SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  36
Pengertian Api
Nyala api yang tampak pada hakekatnya
adalah masa zat yang sedang berpijar
yang dihasilkan didalam proses kimia
oksidasi yang berlansung secara cepat
dan disertai pelepasan energi/panas.
Pengetahuan !!!
mengapa api selalu menguncup ke atas?
Hal ini tak lain dikarenakan oleh udara panas yang
selalu mengarah ke atas. Udara panas naik inilah
yang menarik nyala api ke atas.
LEDAKAN
Apabila reaksi kimia ini berjalan begitu
tiba- tiba/sangat mendadak dan di ruangan
tertutup hal ini akan berakibat terjadinya
ledakan.
Terjadinya api
Api atau pembakaran dapat terjadi karena adanya
pertemuan unsur-unsur dalam perbandingan yang
baik yaitu
 Bahan bakar.
 Oksigen/zat pembakar.
 Panas/sumber nyala yang cukup.
Padamnya api
Api akan padam apabila :
 Semua bahan telah habis terbakar.
 Konsentrasi oksigen tidak cukup untuk berlansungnya
pembakaran.
 Temperatur material berada di bawah suhu penyalaan.
 Reaksi berantai terputus.
kebakaran ?
 Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak
dikehendaki.
 Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari
suatu bahan bakar yang disertai dengan
timbulnya api/penyalaan.
Sifat-sifat Kebakaran
 Terjadinya secara tidak terduga.
 Tidak akan padam apabila tidak dipadamkan.
 Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila
konsentrasi keseimbangan hubungan 3 unsur segitiga
api tidak terpenuhi lagi.
Bahan kimia mudah terbakar ?
Bahan kimia yang mudah
bereaksi dengan oksigen dan
dapat menimbulkan kebakaran
 ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
 ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
 GAS MUDAH TERBAKAR
ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR
 Pada umumnya zat
padat lebih sukar
terbakar daripada
dalam benTuk cair.
Meski demikian zat
padat berbentuk serbuk
halus sangat mudah
terbakar.
 Zat padat mudah
terbakar dalam industri
adalah belerang(sulfur),
fosfor, kertas/rayon,
hidrida logam, dan
kapas.
ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
 Kelompok ini adalah
yang paling banyak
ditemui dala industri
yang dikenal sebagai
pelarut organik.
Contohnya adalh eter,
alkohol, aseton,
benzena, heksan, dan
lain-lain.
 Pelarut-pelarut tersebut
pada suhu kamar
menghasilkan uap yang
dalam perbandingan
tertentu dapat terbakar
oleh adanya api terbuka
atau loncatan listrik
GAS MUDAH TERBAKAR
 Gas-gass tersebut
amat cepat terbakar
sehingga sering
menimbulkan ledakan
 Gas mudah terbakar
dalam industri
misalnya adalah gas
alam, hidrogen,
asetilen, etilen, oksida.
SIFAT FISIK
Padatan mudah terbakar
Pada temperatur dan tekanan standar (25oC
dan 760 mmHg) menunjukkan titik nyala
kurang dari 40oC
zat Cairan mudah terbakar
 Cairan mudah terbakar
Titik nyala: 21-55oC pada tekanan 1 atm
 Cairan sangat mudah terbakar
Titik nyala: <21oC , dan titik didih >20 oC pada tekanan
1 atm
Gas mudah terbakar
Titik didih: <20oC pada tekanan 1 atm
SIFAT KIMIA
1) Zat Padat Mudah Terbakar
a. Peka terhadap peledakan (akan meledak jika direaksikan
dengan air).
b. Bahan reaktif termal yang tidak stabil dan dapat
mengalami dekomposisi sangat eksotermik (panas-
berkembang) bahkan tanpa partisipasi oksigen (udara).
c. Padatan yang siap terbakar, contohnya padatan yang
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, misalnya
korek api. Bahan piroforik, yaitu bahan yang dapat
terbakar tanpa sumber api luar selama lima menit setelah
melakukan kontak dengan air.
2) Zat Cair Mudah Terbakar
 Mudah menguap atau volatik.
 Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal.
 Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika
dibandingkan dengan cairannya.
 Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya
sebanding dengan naiknya suhu.
 Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit
untuk mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang mudah
terbakar.
 Sebagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada
di permukaan lantai.
 Bahan yang dapat terbakar sendiri, yaitu bahan yang dapat
menunjukkan pembakaran spontan atau pemanasan sendiri pada
temperatur 200°C dalam 24 jam masa uji (disebut pembakaran
spontan).
3) Gas Mudah Terbakar
 Tidak berwarna.
 Tidak berasa.
 Tidak berbau. (TAPI ada gas yang memiliki bau yang
mencolok, yaitu Asetilen.)
REAKSI KIMIA
Bereaksi dengan oksigen, disertai dengan produksi
panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk
pendar atau api, misalnya :
 CH4 + 2O2 ---> CO2 + 2 H2O + panas
 CH2S + 6F2 ---> CF4 + 2HF + SF6 + panas
 2H2 + O2 ---> 2H2O + panas (digunakan dalam
mesin roket)
(Padat, cair, gas)mudah terbakar
KEGUNAAN
1) Zat Padat Mudah Terbakar
a. Belerang (sulfur) : untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk
mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering.
b. Fosfor : digunakan pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu
pendar.
c. Hidrida logam : untuk pereduksi, baik untuk pereduksi senyawa anorganik
maupun senyawa organik.
d. Logam alumunium : sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan
e. Logam magnesium : digunakan di fotografi, memproduksi grafit dalam cast
iron, dan sebagai bahan tambahan conventional propellants.
f. Logam zinc (seng) : membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain
(contoh : kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan
solder aluminium).
g. Logam K (Kalium) : digunakan dalam sel foto listrik.
h. Logam Na (Natrium) : digunakan untuk memperbaiki struktur beberapa
campuran logam, dan untuk memurnikan logam cair.
2) Zat Cair Mudah Terbakar
a. Eter : Sebagai pelarut dan obat bius (anestesi)
pada operasi.
b. Benzena : sebagai pelarut dan sebagai bahan
baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik
lainnya yang merupakan senyawa turunan
benzena.
c. Aseton : sebagai pelarut, khususnya untuk zat-
zat non polar dan kurang polar. Digunakan juga
untuk membersihkan pewarna kuku (kuteks).
d. Spiritus / metanol : sebagai bahan pembuat
bahan kimia lainnya (40% metanol diubah
menjadi formaldehyde, lalu dijadikan produk
seperti plastik, plywood, cat, dan tekstil) .
 Ester : sebagai essens (penambah aroma) pada
makanan.
 Karbon disulfida : bahan baku atau bahan kimia
yang dibutuhkan dalam pembuatan rayon, tekstil,
selofan, karbon tetra klorida, aselerator, vulkanisasi
karet, bahan aktif, fungisida, viskos, produksi cat
mobil, serta bahan aditif dalam produksi ban mobil.
 Asetaldehid : zat antara dalam produksi asam
asetat, beberapa ester, dan zat-zat kimia lainnya.
 Asam asetat : Pengatur keasaman pada industri
makanan, digunakan dalam produksi polimer,
bahan baku Vinil asetat, Selulosa asetat, Asetat
Anhidrit, Ester Asetat, dan Garam Asetat.
 Petroleum eter : digunakan sebagai pelarut dalam
industri.
3) Gas Mudah Terbakar
a. Gas Alam : sebagai bahan bakar.
b. Asetilen : pemotongan besi, pengelasan dan juga
untuk mempercepat matangnya buah-buahan.
c. Hidrogen : mengikat nitrogen dengan unsur lain
dalam proses Haber (memproduksi amonia) dan
untuk proses hidrogenasi lemak dan minyak, bahan
bakar roket, memproduksi asam hidroklorida,
mereduksi bijih-bijih besi dan sebagai gas pengisi
balon.
d. Etilen Oksida : sebagai bahan pensteril.
e. Metana : sebagai bahan bakar.
f. Karbon monoksida : digunakan pada proses
pemurnian nikel.
g. Butana : sebagai bahan bakar.
CARA
MENGGUNAKAN
1) Bahan tidak boleh dipanaskan langsung. Gunakan penangas uap atau penangas
