Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
ATLETIK II
1.
2. ATLETIK II
Oleh :
AGUNG WIJIANTO
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2013
3. Atletik yang biasanya disebut sebagai “ Mother of
Sport” terdiri dari : jalan, lari lompat dan lempar yang
menjadi inti sari dari semua cabang olahraga. Gerakan –
gerakannya adalah gerakan asli dan wajar dari gerakan
manusia. Oleh karena itu gerakan – gerakan tersebut
sangat penting dan tidak ternilai artinya bagi hidup dan
kehidupan manusia.
Didalam rangka peningkatan kesegaran jasmani
bangsa indonesia, dan khususnya untuk peningkatan
prestasi olahraga di indonesia atletik merupakan salah
satu olahraga dasar yang dapat menunjang tercapainya
tujuan tersebut. Oleh karena itu tehnik-tehnik dasar
olahraga atletik harus di tanamkan disekolah dengan
sebaik-baiknya.
Jalan cepat dan lari, adalah nomor-nomor atletik
yang selalu dilombakan dalam kejuaraan nasional, maupun
internasional.
Latar Belakang Masalah
4. Nomor-nomor atletik yang diperlombakan :
1.Jalan Cepat
2.lari jarak pendek : - lari sambung ( estafet , lari gawang
3.lari jarak menengah :
4.lari jarak jauh.
5.Marathon
6.Lompat : - lompat jauh
- lompat tinggi
- lompat jangkit
7. Tolak peluru
8. Lempar lembing
9. Lempar cakram
5. Berjalan adalah bergerak maju dengan
melangkah, yang dilakukan sedemikian rupa hingga
tanpa terputus hubungan dengan tanah. Jalan cepat 3 km,
5 km, 10 km, dan 20 km 10 km, 20 km, 30 km dan 50 km.
Atlet pejalan cepat memerlukan kekuatan dan
kesegaran jasmani dan akan memperoleh kecepatan luar
biasa melalui pengembangan bentuk gerak yang lebih
khusus. Pengembangan dan pencapaian kecepatan
berjalan, adalah tujuan utama lomba jalan cepat yang
dibedakan secara tegas dari jalan-santai sekedar untuk
enak-enakan.
6. a. Definisi Jalan
Cepat
Bergerak maju dengan melangkahkan kaki,
yang dilakukan sedemikian rupa hingga
hubungan dengan tanah tidak terputus.
b. Wasit Mereka selalu mengawasi dan men-cek kaki
depan yang harus berhubungan dengan tanah
sebelum kaki yang lain meninggalkan tanah, dan
kaki ini harus diluruskan minimal sesaat.
c. Diskualifikasi Apabila dua orang wasit ( salah satu wasit
kepala ) sependapat bahwa caranya jalan atlit
tersebut tidak sempurna dilakukan, atau tiga
orang wasit berpendapat hal yang sama.
7. e. Penyegar Dalam perlombaan jalan cepat 20 km atau lebih,
minimum penyegar akan disediakan sesudah 1 km
dan kemudian setiap
5 km.
d. Peringatan Apabila jalannya tidak menepati peraturan dan
tidak akan diberikan peringatan kedua. Seorang
atlet jalan cepat hanya akan diperingatkan satu
kali. Bila melakukan pelanggaran yang sama kedua
kali, dia langsung dikeluarkan, dila perlombaan
dilakukan di dalam stadion, jika perlombaan
dilakukan di jalan umum, atlet yang didiskualifikasi
harus segera menanggalkan nomor dada yang
dipakainya.
8. Yang dimaksud dengan lari jarak pendek
adalah semua nomor lari yang dilakukan
dengan kecepatan penuh ( sprint) atau
kecepatan maksimal, sepanjang jarak
yang harus ditempuh
Nomor yang dilombakan : 80 m, 100 m,
200 m, 400 m, 110 m, 400 m gawang, 4 x
100 m dan 4 x 400 lari sambung/estafet.
