             1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar
            1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar
            Alat ukur kumparan putar adalah                     ditempatkan dalam medan magnet
            alat ukur yang bekerja atas dasar                   yang    berasal    dari    magnet
            prinsip kumparan listrik yang                       permanen. Alat ukur jenis ini tidak
                                                                terpengaruh magnet luar, karena
                                                                telah memiliki medan magnet yang
14


kuat terbuat dari logam alniko        berada dalam medan magnet,
yang berbentuk U. Prinsip kerja       maka pada kawat penghantar
alat   ukur    kumparan      putar    tersebut akan timbul gaya. Gaya
menggunakan dasar percobaan           yang timbul disebut dengan gaya
Lorentz.    Percobaan      Lorentz    Lorentz.   Arahnya     ditentukan
dikatakan,     jika      sebatang     dengan    kaidah    tangan     kiri
penghantar     dialiri arus listrik   Fleming.




               Gambar 1-9 Hukum tangan kiri Fleming

Gambar 1-10 menggambarkan             medan         magnet       tetap.
magnet permanen yang berbentuk        Berdasarkan hukum tangan kiri
seperti tapal kuda yang dilengkapi    Fleming, kumparan tersebut akan
dengan sepatu kutub. Diantara         berputar sehingga jarum penunjuk
sepatu kutub ditempatkan sebuah       akan bergerak atau menyimpang
inti dengan lilitan kawat yang        dari angka nol. Semakin besar
dapat bergerak dan berputar           arus   yang     mengalir   dalam
dengan bebas melalui poros. Pada      kumparan, makin kuatlah gaya
waktu melakukan pengukuran,           tolak yang mengenai kumparan
arus mengalir pada kumparan dan       dan menyebabkan penyimpangan
menyebabkan adanya magnet.            jarum bergerak semakin jauh.
Magnet tersebut ditolak oleh
15




                                                                           1




                                                       2



                                                       3
                                                                   4

                                                                       5

                                                               6

                                                               7

                                                           8


      1. Skala              5. Kumparan putar
      2. Jarum penunjuk     6. Inti besi lunak
      3. Magnet tetap       7. Pegas
      4. Sepatu kutub        8. Poros

    Gambar 1-10 Prinsip kerja alat ukur kumparan (www.tpub.com)


Pegas yang berbentuk ulir pipih       menimbulkan keseimbangan pada
ada dua, satu terletak di atas        kedudukan jarum dan membuat
kumparan, yang lain berada di         jarum selalu kembali ke titik nol
bawah kumparan. Pegas-pegas           bila tidak ada arus yang mengalir.
tersebut arah putarnya saling         Karena      adanya    arus   yang
berlawanan, yaitu satu ke arah kiri   mengalir      melalui    kumparan
yang lain ke arah kanan. Dengan       sehingga akan timbul gaya pada
demikian    kalau     yang    satu    kedua sisi dan menghasilkan
mengencang,       lainnya    akan     momen penyimpang, perhatikan
mengendor.     Hal      ini  akan     gambar 1-11.
16




                   Gambar 1-11 Momen penyimpang

Jika arus yang mengalir pada           besarnya gaya pada tiap sisi
kumparan adalah I amper, maka          kumparan adalah :

                 F = B .I . l Newton    ........................ (1 -1)

       Dengan pengertian :
       B = kerapatan fluks dalam Wb/m2
       l = panjang kumparan dalam meter

Apabila kumparan dengan N lilitan,     dikalikan dengan lengan atau jarak
maka gaya pada masing-masing           tegak lurus. Jika lengan adalah b,
kumparan adalah : N . B. I . l         maka :
Newton. Besarnya momen
penyimpang (Td) adalah gaya

      Momen penyimpang (Td) = gaya x lengan
                           = N. B . I .l . b


Karena l X b merupakan luas penampang kumparan dan dinotasikan A,
maka
Momen penyimpang (Td) = N . B . I . A N-m ............. (1 -2)

Dari persamaan         I-2, jika B     momen pengontrol (Tc) sebanding
dinyatakan suatu konstanta, maka       dengan simpangan 2. Pada posisi
momen penyimpang (Td) akan             simpangan akhir Td = Tc ,
sebanding dengan arus yang             sehingga simpangan 2 adalah
mengalir pada kumparan. Karena         sebanding dengan arus I.
alat ukur menggunakan pegas
kontrol yang tidak bervariasi, maka
17


Dengan demikian alat ukur ini        dipaparkan dengan grafik, yang
dapat dikatakan mempunyai skala      menghubungkan persamaan sudut
seragam. Untuk menentukan skala      putar 2 dengan momen T.
alat   ukur    kumparan   putar
                   TD5                           A


                   TD4



                   TD3
           K
           O
           P
           E       TD2
           L

                   TD1




               0      Ө1    Ө2     Ө3     Ө4     Ө5

                   Gambar 1-12. Penentuan penunjukan




           Gamnbar 1-13. Skala alat ukur kumparan putar

Contoh, jika arus yang megalir       kumparan berputar dengan sudut
pada alat ukur kumparan putar        sebesar 1,2 radial. Jika momen
sebesar 5 mA mengakibatkan           penggerak yang disebabkan oleh
18


arus-arus sebesar 1, 2,3 ,4, dan 5        Jika gambar menunjukkan jarum
mA dinyatakan dengan TD1, TD2,            berhenti pada angka 3,5, maka
TD3, TD4, , dan TD5,. Momen -             besarnya arus yang diukur adalah
momen          tersebut         dapat     3,5 mA.
digambarkan sebagai garis-garis
datar dan berjarak sama satu              Secara umum kumparan putar
sama lain. Perlu diketahui bahwa          terbuat     dari     kerangka     dari
momen-momen                penggerak      aluminium, sedangkan dilihat sifat
tersebut hanya ditentukan oleh            kelistrikkannya kerangka tersebut
besarnya arus yang mengalir dan           merupakan        jaringan    hubung
tidak tergantung dari sudut putar 2       singkat dan memberikan pada
dari penunjuk. Besarnya momen             kumparan        momen      peredam.
pengontrol      berbanding       lurus    Gambar 1-14 ditunjukan jika
dengan sudut putar sehingga               kumparan dialiri arus, maka
dalam grafik dapat digambarkan
sebagai     garis      lurus     yang     kumparan akan berputar dan
menghubungkan titik mula dengan           dalam kerangka akan timbul arus
A (perhatikan gambar 1-12).               induksi.        Tegangan        yang
Apabila momen penggerak dan               menyebabkan           arus    induksi
momen pengontrol dalam keadaan            mengalir        dalam      kerangka
seimbang, dan masing-masing               kumparan.        Sebaliknya      arus
momen penggerak dinyatakan                induksi akan memotong fluksi
sebagai 21, 22, 23, 24, dan 25, maka      magnet dalam celah udara, jika
didapat        22 = 221, 23 = 321, 24 =   kumparan                    berputar
421, 25 = 521. Oleh karena itu yang       membangkitkan momen yang
dibentuk dengan membagi busur             berbanding         lurus     dengan
lingkaran sebesar 1,2 rad ke
dalam lima bagian yang sama,              kecepatan putar. Arah momen ini
dan diberikan angka-angka pada            berlawanan          dengan       arah
lima bagian dari skala tersebut 0,        perputaran,          maka       akan
1, 2, 3, 4, dan 5 seperti pada            menghambat arah perputaran, dan
gambar 1-13 besarnya arus yang            momen       ini    disebut   momen
mengalir dapat dinyatakan pada            peredam.
waktu jarum penunjuk berhenti.




            Gambar 1 – 14 Peredaman alat ukur kumparan putar
19




Proses penunjukan jarum alat ukur         di sekitar      20. Biasa disebut
tidak      secara       langsung          peredaman kurang (gambar 1-15
menunjukan       harga       yang         kurva A). Sebaliknya jika tahanan
dikehendaki tetapi masih terdapat         listrik kecil, arus induksi yang
nilai  perbedaan.     Perbedaan           terjadi       besar      sehingga
disebabkan     karena     adanya          mengakibatkan pergerakan jarum
tahanan dalam dari alat ukur.             akan lambat dan biasa disebut
Proses demikian juga dapat                dengan peredaman lebih (gambar
disebabkan adanya peredaman.              1-15 kurva B). Yang terbaik
Jika penampang kerangka kecil             adalah      diantara   peredaman
dan tahanan listriknya besar,             kurang dan peredaman lebih
maka arus induksi yang terjadi            biasa disebut dengan peredaman
kecil sehingga mengakibatkan              kritis (kurva C).
momen redam yang lemah dan
penunjukan jarum akan berosilasi

    H
    a                       Redaman kurang
                       A
    r
    g                                         Redaman kritis
    a                                 C

    p
    e
    n
    u
    n
    j
    u
                              B       Redaman lebih
    k
    k
    a
    n

    a
    l
    a
    t                                                   Waktu

    Gambar 1 – 15. Gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur

1.5.2. Alat Ukur Besi Putar
Alat ukur tipe besi putar adalah          pada dasarnya ada dua buah
sederhana dan kuat dalam                  bentuk      yaitu   tipe     tarikan
konstruksi. Alat ukur ini digunakan       (attraction) dan tipe tolakan
sebagai alat ukur arus dan                (repulsion). Cara kerja tipe tarikan
tegangan pada frekuensi –                 tergantung pada gerakan dari
frekuensi yang dipakai pada               sebuah besi lunak di dalam medan
jaringan distribusi. Instrumen ini        magnit, sedang tipe tolakan
20


tergantung pada gaya tolak antara     1.5.2.1. Tipe Tarikan (Attraction)
dua buah lembaran besi lunak          Pada gambar 1-16. terlihat bahwa
yang telah termagnetisasi oleh        jika lempengan besi yang belum
medan magnit yang sama.               termagnetisasi           digerakkan
 Apabila     digunakan     sebagai    mendekatai sisi kumparan yang
 ampermeter, kumparan dibuat          dialiri arus,      lempengan besi
 dari beberapa gulungan kawat         akan tertarik di dalam kumparan.
 tebal     sehingga    ampermeter     Hal ini merupakan dasar dalam
 mempunyai tahanan yang rendah        pembuatan suatu pelat dari besi
 terhubung seri dengan rangkaian.     lunak yang berbentuk bulat telur,
 Jika digunakan sebagai voltmeter,    bila dipasangkan pada batang
 maka         kumparan       harus    yang berada diantara "bearings"
 mempunyai tahanan yang tinggi        dan dekat pada kumparan, maka
 agar arus yang melewatinya           pelat besi tersebut akan terayun
 sekecil mungkin,     dihubungkan     ke dalam kumparan yang dialiri
 paralel terhadap rangkaian. Kalau    arus. Kuat medan            terbesar
 arus     yang    mengalir   pada     berada      ditengah    -     tengah
 kumparan harus kecil, maka           kumparan, maka pelat besi bulat
 jumlah kumparan harus banyak         telur harus dipasang sedemikian
 agar      mendapatkan      amper     rupa sehingga lebar gerakannya
 penggerak yang dibutuhkan.           yang terbesar berada di tengah
                                      kumparan.




            Gambar 1 – 16 Prinsip kerja instrumen tipe tarikan

Bila sebuah jarum penunjuk            akan      mengakibatkan     jarum
dipasangkan pada batang yang          penunjuk menyimpang.       Untuk
membawa pelat tadi, maka arus         lebih jelasnya perhatikan gambar
yang mengalir dalam kumparan          1-17.
21




      Gambar 1 – 17. Beberapa bagian dari instrumen tipe tarikan

Besar     simpangan akan lebih      skala harus sudah dikalibrasi.
besar, jika arus yang mengalir      Besarnya        momen       gerak
pada kumparan besar. Demikian       (deflecting torque) diperlihatkan
pula simpangan penunjuk yang        pada gambar 1 – 18 di bawah.
bergerak diatas skala, sebelumnya




                                                         Pelat besi
      Arah gaya




                                                        kumparan




               Gambar 1 – 18. Besarnya momen gerak

Apabila pelat besi ditempatkan      kumparan. Dengan demikian pelat
sedemikian rupa sehingga pada       besi yang termagnetisasi itu
posisi nol membentuk sudut Ø        mempunyai           kemagnitan
dengan arah medan magnit H          sebanding dengan besarnya H
yang dihasilkan oleh kumparan.      yang     bekerja     sepanjang
Simpangan      yang    dihasilkan   sumbunya,    yaitu   sebanding
adalah 2 akibat arus yang melalui   dengan H sin ( Ø + 2 ). Gaya F
22


yang menarik pelat ke dalam             permeabilitas besi  dianggap
kumparan    adalah  sebanding           konstan, maka H ~ I, dengan
          2
terhadap H sin ( Ø + 2 ). Jika          demikian :

                      F ~ I2 sin (.Ø + 2) .     (1-3)

Jika. gaya ini bekeria Pada jarak I     besarnya    momen         (Momen)
dari sumbu putar pelat, maka            penyimpang adalah :

                  Td = F.I.cos ( Ø + 2 ) ...       (1-4)

Jika persamaan 1 - 3 dimasukkan dalam persamaan 1 - 4 dipatkan :
                      Td = I2sin ( Ø + 2). 1. cos ( Ø + 2)
Karena besarnya I adalah konstan, maka :
                      Td = K.I2.sin ( Ø + 2). cos ( Ø + 2)
Jika digunakan kontrol pegas (spring-control ) maka momen pegasnya :
                       Tc = K'. 2      …… ( 1 – 5 )
Pada keadaan mantap (steady), maka Td = Tc

                     K.I2sin (Ø + 2).cos (Ø + 2) = K'2

sehingga     :           2 - I2         (1-6)
Dengan demikian skala alat ukur besi putar adalah skala kuadratis. Jadi
bila digunakan pada arus bolak-balik, maka :

                          2 - I2 rms           (1-7)

1.5.2.2. Tipe Tolakan (Repolsion)
Bagian-bagian instrumen jenis           dengan sumbu kumparan. Salah
tolakan     digambarkan     pada        satu dari besi tersebut A dipasang
Gambar 1 – 19. Dalam gambar             tetap, sedang B dipasang mudah
terdapat      kumparan      tetap       bergerak dan membawa sebuah
diletakkan didalamnya dua buah          penunjuk yang mudah bergerak
batang besi lunak A dan B sejajar       diatas skala yang telah dikalibrasi.
23




      Gambar 1 – 19 Beberapa bagian penampang jenis repulsion

Apabila arus yang akan diukur          pegas. Gaya tolak ini hampir
dilewatkan melalui kumparan,           sebanding dengan kuadrat arus
maka     akan     membangkitkan        yang        melalui    kumparan;
medan magnit        memagnetisir       kemanapun arah arus yang
kedua batang besi. Pada titik yang     melalui kumparan, kedua batang
berdekatan sepanjang batang besi       besi tersebut akan selalu sama -
mempunyai polaritas magnit yang        sama termagnetisasi dan akan
sama. Dengan demikian akan             saling tolak-menolak.
terjadi  gaya   tolak    menolak       Untuk mendapatkan skala uniform,
sehingga      penunjuk        akan     digunakan 2 buah lembaran besi
menyimpang melawan         momen       yang berbentuk seperti lidah
pengontrol yang diberikan oleh         (Gambar 1 - 20).