air.
2) Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak
digunakan lagi dikembalikan ke botol pelarut.
3) Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil
gunakan kain basal atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam.
4) Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci.
5) Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah
terbakar melebihi ½ kapasitasnya. Gunakan batu didih guna menghindarkan
ledakan/letupan.
6) Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh, sediakan
1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan
dan sumber perapian.
7) Kontrol semua bahan secara periodik.
8) Menggunakan pelindung diri.
9) Memasang detektor kebocoran gas.
10) Cairan yang mudah terbakar hanya boleh dikeluarkan dengan bantuan gas inert
1. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber panas, bahan lembab
dan air, bahan pengoksidasi atau asam.
2. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif
3. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika uapnya tercampur udara.
4. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar dari bahaya kebakaran.
5. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber panas, bahan lembab
dan air, bahan pengoksidasi atau asam.
6. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif.
7. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika uapnya tercampur udara.
8. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar dari bahaya kebakaran.
9. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas
dengan sendirinya, atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi
panas.
10. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dijangkau.
11. Menyingkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan.
12. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api
otomatis dan diperiksa secara periodik.
13. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok.
14. Fosfor kuning akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalam air dan kontrol selalu
permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan.
15. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalam minyak paraffin.
1. Menghilangkan bahan yang dapat terbakar.
2. Membuang panas.
3. Mencegah masuknya oksigen ke dalam bahan yang terbakar.
4. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR).
5. Mematikan sumber listrik.
6. Melokalisasi api agar tidak merembet.
7. Menghubungi PBK (Pertolongan Bahaya Kebakaran) jika api membesar.
8. Bersikap tenang dalam menangani kebakaran, dan jangan mengambil
tidakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
9. Membawa korban keracunan gas ke tempat terbuka, dan segera dibawa ke
rumah sakit.
10. Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, Magnesium, dan Zink (seng) dalam
keadaan murni, jangan gunakan pemadam berisi air tetapi gunakanlah
serbuk pemadam.
simbol
F+ = sangat mudah
terbakar F = mudah terbakar
Gambar
Belerang / Sulfur (S) Fosfor Kuning (P4)
Gambar
Aluminium Magnesium
Sumber
Fauzi, Amad. 2012.Bahan mudah terbakar dan meledak.
http://qhsecorner.blogspot.com/2012/11/bahaya-bahan-mudah-terbakar-meledak.
(01 Maret 2013)
Himaki.2011.Bahan kimia mudah terbakar.E-Magz | Majalah Online HIMAKI.
http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/bahan-kimia-mudah-terbakar. (28
februari 2013)
Kahfi, Muhammad.2012. Bahan kimia berbahaya
http://kahfiteplan.blogspot.com/2012/04/bahan-kimia-berbahaya (26 Februari
2013)
Padmaningrum, regina tutik dan susila kristianingrum.2007. Manajemen
laboratorium. UNY. Yogyakarta
Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran.EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Api