9. Start dan finish
Garis start dan finish suatu perlombaan
dinyatakan dengan garis putih selebar 5 cm
siku-siku dengan jalur-jalur lintasan.
Crouching start ( start jongkok/berlutut)
Aba-aba : 1. ”Bersedia” 2. ”Siaaap” 3.
“Ya”/pistol start ditembakkan ke atas.
Kesalahan 1 kali dalam melakukan
start/mendahului, peserta diberikan
peringatan 1 kali, kalau masih melanggar lalu
didiskualifikasi.
10.
11. Nomor yang dilombakan dalam lari estafet 4 x 100 m &
4 x 400 m.
Tongkat harus dipegang selama lomba, bila jatuh
harus diambil oleh atlet yang menjatuhkannya.
Tongkat harus diberikan di dalam daerah pergantian
tongkat.
Tongkat terbuat dari pipa halus berlubang tengah,
Terbuat dari kayu/metal dengan panjang max 30 cm &
min 28 cm, keliling antara 12-13 cm berat tidak boleh
kurang dari 50 gram.
12. Untuk menandai jarak tahapan lari dan
menunjukkan suatu batas, harus ditarik
garis melintang selebar 5 cm, garis ini juga
harus dibuat melintang pada 10 m sebelum
dan sesudah garis lari untuk menunjukkan
lokasi daerah pergantian tongkat dimana
harus terjadi pemberian.
13.
14.
15. Terdapat 3 jenis lari gawang : 100 m
gawang untuk putri, 110 m gawang untuk
putera dan 400 m gawang putra maupun
putri.
16. PERATURAN PERLOMBAAN LARI GAWANG
Pada setiap lintasan dipasang 10 gawang dengan
jaraknya :
Pada 100 meter dari start ke gawang I, 13 meter
Dari gawang I ke gawang II, dst, 8,50 meter.
Dari gawang X ke gawang finis, 10,50 meter.
Pada 110 meter dari start ke gawang I, 13,72 meter.
Dari gawang I ke gawang II, dst, 9,14 meter.
Dari gawang X ke fnis, 14,02 meter.
Pada 400 meter dari start ke gawang 1,45 meter.
Dari gawang ke I ke II, dst, 35 meter.
Dari gawang ke X ke garis finis, 40 meter
17. Nomor yang dilombakan 800 meter, 1500
meter, dan 3000 meter.
Peraturan perlombaan
1. Semua peraturan perlombaan lari untuk lari
jarak pendek berlaku pula untuk lari jarak
menengah dan jauh, kecuali untuk start.
2. Start dilakukan dalam 2 tahap yaitu :
“Bersedia” dan bila semua peserta sudah
tenang, aba-aba “ya” atau pistol start
ditembakkan.
18. Lari jarak jauh (5.000 m, 10.000 m )
Peraturan perlombaan
1. Semua peraturan perlombaan lari untuk lari jarak
pendek berlaku pula untuk lari jarak menengah dan
jauh, kecuali untuk start.
2. Start dilakukan dalam 2 tahap yaitu : “Bersedia” dan
bila semua peserta sudah tenang, aba-aba “ya” atau
pistol start ditembakkan.
19. Nomor yang dilombakan : ( 10 km,
42,195 km )
start dilakukan dengan menggunakan
start berdiri.
23. 1. Menyentuh tanah dibelakang garis tumpuan, dengan bagian
tubuh pelompat yang manapun, baik sewaktu mengambil awalan
maupun sewaktu melakukan lompatan.
2. Bertumpu dari samping balok tumpuan, baik dibelakang maupun
di depan garis tumpuan atau perpanjangannya.
3. Pada waktu mendarat, menyentuh tanah di luar daerah
pendaratan.
4. Sesudah melompat, berjalan kembali melalui daerah
pendaratan.
5. Mendarat dengan melakukan salto.
Semua lompatan harus di ukur dari tempat bekas pendaratan
di bak lompat terdekat ( yang dibuat oleh bagian tubuh
manapun ) yang ditarik tegak lurus ke garis tumpuan atau
perpanjangannya.