    Gambar 1 – 20. Dua. buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah

Pada Gambar 1-20 tampak besi           rupa sehingga dapat bergerak
tetap terdiri dari lempengan besi      sejajar terhadap besi tetap.
berbentuk lidah dililitkan dalam       Dengan adanya gaya. tolak-
bentuk silinder, sedang besi yang      menolak antara dua batang besi
bergerak terdiri dari lempengan        yang sama-sama termagnetisasi
besi dan dipasang sedemikian           tersebut akan timbul momen.
24


Besar momen sebanding dengan          instrumen ini digunakan untuk
H2. Karena H sendiri berbanding       arus       bolak-balik      akan
lurus terhadap arus yang melalui      menunjukkan nilai arus rms (Irms).
kumparan (permeabilitas dianggap      Karena polaritas dari kedua
konstan), maka momen tersebut         batang besi tersebut berlawanan
akan sebanding dengan I2.             secara serentak, maka instrumen
Dengan     demikian       momen       ini dapat digunakan untuk ac
simpangan,     sebagai    momen       maupun dc.
utama sebanding dengan I2. Jika

1.5.3. Alat Ukur Elektrodinamis
Alat ukur elektrodinamis adalah       diperlukan       sumber       yang
sebuah alat ukur kumparan putar,      mengalirkan arus dan daya yang
medan magnit yang dihasilkan          besar pula.
bukan dari magnit permanen,           Prinsip kerja dari alat ukur
tetapi oleh kumparan tetap/berupa     elektrodinamis diperlihatkan pada
kumparan diam didalamnya. Alat        gambar 1-21, kumparan putar M
ukur      elektrodinamis      dapat   ditempatkan diantara kumparan-
dipergunakan untuk arus bolak-        kumparan tetap (fixed coil) F1 dan
balik    maupun     arus    searah,   F2 yang sama dan saling sejajar.
kelemahannya alat ukur tersebut       Kedua         kumparan       tetap
menggunakan daya yang cukup           mempunyai inti udara untuk
tinggi sebagai akibat langsung dari   menghindari efek histerisis, bila
konstruksinya. Karena arus yang       instrumen tersebut digunakan
diukur tidak hanya arus yang          untuk sirkuit ac. Jika arus yang
mengalir melalui kumparan putar,      melalui kumparan tetap I1 dan
tetapi juga menghasilkan fluksi       arus yang melalui kumparan putar
medan. Untuk menghasilkan suatu       I2. Karena tidak mengandung besi,
medan magnit yang cukup kuat          maka kuat medan dan rapat flux
diperlukan gaya gerak magnit          akan sebanding terhadap I1.
yang tinggi, dengan demikian          Jadi :

        B = k . I1 .......................…………………………… ( 1 - 8 )

Di mana : B : Rapat flux
          k : kontanta
25




                 Gambar 1 – 21. Prinsip alat ukur elektrodinamis

Misal kumparan      putar    yang              banyaknya lilitan N. Besarnya
dipergunakan berbentuk persegi                 gaya pada masing-masing sisi
(dapat juga lingkaran) dengan                  kumparan adalah :
ukuran paniang l dan lebar b, dan
                                 N . B . I2 . l Newton.
Momen penyimpang atau momen putarnya pada kumparan besarnya
adalah :
                        Td = N . B . I2 . l . b ------ > B = k . I1
          Td = N . k . Il . I2 . l . b Nm ……………………….. ( 1 - 9 )
Keterangan :
Td : Momen Putar
N : Banyaknya lilitan
l : panjang kumparan
b : lebar kumparan

                                               tersebut dinyatakan dengan K1,
Besarnya N, k, 1, dan b adalah
                                               maka :
konstan, bila besaran-besaran
                                               kumparan putar. Pada kumparan
Td = Kl . Il . I2 …………… ( 1 - 10 )
                                               putar ini spring kontrol (pegas
Dari persamaan 1-10 terlihat                   pengatur),     maka       Momen
bahwa besarriya momen putar                    pengontrol/pemulih          akan
adalah berbanding lurus terhadap               berbanding     lurus    terhadap
hasil kali arus yang mengalir                  simpangan 2; maka :
melalui kumparan tetap dan
                                   Kl . I1 . I2 = K2 . 2
           2 ~ I1 . I2 ……………………………………………………. ( 1 - 11 )
                                    yang melalui kumparan tetap
Apabila instrumen digunakan
sebagai ammeter, maka arus
26


dan kumparan putar besarnya                             Jika I1 = I2 = I, maka : 2 ~ I2
sama.

           I ~ √2 ...............................................................   ( 1 - 12 )




                     a                                                                 b
          Gambar 1 – 22. Rangkaian ammeter elektrodinamis

Rangkaian      Gambar      1-22a                      Besarnya I1 = 12 = I, adalah
digunakan untuk mengukur arus                          2 ~ V.V --- > 2 ~ V2
yang kecil, sedangkan Gambar 1-                        V ~ √ 2…………(1 - 13)
22b digunakan untuk mengukur
arus yang besar, Rsh dipasang                         Alat ukur elektrodinamis bila
guna membatasi besarnya arus                          digunakan untuk arus bolak-balik
yang melalui kumparan putar.                          biasanya skala dikalibrasi dalam
                                                      akar kuadrat arus rata-rata, berarti
                                                      alat ukur membaca nilai effektip.
                                                      Dengan demikian jika alat ukur
                                                      elektrodinamis dikalibrasi untuk
                                                      arus searah 1 A pada skala diberi
                                                      tanda yang menyatakan nilai 1 A,
                                                      maka untuk arus bolak-balik akan
                                                      menyebabkan jarum menyimpang
                                                      ke tanda skala untuk I A dc dan
                                                      memiliki nilai effektip sebesar 1 A.
                                                      Jadi pembacaan yang dihasilkan
                                                      oleh arus searah dapat dialihkan
        Gambar 1 - 23
                                                      ke nilai arus bolak-balik yang
      Rangkaian voltmeter
                                                      sesuai, karena itu menetapkan
        elektrodinamis
                                                      hubungan antara AC dan DC.
                                                      Artinya alat ukur ini dapat
Apabila      instrumen    tersebut                    digunakan untuk membaca arus
digunakan sebagai voltmeter,                          AC dan DC dengan skala yang
maka kumparan tetap F dan                             sama.
kumparan putar M dihubungkan
seri dengan tahanan tinggi (RS).
1.5.4. Alat Ukur Elektrostatis
27


Alat ukur elektrostatis banyak        ini akan menimbulkan Momen
dipergunakan sebagai alat ukur        penyimpang, bila beda tegangan
tegangan (volt meter) untuk arus      ini kecil, maka gaya ini akan kecil
bolak-balik maupun arus searah,       sekali. Mekanisme dari alat ukur
khususnya dipergunakan pada           elektrostatis ini mirip dengan
alat ukur tegangan tinggi. Pada       sebuah capasitor variabel; yang
dasarnya kerja alat ukur ini adalah   mana tingkah lakunya bergantung
gaya tarik antara muatan-muatan       pada reaksi antara dua benda
listrik dari dua buah pelat dengan    bemuatan listrik (hukum coulomb).
beda tegangan yang tetap. Gaya




              Gambar 1 – 24 Skema voltmeter elektrostatis

Gaya yang merupakan hasil             kapasitor semakin bertambah;
interaksi tersebut, pada alat ukur    dengan bertambahnya muatan ini
ini dimanfaatkan untuk penggerak      akan menyebabkan gaya tarik
jarum penunjuk. Salah satu            menarik menjadi besar pula,
konfigurasi     dasar    alat ukur    sehingga jarum akan bergerak ke
elektrostatis diperlihatkan gambar    kanan.    Momen      putar   yang
1-24. Pelat X dan Y membentuk         disebabkan oleh gaya tersebut
sebuah kapasitor varibel. Jika X      akan dilawan oleh gaya reaksi dari
dan Y dihubungkan dengan titik-       pegas. Apabila Momen dari kedua
titik yang potensialnya berlawanan    gaya ini sudah sama/seimbang,
(Vab), maka antara X dan Y akan       maka jarum yang berada pada
terjadi gaya tarik-menarik; karena    pelat X akan berhenti pada skala
X dan Y mempunyai muatan yang         yang menunjukkan harga Vab.
sama besarnya, tetapi berlawanan      Untuk     menentukan       Momen
(hukum coulomb). Gaya yang            (momen putar) yang dibangkitkan
terjadi ini dibuat sedemikian rupa    oleh tegangan yang masuk adalah
hingga bisa menimbulkan Momen         sebagai berikut : misal simpangan
(momen putar) yang digunakan          jarum adalah 2, jika C adalah
untuk menggerakkan jarum pada         kapasitansi       pada      posisi
pelat X ke kanan. Jika harga Vab      tersimpang,      maka      muatan
semakin besar, maka muatan            instrumen akan menjadi CV
28


coulomb. Dimisalkan tegangannya        dan Q + dQ. Sekarang energi
berubah dari V menjadi V + dV,         yang tersimpan dalam medan
maka akibatnya 2, C, dan Q akan        elektrostatis akan bertambah
berubah menjadi 2 + d2; C + dC         dengan :

     dE = d (1/2 CV2) = 1/2 V2 . dC + CV . dV joule ……. (1 - 14 )

     Keterangan :
     dE : Energi yang tersimpan
     CV : Muatan instrumen

Jika T adalah besarnya Momen           ini adalah :        T x d2 joule.
pengontral terhadap simpangan 2,       Jadi energi total tambahannya
maka besarnya tambahan energi          adalah :
yang tersimpan pada pengontrol

     T x d2 + 1/2 V2. dC + CV . dV joule ……………… ( 1 – 15)

Dari sini terlitlat bahwa selama       mensupply muatan sebesar dQ
teriadi perubahan, sumbernya           pada potensial V.

Besar energi yang disupplykan = V x dQ
                             = V x d(CV)
                             = V2 x dC + CV.dV joule . (1 -16)

Padahal energi supply harus sama       pengontrol, maka persamaan 1 -
dengan    energi    extra    yang      15 dan 1 -16 akan didapatkan :
tersimpan di dalam medan dan

      T x d2 + ½ V2. dC + CV . dV = V2 . dC + CV . dV
      T x d2 = ½ V2 . dC
      T = ½V2 . dC/d2 Newton meter ………………….. (1 – 17)

Ternyata Momen yang diperoleh          maupun ac. Tetapi untuk ac, skala
sebanding dengan kuadrat               pembacaannya adalah harga rms-
tegangan yang diukur, baik dc          nya.

1.6. Peraga Hasil Pengukuran
1.6.1. Light Emiting Dioda (LED)
Light Emiting Dioda (LED) secara digunakan. Dioda PN junction atau
konstruksi terbuat sebagaimana   yang biasa disebut dioda saja
dioda PN junction bahan tipe P   terbuat dari bahan Silikon (Si) atau
dan tipe N. Yang membedakan      Germanium (Ge), aliran arusnya
keduanya      adalah   bahanyang dapat melalui traping level yang
biasa dinamakan tingkat Fermi. Sedangkan LED terbuat dari bahan
GaAs, GaP atau GaAsP yang mempunyai sifat direct gap. Artinya untuk
29


dapat mengalirkan arus, elektron harus berpindah dari tingkat jalur
konduksi langsung ke jalur valensi       (perhatikan gambar jalur energi
tanda panah biru). Keistimewaan bahan ini adalah energi ionisasi yaitu
energi yang dibutuhkan elektron untuk lepas dari ikatan valensi, atau
berpindah dari jalur konduksi ke jalur valensi, dilepaskan
kembali dalam bentuk cahaya. Warna cahaya yang dihasilkan tergantung
dari selisih energi jalur konduksi dan valensi. Daerah sambungan antara
bahan tipe P dan N dibuat dari bahan bersifat reflektif dan diberi jendela
tembus cahaya sehingga cahaya yang dihasilkan dapat dilihat. Energi
untuk berpindah dari jalur konduksi ke valensi diperoleh dari tegangan
bias.




                         Tipe p
                                                Tipe n




                 hole                                        elektron
                                                              Jalur konduksi
              cahaya
                                                                Tingkat Fermi
                                                    Jalur terlarang

                                                               Jalur   valensi


                        Gambar 1 – 25 Rekombinasi elektron

                           Anoda           katoda




                       Gambar 1 – 26 Polaritas dan simbol LED

Dioda    Silikon   mempunyai            Spektrum emisi merupakan fungsi
gelombang maksimum 900 mm               intensitas relative (%) terhadap
mendekati cahaya infra merah.           fungsi panjang gelombang (µm)
LED yang paling popular adalah          dalam range 0,62 sampai 0,76 µm
gallium   arsenide    (GaAsP)           dengan puncak (100%) pada
mempunyai emisi cahaya merah.           panjang gelombang 0,66 µm. Juga
30


tersedia LED warna oranye,              tegangan threshold sekitar 1,4
kuning dan hijau untuk ketiga           sampai     1,8     volt.  Dalam
warna ini seringkali digunakan          implementasi    rangkaian  LED
bahan        gallium  phospide.         dihubung seri dengan resistor
Karakteristik fungsi arus dan           yang berfungsi sebagai pembatas
tegangan serupa dengan diode            arus, agar arus yang mengalir
bias maju kecuali bahwa arus            dalam LED dalam batas yang
tidak mengalir sampai tercapai          aman.




                                                              R1


                                                 E

                                                              LED




       Gambar 1 – 27. LED           Gambar 1 – 28. Rangkaian LED

1.6.2. LED Seven Segmen
 Peraga tujuh segmen digunakan          sebagai komon anoda jika semua
 sebagai penunjuk angka pada            anoda dari LED seven segmen
 kebanyakan peralatan uji. Seven        anoda di komen menjadi satu.
 segmen disusun terdiri dari LED        Segmen yang aktif adalah segmen
 yang diaktifkan secara individual,     yang katodanya terhubung dengan
 kebanyakan yang digunakan LED          sumber tegangan nol atau seven
 warna merah. LED disusun dan           segemen aktif rendah. Sebaliknya
 diberi   label    seperti    gambar    untuk komon katoda semua
 diagram di bawah. Jika semua           katode dari LED seven segmen
 segmen         diaktifkan       akan   terhubung menjadi satu mendapat
 menunjukkan angka 8, sedangkan         tegangan bias nol. Segmen yang
 bila yang diaktifkan hanya segmen      aktif   adalah    segmen     yang
 a, b, g, c dan d memperagakan          mendapat tegangan positip pada
 angka 3. Angka yang dapat              anoda atau aktif tinggi. Sebuah
 diperagakan dari 0 sampai dengan       resistor ditempatkan seri dengan
 9 sedangkan dp menunjukkan titik       masing-masing      diode    untuk
 desimal.                               pengaman terhadap arus lebih.
 Ada dua jenis seven segmen
 komon katoda dan komon anoda.
 Seven      segmen         dinyatakan
31




                                   Gambar 1 – 30. Peraga seven
Gambar 1 – 29. Skematik seven                 segmen
           segmen
                                Karena seven segmen merupakan
                                peraga sinyal digital dimana
                                angka berbasis dua atau biner,
                                maka seven segmen dapat
                                digunakan sebagai penunjukan
                                hitungan    desimal      diperlukan
                                pengubah hitungan biner menjadi
                                desimal yang disebut dengan
                                rangkaian BCD (Binery Code
                                Desimal). Hubungan keluaran
                                hitungan biner, keluaran decoder
                                BCD      dan tabel kebenarannya
                                ditunjukkan dibawah ini.
32




     Vcc




                                A        B            C       D        E         F         G

                                                                                               Resistor
                                                                                               pembatas


           RB0             A’       B’                                                     G’
                                                 C’       D’ E’            F’                             A
                                                                                                    F     G        B
           RB1                  Dekoder / Driver
                                                                                                    E              C

                                                                                                               D

                 Vcc                a        b        c       d

                                        Masukan BCD                   Tes lampu      Gnd

             Gambar 1-31. Rangkaian dekoder dan seven segmen
                           (Deboo Borrous :1982)

Dengan memvariasi masukan                             diantaranya              seperti     gambar         di
untuk memilih segmen yang aktif                       bawah ini.
peragaan seven segmen dapat
memperagakan huruf dan angka




                 0     1   2        3        4            5       6        7         8     9
            Gambar 1-32. Macam-macam peragaan seven segmen

Pengaturan pilihan segmen aktif                       Karakteristik tersebut ditunjukkan
dilakukan     dengan  mengenali                       dalam tabel kebenaran tabel di
karakteristik hubungan keluaran                       bawah ini.
decoder dan seven segmen.
33




       Tabel 1 – 8 Tabel kebenaran decoder BCD Komon Katoda

    Masukan BCD                     Keadaan Keluaran                   Peraga
   d   c    b a          A     B     C   D     E     F             G
   0     0    0    0     0     0     0      0     0       0        1

   0     0    0    1     0     0     0      1     1       1        1

   0     0    1    0     0     0     1      0     0       1        0

   0     0    1    1     0     0     0      0     1       1        0

   0     1    0    0     1     0     0      1     1       0        0

   0     1    0    1     0     1     0      0     1       0        0

   0     1    0    0     1     1     0      0     0       0        0

   0     1    1    1     0     0     0      1     1       1        1

   1     0    0    0     0     0     0      0     0       0        0

   1     0    0    1     0     0     0      1     1       0        0

1.6.3. LCD: Polarisasi cahaya
LCD dalam bentuk sederhana                 membuka atau menutup setiap
tedapat pada peraga kalkulator.            kristal   cair    diatur melalui
Beberapa krital cair meneruskan            elektrode-elektrode.
cahaya dan beberapa yang lain
menutup sehingga gelap. Status




                       Gambar 1 - 33. Konstruksi LCD
                  http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
34




           Gambar 1 – 34. Contoh peraga LCD pada multimeter

Jenis kristal cair yang digunakan       diteruskan menembus semua
dalam pengembangan teknologi            lapisan, mengikuti arah pilinan
LCD adalah jenis nematik, yaitu         molekul- molekul TN (90), sampai
memiliki molekul dengan pola dan        memantul di cermin A dan keluar
arah tertentu. Jenis yang paling        kembali. Ketika elektroda C dan E
sederhana adalah twisted nematic        yang berupa elektroda kecil
(TN)      memiliki struktur molekul     berbentuk segi empat dipasang
terpilin secara alamiah, mulai          di lapisan gelas       mendapatkan
dikembangkan        tahun     1967.     arus, kristal cair D yang sangat
Struktur TN terpilin secara alamiah     sensitif terhadap arus listrik tidak
90,      dapat dilepas pilinannya       lagi terpilin sehingga cahaya terus
(untwist) dengan menggunakan            menuju panel B dengan polarisasi
arus listrik.                           sesuai panel F. Panel B yang
Struktur LCD meliputi kristal cair      memiliki polarisasi berbeda 90
TN (D) diletakkan di antara dua         dari panel F menghalangi cahaya
elektroda (C dan E) yang                untuk         menembus        terus.
dibungkus lagi seperti sandwich         Dikarenakan cahaya tidak dapat
dengan dua panel gelas (B dan F)        lewat,      pada     layar   terlihat
pada sisi luar dilumuri lapisan tipis   bayangan gelap berbentuk segi
polarizing film. Lapisan A berupa       empat kecil yang ukurannya sama
cermin yang dapat memantulkan           dengan elektroda E ini berarti
cahaya yang berhasil menembus           pada bagian tersebut cahaya tidak
lapisan-lapisan sandwich LCD.           dipantulkan oleh cermin A.
Kedua elektroda dihubungkan             Sifat unik yang dapat langsung
dengan baterai sebagai sumber           bereaksi dengan adanya arus
arus. Panel B memiliki polarisasi       listrik ini dimanfaatkan sebagai
yang berbeda 90 dari panel F.           alat pengatur ON/OFF LCD.
Cahaya masuk melewati panel F           Namun,         sistem          tidak
sehingga terpolarisasi, pada saat       menghasilkan                 cahaya
tidak ada arus listrik, dan cahaya      sebagaimana LED melainkan
35


mengambil sumber cahaya dari          dengan warna tertentu. Pada
luar. Dengan alasan seperti itulah    posisi tertentu meneruskan warna
mengapa LCD mempunyai sifat           kuning, posisi lain warna merah,
konsumsi daya rendah       Dalam      juga warna-warna lain di antara
perkembanganya LCD banyak             kuning-merah          (gabungan)
digunakan sebagai monitor TV,         ditunjukkan gambar 1-35. di
monitor computer maupun LCD.          bawah ini.
Polarisasi, membelokan cahaya




