SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
Pengertian
 ilmu hadis ialah ilmu yang berkaitan dengan

periwayatan suatu berita yang dinyatakan sebagai
hadis yang berasal dan Nabi Muhammad Saw.
untuk mengetahui kualitasnya. apakah dapat
dijadikan sebagai hujah dalam berbagai perkara
keislaman atau tidak
Ilmu hadis dinamakan spesifik
Islam,
 Pengetahuan tentang sanad, yaitu dipelajari dan

diteliti secara mendalam.
 Dipelajari biografi sekitar 500.000 orang
periwayat hadis, khususnya mengenai kualitas
pribadi (keadilan) dan kapasitas intelektual (kedhābith-an) mereka. Kitab yang membahas hal itu,
selain jumlahnya banyak, juga jenis penyusunannya
sangat beragam.
 Pengetahuan yang khusus mempelajari berbagai
istilah yang berkaitan dengan ilmu hadis, yakni „Ilm

Mushthalah al-Hadlts
Tujuan Pembukuan Ilmu
Hadis
 dengan mempelajari ilmu hadis secara mendalam

dapat membantu umat Islam dalam mengkaji
ajaran agamanya dengan sempurna dan memenuhi
standar keilmuan. Dengan begitu, maka umat Islam
tidak merasa ragu lagi tentang keabsahan dalam
menjalankan setiap amalan yang dilakukannya
berkaitan dengan ilmu hadis, yakni „Ilm
Mushthalah al-Hadits
Ruang Lingkup Pembahasan
Ilmu Hadits
 1.
 2.

‘Ilm Hadīts Riwāyah

‘Ilm Hadīts Dirāyah
1.

‘Ilm Hadīts Riwāyah



 “Suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi,

perbuatan Nabi, taqrir-taqrir Nabi dan sifat-sifat
Nabi saw”
Lanjutan
 dalam ilmu ini tidak dibahas tentang adanya

kejanggalan atau kecacatan matan suatu hadis,
demikian juga tentang bersambung atau tidak
sanadnya, serta tentang keadilan dan ke-dhābithan para periwayatnya. Dengan demikian, yang
menjadi fokus pembahasan „Ilm Hadīts Riwāyah ini
ialah pribadi Nabi dari segi sabdanya,
perbuatannya,taqrir-nya, dan sifat-sifatnya.
2.

‘Ilm Hadīts Dirāyah


 “suatu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah

untuk mengetahui hal-ihwal sanad, matan, metode
penerimaan dan penyampaian hadis (al-riwāyah),
serta kredibilitas para periwayat dan sebagainya”
Lanjutan
 „I1m hadīts dirāyah ialah untuk mengetahui dan

menetapkan tentang maqbūl (dapat diterima)
ataumardūd (tertolaknya) sesuatu hadis. Dengan
begitu, maka ilmu ini merupakan neraca (mizan)
yang harus dipergunakan untuk menghadapi 'ilm
hadīts riwāyah.
Cabang-cabang Ilmu Hadis
 1.

Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan

Rawi:
 2.
Ilmu yang Membahas Tentang Matan:
 3.
Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan
Matan:
1.
Ilmu yang Membahas
Tentang Sanad dan Rawi:
 „Ilm Rijāl al-Hadīts; yaitu ilmu yang membahas

secara umum tentang hal ihwal kehidupan para
rawi (periwayat) dari golongan sahabat, tabiin dan
atbā 'tabiin.
 „Ilm Thabaqāt al-Ruwah; yaitu ilmu yang
membahas tentang keadaan periwayat
berdasarkan pengelompokan (klasiflkasi) keadaan
para periwayat secara tertentu menurut
gerasinya.
Lanjutan
 'Ilm Tārīkh Rijāl; yaitu ilmu yang membahas

