SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
MODUL 10
GEOMETRIK JALAN REL
1. PENGANTAR
Yang di maksud geometri jalan rel adalah bentuk dan ukuran jalan rel, baik pada arah
memanjang maupun arah melebar yang meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal
dan lengkung vertical, peninggian rel, pelebaran sepur.
2. LEBAR SEPUR ( S )
S = r + 2.f + 2.c, dimana: S = lebar sepur ( mm )
r = jarak antara bagian terdalam roda ( mm )
f = tebal flens ( mm )
c = celah antara tepi dalam flens dengan kepala rel
( mm )
Lebar sepur yang digunakan di Indonesia adalah
1067 mm ( 3 feet 6 inches )
3. LENGKUNG HORIZONTAL
Pada saat kereta api berjalan melalui lengkung horizontal, timbul gaya sentrifugal ke arah luar
yang berakibat :
a. Rel luar mendapat tekanan yang lebih besar dibandingkan rel dalam.
b. Keausan rel luar akan lebih banyak dibandingkan dengan yang terjadi pada rel dalam
c. Bahaya teergulingnya kereta api.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 1
Untuk mencegah hal-hal diatas, maka lengkung horizontal perlu dibeeri peninggian pada rel
luarnya.
Terdapat 3 jenis lengkung horizontal :
1. Lengkung Lingkaran
Gambar 7.3 Kedudukan kereta/gerbong/lokomotif pada saat melalui lengkung horizontal.
R = jari – jari lengkung
D = dukungan komponen struktur rel
C = gaya sentrifugal
w = jarak antara kedua titik kontak antara roda dengan kepala rel.
G = berat kereta/gerbong/lokomotif
h = peninggian rel
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 2
Pada gambar diatas, untuk berbagai kecepatan, jari-jari minimum yang digunakan perlu ditinjau
dari dua kondisi, yaitu :
• Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat saja
• Gaya sentrifugal yang timbul C = ( m . V2
)/R dengan :
C = gaya sentrifugal
R = jari-jari lengkung lingkaran
V = kecepatan kereta api
m = massa ( G / g )
g = percepatan gravitasi = 9.81 m/detik2
Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan disain tikungan dengan memperhitungan
besarnya gaya sentrifugal yang terjadi, maka :
Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 3
Dimana :
V = kecepatan perancangan ( km/jam)
R = jari-jari lengkung horizontal ( m)
w = jarak antara kedua titik kontak roda dan rel ( 1120 mm)
h = peningian rel pada lengkung horizontal (mm)
g = percepatan gravitasi = 9.81 m/detik 2
8.8 x V2
8.8 x V2
didapat : h = -------------- sehingga, R = -----------------
R
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 4
• Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat dan kemampuan dukung
komponen struktur jalan rel
Kemampuan dukung struktur jalan rel yang dimaksud adalah kemampuan dukung total yang
dapat diberikan oleh komponen struktur jalan rel, yaitu rel, sambungan rel, penambat rel,
bantalan dan balas.
Besarnya dukungan komponen struktur jalan rel tergantung pada massa dan percepatan
sentrifugal, yaitu :
D = m . a a = percepatan sentrifugal, m = massa
Karena tan = h / w
Maka : karena V satuan km/jam maka diubah menjadi m/detik,
Sehingga :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 5
Besarnya percepatan sentrifugal ( a ) maksimum agar penumpang kereta api tetaap merasa
nyaman adalah 0,0478 . g , w jarak antara kedua titik kontak roda dan rel sebesar 1120m,
dengan penggunaan peninggian maksimum h maks sebesar 110m, maka :
4. Lengkung Lingkaran Tanpa Lengkung Transisi
h = 8,8(V2
/ R ) – 53,54
karena h = 0 ( tidak ada peninggian rel ), maka :
R = 0,164 V2
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 6
i. Lengkung Transisi
Untuk mengurangi pengaruh perubahan gaya sentrifugal sehingga penumpang
kereta api tidak terganggu kenyamanannya, dapat digunakan lengkung transisi
yang tergantung pada perubahan gaya sentrifugal tiap satuan waktu, kecepatan,
dan jari-jari lengkung lingkaran.
Gaya sentrifugal = m . a = V2
/ R
t = waktu yang diperlukan untuk melintasi lengkung transisi = L/V
L = panjang lengkung transisi
V = kecepatan kereta api
Sehingga :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 7
Panjang lengkung minimum transisi yang diperlukan ialah :
L h = 0,01 . h . V
Dengan :
Lh = panjang minimum lengkung transisi ( m )
h = peninggian rel pada lengkung lingkaran ( mm )
V = kecepatan perancangan ( km/jam )
R = jari-jari lengkung lingkaran ( m )
Salah satu bentuk lengkung transisi adalah cubic parabola
TS = titik pertemuan antara bagian lurus dengan lengkung transisi
SC = titik pertemuan antara lengkung transisi dengan lengkung lingkaran
p = L/2 – R . sin 
k = L – R . sin 
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 8
q = ( L2 / 6R ) + R . cos - R
