19. Pengelolaan Sistem Pertanian Terpadu
• Beberapa prinsip pengelolaan berupa tatalaksana
dan tatakelola: (i) meramu hubungan saling
ketergantungan (interdependency) antar spesies
dan inputan alami yang sebaiknya local, ( (ii)
bagaimana menginteraksikan (interaction)
bermacam spesies dan inpu- output dalam
system pada lahan pertanian terpadu, (iii)
bagaimana praktik membudidayakan keragaman
spesies (diversification) dalam satuan budidaya
pada lahan menyangkut sekuen budidaya (aneka
tanaman dan hewan ternak), dan (iv) bagaimana
praktek mengoptimasi (optimation) budidayanya.
20. • Pengertian dan Hubungan Pertanian
berkelanjutan dan pertanian terpadu
Pertanian berkelanjutan dan pertanian
terpadu, keduanya berhubungan sangat erat.
Usaha untuk memahami pertanian yang
lestari/ berkelanjutan dapat kita mengerti dari
hal-hal apa saja?
21. Realita Keberlanjutan System
• a. biodinamik b. pertanian berbasiskan
komunitas c. pertanian ekologis d. pertanian
bersih/segar e. pertanian input luar rendah f.
pertanian organic, pertanian organic
biodinamik/alami-organik g. permakultur
(secluded input system) h. pertanian berbasis
lingkungan yang bijak sosial.
Memutar/mengelola input dalam local akan
sangat mendukung pertanian berkelanjutan
yang terpadu.
22. • Pertanian berkelanjutan (FAO 1989):
Pertanian berkelanjutan merupakan
pengelolaan dan konservasi sumberdaya alam,
dan orientasi perubahan teknologi dan
kelembagaan yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga menjamin pemenuhan dan
pemuasan kebutuhan manusia secara
berkelanjutan bagi generasi sekarang dan
mendatang.
23. • Pembangunan sector pertanian, perhutanan,
dan perikanan mampu mengkonservasi tanah,
air, tanaman, dan sumber genetic hewan,
tidak merusak lingkungan, dan secara sosial
dapat diterima.
24. • Sistem pertanian yang berkelanjutan tinggi:
bersikluskan input dalam (internal) tinggi yang
mampu memberikan dukungan produksi
aneka komoditas yang memberikan kebaikan
dan layanan daur keharaan, energi, hidrologi
dan keanekaragaman hayati pada
ekosistemnya.
25. • VERTICAL FARMING Do you understand what
and how can be in the future? What can
integrated input be run?
26. Tahukan Anda Apa Itu Agropolitan???
• Pengertian Kawasan Agropolitan Sesuai Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kawasan Agropolitan adalah
kawasan yang teridiri dari satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah pedesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh
adanya keterkaitan fungsional dan hirakhi keruangan satuan sistem
permukiman dan sistem agribisnis ( Pasal 1, Ayat 24). Untuk itu
agropolitan merupakan suatu pendekatan pembangunan melalui
gerakan masyarakat dalam membangun ekonomi berbasis
pertanian (agribisnis) secara terpadu dan berkelanjutan pada
kawasan terpilih melalui pengembangan infrastruktur perdesaan
yang mampu melayani, mendorong, dan memacu pembangunan
pertanian di wilayah sekitarnya.
27. Kunci Principal
• 1. Adanya keterpaduan proses biologis dan
ekologis seperti contoh: siklus nutrisi/hara dalam
tanah/lahan, fiksasi nitrogen biologis, regenerasi
tanah (soil reselience), alelopathy, kompetisi,
predasi, dan parasitisme dalam proses produksi
pangan. 2. Ada usaha meminimalkan penggunaan
input-input yang tak-terbarukan yang dapat
menyebabkan perusakan terhadap lingkungan,
kesehatan petani dan kesehatan konsumer DO
AND USE AS MUCH AS POSSIBLE THE LOCAL
RENEWABLE INPUT
28. • 3. Adanya usaha penerapan produktif ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang
menyelesaikan masalah petani oleh petani
sendiri. Sehingga memperbarui dan
mendongkrak rasa percaya diri dari petani dan
adanya kemampuan membuat input sendiri. 4.