tentang periwayat yang menjadi sanad suatu hadis
mengenai tanggal lahirnya, silsilah/ keturunannya,
guru-guru yang pernah memberikan hadis
kepadanya, jumlah hadis yang diriwayatkan serta
murid-murid yang pernah menerima hadis dari
padanya. Dengan demikian, ilmu ini juga
sesungguhnya termasuk dalam ilmu rijāl al-hadīts.
Lanjutan
 „Ilm al-Jarh wa al-Ta'dīl; yaitu ilmu yang

membahas hal ihwal para periwayat tentang
penilaian ulama ahli kritik hadis, mengenai
kecacatannya dan memuji keadilannya, dengan
menggunakan norma-norma tertentu.
2. Ilmu yang Membahas
Tentang Matan:
 „Ilm Gharib al-Hadits; yaitu suatu ilmu

yang membahas tentang lafal-lafal matan hadis
yang sulit dipahami, mungkin karena lafal itu
jarang sekali digunakan, atau karena nilai
sastaranya yang sangat tinggi.
 „Ilm Asbāb Wurūd al-Hadīts; yaitu suatu ilmu yang
menerangkan tentang sebab-sebab atau latar
belakang lahirnya suatu hadis.
Lanjutan
 „Ilm Tawārīkh al-Mutun; yaitu suatu ilmu

yang menerangkan tentang sejarah suatu matan
hadis dari segi waktu dan tempat diucapkan atau
dilakukannya oleh Nabi Muhammad Saw. Ilmu ini
sangat berguna untuk mengetahui
tentang nasikh dan mansūkh-nya suatu hadis,
sehingga dapat diketahui dan diamalkan
yang nasikh dan ditinggalkan yangmansūkh.
Lanjutan
 „Ilm al-Nāsikh wa al-Mansūkh; yaitu suatu

ilmu yang membahas tentang hadis yang menāsakh-kan dan yang di-mansūkh-kan.
 „Ilm Talfīq al-Hadīts; yaitu suatu ilmu yang
membahas tentang cara-cara mengkompromikan
dua hadis yang menurut lahirnya tampak
berlawanan.
3.
Ilmu yang Membahas
Tentang Sanad dan Matan:
 „Ilm „Ilal al-Hadīts; yaitu suatu ilmu yang

menjelaskan sebab-sebab yang samar yang dapat
membuat cacat suatu hadis. Kecacatan suatu hadis
bisa terjadi pada matan dan bisa juga terjadi pada
sanadnya.
 „Ilm al-Finn al-Mubhamāt; yaitu suatu ilmu yang
menerangkan tentang orang-orang yang tidak
disebutkan secara jelas namanya, baik yang
terjadi dalam matan maupun dalam sanad suatu
hadis.
Istilah yang terkati dalam
ilmu hadis
 Al-Hadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan,
pernyataan, taqrir, dan sebagainya.
 Atsar ialah sesuatu yang disandarkan kepada para
sahabat Nabi Muhammad SAW.
 Taqrir ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang
mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau
menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan
oleh para sahabat di hadapan beliau.
 Shahabat ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW
dengan pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih
hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati
dalam keadaan islam.
 Tabi’in ialah orang yang menjumpai sahabat, baik

perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam keadaan
beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam.
 Rawi, yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan
hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar
dan diterimanya dari seseorang atau gurunya.
Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut
dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan
orangnya disebut perawi hadits.
 Matan Hadits adalah pembicaraan atau materi berita
yang berakhir pada sanad yang terakhir. Baik
pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu „Alaihi
Wa Sallam, sahabat ataupun tabi‟in. Baik isi
pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun
perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi
Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa Sallam .
 Sanad atau Thariq adalah jalan yang dapat








menghubungkan matan hadits kepada Nabi
Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa Sallam.
Kutubuttis’ah adalah kitab hadits yang
diriwayatkan oleh sembilan perawi, yaitu :
Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi,
An-Nasa‟I, Ibnu Majah, Imam Malik, Ad Darimy
As Sab’ah berarti diriwayatkan oleh tujuh perawi,
yaitu :
Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi,
An-Nasa‟I, Ibnu Majah
As Sittah berarti diriwayatkan oleh enam perawi
yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As
Sab‟ah) selain Ahmad.
 Al Khomsah berarti diriwayatkan oleh lima perawi








yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As
Sab‟ah) selain Bukhari dan Muslim
Al Arba’ah berarti diriwayatkan oleh empat
perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas
(As Sab‟a) selain Ahmad, Bukhari dan Muslim.
Ats Tsalasah berarti diriwayatkan oleh tiga
perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas
(As Sab‟ah) selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan
Ibnu Majah.
Asy Syaikhon berarti diriwayatkan oleh dua orang
perawi yaitu : Bukhari dan Muslim
Al Jama’ah berarti diriwayatkan oleh para perawi
yang banyak sekali jumlahnya (lebih dari tujuh
perawi (As Sab‟ah).
Istilah-Istilah Hadits Yang Dapat
Dijadikan Sebagai Dalil.
 Hadits Shahih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi

yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak
ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud
adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat
menodai keshohihan suatu hadits.
 Hadits Maqbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifatsifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk
hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.
 Hadits Marfu’ : Hadits yang diriwayatkan dari nabi saw,
oleh seorang rawi kepada seorang rawi hingga sampai pada
ulama MUDAWWIN (pencatat hadits), seperti Bukhari,
Muslim, Abu Daud dan lain-lain. Disebut marfu‟ karena
hadits yang riwayatnya diangkat sampai kepada Nabi SAW.
 Hadits Maushul adalah hadits yang sanadnya

sampai/tersambung kepada Nabi saw, dengan tidak
terputus. Sering juga disebut dengan Muttashil.
 Hadits Mutawatir: adalah suatu hadits hasil
tangkapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan
mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta.
Hadits Ahad: adalah hadits yang tidak memenuhi
syarat syarat hadits mutawatir.
 Hadits Masyhur: adalah hadits yang diriwayatkan
oleh 3 orang rawi atau lebih, serta belum mencapai
derajat mutawatir.
 Hadits Aziz: adalah hadits yang diriwayatkan oleh

2 orang rawi, walaupun 2 orang rawi tersebut pada
satu thabaqah (lapisan) saja, kemudian setelah itu
orang-orang meriwayatkannya.
 Hadits Gharib: adalah hadits yang dalam sanadnya
terdapat seorang yang menyendiri dalam
meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam
sanad itu terjadi.
 Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat
ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan
tidak terdapat illat serta kejanggalan pada
matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang
Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal
yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.
Istilah-Istilah Hadits Yang
Memiliki Cacat.
 Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu

syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih
atau hadits hasan. Hadits Dho‟if banyak macam
ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama
lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat
hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.
 Hadits Maudhu’: adalah hadits yang diciptakan oleh
seorang pendusta yang ciptaan itu mereka katakan
bahwa itu adalah sabda Nabi SAW, baik hal itu
disengaja maupun tidak.
 Hadits Matruk: adalah hadits yang menyendiri dalam
periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang
dituduh dusta dalam perhaditsan.
 Hadits Munkar: adalah hadits yang menyendiri dalam

periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak
kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas
kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Di dalam satu
jurusan jika ada hadits yang diriwayatkan oleh dua
hadits lemah yang berlawanan, misal yang satu lemah
sanadnya, sedang yang satunya lagi lebih lemah
sanadnya, maka yang lemah sanadnya dinamakan hadits
Ma‟ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.
 Hadits Mu’allal (Ma‟lul, Mu‟allal): adalah hadits yang
tampaknya baik, namun setelah diadakan suatu
penelitian dan penyelidikan ternyata ada cacatnya. Hal
ini terjadi karena salah sangka dari rawinya dengan
menganggap bahwa sanadnya bersambung, padahal
tidak. Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang
yang ahli hadits.
 Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur
dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan
bahwa saduran itu termasuk hadits.
 Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi

mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan
mendahului atau mengakhirkan.
 Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi
dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada
satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak
ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).
 Hadits Muharraf: adalah hadits yang menyalahi
hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan
Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk
tulisannya.
 Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang
mukhalafahnya karena perubahan titik kata,
sedang bentuk tulisannya tidak berubah.
 Hadits Mubham: adalah hadits yang didalam matan

atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak
dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan.
 Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang
diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah)
menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai
kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain
sebagainya, dari segi pentarjihan.
 Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk
hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa
bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya.
 Hadits Mu’allaq: adalah hadits yang gugur (inqitha‟)
rawinya seorang atau lebih dari awal sanad.
 Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir








sanadnya, seseorang setelah tabi‟in.
Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut
cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda.
Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis.
Hadits Munqathi’: adalah hadits yang gugur rawinya
sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada
dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut.
Hadits Mu’dlal: adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua
orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama
tabi‟in, tabi‟in bersama tabi‟it tabi‟in, maupun dua orang
sebelum sahabat dan tabi‟in.
Hadits Mauquf: adalah hadits yang hanya disandarkan
kepada sahabat saja, baik yang disandarkan itu perkataan
atau perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau
terputus.
Hadits Maqthu’: adalah perkataan atau perbuatan yang
berasal dari seorang tabi‟in serta di mauqufkan padanya,
baik sanadnya bersambung atau tidak.
Hadits Qudsi atau Hadits Rabbani
atau Hadits Ilahi
 Adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada

Nabi-Nya dengan melalui ilham atau impian, yang
kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau
impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
Perbedaan Hadits Qudsi dengan
Hadits Nabawi
Pada hadits qudsi biasanya diberi ciri-ciri dengan
dibubuhi kalimat-kalimat :
 Qala ( yaqulu ) Allahu.
 Fima yarwihi ‘anillahi Tabaraka wa Ta’ala.
 Lafadz-lafadz lain yang semakna dengan apa yang
tersebut diatas.
Perbedaan Hadits Qudsi dengan AlQur’an:
 Semua lafadz-lafadz Al-Qur’an adalah mukjizat dan

mutawatir, sedang hadits qudsi tidak demikian.
 Ketentuan hukum yang berlaku bagi Al-Qur’an, tidak
berlaku pada hadits qudsi. Seperti larangan
menyentuh, membaca pada orang yang berhadats, dll.
 Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an memberikan
hak pahala kepada pembacanya.
 Meriwayatkan Al-Qur’an tidak boleh dengan
maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya,
sedang hadits qudsi tidak demikian.

Contenu connexe

Tendances

Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
juniska efendi
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
Lela Warni
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Faatihah Abwabarrizqi
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
LontongSayoer
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Via Dewi Syahara
 

Tendances (20)

POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
ilmu Rijalul Hadits
ilmu Rijalul Haditsilmu Rijalul Hadits
ilmu Rijalul Hadits
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
 
Pertemuan ke-13: ilmu Jarh wa Ta'dil
Pertemuan ke-13:  ilmu Jarh wa Ta'dilPertemuan ke-13:  ilmu Jarh wa Ta'dil
Pertemuan ke-13: ilmu Jarh wa Ta'dil
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
 
Studi Hukum Islam
Studi Hukum IslamStudi Hukum Islam
Studi Hukum Islam
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 

En vedette

Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
sholihiyyah
 
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Afief Rachman
 
Kaidah kausalitas 7
Kaidah kausalitas 7Kaidah kausalitas 7
Kaidah kausalitas 7
Ardi Muluk
 
Pengantar kajian hadits
Pengantar kajian haditsPengantar kajian hadits
Pengantar kajian hadits
Ardi Muluk
 
Kaidah kausalitas 5
Kaidah kausalitas 5Kaidah kausalitas 5
Kaidah kausalitas 5
Ardi Muluk
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Suya Yahya
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
School
 
18.9.2012 hadis qudsi complete
18.9.2012   hadis qudsi complete18.9.2012   hadis qudsi complete
18.9.2012 hadis qudsi complete
Angah Rahim
 

