Dokumen tersebut membahas berbagai kegunaan sejarah, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Secara intrinsik, sejarah berguna untuk mengetahui peristiwa masa lampau melalui penelitian dan menyatakan pendapat penulis sejarah. Secara ekstrinsik, sejarah dapat memberikan sumbangan pada aspek-aspek pendidikan seperti pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, dan sebag
6. b. Sejarah sebagai cara
mengetahui masa lampau
Bersama dengan mitos, sejarah
juga berguna untuk
mengungkapkan peristiwa masa
lampau dengan memperoleh
data dari proses penelitian
sejarah untuk mengetahui
masa lampau.
7. c. Sejarah sebagai pernyataan pendapat
Sejarah juga berguna untuk
mengungkapkan pendapat penulis
sejarah yang menggunakan ilmunya
untuk menyatakan pendapat. Pendapat
tersebut berisi usulan-usulan untuk
mengupayakan terciptanya kemajuan
bangsa di masa mendatang.
8. d. Sejarah sebagai profesi
Ada beberapa profesi yang
berkenaan dengan sejarah.
Diantaranya adalah guru sejarah,
pegawai sejarah, peneliti sejarah,
dan penulis sejarah. Tugas
kesejarahan dari profesi
tersebut adalah untuk
menanamkan kesadaran sejarah di
tengah-tengah masyarakat.
9. 2. Kegunaan Sejarah secara Ekstrinsik
Secara ekstrinsik, sejarah dapat memberi
sumbangan bagi berbagai aspek pendidikan di
luar kepentingan keilmuan sejarah. Sejarah
memiliki fungsi pendidikan moral, penalaran,
politik, kebijakan, perubahan, masa depan,
keindahan, ilmu bantu, latar belakang,
rujukan, dan bukti.
10. a. Sejarah sebagai pendidikan moral
Sejarah yang diajarkan melalui pelajaran
kewarganegaraan di sekolah maupun dulu lewat
penataran P-4 pada masyarakat memiliki maksud agar
Pancasila menjadi tolak ukur benar atau salah, baik atau
buruk, berhak atau tidak, merdeka dan terjajah, cinta
dan benci, dermawan dan pelit, serta berani dan takut
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
11. b. Sejarah sebagai pendidikan penalaran
Seorang yang belajar sejarah tidak akan
berpikir Monokausal, pikiran yang
menyatakan bahwa sebab terjadi
peristiwa itu hanya satu. Itu bukanlah
watak yang terdidik dalam sejarah.
Sejarah hanya berpikir Plurikausal, yang
menjadi penyebab itu oleh beberapa
faktor. Dengan demikian, ia akan dapat
melihat segala sesuatu memiliki banyak
segi dan harus berpikir secara
multidimensi.
12. c. Sejarah sebagai pendidikan
politik
Tujuan dari pendidikan politik
adalah dukungan atas politik
kekuasaan dengan mendorong
perubahan-perubahan
revolusioner dan menyingkirkan
kaum kontra revolusi.
13. d. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan
Untuk menentukan kebijakan tertentu dibutuhkan
pandangan tentang lingkungan alam, masyarakat, dan
sejarah. Sementara lingkungan alam dapat dipenuhi oleh
ilmu-ilmu lingkungan dan masyarakat oleh ekonomi, sosial,
antropologi dan politik serta perdagangan akan tetapi
berdasarkan waktu hanya dapat dipenuhi oleh sejarah.
14. e. Sejarah sebagai pendidikan perubahan
Apabila sejarah tidak mempelajari waktu
terlalu jauh, sejarah akan relevan dengan
perubahan.
f. Sejarah sebagai pendidikan masa depan
Perlunya belajar dari negara lain atau
orang lain yang sudah mengalami
kemajuan.
15. g. Sejarah sebagai pendidikan keindahan
Sejarah mengajarkan tentang keindahan,
sejarawan atau manusia hanya diminta
untuk membuka hati dan perasaan.
Pengalaman ekstetik datang melalui mata
pada waktu melihat candi, istana, tarian,
kuburan, kota, dan monumen. Saat
mendengarkan gamelan juga akan
terbayang para bangsawan. Demikian pula
keindahan dapat pula terangsang lewat
bacaan-bacaan tertentu.
16. h. Sejarah sebagai ilmu bantu
Sejarah dapat digunakan sebagai pembanding
disiplin ilmu yang lain.
i. Sejarah sebagai latar belakang
j. Sejarah sebagai rujukan
Untuk belajar suatu ilmu maka perlu ilmu
sejarah sebagai acuan bacaan.
k. Sejarah sebagai bukti
Untuk mengucap sesuatu maka perlu bukti.