Adanya usaha produktif kapasitas kolektif
masyarakat tani untuk bekerjasama bersama
menyelesaikan masalah umum kepertanian dan
masalah sumberdaya alam yang berkaitan,
misalnya organisme penganggu tanaman, irigasi,
manajemen hutan, dan manajemen perkreditan.
29. Variasi sistem Pertanian Terpadu/SPT
• Variasi sistem Pertanian Terpadu/SPT
(Integrated Farming System/IFS): Sistem
pertanian terpadu (SPT) secara umum
mempunyai banyak variasi dalam hal struktur
dan ciri-ciri keteknikannya. Sistem ini akan
bervariasi pada skala lahan dan agroklimatnya.
Variasinya akan bertambah bilamana unsur
metode/teknik masuk ke dalam penentuan
rancangan tujuan dan manfaat
penyelenggaraan SPT.
30. • Atas dasar skala lahan maka SPT dapat dibagi
menjadi skala kecil, menengah, dan besar. Contoh
SPT yang umum di seluruh dunia antara lain
adalah: kebun rumah (pekarangan/homestead
gardens), desa eko-agrologis (eco-village),
wilayah eko-agrologis (eco-counties), dan kebun
campur-sabuk (forest shelterbelts) hutan rakyat.
• Fungsi pekarangan dan kebun campur di desa
dapat menjadi contoh baik untuk
menggambarkan system pertanian terpadu. Apa
kekuatan manfaat yang ada dalam keragaman
hayatinya, adanya saling ketergantungan, dan
keinteraksian (saling tindak) dalam sistem. Ide ini
bisa untuk membangun perdesaan lebih baik lagi
atau pada masyarakat pinggiran kota (suburban).
31.
32. • Bagan aliran kenutrisian dan keenergian dalam
tanah dan di permukaan tanah Panenan
Biomass Tanaman Produk Ternak
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Produktivitas Tanah dan Tanah sebagai Habitat
(Fungsi Lahan) Pakan Ternak Pertumbuhan
dan Perkembangan Ternak Kotoran Ternak
Iklim dan Perubahannya
33. • Faktor fisik tanah:
• o Retensi air o Permeabilitas udara o
Kemudahan tanah diolah Faktor biologi tanah:
o Aktivitas mikroba tanah o Menekan penyakit
tanaman Faktor kimia tanah: o Pasokan hara o
Pasokan energi o
34. Daya sanggaan Faktor Pengelolaan
Pertanian Berkelanjutan
• 1. Tanaman
• 2. Hewan ternak
• 3. Tanah dan lahan
• 4. Hidrologi
• 5. Keragaman hayati
• 6. Input local alami
• 7. SDM dan Iptek.
35. • SISTEM INPUT Sistem produksi tanaman dan
hewan ternak terpadu alami memberikan
kesempatan daur hara, daur energi, daur
hidrologi dalam/pada lahan diharapkan
berlangsung dengan baik. Artinya ada output
yang harus (dapat) dihitung untuk digunakan
sebagai input produksi biomassa tanaman dan
produksi hewan ternak.
36. • Contohnya: Input pupuk untuk tanaman dapat
dihasilkan dari kotoran hewan ternak, sisaan
pakan ternak, dan material hijauan (tanaman)
yang sengaja ditanam dalam areal lahan
pertanian terpadu (tanaman orok-orok,
kacang panjang, kacang kara, turi, azolla,
enceng gondok, semanggi, dll.).
37.
38. SISTEM INPUT
• Input pakan ternak dari lahan yang juga
menghasilkan tanaman hijauan pakan baik
dari jenis legume maupun non- legum, pada
gilirannya kotoran ternak (faeces dan urine)
bisa untuk pembuatan pupuk organik
(bokhasi).
