SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  98
Télécharger pour lire hors ligne
KARYA TULIS ILMIAH GURU ONLINE 2010




 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MELAKSANAKAN

  PEKERJAAN FINISHING KAYU PADA PROGRAM KEAHLIAN

    TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI I GENENG

             TAHUN PELAJARAN 2010/2011




                        OLEH:
                Drs. ICHSAN, M.M.Pd.
               NIP 19670709 200501 1 005




         DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI

               SMK NEGERI 1 GENENG

                     TAHUN 2010




                           i
HALAMAN PENGESAHAN
            LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Bidang Kajian :
1. Judul Penelitian            : Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model
                                 Jigsaw    Untuk    Meningkatkan      Kompetensi
                                 Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu Pada
                                 Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK
                                                              struksi
                                 Negeri 1 Geneng Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Ketua Peneliti
   a. Nama Lengkap             : Drs. Ichsan, M.M.Pd
   b. Jenis Kelamin            : Laki-Laki
   c. Pangkat/Gol dan NIP      : Guru Madya TK.1/IIIb. NIP.19670709200501005
                                                       .
   d. Mata Pelajaran (Kelas)
          a                    : Kompetensi Kejuruan Kelas XII
   e. Sekolah                  : SMK Negeri 1 Geneng, Kebupaten Ngawi
3. Jumlah Anggota P Peneliti   : 1 Orang
4. Lama Penelitian             : 6 Bulan
   Dari                        : Bulan Juli sampai bulan Desember
5. Biaya Penelitian            : Rp 1.000.000,00



Pembimbing                                         Ketua Peneliti Peneliti




Dr. Musa Sukardi, M.Pd.                             Drs. Ichsan, M.M.Pd.
NIP.196304141987011001
    196304141987011001                              NIP. 19670709 200501 1 005

       Mengetahui,                                  Mengetahui,
                                                    Kepala SMKN 1 Geneng




                                                    Drs. Isbullah, M.M.Pd.
                                                    NIP 19520724 198103 1 009




                                         ii
ABSTRAK

ICHSAN. KTI 2010 PPPPTK TK dan PLB Bandung 2010. Penerapan Metode
      Pembelajaran Kooperatif      Model Jigsaw untuk Meningkatkan
      Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program
      Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri I Geneng.

Kata kunci: metode pembelajaran kooperatif Jigsaw, kompetensi melaksanakan
       pekerjaan finishing kayu

         Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap sejauhmana penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam meningkatkan Kompetensi
Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik
Konstruksi Kayu di SMK Negeri I Geneng. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengamatan dan tes, selanjutnya diuji
validitasnya dengan metode triangulasi, sedangkan teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis kritis komparatif, yaitu mendeskripsikan
temuan-temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja
yang sudah ditentukan.
        Kesimpulan hasil penelitian tindakan ini adalah: Metode pembelajaran
kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan Kompetensi Melaksanakan
Pekerjaan Finishing Kayu dengan indikasi sebagai berikut: (1) Angka ketuntasan
mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan, meningkat menjadi 75% pada
siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. (2) Ketidaktuntasan
mengalami penurunan yakni dari 65% pada pratindakan menurun menjadi 25%
pada siklus I dan menurun menjadi 0% pada siklus II. (3) Nilai tertinggi pada
pratindakan adalah 90, pada siklus I juga 90, dan pada siklus II meningkat
menjadi 95.(4) Nilai terendah mengalami kenaikan dari 35 pada pratindakan,
meningkat menjadi 50 pada siklus I, dan meningkat menjadi 70 pada siklus II. (5)
Nilai rata-rata juga mengalami kenaikan yakni, dari 63 pada pratindakan,
meningkat menjadi 71,25 pada siklus I, dan meningkat menjadi 81 pada siklus II.
        Guru perlu meningkatkan keaktifan siswa dalam kompetensi
melaksanakan pekerjaan finishing kayu, agar siswa lebih termotivasi dalam
belajarnya, tidak bosan, tertarik dengan kompetensi melaksanakan pekerjaan
finishing kayu. Untuk itu guru perlu memvariasikan metode pembelajaran, serta
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu guru diharapkan
melakukan penilaian, baik penilaian unjuk kerja maupun penilaian proses.




                                      iii
KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkah, rahmah
dan bimbingannya dapat terselesaikan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) ini untuk
memenuhi sebagian persyaratan kenaikan pangkat guru yang harus memenuhi
angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah.
       Kendala dan hambatan sering penulis jumpai dalam kaitannya penyusunan
karya tulis ilmiah ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan dapat teratasi. Dengan selesainya penyusunan KTI ini, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis
dalam menyusun KTI dari awal sampai akhir penulisan. Ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada yang terhormat :
  1. Dra. Hj. Teriska R.,M.Ed. Selaku Ketua PPPPTK dan PLB Bandung yang
     telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
     ini.
  2. Rudy Budiman, dkk., Selaku Admin PPPPTK dan PLB Bandung yang telah
     memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.
  3. Dr. Musa Sukardi, M.Pd., Sebagai Pembimbing , yang telah memberikan
     kesempatan untuk mengadakan penelitian dan dengan sabar telah
     membimbing dari awal sampai dengan penyelesaian KTI ini.
  5. Drs. Isbullah, M.M.Pd., Kepala SMK Negeri 1 Geneng yang telah
     memberikan izin penelitian kepada penulis.
  10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
     membantu hingga selesainya penyusunan tesis ini.
     Semoga kebaikan semua pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Akhir kata penulis berharap KTI yang sederhana ini dapat
memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan.
                                                                    Ngawi, 2010


                                                                         Penulis



                                        iv
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------------               i

HALAMAN PENGESAHAN -----------------------------------------------------------                    ii

ABSTRAK----------------------------------------------------------------------------------        iii

KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------              iv

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------        v

LAMPIRAN-LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------               viii

BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------                1

      A. Latar Belakang Masalah -------------------------------------------------------           1

      B. Identifikasi Masalah ------------------------------------------------------------        5

      C. Pembatasan Masalah------------------------------------------------------------           5

      D. Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------           6

      E. Pemecahan Masalah-------------------------------------------------------------           6

      F. Definisi istilah--------------------------------------------------------------------     7

      G. Tujuan Penelitian----------------------------------------------------------------        8

      H. Manfaat Hasil Penelitian -------------------------------------------------------         8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

      TINDAKAN-------------------------------------------------------------------------         11

      A. Kajian Pustaka-------------------------------------------------------------------      11

          1. Metode Kooperatif Model Jigsaw -----------------------------------------           11

          2. Pembelajaran Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu                      22

      B. Kerangka Berpikir---------------------------------------------------------------       23

      C. Hipotesis Tindakan--------------------------------------------------------------       26


                                               v
vi




BAB III. METODOLOGI PENELITIAN----------------------------------------------                      27

     A. Desain Penelitian----------------------------------------------------------------         27

     B. Subjek Penelitian ----------------------------------------------------------------        28

     C. Waktu dan Tempat Penelitian ------------------------------------------------              29

     D. Prosedur Penelitian-------------------------------------------------------------          29

         1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)---------------------------                     29

         2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)------------------------------------------               30

         3. Pengamatan Tindakan (Observasi)--------------------------------------                 37

         4. Refleksi Tindakan (Refleksing) ------------------------------------------             38

     E. Data dan Sumber Data---------------------------------------------------------             39

     F. Teknik Pengumpulan Data----------------------------------------------------               39

     G. Validasi Data--------------------------------------------------------------------         40

     H. Teknik Analisis Data ----------------------------------------------------------           41

     I. Indikator Kinerja ---------------------------------------------------------------         42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ----------------------------                              43

     A. Hasil Penelitian Siklus I-------------------------------------------------------          43

         1. Pratindakan (Temuan Masalah) -----------------------------------------                43

         2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ------------------------------------------              45

         3. Observasi Tindakan 1 -----------------------------------------------------            50

         4. Refleksi----------------------------------------------------------------------        52

     B. Hasil Penelitian Siklus II------------------------------------------------------          53

         1. Hasil Refelksi siklus I-----------------------------------------------------          53

         2. Pelaksanaan Siklus II------------------------------------------------------           54
vii




          3. Observasi Tindakan II-----------------------------------------------------              57

          4. Refleksi----------------------------------------------------------------------          59

      C. Pembahasan ---------------------------------------------------------------------            60

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN----------------------------------                              63

   A. Simpulan --------------------------------------------------------------------------            63

   B. Implikasi ---------------------------------------------------------------------------          65

   C. Saran --------------------------------------------------------------------------------         65

DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------                 67

LAMPIRAN -LAMPIRAN --------------------------------------------------------------                    68
DAFTAR GAMBAR


Keterangan                                                                  Halaman

Gambar 1: Tahapan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw--------            20

Gambar 2: Kerangka Berpikir ----------------------------------------------------   25

Gambar 3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas --------------------------        27




                                    viii
DAFTAR TABEL


Keterangan                                                                   Halaman

Tabel 3.1: Pedoman Konversi Nilai Absolute Skala --------------------------         42

Tabel 4.1: Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan -----------------------------        43

Tabel 4.2: Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan --------------------           43

Tabel 4.3: Prestasi Belajar Siswa Siklus I---------------------------------------   50

Tabel 4.4: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus I ------------------------------     51

Tabel 4.5: Prestasi Belajar Siswa Siklus II--------------------------------------   57

Tabel 4.6: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus II -----------------------------     58

Tabel 4.7: Rekap Perkembangan Prestasi Belajar -----------------------------        60




                                     ix
DAFTAR GRAFIK



Keterangan                                                                   Halaman

Grafik 4.1: Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan -------------------           45

Grafik 4.2: Prestasi Belajar Siswa Siklus I--------------------------------------   51

Grafik 4.3: Perkembangan Prestasi Belajar Siswa -----------------------------       61




                                      x
BAB I

                               PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

           Kompetensi kejuruan merupakan mata pelajaran yang ada di SMK. Pada

   mata pelajaran ini peserta didik mengenal, mempraktikan dan menguasai

   berbagai kompetensi sesuai dengan program masing-masing jurusan.

   Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik di masing-masing program

   diharapkan siswa       mampu menghadapi perkembangan teknologi yang

   berkembang pesat. Mereka harus siap dan mampu menghadapi tantangan di

   dunia kerja yang perubahannya sangat cepat.

           Selama ini kegiatan pembelajaran di kelas masih dilaksanakan secara

   konvensional, terlebih jika di sekolah belum tersedianya sarana prasarana

   pendukung untuk pembelajaran kompetensi kejuruan. Kalaupun di sekolah

   sudah memiliki sarana pembelajaran kompetensi kejuruan seperti alat-alat

   praktek tetapi kegiatan pembelajaran masih monoton, hal ini terlihat dari

   kegiatan pembelajaran yang hanya tergantung pada intruksi atau perintah

   guru.

           Pembelajaran konvensional yang dilakukan guru di kelas seringkali

   merasa kewalahan karena siswa banyak memberikan pertanyaan, terlebih jika

   materi pelajaran dirasa cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini terjadi

   karena dalam melaksanakan pembelajaran konvensional guru merupakan

   sumber utama ilmu pengetahuan, dan dilakukan dengan metode ceramah.



                                       1
2




      Dalam mengajarkan kompetensi kejuruan, sebaiknya diusahakan agar

siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa lebih

berminat untuk mempelajarinya. Media atau alat peraga serta metode

pengajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami konsep mata

pelajaran kompetensi kejuruan, maka seyogyanya guru menyiapkan media

serta metode sesuai dengan materi yang diajarkan. Media dan metode yang

tepat dalam proses pembelajaran akan mempermudah siswa dalam memahami

suatu materi, siswa dapat mempelajarinya karena konkret jadi tidak hanya

dihadapkan pada situasi yang abstrak.

     Dalam pembelajaran mata pelajaran kompetensi kejuruan di kelas, guru

seringkali mengasumsikan bahwa semua siswa memiliki kemampuan yang

sama. Dalam paradigma yang baru siswa memang dapat belajar apa saja

namun waktu yang diperlukan untuk mencapai kompetisi tertentu berbeda satu

dengan lainnya. Akibatnya banyak anak yang memiliki nilai tidak seimbang.

     Pembelajaran mata pelajaran kompetensi kejuruan merupakan bagian

yang berkaitan dengan upaya membangun interaksi bermakna antara guru

dengan siswa lewat materi ajar dalam rangka penguasan konsep. Peningkatan

kualitas pembelajaran berhubungan dengan upaya membangun komunikasi

timbal balik antara guru dengan siswa yang melibatkan baik aspek kognitif,

afektif maupun psikomotor. Ketiga hal tersebut perlu dikembangkan secara

berkelanjutan dengan berpedoman pada kompetensi dasar siswa dan indikator

keberhasilannya.
3




     Kegiatan penilaian pembelajaran merupakan salah satu bentuk upaya

guru dalam rangka memperoleh informasi sebagai balikan tentang

pelaksanaan pembelajaran untuk dimanfaatkan sebagai bahan penilaian sejauh

mana keberhasilan pembelajaran baik dari segi proses maupun produknya. Hal

ini berarti bahwa pada penilaian yang perlu mendapatkan perhatian adalah

proses penyediaan data yang benar dan terandal sehingga dapat diambil

keputusan yang tepat. Oleh karena itu, dalam penilaian pembelajaran

kompetensi kejuruan di SMK yang perlu mendapatkan penekanan adalah

bagaimana guru mampu menyediakan informasi dalam pembelajaran tersebut

dalam rangka mengukur tingkat pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

     Secara realitas pembelajaran kompetensi kejuruan di SMK Negeri I

Geneng sering menghadapi masalah, utamanya dalam tingkat penguasaan

materi. Perbedaan sikap dan karakter siswa yang memiliki latar belakang

sosial yang berbeda berdampak pada munculnya perbedaan nilai pada siswa.

Perbedaan nilai yang terjadi pada siswa yang menempuh kompetensi

Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu sangat terlihat dengan jelas. Ada

kelompok anak yang memiliki nilai yang tinggi sementara kelompok yang lain

memiliki nilai yang sangat rendah hal ini diakibatkan dari metode

pembelajaran yang konvensional, hasil belajar siswa menjadi kelompok yang

bernilai tinggi dan kelompok siswa yang bernilai rendah. Hal yang demikian

jika dibiarkan akan membuat masalah tersendiri bagi sekolah.

       Untuk mengatasi kesenjangan tersebut maka sebagai seorang guru

kompetensi kejuruan diharapkan bisa mencari alternatif metode pembelajaran
4




yang tepat. Dalam arti mampu mengembangkan kemampuan siswa yang

diasumsikan kelompok tinggi dan sekaligus meningkatkan kemampuan siswa

dalam kategori bernilai rendah. Melihat kesenjangan perolehan nilai tersebut

maka salah satu alternatif yang tepat adalah mengoptimalkan kemampuan

siswa yang memiliki prestasi tinggi namun bisa mengangkat anak-anak yang

memiliki nilai rendah, teknik yang kita gunakan adalah adalah teknik

pembelajaran kooperatif model-jigsaw. Dalam pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan secara hiterogen dalam

kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi

sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak

ditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi

tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, expert dari kelompok

berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain

sampai mereka menjadi expert pada konsep yang ia pelajari. Kemudian

kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai

kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assesmen yang lain

pada semua topik yang diberikan.

       Dengan teknik kooperatif tipe jigsaw ini maka siswa yang memiliki

kemampuan lebih dibanding dengan teman yang lain akan dijadikan ahli

(expert) pada suatu aspek tertentu dari materi. Dengan penempatan siswa yang

memiliki kemampuan lebih sebagai expert maka kemampuan mereka akan

tetap berkembang sementara siswa yang memiliki kemampuan kurang akan

terbantu oleh teman expert.
5




          Untuk itulah dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan

   mengambil sebuah judul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model

   Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing

   Kayu pada program keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri I Geneng

   Tahun pelajaran 2010/2011.



B. Identifikasi Masalah

      Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

        1. Pembelajaran konvensional yang dilakukan guru di kelas seringkali

           monoton sehingga anak jenuh dan materi tidak diserap oleh siswa

           secara maksimal.

        2. Media atau alat peraga serta metode pengajaran yang kurang tepat

           mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami konsep mata

           pelajaran kompetensi kejuruan.