dengan L adalah panjang lengkung peralihan ( Lh )
Lengkung transisi terbentuk parabola dari TS melalui A hingga titik SC, mulai SC
didapatkan lengkung lingkaran.
ii. Lengkung S
Pada dua lengkung dari suatu lintas yang berbeda arah lengkungnya terletak
bersambungan akan membentuk suatu lengkung membalik ( reverse curve )
dengan membentuk huruf S yang dikenal dengan lengkung S, dimana harus
diberi bagian lurus minimum 20m di luar lengkung transisi.
b. PERCEPATAN SENTRIFUGAL
Gaya sentrifugal adalah fungsi dari massa benda dan percepatan sentrifugal.
Percepatan sentrifugal adalah fungsi dari kecepatan dan jari-jari lengkung.
a = V2
/ R
percepatan sentrifugal yang timbul akan berpengaruh pada :
- Kenyamanan penumpang kereta api
- Tergesernya ( kea rah luar ) barang-barang di dalam kereta/gerbong/lokomotif dan
- Gaya sentrifugal yang berpengaruh pada keausan rel dan bahaya tergulingnya
kereta api.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 9
Untuk mengatasinya perlu dilakukan langkah-langkah :
- Pemilihan jari-jari lengkung horizontal ( R ) yang cukup besar
- Pembatasan kecepatan kereta api ( V )
- Peninggian rel sebelah luar
Percepatan sentrifugal maksimum a maks = 0,0478 . g
g = percepatan gravitasi ( m/detik2
)
c. PENINGGIAN REL
Terdapat 3 peninggian rel :
- Peninggian normal
- Peninggian minimum
- Peninggian maksimum
i. Peninggian Normal
Peninggian normal disesuaikan pada kondisi komponen jalan, rel tidak ikut
menahan gaya sentrifugal.
h normal = 5,95 V2
/ R
V = kecepatan rencana ( km/jam )
R = jari-jari lengkung horizontal ( m )
h normal = peninggian normal ( mm )
ii. Peninggian Minimum
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 10
Peninggian minimum berdasar pada kondisi gaya maksimum yang dapat ditahan
oleh komponen jalan rel dan kenyamanan penumpang kereta api.
h min = ( 8,8 V2
/ R ) – 53,54
iii. Peninggian Maksimum
Peninggian Maksimum ditentukan berdasarkan pada stabilitas kereta api pada
saat berhenti di bagian lengkung horizontal dengan pembatasan kemiringan
maksimum sebesar 10%.
Apabila di gunakan h = h maks = 110 mm, w = 1120 mm dan y untuk
kereta/gerbong/lokomotif yang digunakan di Indonesia = 1700 mm, maka
SF = 3,35 SF = w2
/ ( h . 2 . y )
iv. Penggunaan Peninggian Rel
Dalam pelaksanaannya, peninggian rel dilakukan dengan cara meninggikan rel
luar, bukan menurunkan rel dalam.
Peninggian rel dicapai dan dihilangkan tidak mendadak tetapi berangsur-angssur
sepanjang lengkung transisi. Pada keadaan lengkung horizontal tanpa lengkung
transisi, peniggian rel dicapai dan dihilangkan berangsur-angsur sepanjang suatu
“panjang transisi” dengan batasan panjang minimum yang pada dasarnya dapat
dihitung dengan :
Ph = 0,01 . h . v
Ph = panjang minimum “panjang transisi” ( m )
h = peninggian rel pada lengkung lingkaran ( mm 0
V = kecepatan perancangan ( km/jam )
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 11
d. PERLEBARAN SEPUR
Analisis perlebaran sepur didasarkan pada kereta/geerbong yang menggunakan dua
gandar yaitu gandar depan dan gandar belakang merupakan satu kesatuan yang teguh
sehingga disebut gandar teguh ( rigid wheel base ) karena merupakan kesatuan maka
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 12
gandar belakang akan tetap sejajar dengan gandar depan, sehingga pada waktu kereta
dengan gandar teguh melalui suatu lengkung, akan terdapat 4 kemungkinan posisi :
- Posisi 1 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang pada posisi bebas di
antara rel dalam dan rel luar. Posisi ini disebut Jalan bebas.
- Posisi 2 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang menempel pada rel
dalam tetapi tidak menekan, dan gandar belakang posisinya radial terhadap pusat
lengkung horizontal
- Posisi 3 : gandar depan menempel pada rel luar, gandar belakang menempel dan
menekan rel dalam. Baik gandar depan maupun gandar belakang tidak pada posisi
radial terhadap pusat lengkung horizontal
- Posisi 4 : gandar depan dan gandar belakang menempel pada rel luar. Posisi ini
dapat terjadi pada kereta/gerbong dengan kecepatan yang tinggi. Posisi 4 ini
disebut Jalan Tali Busur.
Gaya tekan yang timbul akibat terjepitnya roda kereta/gerbong akan
mengakibatkan keausan rel dan roda menjadi lebih cepat. Untuk menguranginya
maka perlu perlebaran sepur yang ukurannya dipengaruhi oleh :
- Jari-jari lengkung horizontal
- Jarak gandar depan dan belakang pada gandar teguh
- Kondisi keausan roda kereta dan rel
Ukuran perlebaran sepur di Indonesia
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 13
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 14