Gambar 1 – 35. Perkembangan LCD pada implementasi monitor TV
                 http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm

Seven segmen LCD mempunyai            Tabung sinar katoda ( cathode
beberapa keuntungan yaitu hanya       ray tube atau CRT), ditemukan
memerlukan daya yang rendah           oleh Ferdinand K. Brain ahli
dalam orde microwatt karena LCD       fisika German pada tahun 1879,
tidak        mengemisikan     atau    struktur bagian dalam sebuah
membangkitkan cahaya melainkan        tabung sinar katoda ditunjukkan
hanya       memendarkan     cahaya    gambar di bawah. Komponen
masukan, harga murah tidak            utama CRT untuk pemakaian
tergantung ukuran sebagaimana         pada umumnya berisi:
yang lain, mempunyai contrast         (a) Senapan elektron yang terdiri
yang baik. Kelemahan LCD                    dari katoda, filamen, kisi
reliabilitas     rendah,     range          pengatur, anoda pemercepat
temperature terbatas, visibility      (b) Perlengkapan pelat defleksi
dalam penerangan lingkungan                 horisontal dan vertikal
rendah, kecepatan rendah dan          (c) Layar flouresensi
memerlukan         tegangan     ac    (d) Tabung gelas dan dasar
pengaktif kristal.                          tabung.
                                            Senapan                 elektron
1.6.4. Tabung Sinar Katoda              menghasilkan      suatu      berkas
(Cathode Ray Tube /CRT)                 elektron sempit dan terfokus
1.6.4.1. Susunan Elektrode CRT          secara     tajam     pada       saat
dan Prinsip Kerja                       meninggalkan senapan pada
36


kecepatan yang sangat tinggi dan               layar, berkas elektron melalui
bergerak      menuju        layar              diantara dua pelat defleksi
flourescent. Pada saat elektron                elektrostatik   sehingga berkas
membentur layar energi kinetik                 akan     dibelokkan     ke    arah
dari            elektron-elektron              resultante defleksi horisontal dan
berkecepatan    tinggi    diubah               vertikal sehingga membentuk
menjadi pancaran cahaya dan                    jejak gambar pada layar sesuai
berkas menghasilkan suatu bintik               dengan tegangan masukan.
cahaya kecil pada layar CRT.
Dalam perjalanannya menuju

                           Anoda

                                    Kumparan pembelok
        Kisi pemusat




                                                          Layar flouresen


     pemanas
                       Berkas
          katoda       elektron
                                   Kumparan pemfokus



                           Gambar 1 - 36. Skema CRT
                 "http://en.wikipedia.org/wiki/Cathode_ray_tube"




               Gambar 1 – 37. Cutaway rendering of a color CRT
                "http://en.wikipedia.org/wiki/Cathode_ray_tube"

Keterangan :
1. Senapan elektron                           2 Berkas elektron
37


3. Kumparan pemfokus                       Sebuah     senapan      elektron
4. Kumparan defleksi                       konvensional yang digunakan
5. Anoda                                   dalam sebuah CRT pemakaian
6. Lapisan pemisah berkas untuk            umum, ditunjukan pada gambar
   merah, hijau dan biru bagian            di bawah ini. Sebutan senapan
   gambar yang diperagakan.
                                           elektron berasal dari kesamaan
7. Lapisan pospor dengan zona
   merah, hijau dan biru.
                                           antara gerakan sebuah elektron
8. Lapisan pospor sisi bagian dalam        yang dikeluarkan dari senapan
   layar yang diperbesar.                  elektron    CRT     mempunyai
                                           kesamaan lintasan peluru yang
                                           ditembakkan oleh senapan.




             Gambar 1 – 38. Senapan elektron (Electron Gun)
           "http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube"

 Elektron-elektron      diionisasikan    menurunkan arus berkas, yang
 secara       thermionik      dengan     berarti menurunkan intensitas
 pemanasan tak langsung pada             tabung atau tingkat terangnya
 katoda yang secara keseluruhan          bayangan pada layar CRT.
 dikelilingi dengan kisi pengatur        Elektron-elektron            yang
 yang terdiri dari silinder nikel        dipancarkan       oleh     katoda
 dengan lubang kecil ditengahnya         dipusatkan pada lubang kecil di
 satu sumbu dengan sumbu                 dalam kisi pengatur, dipercepat
 tabung. Elektron-elektron menuju        oleh adanya tegangan potensial
 layar dilewatkan melalui lubang         tinggi yang diberikan pada kedua
 kecil membentuk arus berkas.            elektrode     anoda    pemercepat
 Besarnya arus berkas dapat diatur       (accelerating    anode).   Kedua
 dengan mengatur alat kontrol yang       anoda ini dipisahkan oleh sebuah
 berada pada panel depan yang            anoda pemusat (focusing anode)
 diberi      tanda       INTENSITY.      melengkapi metode pemusatan
 Mengatur intensitas sebenarnya          elektron ke dalam berkas terbatas
 mengubah        tegangan      negatif   yang sempit dan tajam. Kedua
 terhadap      katoda     pada    kisi   anoda pemercepat dan anoda
 pengatur. Penambahan tegangan           pemusat juga berbentuk silinder
 negatip pada kisi pengatur akan         dengan      lubang-lubang    kecil
38


ditengah-tengahnya       masing-       memungkinkan berkas elektron
masing silinder satu sumbe             dipercepat dan terpusat merambat
dengan CRT. Lubang-lubang kecil        melalui pelat defleksi vertikal dan
di dalam elektrode-elektrode ini       horisontal menuju layar.

1.6.4.2. Layar CRT
Bila berkas elektron membentur         faktor. Pertama intensitas cahaya
layar CRT yang berlapiskan fosfor      dikontrol oleh jumlah elektron
akan menghasikan bintik cahaya.        pembombardir yang membentur
Bahan dibagian dalam CRT               layar setiap detik. Jika arus berkas
berupa fosfor sehingga energi          diperbesar atau arus berkas
kinetik tumbukan elektron pada         dengan      jumlah     yang    sama
layar      akan       menyebabkan      dipusatkan pada daerah yang
perpendaran       cahaya.     Fosfor   lebih kecil dengan mengurangi
menyerap energi kinetik dari           ukuran bintik maka luminansi akan
elektron-elektron     pembombardir     bertambah.       Kedua     luminansi
dan memancarkan kembali energi         bergantung pada energi benturan
tersebut pada frekuensi yang lebih     elektron      pembombardir     pada
rendah dalam spektrum cahaya           layar, energi benturan dapat
tampak. Bahan-bahan flourescen         ditingkatkan melalui penambahan
memiliki karakteristik fosforesensi    tegangan          pada        anoda
yaitu     memancarkan        cahaya    pemercepat. Ketiga luminansi
walaupun sumber eksitasi telah         merupakan fungsi waktu benturan
dihilangkan. Lama waktu cahaya         berkas pada permukaan lapisan
yang tinggal setelah bahan yang        fosfor    ini   berarti   kecepatan
bersinar hilang disebut ketahanan      penyapuan akan mempengaruhi
atau     persistansi.    Ketahanan     luminansi. Akhirnya luminansi
biasanya     diukur     berdasarkan    merupakan fungsi karakteristik
waktu yang dibutuhkan oleh             fisik dan fosfor itu sendiri. Oleh
bayangan CRT agar berkurang ke         karena itu hampir semua pabrik
suatu       persistansi     tertentu   melengkapi       pembeli     dengan
biasanyab 10 persen dari keluaran      pilihan bahan fosfor, tabel di
cahaya semula.                         bawah ini menyajikan karakteristik
Intensitas       cahaya         yang   beberapa fosfor yang lazim
dipancarkan        CRT       disebut   digunakan.
luminansi tergantung beberapa




      Tabel 1-9 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan
                            (William Cooper : )
39


 Jenis                                               Penurunan
          Fouresensi     Fosforisensi    Luminansi                   Komentar
 fosfor                                               ke 0,1%
                                                                  Untuk
P1        Kuning-hijau   Kuning-hijau    50%         95           pemakaian
                                                                  umum
                                                                  Kecepatan
                                                                  rendah dan
P3        Biru-hijau     Kuning-hijau    55%         120
                                                                  kecepatan
                                                                  tinggi,
                                                                  peragaan
P4        Putih          Putih           50%         20
                                                                  televisi
                                                                  Pengamatan
                                                                  fenomena
P5        Biru           kuning -hijau   35%         1500
                                                                  kecepatan
                                                                  rendah
                                                                  Pemakaian
P11       Ungu-biru      Ungu-biru       15%         20
                                                                  fotografi
                                                                  Pemakaian
P31       Kuning-hijau   Kuning-hijau    100%        32           umum fosfor
                                                                  paling terang

Sejumlah           faktor      perlu        berkas elektron pada rapat arus
dipertimbangkan dalam memilih               yang       berlebihan,          akan
fosfor agar sesuai kebutuhan.               menyebabkan panas pada fosfor
Contoh      fosfor    P11   memliki         sehingga      keluaran       cahaya
ketahanan singkat, sangat baik              berkurang. Dua faktor yang
untuk        pemotretan      bentuk         mengontrol     terjadinya      panas
gelombang tetapi sama sekali                adalah kerapatan berkas dan
tidak sesuai untuk pengamatan               lamanya     eksitasi.      Kerapatan
visual     fenomena       kecepatan         berkas dikontrol oleh melalui
rendah. P31 luminansi tinggi,               tombol INTENSITY, FOCUS dan
ketahanan sedang, merupakan                 ASTIGMATISM pada panel depan
kompromi yang paling baik untuk             CRO. Waktu yang diperlukan oleh
penglihatan gambar secara umum,             berkas untuk mengeksitasi suatu
banyak         dijumpai       dalam         permukaan fosfor diatur dengan
kebanyakan CRO standar tipe                 penyapu     atau      alat    kontrol
laboratorium.                               TIME/DIV. Panas yang mungkin
Ada kemungkinan kerusakan berat             menyebabkan kerusakan fosfor,
pada CRT yang dikarenakan                   dicegah dengan mempertahankan
penanganan yang tidak tepat pada            berkas pada intensitas yang
pengaturan alat-alat kontrol yang           rendah dan waktu pencahayaan
terdapat pada panel depan. Bila             yang singkat.
sebuah fosfor dieksitasi oleh
40


1.6.4.3. Gratikulasi
Bentuk       gelombang        pada    diganti dengan suatu pola gambar
permukaan CRT secara visual           khusus, seperti tanda         derajat,
dapat diukur pada sepasang tanda      untuk analisis vektor TV warna,
skala horisontal dan vertikal yang    Selain itu posisi gratikul luar dapat
disebut gratikul. Tanda skala         dengan mudah diatur agar sejajar
dapat ditempatkan dipermukaan         dengan jejak CRT. Kerugiannya
luar tabung CRT dalam hal ini         adalah paralaksis sebab tanda
dikenal sebagai eksternal gratikul.   skala tidak sebidang dengan
Gratikul      yang       dipasang     bayangan       gelombang         yang
dipermukaan luar terdiri dari         dihasilkan pada fosfor, sebagai
sebuah plat plastik bening atau       akibat penjajaran jejak dan gratikul
berwarna dilengkapi dengan tanda      akan berubah terhadap posisi
pembagian skala. Gratikul di luar     pengamatan.
mempunyai keuntungan mudah


                                                              Gratikul




                  Gambar 1 – 39. Tanda skala gratikul

Gratikul   internal pemasangan        mengganti CRT. Disamping itu
tidak menyebabkan kesalahan           CRT dengan gratikul dipermukaan
paralaksis karena bayangan CRT        dalam harus mempunyai suatu
dan gratikul berada pada bidang       cara untuk mensejajarkan jejak,
yang sama. Dengan internal            membawa akibat        menambah
gratikul CRO lebih mahal karena       harga keseluruhan CRO.
tidak    dapat    diganti tanpa
41




Daftar Pustaka :
Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik
          Pengukuran. ((Terjemahan Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit
          Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)
Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik.
          Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Deboo and Burrous.1977. Integreted Circuit And Semiconductor Devices
          : theory and application. Tokyo Japan : Kogakusha.Ltd
http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube"
www.tpub.com
43




  BAB 2                        MULTIMETER


Tujuan Setelah membaca

   1. Mampu menjelaskan prinsip kerja multimeter sebagai
      ampermeter, voltmeter dan ohmmeter.
   2. Mampu melakukan tindak pencegahan kerusakan dalam
      menggunakan multimeter.
   3. Mampu memilih meter yang mempunyai spesifikasi terbaik.
   4. Mampu mengoperasikan multimeter sesuai dengan fungsi dan
      dengan ketelitian yang optimal.
   5. Mampu melakukan pemeliharaan multimeter.



  Pokok Bahasan


         Multimeter merupakan alat ukur yang     Fungsi multimeter
  paling banyak dipergunakan oleh para
                                                    dapat untuk :
  praktisi, hobist dan orang yang bekerja
  berkaitan dengan rangkaian listrik dan         (1). Mengukur
  elektronika. Multimeter                dapat      hambatan
  dipergunakan untuk mengukur besaran
  listrik, seperti : hambatan, arus, tegangan.      (Ohmmeter),
  Karena dirancang untuk mengukur tiga           (2) Mengukur arus
  besaran tersebut, maka multimeter sering           (Ampermeter),
  disebut AVO meter (Amper Volt Ohm).
                                                 (3). Mengukur
                                                     tegangan
   Pembahasan :
  (1) Dasar AVO meter                                (Voltmeter).
  (2) Multimeter Analog
  (3) Multimeter Digital
44



 2.1.   Multimeter Dasar

 2.1.1. Ampermeter Ideal
 Ampermeter ideal mempunyai dua sifat dasar,
 yaitu: (1) hambatan dalamnya sama dengan           Ampermeter ideal :
 nol, (2) simpangan jarum benar-benar               (1) Simpangan
 sebanding dengan arusnya. Pembacaan arus               jarum sebanding
                                                        arus (linier)
 yang diperoleh dari suatu ampermeter yang
                                                    (2) Hambatan
 ideal adalah sempurna. Karena hambatan                 dalam meter nol
 dalamnya nol, maka tidak akan menghambat
 arus yang mengalir dalam rangkaian bila
 dihubungkan. Lagi pula karena permukaan
 alat ukur ditandai secara sempurna, maka
 pembacaannya akan mencapai ketelitian 100
 persen.
     Ampermeter ideal hanya merupakan
 wacana yang susah direalisaikan. Dalam
 kenyataannya pasti mempunyai hambatan,
 selain itu    simpangan jarum ampermeter
 biasanya tidak berbanding secara tepat dengan
 besar    arusnya.     Dalam    hal     pembuatan
 ampermeter-ampermeter DC masih dapat dibuat
 mendekati sifat-sifat ampermeter ideal. Hambatan
 dalamnya dibuat serendah mungkin dan
 penyimpangan jarumnya hampir linier.

     Mikroampermeter sederhana
 dapat dikembangkan fungsinya
 sebagai AVO meter disebut Basic
 mater mempunyai tahanan dalam
 (Rm) tertentu yang dijadikan
 sebagai dasar pengembangan
 fungsi. Gambar di bawah ini
 merupakan       mikroampermeter
 dengan arus skala penuh (Ifs )
 sebesar 100 µA. dapat dijadikan
 sebagai Basic Meter.
                                        Gambar 2-1. Basic meter unit
45


2.1.2.         Mengubah Batas Ukur
Suatu ampermeter dengan arus              lebih besar dari pada arus skala
skala penuh Ifs (I full scale) dapat      penuhnya.      Gambar 2 – 2
diparalel dengan suatu hambatan           mengilustrasikan           suatu
agar dapat mengukur arus yang             ampermeter shunt.