24. Merupakan salah satu nomor lompat
dalam cabang olahraga atletik. Dalam
lompat tinggi seorang pelompat akan
berusaha melompat keatas dengan
bertumpu pada satu kaki dengan sekuat-
kuatnya, agar ia dapat melayang keatas
melewati mistar dan mendarat di bak
lompat atau matras.
25. PERATURAN UMUM :
Urutan lomba lompat tinggi, diatur menurut undian.
Sebelum perlombaan dimulai, seorang juri akan
mengumumkan tinggi mistar pertama dan tingginya
kenaikan mistar. Seorang atlet boleh mulai
melompat pada ketinggian mistar yang dia inginkan
di atas tinggi mistar pertama. Tiga kegagalan
lompatan berturut-turut, si atlet dinyatakan tidak
berhak meneruskan perlombaan lagi. Dia gagal,
tolakan kaki pada lompat tinggi, harus dilakukan
oleh satu kaki.
26. Merupakan jenis lompatan yang sangat berat,
karena banyak sekali menuntut kekuatan
persendian lutut dan kaki serta pergelangan
kaki.
27. 1. Lintasan Lari Awalan
lari awalan lompat jangkit, boleh dilakukan pada lintasan yang
tidak terbatas panjangnya, tetapi disarankan minimal 40 meter.
2. Balok Tumpuan
Mirip ukuran balok tumpuan lompat jauh, balok harus diletakkan
minimal 11 meter dari Bak lompat pendaratan. Tetapi jarak ini
dapat dirubah disesuaikan dengan tingkat perlombaan maupun
penggunaannya.
3. Tempat Mendarat
Sama seperti bak lompat jauh.
4. Seorang pelompat disediakan giliran melompat selama 1 ¼ menit.
Hak melompat seorang atlet, sama seperti pada lompat jauh.
28. PERATURAN UMUM :
Urutan lomba untuk peserta tolak peluru, diatur
dengan cara undian/diundi. Apabila terdapat
peserta lebih dari 8 orang, tiap peserta diberi hak
melempar 3x, dan 8 peserta dengan hasil terbaik
diberi tambahan giliran melempar 3x lagi. Apabila
terjadi hasil sama pada posisi kedelapan, semua
peserta yang memiliki hasil sama itu, diberi hak
melempar 3x juga ( sampai ditemukan peserta
kedelapan yang mengikuti babak berikutnya ).
Apabila peserta hanya 8 orang atau kurang, tiap
peserta berhak melakukan 6x tolakan peluru.
29. PERATURAN PERLOMBAAN :
Urutan lomba semua peserta diatur serta diundi.
Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.
Lemparan yang syah, mata lembing harus menancap
atau menggores tanah di sektor lemparan. Lemparan
tidak syah, bila ia sewaktu melempar menyentuh
lengkung lemparan, atau garis 1,50 meter samping
atau menyentuh tanah di depan lengkung lemparan.
Sekali atlet mulai melempar, pelempar tidak boleh
memutar badan sepenuhnya, sehingga punggung
menghadap ke arah lengkung lemparan. Lemparan
harus dilakukan lewat diatas bahu.
30. PERATURAN UMUM :
Urutan lomba semua peserta ditentukan dengan cara diundi.
Batas giliran lempar seorang atlet adalah 1 ¼ menit. Bila
peserta lomba lebih dari 8 orang, masing-masing peserta
diberi 3x kesempatan melempar lagi 3x, bila peserta kurang
dari 8 orang, masing-masing peserta diberi hak melempar
6x.
Pelempar diperbolehkan menyentuh permukaan ( bagian )
dalam lingkaran besi, tetapi dilarang menginjak diatasnya
atau menyentuh bagian luar dari lingkaran dengan bagian
tubuh manapun, disaat suatu lemparan sedang berlangsung.
Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum
cakram jatuh ke tanah, dan dia harus meninggalkan lingkaran
sebelum cakram jatuh ke tanah, dan dia harus meninggalkan
lingkaran dari setengah lingkaran lemparan yang belakang.