        3. Rendahnya prestasi siswa          dalam kompetensi Melaksanakan

           Pekerjaan    Finishing   Kayu    pada   Program   Keahlian   Teknik

           Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran

           2010/2011.



C. Pembatasan Masalah

           Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas

      XII Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu mata pelajaran kompetensi

      kejuruan, kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu, pada
6




    subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu di SMK Negeri

    1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini akan selesai jika

    siswa telah telah mencapai nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80%

    secara klasikal, dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif

    model jigsaw.



D. Rumusan Masalah

       Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

  masalah di depan maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah

  metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi

  belajar siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing

  Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK

  Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011?



E. Pemecahan Masalah

        Rendahnya kemampuan siswa          dalam kemampuan kompetensi

  Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik

  Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng             tahun pelajaran

  2010/2011, disebabkan guru masih menerapkan metode pembelajaran yang

  konvensional. Peserta didik kurang terlibat langsung dalam pembelajaran.

  Akibat yang paling tampak adalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam

  penguasaan materi pembelajaran.
7




         Untuk mengatasi masalah tersebut maka upaya yang dilakukan adalah

   menerapkan salah satu metode mengajar yang dapat mengajak siswa untuk

   terlibat langsung dalam pembelajaran, metode tersebut adalah pembelajaran

   kooperatif model jigsaw. Dengan menerapkan metode ini diharapkan siswa

   dapat terlibat langsung sehingga dapat meningkatkan nilai dalam

   pembelajaran kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada

   pada Program Keahlian teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1

   Geneng tahun pelajaran 2010/2011.


F. Definisi Istilah

     1. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

           Metode Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah metode

      pembelajaran yang menekankan pada pembentukan kelompok ahli yang

      kemudian kelompok tersebut saling mempresentasikan hasil diskusinya

      pada setiap anggota kelompok.

   2. Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

            Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu adalah

      kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan

      dalam melaksanakan pekerjaan finishing kayu yang harus dimiliki oleh

      siswa.

   3. Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu

               Program Keahlian Teknik Kontruksi Kayu adalah salah satu

      program keahlian di SMK dari jurusan bangunan gedung.
8




   4. SMK

             Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk

      satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan

      pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau

      bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui

      sama/setara SMP/MTs.



G. Tujuan Penelitian

        Sejalan dengan masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian

   tindakan kelas ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:

   1. Menerapkan       metode pembelajaran kooperatif model jigsaw pada

      kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program

      Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng

      tahun pelajaran 2010/2011.

   2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kompetensi Melaksanakan

      Pekerjaan Finishing Kayu melalui penerapan metode pembelajaran

      kooperatif model jigsaw pada Program Keahlian Teknik Konstruksi

      Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011.



H. Manfaat Hasil Penelitian

            Manfaat teoretis maupun praktis yang bisa dipetik dari penelitian

   tindakan kelas ini antara lain:
9




1. Manfaat Teoretis:

  Memperkaya khazanah teori/keilmuan yang terkait dengan kompetensi

  Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu melalui penerapan metode

  pembelajaran kooperatif model jigsaw.

2. Manfaat Praktis:

  a. Bagi siswa

     1) Dapat memberikan motivasi kepada siswa agar kompetensi

         Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu meningkat atau lebih baik.

     2) Dapat merefleksi potensinya diri yang harus dikembangkan lewat

         kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

  b. Bagi Guru

     1) Dapat mengembangkan kemampuan guru dalam merancang dan

         melaksanakan pembelajaran kompetensi Melaksanakan Pekerjaan

         Finishing Kayu yang benar-benar efektif dengan jalan metode

         pembelajaran kooperatif model jigsaw sehingga hasilnya akan lebih

         baik,

     2) Dapat mengembangkan profesinya secara lebih mendalam, yakni

         memahami siswa dan profesinya secara menyeluruh baik dari segi

         kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini memiliki konsekuensi

         bahwa guru mampu melihat siswa sebagai individu yang memiliki

         potensi yang harus dikembangkan.

     3) Menambah pengalaman guru untuk melaksanakan PTK.
10




c. Bagi sekolah

   1) Dapat memberikan temuan yang akurat tentang kompetensi guru

       dalam      mengajar dan kompetensi siswa dalam Melaksanakan

       Pekerjaan Finishing Kayu, sehingga prestasi siswa dan hasil

       pembelajaran Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu dapat

       ditingkatkan.

   2) Dapat memberikan sumbangan dalam menetapkan alternatif

       pengolahan sekolah yang memperhatikan berbagai keragaman.

       Pemahaman       mengenai   keragaman   ini   berguna   dalam

       mengembangkan manajemen sekolah yang berbasis mutu.
BAB II

             KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR,

                     DAN HIPOTESIS TINDAKAN



A. Kajian Pustaka

  1. Metode Kooperatif Model Jigsaw

   a. Pengertian

             Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau

      memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam

      jenis metode pembelajaran kooperatif. Jigsaw dikembangkan pertama kali

      oleh Elliot Aronson dan koleganya di Universitas Texas, Roy Killen

      (1996:86) menyatakan bahwa:

           Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw, secara umum siswa
           dikelompokkan oleh secara hiterogen dalam kemampuan. Siswa
           diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya
           untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak
           ditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari
           materi tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli”
           dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang
           sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep
           yang ia pelajari. Kemudian kembali ke kelompok semula untuk
           mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman
           sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assesmen yang lain pada
           semua topik yang diberikan. langkah-langkah pembelajaran dengan
           jigsaw.

           Pembelajaran    jigsaw    dapat   dideskripsikan   sebagai   strategi

      pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok

      yang disebut “kelompok asal”. Kemudian siswa juga menyusun

      “kelompok ahli” yang terdiri dari perwakilan “kelompok asal” untuk



                                      11
12




belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah “kelompok

ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok ahli” kembali

ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka di

“kelompok ahli” tadi.

     Metode jigsaw mengkondisikan siswa untuk beraktifitas secara

kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

Aktifitas tersebut meliputi saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah,

memberikan umpan balik dan mengajar rekan sebaya. Seluruh aktifitas

tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar di mana siswa secara aktif

melaksanakan tugas sehingga pembelajaran lebih bermakna.

     Secara umum tahap-tahap pembelajaran kooperatif model jigsaw

yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)

Tahap pendahuluan, (2) Tahap penyajian informasi/materi, (3) Tahap

pembentukan kelompok, (4) Tahap kerja dan belajar kelompok, (5) Tahap

evaluasi, (6) Tahap penghargaan.

     Kooperatif model jigsaw diilustrasikan sebagai berikut: Siswa

berkumpul di kelompok asal dan masing-masing mendapatkan tugas yang

berbeda. Setiap siswa dengan bagian tugas yang sama berkumpul dalam

kelompok ahli, untuk membahas materi yang diberikan. Siswa kembali ke

kelompok asal untuk mengajarkan bagian materi sesuai tugasnya masing-

masing   kepada    seluruh   anggota   kelompok   asal.   Diskusi   kelas

antarkelompok yang dipimpin oleh guru.
13




        Dari pendapat para ahli di depan dapat disimpulkan bahwa metode

  pembelajaran model jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang

  menekankan pada pembentukan kelompok ahli yang kemudian kelompok

  tersebut saling mempresentasikan hasil diskusinya pada setiap anggota

  kelompok. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw siswa

  dituntut menjadi ahli dalam materi tertentu dan mampu mempresentasikan

  keahliannya dalam kelompok.


a. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

        Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Dalam belajar

  kooperatif, siswa dibentuk dalam bentuk kelompok-kelompok secara

  hiterogen untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan

  guru. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam

  kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Maksud

  kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis

  kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih latar belakangnya.

        Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan

  khusus agar dapat bekerja sama didalam kelompoknya. Seperti menjadi

  pendengar yang baik siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan

  atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan selama kerja kelompok,

  tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

         Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pembelajaran akan

  berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, karena metode

  pembelajaran akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.
14




Hal ini sesuai dengan pendapat Djahiri (1992:28) yang menyatakan bahwa,

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan

potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus

dimiliki seorang guru.

     Agar pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat

secara     maksimal   maka   perlu   diperhatikan   prinsip-prinsip   dasar

pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang terdiri dari (1) menejemen

pembelajaran kooperatif, (2) Struktur tugas kelompok, (3) tanggungjawab

pribadi dan kelompok, (4) peran guru dan siswa, (5) proses kelompok

     Falsafah yang mendasari cooperative learning (gotong royong)

dalam pembelajaran adalah falsafah homo homoni socius. Falsafah ini

menekankan bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Kerja sama

merupakan kebutuhan penting untuk kelangsungan kehidupan. Tanpa kerja

sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah. Tanpa

kerja sama kehidupan sudah punah (Lie, 2002:28).

         Coorporative Learning memiliki dasar pemikiran “getting better

together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang

lebih luas dengan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh

dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan sosial

yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

     Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan siswa untuk

berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa lain dalam suasana gotong

royong yang harmonis dan kondusif. Suasana positif yang timbul dari
15




metode ini, yaitu bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencintai   pelajaran      dan   sekolah.   Dalam   kegiatan-kegiatan   yang

menyenangkan ini, siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan

berpikir (Lie, 2002:90).

      Johnson & Johnson (dalam Lie, 2002:30) mengatakan bahwa tidak

semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif untuk

mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur metode pembelajaran gotong

royong harus diterapkan. Kelima unsur tersebut adalah : a) Saling

ketergantungan positif, b) Tanggung jawab perseorangan, c) Tatap muka,

d) Komunikasi antaranggota, e) Evaluasi proses kelompok.

       Dari pendapat tersebut jelas bahwa ada prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam penerapan metode kooperatif. Untuk lebih jelasnya,

prinsip tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Manajemen Pembelajaran Kooperatif

   Sebaiknya, siswa tidak dibiarkan mencari kelompoknya sendiri, karena

   dapat menyebabkan terjadinya keterasingan beberapa siswa. Dalam

   proses pembelajaran kooperatif, guru memiliki peran diantaranya

   menentukan pembagian kelompok dan memfasilitasi kekompakan

   kelompok.

2) Struktur Tugas

   Dalam kelompok pembelajaran kooperatif, guru menyusun tugas

   melalui pembagian kerja, sarana dan keahlian. Penyusunan tugas ini

   akan menciptakan saling ketergantungan yang positif antara anggota
16




   kelompok. Siswa akan merasa kontribusinya sangat berarti bagi

   kelompok dan pada saat yang bersamaan merasa bergantung pada

   kontribusi anggota yang lain.

3) Tanggung Jawab Pribadi dan Kelompok

   Jika penilaian hasil kerja siswa tidak didasarkan pada kontribusi

   individual, kemungkinan akan ada siswa yang bersikap seperti benalu,

   atau siswa lain yang bekerja terlalu keras untuk teman-temannya.

   Tanggung jawab pribadi dapat dibentuk melalui beberapa cara,

   bergantung pada isi dan metode cooperative yang dipakai. Siswa bisa

   didorong untuk bertanggung jawab sendiri dengan dinilai secara

   mandiri untuk bagian tugasnya dalam kerja kelompok. Selain itu,

   siswa   juga   perlu   bertanggung   jawab   atas   kegiatan   kolektif

   kelompoknya, misalnya dengan hasil karya bersama, presentasi kelas,

   dan laporan kelompok.

4) Peran Guru dan Siswa

   Kelompok pembelajaran kooperatif membuat siswa belajar secara aktif

   dan mandiri, namun guru tetap berperan penting dalam proses

   pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, tidak berarti guru bisa

   mengabaikan dan meninggalkan pekerjaannya, sebab guru berperan

   sebagai fasilitator dan mendorong siswa untuk saling tergantung

   dengan siswa lain. Guru harus tetap memonitor, mengamati proses

   pembelajaran, dan turun tangan jika diperlukan.
17




5) Proses Kelompok

   Untuk memantapkan keberhasilan yang berkelanjutan, guru perlu

   menanam usaha untuk proses kelompok. Artinya anggota kelompok

   perlu diberi kesempatan untuk merefleksikan tindakan baik yang

   positif dan negatif, serta membuat tindakan-tindakan yang harus

   dilanjutkan dan diubah. Tujuan proses kelompok adalah meningkatkan

   keberhasilan masing-masing anggota dalam memberikan kontribusi

   mereka terhadap pencapaian tujuan kelompok.

       Sedangkan konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin

(2001:20) adalah sebagai berikut.

       a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok
           mencapai kriteria yang ditentukan.
       b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya
          kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota
          kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk
          membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok
          telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.
       c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa
          telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar
          mereka sendiri. Hal ini memastikan             bahwa siswa
          berkemampuan tinggi, sedang dan rendah sama-sama
          tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi
          semua anggota kelompok sangat bernilai.

       Dari   pendapat    tersebut   maka   dapat   disimpulkan   bahwa

pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada cara siswa belajar secara

bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama

lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa

dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah

terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku.
18




b. Penerapan Model Jigsaw

        Dari beberapa teori yang ada maka peneliti dapat menuliskan

   langkah-langkah pembelajaran dengan metode kooperatif model jigsaw,

   diantaranya sebagai berikut:

   1) Orientasi

      Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan.

      Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode Jigsaw

      dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa percaya diri,

      kritis, kooperatif dalam model belajaran ini. Peserta didik diminta

      belajar konsep secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran

      keseluran dari konsep. (Bisa juga pemahaman konsep ini menjadi

      tugas yang sebelumya harus sudah dibaca di rumah).

   2) Pengelompokan

      Misalkan dalam kelas ada 20 Siswa, yang kita tahu kemampuannya

      dan sudah dirangking (siswa tidak perlu tahu), kita bagi dalam bagi

      25% (Rangking 1- 5) kelompok sangat baik, 25% (rangking 6-10)

      kelompok baik, 25% selanjutnya (rangking 11-15) kelompok sedang,

      25% (rangking 15-20) rendah.

      Selanjutnya kita akan membaginya menjadi 5 group (A – E) yang isi

      tiap-tiap groupnya hiterogen dalam kemampuannya, berilah indek 1

      untuk siswa dalam kelompok sangat baik, indek 2 untuk kelompok,

      baik indek 3 untuk kelompok sedang dan indek 4 untuk kelompok
19




   rendah. Misalkan (A1 berarti group A dari kelompok sangat baik, ....

   A4 group A dari kelompok rendah). Tiap group akan berisi

   Group A {A1, A2, A3, A4}

   Group B {B1, B2, B3, B4}

   Group C {C1, C2, C3, C4}

   Group D {D1, D2, D3, D4}

   Group E {E1, E2, E3, E4}

3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

   Selanjutnya group itu dipecah menjadi kelompok yang akan

   mempelajari materi yang kita berikan dan dibina supaya jadi expert,

   berdasarkan indeknya.

   Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1, E1}

   Kelompok 2 {A2, B2, C2, D2 ,E2}

   Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3 ,E3}

   Kelompok 4 {A4, B4, C4, D4 ,E4}

   Tiap kelompok ini di beri konsep (transformasi) sesuai dengan

   kemampuannya. Kelompok 1 yang terdiri dari siswa yang sangat baik

   kemapuannya diberi materi yang lebih komplek dan seterusnya.

   Setiap kelompok diharapkan bisa belajar topik yang diberikan dengan

   sebaik-baiknya sebelum ia kembali kedalam group sebagai tim ahli

   “expert”, tentunya peran pendidik cukup penting dalam fase ini. Untuk

   lebih jelasnya di bawah ini akan dipaparkan bentuk diagaram diskusi

   Kelompok Expert.
20




   Siswa berkumpul di kelompok asal
   dan masing-masing mendapatkan
   tugas yang berbeda




   Setiap siswa dengan bagian tugas
   yang sama berkumpul dalam
   kelompok ahli, untuk membahas
   materi yang diberikan


   Siswa kembali ke kelompok asal
   untuk   menyampaikan    bagian
   materi sesuai tugasnya masing-
   masing kepada seluruh anggota
   kelompok asal


   Diskusi kelas antarkelompok yang
   dipimpin oleh guru kelas




   Melaksanakan tes individu            TES


   Pemberian penghargaan                Individu dan Kel.Terbaik

   Gambar 1 : Tahapan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw

4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam group

   Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing masing

   kembali dalam group semula. Pada fase ini ke-lima group (1-5)

   memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu (1-4). Selanjutnya

   pendidik mempersilahkan anggota group untuk mempresentasikan
21




   keahliannya kepada groupnya masing-masing, satu persatu. Proses ini

   diharapakan akan terjadi shearing pengetahuan di antara mereka.