      ItIt
      It            IRsh   Ifs
                           A




Gambar 2-2a.Ampermeter shunt         Gambar 2-2b.Ampmeter dengan
                                                 basic meter unit

Seperti ditunjukkan pada Gambar,            hambatan shunt, (Rsh) sebesar
saat simpangan penuh, mengalir            Ish . Sehingga berlaku persamaan
arus total (It) dalam rangkaian.          arus
Sebagian arus mengalir melalui

 It                  = Ish + Ifs ………………………………….. (2 – 1)

atau Ish     = It - Ifs
Untuk menghitung besarnya hambatan shunt, dapat digunakan
persamaan tegangan:
  Ish . Rsh  = Ifs - Rm

Sehingga :
Rsh           = Ifs/ Ish . Rm ………………..…………….(2 – 2)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2 – 1) ke persamaan (2– 2), maka
diperoleh persamaan :

                          I
      R             =      fs . R   …………………………………. (2 - 3)
          sh            I -I      m
                         t fs
Jika :
Rm              :   hambatan ampermeter sebelum dipasang Rsh
Rm’             :   hambatan ampermeter setelah dipasang Rsh
46



                                           R       .R
R        '     = R        / / R        =       m    sh . R   ……………. (2 - 4)
     m               m            sh       R     + R       m
                                               m     sh
Besarnya Rm ' dapat diperoleh dengan pendekatan sebagai berikut :
Rm' =    Vin/Iin
dengan pengertian bahwa :
 Vin =   tegangan input, yaitu tegangan pada ujung-ujung ampermeter
         shunt.
Iin =    arus input, yaitu arus total yang melalui input (yang masuk ke
         dalam rangkaian)
Sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut

                   I
 R           ' =    fs . R       ….......... .......…………………………...... (2 - 5)
     m             I       m
                     t
Dari persaamaan tersebut ternyata                   digunakan untuk mengukur arus
bahwa bila arus total (It) lebih                    total It = 10 mA; maka kita akan
besar dibanding arus skala penuh                    memperluas      jangkauan     arus
(Ifs) nya dengan suatu faktor, maka                 dengan faktor 10 kali. Oleh karena
hambatan dari ampermeter shunt                      itu, hambatan ampermeter shunt
akan berkurang dengan faktor                        (Rm) menjadi 1/10 dari harga Rm’,
tersebut. Sebagai contoh, jika Rm                   atau sebesar 5 ohm.
= 50 ohm, Ifs = 1mA, dan akan

Contoh Aplikasi
1. Suatu ampermeter dengan hambatan 50 ohm dan arus simpangan
penuhnya 1 mA. Agar dapat untuk mengukur arus sebesar 5 mA,
berapakah besarnya hambatan shunt dan berapakah besarnya
hambatan ampermeter shunt (Rm’) ?
Jawab :

                                                    I         = 1 mA;       It   = 5 mA
                                                        fs
             It          Ifs
                                                                      I
     ItI                                            a). I     =       fs     . R
                     IRsh                                sh       I   - I          m
                                                                 t    fs
                                   A                              1
                                                              =      . 50        = 12.5 ohm
                                                                5 -1




                               Gambar 2-3. Ampermeter shunt
47



                a). R       '            = I /I . R
                        m                   fs t      m
                                         = 1/ 5 . 50    = 10 ohm
                atau R          '        = R / /R
                           m                 sh     m
                                            12,5 . 50
                                         =              = 10 ohm
                                            12,5 + 50

2.     Dari soal 1 di atas, tetapi digunakan untuk mengukur arus It = I A.
       Berapakah besarnya Rsh dan Rm’ nya ?
       Jawab :
                                             I
                  R         =                fs         . R
                      sh             I       - I              m
                                         t         fs
                                       1
                            =                . 50                 = 0,05 ohm
                                    1000 - 1

       Rm’ = Ifs/It . Rm

            = 1/1000 . 50 = 0.05 ohm

     Dari contoh soal di atas, dapat disimpulkan bahwa.

     bila   :    It >> Ifs ; maka Rsh >> Rm dan Rm‘ = Rsh

3.    Suatu ampermeter dengan hambatan 2000 ohm dan arus
      simpangan penuh 50 µA, maka akan dishunt seperti pada Gambar
      2-4 dengan ring variasi arus: 5 mA; 50 mA; dan 500 mA. Berapakah
      besarnya Rm' dan Rsh pada masing-masing ring tersebut ?

 Jawab :
                   It
                                             Selektor
                                                                                  Ifs = 50 µA
                            5mA               50mA                   500mA

                                                                                  A
                                                                       Rm = 2KΩ
                Rm’


                Gambar 2-4. Ampermeter dengan ring yang berbeda
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK

Contenu connexe

Tendances

Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi zIbnu Hakim
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"Varilia Wardani
 
Resistance temperature detector
Resistance temperature detectorResistance temperature detector
Resistance temperature detectorWahyuni Bachtiar
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANRafben Andika
 
Rpp 1 2 simbol ,prinsip kerja ukur
Rpp 1   2 simbol ,prinsip kerja ukurRpp 1   2 simbol ,prinsip kerja ukur
Rpp 1 2 simbol ,prinsip kerja ukurAchmad Anang Aswanto
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
ppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelsydiksetianto
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Satria Wijaya
 
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...Ir. Najamudin, MT
 
2. st anak timbangan
2. st anak timbangan2. st anak timbangan
2. st anak timbangandelevar
 
Deret fourier-dan-transformasi-fourier
Deret fourier-dan-transformasi-fourierDeret fourier-dan-transformasi-fourier
Deret fourier-dan-transformasi-fourierandizckaactionscript
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda RindyArini
 

Tendances (20)

Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
 
Resistance temperature detector
Resistance temperature detectorResistance temperature detector
Resistance temperature detector
 
Osciloscope
OsciloscopeOsciloscope
Osciloscope
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
Osiloskop & generator
Osiloskop & generatorOsiloskop & generator
Osiloskop & generator
 
Rpp 1 2 simbol ,prinsip kerja ukur
Rpp 1   2 simbol ,prinsip kerja ukurRpp 1   2 simbol ,prinsip kerja ukur
Rpp 1 2 simbol ,prinsip kerja ukur
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
ppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralel
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
 
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Banda...
 
2. st anak timbangan
2. st anak timbangan2. st anak timbangan
2. st anak timbangan
 
Deret fourier-dan-transformasi-fourier
Deret fourier-dan-transformasi-fourierDeret fourier-dan-transformasi-fourier
Deret fourier-dan-transformasi-fourier
 
Kelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifierKelebihan dan kekurangan amplifier
Kelebihan dan kekurangan amplifier
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
 
Makalah voltmeter
Makalah voltmeterMakalah voltmeter
Makalah voltmeter
 

Similaire à Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK

Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKREko Supriyadi
 
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_104 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1Setyo Alfarezi
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKREko Supriyadi
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Eko Supriyadi
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008Bunay Orgenes
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioRaimondus Tabulagatta
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sri
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sriAlat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sri
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sriAlen Pepa
 
Kelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomo
Kelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomoKelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomo
Kelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomoguru smk elektro
 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuransholasido
 
Elektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjutElektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjutEko Supriyadi
 
Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3EKO SUPRIYADI
 
Smk10 fisikanonteknologi-mashuri
Smk10 fisikanonteknologi-mashuriSmk10 fisikanonteknologi-mashuri
Smk10 fisikanonteknologi-mashuriDian Fery Irawan
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERNimroatul_Chasanah
 
Jemuran ikan asin otomatis
Jemuran ikan asin otomatis Jemuran ikan asin otomatis
Jemuran ikan asin otomatis FaisalUmarZaki
 
Atap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatisAtap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatisQistanHazmi
 
Atap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatisAtap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatissacaandika
 
Elektronika digital dasar
Elektronika digital dasarElektronika digital dasar
Elektronika digital dasarKhairul Jakfar
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranDewi Izza
 

Similaire à Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK (20)

Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
 
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_104 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_1_kelas_10_sri_waluyanti_2008
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sri
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sriAlat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sri
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_3_sri
 
Kelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomo
Kelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomoKelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomo
Kelas x smk teknik_telekomunikasi_pramudi_utomo
 
Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
 
Elektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjutElektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjut
 
Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Smk10 fisikanonteknologi-mashuri
Smk10 fisikanonteknologi-mashuriSmk10 fisikanonteknologi-mashuri
Smk10 fisikanonteknologi-mashuri
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
 
Jemuran ikan asin otomatis
Jemuran ikan asin otomatis Jemuran ikan asin otomatis
Jemuran ikan asin otomatis
 
Atap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatisAtap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatis
 
Atap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatisAtap jemuran ikan asin otomatis
Atap jemuran ikan asin otomatis
 
Elektronika digital dasar
Elektronika digital dasarElektronika digital dasar
Elektronika digital dasar
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
 