39. • Pupuk organik dan material hijauan dapat
dimanfaatkan untuk penyuburan tanah yang
pada gilirannya akan memberikan dampak
baik bagi peningkatan keragaman hayati biota
tanah berguna baik yang berkuran makro
(contoh cacing tanah, rayap) maupun mikro
(bakteri, jamur, aktinomisetes).
40. • Perubahan Aliran dan Daur Ulang Hara dalam Pertanian Terpadu
Berkelanjutan (Sutanto, 2002) Pertanian terpadu berkelanjutan
yang kita desain untuk masa depan harus mengikuti kaidah
konservasi tanah, bermanfaat membantu sekuestrasi karbon untuk
membantu menurunkan pemanasan global, dan ikut
menyelamatkan ekosistem planet bumi. Perubahan aliran hara ada
empat: 1. Terjadi penurunan kesuburan tanah (kehilangan hara >
penambahan hara). 2. Terjadi pembangunan kesuburan tanah
(kehilangan hara < penambahan hara). 3. Kondisi kesuburan tanah
dipertahankan sama (kehilangan hara = penambahan hara). 4.
Kondisi perubahan hara dimana terjadi bergantian antara
pembangunan dan penurunan kesuburan tanah. Kondisi ini
menyebabkan kehilangan hara < penambahan hara namun diikuti
praktek yang menyebabkan kehilangan hara > penambahan hara.
41. • Pengetahuan tentang kesuburan tanah alami:
Komposisi spesies tanaman dalam lahan pertanian
terpadu akan menentukan jumlah pengurasan hara dan
mutu pasokan hara tanah. Penggunaan (output)
biomassa akan menentukan pengurasan sehingga akan
menentukan jumlah hara tesedia yang pada gilirannya
akan menentukan kuantitas pemupukan dan jenis
pupuk yang diperlukan. Diperlukan pemupukan organik
dan program peragaman biota tanah dan lahan untuk
penciptaan dan pemeliharaan kesuburan tanah.
Kotoran ternak darat dan air ikan sangat bermanfaat
untuk pengelolaan kesuburan tanah terpadu. Harus
ada peruangan dan waktu untuk budidaya .
42. • Contoh integrasi pengelolaan hara nitrogen dan fosfat:
Kolam ikan dikembangkan juga Azolla sp., kolam
menghasilkan Azolla untuk pakan ikan dan bahan
pembuatan kompos. Azolla sp., merupakan tanaman
paku air yang menambat N2 udara menjadi N dalam
Anabaena azollae (simbionnya) kemudian menjadi N
dalam Azolla sp. Azolla memerlukan fosfat yang
diberikan dengan batuan fosfat alam, fosfat guano
(kotoran walet), ekstrak/fermentasi bonggol dan
batang pisang dengan bakteri pelarut fosfat. Air kolam
dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah- tanah
untuk budidaya tanaman sistem terpadu. tanaman-
ikan- ternak ayam.
43. • Pengetahuan integrasi system nutrisi ikan dan tanaman: Pakan ikan
mengandung asam amino esensial dalam pertanian terpadu. Ikan
memerlukan pakan dari karbohidrat, protein dan asam amino
esensial (aae), vitamin, mineral, dan asam lemak. Keperluan
tersebut dapat dipenuhi dari varian tanaman pakan misalnya
sayuran, bebijian, cacing tanah, moluska (keong), ikan teri atau sisa
ikan konsumsi di pasar atau di pelabuhan. Sayuran dan bebijian
terutama legume dapat dikembangkan sendiri pada lahan pertanian
terpadu dengan peruangan yang dapat didesain dengan baik dan
optimal. Perhatikan agar tidak terjadi persaingan sinar matahari dan
hara tanah dengan tanaman inti budidaya. Kita dapat
mengembangkan tanaman pangan utama, tanaman sayuran,
tanaman legume untuk ternak, tanaman kekayuan, tanaman
penyubur tanah, dan tanaman peragam agar menambah
keragaman hayati (diversity).