   Aturan dalam fase ini adalah:

   -   Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap

       anggota tim mempelajari materi yang diberikan.

   -   Memperolah pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama,

       jadi belajar sampai setiap anggota menguasai konsep.

   -   Tanyakan pada anggota group sebelum tanya pada pendidik

   -   Pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak menggangu group

       lain.

   -   Akhiri   diskusi   dengan   “merayakannya”       agar   memperoleh

       kepuasan.

5) Test (Penilaian).

   Pada fase ini guru memberikan test tulis untuk dikerjakan oleh siswa

   yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Pada test ini siswa

   tidak diperkenankan untuk bekerjasama. Jika mungkin tempat

   duduknya agak dijauhkan.

6) Pengakuan Kelompok

       Penilaian   pada   pembelajaran   kooperatif     berdasarkan   skor

   peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh

   siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-

   rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin

   maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa
22




          memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis

          mereka melampaui skor dasar mereka.

                   Selanjutnya berikan penghargaan kepada group yang memiliki

          penambahan nilai paling tinggi. Berikan juga penghargaan individu

          yang paling tinggi penambahan nilainya, juga pada tim yang paling

          kooperatif dan dinamis selama berdiskusi. Jika mungkin tambahkan

          jenis-jenis penghargaan yang bisa merata pada semua group.

2. Pembelajaran Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

   a. Pengertian

           Menurut Purwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia,

      kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau

      memutuskan sesuatu hal. Kompetensi yang ada dalam Bahasa Inggris

      adalah competency atau competence merupakan kata benda, menurut

      William D. Powell dalam aplikasi Linguist Version 1.0 (1997) diartikan:

      1) kecakapan, kemampuan, kompetensi 2) wewenang. Kata sifat dari

      competence adalah competent yang berarti cakap, mampu, dan tangkas

      Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat kemampuan yang

      meliputi pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang harus dimiliki

      dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi

      dan tanggung jawab pekerjaan dan jabatan yang disandangnya.

      (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/pengertian-kompetensi/)

            Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi

      Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu adalah kemampuan yang
23




      meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan dalam melaksanakan

      pekerjaan finishing kayu yang harus dimiliki oleh siswa pada program

      keahlian teknik perkayuan.

   b. Ruang Lingkup

           Standar Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu

      merupakan seperangkat kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing

      Kayu yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil

      belajarnya dalam mata pelajaran kompetensi kejuruan. Standar ini dirinci

      dalam komponen kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

      pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar,

      untuk setiap aspeknya.

           Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut

      didasarkan menurut urutanan-urutan pembelajaran yang hendak dicapai.

      Ruang lingkup materi pada standar kompetensi Melaksanakan Pekerjaan

      Finishing Kayu dibagi dalam subkompetensi-subkompetensi yaitu: 1)

      Menjelaskan Prosedur Dan Teknik Finishing Pekerjaan Kayu, 2)

      Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu, 3) Melaksanakan Pekerjaan

      Pengecatan,     4) Melaksanakan Pekerjaan Politur,    5) Melaksanakan

      Pekerjaan Melamin, dan 6) Melaksanakan Pekerjaan Vernis.



B. Kerangka Berpikir

         Kemampuan siswa dalam kompetensi Merencanakan Kebutuhan

  Finishing Kayu sangat rendah/kurang. Hal itu terlihat dari sikap siswa dalam
24




mengikuti pelajaran. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan oleh metode

yang dipergunakan oleh guru yang kurang tepat.          Yaitu guru hanya

memberikan teori bagaimana Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang

baik tanpa diterapkan contoh langsung. Hal ini menyebabkan siswa hanya

mereka-reka sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

        Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw,

guru tidak membelenggu pengalaman anak, artinya guru tetap memberi

kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan secara maksimal sesuai

dengan kemampuan anak. Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif

model jigsaw diharapkan siswa dapat tertarik mengikuti pembelajaran,

keaktifan dalam pembelajaran Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu

meningkat, serta kompetensi merencanakannya lebih baik. Adapun tindakan

dalam penelitian ini akan dilaksanakan 2 siklus atau sampai indikator yang

dituju tercapai.
25




  Lebih jelasnya alur kerangka berpikir dapat dilihat dari gambar berikut ini:



  SEBELUM TINDAKAN
  1. Guru mengajar secara konvensional
  2. Peran siswa hanya sebagai objek
  3. Guru kurang maksimal dalam memberi contoh
  4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
  5. Hasil kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu siswa

PERENCANAAN                                                     PELAKSANAAN
                                   SIKLUS I

                     Penerapan Kooperatif Model Jigsaw


    REFLEKSI                                                   PENGAMATAN



 PERENCANAAN                                                   PELAKSANAAN

                                   SIKLUS II
                      Penerapan Kooperatif Model Jigsaw


    REFLEKSI
                                                                PENGAMATAN


       SETELAH TINDAKAN
       1. KBM berlangsung hidup
       2. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran
       3. Keaktifan dalam pembelajaran meningkat
       4. Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu
           meningkat/lebih baik
Gambar 1. Kerangka Berpikir



                Gambar 2: Kerangka Berpikir
26




C. Hipotesis Tindakan

     Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Penerapan metode

  pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar

  siswa dalam subkompetensi merencanakan kebutuhan finishing kayu pada

  Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng

  tahun pelajaran 2010/2011.
BAB III

                       METODOLOGI PENELITIAN




A. Desain Penelitian

         Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research yang

   disingkat CAR atau penelitian Tindakan Kelas (PTK). CAR atau PTK

   merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

   tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

   bersama (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan supardi, 2006: 3). Sedangkan

   menurut Rochiati Wiriaatmadja (2005: 66) penelitian tindakan kelas adalah

   bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek

   pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Penelitian

   Tindakan Kelas ini diterapkan di kelas karena menawarkan cara dan prosedur

   baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesional guru dalam proses

   belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan

   proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

         Siklus action research dalam penelitian tindakan kelas ini dapat

   divisualisasikan sebagai berikut :

                        planning                                planning


          reflecting                     acting   reflecting               acting


                       observing                               observing


                Gambar 3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas



                                          27
28




        Tahap pertama dalam penelitian ini adalah merancang perangkat

   pembelajaran yang berupa rencana pembelajaran yang didasarkan pada

   penerapan metode kooperatif tipe jigsaw. Tahap kedua, merupakan tahap

   implementasi yakni memberitahukan kepada siswa yang menjadi subjek

   penelitian   tentang   kegiatan      yang   akan   dilaksanakan   yakni   metode

   pembelajaran kooperatif model jigsaw. Melalui model kegiatan yang simultan

   dengan mengembangkan siklus pertama pada penelitian tindakan kelas. Hasil

   implementasi    ini    diobservasi    dan   direkam    menggunakan    instrumen

   pangumpul data yang berupa pengalaman kinerjanya. Data yang dikumpulkan

   berupa data kualitatif dan kuantitatif, untuk seterusnya diadakan refleksi. Hasil

   refleksi digunakan untuk perbaikan pada perencanaan siklus kedua. Dengan

   mendasarkan pada kegagalan siklus sebelumnya ditetapkanlah upaya

   perbaikan. Langkah semacam ini dilakukan pada siklus ke 2 dan seterusnya,

   hingga tercapainya tujuan penelitian.



B. Subjek Penelitian

         Subjek penelitian adalah siswa Program Keahlian Teknik Konstruksi

  Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng yang sedang mempelajari

  subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Adapun jumlah

  subjek penelitian ini adalah 22 siswa.
29




C. Waktu dan Tempat Penelitian

               Penelitian ini dimulai pada bulan Juni sampai dengan Desember 2010.

  Secara rinci kegiatan ini disusun dalam jadwal kegiatan di bawah ini:

  N                  Juni            Juli               Agust           Sept            Okt               Nov             Des
  o     Kegiatan
                     1   2   3   4   1      2   3   4   1   2   3   4   1   2   3   4   1     2   3   4   1   2   3   4   1   2   3
        Penyusuna
  1     n Proposal   x   x   x   x   x      x   x   x
        Pelaks.
  2     Penelitian                                      x   x   x   x   x   x   x   x   x     x   x   x
        Penys
        Hasil
  3     Penelitian                                                                      x     x   x   x   x   x   x   x


  4     Evaluasi                                                                                                          x   x   x




              Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Geneng,

  Kabupaten Ngawi.



D. Prosedur Penelitian

               Prosedur kerja penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus

      atau sampai indikator yang diharapkan tercapai. Kegiatan dari masing-masing

      siklus terdiri dari empat tahapan yaitu sebagai berikut:

      1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

                   Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

          berkaitan dengan kegiatan penelitian. Hal-hal yang dipersiapkan antara

          lain menyiapkan perangkat pembelajaran dan alat ukur untuk mengetahui

          atau mengevaluasi tindakan penelitian ini tanpa mengesampingkan

          kendala-kendala dalam pelaksanaan tindakan.
30




         Kegiatan yang dilakukan:

   a. Menyusun rencana pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang

        berlaku sesuai dengan silabus mata pelajaran kompetensi kejuruan

        yang mengacu pada metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

   b. Menyusun format pengamatan, aktivitas siswa dalam kegiatan,

        ketrampilan kooperatif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

   c. Menyusun alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

           Tahap pelaksanaan tindakan ini adalah pelaksanaan yang

   merupakan penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas.

   Semua rencana yang telah disiapkan di lapangan harus sesuai dengan

   rumusan yang telah ditetapkan dalam rancangan, keterkaitan antara

   pelaksanaan dengan perencanaan harus sinkron, harus berlaku wajar dan

   tidak dibuat-buat.

   Kegiatan Inti Siklus I

   a.      Pendahuluan

        Fase 1

         Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

           Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

         Siswa menyimak tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

           Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

         Guru memberitahu siswa bahwa setelah pembelajaran selesai akan

           ada penghargaan bagi individu maupun kelompok yang berprestasi.
31




    Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

    Guru menampilkan beberapa gambar contoh menghitung luas

          permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu.

    Siswa memperhatikan bebarapa gambar contoh menghitung luas

          permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu,

          yang ditampilkan oleh guru.

b. Inti

   Fase 2

    Guru menjelaskan pada siswa untuk mengingat kembali materi

          pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing

          kayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang cara

          menghitung luas permukaan sebuah bidang.

    Siswa mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat

          dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali

          pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan

          sebuah bidang.

    Guru menyuruh siswa untuk mengaitkan pengetahuan awal tentang

          cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan

          bidang sebuah meja yang akan difinishing.

    Siswa mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas

          permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja

          yang akan difinishing, bahwa untuk menghitung luas bidang
32




   sebuah meja yang akan difinishing       tidak jauh beda dengan

   menghitung luas permukaan bidang.

 Guru menjelaskan dan menunjukan cara menghitung bahan dan

   upah pekerjaan finishing yang berpedoman pada analisa BOW.

 Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Fase 3

 Guru membagi siswa dalam 5 kelompok.

 Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

   pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 4

Membaca, menelaah, menginterpetasi

 Guru membagi materi/ modul

 Siswa menerima materi/modul dari guru

 Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

   tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

 Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

   Topik Ahli    1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

   Topik Ahli    2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    cat.

   Topik Ahli    3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    politur.

   Topik Ahli    4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    melamin.
33




   Topik Ahli    5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    vernis.

 Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.

 Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

   hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

   teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.

Diskusi kelompok ahli

 Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

   masing-masing.

 Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

 Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

   sesuai keahlian masing-masing.

 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

   masing.

Diskusi kelompok asal

 Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

   asalnya masing-masing.

 Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

   masing.

 Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

   tugasnya kepada teman kelompok asal.

 Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

   kelompok asal.
34




     Diskusi kelas dipimpin oleh guru

      Guru memimpin diskusi kelas.

      Siswa mengikuti diskusi kelas

      Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

          pendapat.

      Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

c. Penutup

      Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

      Guru memberikan tugas akhir.

      Siswa menerima tugas



Kegiatan Inti Siklus II

a.        Pendahuluan

     Fase 1

      Guru mengingatkan kembali tujuan pembelajaran tentang sub-

          Kompetensi Merencanakan Kebutuhan finishing kayu.

      Siswa mengingat kembali tujuan pembelajaran tentang Sub-

          Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing kayu.

      Guru memberitahu siswa bahwa dalam pembelajaran yang

          terdahulu masih ada siswa yang nilainya kurang.

      Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

b. Inti

     Fase 2
35




 Guru tidak banyak memberikan penjelasan dan langsung membagi

   siswa dalam 5 kelompok secara hiterogen dalam kemampuan.

 Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

   pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 3

Membaca, menelaah, menginterpetasi

 Guru membagi materi/ modul

 Siswa menerima materi/modul dari guru

 Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

   tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

 Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

   Topik Ahli    1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

   Topik Ahli    2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    cat.

   Topik Ahli    3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    politur.

   Topik Ahli    4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    melamin.

   Topik Ahli    5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    vernis.

 Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.
36




 Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

   hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

   teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.



Diskusi kelompok ahli

 Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

   masing-masing.

 Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

 Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

   sesuai keahlian masing-masing.

 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

   masing.

Diskusi kelompok asal

 Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

   asalnya masing-masing.

 Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

   masing.

 Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

   tugasnya kepada teman kelompok asal.

 Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

   kelompok asal.

Diskusi kelas dipimpin oleh guru

 Guru memimpin diskusi kelas.
37




       Siswa mengikuti diskusi kelas

       Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

          pendapat.

       Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

   c. Penutup

    Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

        Guru melakukan ulangan harian dengan membagi siswa dalam dua

          kelompok yakni kelompok dengan nomor absen ganjil untuk

          mengerjakan di dalam kelas sementara siswa dengan nomor absen

          genap untuk keluar terlebih dahulu

       Siswa secara bergantian mengikuti ulangan harian



3. Pengamatan Tindakan (Observasi)

          Dalam pelaksanaan pemberian tindakan kelas seorang guru atau

   peneliti mengamati dan pencatatan dengan berpedoman pada instrumen

   yang telah disiapkan.

          Sumber pengumpulan data penelitian ada 2 macam, yaitu: tes dan

   nontes. Tes meliputi tes hasil belajar, sedangkan non tes meliputi pedoman

   lembar angket untuk siswa. Kedua jenis instrumen tersebut digunakan

   untuk penelitian. Instrumen tes adalah instrumen yang digunakan oleh

   peneliti untuk menjaring data yang bersifat kuantitatif yang diarahkan pada

   hasil belajar siswa. Instrumen nontes adalah instrumen yang digunakan

   oleh peneliti untuk menjaring data yang bersifat kualitatif, misalnya
38




   permasalahan yang timbul pada saat kegiatan belajar mengajar

   berlangsung, keoptimalan siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa,

   aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan kooperatif

   siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

          Data yang terkumpul pada setiap siklus bersifat kualitatif dan

   kuantitatif yaitu : 1) dokumen hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal-

   soal ulangan harian, 2) hasil observasi peneliti pada saat kegiatan belajar

   mengajar berlangsung, 3) hasil wawancara siswa setelah kegiatan belajar

   mengajar.



4. Refleksi Tindakan (Refleksing)

          Refleksi tindakan merupakan kegiatan untuk mengemukakan

   kembali apa yang sudah dilakukan. Dengan kegiatan refleksi ini akan

   diketahui kelebihan dan kelemahan dari pelaksanaan penelitian tindakan

   tersebut.    Data   hasil   dari   pengamatan    tindakan    dicari   akar

   permasalahannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat

   diketahui apa yang harus ditingkatkan atau yang harus diperbaiki serta

   dipertahankan. Kegiatan ini sebagai acuan untuk merencanakan kegiatan-

   kegiatan pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dihentikan jika

   ketuntasan    belajar siswa telah mencapai 70 secara individu dan 80%

   secara klasikal.
39




E. Data dan Sumber Data

        Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah peristiwa dan

   informasi tentang kemampuan siswa dalam subkompetensi Merencanakan

   Kebutuhan Finishing Kayu yang berupa penilaian tes unjuk kerja /

   performance dan hasil pengamatan proses pembelajaran yang berkaitan

   dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran setelah diterapkan

   metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.

        Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

   a. Peristiwa atau kegiatan, yaitu proses pembelajaran subkompetensi

       Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu dalam kegiatan pembelajaran

       dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw.

   b. Dokumen dan arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum,

       silabus pembelajaran, rencana pembelajaran yang dibuat oleh peneliti.



F. Teknik Pengumpulan Data

         Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua

cara, yaitu : 1) pengamatan dan 2) tes.

1. Pengamatan

        Pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan terhadap kegiatan

  pembelajaran subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu,

  sebelum diberi tindakan dan selama diberi tindakan dalam bentuk siklus-siklus.

  Peneliti mengamati siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

  Pengamatan     ini dilakukan dengan cara membuat catatan-catatan terhadap
40




  proses, hasil, dan kondisi penerapan metode pembelajaran kooperatif model

  jigsaw.

2. Tes

             Kemampuan Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu siswa diukur

  melalui tes unjuk kerja/ perfomance. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui

  perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan yaitu kemampuan siswa

  dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Tes pada

  awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasikan kekurangan atau

  kelemahan siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing

  Kayu dan tes di setiap akhir siklus bertujuan untuk mengetahui peningkatan

  prestasi hasil kemampuan siswa dalam subkompetensi Merencanakan

  Kebutuhan Finishing Kayu.



G. Validasi Data

             Sebelum informasi dijadikan data penelitian, informasi tersebut perlu

  diuji     validitasnya    sehingga   data   yang   diperoleh   benar-benar   dapat

  dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar yang kuat untuk

  mengambil kesimpulan. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian

  ini adalah triangulasi.

             Triangulasi adalah teknik uji validitas data dengan memanfaatkan

  sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau pembanding terhadap

  data. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan

  triangulasi metode pengumpulan data.
41




          Triangulasi berfungsi untuk membandingkan dan mengecek kembali

  derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan

  alat yang berbeda. Misalnya data tentang kesulitan guru dalam pembelajaran

  subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu di kelas dan faktor-

  faktor penyebabnya. Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: memberikan

  tes unjuk kerja dan selanjutnya menganalisis kekurangan siswa pada saat

  merencanakan kebutuhan finishing kayu.



H. Teknik Analisis Data

          Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kritis

  komparatif,    dengan      mendeskripsikan       temuan-temuan          data   dan

  membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan.

  Teknik analisis kritis yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup kegiatan

  mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa dan guru dalam proses belajar

  mengajar berdasarkan kriteria. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam

  penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus

  yang ada. Berkaitan dengan kemampuan subkompetensi Merencanakan

  Kebutuhan Finishing Kayu,         analisis mencakup hasil pengamatan yang

  dilakukan saat prasurve. Hal ini untuk mengetahui kondisi awal dalam

  subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Data yang telah

  dikumpulkan    harus    dianalisis.   Hasil   analisis   kuantitatif,   selanjutnya

  dikonsultasikan pada pedoman konversi. Pedoman konversi yang digunakan

  adalah nilai absolut skala lima. Pedoman konversinya adalah sebagai berikut.
42




              Tabel 3.1: Pedoman Konvensi Nilai Absolute Skala

          No         Interval                 Kriteria
          1          00.00 % - 39.99 %        Sangat kurang

          2          40.00 % - 59.99 %        Prestasi Kurang

          3          60.00 % - 79,99 %        Cukup berprestasi

          4          80.00 % - 89.99 %        Prestasi tinggi

          5          90.00% - 100%            Prestasi tinggi sekali




I. Indikator Kinerja

              PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dikatakan berhasil apabila

 sekurang-kurangnya mencapai indikator sebagai berikut: meningkatnya prestasi

 siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu dengan

 penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw, telah mencapai nilai 70

 individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal pada Program Keahlian

 Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran

 2010/2011 .
BAB IV

                HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I

   1. Pratindakan (Temuan Masalah)

              Untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas, sebagaimana di

       uraikan pada latar belakang masalah di atas, selain adanya tingkat

       kemampuan yang berbeda dan setelah dilakukan test awal maka dapat

       diketahui bahwa kemampuan siswa di dalam memahami materi

       Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu masih banyak yang memiliki

       kemampuan di bawah SKM. Hasil selengkapnya mengenai kemampuan

       siswa sebagaimana dalam tabel 4.1 di bawah ini.

       Tabel 4.1 Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan

                                                 Ketuntasan
          No Subjek        Nilai
                                           Tuntas        Tidak Tuntas

          1                                                   X
                               65
          2                                  X
                               85
          3                                                   X
                               40
          4                                                   X
                               60
          5                                                   X
                               35
          6                                  X
                               70
          7                                  X
                               90
          8                                                   X
                               45
          9                                                   X
                               60


                                      43
44




     10                                               X
                            45
     11                            X
                            70
     12                                               X
                            60
     13                                               X
                            65
     14                                               X
                            60
     15                            X
                            80
     16                                               X
                            60
     17                            X
                            85
     18                            X
                            80
     19                                               X
                            65
     20                                               X
                            40
     JML                    1260    7                 13

     MEAN                   63



Tabel 4.2 Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan

                                           Nilai
 No.      Aspek
                                        Pratindakan

 1        Ketuntasan               7 siswa atau 35%

 2        Ketidaktuntasan          13 siswa atau 65%

 3        Nilai tertinggi                   90

 4        Nilai Terendah                    35

 5        Nilai Rata-Rata                   63
45




   Grafik 4.1 Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan


       90
       80
       70
       60
       50
                                                                    Tuntas
       40
                                                                    Tidak Tuntas
       30
                                                                    Tertinggi
       20
                                                                    terendah
       10
        0
              Ketuntasan Pratindakan      Nilai Pratindakan



   Dari tabel 4.2 di atas tampak bahwa berdasarkan pratindakan dari 20
                2                                  pratindakan,

   siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 7 anak atau 35% sedangkan yang

   belum tuntas sebanyak 13 atau 65%. Nil terendah 35 nilai tertinggi 90
                                      Nilai

   sedang rata-rata secara klasikal 63 Dan dari hasil pratindakan inilah maka
               rata                 63.

   penelitian siklus I ini dilaksanakan

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

   Tindakan yang diterapkan pada siklus I ini, peneliti menerapkan

   pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas XII

   SMK Negeri 1 Geneng pada materi sub petensi Merencanakan
                                   sub-kopetensi

   Kebutuhan Finishing Kayu .

   Adapun langkah yang ditempuh dalam menyusun kegiatan pembelajaran

   adalah sebagai berikut:
46




d. Pendahuluan

   Fase 1

    Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

          Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

    Siswa menyimak tujuan pembelajaran tentang subkompetensi

          Merencanakan kebutuhan finishing kayu.

    Guru memberitahu siswa bahwa setelah pembelajaran selesai akan

          ada penghargaan bagi individu maupun kelompok yang berprestasi.

    Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

    Guru menampilkan beberapa gambar contoh menghitung luas

          permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu.

    Siswa memperhatikan bebarapa gambar contoh menghitung luas

          permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu,

          yang ditampilkan oleh guru.

e. Inti

   Fase 2

    Guru menjelaskan pada siswa untuk mengingat kembali materi

          pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing

          kayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang cara

          menghitung luas permukaan sebuah bidang.

    Siswa mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat

          dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali
47




   pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan

   sebuah bidang.

 Guru menyuruh siswa untuk mengaitkan pengetahuan awal tentang

   cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan

   bidang sebuah meja yang akan difinishing.

 Siswa mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas

   permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja

   yang akan difinishing, bahwa untuk menghitung luas bidang

   sebuah meja yang akan difinishing      tidak jauh beda dengan

   menghitung luas permukaan bidang.

 Guru menjelaskan dan menunjukan cara menghitung bahan dan

   upah pekerjaan finishing yang berpedoman pada analisa BOW.

 Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Fase 3

 Guru membagi siswa dalam 5 kelompok.

 Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

   pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 4

Membaca, menelaah, menginterpetasi

 Guru membagi materi/ modul

 Siswa menerima materi/modul dari guru

 Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

   tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.
48




 Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

   Topik Ahli    1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

   Topik Ahli    2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    cat.

   Topik Ahli    3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    politur.

   Topik Ahli    4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    melamin.

   Topik Ahli    5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    vernis.

 Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.

 Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

   hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

   teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.

Diskusi kelompok ahli

 Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

   masing-masing.

 Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

 Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

   sesuai keahlian masing-masing.

 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

   masing.
49




   Diskusi kelompok asal

    Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

      asalnya masing-masing.

    Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

      masing.

    Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

      tugasnya kepada teman kelompok asal.

    Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

      kelompok asal.

   Diskusi kelas dipimpin oleh guru

    Guru memimpin diskusi kelas.

    Siswa mengikuti diskusi kelas

    Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

      pendapat.

    Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.

f. Penutup

    Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

    Guru memberikan tugas akhir.

    Siswa menerima tugas .
50




3. Observasi Tindakan 1

   Setelah   dilakukan    tindakan   sebagaimana      siklus   1   yang   dalam

   pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akirnya diperoleh hasil

   prestasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri 1 Geneng dapat dipaparkan

   sebagaimana table 4.3 berikut ini.

      Tabel 4.3 Prestasi Belajar Siswa Siklus I

                                                  Ketuntasan
   No Subjek          Nilai
                                        Tuntas           Tidak Tuntas

       1                                  X
                         70
       2                                  X
                         75
       3                                  X
                         80
       4                                  X
                         70
       5                                                       X
                         60
       6                                  X
                         70
       7                                  X
                         90
       8                                                       X
                         50
       9                                  X
                         75
       10                                 X
                         75
       11                                 X
                         75
       12                                                      X
                         60
       13                                 X
                         75
       14                                                      X
                         60
51




    15                                   X
                       75
    16                                   X
                       70
    17                                   X
                       85
    18                                   X
                       75
    19                                   X
                       75
    20                                                 X
                       60
    JML               1425               15            5

MEAN                  71.25




    Tabel 4.4: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus I



                              Nilai
No.      Aspek
                              Siklus I

1        Ketuntasan           15 siswa atau 75%

2        Ketidaktuntasan      5 siswa atau 25%

3        Nilai tertinggi      90

4        Nilai Terendah       50

5        Nilai Rata-Rata      71,25
52




         Grafik4.2 Prestasi Belajar Siswa Siklus I




 90
 80
 70
 60
 50                                                              Tuntas
                                                                 Tidak Tuntas
 40
                                                                 Tertinggi
 30
                                                                 terendah
 20
 10
 0
            Ketuntasan Siklus I           Nilai ISiklus



      Dari tabel 4.4 di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus I, dari
                   4

      20 siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 anak atau 75% sedangkan

      yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai tertinggi

      90 sedang rata
                rata-rata secara klasikal 71,25.

4. Refleksi

      Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran sub
                                                                   sub-

      kopetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang cukup baik.

      Dilihat dari prestasi belajar ditunjukkan dengan 15 anak atau 75%

      sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai

      tertinggi 90 sedang rata
                          rata-rata secara klasikal 71,25%. Dengan hasil itu
                                                          .

      memang sudah ada peningkatan prestasi belajar akan tetapi belum sesuai
                       peningkatan

      dengan target yang ditetapkan yakni telah mencapai nilai 70 individu dan
53




       mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Sehingga dengan hasil ini

       direkomendasikan untuk melakukan tindakan atau melanjutkan pada siklus

       II. Namun demikian untuk memenuhi target yang ditetapkan hendaknya

       dilakukan perubahan tindakan di antaranya:

        1. Guru tidak banyak memberikan penjelasan namun langsung

            membentuk kelompok

        2. Materi pembelajaran hendaknya dirubah artinya jika dalam siklus I

            kelompok 1 menghitung luas bidang pekerjaan maka, pada siklus II

            ini diganti menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing vernis

            dan seterusnya

        3. Guru diminta untuk mendampingi siswa dalam menentukan

            kesimpulan

        4. Dalam melakukan ulangan harian siswa hendaknya dibagi dua

            kelompok sehingga prestasi siswa murni dari siswa yang

            bersangkutan



B. Hasil Penelitian Siklus II

   1. Hasil Refelksi siklus I

              Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran

       sub-kopetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang cukup baik,

       dilihat dari prestasi belajar menunjukkan bahwa dari 20 anak , 15 anak

       atau 75% mencapai ketuntasan sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5

       atau 25%. Nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 sedang rata-rata secara
54




   klasikal 71,25%. Dengan hasil itu memang sudah ada peningkatan dari

   prestasi belajar akan tetapi belum sesuai dengan target yang ditetapkan

   yakni ketuntasan secara klasikal sebesar 80%. Dan oleh karena itu siklus

   ini dilaksanakan dengan rekomendasi siklus I di atas.



2. Pelaksanaan Siklus II

             Tindakan   kelas   pada   siklus   II dilaksanakan   sebagaimana

   rekomendasi siklus I titik tekan pada siklus II ini adalah telah tercapainya

   nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Adapun

   langkah pembelajaran sebagai berikut:

   a. Pendahuluan

      Fase 1

       Guru mengingatkan kembali tujuan pembelajaran tentang sub-

             Kompetensi Merencanakan Kebutuhan finishing kayu.

       Siswa mengingat kembali tujuan pembelajaran tentang Sub-

             Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing kayu.

       Guru memberitahu siswa bahwa dalam pembelajaran yang

             terdahulu masih ada siswa yang nilainya kurang.

       Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.

   b. Inti

      Fase 2

       Guru tidak banyak memberikan penjelasan dan langsung membagi

             siswa dalam 5 kelompok secara hiterogen dalam kemampuan.
55




 Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai

   pembagian yang ditentukan oleh guru

Fase 3

Membaca, menelaah, menginterpetasi

 Guru membagi materi/ modul

 Siswa menerima materi/modul dari guru

 Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi

   tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.

 Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu

   Topik Ahli    1 : menghitung luas bidang pekerjaan.

   Topik Ahli    2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    cat.

   Topik Ahli    3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    politur.

   Topik Ahli    4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    melamin.

   Topik Ahli    5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing

                    vernis.

 Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.

 Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada

   hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada

   teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.
56




Diskusi kelompok ahli

 Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli

   masing-masing.

 Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.

 Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli

   sesuai keahlian masing-masing.

 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-

   masing.

Diskusi kelompok asal

 Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok

   asalnya masing-masing.

 Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing-

   masing.

 Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan

   tugasnya kepada teman kelompok asal.

 Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman

   kelompok asal.

Diskusi kelas dipimpin oleh guru

 Guru memimpin diskusi kelas.

 Siswa mengikuti diskusi kelas

 Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan

   pendapat.

 Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.
57




   c. Penutup

    Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.

        Guru melakukan ulangan harian dengan membagi siswa dalam dua

           kelompok yakni kelompok dengan nomor absen ganjil untuk

           mengerjakan di dalam kelas sementara siswa dengan nomor absen

           genap untuk keluar terlebih dahulu

       Siswa secara bergantian mengikuti ulangan harian



3. Observasi Tindakan II

   Setelah   dilakukan    tindakan   sebagaimana    siklus    II   yang   dalam

   pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akirnya diperoleh hasil

   prestasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri 1 Geneng yang dapat

   dipaparkan sebagaimana table 4.5 berikut ini.



      Tabel 4.5 Prestasi Belajar Siswa Siklus II

                                                 Ketuntasan
   No Subjek          Nilai
                                        Tuntas          Tidak Tuntas

       1                                  X
                         90
       2                                  X
                         80
       3                                  X
                         90
       4                                  X
                         80
       5                                  X
                         75
       6                                  X
                         80
58




      7                                   X
                        95
      8                                   X
                        70
      9                                   X
                        85
    10                                    X
                        80
    11                                    X
                        70
    12                                    X
                        75
    13                                    X
                        80
    14                                    X
                        80
    15                                    X
                        85
    16                                    X
                        75
    17                                    X
                        90
    18                                    X
                        80
    19                                    X
                        90
    20                                    X
                        70
    JML                1620               20           0

MEAN                    81



    Tabel 4.6 Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus II

                              Nilai
No.       Aspek
                              Siklus II

1         Ketuntasan          20 siswa atau 100%

2         Ketidaktuntasan     0 siswa atau 0%
59




      3      Nilai tertinggi        95

      4      Nilai Terendah         70

      5      Nilai Rata
                   Rata-Rata        81



          Grafik4.3 Prestasi Belajar Siswa Siklus II




100
 90
 80
 70
 60                                                            Tuntas
 50                                                            Tidak Tuntas
 40
                                                               Tertinggi
 30
                                                               terendah
 20
 10
  0
             Ketuntasan Siklus II        Nilai Siklus II




   Dari tabel 4.6 di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus II, dari
                6

   20 siswa semua tuntas Nilai terendah 70 nilai tertinggi 9 sedang rata-
                  tuntas.                                  95

   rata secara klasikal 81%.