Dernier

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 

Dernier (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK

  • 1.
  • 2. Sri Waluyanti, dkk. ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
  • 3. Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN JILID 1 Untuk SMK Penulis : Sri Waluyanti Djoko Santoso Slamet Umi Rochayati Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm WAL WALUYANTI, Sri a Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk SMK oleh Sri Waluyanti, Djoko Santoso, Slamet, Umi Rochayati ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. vii, 179 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A Glosarium : Lampiran. D ISBN : 978-602-8320-11-5 ISBN : 978- 602 -8320 -12-2 Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
  • 4. KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada d luar negeri untuk i mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK
  • 5. KATA PENGANTAR PENULIS Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kahadlirat Allah s.w.t. atas segala rahmat dan kuruniaNya hingga penyusunan buku kejuruan SMK Alat Ukur dan Teknik Pengukuran ini dapat terselesaikan. Buku ini disusun dari tingkat pemahaman dasar besaran listrik, jenis-jenis alat ukur sederhana hingga aplikasi lanjut yang merupakan gabungan antar disiplin ilmu. Untuk alat ukur yang wajib dan banyak digunakan oleh orang yang berkecimpung maupun yang mempunyai ketertarikan bidang elektronika di bahas secara detail, dari pengertian, cara kerja alat, langkah keamanan penggunaan, cara menggunakan, perawatan dan perbaikan sederhana. Sedangkan untuk aplikasi lanjut pembahasan dititik beratkan bagaimana memaknai hasil pengukuran. Penyusunan ini terselesaikan tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, dalam kesempatan ini tak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada : 1. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Deparmeten Pendidikan Nasional yang telah memberi kepercayaan pada kami 2. Kesubdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK beserta staff yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan dukungan hingga terselesaikannya penulisan buku. 3. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta beserta staff yang telah membantu kelancaran administrasi 4. Ketua Jurusan beserta staff Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY atas fasilitas dan dukungannya hingga terselesaikannya tugas ini. 5. Teman-teman sesama penulis buku kejuruan SMK di lingkungan FT- UNY atas kerjasama, motivasi, pengertian dan dukungan kelancaran pelaksanaan. 6. Para teknisi dan staff pengajaran yang memberi kelonggaran penggunaan laboratorium dan kelancaran informasi. 7. Dan orang yang selalu ada di hati dan di samping penulis dengan segala pengertian, dukungan semangat dan motivasi hingga terselesaikannya penyusunan buku ini. Tak ada yang sempurna kecuali Dia yang memiliki segala puji. Oleh karena itu masukan dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan ini, atas saran dan masukannya diucapkan banyak terimakasih. Tim penyusun,
  • 6. v DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v 1. PENDAHULUAN 1 1.1. Parameter Alat Ukur 1 1.2. Kesalahan Ukur 6 1.3. Klasifikasi Kelas Meter 9 1.4. Kalibrasi 10 1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik 12 1.6. Peraga Hasil Pengukuran 28 2. MULTIMETER 2.1. Multimeter Dasar 43 2.2. Voltmeter 57 2.3. Ohmmeter 65 2.4. Multimeter Elektronik Analog 69 2.5. Multimeter Elektronik Digital 111 3. LCR METER 3.1. Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR 129 3.2. LCR meter model 740 143 3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran 148 3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar 159 3.5. Pengukuran resistansi DC 161 4. PENGUKURAN DAYA 4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC 163 4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC 165 4.3. Wattmeter 167 4.4. Error Wattmeter 183 4.5. Watt Jam meter 186 4.6. Meter Solid States 190 4.7. Wattmeter AMR 190 4.8. Kasus Implementasi Lapangan 191 4.9. Faktor Daya 194 4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa 203 5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN 5.1. Pengujian Tahanan Isolasi 215 5.2. Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance) 221 5.3. Pengukuran Medan 240 6. PEMBANGKIT SINYAL 6.1. Fungsi Generator 253 6.2. Pembangkit Frekuensi Radio 264 6.3. Pembangkit Pulsa 289 6.4. Sweep Marker Generator 289
  • 7. vi 7. Osiloskop 7.1. Pengantar 295 7.2. Operasi Dasar CRO 303 7.3. Jenis-Jenis Osiloskop 309 7.4. Osiloskop Digital 321 7.5. Spesifikasi Osiloskop 326 7.6. Pengukuran Dengan Osikoskop 319 7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif 339 7.7.2. Mixed Signal Oscilloscope 331 7.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope / 331 DPO) 7.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel 332 7.7.5. Mudah Penggunaan 335 7.7.6. Probe 336 7.8. Pengoperasian Osiloskop 346 8. FREKUENSI METER 8.1. Frekuensi Meter Analog . 353 8.2. Frekuensi Meter Digital 357 8.3. Metode Pengukuran 363 8.4. Kesalahan pengukuran 374 9. PENGANALISA SPEKTRUM 9.1. Pengantar dan Sejarah Perkembangan Spektrum Analiser 379 9.2. Jenis-jenis Penganalisa Spektrum 382 9.3. Dasar Analisa Spektrum Waktu Riil 390 9.4. Aplikasi Dalam Penggunaan 424 10. PEMBANGKIT POLA 10.1. Latar Belakang Sejarah 441 10.2. Sinyal Pengetesan 442 10.3. Pola Standar 445 10.4. Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan 452 10.5. Pengembangan Pola 461 10.6. Pembangkit Pola 463 10.7. Spesifikasi 469 10.8. Aplikasi 469 11.MESIN TESTER 11.1. Pengantar 479 11.2. Elektronik Pengetesan Fungsi Otomotif Menggunakan 490 Sistem Komponen 11.3. Aplikasi 497 11.3. Rupa rupa Penguji Mesin 515 11.4. Penganalisa Gas 516 12. SISTEM POSISI GLOBAL (GPS) 12.1. Pengantar Teknologi GPS 531 12.2. Cara Bekerja GPS 541 12.3. Differential GPS (DGPS) 552 12.4. Petunjuk Pengoperasian GPS Maestro 4050 555 13. PERALATAN ELEKTRONIKA KEDOKTERAN 13.1.1 MRI (Magnetic Resonance Imaging) 567 13.1.2. Mesin MRI 577 13.1.3. MRI Masa depan 581 13.2.1. Pengertian CT SCAN 582 13.2.2. Mesin Sinar X 586
  • 8. vii 13.2.3. Ide Dasar Computerized Axial Tomography (CAT) 588 13.2.4. Prosedur Scanning 589 13.3.1. Diagnosis Medis Penggambaran Sonography 595 13.3.2. Aplikasi Diagnostik 597 13.3.3. Metoda Sonography 602 13.3.4. Perbedaan Jenis Ultrasonik 607 13.3.5. Prosedur Pengujian Dengan Ultrasonik 609 13.4. Penggambaran Kedokteran Nuklir 610 13.4.1. Prosedur Pengujian 612 13.4.2. Prosedur Pelaksanaan 614 13.4.3. Resiko 622 13.4.4. Keterbatas Tomograpi Emisi Positron 622 13.4.5. Teknik Cardiosvascular Imaging 623 13.4.6. Scanning Tulang 623 LAMPIRAN A. DAFTAR PUSTAKA D. GLOSARIUM
  • 9. 1 BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Pokok Bahasan Pembahasan bertujuan membekali 1. Parameter Alat Ukur kemampuan : 2. Sistem Satuan 1. Mendefinisikan sistem satuan 3. Klasifikasi kelas meter besaran listrik dan kalibrasi 2 Memilih dan menempatkan alat 4. Macam-macam peraga ukur yang baik berdasarkan parameter 3. Mampu menyebutkan macam- macam peraga penunjukkan alat ukur 1.1. Parameter Alat Ukur Alat ukur listrik merupakan berupa gerak dengan peralatan yang diperlukan oleh menggunakan alat ukur. Perlu manusia. Karena besaran listrik disadari bahwa untuk dapat seperti : tegangan, arus, daya, menggunakan berbagai macam frekuensi dan sebagainya tidak alat ukur listrik perlu pemahanan dapat secara langsung ditanggapi pengetahuan yang memadai oleh panca indera. Untuk tentang konsep - konsep mengukur besaran listrik tersebut, teoritisnya. Dalam mempelajari diperlukan alat pengubah. Atau pengukuran dikenal beberapa besaran ditransformasikan ke istilah, antara lain : dalam besaran mekanis yang Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel. Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. Resolusi : :perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana instrumen akan memberi respon atau tanggapan. Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang sebenarnya.
  • 10. 2 Alat ukur listrik dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Alat ukur standar/absolut : Alat ukur absolut maksudnya pada alat itu sendiri. Ini adalah alat ukur yang menunjukkan bahwa alat tersebut menunjukkan besaran dari tidak perlu dikalibrasi atau komponen listrik yang diukur dibandingkan dengan alat ukur dengan batas-batas pada lainnya lebih dahulu. Contoh dari konstanta dan penyimpangan alat ukur ini adalah galvanometer. Gambar 1-1 Alat ukur standar galvanometer Alat ukur sekunder : Alat ukur sekunder maksudnya sudah dikalibrasi dengan adalah semua alat ukur yang membandingkan pada alat ukur menunjukkan harga besaran listrik standar/absolut. Contoh dari alat yang diukur dan dapat ditentukan ukur ini adalah alat ukur listrik hanya dari simpangan alat ukur yang sering dipergunakan tersebut. Sebelumnya alat ukur sehari-hari.
  • 11. 3 Gambar 1-2 Alat ukur sekunder 1.1.1. Sistem Satuan Dalam Pengukuran 1.1.1.1. Satuan Dasar dan Satuan Turunan Ilmu pengetahuan dan teknik dinyatakan satuan-satuan dasar. menggunakan dua jenis satuan, Arus listrik, temperatur, intensitas yaitu satuan dasar dan satuan cahaya disebut dengan satuan turunan. Satuan-satuan dasar dasar tambahan. Sistem satuan dalam mekanika terdiri dari dasar tersebut selanjutnya dikenal panjang, massa dan waktu. Biasa sebagai sistem internasional yang disebut dengan satuan - satuan disebut sistem SI. Sistem ini dasar utama. Dalam beberapa memuat 6 satuan dasar seperti besaran fisis tertentu pada ilmu tabel 1-1. termal, listrik dan penerangan juga Tabel 1-1 Besaran-besaran satuan dasar SI Kuantitas Satuan Dasar Simbol Panjang meter m Massa kilogram kg Waktu sekon s Arus listrik amper A Temperatur kelvin K Intensitas cahaya kandela Cd
  • 12. 4 Satuan-satuan lain yang dapat beberapa satuan turunan telah dinyatakan dengan satuan-satuan diberi nama baru, contoh untuk dasar disebut satuan-satuan daya dalam SI dinamakan watt turunan. Untuk memudahkan yaitu menggantikan j/s. Tabel 1-2 Beberapa contoh satuan yang diturunkan Kuantitas Satuan Simbol Dinyatakan yang dalam satuan SI diturunkan atau satuan yang diturunkan Frekuensi hertz Hz 1 Hz = 1 s-1 Gaya newton N 1 N = I kgm/s2 Tekanan pascal Pa 1 Pa = 1 N/m2 Enersi kerja joule J 1 J = 1 Nm Daya watt W 1 W = 1 J/s Muatan listrik coulomb C 1 C = 1 As GGL/beda potensial volt V 1 V = 1 W/A Kapasitas listrik farad F 1 F = 1 AsIV Tahanan listrik ohm Ω 1 = I V/A Konduktansi siemens S 1 S = 1 Ω- 1 Fluksi magnetis Weber Wb 1 Wb = I Vs Kepadatan fluksi Tesla T 1 T = 1 Wb/m2 Induktansi Henry H 1 H = 1 Vs/A Fluksi cahaya Lumen lM l m = 1 cd sr Kemilauan lux lx l x = 1 lm/m2 1.1.1.2. Sistem-sistem Satuan Asosiasi pengembangan Ilmu adalah satu. Satuan-satuan Pengetahuan Inggris telah turunan untuk arus listrik dan menetapkan sentimeter sebagai potensial listrik dalam sistem satuan dasar untuk panjang dan elektromagnetik, yaitu amper dan gram sebagai satuan dasar untuk volt digunakan dalam pengukuran- massa. Dari sini dikembangkan pengukuran praktis. Kedua satuan sistem satuan sentimeter-gram- ini beserta salah satu dari satuan sekon (CGS). Dalam sistem lainnya seperti: coulomb, ohm, elektrostatik CGS, satuan muatan henry, farad, dan sebagainya listrik diturunkan dari sentimeter, digabungkan di dalam satuan gram, dan sekon dengan ketiga yang disebut sistem praktis menetapkan bahwa permissivitas (practical system). ruang hampa pada hukum Tahun 1960 atas persetujuan coulumb mengenai muatan listrik internasional ditunjuk sebagai
  • 13. 5 sistem internasional (SI). Sistem dan intensitas cahaya, seperti SI digunakan enam satuan dasar, terlihat pada tabel 1-1. Demikian yaitu meter, kilogram, sekon, dan pula dibuat pengalian dari satuan- amper (MKSA) dan sebagai satuan dasar, yaitu dalam sistem satuan dasar tambahan adalah desimal seperti terlihat pada tabel derajat kelvin dan lilin (kandela) 1-3. yaitu sebagai satuan temperatur Tabel 1-3 Perkalian desimal Faktor perkalian dari Sebutan satuan Nama Symbol 1012 Tera T 109 Giga G 106 Mega M 103 Kilo K 102 Hekto h 10 Deca da 10-1 Deci d 10-2 Centi c 10-3 Milli m 10-6 Micro µ 10-9 Nano n 10-12 Pico p 10-15 Femto f 10-18 atto a Ada pula satuan bukan SI yang kelipatannya, digunakan dalam dapat dipakai bersama dengan pemakaian umum. Lebih jelasnya satuan SI. Beserta kelipatan - dapat diperhatikan pada tabel 1-4. Tabel 1-4 Satuan bukan SI yang dapat dipakai bersama dengan satuan Kuantitas Nama Satuan Simbol Definisi Waktu menit menit 1 menit = 60 s jam jam 1 jam = 60 menit hari hari 1 hari = 24 jam Sudut datar derajat ο 10 = (Jπ/180 )rad menit , 1, = ( 1/60 )o sekon : 1" = ( 1/60 ) Massa Ton T 1 t = 103 k9
  • 14. 6 1.1.1.3. Sistem Satuan Lain Di Inggris sistem satuan panjang massa 1 pon (lb) = 0,45359237 menggunakan kaki (ft), massa pon kg. Berdasarkan dua bentuk ini (lb), dan waktu adalah detik. (s). memungkinkan semua satuan Satuan-satuan tersebut dapat sistem Inggris menjadi satuan - dikonversikan ke satuan SI, yaitu satuan SI. Lebih jelasnya panjang 1 inci = 1/12 kaki perhatikan tabel 1-5. ditetapkan = 25,4 mm, untuk Tabel 1-5 Konversi satuan Inggris ke SI Satuan Inggris Simbol Ekivalensi metrik Kebalikan Panjang 1 kaki ft 30,48 cm 0,0328084 1 inci In 25,40 mm 0,0393701 Luas 1 kaki kuadrat Ft2 9,2903 x 102 cm2 0,0107639x102 1 inci kuadrat In2 6,4516 x 102 0,15500 x 10-2 Isi 1 kaki kubik Ft3 mm2 35,3147 Massa 1 pon lb 0,0283168 m3 2,20462 Kerapatan 1 pon per kaki kubik lb/ft3 0,45359237 kg 0,062428 Kecepatan 1 kaki per sekon ft/s 16,0185 kg/m3 3,28084 Gaya 1 pondal pdl 0,3048 m/s 7,23301 Kerja, energi 1 kaki-pondal ft pdl 0,138255 N 23,7304 Daya 1 daya kuda Hp 0,0421401 J 0.00134102 745,7 W 1.2. Kesalahan Ukur Saat melakukan pengukuran sebab terjadinya kesalahan besaran listrik tidak ada yang pengukuran. Kesalahan - menghasilkan ketelitian dengan kesalahan dalam pengukuran sempurna. Perlu diketahui dapat digolongkan menjadi tiga ketelitian yang sebenarnya dan jenis, yaitu : 1.2.1 Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors) Kesalahan ini kebanyakan kebiasaan yang buruk, seperti : disebabkan oleh kesalahan pembacaan yang tidak teliti, manusia. Diantaranya adalah pencatatan yang berbeda dari kesalahan pembacaan alat ukur, pembacaannya, penyetelan penyetelan yang tidak tepat dan instrumen yang tidak tepat. Agar pemakaian instrumen yang tidak mendapatkan hasil yang optimal, sesuai dan kesalahan penaksiran. maka diperlukan pembacaan lebih Kesalahan ini tidak dapat dari satu kali. Bisa dilakukan tiga dihindari, tetapi harus dicegah dan kali, kemudian dirata-rata. Jika perlu perbaikkan. Ini terjadi karena mungkin dengan pengamat yang keteledoran atau kebiasaan - berbeda.
  • 15. 7 Hasil pembacaan < harga Pembacaan sebenarnya Posisi > harga pembacaan senearnya yang benar Gambar 1-3 Posisi pembacaan meter Gambar 1-4 a Pembacaan yang salah Gambar 1-4 b Pembacaan yang benar Gambar 1-5 Pengenolan meter tidak tepat
  • 16. 8 1.2.2. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors) Kesalahan ini disebabkan oleh tepat untuk mengetahui instrumen kekurangan-kekurangan pada tersebut mempunyai kesalahan instrumen sendiri. Seperti atau tidak yaitu dengan kerusakan atau adanya bagian- membandingkan dengan bagian yang aus dan pengaruh instrumen lain yang memiliki lingkungan terhadap peralatan karakteristik yang sama atau atau pemakai. Kesalahan ini terhadap instrumen lain yang merupakan kesalahan yang tidak akurasinya lebih tinggi. Untuk dapat dihindari dari instrumen, menghindari kesalahan-kesalahan karena struktur mekanisnya. tersebut dengan cara : (1) memilih Contoh : gesekan beberapa instrumen yang tepat untuk komponen yang bergerak pemakaian tertentu; (2) terhadap bantalan dapat menggunakan faktor-faktor koreksi menimbulkan pembacaan yang setelah mengetahui banyaknya tidak tepat. Tarikan pegas kesalahan; (3) mengkalibrasi (hairspring) yang tidak teratur, instrumen tersebut terhadap perpendekan pegas, instrumen standar. Pada berkurangnya tarikan karena kesalahan-kesalahan yang penanganan yang tidak tepat atau disebabkan lingkungan, seperti : pembebanan instrumen yang efek perubahan temperatur, berlebihan. Ini semua akan kelembaban, tahanan udara luar, mengakibatkan kesalahan- medan-medan maknetik, dan kesalahan. Selain dari beberapa sebagainya dapat dihindari hal yang sudah disinggung di atas dengan membuat pengkondisian masih ada lagi yaitu kesalahan udara (AC), penyegelan kalibrasi yang bisa mengakibatkan komponen-komponen instrumen pembacaan instrumen terlalu tertentu dengan rapat, pemakaian tinggi atau terlalu rendah dari yang pelindung maknetik dan seharusnya. Cara yang paling sebagainya. Pegas pegas