Contenu connexe

Tendances

B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannya
sujatno angga
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
Kurnia Zuliana
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
1106499
 

Tendances (20)

Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
Teknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bodTeknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bod
 
Ion Exchange
Ion ExchangeIon Exchange
Ion Exchange
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Filtrasi
FiltrasiFiltrasi
Filtrasi
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannya
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
 
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimiaKristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
 

Similaire à Bahan kimia mudah terbakar

NITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS B
NITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS BNITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS B
NITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS B
nanamulyadi
 
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenKelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Muhammad Nanda
 
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan NitrogenKimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Ima Rahmah
 
Contoh modul-semarang
Contoh modul-semarangContoh modul-semarang
Contoh modul-semarang
Bang Kholil
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakar
Raven Oppier
 

Similaire à Bahan kimia mudah terbakar (20)

Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
NITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS B
NITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS BNITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS B
NITROGEN BY KELAS XI IPA MAN 14 JAKARTA KAMPUS B
 
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenKelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
 
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan NitrogenKimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
 
HNO3
HNO3HNO3
HNO3
 
Materi pelatihan teori api
Materi pelatihan teori apiMateri pelatihan teori api
Materi pelatihan teori api
 
Contoh modul-semarang
Contoh modul-semarangContoh modul-semarang
Contoh modul-semarang
 
Proses Industri Kimia Oksidasi
Proses Industri Kimia OksidasiProses Industri Kimia Oksidasi
Proses Industri Kimia Oksidasi
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan
 
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.pptPENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
 
Modul 1.pptx
Modul 1.pptxModul 1.pptx
Modul 1.pptx
 
Makalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogenMakalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogen
 
Makalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogenMakalah ikatan hidrogen
Makalah ikatan hidrogen
 
X mipa 3 presentasi p3 k dan simbol simbol bahan kimia
X mipa 3 presentasi p3 k dan simbol simbol  bahan kimiaX mipa 3 presentasi p3 k dan simbol simbol  bahan kimia
X mipa 3 presentasi p3 k dan simbol simbol bahan kimia
 
presentasi p3k dan simbol simbol bahan kimia
presentasi p3k dan simbol simbol  bahan kimiapresentasi p3k dan simbol simbol  bahan kimia
presentasi p3k dan simbol simbol bahan kimia
 
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAMKEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
KEGUNAAN DAN PEMBUATAN UNSUR-UNSUR LOGAM DAN NON LOGAM
 
ALKALI
ALKALIALKALI
ALKALI
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakar
 