En vedette (20)

Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
 
kekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadistkekuatan hukum hadist
kekuatan hukum hadist
 
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
Hadis tentang ruang lingkup pendidikan (indo)
 
Kaidah kausalitas 7
Kaidah kausalitas 7Kaidah kausalitas 7
Kaidah kausalitas 7
 
Hadith Qudsi
Hadith QudsiHadith Qudsi
Hadith Qudsi
 
Pengantar kajian hadits
Pengantar kajian haditsPengantar kajian hadits
Pengantar kajian hadits
 
Kaidah kausalitas 5
Kaidah kausalitas 5Kaidah kausalitas 5
Kaidah kausalitas 5
 
Ilmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadisIlmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadis
 
pembagian hadits -- ulumul hadits
pembagian hadits  -- ulumul haditspembagian hadits  -- ulumul hadits
pembagian hadits -- ulumul hadits
 
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi KualitasPembagian Hadis dari Segi Kualitas
Pembagian Hadis dari Segi Kualitas
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul haditsMakalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
Hadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmu
Hadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmuHadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmu
Hadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmu
 
Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)Al hadist (as-sunnah)
Al hadist (as-sunnah)
 
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAHPengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
18.9.2012 hadis qudsi complete
18.9.2012   hadis qudsi complete18.9.2012   hadis qudsi complete
18.9.2012 hadis qudsi complete
 
Hadis nabawi & hadis Qudsi
Hadis nabawi & hadis QudsiHadis nabawi & hadis Qudsi
Hadis nabawi & hadis Qudsi
 

Similaire à Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya

Sistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli HadithSistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli Hadith
dr2200s
 
ulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdf
ulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdfulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdf
ulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdf
ahmadasif16
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama hadits
Intandea
 
Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................
Thak Lagie Chama Chama
 
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul HaditsRijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
ade orreo
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Kinza_com
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Riezal Bintan
 
agama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islamagama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islam
SMAN 54 Jakarta
 
9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayah
Angah Rahim
 

Similaire à Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya (20)

Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.pptSumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
Sumber Hukum Islam Al-Hadist.ppt
 
Sistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli HadithSistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli Hadith
 
ulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdf
ulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdfulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdf
ulumulhadits-110214072521-phpapp02.pdf
 
Agama hadits
Agama haditsAgama hadits
Agama hadits
 
Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................Makalah nanti malem uy...................................
Makalah nanti malem uy...................................
 
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).pptKlasifikasi hadis ditinjau dari segi  kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
Klasifikasi hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas sanad (1).ppt
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Hadits
HaditsHadits
Hadits
 
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul HaditsRijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
agama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islamagama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islam
 
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
 
9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayah
 
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 

Plus de sholihiyyah

Plus de sholihiyyah (7)

Uts kls 8 bahasa arab
Uts kls 8 bahasa arabUts kls 8 bahasa arab
Uts kls 8 bahasa arab
 
bahasa arab Soal uts gasal kelas vii
bahasa arab Soal uts gasal kelas vii bahasa arab Soal uts gasal kelas vii
bahasa arab Soal uts gasal kelas vii
 
Bahasa arab tes mid 2 kls 1
Bahasa arab tes mid 2 kls 1Bahasa arab tes mid 2 kls 1
Bahasa arab tes mid 2 kls 1
 
Pidato bahasa arab
Pidato bahasa arabPidato bahasa arab
Pidato bahasa arab
 
Mid smster gasal kelas 8
Mid smster gasal kelas 8Mid smster gasal kelas 8
Mid smster gasal kelas 8
 
Soal mid semester gasal kelas vii
Soal mid semester gasal kelas viiSoal mid semester gasal kelas vii
Soal mid semester gasal kelas vii
 