  • 17. 9 Gambar 1-6 Posisi pegas 1.2.3. Kesalahan acak yang tak disengaja (random errors) Kesalahan ini diakibatkan oleh pengamatan. Untuk mengatasi penyebab yang tidak dapat kesalahan ini dengan menambah langsung diketahui. Antara lain jumlah pembacaan dan sebab perubahan-perubahan menggunakan cara-cara statistik parameter atau sistem untuk mendapatkan hasil yang pengukuran terjadi secara acak. akurat. Pada pengukuran yang sudah Alat ukur listrik sebelum direncanakan kesalahan - digunakan untuk mengukur perlu kesalahan ini biasanya hanya diperhatikan penempatannya / kecil. Tetapi untuk pekerjaan - peletakannya. Ini penting karena pekerjaan yang memerlukan posisi pada bagian yang bergerak ketelitian tinggi akan berpengaruh. yang menunjukkan besarannya Contoh misal suatu tegangan akan dipengaruhi oleh titik berat diukur dengan voltmeter dibaca bagian yang bergerak dari suatu setiap jam, walaupun instrumen alat ukur tersebut. Oleh karena itu yang digunakan sudah dikalibrasi letak penggunaan alat ukur dan kondisi lingkungan sudah ditentukan seperti pada tabel 1-6 diset sedemikian rupa, tetapi hasil pembacaan akan terjadi perbedaan selama periode Tabel 1-6 Posisi alat ukur waktu digunakan Letak Tanda Tegak Datar Miring (misal dengan < 600 Sudut 600) 1.3. Klasifikasi Kelas Meter Untuk mendapatkan hasil ketelitian alat ukur dibagi menjadi pengukuran yang mendekati 8 kelas, yaitu : 0,05; 0,1 ; 0,2 ; 0,5 dengan harga sebenarnya. Perlu ; 1,0 ; 1,5 ; 2,5 ; dan 5. Kelas- memperhatikan batas kesalahan kelas tersebut artinya bahwa yang tertera pada alat ukur besarnya kesalalahan dari alat tersebut. Klasifikasi alat ukur listrik ukur pada batas-batas ukur menurut Standar IEC no. 13B-23 masing-masing kali ± 0,05 %, ± menspesifikasikan bahwa 0,1 %, ± 0,2 %, ± 0,5 %, ± 1,0
  • 18. 10 %, ± 1,5 %, ± 2,5 %, ± 5 % dari digolongkan menjadi 4 golongan relatif harga maksimum. Dari 8 sesuai dengan daerah kelas alat ukur tersebut pemakaiannya, yaitu : (1) Golongan dari kelas 0,05, 0,1, kalibrasi atau peneraan bagi 0,2 termasuk alat ukur presisi pemakai alat ukur sangat penting. yang tertinggi. Biasa digunakan di Kalibrasi dapat mengurangi laboratorium yang standar. (2) kesalahan meningkatkan Golongan alat ukur dari kelas 0,5 ketelitian pengukuran. Langkah mempunyai ketelitian dan presisi prosedur kalibrasi menggunakan tingkat berikutnya dari kelas 0,2 perbandingan instrumen yang alat ukur ini biasa digunakan untuk akan dikalibrasi dengan instrumen pengukuran-pengukuran presisi. standar. Berikut ini dicontohkan Alat ukur ini biasanya portebel. (3) kalibrasi untuk ampermeter arus Golongan dari kelas 1,0 searah dan voltmeter arus searah mempunyai ketelitian dan presisi secara sederhana. pada tingkat lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5. Alat ini biasa 1.4.1. Kalibrasi ampermeter arus digunakan pada alat ukur portebel searah yang kecil atau alat-alat ukur pada Kalibrasi secara sederhana yang panel. (4) Golongan dari kelas 1,5, dilakukan pada ampermeter arus 2,5, dan 5 alat ukur ini searah. Caranya dapat dilakukan dipergunakan pada panel-panel dengan membandingkan arus yang tidak begitu memperhatikan yang melalui ampermeter yang presisi dan ketelitian. akan dikalibrasi (A) dengan ampermeter standar (As). 1.4. Kalibrasi Langkah-langkahnya ampermeter Setiap sistem pengukuran harus (A) dan ampermeter standar (As) dapat dibuktikan keandalannya dipasang secara seri perhatikan dalam mengukur, prosedur gambar 1- 7 di bawah. pembuktian ini disebut kalibrasi. + - + - IA Is + Beban - Gambar 1- 7. Kalibrasi sederhana ampermeter Sebaiknya ampermeter yang akan tingkat berikutnya (0,5). Gambar 1 digunakan sebagai meter standar – 7 ditunjukkan bahwa IA adalah adalah ampermeter yang arus yang terukur pada meter mempunyai kelas presisi yang yang akan dikalibrasi, Is adalah tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau presisi arus standar yang dianggap
  • 19. 11 sebagai harga arus sebenarnya. dan biasa disebut kesalahan dari Jika kesalahan mutlak (absolut) alat ukur, maka dapat dituliskan : dari ampermeter diberi simbol α α = IA - Is ............................. (1 – 1) Perbandingan kesalahan alat ukur dalam persen. Sedangkan (α) terhadap harga arus perbedaan atau selisih antara sebenarnya (Is), yaitu : α/ Is harga sebenanya atau standar biasa disebut kesalahan relatif dengan harga pengukuran atau rasio kesalahan. DInyatakan disebut harga koreksi dituliskan : Is - IA = k ........................... (1 – 2) Perbandingan harga koreksi disebut rasio koreksi atau koreksi terhadap arus yang terukur (k / IA ) relatif dinyatakan dalam persen . Contoh Aplikasi : Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang besarnya 20 mA, ampermeter menunjukan arus sebesar 19,4 mA. Berapa kesalahan, koreksi, kesalahan relatif, dan koreksi relatif. Jawab : Kesalahan = 19,4 – 20 = - 0,6 mA Koreksi = 20 – 19,4 = 0,6 mA Kesalahan relatif = -0,6/20 . 100 % = - 3 % Koreksi relatif = 0,6/19,4 . 100 % = 3,09 % 1.4.2. Kalibrasi voltmeter arus searah Sama halnya pada ampermeter, standar (Vs). Langkah-langkahnya kalibrasi voltmeter arus searah voltmeter (V) dan voltmeter dilakukan dengan cara standar (Vs) dipasang secara membandingkan harga tegangan paralel perhatikan gambar 1- 8 di yang terukur voltmeter yang bawah. dikalibrasi (V) dengan voltmeter + + + V Beban V - - -
  • 20. 12 Gambar 1- 8. Kalibrasi sederhana voltmeter Voltmeter yang digunakan adalah tegangan standar yang sebagai meter standar adalah dianggap sebagai harga tegangan voltmeter yang mempunyai kelas sebenarnya. Jika kesalahan presisi tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau mutlak (absolut) dari voltmeter presisi tingkat berikutnya (0,5). diberi simbol α dan biasa disebut Pada Gambar 1 – 8, V adalah kesalahan dari alat ukur, maka tegangan yang terukur pada meter dapat dituliskan : yang dikalibrasi, sedangkan Vs α = V - Vs ............................. (1 – 3) Perbandingan besar kesalahan dalam persen. Sedangkan alat ukur (α) terhadap harga perbedaan harga sebenanya atau tegangan sebenarnya (Vs), yaitu : standar dengan harga pengukuran α/ Vs disebut kesalahan relatif disebut koreksi dapat dituliskan : atau rasio kesalahan dinyatakan Vs - V = k ........................... (1 – 4) Demikian pula perbandingan koreksi relatif dinyatakan dalam koreksi terhadap arus yang terukur persen. (k / V ) disebut rasio koreksi atau Contoh : voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan yang besarnya 50 V, voltmeter tersebut menunjukan tegangan sebesar 48 V. Berapa nilai kesalahan, koreksi, kesalahan relatif, dan koreksi relatif. Jawab : Kesalahan = 48 – 50 = - 2 V Koreksi = 50 – 48 = 2 V Kesalahan relatif = - 2/50 . 100 % = - 4 % Koreksi relatif = 2/48 . 100 % = 4,16 % 1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik Alat ukur listrik yang biasa prinsip kerja, penggunaan, daerah dipergunakan dalam pengukuran kerja penggunaan, dan kebutuhan ditunjukkan pada tabel 1-7 yang daya. meliputi : jenis, tanda gambar,
  • 21. 13 Tabel 1-7 Beberapa contoh alat ukur penunjuk listrik No Jenis Tanda Prinsip Kerja Peng Contoh Daerah Kerja dan Penggunaan Daya Gambar gunaan Dayanya Arus Tegangan Frekuen si 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -6 2 -2 -3 1 Kumparan Gaya elektro DC AVO 1,5 x 10 ~10 10 ~10 - Kecil putar magnetik antar medan magnit suatu magnit tetap & arus M -4 -1 3 4 2 Penyearah Kombinasi suatu AC AVOF 5 x 10 ~10 1~10 < 10 Kecil pengubah rata- memakai rata penyearah semi konduktor saat R suatu alat ukur jenis kumparan putar 3 TermoMom Kombinasi suatu AC AVW 10-3 ~5 5x10-1 ~ < 103 Kecil en pengubah memakai Efektif 1,5x102 termoMomen dan DC alat ukur jenis T kumparan putar 4 Besi Putar Gaya elektro AC AV 10-2 ~ 10~103 <5x102 Besar magnetik yang Efektif 3x102 bekerja pada suatu DC inti besi dalam suatu medan magnet S 5 Elektro Gaya elektro AC AVMF 10-2 ~ 50 1~103 < 103 besar dinamo magnetik yang Efektif meter bekerja pada suatu DC kumparan yang dialiri arus dalam D medan elektro maknet 6 Induksi Gaya elektro AC AVW 10-1 ~ 102 1~103 < 103 x Besar magnetik yang Efektif Wh 10 ~ 102 ditimbulkan oleh medan bolak-balik D dan arus yang terimbas oleh medan maknetmaknet Catatan: A : Ammeter F : Frekuensimeter V : Voltmeter O: Ohmmeter Wh : Alat ukur energi listrik W : Wattmeter (Soedjana. S, 1976) 1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar 1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar Alat ukur kumparan putar adalah ditempatkan dalam medan magnet alat ukur yang bekerja atas dasar yang berasal dari magnet prinsip kumparan listrik yang permanen. Alat ukur jenis ini tidak terpengaruh magnet luar, karena telah memiliki medan magnet yang
  • 22. 14 kuat terbuat dari logam alniko berada dalam medan magnet, yang berbentuk U. Prinsip kerja maka pada kawat penghantar alat ukur kumparan putar tersebut akan timbul gaya. Gaya menggunakan dasar percobaan yang timbul disebut dengan gaya Lorentz. Percobaan Lorentz Lorentz. Arahnya ditentukan dikatakan, jika sebatang dengan kaidah tangan kiri penghantar dialiri arus listrik Fleming. Gambar 1-9 Hukum tangan kiri Fleming Gambar 1-10 menggambarkan medan magnet tetap. magnet permanen yang berbentuk Berdasarkan hukum tangan kiri seperti tapal kuda yang dilengkapi Fleming, kumparan tersebut akan dengan sepatu kutub. Diantara berputar sehingga jarum penunjuk sepatu kutub ditempatkan sebuah akan bergerak atau menyimpang inti dengan lilitan kawat yang dari angka nol. Semakin besar dapat bergerak dan berputar arus yang mengalir dalam dengan bebas melalui poros. Pada kumparan, makin kuatlah gaya waktu melakukan pengukuran, tolak yang mengenai kumparan arus mengalir pada kumparan dan dan menyebabkan penyimpangan menyebabkan adanya magnet. jarum bergerak semakin jauh. Magnet tersebut ditolak oleh
  • 23. 15 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Skala 5. Kumparan putar 2. Jarum penunjuk 6. Inti besi lunak 3. Magnet tetap 7. Pegas 4. Sepatu kutub 8. Poros Gambar 1-10 Prinsip kerja alat ukur kumparan (www.tpub.com) Pegas yang berbentuk ulir pipih menimbulkan keseimbangan pada ada dua, satu terletak di atas kedudukan jarum dan membuat kumparan, yang lain berada di jarum selalu kembali ke titik nol bawah kumparan. Pegas-pegas bila tidak ada arus yang mengalir. tersebut arah putarnya saling Karena adanya arus yang berlawanan, yaitu satu ke arah kiri mengalir melalui kumparan yang lain ke arah kanan. Dengan sehingga akan timbul gaya pada demikian kalau yang satu kedua sisi dan menghasilkan mengencang, lainnya akan momen penyimpang, perhatikan mengendor. Hal ini akan gambar 1-11.
  • 24. 16 Gambar 1-11 Momen penyimpang Jika arus yang mengalir pada besarnya gaya pada tiap sisi kumparan adalah I amper, maka kumparan adalah : F = B .I . l Newton ........................ (1 -1) Dengan pengertian : B = kerapatan fluks dalam Wb/m2 l = panjang kumparan dalam meter Apabila kumparan dengan N lilitan, dikalikan dengan lengan atau jarak maka gaya pada masing-masing tegak lurus. Jika lengan adalah b, kumparan adalah : N . B. I . l maka : Newton. Besarnya momen penyimpang (Td) adalah gaya Momen penyimpang (Td) = gaya x lengan = N. B . I .l . b Karena l X b merupakan luas penampang kumparan dan dinotasikan A, maka Momen penyimpang (Td) = N . B . I . A N-m ............. (1 -2) Dari persamaan I-2, jika B momen pengontrol (Tc) sebanding dinyatakan suatu konstanta, maka dengan simpangan 2. Pada posisi momen penyimpang (Td) akan simpangan akhir Td = Tc , sebanding dengan arus yang sehingga simpangan 2 adalah mengalir pada kumparan. Karena sebanding dengan arus I. alat ukur menggunakan pegas kontrol yang tidak bervariasi, maka
  • 25. 17 Dengan demikian alat ukur ini dipaparkan dengan grafik, yang dapat dikatakan mempunyai skala menghubungkan persamaan sudut seragam. Untuk menentukan skala putar 2 dengan momen T. alat ukur kumparan putar TD5 A TD4 TD3 K O P E TD2 L TD1 0 Ө1 Ө2 Ө3 Ө4 Ө5 Gambar 1-12. Penentuan penunjukan Gamnbar 1-13. Skala alat ukur kumparan putar Contoh, jika arus yang megalir kumparan berputar dengan sudut pada alat ukur kumparan putar sebesar 1,2 radial. Jika momen sebesar 5 mA mengakibatkan penggerak yang disebabkan oleh
  • 26. 18 arus-arus sebesar 1, 2,3 ,4, dan 5 Jika gambar menunjukkan jarum mA dinyatakan dengan TD1, TD2, berhenti pada angka 3,5, maka TD3, TD4, , dan TD5,. Momen - besarnya arus yang diukur adalah momen tersebut dapat 3,5 mA. digambarkan sebagai garis-garis datar dan berjarak sama satu Secara umum kumparan putar sama lain. Perlu diketahui bahwa terbuat dari kerangka dari momen-momen penggerak aluminium, sedangkan dilihat sifat tersebut hanya ditentukan oleh kelistrikkannya kerangka tersebut besarnya arus yang mengalir dan merupakan jaringan hubung tidak tergantung dari sudut putar 2 singkat dan memberikan pada dari penunjuk. Besarnya momen kumparan momen peredam. pengontrol berbanding lurus Gambar 1-14 ditunjukan jika dengan sudut putar sehingga kumparan dialiri arus, maka dalam grafik dapat digambarkan sebagai garis lurus yang kumparan akan berputar dan menghubungkan titik mula dengan dalam kerangka akan timbul arus A (perhatikan gambar 1-12). induksi. Tegangan yang Apabila momen penggerak dan menyebabkan arus induksi momen pengontrol dalam keadaan mengalir dalam kerangka seimbang, dan masing-masing kumparan. Sebaliknya arus momen penggerak dinyatakan induksi akan memotong fluksi sebagai 21, 22, 23, 24, dan 25, maka magnet dalam celah udara, jika didapat 22 = 221, 23 = 321, 24 = kumparan berputar 421, 25 = 521. Oleh karena itu yang membangkitkan momen yang dibentuk dengan membagi busur berbanding lurus dengan lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian yang sama, kecepatan putar. Arah momen ini dan diberikan angka-angka pada berlawanan dengan arah lima bagian dari skala tersebut 0, perputaran, maka akan 1, 2, 3, 4, dan 5 seperti pada menghambat arah perputaran, dan gambar 1-13 besarnya arus yang momen ini disebut momen mengalir dapat dinyatakan pada peredam. waktu jarum penunjuk berhenti. Gambar 1 – 14 Peredaman alat ukur kumparan putar
  • 27. 19 Proses penunjukan jarum alat ukur di sekitar 20. Biasa disebut tidak secara langsung peredaman kurang (gambar 1-15 menunjukan harga yang kurva A). Sebaliknya jika tahanan dikehendaki tetapi masih terdapat listrik kecil, arus induksi yang nilai perbedaan. Perbedaan terjadi besar sehingga disebabkan karena adanya mengakibatkan pergerakan jarum tahanan dalam dari alat ukur. akan lambat dan biasa disebut Proses demikian juga dapat dengan peredaman lebih (gambar disebabkan adanya peredaman. 1-15 kurva B). Yang terbaik Jika penampang kerangka kecil adalah diantara peredaman dan tahanan listriknya besar, kurang dan peredaman lebih maka arus induksi yang terjadi biasa disebut dengan peredaman kecil sehingga mengakibatkan kritis (kurva C). momen redam yang lemah dan penunjukan jarum akan berosilasi H a Redaman kurang A r g Redaman kritis a C p e n u n j u B Redaman lebih k k a n a l a t Waktu Gambar 1 – 15. Gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur 1.5.2. Alat Ukur Besi Putar Alat ukur tipe besi putar adalah pada dasarnya ada dua buah sederhana dan kuat dalam bentuk yaitu tipe tarikan konstruksi. Alat ukur ini digunakan (attraction) dan tipe tolakan sebagai alat ukur arus dan (repulsion). Cara kerja tipe tarikan tegangan pada frekuensi – tergantung pada gerakan dari frekuensi yang dipakai pada sebuah besi lunak di dalam medan jaringan distribusi. Instrumen ini magnit, sedang tipe tolakan
  • 28. 20 tergantung pada gaya tolak antara 1.5.2.1. Tipe Tarikan (Attraction) dua buah lembaran besi lunak Pada gambar 1-16. terlihat bahwa yang telah termagnetisasi oleh jika lempengan besi yang belum medan magnit yang sama. termagnetisasi digerakkan Apabila digunakan sebagai mendekatai sisi kumparan yang ampermeter, kumparan dibuat dialiri arus, lempengan besi dari beberapa gulungan kawat akan tertarik di dalam kumparan. tebal sehingga ampermeter Hal ini merupakan dasar dalam mempunyai tahanan yang rendah pembuatan suatu pelat dari besi terhubung seri dengan rangkaian. lunak yang berbentuk bulat telur, Jika digunakan sebagai voltmeter, bila dipasangkan pada batang maka kumparan harus yang berada diantara "bearings" mempunyai tahanan yang tinggi dan dekat pada kumparan, maka agar arus yang melewatinya pelat besi tersebut akan terayun sekecil mungkin, dihubungkan ke dalam kumparan yang dialiri paralel terhadap rangkaian. Kalau arus. Kuat medan terbesar arus yang mengalir pada berada ditengah - tengah kumparan harus kecil, maka kumparan, maka pelat besi bulat jumlah kumparan harus banyak telur harus dipasang sedemikian agar mendapatkan amper rupa sehingga lebar gerakannya penggerak yang dibutuhkan. yang terbesar berada di tengah kumparan. Gambar 1 – 16 Prinsip kerja instrumen tipe tarikan Bila sebuah jarum penunjuk akan mengakibatkan jarum dipasangkan pada batang yang penunjuk menyimpang. Untuk membawa pelat tadi, maka arus lebih jelasnya perhatikan gambar yang mengalir dalam kumparan 1-17.