Contenu connexe

Tendances

92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
Jalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnya
Jalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnyaJalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnya
Jalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnyaMuslim Muslimin
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanHendra Supriyanto
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Modul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
Modul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuModul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
Modul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPGHybrid1
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMOSES HADUN
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasiWSKT
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANMira Pemayun
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1Jaka Jaka
 
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxFakhriWahidSanjaya
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasbangkit bayu
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-iiHaqie Sipil
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanAli Asnan
 

Tendances (20)

92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Jalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnya
Jalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnyaJalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnya
Jalan rel, pengelompokan dan dimensi ruangnya
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunan
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Modul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
Modul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuModul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
Modul TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
 
Metode cross
Metode crossMetode cross
Metode cross
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 

En vedette

Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1gede sancita
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Betonnoussevarenna
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaiYusron Dwi Mangestika
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian betongede sancita
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunanagusalrassed
 
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)noussevarenna
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonFeryanto Berutu
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangReski Aprilia
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode acinoussevarenna
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...caturprasetyo11tgb1
 
Uji kuat&point load test
Uji kuat&point load testUji kuat&point load test
Uji kuat&point load testhamdi101996
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempaRie Aizawa
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...Mira Pemayun
 
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONPENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONOmer Kanan
 

En vedette (20)

Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1
 
Bismillah
BismillahBismillah
Bismillah
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian beton
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
 
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
 
Uji kuat&point load test
Uji kuat&point load testUji kuat&point load test
Uji kuat&point load test
 