BKB.ppt
BKB.pptBKB.ppt
BKB.ppt
 

Bahan kimia mudah terbakar

  • 1.
  • 2. Pengertian Api Nyala api yang tampak pada hakekatnya adalah masa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan didalam proses kimia oksidasi yang berlansung secara cepat dan disertai pelepasan energi/panas.
  • 3. Pengetahuan !!! mengapa api selalu menguncup ke atas? Hal ini tak lain dikarenakan oleh udara panas yang selalu mengarah ke atas. Udara panas naik inilah yang menarik nyala api ke atas. LEDAKAN Apabila reaksi kimia ini berjalan begitu tiba- tiba/sangat mendadak dan di ruangan tertutup hal ini akan berakibat terjadinya ledakan.
  • 4. Terjadinya api Api atau pembakaran dapat terjadi karena adanya pertemuan unsur-unsur dalam perbandingan yang baik yaitu  Bahan bakar.  Oksigen/zat pembakar.  Panas/sumber nyala yang cukup.
  • 5. Padamnya api Api akan padam apabila :  Semua bahan telah habis terbakar.  Konsentrasi oksigen tidak cukup untuk berlansungnya pembakaran.  Temperatur material berada di bawah suhu penyalaan.  Reaksi berantai terputus.
  • 6. kebakaran ?  Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki.  Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan.
  • 7. Sifat-sifat Kebakaran  Terjadinya secara tidak terduga.  Tidak akan padam apabila tidak dipadamkan.  Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi keseimbangan hubungan 3 unsur segitiga api tidak terpenuhi lagi.
  • 8. Bahan kimia mudah terbakar ? Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran
  • 9.  ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR  ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR  GAS MUDAH TERBAKAR
  • 10. ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR  Pada umumnya zat padat lebih sukar terbakar daripada dalam benTuk cair. Meski demikian zat padat berbentuk serbuk halus sangat mudah terbakar.  Zat padat mudah terbakar dalam industri adalah belerang(sulfur), fosfor, kertas/rayon, hidrida logam, dan kapas.
  • 11. ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR  Kelompok ini adalah yang paling banyak ditemui dala industri yang dikenal sebagai pelarut organik. Contohnya adalh eter, alkohol, aseton, benzena, heksan, dan lain-lain.  Pelarut-pelarut tersebut pada suhu kamar menghasilkan uap yang dalam perbandingan tertentu dapat terbakar oleh adanya api terbuka atau loncatan listrik
  • 12. GAS MUDAH TERBAKAR  Gas-gass tersebut amat cepat terbakar sehingga sering menimbulkan ledakan  Gas mudah terbakar dalam industri misalnya adalah gas alam, hidrogen, asetilen, etilen, oksida.
  • 13.
  • 14. SIFAT FISIK Padatan mudah terbakar Pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760 mmHg) menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC
  • 15. zat Cairan mudah terbakar  Cairan mudah terbakar Titik nyala: 21-55oC pada tekanan 1 atm  Cairan sangat mudah terbakar Titik nyala: <21oC , dan titik didih >20 oC pada tekanan 1 atm
  • 16. Gas mudah terbakar Titik didih: <20oC pada tekanan 1 atm
  • 17. SIFAT KIMIA 1) Zat Padat Mudah Terbakar a. Peka terhadap peledakan (akan meledak jika direaksikan dengan air). b. Bahan reaktif termal yang tidak stabil dan dapat mengalami dekomposisi sangat eksotermik (panas- berkembang) bahkan tanpa partisipasi oksigen (udara). c. Padatan yang siap terbakar, contohnya padatan yang menyebabkan kebakaran melalui gesekan, misalnya korek api. Bahan piroforik, yaitu bahan yang dapat terbakar tanpa sumber api luar selama lima menit setelah melakukan kontak dengan air.
  • 18. 2) Zat Cair Mudah Terbakar  Mudah menguap atau volatik.  Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal.  Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika dibandingkan dengan cairannya.  Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu.  Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang mudah terbakar.  Sebagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada di permukaan lantai.  Bahan yang dapat terbakar sendiri, yaitu bahan yang dapat menunjukkan pembakaran spontan atau pemanasan sendiri pada temperatur 200°C dalam 24 jam masa uji (disebut pembakaran spontan).
  • 19. 3) Gas Mudah Terbakar  Tidak berwarna.  Tidak berasa.  Tidak berbau. (TAPI ada gas yang memiliki bau yang mencolok, yaitu Asetilen.)
  • 20. REAKSI KIMIA Bereaksi dengan oksigen, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api, misalnya :  CH4 + 2O2 ---> CO2 + 2 H2O + panas  CH2S + 6F2 ---> CF4 + 2HF + SF6 + panas  2H2 + O2 ---> 2H2O + panas (digunakan dalam mesin roket)
  • 21. (Padat, cair, gas)mudah terbakar KEGUNAAN
  • 22. 1) Zat Padat Mudah Terbakar a. Belerang (sulfur) : untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering. b. Fosfor : digunakan pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu pendar. c. Hidrida logam : untuk pereduksi, baik untuk pereduksi senyawa anorganik maupun senyawa organik. d. Logam alumunium : sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan e. Logam magnesium : digunakan di fotografi, memproduksi grafit dalam cast iron, dan sebagai bahan tambahan conventional propellants. f. Logam zinc (seng) : membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain (contoh : kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder aluminium). g. Logam K (Kalium) : digunakan dalam sel foto listrik. h. Logam Na (Natrium) : digunakan untuk memperbaiki struktur beberapa campuran logam, dan untuk memurnikan logam cair.