  • 29. 21 Gambar 1 – 17. Beberapa bagian dari instrumen tipe tarikan Besar simpangan akan lebih skala harus sudah dikalibrasi. besar, jika arus yang mengalir Besarnya momen gerak pada kumparan besar. Demikian (deflecting torque) diperlihatkan pula simpangan penunjuk yang pada gambar 1 – 18 di bawah. bergerak diatas skala, sebelumnya Pelat besi Arah gaya kumparan Gambar 1 – 18. Besarnya momen gerak Apabila pelat besi ditempatkan kumparan. Dengan demikian pelat sedemikian rupa sehingga pada besi yang termagnetisasi itu posisi nol membentuk sudut Ø mempunyai kemagnitan dengan arah medan magnit H sebanding dengan besarnya H yang dihasilkan oleh kumparan. yang bekerja sepanjang Simpangan yang dihasilkan sumbunya, yaitu sebanding adalah 2 akibat arus yang melalui dengan H sin ( Ø + 2 ). Gaya F
  • 30. 22 yang menarik pelat ke dalam permeabilitas besi dianggap kumparan adalah sebanding konstan, maka H ~ I, dengan 2 terhadap H sin ( Ø + 2 ). Jika demikian : F ~ I2 sin (.Ø + 2) . (1-3) Jika. gaya ini bekeria Pada jarak I besarnya momen (Momen) dari sumbu putar pelat, maka penyimpang adalah : Td = F.I.cos ( Ø + 2 ) ... (1-4) Jika persamaan 1 - 3 dimasukkan dalam persamaan 1 - 4 dipatkan : Td = I2sin ( Ø + 2). 1. cos ( Ø + 2) Karena besarnya I adalah konstan, maka : Td = K.I2.sin ( Ø + 2). cos ( Ø + 2) Jika digunakan kontrol pegas (spring-control ) maka momen pegasnya : Tc = K'. 2 …… ( 1 – 5 ) Pada keadaan mantap (steady), maka Td = Tc K.I2sin (Ø + 2).cos (Ø + 2) = K'2 sehingga : 2 - I2 (1-6) Dengan demikian skala alat ukur besi putar adalah skala kuadratis. Jadi bila digunakan pada arus bolak-balik, maka : 2 - I2 rms (1-7) 1.5.2.2. Tipe Tolakan (Repolsion) Bagian-bagian instrumen jenis dengan sumbu kumparan. Salah tolakan digambarkan pada satu dari besi tersebut A dipasang Gambar 1 – 19. Dalam gambar tetap, sedang B dipasang mudah terdapat kumparan tetap bergerak dan membawa sebuah diletakkan didalamnya dua buah penunjuk yang mudah bergerak batang besi lunak A dan B sejajar diatas skala yang telah dikalibrasi.
  • 31. 23 Gambar 1 – 19 Beberapa bagian penampang jenis repulsion Apabila arus yang akan diukur pegas. Gaya tolak ini hampir dilewatkan melalui kumparan, sebanding dengan kuadrat arus maka akan membangkitkan yang melalui kumparan; medan magnit memagnetisir kemanapun arah arus yang kedua batang besi. Pada titik yang melalui kumparan, kedua batang berdekatan sepanjang batang besi besi tersebut akan selalu sama - mempunyai polaritas magnit yang sama termagnetisasi dan akan sama. Dengan demikian akan saling tolak-menolak. terjadi gaya tolak menolak Untuk mendapatkan skala uniform, sehingga penunjuk akan digunakan 2 buah lembaran besi menyimpang melawan momen yang berbentuk seperti lidah pengontrol yang diberikan oleh (Gambar 1 - 20). Gambar 1 – 20. Dua. buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah Pada Gambar 1-20 tampak besi rupa sehingga dapat bergerak tetap terdiri dari lempengan besi sejajar terhadap besi tetap. berbentuk lidah dililitkan dalam Dengan adanya gaya. tolak- bentuk silinder, sedang besi yang menolak antara dua batang besi bergerak terdiri dari lempengan yang sama-sama termagnetisasi besi dan dipasang sedemikian tersebut akan timbul momen.
  • 32. 24 Besar momen sebanding dengan instrumen ini digunakan untuk H2. Karena H sendiri berbanding arus bolak-balik akan lurus terhadap arus yang melalui menunjukkan nilai arus rms (Irms). kumparan (permeabilitas dianggap Karena polaritas dari kedua konstan), maka momen tersebut batang besi tersebut berlawanan akan sebanding dengan I2. secara serentak, maka instrumen Dengan demikian momen ini dapat digunakan untuk ac simpangan, sebagai momen maupun dc. utama sebanding dengan I2. Jika 1.5.3. Alat Ukur Elektrodinamis Alat ukur elektrodinamis adalah diperlukan sumber yang sebuah alat ukur kumparan putar, mengalirkan arus dan daya yang medan magnit yang dihasilkan besar pula. bukan dari magnit permanen, Prinsip kerja dari alat ukur tetapi oleh kumparan tetap/berupa elektrodinamis diperlihatkan pada kumparan diam didalamnya. Alat gambar 1-21, kumparan putar M ukur elektrodinamis dapat ditempatkan diantara kumparan- dipergunakan untuk arus bolak- kumparan tetap (fixed coil) F1 dan balik maupun arus searah, F2 yang sama dan saling sejajar. kelemahannya alat ukur tersebut Kedua kumparan tetap menggunakan daya yang cukup mempunyai inti udara untuk tinggi sebagai akibat langsung dari menghindari efek histerisis, bila konstruksinya. Karena arus yang instrumen tersebut digunakan diukur tidak hanya arus yang untuk sirkuit ac. Jika arus yang mengalir melalui kumparan putar, melalui kumparan tetap I1 dan tetapi juga menghasilkan fluksi arus yang melalui kumparan putar medan. Untuk menghasilkan suatu I2. Karena tidak mengandung besi, medan magnit yang cukup kuat maka kuat medan dan rapat flux diperlukan gaya gerak magnit akan sebanding terhadap I1. yang tinggi, dengan demikian Jadi : B = k . I1 .......................…………………………… ( 1 - 8 ) Di mana : B : Rapat flux k : kontanta
  • 33. 25 Gambar 1 – 21. Prinsip alat ukur elektrodinamis Misal kumparan putar yang banyaknya lilitan N. Besarnya dipergunakan berbentuk persegi gaya pada masing-masing sisi (dapat juga lingkaran) dengan kumparan adalah : ukuran paniang l dan lebar b, dan N . B . I2 . l Newton. Momen penyimpang atau momen putarnya pada kumparan besarnya adalah : Td = N . B . I2 . l . b ------ > B = k . I1 Td = N . k . Il . I2 . l . b Nm ……………………….. ( 1 - 9 ) Keterangan : Td : Momen Putar N : Banyaknya lilitan l : panjang kumparan b : lebar kumparan tersebut dinyatakan dengan K1, Besarnya N, k, 1, dan b adalah maka : konstan, bila besaran-besaran kumparan putar. Pada kumparan Td = Kl . Il . I2 …………… ( 1 - 10 ) putar ini spring kontrol (pegas Dari persamaan 1-10 terlihat pengatur), maka Momen bahwa besarriya momen putar pengontrol/pemulih akan adalah berbanding lurus terhadap berbanding lurus terhadap hasil kali arus yang mengalir simpangan 2; maka : melalui kumparan tetap dan Kl . I1 . I2 = K2 . 2 2 ~ I1 . I2 ……………………………………………………. ( 1 - 11 ) yang melalui kumparan tetap Apabila instrumen digunakan sebagai ammeter, maka arus
  • 34. 26 dan kumparan putar besarnya Jika I1 = I2 = I, maka : 2 ~ I2 sama. I ~ √2 ............................................................... ( 1 - 12 ) a b Gambar 1 – 22. Rangkaian ammeter elektrodinamis Rangkaian Gambar 1-22a Besarnya I1 = 12 = I, adalah digunakan untuk mengukur arus 2 ~ V.V --- > 2 ~ V2 yang kecil, sedangkan Gambar 1- V ~ √ 2…………(1 - 13) 22b digunakan untuk mengukur arus yang besar, Rsh dipasang Alat ukur elektrodinamis bila guna membatasi besarnya arus digunakan untuk arus bolak-balik yang melalui kumparan putar. biasanya skala dikalibrasi dalam akar kuadrat arus rata-rata, berarti alat ukur membaca nilai effektip. Dengan demikian jika alat ukur elektrodinamis dikalibrasi untuk arus searah 1 A pada skala diberi tanda yang menyatakan nilai 1 A, maka untuk arus bolak-balik akan menyebabkan jarum menyimpang ke tanda skala untuk I A dc dan memiliki nilai effektip sebesar 1 A. Jadi pembacaan yang dihasilkan oleh arus searah dapat dialihkan Gambar 1 - 23 ke nilai arus bolak-balik yang Rangkaian voltmeter sesuai, karena itu menetapkan elektrodinamis hubungan antara AC dan DC. Artinya alat ukur ini dapat Apabila instrumen tersebut digunakan untuk membaca arus digunakan sebagai voltmeter, AC dan DC dengan skala yang maka kumparan tetap F dan sama. kumparan putar M dihubungkan seri dengan tahanan tinggi (RS). 1.5.4. Alat Ukur Elektrostatis
  • 35. 27 Alat ukur elektrostatis banyak ini akan menimbulkan Momen dipergunakan sebagai alat ukur penyimpang, bila beda tegangan tegangan (volt meter) untuk arus ini kecil, maka gaya ini akan kecil bolak-balik maupun arus searah, sekali. Mekanisme dari alat ukur khususnya dipergunakan pada elektrostatis ini mirip dengan alat ukur tegangan tinggi. Pada sebuah capasitor variabel; yang dasarnya kerja alat ukur ini adalah mana tingkah lakunya bergantung gaya tarik antara muatan-muatan pada reaksi antara dua benda listrik dari dua buah pelat dengan bemuatan listrik (hukum coulomb). beda tegangan yang tetap. Gaya Gambar 1 – 24 Skema voltmeter elektrostatis Gaya yang merupakan hasil kapasitor semakin bertambah; interaksi tersebut, pada alat ukur dengan bertambahnya muatan ini ini dimanfaatkan untuk penggerak akan menyebabkan gaya tarik jarum penunjuk. Salah satu menarik menjadi besar pula, konfigurasi dasar alat ukur sehingga jarum akan bergerak ke elektrostatis diperlihatkan gambar kanan. Momen putar yang 1-24. Pelat X dan Y membentuk disebabkan oleh gaya tersebut sebuah kapasitor varibel. Jika X akan dilawan oleh gaya reaksi dari dan Y dihubungkan dengan titik- pegas. Apabila Momen dari kedua titik yang potensialnya berlawanan gaya ini sudah sama/seimbang, (Vab), maka antara X dan Y akan maka jarum yang berada pada terjadi gaya tarik-menarik; karena pelat X akan berhenti pada skala X dan Y mempunyai muatan yang yang menunjukkan harga Vab. sama besarnya, tetapi berlawanan Untuk menentukan Momen (hukum coulomb). Gaya yang (momen putar) yang dibangkitkan terjadi ini dibuat sedemikian rupa oleh tegangan yang masuk adalah hingga bisa menimbulkan Momen sebagai berikut : misal simpangan (momen putar) yang digunakan jarum adalah 2, jika C adalah untuk menggerakkan jarum pada kapasitansi pada posisi pelat X ke kanan. Jika harga Vab tersimpang, maka muatan semakin besar, maka muatan instrumen akan menjadi CV
  • 36. 28 coulomb. Dimisalkan tegangannya dan Q + dQ. Sekarang energi berubah dari V menjadi V + dV, yang tersimpan dalam medan maka akibatnya 2, C, dan Q akan elektrostatis akan bertambah berubah menjadi 2 + d2; C + dC dengan : dE = d (1/2 CV2) = 1/2 V2 . dC + CV . dV joule ……. (1 - 14 ) Keterangan : dE : Energi yang tersimpan CV : Muatan instrumen Jika T adalah besarnya Momen ini adalah : T x d2 joule. pengontral terhadap simpangan 2, Jadi energi total tambahannya maka besarnya tambahan energi adalah : yang tersimpan pada pengontrol T x d2 + 1/2 V2. dC + CV . dV joule ……………… ( 1 – 15) Dari sini terlitlat bahwa selama mensupply muatan sebesar dQ teriadi perubahan, sumbernya pada potensial V. Besar energi yang disupplykan = V x dQ = V x d(CV) = V2 x dC + CV.dV joule . (1 -16) Padahal energi supply harus sama pengontrol, maka persamaan 1 - dengan energi extra yang 15 dan 1 -16 akan didapatkan : tersimpan di dalam medan dan T x d2 + ½ V2. dC + CV . dV = V2 . dC + CV . dV T x d2 = ½ V2 . dC T = ½V2 . dC/d2 Newton meter ………………….. (1 – 17) Ternyata Momen yang diperoleh maupun ac. Tetapi untuk ac, skala sebanding dengan kuadrat pembacaannya adalah harga rms- tegangan yang diukur, baik dc nya. 1.6. Peraga Hasil Pengukuran 1.6.1. Light Emiting Dioda (LED) Light Emiting Dioda (LED) secara digunakan. Dioda PN junction atau konstruksi terbuat sebagaimana yang biasa disebut dioda saja dioda PN junction bahan tipe P terbuat dari bahan Silikon (Si) atau dan tipe N. Yang membedakan Germanium (Ge), aliran arusnya keduanya adalah bahanyang dapat melalui traping level yang biasa dinamakan tingkat Fermi. Sedangkan LED terbuat dari bahan GaAs, GaP atau GaAsP yang mempunyai sifat direct gap. Artinya untuk
  • 37. 29 dapat mengalirkan arus, elektron harus berpindah dari tingkat jalur konduksi langsung ke jalur valensi (perhatikan gambar jalur energi tanda panah biru). Keistimewaan bahan ini adalah energi ionisasi yaitu energi yang dibutuhkan elektron untuk lepas dari ikatan valensi, atau berpindah dari jalur konduksi ke jalur valensi, dilepaskan kembali dalam bentuk cahaya. Warna cahaya yang dihasilkan tergantung dari selisih energi jalur konduksi dan valensi. Daerah sambungan antara bahan tipe P dan N dibuat dari bahan bersifat reflektif dan diberi jendela tembus cahaya sehingga cahaya yang dihasilkan dapat dilihat. Energi untuk berpindah dari jalur konduksi ke valensi diperoleh dari tegangan bias. Tipe p Tipe n hole elektron Jalur konduksi cahaya Tingkat Fermi Jalur terlarang Jalur valensi Gambar 1 – 25 Rekombinasi elektron Anoda katoda Gambar 1 – 26 Polaritas dan simbol LED Dioda Silikon mempunyai Spektrum emisi merupakan fungsi gelombang maksimum 900 mm intensitas relative (%) terhadap mendekati cahaya infra merah. fungsi panjang gelombang (µm) LED yang paling popular adalah dalam range 0,62 sampai 0,76 µm gallium arsenide (GaAsP) dengan puncak (100%) pada mempunyai emisi cahaya merah. panjang gelombang 0,66 µm. Juga
  • 38. 30 tersedia LED warna oranye, tegangan threshold sekitar 1,4 kuning dan hijau untuk ketiga sampai 1,8 volt. Dalam warna ini seringkali digunakan implementasi rangkaian LED bahan gallium phospide. dihubung seri dengan resistor Karakteristik fungsi arus dan yang berfungsi sebagai pembatas tegangan serupa dengan diode arus, agar arus yang mengalir bias maju kecuali bahwa arus dalam LED dalam batas yang tidak mengalir sampai tercapai aman. R1 E LED Gambar 1 – 27. LED Gambar 1 – 28. Rangkaian LED 1.6.2. LED Seven Segmen Peraga tujuh segmen digunakan sebagai komon anoda jika semua sebagai penunjuk angka pada anoda dari LED seven segmen kebanyakan peralatan uji. Seven anoda di komen menjadi satu. segmen disusun terdiri dari LED Segmen yang aktif adalah segmen yang diaktifkan secara individual, yang katodanya terhubung dengan kebanyakan yang digunakan LED sumber tegangan nol atau seven warna merah. LED disusun dan segemen aktif rendah. Sebaliknya diberi label seperti gambar untuk komon katoda semua diagram di bawah. Jika semua katode dari LED seven segmen segmen diaktifkan akan terhubung menjadi satu mendapat menunjukkan angka 8, sedangkan tegangan bias nol. Segmen yang bila yang diaktifkan hanya segmen aktif adalah segmen yang a, b, g, c dan d memperagakan mendapat tegangan positip pada angka 3. Angka yang dapat anoda atau aktif tinggi. Sebuah diperagakan dari 0 sampai dengan resistor ditempatkan seri dengan 9 sedangkan dp menunjukkan titik masing-masing diode untuk desimal. pengaman terhadap arus lebih. Ada dua jenis seven segmen komon katoda dan komon anoda. Seven segmen dinyatakan
  • 39. 31 Gambar 1 – 30. Peraga seven Gambar 1 – 29. Skematik seven segmen segmen Karena seven segmen merupakan peraga sinyal digital dimana angka berbasis dua atau biner, maka seven segmen dapat digunakan sebagai penunjukan hitungan desimal diperlukan pengubah hitungan biner menjadi desimal yang disebut dengan rangkaian BCD (Binery Code Desimal). Hubungan keluaran hitungan biner, keluaran decoder BCD dan tabel kebenarannya ditunjukkan dibawah ini.
  • 40. 32 Vcc A B C D E F G Resistor pembatas RB0 A’ B’ G’ C’ D’ E’ F’ A F G B RB1 Dekoder / Driver E C D Vcc a b c d Masukan BCD Tes lampu Gnd Gambar 1-31. Rangkaian dekoder dan seven segmen (Deboo Borrous :1982) Dengan memvariasi masukan diantaranya seperti gambar di untuk memilih segmen yang aktif bawah ini. peragaan seven segmen dapat memperagakan huruf dan angka 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 1-32. Macam-macam peragaan seven segmen Pengaturan pilihan segmen aktif Karakteristik tersebut ditunjukkan dilakukan dengan mengenali dalam tabel kebenaran tabel di karakteristik hubungan keluaran bawah ini. decoder dan seven segmen.
  • 41. 33 Tabel 1 – 8 Tabel kebenaran decoder BCD Komon Katoda Masukan BCD Keadaan Keluaran Peraga d c b a A B C D E F G 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1.6.3. LCD: Polarisasi cahaya LCD dalam bentuk sederhana membuka atau menutup setiap tedapat pada peraga kalkulator. kristal cair diatur melalui Beberapa krital cair meneruskan elektrode-elektrode. cahaya dan beberapa yang lain menutup sehingga gelap. Status Gambar 1 - 33. Konstruksi LCD http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