Hammer test report
Hammer test reportHammer test report
Hammer test report
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
 
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONPENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
 

Similaire à Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel

OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...Megadwi14
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanDeri
 
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptxKuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptxFerdianoYogi
 
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Relnhanif336
 
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANAKONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANAKailifa Azzahra
 
Rumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkarRumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkarAde Hidayat
 
Transmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraanTransmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraanjunita asih
 
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdf
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdf(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdf
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdfPrizmaAdi
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfAnanto6
 

Similaire à Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel (20)

OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OKSlide-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
 
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalan
 
stasiun(1).pptx
stasiun(1).pptxstasiun(1).pptx
stasiun(1).pptx
 
REL.ppt
REL.pptREL.ppt
REL.ppt
 
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptxKuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
 
Jalan tambang
Jalan tambangJalan tambang
Jalan tambang
 
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Rel
 
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANAKONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
KONSEP DASAR IPA LANJUT PESAWAT SEDERHANA
 
Rumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkarRumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkar
 
Shaft plumbing
Shaft plumbingShaft plumbing
Shaft plumbing
 
Transmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraanTransmisi manual pada kendaraan
Transmisi manual pada kendaraan
 
459 1613-1-pb
459 1613-1-pb459 1613-1-pb
459 1613-1-pb
 
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdf
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdf(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdf
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdf
 
206 id
206 id206 id
206 id
 
37 53-1-pb
37 53-1-pb37 53-1-pb
37 53-1-pb
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
 