  • 23. 2) Zat Cair Mudah Terbakar a. Eter : Sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) pada operasi. b. Benzena : sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena. c. Aseton : sebagai pelarut, khususnya untuk zat- zat non polar dan kurang polar. Digunakan juga untuk membersihkan pewarna kuku (kuteks). d. Spiritus / metanol : sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya (40% metanol diubah menjadi formaldehyde, lalu dijadikan produk seperti plastik, plywood, cat, dan tekstil) .
  • 24.  Ester : sebagai essens (penambah aroma) pada makanan.  Karbon disulfida : bahan baku atau bahan kimia yang dibutuhkan dalam pembuatan rayon, tekstil, selofan, karbon tetra klorida, aselerator, vulkanisasi karet, bahan aktif, fungisida, viskos, produksi cat mobil, serta bahan aditif dalam produksi ban mobil.  Asetaldehid : zat antara dalam produksi asam asetat, beberapa ester, dan zat-zat kimia lainnya.  Asam asetat : Pengatur keasaman pada industri makanan, digunakan dalam produksi polimer, bahan baku Vinil asetat, Selulosa asetat, Asetat Anhidrit, Ester Asetat, dan Garam Asetat.  Petroleum eter : digunakan sebagai pelarut dalam industri.
  • 25. 3) Gas Mudah Terbakar a. Gas Alam : sebagai bahan bakar. b. Asetilen : pemotongan besi, pengelasan dan juga untuk mempercepat matangnya buah-buahan. c. Hidrogen : mengikat nitrogen dengan unsur lain dalam proses Haber (memproduksi amonia) dan untuk proses hidrogenasi lemak dan minyak, bahan bakar roket, memproduksi asam hidroklorida, mereduksi bijih-bijih besi dan sebagai gas pengisi balon. d. Etilen Oksida : sebagai bahan pensteril. e. Metana : sebagai bahan bakar. f. Karbon monoksida : digunakan pada proses pemurnian nikel. g. Butana : sebagai bahan bakar.
  • 27. 1) Bahan tidak boleh dipanaskan langsung. Gunakan penangas uap atau penangas air. 2) Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak digunakan lagi dikembalikan ke botol pelarut. 3) Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi kebakaran dengan api kecil gunakan kain basal atau pasir, tapi bila api besar gunakan alat pemadam. 4) Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci. 5) Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan cairan mudah terbakar melebihi ½ kapasitasnya. Gunakan batu didih guna menghindarkan ledakan/letupan. 6) Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi sampai penuh, sediakan 1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan dan sumber perapian. 7) Kontrol semua bahan secara periodik. 8) Menggunakan pelindung diri. 9) Memasang detektor kebocoran gas. 10) Cairan yang mudah terbakar hanya boleh dikeluarkan dengan bantuan gas inert
  • 28.
  • 29. 1. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam. 2. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif 3. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika uapnya tercampur udara. 4. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar dari bahaya kebakaran. 5. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam. 6. Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau bahan korosif. 7. Tempat penyimpanan harus cukup sejuk, dengan tujuan mencegah nyala jika uapnya tercampur udara. 8. Daerah penyimpanan harus terletak jauh dari sumber panas dan terhindar dari bahaya kebakaran. 9. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya, atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas. 10. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dijangkau. 11. Menyingkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan. 12. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik. 13. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok. 14. Fosfor kuning akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalam air dan kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat penguapan. 15. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalam minyak paraffin.
  • 30.
  • 31.
  • 32. 1. Menghilangkan bahan yang dapat terbakar. 2. Membuang panas. 3. Mencegah masuknya oksigen ke dalam bahan yang terbakar. 4. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). 5. Mematikan sumber listrik. 6. Melokalisasi api agar tidak merembet. 7. Menghubungi PBK (Pertolongan Bahaya Kebakaran) jika api membesar. 8. Bersikap tenang dalam menangani kebakaran, dan jangan mengambil tidakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. 9. Membawa korban keracunan gas ke tempat terbuka, dan segera dibawa ke rumah sakit. 10. Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, Magnesium, dan Zink (seng) dalam keadaan murni, jangan gunakan pemadam berisi air tetapi gunakanlah serbuk pemadam.
  • 33. simbol F+ = sangat mudah terbakar F = mudah terbakar
  • 34. Gambar Belerang / Sulfur (S) Fosfor Kuning (P4)
  • 36. Sumber Fauzi, Amad. 2012.Bahan mudah terbakar dan meledak. http://qhsecorner.blogspot.com/2012/11/bahaya-bahan-mudah-terbakar-meledak. (01 Maret 2013) Himaki.2011.Bahan kimia mudah terbakar.E-Magz | Majalah Online HIMAKI. http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/bahan-kimia-mudah-terbakar. (28 februari 2013) Kahfi, Muhammad.2012. Bahan kimia berbahaya http://kahfiteplan.blogspot.com/2012/04/bahan-kimia-berbahaya (26 Februari 2013) Padmaningrum, regina tutik dan susila kristianingrum.2007. Manajemen laboratorium. UNY. Yogyakarta Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.EGC http://id.wikipedia.org/wiki/Api