  • 42. 34 Gambar 1 – 34. Contoh peraga LCD pada multimeter Jenis kristal cair yang digunakan diteruskan menembus semua dalam pengembangan teknologi lapisan, mengikuti arah pilinan LCD adalah jenis nematik, yaitu molekul- molekul TN (90), sampai memiliki molekul dengan pola dan memantul di cermin A dan keluar arah tertentu. Jenis yang paling kembali. Ketika elektroda C dan E sederhana adalah twisted nematic yang berupa elektroda kecil (TN) memiliki struktur molekul berbentuk segi empat dipasang terpilin secara alamiah, mulai di lapisan gelas mendapatkan dikembangkan tahun 1967. arus, kristal cair D yang sangat Struktur TN terpilin secara alamiah sensitif terhadap arus listrik tidak 90, dapat dilepas pilinannya lagi terpilin sehingga cahaya terus (untwist) dengan menggunakan menuju panel B dengan polarisasi arus listrik. sesuai panel F. Panel B yang Struktur LCD meliputi kristal cair memiliki polarisasi berbeda 90 TN (D) diletakkan di antara dua dari panel F menghalangi cahaya elektroda (C dan E) yang untuk menembus terus. dibungkus lagi seperti sandwich Dikarenakan cahaya tidak dapat dengan dua panel gelas (B dan F) lewat, pada layar terlihat pada sisi luar dilumuri lapisan tipis bayangan gelap berbentuk segi polarizing film. Lapisan A berupa empat kecil yang ukurannya sama cermin yang dapat memantulkan dengan elektroda E ini berarti cahaya yang berhasil menembus pada bagian tersebut cahaya tidak lapisan-lapisan sandwich LCD. dipantulkan oleh cermin A. Kedua elektroda dihubungkan Sifat unik yang dapat langsung dengan baterai sebagai sumber bereaksi dengan adanya arus arus. Panel B memiliki polarisasi listrik ini dimanfaatkan sebagai yang berbeda 90 dari panel F. alat pengatur ON/OFF LCD. Cahaya masuk melewati panel F Namun, sistem tidak sehingga terpolarisasi, pada saat menghasilkan cahaya tidak ada arus listrik, dan cahaya sebagaimana LED melainkan
  • 43. 35 mengambil sumber cahaya dari dengan warna tertentu. Pada luar. Dengan alasan seperti itulah posisi tertentu meneruskan warna mengapa LCD mempunyai sifat kuning, posisi lain warna merah, konsumsi daya rendah Dalam juga warna-warna lain di antara perkembanganya LCD banyak kuning-merah (gabungan) digunakan sebagai monitor TV, ditunjukkan gambar 1-35. di monitor computer maupun LCD. bawah ini. Polarisasi, membelokan cahaya Gambar 1 – 35. Perkembangan LCD pada implementasi monitor TV http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm Seven segmen LCD mempunyai Tabung sinar katoda ( cathode beberapa keuntungan yaitu hanya ray tube atau CRT), ditemukan memerlukan daya yang rendah oleh Ferdinand K. Brain ahli dalam orde microwatt karena LCD fisika German pada tahun 1879, tidak mengemisikan atau struktur bagian dalam sebuah membangkitkan cahaya melainkan tabung sinar katoda ditunjukkan hanya memendarkan cahaya gambar di bawah. Komponen masukan, harga murah tidak utama CRT untuk pemakaian tergantung ukuran sebagaimana pada umumnya berisi: yang lain, mempunyai contrast (a) Senapan elektron yang terdiri yang baik. Kelemahan LCD dari katoda, filamen, kisi reliabilitas rendah, range pengatur, anoda pemercepat temperature terbatas, visibility (b) Perlengkapan pelat defleksi dalam penerangan lingkungan horisontal dan vertikal rendah, kecepatan rendah dan (c) Layar flouresensi memerlukan tegangan ac (d) Tabung gelas dan dasar pengaktif kristal. tabung. Senapan elektron 1.6.4. Tabung Sinar Katoda menghasilkan suatu berkas (Cathode Ray Tube /CRT) elektron sempit dan terfokus 1.6.4.1. Susunan Elektrode CRT secara tajam pada saat dan Prinsip Kerja meninggalkan senapan pada
  • 44. 36 kecepatan yang sangat tinggi dan layar, berkas elektron melalui bergerak menuju layar diantara dua pelat defleksi flourescent. Pada saat elektron elektrostatik sehingga berkas membentur layar energi kinetik akan dibelokkan ke arah dari elektron-elektron resultante defleksi horisontal dan berkecepatan tinggi diubah vertikal sehingga membentuk menjadi pancaran cahaya dan jejak gambar pada layar sesuai berkas menghasilkan suatu bintik dengan tegangan masukan. cahaya kecil pada layar CRT. Dalam perjalanannya menuju Anoda Kumparan pembelok Kisi pemusat Layar flouresen pemanas Berkas katoda elektron Kumparan pemfokus Gambar 1 - 36. Skema CRT "http://en.wikipedia.org/wiki/Cathode_ray_tube" Gambar 1 – 37. Cutaway rendering of a color CRT "http://en.wikipedia.org/wiki/Cathode_ray_tube" Keterangan : 1. Senapan elektron 2 Berkas elektron
  • 45. 37 3. Kumparan pemfokus Sebuah senapan elektron 4. Kumparan defleksi konvensional yang digunakan 5. Anoda dalam sebuah CRT pemakaian 6. Lapisan pemisah berkas untuk umum, ditunjukan pada gambar merah, hijau dan biru bagian di bawah ini. Sebutan senapan gambar yang diperagakan. elektron berasal dari kesamaan 7. Lapisan pospor dengan zona merah, hijau dan biru. antara gerakan sebuah elektron 8. Lapisan pospor sisi bagian dalam yang dikeluarkan dari senapan layar yang diperbesar. elektron CRT mempunyai kesamaan lintasan peluru yang ditembakkan oleh senapan. Gambar 1 – 38. Senapan elektron (Electron Gun) "http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube" Elektron-elektron diionisasikan menurunkan arus berkas, yang secara thermionik dengan berarti menurunkan intensitas pemanasan tak langsung pada tabung atau tingkat terangnya katoda yang secara keseluruhan bayangan pada layar CRT. dikelilingi dengan kisi pengatur Elektron-elektron yang yang terdiri dari silinder nikel dipancarkan oleh katoda dengan lubang kecil ditengahnya dipusatkan pada lubang kecil di satu sumbu dengan sumbu dalam kisi pengatur, dipercepat tabung. Elektron-elektron menuju oleh adanya tegangan potensial layar dilewatkan melalui lubang tinggi yang diberikan pada kedua kecil membentuk arus berkas. elektrode anoda pemercepat Besarnya arus berkas dapat diatur (accelerating anode). Kedua dengan mengatur alat kontrol yang anoda ini dipisahkan oleh sebuah berada pada panel depan yang anoda pemusat (focusing anode) diberi tanda INTENSITY. melengkapi metode pemusatan Mengatur intensitas sebenarnya elektron ke dalam berkas terbatas mengubah tegangan negatif yang sempit dan tajam. Kedua terhadap katoda pada kisi anoda pemercepat dan anoda pengatur. Penambahan tegangan pemusat juga berbentuk silinder negatip pada kisi pengatur akan dengan lubang-lubang kecil
  • 46. 38 ditengah-tengahnya masing- memungkinkan berkas elektron masing silinder satu sumbe dipercepat dan terpusat merambat dengan CRT. Lubang-lubang kecil melalui pelat defleksi vertikal dan di dalam elektrode-elektrode ini horisontal menuju layar. 1.6.4.2. Layar CRT Bila berkas elektron membentur faktor. Pertama intensitas cahaya layar CRT yang berlapiskan fosfor dikontrol oleh jumlah elektron akan menghasikan bintik cahaya. pembombardir yang membentur Bahan dibagian dalam CRT layar setiap detik. Jika arus berkas berupa fosfor sehingga energi diperbesar atau arus berkas kinetik tumbukan elektron pada dengan jumlah yang sama layar akan menyebabkan dipusatkan pada daerah yang perpendaran cahaya. Fosfor lebih kecil dengan mengurangi menyerap energi kinetik dari ukuran bintik maka luminansi akan elektron-elektron pembombardir bertambah. Kedua luminansi dan memancarkan kembali energi bergantung pada energi benturan tersebut pada frekuensi yang lebih elektron pembombardir pada rendah dalam spektrum cahaya layar, energi benturan dapat tampak. Bahan-bahan flourescen ditingkatkan melalui penambahan memiliki karakteristik fosforesensi tegangan pada anoda yaitu memancarkan cahaya pemercepat. Ketiga luminansi walaupun sumber eksitasi telah merupakan fungsi waktu benturan dihilangkan. Lama waktu cahaya berkas pada permukaan lapisan yang tinggal setelah bahan yang fosfor ini berarti kecepatan bersinar hilang disebut ketahanan penyapuan akan mempengaruhi atau persistansi. Ketahanan luminansi. Akhirnya luminansi biasanya diukur berdasarkan merupakan fungsi karakteristik waktu yang dibutuhkan oleh fisik dan fosfor itu sendiri. Oleh bayangan CRT agar berkurang ke karena itu hampir semua pabrik suatu persistansi tertentu melengkapi pembeli dengan biasanyab 10 persen dari keluaran pilihan bahan fosfor, tabel di cahaya semula. bawah ini menyajikan karakteristik Intensitas cahaya yang beberapa fosfor yang lazim dipancarkan CRT disebut digunakan. luminansi tergantung beberapa Tabel 1-9 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan (William Cooper : )
  • 47. 39 Jenis Penurunan Fouresensi Fosforisensi Luminansi Komentar fosfor ke 0,1% Untuk P1 Kuning-hijau Kuning-hijau 50% 95 pemakaian umum Kecepatan rendah dan P3 Biru-hijau Kuning-hijau 55% 120 kecepatan tinggi, peragaan P4 Putih Putih 50% 20 televisi Pengamatan fenomena P5 Biru kuning -hijau 35% 1500 kecepatan rendah Pemakaian P11 Ungu-biru Ungu-biru 15% 20 fotografi Pemakaian P31 Kuning-hijau Kuning-hijau 100% 32 umum fosfor paling terang Sejumlah faktor perlu berkas elektron pada rapat arus dipertimbangkan dalam memilih yang berlebihan, akan fosfor agar sesuai kebutuhan. menyebabkan panas pada fosfor Contoh fosfor P11 memliki sehingga keluaran cahaya ketahanan singkat, sangat baik berkurang. Dua faktor yang untuk pemotretan bentuk mengontrol terjadinya panas gelombang tetapi sama sekali adalah kerapatan berkas dan tidak sesuai untuk pengamatan lamanya eksitasi. Kerapatan visual fenomena kecepatan berkas dikontrol oleh melalui rendah. P31 luminansi tinggi, tombol INTENSITY, FOCUS dan ketahanan sedang, merupakan ASTIGMATISM pada panel depan kompromi yang paling baik untuk CRO. Waktu yang diperlukan oleh penglihatan gambar secara umum, berkas untuk mengeksitasi suatu banyak dijumpai dalam permukaan fosfor diatur dengan kebanyakan CRO standar tipe penyapu atau alat kontrol laboratorium. TIME/DIV. Panas yang mungkin Ada kemungkinan kerusakan berat menyebabkan kerusakan fosfor, pada CRT yang dikarenakan dicegah dengan mempertahankan penanganan yang tidak tepat pada berkas pada intensitas yang pengaturan alat-alat kontrol yang rendah dan waktu pencahayaan terdapat pada panel depan. Bila yang singkat. sebuah fosfor dieksitasi oleh
  • 48. 40 1.6.4.3. Gratikulasi Bentuk gelombang pada diganti dengan suatu pola gambar permukaan CRT secara visual khusus, seperti tanda derajat, dapat diukur pada sepasang tanda untuk analisis vektor TV warna, skala horisontal dan vertikal yang Selain itu posisi gratikul luar dapat disebut gratikul. Tanda skala dengan mudah diatur agar sejajar dapat ditempatkan dipermukaan dengan jejak CRT. Kerugiannya luar tabung CRT dalam hal ini adalah paralaksis sebab tanda dikenal sebagai eksternal gratikul. skala tidak sebidang dengan Gratikul yang dipasang bayangan gelombang yang dipermukaan luar terdiri dari dihasilkan pada fosfor, sebagai sebuah plat plastik bening atau akibat penjajaran jejak dan gratikul berwarna dilengkapi dengan tanda akan berubah terhadap posisi pembagian skala. Gratikul di luar pengamatan. mempunyai keuntungan mudah Gratikul Gambar 1 – 39. Tanda skala gratikul Gratikul internal pemasangan mengganti CRT. Disamping itu tidak menyebabkan kesalahan CRT dengan gratikul dipermukaan paralaksis karena bayangan CRT dalam harus mempunyai suatu dan gratikul berada pada bidang cara untuk mensejajarkan jejak, yang sama. Dengan internal membawa akibat menambah gratikul CRO lebih mahal karena harga keseluruhan CRO. tidak dapat diganti tanpa
  • 49. 41 Daftar Pustaka : Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. ((Terjemahan Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978) Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Deboo and Burrous.1977. Integreted Circuit And Semiconductor Devices : theory and application. Tokyo Japan : Kogakusha.Ltd http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm "http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube" www.tpub.com
  • 50.
  • 51. 43 BAB 2 MULTIMETER Tujuan Setelah membaca 1. Mampu menjelaskan prinsip kerja multimeter sebagai ampermeter, voltmeter dan ohmmeter. 2. Mampu melakukan tindak pencegahan kerusakan dalam menggunakan multimeter. 3. Mampu memilih meter yang mempunyai spesifikasi terbaik. 4. Mampu mengoperasikan multimeter sesuai dengan fungsi dan dengan ketelitian yang optimal. 5. Mampu melakukan pemeliharaan multimeter. Pokok Bahasan Multimeter merupakan alat ukur yang Fungsi multimeter paling banyak dipergunakan oleh para dapat untuk : praktisi, hobist dan orang yang bekerja berkaitan dengan rangkaian listrik dan (1). Mengukur elektronika. Multimeter dapat hambatan dipergunakan untuk mengukur besaran listrik, seperti : hambatan, arus, tegangan. (Ohmmeter), Karena dirancang untuk mengukur tiga (2) Mengukur arus besaran tersebut, maka multimeter sering (Ampermeter), disebut AVO meter (Amper Volt Ohm). (3). Mengukur tegangan Pembahasan : (1) Dasar AVO meter (Voltmeter). (2) Multimeter Analog (3) Multimeter Digital
  • 52. 44 2.1. Multimeter Dasar 2.1.1. Ampermeter Ideal Ampermeter ideal mempunyai dua sifat dasar, yaitu: (1) hambatan dalamnya sama dengan Ampermeter ideal : nol, (2) simpangan jarum benar-benar (1) Simpangan sebanding dengan arusnya. Pembacaan arus jarum sebanding arus (linier) yang diperoleh dari suatu ampermeter yang (2) Hambatan ideal adalah sempurna. Karena hambatan dalam meter nol dalamnya nol, maka tidak akan menghambat arus yang mengalir dalam rangkaian bila dihubungkan. Lagi pula karena permukaan alat ukur ditandai secara sempurna, maka pembacaannya akan mencapai ketelitian 100 persen. Ampermeter ideal hanya merupakan wacana yang susah direalisaikan. Dalam kenyataannya pasti mempunyai hambatan, selain itu simpangan jarum ampermeter biasanya tidak berbanding secara tepat dengan besar arusnya. Dalam hal pembuatan ampermeter-ampermeter DC masih dapat dibuat mendekati sifat-sifat ampermeter ideal. Hambatan dalamnya dibuat serendah mungkin dan penyimpangan jarumnya hampir linier. Mikroampermeter sederhana dapat dikembangkan fungsinya sebagai AVO meter disebut Basic mater mempunyai tahanan dalam (Rm) tertentu yang dijadikan sebagai dasar pengembangan fungsi. Gambar di bawah ini merupakan mikroampermeter dengan arus skala penuh (Ifs ) sebesar 100 µA. dapat dijadikan sebagai Basic Meter. Gambar 2-1. Basic meter unit
  • 53. 45 2.1.2. Mengubah Batas Ukur Suatu ampermeter dengan arus lebih besar dari pada arus skala skala penuh Ifs (I full scale) dapat penuhnya. Gambar 2 – 2 diparalel dengan suatu hambatan mengilustrasikan suatu agar dapat mengukur arus yang ampermeter shunt. ItIt It IRsh Ifs A Gambar 2-2a.Ampermeter shunt Gambar 2-2b.Ampmeter dengan basic meter unit Seperti ditunjukkan pada Gambar, hambatan shunt, (Rsh) sebesar saat simpangan penuh, mengalir Ish . Sehingga berlaku persamaan arus total (It) dalam rangkaian. arus Sebagian arus mengalir melalui It = Ish + Ifs ………………………………….. (2 – 1) atau Ish = It - Ifs Untuk menghitung besarnya hambatan shunt, dapat digunakan persamaan tegangan: Ish . Rsh = Ifs - Rm Sehingga : Rsh = Ifs/ Ish . Rm ………………..…………….(2 – 2) Dengan mensubstitusikan persamaan (2 – 1) ke persamaan (2– 2), maka diperoleh persamaan : I R = fs . R …………………………………. (2 - 3) sh I -I m t fs Jika : Rm : hambatan ampermeter sebelum dipasang Rsh Rm’ : hambatan ampermeter setelah dipasang Rsh
  • 54. 46 R .R R ' = R / / R = m sh . R ……………. (2 - 4) m m sh R + R m m sh Besarnya Rm ' dapat diperoleh dengan pendekatan sebagai berikut : Rm' = Vin/Iin dengan pengertian bahwa : Vin = tegangan input, yaitu tegangan pada ujung-ujung ampermeter shunt. Iin = arus input, yaitu arus total yang melalui input (yang masuk ke dalam rangkaian) Sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut I R ' = fs . R ….......... .......…………………………...... (2 - 5) m I m t Dari persaamaan tersebut ternyata digunakan untuk mengukur arus bahwa bila arus total (It) lebih total It = 10 mA; maka kita akan besar dibanding arus skala penuh memperluas jangkauan arus (Ifs) nya dengan suatu faktor, maka dengan faktor 10 kali. Oleh karena hambatan dari ampermeter shunt itu, hambatan ampermeter shunt akan berkurang dengan faktor (Rm) menjadi 1/10 dari harga Rm’, tersebut. Sebagai contoh, jika Rm atau sebesar 5 ohm. = 50 ohm, Ifs = 1mA, dan akan Contoh Aplikasi 1. Suatu ampermeter dengan hambatan 50 ohm dan arus simpangan penuhnya 1 mA. Agar dapat untuk mengukur arus sebesar 5 mA, berapakah besarnya hambatan shunt dan berapakah besarnya hambatan ampermeter shunt (Rm’) ? Jawab : I = 1 mA; It = 5 mA fs It Ifs I ItI a). I = fs . R IRsh sh I - I m t fs A 1 = . 50 = 12.5 ohm 5 -1 Gambar 2-3. Ampermeter shunt
  • 55. 47 a). R ' = I /I . R m fs t m = 1/ 5 . 50 = 10 ohm atau R ' = R / /R m sh m 12,5 . 50 = = 10 ohm 12,5 + 50 2. Dari soal 1 di atas, tetapi digunakan untuk mengukur arus It = I A. Berapakah besarnya Rsh dan Rm’ nya ? Jawab : I R = fs . R sh I - I m t fs 1 = . 50 = 0,05 ohm 1000 - 1 Rm’ = Ifs/It . Rm = 1/1000 . 50 = 0.05 ohm Dari contoh soal di atas, dapat disimpulkan bahwa. bila : It >> Ifs ; maka Rsh >> Rm dan Rm‘ = Rsh 3. Suatu ampermeter dengan hambatan 2000 ohm dan arus simpangan penuh 50 µA, maka akan dishunt seperti pada Gambar 2-4 dengan ring variasi arus: 5 mA; 50 mA; dan 500 mA. Berapakah besarnya Rm' dan Rsh pada masing-masing ring tersebut ? Jawab : It Selektor Ifs = 50 µA 5mA 50mA 500mA A Rm = 2KΩ Rm’ Gambar 2-4. Ampermeter dengan ring yang berbeda