4. Refleksi

           Dalam penerapan siklus II tampak kegiatan pembelaja
                                                     pembelajaran sudah

   berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat dari 20 siswa yang mengikuti
                   baik,

   kegiatan pembelajaran, semua telah mencapai nilai batas minimum
60




     ketuntasan. Nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95 sedang rata-rata secara

     klasikal 81%.

            Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

     peningkatan yang signifikan. Dengan kata lain, prestasi belajar yang

     dicapai oleh siswa yang mengikuti pembelajaran telah sesuai dengan target

     yang ditetapkan yakni telah mencapai nilai 70 individu dan mencapai

     ketuntasan 80% secara klasikal. Mengingat target penelitian sudah tercapai

     maka direkomendasikan untuk tidak melanjutkan pembelajaran pada siklus

     III.



C. Pembahasan

       Dari hasil observasi siklus I dan siklus II telah mampu mengubah

  paradigna   baru   dalam       pembelajaran.   Sebelum   penerapan   tindakan,

  pembelajaran Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu bersifat

  searah dimana guru lebih aktif sementara siswa hanya pasif. Situasi belajar

  sangat tegang, namun setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe

  jigsaw ini pembelajaran tampak lebih aktif. Partisipasi siswa mulai tumbuh.

  Keberanian siswa dalam berpendapat juga mulai tampak.

       Dari hasil penerapan tindakan dapat dikatakan bahwa telah terjadi

  peningkatan prestasi belajar, dengan penerapan tindakan yakni penerapan

  teknik jigsaw maka prestasi belajar dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat

  pada tabel 4.7 di bawah ini.
61




             Tabel 4. Rekap Perkembangan Prestasi Belajar
                   4.7

                                             Nilai
No.    Aspek
                             Pratindakan    Siklus I   Siklus II

1      Ketuntasan               35%           75%           100%

2      Ketidaktuntasan          65%           25%           0%

3      Nilai tertinggi           90            90            95

4      Nilai Terendah            35            50            70

5      Nilai Rata
             Rata-Rata           63          71,25           81



    Grafik4.4 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa




100
 90
 80
 70
 60
 50
 40
 30                                                         Tuntas
 20
  10                                                        Tidak Tuntas
   0
                                                            Tertinggi
                                                            terendah
62




       Peningkatan prestasi belajar siswa diindikasikan (1) angka

ketuntasan mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan meningkat

menjadi 75% pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II.

(2) Ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni dari 65% pada

pratindakan menurun menjadi 25% pada siklus I dan menurun menjadi 0%

pada siklus II. (3) Nilai tertinggi mengalami kenaikan dari 90 pada

pratindakan meningkat menjadi 90 pada siklus I dan meningkat menjadi

95 pada siklus II. (4) Nilai terendah mengalami kenaikan yakni dari 35

pada pratindakan meningkat menjadi 50 pada siklus I dan meningkat

menjadi 70 pada siklus II. (5) Nilai rata-rata juga mengalami kenaikan

yakni dari 63 pada pratindakan meningkat menjadi 71,25 pada siklus I dan

meningkat menjadi 81 pada siklus II.

       Dengan hasil ini maka hipotesis tindakan yang berbunyi Penerapan

metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam subkompetensi merencanakan kebutuhan

finishing kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII

SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011 dapat diterima
BAB V

                 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

         Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang Penerapan Metode

   Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi

   Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada program keahlian teknik

   konstruksi kayu SMK Negeri I Geneng Tahun pelajaran 2010/2011 dapat

   dikemukakan     simpulan    sebagai     berikut:   Penerapan   jigsaw   dapat

   meningkatkan prestasi belajar siswa diindikasikan (1) angka ketuntasan

   mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan meningkat menjadi 75%

   pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. (2)

   Ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni dari 65% pada pratindakan,

   menurun menjadi 25% pada siklus I, dan menurun menjadi 0% pada siklus II.

   (3) Nilai tertinggi pada pratindakan adalah 90, pada siklus I juga 90, dan

   meningkat menjadi 95 pada siklus II. (4) Nilai terendah mengalami kenaikan

   yakni dari 35 pada pratindakan, meningkat menjadi 50 pada siklus I, dan

   meningkat menjadi 70 pada siklus II. (5) Nilai rata-rata juga mengalami

   kenaikan yakni dari 63 pada pratindakan, meningkat menjadi 71,25 pada

   siklus I, dan meningkat menjadi 81 pada siklus II.



B. Implikasi

         Penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan Metode

   Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi



                                      63
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW
KTI -METHODE JIGSAW

Contenu connexe

Tendances

Pedoman pelaksanaan osn-guru_2015_final
Pedoman pelaksanaan osn-guru_2015_finalPedoman pelaksanaan osn-guru_2015_final
Pedoman pelaksanaan osn-guru_2015_final
Topik Budiantoro
 
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Firlita Nurul Kharisma
 
5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan
Otto Ono Gallery
 
Contoh peraturan akademik
Contoh peraturan akademikContoh peraturan akademik
Contoh peraturan akademik
Aldon Samosir
 
Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...
Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...
Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...
Nur Aji Pratiwi
 

Tendances (20)

Cover ptk
Cover ptkCover ptk
Cover ptk
 
Laporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniatiLaporan pkp yun diniati
Laporan pkp yun diniati
 
Pedoman pelaksanaan osn-guru_2015_final
Pedoman pelaksanaan osn-guru_2015_finalPedoman pelaksanaan osn-guru_2015_final
Pedoman pelaksanaan osn-guru_2015_final
 
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013
 
Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012
Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012
Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012
 
PTS Pengawas 2013
PTS Pengawas 2013PTS Pengawas 2013
PTS Pengawas 2013
 
5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan
 
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifLaporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
 
Presentase pts victor
Presentase pts victorPresentase pts victor
Presentase pts victor
 
Karya ilmiah ut
Karya ilmiah utKarya ilmiah ut
Karya ilmiah ut
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
 
Contoh peraturan akademik
Contoh peraturan akademikContoh peraturan akademik
Contoh peraturan akademik
 
Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...
Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...
Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadap...
 
Laporan hasil pemeriksaan induk kluster
Laporan hasil pemeriksaan induk klusterLaporan hasil pemeriksaan induk kluster
Laporan hasil pemeriksaan induk kluster
 
Laporan observasi
Laporan observasiLaporan observasi
Laporan observasi
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
 
Osn guru-2013
Osn guru-2013Osn guru-2013
Osn guru-2013
 
Kurikulum paud
Kurikulum paudKurikulum paud
Kurikulum paud
 
Juknis Beasiswa 2013
Juknis Beasiswa 2013Juknis Beasiswa 2013
Juknis Beasiswa 2013
 

Similaire à KTI -METHODE JIGSAW

LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdfLAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
SandilahJatnika
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Operator Warnet Vast Raha
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematikaMakalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
Warnet Raha
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Yohanes Sangkang
 
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfPengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
RamphakThat
 

Similaire à KTI -METHODE JIGSAW (20)

PROPOSAL IHT SD IT AS-SAAJIDIIN.pdf
PROPOSAL IHT SD IT AS-SAAJIDIIN.pdfPROPOSAL IHT SD IT AS-SAAJIDIIN.pdf
PROPOSAL IHT SD IT AS-SAAJIDIIN.pdf
 
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdfLAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
 
3. Modul C Pedagogik (1)_REV 17 MEI.pdf
3. Modul C Pedagogik (1)_REV 17 MEI.pdf3. Modul C Pedagogik (1)_REV 17 MEI.pdf
3. Modul C Pedagogik (1)_REV 17 MEI.pdf
 
KALKULUS
KALKULUSKALKULUS
KALKULUS
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ipsUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips
 
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematikaMakalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
 
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematikaMakalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
 
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematikaMakalah perbaikan pembelajaran matematika
Makalah perbaikan pembelajaran matematika
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
 
khoerunnisa MA konektivitas antar ruang dan waktu.docx
khoerunnisa MA konektivitas antar ruang dan waktu.docxkhoerunnisa MA konektivitas antar ruang dan waktu.docx
khoerunnisa MA konektivitas antar ruang dan waktu.docx
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
 
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfPengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
 
Metode Pengembangan PJJ
Metode Pengembangan PJJMetode Pengembangan PJJ
Metode Pengembangan PJJ
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Laporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk totalLaporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk total
 
1.bagian awal
1.bagian awal1.bagian awal
1.bagian awal
 
Pts sumarso
Pts sumarsoPts sumarso
Pts sumarso
 

Plus de ICHSAN (7)

Model pembelajaran paikem
Model pembelajaran paikemModel pembelajaran paikem
Model pembelajaran paikem
 
Finishing
FinishingFinishing
Finishing
 
4.
4.4.
4.
 
3,
3,3,
3,
 
2.
2.2.
2.
 
1.
1.1.
1.
 
5
55
5
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Dernier (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