Isim dhomir
Isim dhomirIsim dhomir
Isim dhomir
 

Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya

  • 1.
  • 2. Pengertian  ilmu hadis ialah ilmu yang berkaitan dengan periwayatan suatu berita yang dinyatakan sebagai hadis yang berasal dan Nabi Muhammad Saw. untuk mengetahui kualitasnya. apakah dapat dijadikan sebagai hujah dalam berbagai perkara keislaman atau tidak
  • 3. Ilmu hadis dinamakan spesifik Islam,  Pengetahuan tentang sanad, yaitu dipelajari dan diteliti secara mendalam.  Dipelajari biografi sekitar 500.000 orang periwayat hadis, khususnya mengenai kualitas pribadi (keadilan) dan kapasitas intelektual (kedhābith-an) mereka. Kitab yang membahas hal itu, selain jumlahnya banyak, juga jenis penyusunannya sangat beragam.  Pengetahuan yang khusus mempelajari berbagai istilah yang berkaitan dengan ilmu hadis, yakni „Ilm Mushthalah al-Hadlts
  • 4. Tujuan Pembukuan Ilmu Hadis  dengan mempelajari ilmu hadis secara mendalam dapat membantu umat Islam dalam mengkaji ajaran agamanya dengan sempurna dan memenuhi standar keilmuan. Dengan begitu, maka umat Islam tidak merasa ragu lagi tentang keabsahan dalam menjalankan setiap amalan yang dilakukannya berkaitan dengan ilmu hadis, yakni „Ilm Mushthalah al-Hadits
  • 5. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Hadits  1.  2. ‘Ilm Hadīts Riwāyah ‘Ilm Hadīts Dirāyah
  • 6. 1. ‘Ilm Hadīts Riwāyah   “Suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi, perbuatan Nabi, taqrir-taqrir Nabi dan sifat-sifat Nabi saw”
  • 7. Lanjutan  dalam ilmu ini tidak dibahas tentang adanya kejanggalan atau kecacatan matan suatu hadis, demikian juga tentang bersambung atau tidak sanadnya, serta tentang keadilan dan ke-dhābithan para periwayatnya. Dengan demikian, yang menjadi fokus pembahasan „Ilm Hadīts Riwāyah ini ialah pribadi Nabi dari segi sabdanya, perbuatannya,taqrir-nya, dan sifat-sifatnya.
  • 8. 2. ‘Ilm Hadīts Dirāyah   “suatu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui hal-ihwal sanad, matan, metode penerimaan dan penyampaian hadis (al-riwāyah), serta kredibilitas para periwayat dan sebagainya”
  • 9. Lanjutan  „I1m hadīts dirāyah ialah untuk mengetahui dan menetapkan tentang maqbūl (dapat diterima) ataumardūd (tertolaknya) sesuatu hadis. Dengan begitu, maka ilmu ini merupakan neraca (mizan) yang harus dipergunakan untuk menghadapi 'ilm hadīts riwāyah.
  • 10. Cabang-cabang Ilmu Hadis  1. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Rawi:  2. Ilmu yang Membahas Tentang Matan:  3. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Matan:
  • 11. 1. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Rawi:  „Ilm Rijāl al-Hadīts; yaitu ilmu yang membahas secara umum tentang hal ihwal kehidupan para rawi (periwayat) dari golongan sahabat, tabiin dan atbā 'tabiin.  „Ilm Thabaqāt al-Ruwah; yaitu ilmu yang membahas tentang keadaan periwayat berdasarkan pengelompokan (klasiflkasi) keadaan para periwayat secara tertentu menurut gerasinya.
  • 12. Lanjutan  'Ilm Tārīkh Rijāl; yaitu ilmu yang membahas tentang periwayat yang menjadi sanad suatu hadis mengenai tanggal lahirnya, silsilah/ keturunannya, guru-guru yang pernah memberikan hadis kepadanya, jumlah hadis yang diriwayatkan serta murid-murid yang pernah menerima hadis dari padanya. Dengan demikian, ilmu ini juga sesungguhnya termasuk dalam ilmu rijāl al-hadīts.
  • 13. Lanjutan  „Ilm al-Jarh wa al-Ta'dīl; yaitu ilmu yang membahas hal ihwal para periwayat tentang penilaian ulama ahli kritik hadis, mengenai kecacatannya dan memuji keadilannya, dengan menggunakan norma-norma tertentu.
  • 14. 2. Ilmu yang Membahas Tentang Matan:  „Ilm Gharib al-Hadits; yaitu suatu ilmu yang membahas tentang lafal-lafal matan hadis yang sulit dipahami, mungkin karena lafal itu jarang sekali digunakan, atau karena nilai sastaranya yang sangat tinggi.  „Ilm Asbāb Wurūd al-Hadīts; yaitu suatu ilmu yang menerangkan tentang sebab-sebab atau latar belakang lahirnya suatu hadis.