Mrll ruas jalan
Mrll ruas jalanMrll ruas jalan
Mrll ruas jalan
 

Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel

  • 1. MODUL 10 GEOMETRIK JALAN REL 1. PENGANTAR Yang di maksud geometri jalan rel adalah bentuk dan ukuran jalan rel, baik pada arah memanjang maupun arah melebar yang meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan lengkung vertical, peninggian rel, pelebaran sepur. 2. LEBAR SEPUR ( S ) S = r + 2.f + 2.c, dimana: S = lebar sepur ( mm ) r = jarak antara bagian terdalam roda ( mm ) f = tebal flens ( mm ) c = celah antara tepi dalam flens dengan kepala rel ( mm ) Lebar sepur yang digunakan di Indonesia adalah 1067 mm ( 3 feet 6 inches ) 3. LENGKUNG HORIZONTAL Pada saat kereta api berjalan melalui lengkung horizontal, timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang berakibat : a. Rel luar mendapat tekanan yang lebih besar dibandingkan rel dalam. b. Keausan rel luar akan lebih banyak dibandingkan dengan yang terjadi pada rel dalam c. Bahaya teergulingnya kereta api. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 1
  • 2. Untuk mencegah hal-hal diatas, maka lengkung horizontal perlu dibeeri peninggian pada rel luarnya. Terdapat 3 jenis lengkung horizontal : 1. Lengkung Lingkaran Gambar 7.3 Kedudukan kereta/gerbong/lokomotif pada saat melalui lengkung horizontal. R = jari – jari lengkung D = dukungan komponen struktur rel C = gaya sentrifugal w = jarak antara kedua titik kontak antara roda dengan kepala rel. G = berat kereta/gerbong/lokomotif h = peninggian rel PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 2
  • 3. Pada gambar diatas, untuk berbagai kecepatan, jari-jari minimum yang digunakan perlu ditinjau dari dua kondisi, yaitu : • Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat saja • Gaya sentrifugal yang timbul C = ( m . V2 )/R dengan : C = gaya sentrifugal R = jari-jari lengkung lingkaran V = kecepatan kereta api m = massa ( G / g ) g = percepatan gravitasi = 9.81 m/detik2 Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan disain tikungan dengan memperhitungan besarnya gaya sentrifugal yang terjadi, maka : Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat : PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 3
  • 4. Dimana : V = kecepatan perancangan ( km/jam) R = jari-jari lengkung horizontal ( m) w = jarak antara kedua titik kontak roda dan rel ( 1120 mm) h = peningian rel pada lengkung horizontal (mm) g = percepatan gravitasi = 9.81 m/detik 2 8.8 x V2 8.8 x V2 didapat : h = -------------- sehingga, R = ----------------- R PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 4
  • 5. • Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh gaya berat dan kemampuan dukung komponen struktur jalan rel Kemampuan dukung struktur jalan rel yang dimaksud adalah kemampuan dukung total yang dapat diberikan oleh komponen struktur jalan rel, yaitu rel, sambungan rel, penambat rel, bantalan dan balas. Besarnya dukungan komponen struktur jalan rel tergantung pada massa dan percepatan sentrifugal, yaitu : D = m . a a = percepatan sentrifugal, m = massa Karena tan = h / w Maka : karena V satuan km/jam maka diubah menjadi m/detik, Sehingga : PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 5
  • 6. Besarnya percepatan sentrifugal ( a ) maksimum agar penumpang kereta api tetaap merasa nyaman adalah 0,0478 . g , w jarak antara kedua titik kontak roda dan rel sebesar 1120m, dengan penggunaan peninggian maksimum h maks sebesar 110m, maka : 4. Lengkung Lingkaran Tanpa Lengkung Transisi h = 8,8(V2 / R ) – 53,54 karena h = 0 ( tidak ada peninggian rel ), maka : R = 0,164 V2 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 6
  • 7. i. Lengkung Transisi Untuk mengurangi pengaruh perubahan gaya sentrifugal sehingga penumpang kereta api tidak terganggu kenyamanannya, dapat digunakan lengkung transisi yang tergantung pada perubahan gaya sentrifugal tiap satuan waktu, kecepatan, dan jari-jari lengkung lingkaran. Gaya sentrifugal = m . a = V2 / R t = waktu yang diperlukan untuk melintasi lengkung transisi = L/V L = panjang lengkung transisi V = kecepatan kereta api Sehingga : PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 7
  • 8. Panjang lengkung minimum transisi yang diperlukan ialah : L h = 0,01 . h . V Dengan : Lh = panjang minimum lengkung transisi ( m ) h = peninggian rel pada lengkung lingkaran ( mm ) V = kecepatan perancangan ( km/jam ) R = jari-jari lengkung lingkaran ( m ) Salah satu bentuk lengkung transisi adalah cubic parabola TS = titik pertemuan antara bagian lurus dengan lengkung transisi SC = titik pertemuan antara lengkung transisi dengan lengkung lingkaran p = L/2 – R . sin  k = L – R . sin  PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 8