KTI -METHODE JIGSAW

  • 1. KARYA TULIS ILMIAH GURU ONLINE 2010 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MELAKSANAKAN PEKERJAAN FINISHING KAYU PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI I GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 OLEH: Drs. ICHSAN, M.M.Pd. NIP 19670709 200501 1 005 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI SMK NEGERI 1 GENENG TAHUN 2010 i
  • 2. HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Bidang Kajian : 1. Judul Penelitian : Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Untuk Meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu Pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK struksi Negeri 1 Geneng Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Drs. Ichsan, M.M.Pd b. Jenis Kelamin : Laki-Laki c. Pangkat/Gol dan NIP : Guru Madya TK.1/IIIb. NIP.19670709200501005 . d. Mata Pelajaran (Kelas) a : Kompetensi Kejuruan Kelas XII e. Sekolah : SMK Negeri 1 Geneng, Kebupaten Ngawi 3. Jumlah Anggota P Peneliti : 1 Orang 4. Lama Penelitian : 6 Bulan Dari : Bulan Juli sampai bulan Desember 5. Biaya Penelitian : Rp 1.000.000,00 Pembimbing Ketua Peneliti Peneliti Dr. Musa Sukardi, M.Pd. Drs. Ichsan, M.M.Pd. NIP.196304141987011001 196304141987011001 NIP. 19670709 200501 1 005 Mengetahui, Mengetahui, Kepala SMKN 1 Geneng Drs. Isbullah, M.M.Pd. NIP 19520724 198103 1 009 ii
  • 3. ABSTRAK ICHSAN. KTI 2010 PPPPTK TK dan PLB Bandung 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri I Geneng. Kata kunci: metode pembelajaran kooperatif Jigsaw, kompetensi melaksanakan pekerjaan finishing kayu Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap sejauhmana penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu di SMK Negeri I Geneng. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan dan tes, selanjutnya diuji validitasnya dengan metode triangulasi, sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kritis komparatif, yaitu mendeskripsikan temuan-temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan. Kesimpulan hasil penelitian tindakan ini adalah: Metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu dengan indikasi sebagai berikut: (1) Angka ketuntasan mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan, meningkat menjadi 75% pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. (2) Ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni dari 65% pada pratindakan menurun menjadi 25% pada siklus I dan menurun menjadi 0% pada siklus II. (3) Nilai tertinggi pada pratindakan adalah 90, pada siklus I juga 90, dan pada siklus II meningkat menjadi 95.(4) Nilai terendah mengalami kenaikan dari 35 pada pratindakan, meningkat menjadi 50 pada siklus I, dan meningkat menjadi 70 pada siklus II. (5) Nilai rata-rata juga mengalami kenaikan yakni, dari 63 pada pratindakan, meningkat menjadi 71,25 pada siklus I, dan meningkat menjadi 81 pada siklus II. Guru perlu meningkatkan keaktifan siswa dalam kompetensi melaksanakan pekerjaan finishing kayu, agar siswa lebih termotivasi dalam belajarnya, tidak bosan, tertarik dengan kompetensi melaksanakan pekerjaan finishing kayu. Untuk itu guru perlu memvariasikan metode pembelajaran, serta melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu guru diharapkan melakukan penilaian, baik penilaian unjuk kerja maupun penilaian proses. iii
  • 4. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkah, rahmah dan bimbingannya dapat terselesaikan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan kenaikan pangkat guru yang harus memenuhi angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah. Kendala dan hambatan sering penulis jumpai dalam kaitannya penyusunan karya tulis ilmiah ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi. Dengan selesainya penyusunan KTI ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun KTI dari awal sampai akhir penulisan. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Dra. Hj. Teriska R.,M.Ed. Selaku Ketua PPPPTK dan PLB Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini. 2. Rudy Budiman, dkk., Selaku Admin PPPPTK dan PLB Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini. 3. Dr. Musa Sukardi, M.Pd., Sebagai Pembimbing , yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian dan dengan sabar telah membimbing dari awal sampai dengan penyelesaian KTI ini. 5. Drs. Isbullah, M.M.Pd., Kepala SMK Negeri 1 Geneng yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga selesainya penyusunan tesis ini. Semoga kebaikan semua pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap KTI yang sederhana ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Ngawi, 2010 Penulis iv
  • 5. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ---------------------------------------------------------------------- i HALAMAN PENGESAHAN ----------------------------------------------------------- ii ABSTRAK---------------------------------------------------------------------------------- iii KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------- iv DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------- v LAMPIRAN-LAMPIRAN --------------------------------------------------------------- viii BAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------- 1 A. Latar Belakang Masalah ------------------------------------------------------- 1 B. Identifikasi Masalah ------------------------------------------------------------ 5 C. Pembatasan Masalah------------------------------------------------------------ 5 D. Rumusan Masalah--------------------------------------------------------------- 6 E. Pemecahan Masalah------------------------------------------------------------- 6 F. Definisi istilah-------------------------------------------------------------------- 7 G. Tujuan Penelitian---------------------------------------------------------------- 8 H. Manfaat Hasil Penelitian ------------------------------------------------------- 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN------------------------------------------------------------------------- 11 A. Kajian Pustaka------------------------------------------------------------------- 11 1. Metode Kooperatif Model Jigsaw ----------------------------------------- 11 2. Pembelajaran Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu 22 B. Kerangka Berpikir--------------------------------------------------------------- 23 C. Hipotesis Tindakan-------------------------------------------------------------- 26 v
  • 6. vi BAB III. METODOLOGI PENELITIAN---------------------------------------------- 27 A. Desain Penelitian---------------------------------------------------------------- 27 B. Subjek Penelitian ---------------------------------------------------------------- 28 C. Waktu dan Tempat Penelitian ------------------------------------------------ 29 D. Prosedur Penelitian------------------------------------------------------------- 29 1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)--------------------------- 29 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)------------------------------------------ 30 3. Pengamatan Tindakan (Observasi)-------------------------------------- 37 4. Refleksi Tindakan (Refleksing) ------------------------------------------ 38 E. Data dan Sumber Data--------------------------------------------------------- 39 F. Teknik Pengumpulan Data---------------------------------------------------- 39 G. Validasi Data-------------------------------------------------------------------- 40 H. Teknik Analisis Data ---------------------------------------------------------- 41 I. Indikator Kinerja --------------------------------------------------------------- 42 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ---------------------------- 43 A. Hasil Penelitian Siklus I------------------------------------------------------- 43 1. Pratindakan (Temuan Masalah) ----------------------------------------- 43 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ------------------------------------------ 45 3. Observasi Tindakan 1 ----------------------------------------------------- 50 4. Refleksi---------------------------------------------------------------------- 52 B. Hasil Penelitian Siklus II------------------------------------------------------ 53 1. Hasil Refelksi siklus I----------------------------------------------------- 53 2. Pelaksanaan Siklus II------------------------------------------------------ 54
  • 7. vii 3. Observasi Tindakan II----------------------------------------------------- 57 4. Refleksi---------------------------------------------------------------------- 59 C. Pembahasan --------------------------------------------------------------------- 60 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN---------------------------------- 63 A. Simpulan -------------------------------------------------------------------------- 63 B. Implikasi --------------------------------------------------------------------------- 65 C. Saran -------------------------------------------------------------------------------- 65 DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------- 67 LAMPIRAN -LAMPIRAN -------------------------------------------------------------- 68
  • 8. DAFTAR GAMBAR Keterangan Halaman Gambar 1: Tahapan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw-------- 20 Gambar 2: Kerangka Berpikir ---------------------------------------------------- 25 Gambar 3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas -------------------------- 27 viii
  • 9. DAFTAR TABEL Keterangan Halaman Tabel 3.1: Pedoman Konversi Nilai Absolute Skala -------------------------- 42 Tabel 4.1: Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan ----------------------------- 43 Tabel 4.2: Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan -------------------- 43 Tabel 4.3: Prestasi Belajar Siswa Siklus I--------------------------------------- 50 Tabel 4.4: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus I ------------------------------ 51 Tabel 4.5: Prestasi Belajar Siswa Siklus II-------------------------------------- 57 Tabel 4.6: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus II ----------------------------- 58 Tabel 4.7: Rekap Perkembangan Prestasi Belajar ----------------------------- 60 ix
  • 10. DAFTAR GRAFIK Keterangan Halaman Grafik 4.1: Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan ------------------- 45 Grafik 4.2: Prestasi Belajar Siswa Siklus I-------------------------------------- 51 Grafik 4.3: Perkembangan Prestasi Belajar Siswa ----------------------------- 61 x
  • 11. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi kejuruan merupakan mata pelajaran yang ada di SMK. Pada mata pelajaran ini peserta didik mengenal, mempraktikan dan menguasai berbagai kompetensi sesuai dengan program masing-masing jurusan. Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik di masing-masing program diharapkan siswa mampu menghadapi perkembangan teknologi yang berkembang pesat. Mereka harus siap dan mampu menghadapi tantangan di dunia kerja yang perubahannya sangat cepat. Selama ini kegiatan pembelajaran di kelas masih dilaksanakan secara konvensional, terlebih jika di sekolah belum tersedianya sarana prasarana pendukung untuk pembelajaran kompetensi kejuruan. Kalaupun di sekolah sudah memiliki sarana pembelajaran kompetensi kejuruan seperti alat-alat praktek tetapi kegiatan pembelajaran masih monoton, hal ini terlihat dari kegiatan pembelajaran yang hanya tergantung pada intruksi atau perintah guru. Pembelajaran konvensional yang dilakukan guru di kelas seringkali merasa kewalahan karena siswa banyak memberikan pertanyaan, terlebih jika materi pelajaran dirasa cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini terjadi karena dalam melaksanakan pembelajaran konvensional guru merupakan sumber utama ilmu pengetahuan, dan dilakukan dengan metode ceramah. 1
  • 12. 2 Dalam mengajarkan kompetensi kejuruan, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa lebih berminat untuk mempelajarinya. Media atau alat peraga serta metode pengajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami konsep mata pelajaran kompetensi kejuruan, maka seyogyanya guru menyiapkan media serta metode sesuai dengan materi yang diajarkan. Media dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran akan mempermudah siswa dalam memahami suatu materi, siswa dapat mempelajarinya karena konkret jadi tidak hanya dihadapkan pada situasi yang abstrak. Dalam pembelajaran mata pelajaran kompetensi kejuruan di kelas, guru seringkali mengasumsikan bahwa semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Dalam paradigma yang baru siswa memang dapat belajar apa saja namun waktu yang diperlukan untuk mencapai kompetisi tertentu berbeda satu dengan lainnya. Akibatnya banyak anak yang memiliki nilai tidak seimbang. Pembelajaran mata pelajaran kompetensi kejuruan merupakan bagian yang berkaitan dengan upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan siswa lewat materi ajar dalam rangka penguasan konsep. Peningkatan kualitas pembelajaran berhubungan dengan upaya membangun komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa yang melibatkan baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Ketiga hal tersebut perlu dikembangkan secara berkelanjutan dengan berpedoman pada kompetensi dasar siswa dan indikator keberhasilannya.
  • 13. 3 Kegiatan penilaian pembelajaran merupakan salah satu bentuk upaya guru dalam rangka memperoleh informasi sebagai balikan tentang pelaksanaan pembelajaran untuk dimanfaatkan sebagai bahan penilaian sejauh mana keberhasilan pembelajaran baik dari segi proses maupun produknya. Hal ini berarti bahwa pada penilaian yang perlu mendapatkan perhatian adalah proses penyediaan data yang benar dan terandal sehingga dapat diambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu, dalam penilaian pembelajaran kompetensi kejuruan di SMK yang perlu mendapatkan penekanan adalah bagaimana guru mampu menyediakan informasi dalam pembelajaran tersebut dalam rangka mengukur tingkat pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Secara realitas pembelajaran kompetensi kejuruan di SMK Negeri I Geneng sering menghadapi masalah, utamanya dalam tingkat penguasaan materi. Perbedaan sikap dan karakter siswa yang memiliki latar belakang sosial yang berbeda berdampak pada munculnya perbedaan nilai pada siswa. Perbedaan nilai yang terjadi pada siswa yang menempuh kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu sangat terlihat dengan jelas. Ada kelompok anak yang memiliki nilai yang tinggi sementara kelompok yang lain memiliki nilai yang sangat rendah hal ini diakibatkan dari metode pembelajaran yang konvensional, hasil belajar siswa menjadi kelompok yang bernilai tinggi dan kelompok siswa yang bernilai rendah. Hal yang demikian jika dibiarkan akan membuat masalah tersendiri bagi sekolah. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut maka sebagai seorang guru kompetensi kejuruan diharapkan bisa mencari alternatif metode pembelajaran
  • 14. 4 yang tepat. Dalam arti mampu mengembangkan kemampuan siswa yang diasumsikan kelompok tinggi dan sekaligus meningkatkan kemampuan siswa dalam kategori bernilai rendah. Melihat kesenjangan perolehan nilai tersebut maka salah satu alternatif yang tepat adalah mengoptimalkan kemampuan siswa yang memiliki prestasi tinggi namun bisa mengangkat anak-anak yang memiliki nilai rendah, teknik yang kita gunakan adalah adalah teknik pembelajaran kooperatif model-jigsaw. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan secara hiterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, expert dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi expert pada konsep yang ia pelajari. Kemudian kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assesmen yang lain pada semua topik yang diberikan. Dengan teknik kooperatif tipe jigsaw ini maka siswa yang memiliki kemampuan lebih dibanding dengan teman yang lain akan dijadikan ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi. Dengan penempatan siswa yang memiliki kemampuan lebih sebagai expert maka kemampuan mereka akan tetap berkembang sementara siswa yang memiliki kemampuan kurang akan terbantu oleh teman expert.
  • 15. 5 Untuk itulah dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan mengambil sebuah judul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada program keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri I Geneng Tahun pelajaran 2010/2011. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran konvensional yang dilakukan guru di kelas seringkali monoton sehingga anak jenuh dan materi tidak diserap oleh siswa secara maksimal. 2. Media atau alat peraga serta metode pengajaran yang kurang tepat mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami konsep mata pelajaran kompetensi kejuruan. 3. Rendahnya prestasi siswa dalam kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu mata pelajaran kompetensi kejuruan, kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu, pada
  • 16. 6 subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu di SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini akan selesai jika siswa telah telah mencapai nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal, dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di depan maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011? E. Pemecahan Masalah Rendahnya kemampuan siswa dalam kemampuan kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011, disebabkan guru masih menerapkan metode pembelajaran yang konvensional. Peserta didik kurang terlibat langsung dalam pembelajaran. Akibat yang paling tampak adalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam penguasaan materi pembelajaran.
  • 17. 7 Untuk mengatasi masalah tersebut maka upaya yang dilakukan adalah menerapkan salah satu metode mengajar yang dapat mengajak siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran, metode tersebut adalah pembelajaran kooperatif model jigsaw. Dengan menerapkan metode ini diharapkan siswa dapat terlibat langsung sehingga dapat meningkatkan nilai dalam pembelajaran kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada pada Program Keahlian teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011. F. Definisi Istilah 1. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Metode Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah metode pembelajaran yang menekankan pada pembentukan kelompok ahli yang kemudian kelompok tersebut saling mempresentasikan hasil diskusinya pada setiap anggota kelompok. 2. Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu adalah kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan finishing kayu yang harus dimiliki oleh siswa. 3. Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu Program Keahlian Teknik Kontruksi Kayu adalah salah satu program keahlian di SMK dari jurusan bangunan gedung.
  • 18. 8 4. SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. G. Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw pada kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011. H. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat teoretis maupun praktis yang bisa dipetik dari penelitian tindakan kelas ini antara lain:
  • 19. 9 1. Manfaat Teoretis: Memperkaya khazanah teori/keilmuan yang terkait dengan kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi siswa 1) Dapat memberikan motivasi kepada siswa agar kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu meningkat atau lebih baik. 2) Dapat merefleksi potensinya diri yang harus dikembangkan lewat kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu b. Bagi Guru 1) Dapat mengembangkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu yang benar-benar efektif dengan jalan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw sehingga hasilnya akan lebih baik, 2) Dapat mengembangkan profesinya secara lebih mendalam, yakni memahami siswa dan profesinya secara menyeluruh baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa guru mampu melihat siswa sebagai individu yang memiliki potensi yang harus dikembangkan. 3) Menambah pengalaman guru untuk melaksanakan PTK.
  • 20. 10 c. Bagi sekolah 1) Dapat memberikan temuan yang akurat tentang kompetensi guru dalam mengajar dan kompetensi siswa dalam Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu, sehingga prestasi siswa dan hasil pembelajaran Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu dapat ditingkatkan. 2) Dapat memberikan sumbangan dalam menetapkan alternatif pengolahan sekolah yang memperhatikan berbagai keragaman. Pemahaman mengenai keragaman ini berguna dalam mengembangkan manajemen sekolah yang berbasis mutu.
  • 21. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka 1. Metode Kooperatif Model Jigsaw a. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif. Jigsaw dikembangkan pertama kali oleh Elliot Aronson dan koleganya di Universitas Texas, Roy Killen (1996:86) menyatakan bahwa: Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan oleh secara hiterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep yang ia pelajari. Kemudian kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assesmen yang lain pada semua topik yang diberikan. langkah-langkah pembelajaran dengan jigsaw. Pembelajaran jigsaw dapat dideskripsikan sebagai strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut “kelompok asal”. Kemudian siswa juga menyusun “kelompok ahli” yang terdiri dari perwakilan “kelompok asal” untuk 11
  • 22. 12 belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah “kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok ahli” kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka di “kelompok ahli” tadi. Metode jigsaw mengkondisikan siswa untuk beraktifitas secara kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Aktifitas tersebut meliputi saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah, memberikan umpan balik dan mengajar rekan sebaya. Seluruh aktifitas tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar di mana siswa secara aktif melaksanakan tugas sehingga pembelajaran lebih bermakna. Secara umum tahap-tahap pembelajaran kooperatif model jigsaw yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Tahap pendahuluan, (2) Tahap penyajian informasi/materi, (3) Tahap pembentukan kelompok, (4) Tahap kerja dan belajar kelompok, (5) Tahap evaluasi, (6) Tahap penghargaan. Kooperatif model jigsaw diilustrasikan sebagai berikut: Siswa berkumpul di kelompok asal dan masing-masing mendapatkan tugas yang berbeda. Setiap siswa dengan bagian tugas yang sama berkumpul dalam kelompok ahli, untuk membahas materi yang diberikan. Siswa kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan bagian materi sesuai tugasnya masing- masing kepada seluruh anggota kelompok asal. Diskusi kelas antarkelompok yang dipimpin oleh guru.