  • 15. Lanjutan  „Ilm Tawārīkh al-Mutun; yaitu suatu ilmu yang menerangkan tentang sejarah suatu matan hadis dari segi waktu dan tempat diucapkan atau dilakukannya oleh Nabi Muhammad Saw. Ilmu ini sangat berguna untuk mengetahui tentang nasikh dan mansūkh-nya suatu hadis, sehingga dapat diketahui dan diamalkan yang nasikh dan ditinggalkan yangmansūkh.
  • 16. Lanjutan  „Ilm al-Nāsikh wa al-Mansūkh; yaitu suatu ilmu yang membahas tentang hadis yang menāsakh-kan dan yang di-mansūkh-kan.  „Ilm Talfīq al-Hadīts; yaitu suatu ilmu yang membahas tentang cara-cara mengkompromikan dua hadis yang menurut lahirnya tampak berlawanan.
  • 17. 3. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Matan:  „Ilm „Ilal al-Hadīts; yaitu suatu ilmu yang menjelaskan sebab-sebab yang samar yang dapat membuat cacat suatu hadis. Kecacatan suatu hadis bisa terjadi pada matan dan bisa juga terjadi pada sanadnya.  „Ilm al-Finn al-Mubhamāt; yaitu suatu ilmu yang menerangkan tentang orang-orang yang tidak disebutkan secara jelas namanya, baik yang terjadi dalam matan maupun dalam sanad suatu hadis.
  • 18. Istilah yang terkati dalam ilmu hadis  Al-Hadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya.  Atsar ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW.  Taqrir ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau.  Shahabat ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam.
  • 19.  Tabi’in ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam.  Rawi, yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya. Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut perawi hadits.  Matan Hadits adalah pembicaraan atau materi berita yang berakhir pada sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu „Alaihi Wa Sallam, sahabat ataupun tabi‟in. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa Sallam .
  • 20.  Sanad atau Thariq adalah jalan yang dapat      menghubungkan matan hadits kepada Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa Sallam. Kutubuttis’ah adalah kitab hadits yang diriwayatkan oleh sembilan perawi, yaitu : Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, An-Nasa‟I, Ibnu Majah, Imam Malik, Ad Darimy As Sab’ah berarti diriwayatkan oleh tujuh perawi, yaitu : Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, An-Nasa‟I, Ibnu Majah As Sittah berarti diriwayatkan oleh enam perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab‟ah) selain Ahmad.
  • 21.  Al Khomsah berarti diriwayatkan oleh lima perawi     yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab‟ah) selain Bukhari dan Muslim Al Arba’ah berarti diriwayatkan oleh empat perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab‟a) selain Ahmad, Bukhari dan Muslim. Ats Tsalasah berarti diriwayatkan oleh tiga perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab‟ah) selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah. Asy Syaikhon berarti diriwayatkan oleh dua orang perawi yaitu : Bukhari dan Muslim Al Jama’ah berarti diriwayatkan oleh para perawi yang banyak sekali jumlahnya (lebih dari tujuh perawi (As Sab‟ah).
  • 22. Istilah-Istilah Hadits Yang Dapat Dijadikan Sebagai Dalil.  Hadits Shahih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits.  Hadits Maqbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifatsifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.  Hadits Marfu’ : Hadits yang diriwayatkan dari nabi saw, oleh seorang rawi kepada seorang rawi hingga sampai pada ulama MUDAWWIN (pencatat hadits), seperti Bukhari, Muslim, Abu Daud dan lain-lain. Disebut marfu‟ karena hadits yang riwayatnya diangkat sampai kepada Nabi SAW.
  • 23.  Hadits Maushul adalah hadits yang sanadnya sampai/tersambung kepada Nabi saw, dengan tidak terputus. Sering juga disebut dengan Muttashil.  Hadits Mutawatir: adalah suatu hadits hasil tangkapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta. Hadits Ahad: adalah hadits yang tidak memenuhi syarat syarat hadits mutawatir.  Hadits Masyhur: adalah hadits yang diriwayatkan oleh 3 orang rawi atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir.