  • 9. q = ( L2 / 6R ) + R . cos - R dengan L adalah panjang lengkung peralihan ( Lh ) Lengkung transisi terbentuk parabola dari TS melalui A hingga titik SC, mulai SC didapatkan lengkung lingkaran. ii. Lengkung S Pada dua lengkung dari suatu lintas yang berbeda arah lengkungnya terletak bersambungan akan membentuk suatu lengkung membalik ( reverse curve ) dengan membentuk huruf S yang dikenal dengan lengkung S, dimana harus diberi bagian lurus minimum 20m di luar lengkung transisi. b. PERCEPATAN SENTRIFUGAL Gaya sentrifugal adalah fungsi dari massa benda dan percepatan sentrifugal. Percepatan sentrifugal adalah fungsi dari kecepatan dan jari-jari lengkung. a = V2 / R percepatan sentrifugal yang timbul akan berpengaruh pada : - Kenyamanan penumpang kereta api - Tergesernya ( kea rah luar ) barang-barang di dalam kereta/gerbong/lokomotif dan - Gaya sentrifugal yang berpengaruh pada keausan rel dan bahaya tergulingnya kereta api. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 9
  • 10. Untuk mengatasinya perlu dilakukan langkah-langkah : - Pemilihan jari-jari lengkung horizontal ( R ) yang cukup besar - Pembatasan kecepatan kereta api ( V ) - Peninggian rel sebelah luar Percepatan sentrifugal maksimum a maks = 0,0478 . g g = percepatan gravitasi ( m/detik2 ) c. PENINGGIAN REL Terdapat 3 peninggian rel : - Peninggian normal - Peninggian minimum - Peninggian maksimum i. Peninggian Normal Peninggian normal disesuaikan pada kondisi komponen jalan, rel tidak ikut menahan gaya sentrifugal. h normal = 5,95 V2 / R V = kecepatan rencana ( km/jam ) R = jari-jari lengkung horizontal ( m ) h normal = peninggian normal ( mm ) ii. Peninggian Minimum PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 10
  • 11. Peninggian minimum berdasar pada kondisi gaya maksimum yang dapat ditahan oleh komponen jalan rel dan kenyamanan penumpang kereta api. h min = ( 8,8 V2 / R ) – 53,54 iii. Peninggian Maksimum Peninggian Maksimum ditentukan berdasarkan pada stabilitas kereta api pada saat berhenti di bagian lengkung horizontal dengan pembatasan kemiringan maksimum sebesar 10%. Apabila di gunakan h = h maks = 110 mm, w = 1120 mm dan y untuk kereta/gerbong/lokomotif yang digunakan di Indonesia = 1700 mm, maka SF = 3,35 SF = w2 / ( h . 2 . y ) iv. Penggunaan Peninggian Rel Dalam pelaksanaannya, peninggian rel dilakukan dengan cara meninggikan rel luar, bukan menurunkan rel dalam. Peninggian rel dicapai dan dihilangkan tidak mendadak tetapi berangsur-angssur sepanjang lengkung transisi. Pada keadaan lengkung horizontal tanpa lengkung transisi, peniggian rel dicapai dan dihilangkan berangsur-angsur sepanjang suatu “panjang transisi” dengan batasan panjang minimum yang pada dasarnya dapat dihitung dengan : Ph = 0,01 . h . v Ph = panjang minimum “panjang transisi” ( m ) h = peninggian rel pada lengkung lingkaran ( mm 0 V = kecepatan perancangan ( km/jam ) PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 11
  • 12. d. PERLEBARAN SEPUR Analisis perlebaran sepur didasarkan pada kereta/geerbong yang menggunakan dua gandar yaitu gandar depan dan gandar belakang merupakan satu kesatuan yang teguh sehingga disebut gandar teguh ( rigid wheel base ) karena merupakan kesatuan maka PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 12
  • 13. gandar belakang akan tetap sejajar dengan gandar depan, sehingga pada waktu kereta dengan gandar teguh melalui suatu lengkung, akan terdapat 4 kemungkinan posisi : - Posisi 1 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang pada posisi bebas di antara rel dalam dan rel luar. Posisi ini disebut Jalan bebas. - Posisi 2 : gandar depan mencapai rel luar, gandar belakang menempel pada rel dalam tetapi tidak menekan, dan gandar belakang posisinya radial terhadap pusat lengkung horizontal - Posisi 3 : gandar depan menempel pada rel luar, gandar belakang menempel dan menekan rel dalam. Baik gandar depan maupun gandar belakang tidak pada posisi radial terhadap pusat lengkung horizontal - Posisi 4 : gandar depan dan gandar belakang menempel pada rel luar. Posisi ini dapat terjadi pada kereta/gerbong dengan kecepatan yang tinggi. Posisi 4 ini disebut Jalan Tali Busur. Gaya tekan yang timbul akibat terjepitnya roda kereta/gerbong akan mengakibatkan keausan rel dan roda menjadi lebih cepat. Untuk menguranginya maka perlu perlebaran sepur yang ukurannya dipengaruhi oleh : - Jari-jari lengkung horizontal - Jarak gandar depan dan belakang pada gandar teguh - Kondisi keausan roda kereta dan rel Ukuran perlebaran sepur di Indonesia PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 13
  • 14. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Alizar, MT JALAN REL 14