  • 23. 13 Dari pendapat para ahli di depan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran model jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada pembentukan kelompok ahli yang kemudian kelompok tersebut saling mempresentasikan hasil diskusinya pada setiap anggota kelompok. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw siswa dituntut menjadi ahli dalam materi tertentu dan mampu mempresentasikan keahliannya dalam kelompok. a. Prinsip Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam bentuk kelompok-kelompok secara hiterogen untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama didalam kelompoknya. Seperti menjadi pendengar yang baik siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan. Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, karena metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.
  • 24. 14 Hal ini sesuai dengan pendapat Djahiri (1992:28) yang menyatakan bahwa, pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Agar pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat secara maksimal maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang terdiri dari (1) menejemen pembelajaran kooperatif, (2) Struktur tugas kelompok, (3) tanggungjawab pribadi dan kelompok, (4) peran guru dan siswa, (5) proses kelompok Falsafah yang mendasari cooperative learning (gotong royong) dalam pembelajaran adalah falsafah homo homoni socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan penting untuk kelangsungan kehidupan. Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah. Tanpa kerja sama kehidupan sudah punah (Lie, 2002:28). Coorporative Learning memiliki dasar pemikiran “getting better together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dengan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa lain dalam suasana gotong royong yang harmonis dan kondusif. Suasana positif yang timbul dari
  • 25. 15 metode ini, yaitu bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah. Dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan ini, siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir (Lie, 2002:90). Johnson & Johnson (dalam Lie, 2002:30) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif untuk mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur metode pembelajaran gotong royong harus diterapkan. Kelima unsur tersebut adalah : a) Saling ketergantungan positif, b) Tanggung jawab perseorangan, c) Tatap muka, d) Komunikasi antaranggota, e) Evaluasi proses kelompok. Dari pendapat tersebut jelas bahwa ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan metode kooperatif. Untuk lebih jelasnya, prinsip tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Manajemen Pembelajaran Kooperatif Sebaiknya, siswa tidak dibiarkan mencari kelompoknya sendiri, karena dapat menyebabkan terjadinya keterasingan beberapa siswa. Dalam proses pembelajaran kooperatif, guru memiliki peran diantaranya menentukan pembagian kelompok dan memfasilitasi kekompakan kelompok. 2) Struktur Tugas Dalam kelompok pembelajaran kooperatif, guru menyusun tugas melalui pembagian kerja, sarana dan keahlian. Penyusunan tugas ini akan menciptakan saling ketergantungan yang positif antara anggota
  • 26. 16 kelompok. Siswa akan merasa kontribusinya sangat berarti bagi kelompok dan pada saat yang bersamaan merasa bergantung pada kontribusi anggota yang lain. 3) Tanggung Jawab Pribadi dan Kelompok Jika penilaian hasil kerja siswa tidak didasarkan pada kontribusi individual, kemungkinan akan ada siswa yang bersikap seperti benalu, atau siswa lain yang bekerja terlalu keras untuk teman-temannya. Tanggung jawab pribadi dapat dibentuk melalui beberapa cara, bergantung pada isi dan metode cooperative yang dipakai. Siswa bisa didorong untuk bertanggung jawab sendiri dengan dinilai secara mandiri untuk bagian tugasnya dalam kerja kelompok. Selain itu, siswa juga perlu bertanggung jawab atas kegiatan kolektif kelompoknya, misalnya dengan hasil karya bersama, presentasi kelas, dan laporan kelompok. 4) Peran Guru dan Siswa Kelompok pembelajaran kooperatif membuat siswa belajar secara aktif dan mandiri, namun guru tetap berperan penting dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, tidak berarti guru bisa mengabaikan dan meninggalkan pekerjaannya, sebab guru berperan sebagai fasilitator dan mendorong siswa untuk saling tergantung dengan siswa lain. Guru harus tetap memonitor, mengamati proses pembelajaran, dan turun tangan jika diperlukan.
  • 27. 17 5) Proses Kelompok Untuk memantapkan keberhasilan yang berkelanjutan, guru perlu menanam usaha untuk proses kelompok. Artinya anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk merefleksikan tindakan baik yang positif dan negatif, serta membuat tindakan-tindakan yang harus dilanjutkan dan diubah. Tujuan proses kelompok adalah meningkatkan keberhasilan masing-masing anggota dalam memberikan kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan kelompok. Sedangkan konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin (2001:20) adalah sebagai berikut. a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan. b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain. c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada cara siswa belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku.
  • 28. 18 b. Penerapan Model Jigsaw Dari beberapa teori yang ada maka peneliti dapat menuliskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode kooperatif model jigsaw, diantaranya sebagai berikut: 1) Orientasi Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam model belajaran ini. Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran keseluran dari konsep. (Bisa juga pemahaman konsep ini menjadi tugas yang sebelumya harus sudah dibaca di rumah). 2) Pengelompokan Misalkan dalam kelas ada 20 Siswa, yang kita tahu kemampuannya dan sudah dirangking (siswa tidak perlu tahu), kita bagi dalam bagi 25% (Rangking 1- 5) kelompok sangat baik, 25% (rangking 6-10) kelompok baik, 25% selanjutnya (rangking 11-15) kelompok sedang, 25% (rangking 15-20) rendah. Selanjutnya kita akan membaginya menjadi 5 group (A – E) yang isi tiap-tiap groupnya hiterogen dalam kemampuannya, berilah indek 1 untuk siswa dalam kelompok sangat baik, indek 2 untuk kelompok, baik indek 3 untuk kelompok sedang dan indek 4 untuk kelompok
  • 29. 19 rendah. Misalkan (A1 berarti group A dari kelompok sangat baik, .... A4 group A dari kelompok rendah). Tiap group akan berisi Group A {A1, A2, A3, A4} Group B {B1, B2, B3, B4} Group C {C1, C2, C3, C4} Group D {D1, D2, D3, D4} Group E {E1, E2, E3, E4} 3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert Selanjutnya group itu dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang kita berikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeknya. Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1, E1} Kelompok 2 {A2, B2, C2, D2 ,E2} Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3 ,E3} Kelompok 4 {A4, B4, C4, D4 ,E4} Tiap kelompok ini di beri konsep (transformasi) sesuai dengan kemampuannya. Kelompok 1 yang terdiri dari siswa yang sangat baik kemapuannya diberi materi yang lebih komplek dan seterusnya. Setiap kelompok diharapkan bisa belajar topik yang diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali kedalam group sebagai tim ahli “expert”, tentunya peran pendidik cukup penting dalam fase ini. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dipaparkan bentuk diagaram diskusi Kelompok Expert.
  • 30. 20 Siswa berkumpul di kelompok asal dan masing-masing mendapatkan tugas yang berbeda Setiap siswa dengan bagian tugas yang sama berkumpul dalam kelompok ahli, untuk membahas materi yang diberikan Siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan bagian materi sesuai tugasnya masing- masing kepada seluruh anggota kelompok asal Diskusi kelas antarkelompok yang dipimpin oleh guru kelas Melaksanakan tes individu TES Pemberian penghargaan Individu dan Kel.Terbaik Gambar 1 : Tahapan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw 4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam group Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing masing kembali dalam group semula. Pada fase ini ke-lima group (1-5) memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu (1-4). Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota group untuk mempresentasikan
  • 31. 21 keahliannya kepada groupnya masing-masing, satu persatu. Proses ini diharapakan akan terjadi shearing pengetahuan di antara mereka. Aturan dalam fase ini adalah: - Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota tim mempelajari materi yang diberikan. - Memperolah pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi belajar sampai setiap anggota menguasai konsep. - Tanyakan pada anggota group sebelum tanya pada pendidik - Pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak menggangu group lain. - Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan. 5) Test (Penilaian). Pada fase ini guru memberikan test tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Pada test ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerjasama. Jika mungkin tempat duduknya agak dijauhkan. 6) Pengakuan Kelompok Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata- rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa
  • 32. 22 memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka. Selanjutnya berikan penghargaan kepada group yang memiliki penambahan nilai paling tinggi. Berikan juga penghargaan individu yang paling tinggi penambahan nilainya, juga pada tim yang paling kooperatif dan dinamis selama berdiskusi. Jika mungkin tambahkan jenis-jenis penghargaan yang bisa merata pada semua group. 2. Pembelajaran Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu a. Pengertian Menurut Purwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Kompetensi yang ada dalam Bahasa Inggris adalah competency atau competence merupakan kata benda, menurut William D. Powell dalam aplikasi Linguist Version 1.0 (1997) diartikan: 1) kecakapan, kemampuan, kompetensi 2) wewenang. Kata sifat dari competence adalah competent yang berarti cakap, mampu, dan tangkas Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang harus dimiliki dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan jabatan yang disandangnya. (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/pengertian-kompetensi/) Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu adalah kemampuan yang
  • 33. 23 meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan finishing kayu yang harus dimiliki oleh siswa pada program keahlian teknik perkayuan. b. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu merupakan seperangkat kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran kompetensi kejuruan. Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar, untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan menurut urutanan-urutan pembelajaran yang hendak dicapai. Ruang lingkup materi pada standar kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu dibagi dalam subkompetensi-subkompetensi yaitu: 1) Menjelaskan Prosedur Dan Teknik Finishing Pekerjaan Kayu, 2) Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu, 3) Melaksanakan Pekerjaan Pengecatan, 4) Melaksanakan Pekerjaan Politur, 5) Melaksanakan Pekerjaan Melamin, dan 6) Melaksanakan Pekerjaan Vernis. B. Kerangka Berpikir Kemampuan siswa dalam kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu sangat rendah/kurang. Hal itu terlihat dari sikap siswa dalam
  • 34. 24 mengikuti pelajaran. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan oleh metode yang dipergunakan oleh guru yang kurang tepat. Yaitu guru hanya memberikan teori bagaimana Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang baik tanpa diterapkan contoh langsung. Hal ini menyebabkan siswa hanya mereka-reka sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw, guru tidak membelenggu pengalaman anak, artinya guru tetap memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan secara maksimal sesuai dengan kemampuan anak. Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw diharapkan siswa dapat tertarik mengikuti pembelajaran, keaktifan dalam pembelajaran Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu meningkat, serta kompetensi merencanakannya lebih baik. Adapun tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan 2 siklus atau sampai indikator yang dituju tercapai.
  • 35. 25 Lebih jelasnya alur kerangka berpikir dapat dilihat dari gambar berikut ini: SEBELUM TINDAKAN 1. Guru mengajar secara konvensional 2. Peran siswa hanya sebagai objek 3. Guru kurang maksimal dalam memberi contoh 4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran 5. Hasil kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu siswa PERENCANAAN PELAKSANAAN SIKLUS I Penerapan Kooperatif Model Jigsaw REFLEKSI PENGAMATAN PERENCANAAN PELAKSANAAN SIKLUS II Penerapan Kooperatif Model Jigsaw REFLEKSI PENGAMATAN SETELAH TINDAKAN 1. KBM berlangsung hidup 2. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran 3. Keaktifan dalam pembelajaran meningkat 4. Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu meningkat/lebih baik Gambar 1. Kerangka Berpikir Gambar 2: Kerangka Berpikir
  • 36. 26 C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam subkompetensi merencanakan kebutuhan finishing kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011.
  • 37. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research yang disingkat CAR atau penelitian Tindakan Kelas (PTK). CAR atau PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan supardi, 2006: 3). Sedangkan menurut Rochiati Wiriaatmadja (2005: 66) penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Penelitian Tindakan Kelas ini diterapkan di kelas karena menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesional guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Siklus action research dalam penelitian tindakan kelas ini dapat divisualisasikan sebagai berikut : planning planning reflecting acting reflecting acting observing observing Gambar 3. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas 27
  • 38. 28 Tahap pertama dalam penelitian ini adalah merancang perangkat pembelajaran yang berupa rencana pembelajaran yang didasarkan pada penerapan metode kooperatif tipe jigsaw. Tahap kedua, merupakan tahap implementasi yakni memberitahukan kepada siswa yang menjadi subjek penelitian tentang kegiatan yang akan dilaksanakan yakni metode pembelajaran kooperatif model jigsaw. Melalui model kegiatan yang simultan dengan mengembangkan siklus pertama pada penelitian tindakan kelas. Hasil implementasi ini diobservasi dan direkam menggunakan instrumen pangumpul data yang berupa pengalaman kinerjanya. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif, untuk seterusnya diadakan refleksi. Hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada perencanaan siklus kedua. Dengan mendasarkan pada kegagalan siklus sebelumnya ditetapkanlah upaya perbaikan. Langkah semacam ini dilakukan pada siklus ke 2 dan seterusnya, hingga tercapainya tujuan penelitian. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng yang sedang mempelajari subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Adapun jumlah subjek penelitian ini adalah 22 siswa.
  • 39. 29 C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni sampai dengan Desember 2010. Secara rinci kegiatan ini disusun dalam jadwal kegiatan di bawah ini: N Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des o Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Penyusuna 1 n Proposal x x x x x x x x Pelaks. 2 Penelitian x x x x x x x x x x x x Penys Hasil 3 Penelitian x x x x x x x x 4 Evaluasi x x x Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Geneng, Kabupaten Ngawi. D. Prosedur Penelitian Prosedur kerja penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus atau sampai indikator yang diharapkan tercapai. Kegiatan dari masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning) Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain menyiapkan perangkat pembelajaran dan alat ukur untuk mengetahui atau mengevaluasi tindakan penelitian ini tanpa mengesampingkan kendala-kendala dalam pelaksanaan tindakan.
  • 40. 30 Kegiatan yang dilakukan: a. Menyusun rencana pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku sesuai dengan silabus mata pelajaran kompetensi kejuruan yang mengacu pada metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. b. Menyusun format pengamatan, aktivitas siswa dalam kegiatan, ketrampilan kooperatif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. c. Menyusun alat evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap pelaksanaan tindakan ini adalah pelaksanaan yang merupakan penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Semua rencana yang telah disiapkan di lapangan harus sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan dalam rancangan, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan harus sinkron, harus berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Kegiatan Inti Siklus I a. Pendahuluan Fase 1  Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang subkompetensi Merencanakan kebutuhan finishing kayu.  Siswa menyimak tujuan pembelajaran tentang subkompetensi Merencanakan kebutuhan finishing kayu.  Guru memberitahu siswa bahwa setelah pembelajaran selesai akan ada penghargaan bagi individu maupun kelompok yang berprestasi.
  • 41. 31  Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.  Guru menampilkan beberapa gambar contoh menghitung luas permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu.  Siswa memperhatikan bebarapa gambar contoh menghitung luas permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu, yang ditampilkan oleh guru. b. Inti Fase 2  Guru menjelaskan pada siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan sebuah bidang.  Siswa mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan sebuah bidang.  Guru menyuruh siswa untuk mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja yang akan difinishing.  Siswa mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja yang akan difinishing, bahwa untuk menghitung luas bidang
  • 42. 32 sebuah meja yang akan difinishing tidak jauh beda dengan menghitung luas permukaan bidang.  Guru menjelaskan dan menunjukan cara menghitung bahan dan upah pekerjaan finishing yang berpedoman pada analisa BOW.  Siswa memperhatikan penjelasan guru. Fase 3  Guru membagi siswa dalam 5 kelompok.  Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai pembagian yang ditentukan oleh guru Fase 4 Membaca, menelaah, menginterpetasi  Guru membagi materi/ modul  Siswa menerima materi/modul dari guru  Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.  Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan. Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing cat. Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing politur. Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing melamin.
  • 43. 33 Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing vernis.  Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.  Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru. Diskusi kelompok ahli  Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-masing.  Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing- masing. Diskusi kelompok asal  Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok asalnya masing-masing.  Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing- masing.  Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal.  Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal.
  • 44. 34 Diskusi kelas dipimpin oleh guru  Guru memimpin diskusi kelas.  Siswa mengikuti diskusi kelas  Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan pendapat.  Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat. c. Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.  Guru memberikan tugas akhir.  Siswa menerima tugas Kegiatan Inti Siklus II a. Pendahuluan Fase 1  Guru mengingatkan kembali tujuan pembelajaran tentang sub- Kompetensi Merencanakan Kebutuhan finishing kayu.  Siswa mengingat kembali tujuan pembelajaran tentang Sub- Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing kayu.  Guru memberitahu siswa bahwa dalam pembelajaran yang terdahulu masih ada siswa yang nilainya kurang.  Siswa memperhatikan pemberitahuan guru. b. Inti Fase 2
  • 45. 35  Guru tidak banyak memberikan penjelasan dan langsung membagi siswa dalam 5 kelompok secara hiterogen dalam kemampuan.  Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai pembagian yang ditentukan oleh guru Fase 3 Membaca, menelaah, menginterpetasi  Guru membagi materi/ modul  Siswa menerima materi/modul dari guru  Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.  Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan. Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing cat. Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing politur. Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing melamin. Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing vernis.  Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.
  • 46. 36  Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru. Diskusi kelompok ahli  Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-masing.  Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing- masing. Diskusi kelompok asal  Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok asalnya masing-masing.  Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing- masing.  Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal.  Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal. Diskusi kelas dipimpin oleh guru  Guru memimpin diskusi kelas.