  • 24.  Hadits Aziz: adalah hadits yang diriwayatkan oleh 2 orang rawi, walaupun 2 orang rawi tersebut pada satu thabaqah (lapisan) saja, kemudian setelah itu orang-orang meriwayatkannya.  Hadits Gharib: adalah hadits yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.  Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.
  • 25. Istilah-Istilah Hadits Yang Memiliki Cacat.  Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dho‟if banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.  Hadits Maudhu’: adalah hadits yang diciptakan oleh seorang pendusta yang ciptaan itu mereka katakan bahwa itu adalah sabda Nabi SAW, baik hal itu disengaja maupun tidak.  Hadits Matruk: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang dituduh dusta dalam perhaditsan.
  • 26.  Hadits Munkar: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Di dalam satu jurusan jika ada hadits yang diriwayatkan oleh dua hadits lemah yang berlawanan, misal yang satu lemah sanadnya, sedang yang satunya lagi lebih lemah sanadnya, maka yang lemah sanadnya dinamakan hadits Ma‟ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.  Hadits Mu’allal (Ma‟lul, Mu‟allal): adalah hadits yang tampaknya baik, namun setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan ternyata ada cacatnya. Hal ini terjadi karena salah sangka dari rawinya dengan menganggap bahwa sanadnya bersambung, padahal tidak. Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits.  Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits.
  • 27.  Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan.  Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).  Hadits Muharraf: adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.  Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.
  • 28.  Hadits Mubham: adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan.  Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan.  Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya.  Hadits Mu’allaq: adalah hadits yang gugur (inqitha‟) rawinya seorang atau lebih dari awal sanad.
  • 29.  Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir      sanadnya, seseorang setelah tabi‟in. Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis. Hadits Munqathi’: adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut. Hadits Mu’dlal: adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabi‟in, tabi‟in bersama tabi‟it tabi‟in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi‟in. Hadits Mauquf: adalah hadits yang hanya disandarkan kepada sahabat saja, baik yang disandarkan itu perkataan atau perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau terputus. Hadits Maqthu’: adalah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi‟in serta di mauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak.
  • 30. Hadits Qudsi atau Hadits Rabbani atau Hadits Ilahi  Adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
  • 31. Perbedaan Hadits Qudsi dengan Hadits Nabawi Pada hadits qudsi biasanya diberi ciri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat :  Qala ( yaqulu ) Allahu.  Fima yarwihi ‘anillahi Tabaraka wa Ta’ala.  Lafadz-lafadz lain yang semakna dengan apa yang tersebut diatas.
  • 32. Perbedaan Hadits Qudsi dengan AlQur’an:  Semua lafadz-lafadz Al-Qur’an adalah mukjizat dan mutawatir, sedang hadits qudsi tidak demikian.  Ketentuan hukum yang berlaku bagi Al-Qur’an, tidak berlaku pada hadits qudsi. Seperti larangan menyentuh, membaca pada orang yang berhadats, dll.  Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an memberikan hak pahala kepada pembacanya.  Meriwayatkan Al-Qur’an tidak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya, sedang hadits qudsi tidak demikian.