  • 47. 37  Siswa mengikuti diskusi kelas  Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan pendapat.  Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat. c. Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.  Guru melakukan ulangan harian dengan membagi siswa dalam dua kelompok yakni kelompok dengan nomor absen ganjil untuk mengerjakan di dalam kelas sementara siswa dengan nomor absen genap untuk keluar terlebih dahulu  Siswa secara bergantian mengikuti ulangan harian 3. Pengamatan Tindakan (Observasi) Dalam pelaksanaan pemberian tindakan kelas seorang guru atau peneliti mengamati dan pencatatan dengan berpedoman pada instrumen yang telah disiapkan. Sumber pengumpulan data penelitian ada 2 macam, yaitu: tes dan nontes. Tes meliputi tes hasil belajar, sedangkan non tes meliputi pedoman lembar angket untuk siswa. Kedua jenis instrumen tersebut digunakan untuk penelitian. Instrumen tes adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk menjaring data yang bersifat kuantitatif yang diarahkan pada hasil belajar siswa. Instrumen nontes adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk menjaring data yang bersifat kualitatif, misalnya
  • 48. 38 permasalahan yang timbul pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, keoptimalan siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa, aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Data yang terkumpul pada setiap siklus bersifat kualitatif dan kuantitatif yaitu : 1) dokumen hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal- soal ulangan harian, 2) hasil observasi peneliti pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, 3) hasil wawancara siswa setelah kegiatan belajar mengajar. 4. Refleksi Tindakan (Refleksing) Refleksi tindakan merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dengan kegiatan refleksi ini akan diketahui kelebihan dan kelemahan dari pelaksanaan penelitian tindakan tersebut. Data hasil dari pengamatan tindakan dicari akar permasalahannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui apa yang harus ditingkatkan atau yang harus diperbaiki serta dipertahankan. Kegiatan ini sebagai acuan untuk merencanakan kegiatan- kegiatan pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan dihentikan jika ketuntasan belajar siswa telah mencapai 70 secara individu dan 80% secara klasikal.
  • 49. 39 E. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah peristiwa dan informasi tentang kemampuan siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang berupa penilaian tes unjuk kerja / performance dan hasil pengamatan proses pembelajaran yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Peristiwa atau kegiatan, yaitu proses pembelajaran subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw. b. Dokumen dan arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum, silabus pembelajaran, rencana pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1) pengamatan dan 2) tes. 1. Pengamatan Pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan terhadap kegiatan pembelajaran subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu, sebelum diberi tindakan dan selama diberi tindakan dalam bentuk siklus-siklus. Peneliti mengamati siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan cara membuat catatan-catatan terhadap
  • 50. 40 proses, hasil, dan kondisi penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw. 2. Tes Kemampuan Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu siswa diukur melalui tes unjuk kerja/ perfomance. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan yaitu kemampuan siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Tes pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasikan kekurangan atau kelemahan siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu dan tes di setiap akhir siklus bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil kemampuan siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. G. Validasi Data Sebelum informasi dijadikan data penelitian, informasi tersebut perlu diuji validitasnya sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar yang kuat untuk mengambil kesimpulan. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik uji validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau pembanding terhadap data. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.
  • 51. 41 Triangulasi berfungsi untuk membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Misalnya data tentang kesulitan guru dalam pembelajaran subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu di kelas dan faktor- faktor penyebabnya. Peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: memberikan tes unjuk kerja dan selanjutnya menganalisis kekurangan siswa pada saat merencanakan kebutuhan finishing kayu. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kritis komparatif, dengan mendeskripsikan temuan-temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan. Teknik analisis kritis yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup kegiatan mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Berkaitan dengan kemampuan subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu, analisis mencakup hasil pengamatan yang dilakukan saat prasurve. Hal ini untuk mengetahui kondisi awal dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu. Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis. Hasil analisis kuantitatif, selanjutnya dikonsultasikan pada pedoman konversi. Pedoman konversi yang digunakan adalah nilai absolut skala lima. Pedoman konversinya adalah sebagai berikut.
  • 52. 42 Tabel 3.1: Pedoman Konvensi Nilai Absolute Skala No Interval Kriteria 1 00.00 % - 39.99 % Sangat kurang 2 40.00 % - 59.99 % Prestasi Kurang 3 60.00 % - 79,99 % Cukup berprestasi 4 80.00 % - 89.99 % Prestasi tinggi 5 90.00% - 100% Prestasi tinggi sekali I. Indikator Kinerja PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dikatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya mencapai indikator sebagai berikut: meningkatnya prestasi siswa dalam subkompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw, telah mencapai nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011 .
  • 53. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I 1. Pratindakan (Temuan Masalah) Untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas, sebagaimana di uraikan pada latar belakang masalah di atas, selain adanya tingkat kemampuan yang berbeda dan setelah dilakukan test awal maka dapat diketahui bahwa kemampuan siswa di dalam memahami materi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu masih banyak yang memiliki kemampuan di bawah SKM. Hasil selengkapnya mengenai kemampuan siswa sebagaimana dalam tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan Ketuntasan No Subjek Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 X 65 2 X 85 3 X 40 4 X 60 5 X 35 6 X 70 7 X 90 8 X 45 9 X 60 43
  • 54. 44 10 X 45 11 X 70 12 X 60 13 X 65 14 X 60 15 X 80 16 X 60 17 X 85 18 X 80 19 X 65 20 X 40 JML 1260 7 13 MEAN 63 Tabel 4.2 Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan Nilai No. Aspek Pratindakan 1 Ketuntasan 7 siswa atau 35% 2 Ketidaktuntasan 13 siswa atau 65% 3 Nilai tertinggi 90 4 Nilai Terendah 35 5 Nilai Rata-Rata 63
  • 55. 45 Grafik 4.1 Rekap Prestasi Siswa Sebelum Ada Tindakan 90 80 70 60 50 Tuntas 40 Tidak Tuntas 30 Tertinggi 20 terendah 10 0 Ketuntasan Pratindakan Nilai Pratindakan Dari tabel 4.2 di atas tampak bahwa berdasarkan pratindakan dari 20 2 pratindakan, siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 7 anak atau 35% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 13 atau 65%. Nil terendah 35 nilai tertinggi 90 Nilai sedang rata-rata secara klasikal 63 Dan dari hasil pratindakan inilah maka rata 63. penelitian siklus I ini dilaksanakan 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan yang diterapkan pada siklus I ini, peneliti menerapkan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Geneng pada materi sub petensi Merencanakan sub-kopetensi Kebutuhan Finishing Kayu . Adapun langkah yang ditempuh dalam menyusun kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
  • 56. 46 d. Pendahuluan Fase 1  Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang subkompetensi Merencanakan kebutuhan finishing kayu.  Siswa menyimak tujuan pembelajaran tentang subkompetensi Merencanakan kebutuhan finishing kayu.  Guru memberitahu siswa bahwa setelah pembelajaran selesai akan ada penghargaan bagi individu maupun kelompok yang berprestasi.  Siswa memperhatikan pemberitahuan guru.  Guru menampilkan beberapa gambar contoh menghitung luas permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu.  Siswa memperhatikan bebarapa gambar contoh menghitung luas permukaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk finishing kayu, yang ditampilkan oleh guru. e. Inti Fase 2  Guru menjelaskan pada siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan sebuah bidang.  Siswa mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya tentang alat dan bahan pekerjaan finishing kayu serta mengingat kembali
  • 57. 47 pelajaran matematika tentang cara menghitung luas permukaan sebuah bidang.  Guru menyuruh siswa untuk mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja yang akan difinishing.  Siswa mengaitkan pengetahuan awal tentang cara menghitung luas permukaan bidang dengan luas permukaan bidang sebuah meja yang akan difinishing, bahwa untuk menghitung luas bidang sebuah meja yang akan difinishing tidak jauh beda dengan menghitung luas permukaan bidang.  Guru menjelaskan dan menunjukan cara menghitung bahan dan upah pekerjaan finishing yang berpedoman pada analisa BOW.  Siswa memperhatikan penjelasan guru. Fase 3  Guru membagi siswa dalam 5 kelompok.  Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai pembagian yang ditentukan oleh guru Fase 4 Membaca, menelaah, menginterpetasi  Guru membagi materi/ modul  Siswa menerima materi/modul dari guru  Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.
  • 58. 48  Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan. Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing cat. Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing politur. Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing melamin. Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing vernis.  Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.  Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru. Diskusi kelompok ahli  Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-masing.  Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing- masing.
  • 59. 49 Diskusi kelompok asal  Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok asalnya masing-masing.  Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing- masing.  Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal.  Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal. Diskusi kelas dipimpin oleh guru  Guru memimpin diskusi kelas.  Siswa mengikuti diskusi kelas  Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan pendapat.  Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat. f. Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.  Guru memberikan tugas akhir.  Siswa menerima tugas .
  • 60. 50 3. Observasi Tindakan 1 Setelah dilakukan tindakan sebagaimana siklus 1 yang dalam pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akirnya diperoleh hasil prestasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri 1 Geneng dapat dipaparkan sebagaimana table 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Prestasi Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan No Subjek Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 X 70 2 X 75 3 X 80 4 X 70 5 X 60 6 X 70 7 X 90 8 X 50 9 X 75 10 X 75 11 X 75 12 X 60 13 X 75 14 X 60
  • 61. 51 15 X 75 16 X 70 17 X 85 18 X 75 19 X 75 20 X 60 JML 1425 15 5 MEAN 71.25 Tabel 4.4: Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus I Nilai No. Aspek Siklus I 1 Ketuntasan 15 siswa atau 75% 2 Ketidaktuntasan 5 siswa atau 25% 3 Nilai tertinggi 90 4 Nilai Terendah 50 5 Nilai Rata-Rata 71,25
  • 62. 52 Grafik4.2 Prestasi Belajar Siswa Siklus I 90 80 70 60 50 Tuntas Tidak Tuntas 40 Tertinggi 30 terendah 20 10 0 Ketuntasan Siklus I Nilai ISiklus Dari tabel 4.4 di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus I, dari 4 20 siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 anak atau 75% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai tertinggi 90 sedang rata rata-rata secara klasikal 71,25. 4. Refleksi Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran sub sub- kopetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang cukup baik. Dilihat dari prestasi belajar ditunjukkan dengan 15 anak atau 75% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 nilai tertinggi 90 sedang rata rata-rata secara klasikal 71,25%. Dengan hasil itu . memang sudah ada peningkatan prestasi belajar akan tetapi belum sesuai peningkatan dengan target yang ditetapkan yakni telah mencapai nilai 70 individu dan
  • 63. 53 mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Sehingga dengan hasil ini direkomendasikan untuk melakukan tindakan atau melanjutkan pada siklus II. Namun demikian untuk memenuhi target yang ditetapkan hendaknya dilakukan perubahan tindakan di antaranya: 1. Guru tidak banyak memberikan penjelasan namun langsung membentuk kelompok 2. Materi pembelajaran hendaknya dirubah artinya jika dalam siklus I kelompok 1 menghitung luas bidang pekerjaan maka, pada siklus II ini diganti menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing vernis dan seterusnya 3. Guru diminta untuk mendampingi siswa dalam menentukan kesimpulan 4. Dalam melakukan ulangan harian siswa hendaknya dibagi dua kelompok sehingga prestasi siswa murni dari siswa yang bersangkutan B. Hasil Penelitian Siklus II 1. Hasil Refelksi siklus I Penerapan siklus I ternyata menghasilkan konsep pembelajaran sub-kopetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu yang cukup baik, dilihat dari prestasi belajar menunjukkan bahwa dari 20 anak , 15 anak atau 75% mencapai ketuntasan sedangkan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 25%. Nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 sedang rata-rata secara
  • 64. 54 klasikal 71,25%. Dengan hasil itu memang sudah ada peningkatan dari prestasi belajar akan tetapi belum sesuai dengan target yang ditetapkan yakni ketuntasan secara klasikal sebesar 80%. Dan oleh karena itu siklus ini dilaksanakan dengan rekomendasi siklus I di atas. 2. Pelaksanaan Siklus II Tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan sebagaimana rekomendasi siklus I titik tekan pada siklus II ini adalah telah tercapainya nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Adapun langkah pembelajaran sebagai berikut: a. Pendahuluan Fase 1  Guru mengingatkan kembali tujuan pembelajaran tentang sub- Kompetensi Merencanakan Kebutuhan finishing kayu.  Siswa mengingat kembali tujuan pembelajaran tentang Sub- Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing kayu.  Guru memberitahu siswa bahwa dalam pembelajaran yang terdahulu masih ada siswa yang nilainya kurang.  Siswa memperhatikan pemberitahuan guru. b. Inti Fase 2  Guru tidak banyak memberikan penjelasan dan langsung membagi siswa dalam 5 kelompok secara hiterogen dalam kemampuan.
  • 65. 55  Siswa berkumpul dengan kelompok asal masing-masing sesuai pembagian yang ditentukan oleh guru Fase 3 Membaca, menelaah, menginterpetasi  Guru membagi materi/ modul  Siswa menerima materi/modul dari guru  Guru mengajak masing-masing siswa untuk memperhatikan materi tentang topik finishing sesuai dengan pembagiannya.  Siswa memperhatikan materi tentang topik finishing, yaitu Topik Ahli 1 : menghitung luas bidang pekerjaan. Topik Ahli 2 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing cat. Topik Ahli 3 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing politur. Topik Ahli 4 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing melamin. Topik Ahli 5 : menghitung keperluan bahan pekerjaan finishing vernis.  Siswa mulai membaca dan menelaah topik masing-masing.  Guru pada saat yang sama mengingatkan siswa bahwa kalau ada hal yang ingin ditanyakan, terlebih dahulu ditanyakan kepada teman kelompok sebelum ditanyakan kepada guru.
  • 66. 56 Diskusi kelompok ahli  Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Siswa bergabung dengan kelompok ahli masing-masing.  Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing-masing.  Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai keahlian masing- masing. Diskusi kelompok asal  Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali dengan kelompok asalnya masing-masing.  Siswa kembali berkumpul dengan kelompok asalnya masing- masing.  Guru menyuruh siswa untuk secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal.  Siswa secara bergiliran menjelaskan tugasnya kepada teman kelompok asal. Diskusi kelas dipimpin oleh guru  Guru memimpin diskusi kelas.  Siswa mengikuti diskusi kelas  Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk memberikan pendapat.  Siswa dalam setiap kelompoknya ikut memberikan pendapat.
  • 67. 57 c. Penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang dibahas.  Guru melakukan ulangan harian dengan membagi siswa dalam dua kelompok yakni kelompok dengan nomor absen ganjil untuk mengerjakan di dalam kelas sementara siswa dengan nomor absen genap untuk keluar terlebih dahulu  Siswa secara bergantian mengikuti ulangan harian 3. Observasi Tindakan II Setelah dilakukan tindakan sebagaimana siklus II yang dalam pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akirnya diperoleh hasil prestasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri 1 Geneng yang dapat dipaparkan sebagaimana table 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Prestasi Belajar Siswa Siklus II Ketuntasan No Subjek Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 X 90 2 X 80 3 X 90 4 X 80 5 X 75 6 X 80
  • 68. 58 7 X 95 8 X 70 9 X 85 10 X 80 11 X 70 12 X 75 13 X 80 14 X 80 15 X 85 16 X 75 17 X 90 18 X 80 19 X 90 20 X 70 JML 1620 20 0 MEAN 81 Tabel 4.6 Rekap Prestasi Belajar Siswa Siklus II Nilai No. Aspek Siklus II 1 Ketuntasan 20 siswa atau 100% 2 Ketidaktuntasan 0 siswa atau 0%
  • 69. 59 3 Nilai tertinggi 95 4 Nilai Terendah 70 5 Nilai Rata Rata-Rata 81 Grafik4.3 Prestasi Belajar Siswa Siklus II 100 90 80 70 60 Tuntas 50 Tidak Tuntas 40 Tertinggi 30 terendah 20 10 0 Ketuntasan Siklus II Nilai Siklus II Dari tabel 4.6 di atas tampak bahwa berdasarkan penerapan siklus II, dari 6 20 siswa semua tuntas Nilai terendah 70 nilai tertinggi 9 sedang rata- tuntas. 95 rata secara klasikal 81%. 4. Refleksi Dalam penerapan siklus II tampak kegiatan pembelaja pembelajaran sudah berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat dari 20 siswa yang mengikuti baik, kegiatan pembelajaran, semua telah mencapai nilai batas minimum
  • 70. 60 ketuntasan. Nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95 sedang rata-rata secara klasikal 81%. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan. Dengan kata lain, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa yang mengikuti pembelajaran telah sesuai dengan target yang ditetapkan yakni telah mencapai nilai 70 individu dan mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Mengingat target penelitian sudah tercapai maka direkomendasikan untuk tidak melanjutkan pembelajaran pada siklus III. C. Pembahasan Dari hasil observasi siklus I dan siklus II telah mampu mengubah paradigna baru dalam pembelajaran. Sebelum penerapan tindakan, pembelajaran Kompetensi Merencanakan Kebutuhan Finishing Kayu bersifat searah dimana guru lebih aktif sementara siswa hanya pasif. Situasi belajar sangat tegang, namun setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini pembelajaran tampak lebih aktif. Partisipasi siswa mulai tumbuh. Keberanian siswa dalam berpendapat juga mulai tampak. Dari hasil penerapan tindakan dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar, dengan penerapan tindakan yakni penerapan teknik jigsaw maka prestasi belajar dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
  • 71. 61 Tabel 4. Rekap Perkembangan Prestasi Belajar 4.7 Nilai No. Aspek Pratindakan Siklus I Siklus II 1 Ketuntasan 35% 75% 100% 2 Ketidaktuntasan 65% 25% 0% 3 Nilai tertinggi 90 90 95 4 Nilai Terendah 35 50 70 5 Nilai Rata Rata-Rata 63 71,25 81 Grafik4.4 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa 100 90 80 70 60 50 40 30 Tuntas 20 10 Tidak Tuntas 0 Tertinggi terendah
  • 72. 62 Peningkatan prestasi belajar siswa diindikasikan (1) angka ketuntasan mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan meningkat menjadi 75% pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. (2) Ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni dari 65% pada pratindakan menurun menjadi 25% pada siklus I dan menurun menjadi 0% pada siklus II. (3) Nilai tertinggi mengalami kenaikan dari 90 pada pratindakan meningkat menjadi 90 pada siklus I dan meningkat menjadi 95 pada siklus II. (4) Nilai terendah mengalami kenaikan yakni dari 35 pada pratindakan meningkat menjadi 50 pada siklus I dan meningkat menjadi 70 pada siklus II. (5) Nilai rata-rata juga mengalami kenaikan yakni dari 63 pada pratindakan meningkat menjadi 71,25 pada siklus I dan meningkat menjadi 81 pada siklus II. Dengan hasil ini maka hipotesis tindakan yang berbunyi Penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam subkompetensi merencanakan kebutuhan finishing kayu pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu kelas XII SMK Negeri 1 Geneng tahun pelajaran 2010/2011 dapat diterima
  • 73. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Finishing Kayu pada program keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri I Geneng Tahun pelajaran 2010/2011 dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: Penerapan jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa diindikasikan (1) angka ketuntasan mengalami kenaikan dari 35% pada pratindakan meningkat menjadi 75% pada siklus I dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. (2) Ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni dari 65% pada pratindakan, menurun menjadi 25% pada siklus I, dan menurun menjadi 0% pada siklus II. (3) Nilai tertinggi pada pratindakan adalah 90, pada siklus I juga 90, dan meningkat menjadi 95 pada siklus II. (4) Nilai terendah mengalami kenaikan yakni dari 35 pada pratindakan, meningkat menjadi 50 pada siklus I, dan meningkat menjadi 70 pada siklus II. (5) Nilai rata-rata juga mengalami kenaikan yakni dari 63 pada pratindakan, meningkat menjadi 71,25 pada siklus I, dan meningkat menjadi 81 pada siklus II. B. Implikasi Penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Kompetensi 63